Pemerintah Kabupaten Karawang
Pemerintah Kabupaten Karawang
Pemerintah Kabupaten Karawang
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KARAWANG KULON
Alamat Jalan Kertabumi No. 14 Karawang Barat telp. (0267)410765 Kode Pos 41321
E-mail : [email protected]
I. PENDAHULUAN
Program perbaikan gizi masyarakat telah berjalan puluhan tahun, namun permasalahan gizi
masih cukup kompleks dan terjadi di setiap siklus kehidupan, sejak kandungan (janin) hingga usia
lanjut. Permasalahan ini berada pada satu sisi, sementara pada sisi yang lain masyarakat
membutuhkan pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu. Menurut Roesli (2008), untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu, maka salah satu tujuan pembangunan
adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan
perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang masih perlu ditangani antara
lain : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi Kurang energi protein (KEP )
dan kekurangan Vitamin A (KVA). Salah satu penyebab yang melatar belakangi timbulnya masalah
tersebut adalah masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan gizi dan prilaku gizi yang kurang
baik dan benar guna menunjang upaya perbaikan status gizi masyarakat
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan konseling gizi pada pasien dan keluarga
b. Membina dan mengarahkan pasien dalam menghadapi permasalahan gizi guna mengatasi
masalah gizi yang dihadapinya
c. Memanfaatkan konseling gizi secara optimal baik didalam gedung maupun luar gedung
d. Memantau perkembangan masalah gizi yang sedang dihadapi baik perorangan maupun
kelompok
e. Melaksanakan edukasi gizi/ pendidikan gizi untuk mendorong perubahan prilaku
masyarakat
VI. SASARAN
a. Bayi – balita
b. Murit TK/ Paud
c. Ibu hamil
d. Murid SD/MIS
e. Kader posyandu
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan,
dengan pelaporan hasil- hasil yang dicapai pada bulan tersebut
A. PENDAHULUAN
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan.
Angka kematian ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan meliputi angka kematian ibu, dimana target tahun 2019 berkurang sampai ¾ resiko dari
kematian ibu.kematian ibu bisa dikurangi dengan cara pemantauan ANC secara rutin disetiap posyandu
oleh bidan desa yang bertanggung jawab di desa tersebut. Pemeriksaan ibu hamil di posyandu selain
ANC juga dilaksanakan pengukuran Lila, tinggi bdan,berat badan yang guna nya untuk mengetahui
faktor resiko yang mungkin terjadi selama kehamilan sampai melahirkan.
B. LATAR BELAKANG
Sebagian ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya sejak awal kehamilan, sehingga
banyak ibu hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi.
C. TUJUAN
Didapatkan status ibu hamil resiko tinggi
Didapatkannya pelayanan yang lebih spesifik terhadap ibu hamil resti
Kunjungan rumah oleh bumil yang tak memeriksakan kehamilannya dilakukan oleh bidan
desa,pemegang wilayah setempat.
F. SASARAN
Semua ibu hamil di wilayah desa masing-masing yang berada di wilayah kerja Puskemas
Kerawang Kulon.
J. ANGGARAN BIAYA
Dana BOK
K. PENUTUP
Demikianlah laporan pemantauan ibu hamil resiko tinggi ini dibuat sebagai laporan pelaksanaan
kegiatan pemantauan ibu hamil di wilayah puskesmas Kerawang Kulon tahun 2019.
KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM SECARA TES INSPEKSI VISUAL DENGAN
ASAM ASETAT (IVA)
A. PENDAHULUAN
Pada saat ini Indonesia berada pada kondisi transisi epidemiologi, jumlah kasus penyakit menular
belum menurun seperti yang di harapkan,penyakit-penyakit tidak menular mulai meningkat jumlah
kasus setiap tahunnya.
B. LATAR BELAKANG
Kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan jumlah kasus
tertinggi di bandingkan dengan jumlah kasus kanker yang lainnya. Kedua kanker tersebut dapat dicegah
dengan deteksi dini.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut di Puskesmas Ngawen melaksanakan pemeriksaan
kanker payudara dan Inspeksi Visual leher rahim menggunakan Asam Asetat (IVA).
Salah satu upaya untuk dapat melaksanakan kegiatan deteksi dini perlu tenaga yang sudah terlatih
salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana, dimana sumberdaya manusia yang
sangat mendukung adalah tenaga kesehatan yang sudah terlatih yang ada di Puskesmas.
Dengan demikian maka perlu di buat kerangka acuan untuk pelaksanaan pemeriksaan kanker
payudara dan Inspeksi Visual leher rahim menggunakan Asam Asetat (IVA). Kerangka acuan ini
berfokus pada pemeriksaan kanker payudara dan Inspeksi Visual leher rahim menggunakan Asam
Asetat (IVA) di UPT Puskesmas Ngawen.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan untuk melaksanakan pemeriksaan deteksi dini terhadap kasus kanker payudara dan
kasus Kanker leher rahim dengan cara Inspeksi Visual leher rahim menggunakan Asam Asetat
(IVA), di UPT Puskesmas Ngawen.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk Deteksi dini terhadap kasus Kanker payudara
b) Untuk Deteksi dini terhadap kasus Kanker leher rahim
viii. Larutkan cairan asam asetat (3-5%) ( cuka putih dapat di gunakan)
ix. Larutan clorin 0,5% untuk dekontaminasi peralatan dan sarung tangan
9) Petugas memeriksa tes IVA dan menklasifikasikan hasil Tes IVA :
i. Hasil tes – positif : temuan klinis plak putih yang tebal atau epitel
acetowhite,biasanya dekat SCJ
ii. Hasil tes – negative : Temuan klinis permukaan polos dan
halus,berwarna merah jambu,ektropion,polip,servisitis,inflamasi,kista
nabotian.
iii. Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus
10) Petugas memberitahu pada Klien tentang hasil periksaan
11) Petugas memberikan terapi menulis obat di resep bagi yang perlu di beri
pengobatan .
12) Petugas merujuk Klien yang perlu di rujuk.
13) Petugas mempersilahkan Klien untuk pulang.
14) Mendokumentasikan,Pencatatan dan pelaporan.
F. SASARAN
1. Wanita yang kondisi tidak hamil.
2. Wanita yang sudah menikah /wanita yang sudah pernah menikah / wanita yang sudah pernah
melakukan hubungan suami isteri umur 30-50 tahun.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem
nilai dan orientasi dalam masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat mulai menuntut
pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu. Dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, maka fungsi puskesmas sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dasar secara bertahap terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien
serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hal itu, maka
peningkatan mutu pelayanan kesehatan puskesmas perlu dilakukan.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mempertahankan status
kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan imunisasi sebagai tindakan preventif. Upaya
imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective dan telah
diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan program ini Indonesia dinyatakan
bebas penyakit cacar sejak tahun 1974. Selain itu dengan telah diperluasnya program imunisasi
menjadi Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian
akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sudah dapat ditekan. Menurut
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi merupakan salah satu
upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan
prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Millennium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka
kematian pada anak.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population immunity
(kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I dapat dibasmi, dieliminasi, atau
dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi dapat
semakin efektif, bermutu dan efisien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum program imunisasi adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan dan
kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 90% secara merata pada bayi di seluruh desa/kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Kintamani I.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per
1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
c. Capaian Global eradikasi polio pada tahun 2018.
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2019 dan pengendalian penyakit rubella
2020.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis
(safety injection practise and waste disposal management).
II. Kegiatan
IV. Sasaran
Sasaran dari program imunisasi adalah bayi, batita, anak usia sekolah tingkat dasar, ibu hamil dan
WUS
KERANGKA ACUAN
PROGRAM LANSIA
I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi
Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya
hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil, merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan
sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam
mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di
bidang kesehatan dan keperawatan.
Kecenderungan meningkatnya Lansia yang tinggal di perkotaan bisa jadi disebabkan bahwa tidak
banyak perbedaan antara rural dan urban. Karena pemusatan penduduk di suatu wilayah
dapat menyebabkan dan membentuk wilayah urban. pada tahun 2020 ada kecenderungan
jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang
saat ini sudah banyak mengarah menuju kota, mereka itu nantinya sudah tidak tertarik kembali ke
desa lagi, karena saudara, keluarga dan bahkan teman-teman tidak banyak lagi yang berada di
desa. Sumber penghidupan dari pertanian sudah kurang menarik lagi bagi mereka, hal ini juga
karena pada umumnya penduduk desa yang pergi mencari penghidupan di kota, pada umumnya
tidak mempunyai lahan pertanian untuk digarap sebagai sumber penghidupan keluarganya.
lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun
penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah
usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan usia lanjut setempat.
Oleh sebab itu, untuk mendukung lansia di wilayah Kebayoran Lama di perlukan langkah-langkah
edukasi, antara lain melalui Pelatihan (pembinaan & pemantauan kesehatan) lansia di wilayah
Kerawang Kulon.
Mengacu pada visi misi dan budaya kerja Puskesmas Kerawang Kulon yaitu :
1. Visi
Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama menjadi pusat pelayanan kesehatan yang
profesional dan menjadi pilihan utama dalam mengatasi masalah kesehatan.
2. Misi
a) Memberdayakan sumber daya manusia di puskesmas dan masyarakat
b) Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
c) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna kepada seluruh
lapisan masyarakat
d) Menggalang kemitraan dengan institusi dan lembaga terkait
e) Menjalankan fungsi sosial puskesmas
3. Nilai-Nilai Organisasi
O : Orientasi ke depan
K : Kerjasama
E : Empati Penuh Dedikasi
2. Pelaporan
Penanggung jawab lansia melaporkan kegiatan kepada Kasatpel dengan tembusan kepada
Kepala Puskesmas.
IV. TUJUAN :
A. TUJUAN UMUM :
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya
dalam strata kemasyarakatan.
B. TUJUAN KHUSUS :
1. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.
2. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam
menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
3. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
V. KEGIATAN IDENTIFIKASI :
A. Cara melaksanakan kegiatan :
Pertemuan Lansia
B. Sasaran :
Sasaran Langsung :
Kelompok usia menjelang usia lanjut (45 – 54 tahun) atau dalam virilitas dalam keluarga
dan masyarakat luas.
Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55 – 64 tahun).
Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (> 65 tahun).
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi ( > 70 tahun).
Sasaran tidak langsung :
Keluarga dimana usia lanjut berada.
Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
Masyarakat luas.
C. Rincian Kegiatan :
Cara
Kegiatan Rincian
Sasaran Umum Melaksanakan Hasil
Pokok Kegiatan
Kegiatan
Program 1. Pembinaan Pembuatan Pertemuan Didapat angket kebutuhan dan
Lansia lansia Angket survey antara Kasatpel harapan masyarakat
2. Senam kebutuhan dan UKM dan PJ
Lansia harapan lansia untuk
3. Pembinaan masyarakat membahas
Posyandu terhadap pembuatan
4. Pemantauan program lansia angket
Lansia Resti ebutuhan dan
harapan
masyarakat
Penyebaran Koordinasi Angket tersebar, dan terkumpul
Angket dengan lintas kembali telah terisi oleh sasaran
program dan
lintas sektor
untuk
menyebar
angket kepada
sasaran
Analisa Angket Melakukan Didapat analisa kebutuhan dan
analisa angket harapan masyarakat terhadap
kebutuhan dan program lansia
harapan
masyarakat
Rencana Penyusun PJ Lansia dan Didapat Rencana Pelaksanaan
Kegiatan rencana Kasatpel UKM Kegiatan Program Lansia yang terdiri
Program Lansia kegiatan melakukan dari:
program Lansia pembahasan 1. Pembinaan Lansia
pembuatan a. Persiapan
rencana b. Pertemuan
kegiatan 2. Senam Lansia
program Lansia a. Menentukan jadwal
b. Pelaksanaan senam
3. Pembinaan Posyandu Lansia
a. Koordinasi
b. Jadwal dgn kader
c. Pemeriksaan lansia
4. Pemantauan Lansia Resti
a. Koordinasi linpro untuk
mendapatkan data lansia resti
b. Kunjungan lansia resti
D. Pelaksana Kegiatan :
1. Penanggung jawab program Lansia
2. Pelaksana lansia
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN LANSIA RISTI
A. Pendahuluan :
Semakin majunya peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi terutama dalam bidang kesehatan
memberikan dampak terhadap peningkatan usia harapan hidup.peningkatan usia harapan hidup
terutama kualitas usia lanjut tidak diikuti oleh peningkatan kualitas kehidupannya. Lansia sering
dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi sesungguhnya lansia memiliki peran yang berarti bagi
masyarakat. Lansia memiliki penalaran moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia memiliki
semacam gairah yang tinggi karena secara alami, manusia akan cenderung memanfaatkan masa-masa
akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru mempermudah kita
untuk membina moral anak-anak.
B. Latarbelakang :
Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang, sedangkan
lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang. Wujud dari usaha pemerintah ini adalah
dicanangkannya pelayanan bagi lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat
masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita
perlukan, dimana posyandu lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada
lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat.
C. Tujuan :
Tujuan Umum:
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut sebagai bagian proses deteksi dini dan
peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit lansia agar mencapai masa tua yang bahagia dan
berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina kesehatan diri sendiri.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menyadari dan menghayati
kesehatan usia lanjut secara optimal
c. Meningkatkan jenis jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut d. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan usia lanjut.
D. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan
a. Pendataan data dasar umur usila
1) Pendataan pra usila tahun
2) Pendataan Lansia tahun
3) Pendataan Lansia dengan factor resiko >70 tahun.
b. Pelayanan di Posyandu Lansia
1) Pengukuran Berat Badan,Tinggi Badan,ital sign
2) Senam Lansia
3) Penyuluhan Kesehatan pada Lansia
4) Pemeriksaan Umum
5) Pemeriksaan Laborat
6) Konsultasi gizi
c. Kunjungan rumah pra Lansia dan Lansia denganfaktor Resiko Home visite
d. Refreshing Kader Lansia
1) Bimbingan tehnis posyandu Lansia
2) Monitoring dan Evaluasi Posyandu Lansia
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
F. Sasaran
G. Jadwal Kegiatan
H. Pembiayaan
Sumber Anggaran
Nama Kegiatan Keterangan
BOK APBD INTEGRASI
Pendataan umur Usila ^ 1 X 12 Desa
Pelayanan di Posyandu
^ ^ 10 x 12 Desa
Lansia
Kunjungan rumah pra
^ ^ 2 x 12 Desa
Lansia dan Lansia resti
Refreshing Kader Lansia 1 kali pada akhir
^ ^
tahun
I. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan sebulan sekali oleh penanggung jawab UKM.Pelaksana program membuat
laporan hasil kegiatan setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke penanggung jawab UKM.
b. Laporan yang berbentuk bimbingan teknis/refresing terdiri dari undangan,daftar hadir dan laporan
hasil.
c. Laporan yang berbentuk kunjungan terdiri dari register kunjungan dan direkap dalam bentuk
laporan bulanan, lapor ke Dinas kesehatan setiap bulan dan dievaluasi setiap bulan
c. Tata Nilai
Tata nilai budaya di Puskesmas Kerawang Kulon adalah SMILE, yaitu :
1. Semangat : tidak mudah putus asa, inovatif, inisiatif
2. Mandiri : Mengetahui dan melaksanakan tugas dengan baik, tidak bergantung atasan, bersikap
dewasa
3. Integritas : Jujur, keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan benar
4. Loyalitas : Kepatuhan terhadap aturan yang ada
5. Empaty : Kepedulian ikut merassakan apa yang dirasakan pasien
reproduksi remaja dan tumbuh kembang remaja 3). Memberikan penyuluhan kesehatan tentang
Narkoba, HIV/ AIDS dan Infeksi Menular Seksual / IMS 4). Memberi penyuluhan dan konsultasi gizi
remaja.
b. KIE Kesehatan dan peningkatan partisipasi konselor sebaya 1). Pelatihan Konselor sebaya
c. Pembinaan remaja Masjid/ Karang Taruna
1) Memberikan penyuluhan kesehatan tentang Narkoba
2) Memberikan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS
3) Memberikan penyuluhan kesehatan tentangInfeksi Menular Seksual / IMS
4) Memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan tumbuh kembang remaja
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
L. Sasaran
M. Jadwal Kegiatan
N. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi Kegiatan dilakukan setiap sebulan sekali oleh penanggung jawab UKM Pelaksana Program
membuat Laporan Hasil Kegiatan setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke penanggung jawab
UKM.
c. Laporan yang berbentuk pemeriksaan dan konseling terdiri dari register kunjungan dan direkap
dalam bentuk laporan bulanan,lapor ke Dinas kesehatan setiap bulan dan dievaluasi setiap bulan
Q. Tata Nilai
Tata nilai budaya di Puskesmas Kerawang Kulon adalah SMILE, yaitu :
1. Semangat : tidak mudah putus asa, inovatif, inisiatif
2. Mandiri : Mengetahui dan melaksanakan tugas dengan baik, tidak bergantung atasan, bersikap
dewasa
3. Integritas : Jujur, keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan benar
4. Loyalitas : Kepatuhan terhadap aturan yang ada
5. Empaty : Kepedulian ikut merassakan apa yang dirasakan pasien
A. PENDAHULUAN
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Usia harapan hidup di Indonesia
meningkat dari 68,6 tahun (2004) menjadi 69,8 tahun (2010) menurut BPS. Pada tahun 2014
berdasarkan data susenas mencapai 20,24 juta jiwa (8,03% dari total penduduk). Indonesia termasuk 5
besar dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Lansia dengan kondisi sehat di Indonesia tidak sampai 2
persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak,
stroke, jantung, gangguan mental emosional, dan diabetes.
Pembinaan kesehatan lansia merupaka salah satu kegiatan yang terus menerus digalakan untuk
mewujudkan lansia sejahtera,bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat
sekitarnya, hal ini merupakan suatu upaya menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan
rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada peningkatan usia harapan hidup.
B. LATAR BELAKANG
Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan menjadi seorang
yang lemah dan renta yang di akibatkan karena berkurangnya sebagian besar cadangan sistem
fisiologis, dan meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian. Menurut data dari
biro pusat statistik (2012), di Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke atas (lanjut usia) menurut
kab/kota dengan keadaan kesehatan cukup sebesar 15.454.360, dengan keadaan kesehatan baik 39 %,
keadaan kesehatan cukup besar 43 % dan dengan keadaan kesehatan kurang sebesar 18 %. Sejak tahun
2010 penyakit tidak menular menjadi penyebab terbesar kematian dan kecatatan stroke, kecelakaan,
jantung, kanker, diabetes). Tanpa upaya yang kuat tren penyakit tidak menular ke depan masih terjadi.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan
mengatasi kesehatan usia lanjut
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Kesehatan keluarga adalah kesehatan kelompok individu yang terkait dalam satu kesatuan
biologik-psikologik-sosial budaya, mencakup segi kesehatan jasmani, rohani dan sosial.
b. Kesehatan usia lanjut adalah kesehatan mereka yang berusia 60 tahun atau lebih baik jasmani,
rohani maupun sosialnya.
c. Usia prasenilis/virilitas adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun .
d. Usia lanjut risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih, atau seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
B. Sasaran Program
1. Sasaran Langsung
· Kelompok Pra lansia (umur 45-59)
· Kelompok usia lanjut (60-69)
· Kelompok usia lanjut resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan.
2. Sasaran Tidak Langsung
· Keluarga dimana usia lanjut berada
· Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada
· Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
· Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut
· Masyarakat luas.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1. Diseminasi informasi pembinaan kesehatah usia lanjut kepada staf puskesmas.
2. Membuat kesepakatan di antara staf puskesmas tentang penatalksaan pembinaan kesehatan
usia lanjut
3. Melakukan bimbingan dan pelatihan pembinaan kesehatan usia lanjut kepada staf puskesmas
4. Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut dan mengintegrasikannya dalam
perencanaan tahunan puskesmas, antara lain:
- Pengumpulan data dasar berupa data epidemiologi maupun data sumber daya yang dapat
mendukung kegiatan pelayanan bagi usia lanjut
- Membuat peta lokasi usia lanjut dan masalah yang dihadapinya.
- Membuat rencana kegiatan berdasarkan masalah yang ada.
5. Melakukan pendekatan lintas sektor tingkat kecamatan dan desa termasuk lembaga swadaya
masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan menjelaskan peranannya dalam
pembinaan kesehatan usia lanjut.
6. Melakukan survey mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa setempat untuk mengenal
masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia lanjut.
7. Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan tentang upaya yang
akan dilaksanakan
8. Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia lanjut
9. Melakukan pembinaan teknis upaya kesehatan usia lanjut yang diselenggarakan bersama
sektor dan lembaga swadaya masyarakat terakait.
10. Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia lanjut di masyarakat
secara mandiri.
b. Kegiatan pelayanan kesehatan pada usia lanjut
1. Kegiatan promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar merasa
tetap dihargai dan berguna baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
Adapun kegiatan promotif antara lain
- Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut
agar tetap merasa sehat dan segar
- Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
- Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur
dan sesuai dengan kemampuannya.
- Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
- Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkohol, kopi, kelelahan
fisik dan mental.
- Penanggulangan masalah kesehatannya secara benar.
2. Kegiatan preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari
penyakit-penyakit yang disebabkan proses menua.
Adapun kegiatan preventif antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit
penyakit usia lanjut
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut agar tetap merasa sehat dan bugar
c. Penyuluhan tentang penggunaan bergagai alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia
lanjut.
e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kegiatan Kuratif Yaitu Upaya pengobatan dan perawatan bagi usia lanjut yang sakit dan dapat
dilakukan melalui fasilitas pelayanan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, dokter praktek
swasta.
Adapun kegiatannya antara lain :
- Pelayanan kesehatan dasar
- Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistim rujukan
4. Kegiatan Rehabilitatif yaitu upaya untuk memulihkan fungsi organ tubuh yang telah menurun.
Adapun kegiatannya antara lain :
- Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
- Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas didalam maupun diluar
rumah.
- Nasehat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
- Perawatan fisioterapi.
5. Kegiatan rujukan adalah upaya dilakukan untuk mendapatkan pelayan kuratif dan rehabilitatif
yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan. Upaya dapat dilakukan secara vertikal dari
tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesialistik dirumah sakit, atau secara
horizontal ke sesama tingkat pelayanan yang mempunyai sarana lebih lengkap.
Kemajuan yang dicapai dalam pembinaan kesehatan usia lanjut dapat diketahui dengan
mengamati kegiatan pelayanan yang ada. Kegiatan pelayanan untuk usia lanjut dapat dilakukan
oleh petugas kesehatan, petugas sektor terkait sesuai tanggung jawabnya, tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, keluarga usia lanjut ataupun usia lanjut sendiri melalui kegiatan
sebagai berikut :
A. Kegiatan petugas puskesmas
1. Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut. Upaya ini dilakukan terhadap
berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan masyarakat
dilingkungan usia lanjut.
2. Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala usia lanjut dan
memberi petunjuk upaya pencegaha penyakit, gangguan psikososial dan bahaya
kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
3. Melaksanakan diagnosa dini, pengobatan, perawatan dan pelayanan rehabilitatif
kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk mengenai tindakan
kuratif atau rehabilitatif yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun
keluarganya.
4. Melaksanakan rujukan medik ke fasilitas Rumah Sakit untuk pengobatan, perawatan
atau rehabilitatif bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk mengusahakan
kemudahan-kemudahannya.
B. Kegiatan petugas sektor terkait, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
1. Membantu kegiatan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan mengenai
pembinaan kesehatan usia lanjut termasuk fungsi fasilitator dalam komukasi antara lain
komunikasi antar generasi.
2. Membantu kegiatan pengumpulan sumber daya, pemberian bantuan dan kemudaha dalam
menunjang upaya kesehatan usia lanjut.
C. Kegiatan keluarga usia lanjut
1. Memberikan dukungan kepada usia lanjut didalam rumah maupun diluar rumah dalam
kegiatan hidup sehari-hari dan dukungan dalam mencari pengobatan, perawatan.
2. Mengupayakan sumber dana untuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan, perawatan,
pengadaan alat bantu atau alat ganti yang diperlukan usia lanjut
D. Kegiatan usia lanjut
1. Berperan serta dalam kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan usia lanjut, secara
berkelompok maupun melalui media masa
2. Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuai kemampuan, secara perorangan
maupun kelompok,ikut serta dalam kegiatan rekreasi, keterampilan,pengembangan hobi,
pertemuan kekeluargaan, orientasi realitas, dll
3. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengisi catatan kesehatan pribadi
secara teratur, makan sesuai kebutuhan gizi, berperilaku sehat.