Tugas Makalah Statistika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

STATISTIKA INFERENSIAL

PENGUJIAN HIPOTESIS

DISUSUN OLEH :

1. Avit Aziizil Sulistya Ningrum (4101417128)


2. Izzatul Khasanah (4101417079)
3.

Dosen Pengampu :

Dr. Wardono, M.Si.

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah
dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengujian
Hipotesis dengan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang menguji kesamaan dua
rata-rata: uji dua pihak, menguji kesamaan dua rata-rata: uji satu pihak, menguji kesamaan
dua proporsi: uji dua pihak, menguji kesamaan dua proporsi: uji satu pihak, dan menguji
kesamaan dua varian.

Kami menyadari banyak kekurangan terdapat di dalamnya, namun semoga makalah


ini bisa menjadi sumbangsih yang bernilai bagi ilmu khususnya statistika yang
terus berkembang. Dalam proses penyusunannya, kami banyak dibantu oleh berbagai pihak
guna mendorong kemajuan dan ketelitian. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu, membimbing, serta mendoakan untuk segala kebaikan penulis
dalam penyusunan karya tulis ini,Semoga makalah ini bermafaat bagi pembaca dan kepenting
an ilmu statistika.

Semarang ,9 November 2018

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

Halaman Judul...............................................................................................................i

Kata Pengantar..............................................................................................................ii

Daftar Pustaka...............................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………


1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………
BAB II Pembahasan

2.1
2.2
2.3

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inferensi statistik merupakan proses pengambilan kesimpulan berdasarkan pada
data sampel. Inferensi statistik dapat dibagi dalam dua bagian yaitu penaksiran (estimasi)
dan pengujian statistik. Pengujian statistik akan membawa kepada kesimpulan untuk
menolak atau menerima hipotesis statistik Berkaitan dengan pengujian statistik yang sangat
dibutuhkan ketepatannya sering uji hipotesis mengalami perkembangan yang tergantung
dari keadaan atau permasalahan yang diuji. Misalnya uji non sekuensial dimana sampelnya
ditetapkan terlebih dahulu sehingga kurang efisien apabila diterapkan pada pemeriksaan
barang yang mempunyai harga mahal. Hal ini akan berakibat biaya yang akan dikeluarkan
akan tinggi Dalam rangka penyempurnaan uji non sekuensial tersebut dikembangkan uji
sekuensial dimana dilakukan pemeriksaan satu demi satu sehingga akan diperoleh kondisi
barang itu akan ditolak atau diterima atau dilanjutkan penyamplingan . Uji sekuensial ini
dikenal dengan uji perbandingan probabilitas sekuensial, dimana membagi tiga daerah uji
yaitu daerah penerimaan, daerah penolakan dan daerah indeferen yang menjembatani
daerah tersebut. 2 Salah satu dari ciri dari analisis ini jika digunakan untuk melakukan uji
hipotesis statistik adalah bahwa uji ini tidak perlu menggunakan distribusi seperti ‫ݐ‬atau
‫ܨ‬untuk melakukan uji tersebut. Analisissekuensial dibutuhkan untuk menguji parameter
proporsi π, menguji parameter rata-rata ‫ ܨ‬,menguji parameter simpangan baku ‫ܨ‬dan
prosedur analisis sekuensial disebut Sequential Probability Ratio Test (SPRT). Sequential
Probability Ratio Test (SPRT)merupakan prosedur uji sekuensial yang membedakan antara
dua hipotesis dan didasarkan pada rasio.Sequential Probability Ratio Test (SPRT)sangat
menarik untuk dibahas karena ciri Sequential Probability Ratio Test (SPRT)yang berbeda
adalah bahwa ukuran sampel akhir ݊

B. Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui konsep hipotesis dan pengujiannya
2. Mengetahui macam-macam permasalahan dan hipotesis penelitian
3. Dapat membedakan arti hipotesis (nol dan alternatif)
4. Mengetahui jenis-jenis pengujian hipotesis
5. Dapat menerapkan rumus-rumus dan langkah-langkah dalam pengujian hipotesis 6.
Mengetahui teknik dalam pengujian hipotesis

4
BAB II

PEMBAHASAN

LANGKAH-LANGKAH UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA

 Uji atau asumsikan bahwa data dipilih secara acak

 Uji atau asumsikan bahwa data berdistribusi normal

 Asumsikan bahwa kedua variansnya homogen

 Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat

 Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik

 Cari thitung atau zhitung dengan rumus tertentu

 Tentukan taraf signifikan (α)

 Cari ttabel dengan pengujian dua pihak dimana dk = n1 + n2 – 2 dan dengan


menggunakan tabel t didapat nilai ttabel.

 Tentukan kriteria pengujian, yaitu:


Jika –ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel, maka H0 diterima

 Bandingkan thitung dengan ttabel atau zhitung dengan ztabel

 Buatlah kesimpulannya

MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA : UJI SATU PIHAK

Dalam uji satu pihak dimisalkan bahwa kedua populasi berdistribusi normal dengan rata-rata
μ1 dan μ2 dan simpangan baku σ1 dan σ2. Karena besar σ1 dan σ2 tidak diketahui, maka
akan ditinjau untuk keadaan σ1 = σ2 atau σ1 ǂ σ2.

• Uji pihak kanan

Yang diuji adalah :

H0 : μ1 = μ1

H1 : μ1 > μ2

dalam hal ini σ1 = σ2 , maka statistik yang digunakan adalah statistik t dengan rumus: 𝑡 =
𝑥̅ 1 − 𝑥̅ 2 (𝑛1 − 1)𝑠1 2 +(𝑛2 − 1)𝑠2 2
dan 𝑠 2 dengan rumus: 𝑠 2 = .
𝑠√
1
+√
1 𝑛1 + 𝑛2 − 2
𝑛1 𝑛2

5
Kriteria pengujian yang berlaku adalah: Terima H0 jika t < 𝑡1−∝ dan tolak H0 jika t
mempunyai harga-harga yang lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah ialah
(n1 + n2 – 2) dengan peluang (1 – α ).

Jika σ1 ǂ σ2 , maka rumus statistik yang digunaka adalah t´ . Dalam hal ini kriteria yang
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
digunakan adalah tolak H0 jika : 𝑡ʹ ≥ 𝑤1 + 𝑤2

Dan terima H0 jika terjadi sebaliknya, dengan :

𝑠1 2 𝑠2 2
𝑤1 = ; 𝑤2 = ; 𝑡1 = 𝑡(1−∝),(𝑛1 − 1) dan 𝑡2 = 𝑡(1−∝),(𝑛2 − 1)
𝑛1 𝑛2

Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah ( 1 – α) sedangkan dk-nya maisng-masing


(n1 – 1)

dan (n2 – 1).

• Uji pihak kiri

Yang diuji adalah :

H0 : μ1 = μ1

H1 : μ1 < μ2

Langkah yang ditempuh dalam hal ini sejalan dengan uji pihak kanan. Jika σ1 = σ2 dan
kedua-duanya tidak diketahui, maka statistik yang digunakan adalah statistik t dengan
𝑠 2 seperti rumus di atas. Kriteria pengujian yang berlaku adalah : tolak H0 jika t ≤ -𝑡(1−∝) ,
dimana 𝑡(1−∝) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – α ).

Untuk harga-harga t lainnya, H0 diterima.

Jika σ1 ǂ σ2 , maka rumus statistik yang digunakan adalah t´. Dalam hal ini kriteria yang
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
digunakan adalah tolak H0 jika: 𝑡ʹ ≤ − 𝑤1 + 𝑤2

Jika tʹ lebih besar dari harga tersebut, maka H0 diterima.

• Observasi berpasangan

Yang diuji adalah :

H0 : μ = 0

H1 : μ < 0
𝐵̅
Statistik yang di gunakan adalah : 𝑡 = 𝑆𝑏
√𝑛

dan tolak H0 jika t ≤ -𝑡(1−∝) , (n1 – 1) dan terima H0 jika t > 𝑡(1−∝), (n1 – 1).

6
Soal :

Ingin diketahui apakah rata-rata nilai Matematika lebih baik dari rata-rata nilai IPA pada
siswa SMP Semarang dengan diberikan sampel 15 siswa. Data berdistribusi normal dan
simpangan baku belum diketahui. (∝ = 0,05)

No Nilai Mat Nilai IPA D 𝐷2


1 85 76 9 81
2 74 79 -5 25
3 82 64 18 324
4 89 82 7 49
5 64 69 -5 25
6 73 79 -6 36
7 56 50 6 36
8 51 54 -3 9
9 63 61 2 4
10 77 72 5 25
11 69 60 9 81
12 83 80 3 9
13 71 78 -7 49
14 64 62 2 4
15 82 70 12 144
∑(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ) 1083 1036 47 901

Penyelesaian :

Menggunakan Exel

 Hipotesis :
H0 : μ1 = μ1
H1 : μ1 > μ2
 Taraf Signifikan :
∝ = 5% = 0,05
 Kriteria Uji :
Terima H0 jika t < 𝑡1−∝ dan tolak H0 jika t mempunyai harga-harga yang lain.
 Langkah-Langkah :
1. Klik data, kemudian klik data analysis.
2. Pilih T-Test: Paired Two Sample For Means, kemudian klik Ok.
3. Input variabel 1 dengan nilai mat dan input variabel 2 dengan nilai IPA.
4. Isi Hypothesized Mean Difference dengan nilai 0
5. Klik labels, lalu Ok. (∝ = 0,05)
6. Sehingga dapat diperoleh output sebagai berikut :

7
 Kesimpulan :
Pada tabel T-Test:Paired Two Sample for Means dapat diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1,65 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,76. Apabila diperoleh t < 𝑡1−∝ , maka 𝐻0 diterima.Sehingga
dengan taraf signifikan 0,05 kita memperoleh rata-rata nilai Matematika dan rata-rata
nilai IPA sama. Artinya antara rata-rata nilai Matematika dan rata-rata nilai IPA tidak
ada perbedaan atau tidak ada yang lebih baik.

8
Menggunakan Cara Manual:

 Hipotesis :
H0 : μ1 = μ1
H1 : μ1 > μ2
 Taraf Signifikan :
∝ = 5% = 0,05
 Kriteria Uji :
Terima H0 jika t < 𝑡1−∝ dan tolak H0 jika t mempunyai harga-harga yang lain.
 Mencari simpangan baku dari nilai Matematika (𝑠1 2 ) dan nilai IPA (𝑠2 2 )
(𝑥𝑖 − ̅̅̅
𝑥)2
𝑠1 2 = ∑ 𝑛−1
(85−72,2)2 + (74−72,2)2 + (82−72,2)2 + (89−72,2)2 + (64−72,2)2 + (73−72,2)2 + (56−72,2)2 +
(51−72,2) 2 + (63−72,2)2 + (77−72,2)2 + (69−72,2)2 + (83−72,2)2 +(71−72,2)2 +
(64−72,2)2 + (82−72,2)2
= 14
(12,8)2 + (1,8)2 + (9,8)2 + (16,8)2 + (−8,2)2 + (0,8)2 + (−16,2)2 +
(−21,2) 2 + (−9,2)2 + (4,8)2 + (−3,2)2 + (10,8)2 +(−1,2)2 +
(−8,2)2 + (9,8)2
= 14
1.654,4
𝑠1 = √ = √118,17 = 10,87
14

(𝑥𝑖 − ̅̅̅
𝑥)2
𝑠2 2 = ∑ 𝑛−1
(76−69,1)2 + (79−69,1)2 + (64−69,1)2 + (82−69,1)2 + (69−69,1)2 + (79−69,1)2 + (50−69,1)2 +
(54−69,1) 2 + (61−69,1)2 + (72−69,1)2 + (60−69,1)2 + (80−69,1)2 +(78−69,1)2 +
(62−69,1)2 + (70−69,1)2
= 14
(6,9)2 + (9,9)2 + (−5,1)2 + (12,9)2 + (−0,1)2 + (9,9)2 + (−19,1)2 +
(−15,1) 2 + (−8,1)2 + (2,9)2 + (−9,1)2 + (10,9)2 +(8,9)2 +
(−7,1)2 + (0,9)2
= 14
1.434,95
𝑠2 = √ = √102,5 = 10,12
14

 Mencari standar devisiasi dari nilai Matematika dan nilai IPA


(𝑛1 − 1)𝑠1 2 +(𝑛2 − 1)𝑠2 2
𝑠2 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2
(15−1)(118,17)+ (15−1) (102,5)
= 15+15−2
(14)(118,17)+ (14) (102,5)
= 28
1.654,38 +1.435
= 28
3.089,38
= 28
= √110,335
s = 10,5

9
 Mencari masing-masing rata-rata nilai Matematika dan nilai IPA
1083
𝑥1 =
̅̅̅ = 72,2
15
1036
𝑥2 =
̅̅̅ = 69,067 = 69,1
15
 Mencari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑡(1−∝) = 𝑡(1−0,05) = 𝑡0,95 ; dk = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 = 15 + 15 – 2 = 28

Dengan melihat tabel distribusi t maka diperoleh 𝑡0,95 ;28 = 1,70

 Mencari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh dengan menggunakan rumus berikut :


𝑥̅ 1 − 𝑥̅ 2
t= 1 1
𝑠√ +
𝑛1 𝑛2
72,2− 69,1
= 1 1
10,5 √ +
15 15
3,1
= 10,5
√0,134
3,1
= 10,5 (0,37)
3,1
= 3,9 = 0,79
Sehingga diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,79.
 Kesimpulan:
Dengan menggunakan kriteria uji : terima H0 jika t < 𝑡1−∝ dan tolak H0 jika t
mempunyai harga-harga yang lain. Jadi diperoleh 0,79 < 1,70, maka 𝐻0 diterima.
Karena 𝐻0 diterima, dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai Matematika dan rata-rata
nilai IPA sama. Artinya antara rata-rata nilai Matematika dan rata-rata nilai IPA tidak
ada perbedaan atau tidak ada yang lebih baik.

Menguji Kesamaan Dua Proporsi : Uji Dua Pihak


Misalkan sekarang kita mempunyai dua populasi binom yang didalamnya masing-masing
didapat proporsi peristiwa A sebesar 𝜋1 𝑑𝑎𝑛 𝜋2 . Dari populasi kesatu diambil sebuah sampel
𝑥
acak berukuran 𝑛1 dan didalamnya terdapat proporsi peristiwa A sebesar 1⁄𝑛1 . Dari
𝑥
populasi kedua angka tersebut berturut-turut adalah 𝑛2 𝑑𝑎𝑛 2⁄𝑛2 . Kedua sampel diamabil
secara independen. Akan di uji hipotesis :

𝐻0 ∶ 𝜋1 = 𝜋2
{
𝐻1 : 𝜋1 ≠ 𝜋2

Untuk itu dapat digunakan pendekatan oleh distribusi normal dengan statistic :
𝑥 𝑥
( 1⁄𝑛1 )−( 2⁄𝑛 ) 𝑥1 +𝑥2
2
𝑧= dengan 𝑝 = dan 𝑞 = 1 − 𝑝
𝑛1 +𝑛2
√𝑝𝑞{(1⁄𝑛1 )+(1⁄𝑛2 )}

10
Jika dalam pengujian ini digunakan taraf nyata 𝛼, maka kriteria pengujian adalah : Terima
𝐻0 untuk −𝑍1⁄ (1 − 𝛼) < 𝑍 < 𝑍1⁄ (1 − 𝛼) dan tolak 𝐻0 untk harga harga z lainnya.
2 2

𝑍1⁄ (1 − 𝛼) didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 1⁄2 (1 − 𝛼)
2

Contoh : Suatu penelitian dilakukan di daerah A terhadap 250 pemilih. Tenyata 150
pemilih menyatakan akan memilih calon C. didaerah B penelitian dilakukan
terhadap 300 pemilih dan terdapat 162 yang memilih calon C. adakah perbedaan
yang nyata mengenai pemilihan calon C diantara kedua daerah itu ?

Jawab :

Diketahui : 𝑥1 = 150, 𝑥2 = 162, 𝑛1 = 250, 𝑛2 = 300

hipotesis yang akan diuji adalah


𝐻 ∶ 𝜋 = 𝜋𝐵 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
{ 0 𝐴
𝐻1 : 𝜋𝐴 ≠ 𝜋𝐵 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑎𝑑𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
𝑥1 +𝑥2 150+162
maka : 𝑝 = = 250+300 = 0, 5673 dan q = 1 − 0,5673 = 0,4327
𝑛1 +𝑛2

sehingga dari rumus :


𝑥 𝑥
( 1⁄𝑛1 )−( 2⁄𝑛 )
2
𝑧=
√𝑝𝑞{(1⁄𝑛1 )+(1⁄𝑛2 )}

(150⁄250)− 162⁄300)
𝑧= = 1,42
√(0,5673).(0,4327){(1⁄250)+(1⁄300)}

Dengan peluang 0.475 dari daftar distribusi normal baku didapat 𝑧0,475 = 1,96

Kriteri pengujian adalah : terima 𝐻0 jika -1,96 < z < 1,96 dan tolak 𝐻0 dalam hal lainnya.
Jelas bahwa z = 1,42 ada dalam daerh penerimaan 𝐻0 . Kesimpulan : dalam taraf 5%
penelitian memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kedua daerah itu terdapat
pemilihan calon C.

Menguji Kesamaan Dua Proporsi : Uji Satu Pihak

 Uji pihak kanan


Pasangan hipotesisnya adalah :

𝐻 : 𝜋 = 𝜋2
{ 0 1
𝐻1 : 𝜋1 > 𝜋2

Statistik yang digunakan masih berdasarkan pendekatan oleh distribusi normal, jadi
𝑥 𝑥
( 1⁄𝑛1 )−( 2⁄𝑛 )
2
digunakan statistik z dalam Rumus = . Dalam hal ini tolak 𝐻0 jika
√𝑝𝑞{(1⁄𝑛1 )+(1⁄𝑛2 )}

𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0 untuk 𝑧 < 𝑧0,5−𝛼 , dengan 𝛼 = taraf nyata.

11
 Uji pihak kiri
Hipotesis nol 𝐻0 dan tandingannya 𝐻1 berbentuk

𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
{
𝐻1 : 𝜋1 < 𝜋2

Dengan statistic yang sama seperti di atas, tolak 𝐻0 untuk 𝑧 ≤ −𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0 jika
𝑧 > −𝑧0,5−𝛼 . Untuk kedua-duanya 𝑧0,5−𝛼 didapat dari daftar distribusi normal baku dengan
peluang (0,5 − 𝛼).

Contoh :

Terdapat dua kelompok, ialah A dan B, masing-masing terdiri dari 100 pasien yang menderita
semacam penyakit. Kepada kelompok A diberikan serum tertentu tetapi tidak kepada kelompok
B. Kelompok B sering dinamakan kelompok kontrol. Setelah jangka waktu tertentu, terdapat 80
yang sembuh dari kelompok A dan 68 dari kelompok B. Apakah penelitian ini memperlihatkan
bahwa pemberian serum ikut membantu menyembuhkan penyakit ?

Jawab :

Untuk ini diperoleh


80+68
p = 100+100 = 0,74 dan q = 0,26.

Sehingga statistik z besarnya :


0,80−0,68
z= = 1,94.
√(0,74)(0,26)(0,02)

Jika 𝜋𝐴 menyebabkan presentase yang sembuh dari kelompok A dan 𝜋𝐵 yang sembuh dari
kelompok B, maka diperoleh hipotesis

𝐻 : 𝜋 = 𝜋𝐵
{ 0 𝐴
𝐻1 : 𝜋𝐴 > 𝜋𝐵

Tolak 𝐻0 untuk z ≥ 1,64 dan terima 𝐻0 untuk z < 1,64 dengan 𝛼 = 0,05 . Penelitian
menghasilkan z = 1,94 yang jatuh dalam daerah kritis. Jadi pengujian barangkali berarti (untuk
𝛼 = 0,01 harga z = 2,33).

Meskipun pada taraf sekarang kita dapat mengatakan pemberian serum membantu
menyembuhkan penyakit, namun untuk lebih meyakinkan lagi dianjurkan agar penelitian lebih
lanjut dilakukan lagi.

12
Menguji Kesamaan Dua Proporsi : Uji Satu Pihak

 Uji pihak kanan


Pasangan hipotesisnya adalah :

𝐻 : 𝜋 = 𝜋2
{ 0 1
𝐻1 : 𝜋1 > 𝜋2

Statistik yang digunakan masih berdasarkan pendekatan oleh distribusi normal, jadi
𝑥 𝑥
( 1⁄𝑛1 )−( 2⁄𝑛 )
2
digunakan statistik z dalam Rumus = . Dalam hal ini tolak 𝐻0 jika
√𝑝𝑞{(1⁄𝑛1 )+(1⁄𝑛2 )}

𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0 untuk 𝑧 < 𝑧0,5−𝛼 , dengan 𝛼 = taraf nyata.

 Uji pihak kiri


Hipotesis nol 𝐻0 dan tandingannya 𝐻1 berbentuk

𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
{
𝐻1 : 𝜋1 < 𝜋2

Dengan statistic yang sama seperti di atas, tolak 𝐻0 untuk 𝑧 ≤ −𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0 jika
𝑧 > −𝑧0,5−𝛼 . Untuk kedua-duanya 𝑧0,5−𝛼 didapat dari daftar distribusi normal baku dengan
peluang (0,5 − 𝛼).

Contoh :

Terdapat dua kelompok, ialah A dan B, masing-masing terdiri dari 100 pasien yang menderita
semacam penyakit. Kepada kelompok A diberikan serum tertentu tetapi tidak kepada kelompok
B. Kelompok B sering dinamakan kelompok kontrol. Setelah jangka waktu tertentu, terdapat 80
yang sembuh dari kelompok A dan 68 dari kelompok B. Apakah penelitian ini memperlihatkan
bahwa pemberian serum ikut membantu menyembuhkan penyakit ?

Jawab :

Untuk ini diperoleh


80+68
p= = 0,74 dan q = 0,26.
100+100

Sehingga statistik z besarnya :


0,80−0,68
z= = 1,94.
√(0,74)(0,26)(0,02)

Jika 𝜋𝐴 menyebabkan presentase yang sembuh dari kelompok A dan 𝜋𝐵 yang sembuh dari
kelompok B, maka diperoleh hipotesis

𝐻 : 𝜋 = 𝜋𝐵
{ 0 𝐴
𝐻1 : 𝜋𝐴 > 𝜋𝐵

13
Tolak 𝐻0 untuk z ≥ 1,64 dan terima 𝐻0 untuk z < 1,64 dengan 𝛼 = 0,05 . Penelitian
menghasilkan z = 1,94 yang jatuh dalam daerah kritis. Jadi pengujian barangkali berarti (untuk
𝛼 = 0,01 harga z = 2,33).

Meskipun pada taraf sekarang kita dapat mengatakan pemberian serum membantu
menyembuhkan penyakit, namun untuk lebih meyakinkan lagi dianjurkan agar penelitian lebih
lanjut dilakukan lagi.

Menguji Kesamaan Dua Varians

Ketika menaksir selisih rata-rata dan menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata telah
berulang kali ditekankan adanya asumsi bahwa kedua populasi mempunyai varian yang sama
agar menaksir dan menguji isa berlangsung.Dalam hal varians yang berlainan, hingga
sekarang hanya digunakan cara-cara pendekatan. Oleh karena itu terasa perlu untuk
melakukan pengujian mengenai kesamaan dua varians atau lebih. Populasi-populasi dengan
varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang eterogen.

Dalam bagian ini akan dilakukan pengujian kesamaan varians untuk dua populasi.

,isalkan kita mempunya dua popuasi normal dengan varians 𝜎 1 2 dan 𝜎 2 2 .

Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol 𝐻0 dan tandingannya 𝐻1 :

𝐻0 : 𝜎 1 2 = 𝜎 2 2
{
𝐻1: 𝜎 1 2 ≠ 𝜎 2 2

Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara independen diambil dari populasi
tersebut. Jika sampel dari populasi kesatu berukuran 𝑛1 dengan varians 𝑠 1 2 dan sampel dari
populasi kedua berukuran 𝑛2 dengan varians 𝑠 2 2 maka untuk menguji hipotesis diatas
digunakan statistik

𝑠 2
XII(11)……………………………. F= 𝑠 1 2
2

Kriteria Pengujian adalah: terima hipotesis 𝐻0 jika

𝐹(1−𝛼)(𝑛1 −1) < 𝐹 < 𝐹1/2𝛼(𝑛1 −1.𝑛2 −1)

Untuk taraf 𝛼, dimana F𝛽(𝑚,𝑛) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 𝛽, dk
pembilang= n dan dk penyebut = n

Dalam hal lainnya 𝐻0 ditolak.

Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis 𝐻0 dimuka juga adalah:

14
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
XII(12)…………………. F= 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Dan tolak 𝐻0 hanya jika F ≥ 𝐹1/2𝛼(𝑣1.𝑣2)

Dengan 𝐹1/2𝛼(𝑣1.𝑣2) didpat daftar distribusi F dengan peluang ½

𝛼, sedangkan derajat kebebasan 𝑣1 dan 𝑣2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang


dan penyebut. Seperti biasa 𝛼= taraf nyata.

Dalam perhitungn F dari daftar, jika peluang beda dari 0,01 aau 0.05 maka digunakan Rumus
VIII(22)

Contoh:

Ada dua macam pengukuran kelembaban suatu zat. Cara ke-I dilakukan 10 kali yang
menghasilkan 𝑠 2 = 24,7 dan cara ke-II dilakukan 13 kali dengan 𝑠 2 = 37,2. Dengan 𝛼 = 0,10
tentukan apakah kedua cara pengukuran tersebut mempunyai varians yang homogen?

Jawab:

Dengan Rumus XII (12) didapat F= 37,2/24,7=1,506

Derajat kebebasan untuk pembilang = 12 dan untuk penyebut = 9. Dengan 𝛼= 0,01 dari daftar
distribusi F didapat 𝐹0,05(12,9)=3,07

Dari penelitian didapat F = 1,506 dan ini lebih kecil dari 3,07. Jadi 𝐻0 : 𝜎 1 2 = 𝜎 2 2 diterima
dan 𝐻1: 𝜎 1 2 ≠ 𝜎 2 2 ditolak. Kedua cara pengukura dapat dikatan mempunyai varians yang
sama besar.

Jika yang digunakan Rumus XII(11) maka

F= 24,7/37,2= 0,664. Dengan 𝛼 = 0,10 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝐹 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐹0,05(9,12)=

2,80.

Untuk mencari harga 𝐹0,95(9,12) kita gunakan Rumus VIII (22). Dari daftar didapat 𝐹0,95(9,12)

= 3,07
1
Sehingga 𝐹0,95(9,12) = 3,07 = 0,328.

Kriteria pengujian adalah terima 𝐻0 jika 0,328 < 𝐹 < 2,80 dan tolak 𝐻0 dalam hal lainnya.
Kita punya F=0.664 yang jatuh dalam daerag penerimaan 𝐻0 . Jadi, 𝐻0 diterima, dan
kesimpulan ama seperti di muka.

Jika pengujian yang dihadapi merupakan uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan, untuk hipotesis
nol 𝐻0 dengan tandingan 𝐻1

15
𝐻0 : 𝜎 1 2 = 𝜎 2 2
{
𝐻1: 𝜎 1 2 < 𝜎 2 2

Dengan uji pihak kiri

𝐻0 : 𝜎 1 2 = 𝜎 2 2
{
𝐻1: 𝜎 1 2 < 𝜎 2 2

Maka dalam kedua hal, statistik yang digunakan masih F= 𝑠 1 2 / 𝑠 2 2 seperti dalam rumus XII
(11). Untuk uji pihak kanan, kriteria pengujian dalah: tolak 𝐻0 jika F ≥ 𝐹𝛼(𝑛1 −1.𝑛2 −1)
sedangkan untuk uji pihak kiri tolak 𝐻0 jika

F ≤ 𝐹𝛼(𝑛1 −1.𝑛2−1) . Dalam hal-hal lain 𝐻0 diterima.

Contoh: penelitian terhadap dua metode penimbangan menghasilkan 𝑠 1 2 = 25,4 gram dan
𝑠 2 2 = 30,7 gram. Penimbangan masing-masing dilakukan sebanyak 13 kali. Ada anggapan
bahwa otode kesatu menghasilkan penimbangan dengan variabilitas yang lebih kecil.
Betulkah itu?

𝐻0 : 𝜎 1 2 = 𝜎 2 2
Jawab: Yang akan diuji {
𝐻1: 𝜎 1 2 < 𝜎 2 2

Dari Rumus XII (11) didapat F = 25,4/30,7 = 0,83. dari daftar distribusi F didapat
𝐹0,05(12,12)=2,69. Karena 0,83 < 2,69, maka dalam araf nyata 0.05 kita terima 𝐻0 .

Metode penimbangan kesatu variabilitasnya lebih kecil daripada metode kedua.

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan
Didalam menyusun suatu laporan karya tulis ilmiah terutama penelitian
kualitatif di dalamnya tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan
hipotesis, tujuan, dan kegunnaan penelitian. Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.
Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan

16
dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat
saja dengan sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini
disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya
disebut teori. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang
mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi
inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam
penelitian.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurn, ke depannya
penulis akan lebih fokusdan details dlam menjelaskan tentang maklah ini
dengan sumber-sumber yang lebih banyak, sehingga isi dalam makaalah ini
dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, penulis sangatlah
mengharapkan saran dari pembaca agar karya tulis tulis ini bisa menjadi
berguna bagi pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://nugroho.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/06-Kel-7-Pengujian-Hipotesis.pdf
2. Sudjana. 1996. Metoda Statistika.Bandung: PT.Tarsito Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai