Laporan Pemuliaan Cabai
Laporan Pemuliaan Cabai
Laporan Pemuliaan Cabai
TANAMAN
Disusun oleh :
2. Anita Rahayu
NIM : 1605101050001
Jurusan : Agroteknologi
Kelas : 03
2018
KATA PENGANTAR
Saya mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat,
hidayah serta ridha-Nya yang telah mengizinkan terselesaikannya ‘Laporan
Persilangan Tanaman Cabai’. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. selaku dosen pengampu
praktikum ini.
Dalam penulisan laporan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
di masa yang akan datang. Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan
kekurangan. Saya mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
pertanian sekalian, dan saya sendiri khususnya.
(Devi Annissa)
Daftar isi
I.PENDAHULUAN..................................................................................................
4.2. Pembahasan.........................................................................................................
V. PENUTUP............................................................................................................
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................
5.2. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) ialah salah satu anggota
famili terong-terongan (Solanaceae). Cabai merupakan salah satu sayuran penting
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dibudidayakan secara komersial di daerah
tropika termasuk Indonesia. Cabai dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar,
kering, atau bentuk olahannya. Dapat dijadikan sebagai bahan penyedap makanan
serta berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe,
bubuk cabe, cabe kering dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah
berhasil diekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan
India.
Cabai memiliki 2 spesies yang terkenal, yaitu cabai besar atau cabai merah
(C. annuum L.). Sinonim C. annuum ialah C. annuum var. ceraciforme Mill, C.
annuum var. longum (DC) Sendt, C. annuum var. grossum (L) Sendt. Termasuk ke
dalam cabai merah ialah paprika (bell pepper), cabai manis (cayenne pepper) dan
lain-lain, yang tidak terlalu pedas dan agak manis (Sunaryono, 1999). Sedangkan
yang termasuk ke dalam cabai kecil ialah rawit dan cengek. Cabai kancing, cabai
udel, yang biasanya dipelihara sebagai tanaman hias adalah termasuk golongan
cabai kecil. Pada umumnya cabai kecil ini lebih tahan terhadap hujan dan rasanya
lebih pedas (Pitojo, 2003).
Buah cabai bulat sampai bulat panjang, mempunyai 2-3 ruang yang berbiji
banyak. Letak buah cabai merah umumnya bergantung, dengan warna buah muda
ada yang hijau, putih kekuningan dan ungu. Sedangkan buah yang sudah tua
(matang), umumnya berwarna kuning sampai merah, dengan aroma yang berbeda.
Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal (buah pinggang), dengan warna kuning
kecoklatan. Berat 1000 biji kering berkisar antara 3-6 gram (Setiadi, 1999).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.1. Alat:
1. Pinset
2. Gunting
3. Label
4. Cawan petri
5. spidol
3.2.2. Bahan:
1. Disiapkan alat dan bahan untuk mengambil serbuk sari dari bunga yang
dijadikan induk jantan. Diamati cabai yang akan digunkana sebagai induk
jantan maupun betina.
2. Kastrasi merupakan kegiatan membuang benang sari yang masih muda dan
kuncup bunga induk betina dengan tujuan agar bunga tersebut tidak
melalkukan penyerbukan sendiri.
3. Penyerbukan atau polinasi adalah proses pemberian serbuk sari pada kepala
putik dengan tujuan agar serbuk sari tesebut dapat berkecambah dan
mengalami pembuahan dalam bakal buah sehingga terbentuk buah dan biji
sesuai dengan dikehendaki.
4. Pada setiap tangkai bunag yang telah diserbuki ditutup atau dibungkus
plastik untuk melindungi bunga dari kontaminasi bunga yang lainnya.
5. Diamati terjadinya pembuahan setelah 2-4 hari dan dicatat
perkembangannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini varietas yang disilangkan adalah ferosa dan aldo. Namun
cabai yang menjadi tanggung jawab saya adalah ferosa. Tanaman cabai termasuk
dalam famili Solanaceae seperti tanaman kentang, tomat, terong, dan lain-lain.
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang
berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang lanset. Panjang daun cabai antara 3-11
cm dan lebarnya antara 1-5 cm. Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan
batang tidak berkayu. Panjang batangnya dapat mencapai 2 meter atau lebih.
Tanaman cabai memiliki perakaran yang rumit dan hanya terdiri dari akar serabut
saja. biasanya pada akarnya terdapat bintil-bintil akar yang merupakan hasil
simbiosis dengan beberapa organisme. Bunga tanaman cabai juga bervariasi namun
berbentuk sama, yaitu berbentuk bintang. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2-3
bunga saja dan diameter bunga emncapai 5-20 mm. Buah cabai merupakan bagian
tanaman cabai yanga paling banyak dikenal dan memiliki variasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan persilangan tanaman cabai ini gagal,
yaitu:
1. Waktu pelaksanaan
Waktu yang paling tepat untuk pelaksanaan polinasi adalah pagi hari, kira-
kira pukul 08.00-09.00 WIB. Dimana bunga betina belum mekar sempurna
namun bunga jantan sudah menunjukkan kematangan serbuk sari.
2. Kondisi bunga jantan dan betina
Bunga jantan dikatakan matang apabila bunganya sudah mekar sempurna
dan warna serbuk sarinya kuning agak jingga . sedangkan untuk bunga
betina adalah bubga yang masih kuncup, karena apabila bunga tersebut
sudah mekar dapat dikatakan sudah melakukan polinasi sendiri.
3. Cuaca
Cuaca lebih ditekankan pada hujan karena bila persilangan dilakukan pada
saat mendung atau menandakan hujan, kemungkinan besar persilangan
tersebut tidak akan berhasil atau membusuk.
4. Ketelitian peletakan serbuk sari diatas putik
Dalam meletakkan serbuk sari di atas kepala putik haruslah sesuai dan tepat.
Kebanyakan terjadi ketidakberhasilan persilangan karena pemulia tidak
tepat dalam meletakkan serbuk sari diatas putik.
V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran