Aktualisasi
Aktualisasi
Aktualisasi
Judul:
Disusun oleh :
Nama : dr. Indra Aristianto
NIP : 19890826 201902 1 001
Angkatan : CCIX
No. Urut :8
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Golongan/Ruang : Penata Muda Tk I / (IIIb)
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Jatisrono I
Coach : RAHARDJANTO PUDJIANTORO, SH MT
Mentor : dr.Kristiawan Teguh Wibowo
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul :
Disusun Oleh :
dr. INDRA ARISTIANTO
NIP .19890826 201902 1 001
Disusun Oleh :
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul :
Disusun Oleh :
Nama : dr. Indra Aristianto
NIP : 19890826 201902 1 001
Mengesahkan
Coach, Mentor,
Narasumber/Penguji ,
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala
berkat, rahmat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Pasien
Beresiko Jatuh Di Rawat Inap UPTD Puskesmas Jatisrono I Kabupaten
Wonogiri” dengan baik. Kegiatan yang ada dalam rancangan aktualisasi
ini diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di
tempat kerja.
Penulis menyadari bahwa pembuatan rancangan aktualisasi ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bp. Joko Sutopo selaku Bupati Kabupaten Wonogiri yang telah
memfasilitasi dan memberikan semangat serta nasehat untuk peserta
Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Wonogiri.
2. Drs. Mohamad Arief Irwanto selaku kepala BPSDMD Provinsi Jawa
Tengah beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
3. BKPSDM Kabupaten Wonogiri beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
4. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga
rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
5. dr.Kristiawan Teguh Wibowo, sebagai mentor yang telah memberikan
arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama
perancangan program aktualisasi.
6. Bp. Rahardjanto Pudjiantoro selaku coach yang telah memberikan
inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini.
7. Kedua orang tua dan saudara atas dukungan, doa, dan motivasinya.
8. Keluarga besar UPTD Puskesmas Jatisrono I Kabupaten Wonogiri
atas dukungan dan kerjasamanya.
iv
9. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
10. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan Pelatihan Dasar
11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan CCIX tahun
2019.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini belum sempurna.
Penulis berharap adanya masukan yang membangun dari berbagai pihak
guna membuat rancangan laporan ini menjadi lebih baik. Sehingga,
rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan
pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ........................ 65
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) dijelaskan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
Kelima dasar tersebut memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai
ASN yang profesional , memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan
harapan dari pemerintah.
Pembentukan PNS yang berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut
dilaksanakan melalui jalur pendidikan dan pelatihan dasar. Menurut Peraturan
LAN Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS
dalam BAB I pasal 1 dijelaskan Pelatihan Dasar CPNS adalah prendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepriadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelengggara pelayanan
publik.
Pelayanan (safety) telah menjadi isu global. Ada lima isu penting yang
terkait dengan pelayanan (safety) yaitu : pelayanan pasien (patient safety),
pelayanan pekerja atau petugas kesehatan, pelayanan bangunan dan
peralatan di Puskesmas yang bisa berdampak terhadap pelayanan pasien dan
10
petugas, pelayanan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan pelayanan ”bisnis” yang terkait dengan
kelangsungan hidup Puskesmas. Ke lima aspek pelayanan tersebut sangatlah
penting untuk dilaksanakan. Namun harus diakui kegiatan institusi kesehatan
dapat berjalan apabila ada pasien.Karena itu pelayanan pasien merupakan
prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu
dan citra puskesmas. Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya
adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan
Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primum, non nocere (First, do
no harm).
4 Gastro 72 15 32 19 6 72
Enteritis
5 Hipertensi 59 1 1 9 20 23 9 61
6 ISPA 47 10 20 11 6 47
7 Vomitus 23 5 13 5 - 23
8 Vertigo 22 5 3 11 3 22
9 Chepalgia 14 6 3 2 3 14
10 Lain Lain 104 7 2 26 44 30 13 113
jumlah 801 12 3 151 303 256 106 816
Tabel 1.1.
laporan penyakit rawat inap UPTD Puskesmas jatisrono I tahun 2018
13
Tabel 1.2
Identifikasi Isu
PRINSIP Kondisi Yang
No ISU Kondisi Saat Ini
ASN Diharapkan
1 Kurang Pelayanan Belum adanya Optimalnya pelayanan
optimalnya Publik pelayanan khusus pasien beresiko jatuh
pelayanan pasien manajemen pada pasien sehingga resiko jatuh
beresiko jatuh di ASN beresiko jatuh pada pasien kondisi
Rawat Inap membuat resiko khusus dan manula
UPTD jatuh pasien bias diminimalisir.
Puskesmas terutama pasien
Jatisrono I kondisi khusus dan
Kabupaten manula.
Wonogiri
2 Kurang Pelayanan Keluarga pasien Tidak adanya
optimalnya publik atau pengunjung keluarga atau
pemberian masih membawa pengunjung pasien
informasi tentang anaknya yang yang membawa
larangan berumur 11 tahun anaknya ke ruang
membawa anak ke bawah ke rawat perawatan sehingga
usia 11 tahun inap sehingga meminimalisir resiko
kebawah ke memberikan resiko infeksi nosokomial
rawat inap UPTD infeksi nosokomial
Puskesmas pada anak karena
Jatisrono I daya tahan tubuh
Kabupaten yang masih rendah
Wonogiri
3 Kurang WOG Pengunjung masih Berlakunya jam
optimalnya jam banyak yang kunjung pasien
kunjung pasien di menjenguk pasien sehingga
rawat inap UPTD diluar jam kunjung mengoptimalkan
Puskesmas yang berlaku perawatan yang
Jatisrono I karena kurangnya diharapkan
Kabupaten informasi dari mempercepat
14
PRINSIP Kondisi Yang
No ISU Kondisi Saat Ini
ASN Diharapkan
Wonogiri petugas sehingga kesembuhan pasien
menggangu
istirahat dan
kesembuhan
pasien
4 Kurang WOG Masih banyaknya Tidak adanya
optimalnya pengunjung dan pengunjung mapupun
larangan merokok keluarga pasien keluarga pasien yang
di area Rawat yang merokok di merokok pada
Inap UPTD kawasan Rawat kawasan Rawat Inap
Puskesmas Inap UPTD UPTD Puskesmas
Jatisrono I Puskesmas Jatisrono I Kabupaten
Kabupaten Jatisrono I Wonogiri
Wonogiri Kabupaten
Wonogiri
15
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan
alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu bertujuan untuk
menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu
diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang dilakukan.
Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan alat
bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat actual, problematik, kekhalayakan dan layak dari
isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh
analisis APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi.
2. Penetapan Isu
Penetapan kualitas isu menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Layak) digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu isu
Tabel 1.3
Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 Aktual ( A ) Isu yang sering terjadi atau dalam proses
kejadian sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2 Problematik ( P ) Isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu dicarikan segera
solusinya
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak
4 Layak ( L ) Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya
16
Berikut ini beberapa isu yang ada pada Rawat Inap UPTD
Puskesmas Jatisrono I di Wonogiri, yang akan ditentukan kelayakannya
menggunakan metode APKL, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini :
Tabel 1.4
Penetapan Isu dengan Metode APKL
Kriteria
No Identifikasi isu Keterangan
A P K L
1. Kurang optimalnya + + + + Memenuhi syarat
pelayanan pasien
beresiko jatuh di Rawat
Inap UPTD Puskesmas
Jatisrono I Kabupaten
Wonogiri
2. Kurang optimalnya + + + + Memenuhi syarat
pemberian informasi
tentang larangan
membawa anak usia 11
tahun kebawah ke rawat
inap UPTD Puskesmas
Jatisrono I
3. Kurang optimalnya jam + + + + Memenuhi syarat
kunjung pasien
4. Kurang optimalnya + + + - Tidak memenuhi
larangan merokok di syarat
area rawat inap UPTD
Puskesmas Jatisrono I
18
Kriteria
No Isu Keterangan Peringkat
U S G
beresiko jatuh di
Rawat Inap UPTD
Puskesmas
Jatisrono I
Kabupaten Wonogiri
2. Kurang optimalnya 4 5 4 13 2
pemberian informasi
tentang larangan
membawa anak usia
11 tahun ke area
rawat inap UPTD
Puskesmas
Jatisrono I
3 Kurang optimalnya 3 4 4 11 3
jam kunjung pasien
19
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya akan dituliskan
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini, yaitu Bagaimana cara
pengoptimalisasi pelayanan pasien beresiko jatuh di Rawat Inap UPTD
Puskesmas Jatisrono I Kabupaten Wonogiri, dengan mengaktualisasi nilai-
nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi?
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan perumusan masalah yang telah
ditemukan tujuan yang akan di capai adalah untuk mengoptimalkan pelayanan
pasien beresiko jatuh di Rawat Inap UPTD Puskesmas Jatisrono I Kabupaten
Wonogiri, dengan mengaktualisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
D. Manfaat
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Penulis bisa menjalankan dan mengimplementasikan perannya dalam
lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan nilai-nilai dasar ASN yang
telah didapakan selama mengkuti inclass Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan prinsip
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan whole of Government.
b. Bagi Pasien
a. Mampu meningkatkan kesadaran pasien untuk menjaga kesehatan.
b. Mencegah komplikasi lebih lanjut bagi pasien
c. Terpenuhinya kualitas pelayanan pada pasien
c. Bagi Instansi
a. Terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Jatisrono I Kabupaten
Wonogiri
b. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
c. Mampu memberikan kualitas layanan prima dalam memberikan
pelayanan
20
BAB II
LANDASAN TEORI
21
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
22
B. Nilai Dasar PNS
Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Lima nilai dasar yang biasa
disingkat ANEKA ini merupakan modal awal PNS dalam menjalankan
tugasnya. Sebelum mengimplementasikan nilai dasar PNS, ada satu tahap
yang dilalui yaitu tahap internalisasi. Internalisasi merupakan proses
pemahaman atas nilai yang terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu
:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan
kemauan untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. PNS memiliki tugas pokok fungsi
yang wajib untuk dijalankan. Yujuan utama dari akuntabilitas adala untuk
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Pentingnya akuntabilitas bagi organisasi sebagai kewajiban
jabatan dalam memberikan pertangungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. Ada 9 aspek akuntabilitas antara lain :
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
/ institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
23
Tanggung jawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja
yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir (LAN, 2015).
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri
dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
24
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain
25
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
26
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
27
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the
dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation”. Oleh karena itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan
moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik
bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Dalam kaitannya
dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen
moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik. Jadi, Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
a. Kode etik Aparatur Sipil Negara
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
28
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode
perilaku Aparatur Sipil Negara yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritastinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dandisiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yangberlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etikapemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif danefisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakantugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingankedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapatatau
29
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritasASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawaiASN.
b. Nilai-nilai Dasar Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etikaluhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dansantun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitastinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dankerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalampekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
30
4. Komitmen Mutu
Definisi Komitmen mutu yaitu janji pada diri kita sendiri atau
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Ada empat indikator dari nilai – nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Orientasi mutu: orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas
pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
b. Efektif dan efisien: efektif dapat diartikan sejauh mana dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai
apapun yang coba dikerjakan. Efektivitas organisasi tidak
hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan. Sedangkan efisien dapat diartikan
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Efisiensi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia untuk mencapai tujuan.
c. Inovasi: Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan
mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan,
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai mengadaptasi
dari program atau organisasi lain untuk meningkatkan mutu
organisasinya.
31
e. Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana pegawai
memberikan pelayanan sepenuh hati kepada pelanggan.
f. Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana
pegawai/organisasi melakukan suatu perbaikan setelah melihat
situasi dan kondisi yang ada di unit kerjanya.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah atau tindakan yang melanggar
normanorma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung atau tidak
langsung. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio
yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi
dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya
yang luar biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam
ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang
lebih luas lagi.
Menurut UU No. 31/1999 JO No. UU 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara
b. Suap-menyuap
c. Pemerasan
d. Perbuatan curang
e. Penggelapan dalam jabatan
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gravitasi
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai – nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai – nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat
32
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
dari perbuatan curang.
b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan
seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi
dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang
untuk tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
33
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan orang
lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.
34
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
35
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2) Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
36
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi
3) Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
37
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi
bangsa.
D. Resiko Jatuh
Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di RS yang sering terjadi
dan dapat mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh
merupakan adverse event kedua terbanyak dalam isntitusi perawatan
kesehatan setelah kesalahan pengobatan atau medication errors (AHRO).
Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi
juga pada dampak keuangan yang ditanggung pasien dan rumah sakit
(RS).
FAKTOR RESIKO
1. Faktor intrinsik
2. Faktor ekstrinsik
39
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
40
(Permenkes) No. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
41
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau, bagi masyarakat
c. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara
professional dan bertanggungjawab sesuai standar mutu
d. Menciptakan kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat Jatisrono
e. Menyelenggarakan system informasi kesehatan yang bermutu
3. Strategi/Tata Nilai
Tata nilai diperuntukan para petugas puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada sasaran / pelanggan dan
agar pelanggan puas dalam memperoleh pelayanan
kesehatan.Tata nilainya adalah :
a. IBADAH : Melayani dengan berbakti pada Tuhan Yang
Maha Esa
b. IKHLAS : Melayani dengan Tulus
c. TANGGUNG JAWAB : Melayani sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban
d. MALU : Malu jika tidak berpelayanan dengan baik
e. PEDULI : Bertindak responsif terhadap kebutuhan
kesehatan masyarakat
f. INSTROPEKSI DIRI : Melayani bercermin untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan, agar dapat melayani dengan
baik
g. SENYUM : Melayani dengan ramah
h. BAHAGIA : Melayani dengan senang hati
42
4. Struktur Organisasi
Gambar 3.1.
43
5. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
UPT Puskesmas menurut Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengupayakan promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya
di wilayah kerjanya.
a. Sarana Kesehatan
Unit Rawat Jalan
1.Puskesmas
1.
NO JENIS SARANA JUMLAH SATUAN
a. Ruang Pendaftaran 1 Ruang
b. Ruang Obat 2 Ruang
c. Ruang Periksa KIA 1 Ruang
d. Ruang Imunisasi 1 Ruang
e. Ruang Pengobatan Umum 2 Ruang
f. Ruang Gawat Darurat 1 Ruang
g. Ruang Laboratorium 1 Ruang
h. Ruang Pelayanan Gigi 1 Ruang
i. Ruang VCT, Kesling 1 Ruang
j. Ruang P2M, TB Paru, 1 Ruang
k. Ruang Kepala Puskesmas 1 Ruang
l. Ruang Tata Usaha 1 Ruang
m. Ruang Pertemuan 1 Ruang
n. Ruang tunggu pasien 1 Ruang
o. Ruang fisioterapi 1 Ruang
p. Ruang Promkes, 1 Ruang
Bendahara
q. Ruang Gizi/ Pojok ASI 1 Ruang
r. Ruang Genset 1 Ruang
44
s. Ruang Rekam Medik 1 Ruang
Tabel 3.2.Sarana kesehatan unit
rawat jalan
b. Prasarana Kesehatan
Peralatan Medis
NO JENIS SARANA JUMLAH SATUAN
1. PKD Kit 4 Set
2. Papsmear Kit 2 Set
3. Stetoscope 13 Buah
4. Tensimeter 19 Buah
5. Posyandu Kit 11 Set
45
6. PHN Kit 2 Set
7. UKS Kit 2 Set
8. Cholinesterase 1 Buah
9. Dental unit 2 Set
10. Sanitasi Kit 1 Set
11. Mesin Fogging 1 Buah
12. Poliklinik Set - Set
13. Bidan Kit 3 Set
14. Tensimeter Dinding air raksa - Buah
15. Doppler 1 Buah
16. Sound Timer 1 Buah
17. EKG - Buah
18. Anthropometri 6 Buah
19. Anthropometri 1 Buah
20. Kotak Timbang 1 Buah
21. Glukosa Tes 1 Buah
22. Body Fat Analysis 1 Buah
23. Tanggap Darurat Kit 1 Set
24. Tabung O2 2 Buah
25. Centrifuse 1 Buah
26. Fotometer 1 Buah
27. Rotator 1 Buah
28. Hematology Analyzer 1 Unit
29. Urine Analyzer - Unit
Tabel 3.4
Prasarana Kesehatan
Sarana Penunjang
NO JENIS SARANA JUMLAH SATUAN
1. Komputer Desk Top 13 Unit
2. Laptop 11 Buah
46
3. Mesin Ketik 2 Buah
4. Telepon 1 Buah
5. OHP 2 Buah
6. Tape Deck 1 Buah
7. LCD Proyektor 1 Buah
8. Layar Proyektor 2 Buah
9. Mega Phone 1 Buah
10. Mobil Ambulance 1 Buah
11. Mobil Puskesling 1 Buah
12. Sepeda Motor Buah
13. Speaker (sound system) 3 Unit
Tabel 3.5.
Sarana Penunjang
c. Tenaga Kesehatan
48
g. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
h. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
i. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
j. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
k. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
l. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
m. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
n. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
o. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
p. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
q. Melakukan pelayanan imunisasi;
r. Melakukan pelayanan gizi;
s. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit;
t. Melakukan penyuluhan medik;
u. Membuat catatan Medik rawat jalan;
v. Membuat catatan Medik rawat inap;
w. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
x. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
y. Menguji kesehatan individu;
z. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
aa. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;
bb. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
cc. Menjadi saksi ahli;
dd. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
ee. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
ff. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
gg. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
hh. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
ii. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat sederhana.
49
C. Role Model
50
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Tabel 3.7.
Rencana Kegiatan Aktualisasi
51
Tabel 4.1
Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Subtansi Penguatan
N Output/ Hasil Kontribusi terhadap Visi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Mata Pelatihan Nilai
o Kegiatan Misi Organisasi
Dengan ANEKA Organisasi
Kontribusi kegiatan ini
Dalam
adalah sebagai
pelaksanaa
perwujudan Visi UPTD
n kegiatan
Puskesmas Jatisrono I
a. Adanya ini, maka
Kabupaten Wonogiri
referensi / a. Partisipatif nilai-nilai
yaitu : “ Prima Dalam
bahan lembar (akuntabilitas) organisasi
Membuat Pelayanan Demi
lembar identifikasi peserta yaitu
a. Menyiapkan bahan Terwujudnya
identifikasi pasien jatuh berpatisipatif Tanggung
untuk konsultasi Masyarakat Jatisrono jawab
pasien terkait menyiapkan bahan
1 jatuh lembar identifikasi Sehat Yang Mandiri Senyum
rencana konsultasi dengan
Sumber : pasien resiko jatuh Dan Berkeadilan 2020 ” Introspeksi
konsultasi kepala puskesmas
Inovasi Dan misi yang ke 2, diri
dengan
yaitu Menyelenggarakan
kepala
pelayanan kesehatan
puskesmas
yang bermutu, merata,
dan terjangkau, bagi
masyarakat
52
b. Melakukan b. Mendapat B.Jujur (
konsultasi dengan persetujuan akuntabilitas )
kepala puskesmas dari kepala konsultasi dengan
terkait rencana puskesmas kepala puskesmas
pembuatan lembar terkait dilaksanakan
identifikasi pasien rencana dengan penuh
pembuatan kejujuran.
lembar
identifikasi
pasien resiko
jatuh
53
c. Membuat lembar c. Adanya c. Inovasi (komitmen
identifikasi pasien lembar mutu ) untuk
Resiko jatuh monitoring memberikan
pasien kontribusi ide
kepada unit
kerja.Adanya revisi
laporan
menunjukkan kepala
puskesmas
berorientasi pada
mutu.
54
SKP b. Membuat dan b. Undangan b. Senyum, hormat, Menyelenggarakan
menyebarkan diterima sopan (Etika Publik) upaya pelayanan
undangan pegawai saat menyerahkan kesehatan secara
2
sosialisasi puskesmas undangan professional dan
bertanggungjawab
sesuai standar mutu”.
55
e.Melaksanakan e. e. Berpatisipatif
kegiatan Terlaksanany (akuntabilitas)
sosialisasi a kegiatan Peserta latsar dan
pegawai puskesmas
pelayanan pasien sosialisasi
berpatisipatif untuk
resiko jatuh resiko pasien menghadiri
jatuh di sosialisasi untuk
buktikan perbaikan
dengan Transparan
dokumentasi (akuntabilitas)
berupa foto ketika
dan video melaksanakan
sosialisasi tidak ada
hal yang ditutupi, hal
ini menunjukkan
transparansi.
56
SKP b Membuat kontrak b.Mendapatkan b. Sopan santun Terwujudnya Tanggung
dengan pasien persetujuan (etika publik) Masyarakat Jatisrono jawab
perihal tanda/marker dengan pasien dalam melakukan Sehat Yang Mandiri Disiplin
kontrak dengan Dan Berkeadilan 2020 ”
pasien bersikap Dan misi yang ke 3,
sopan dan santun yaitu :
“Menyelenggarakan
upaya pelayanan
c. Menyiapkan c.Tersedianya c. Disiplin (anti kesehatan secara
tanda/marker alat untuk korupsi) professional dan
tanda/marker menyiapkan alat bertanggungjawab
sesuai dengan sesuai standar mutu”.
kebutuhan
57
pengamalan
Pancasila sila ke 2.
Kerja keras untuk
konsisten untuk
memasang tanda
/marker pasien
beresiko jatuh
merupakan
cerminan dari sikap
nasionalisme sesuai
dengan
pengamalan
Pancasila sila ke 5
58
4 Membuat a. Melakukan a. Melakuka a. Jujur Kontribusi kegiatan ini Dalam
poster / konsultasi dengan n konsultasi (akuntabilitas) adalah sebagai pelaksanaa
banner kepala puskesmas dengan kepala konsultasi dengan perwujudan Visi UPTD n kegiatan
terkait pembuatan puskesmas kepala puskesmas
tentang Puskesmas Jatisrono I ini, maka
poster terkait dilaksanakan
resiko jatuh pembuatan dengan penuh Kabupaten Wonogiri nilai-nilai
pasien poster kejujuran yaitu : organisasi
Sumber: “ Prima Dalam yaitu
inovasi Pelayanan Demi Ikhlas
b. Membuat konsep b. Adanya b.efektif dan Terwujudnya Tanggung
poster konsep poster efisien (komitmen Masyarakat Jatisrono
yang akan di mutu) sesuai jawab
Sehat Yang Mandiri
cetak target yang ingin
dicapai Dan Berkeadilan 2020 ”
Dan misi yang ke 5,
yaitu :
c. Mencetak poster c. Poster c. Anti korupsi : Menyelenggarakan
tercetak membuat poster
dengan benar secara jujur dan system informasi
sesuai dengan mandiri tidak kesehatan yang bermutu
konsep tergantung orang
lain
59
dengan benar poster
60
c. Melaksanakan c. Terlaksanan c. .Berpatisipatif Introp
kegiatan ya kegiatan (akuntabilitas)
sosialisasi sosialisasi Peserta latsar dan
resiko pasien pegawai
pelayanan
jatuh di puskesmas
pasien resiko buktikan berpatisipatif untuk
jatuh dengan menghadiri
dokumentasi sosialisasi untuk
berupa foto perbaikan
dan video Transparan
(akuntabilitas)
ketika
melaksanakan
sosialisasi tidak ada
hal yang ditutupi, hal
ini menunjukkan
transparansi.
61
jatuh pelayanan Terwujudnya Tanggung
Sumber : pasien Masyarakat Jatisrono jawab
Perintah beresiko Sehat Yang Mandiri
Introp
atasan jatuh Dan Berkeadilan 2020”
Dan misi yang ke 4 yaitu
b. Membuat rekap b. Adanya :”Menciptakan
dari lembar rekap lembar b Komitmen mutu: kemandirian hidup sehat
monitoring pasien monitoring Mengumpulkan data bagi keluarga dan
pasien secara efektif dan masyarakat Jatisrono”
efisien. Sesuai
dengan target yang
ingin dicapai
menunjukkan efektif,
sedangkan efisien
dapat
mendayagunakan
sumberdaya yang
ada.
62
d. Mengevaluasi hasil d. Adanya hasil d. Akuntabilitas :
pelayanan dan akhir Transparan. ketika
monitoring pasien monitoring mengevaluasi resiko
pasien infeksi dan monitoring
pasien tidak ada hal
yang ditutupi, hal ini
menunjukkan
transparansi
63
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
SEPTEMBER 2019 OKTOBER 2019
NO URAIAN KEGIATAN BUKTI KEGIATAN
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Lembar Materi
Sosialisasi kepada petugas Penyuluhan, foto, video,
2.
yang ada di rawat inap notulen sosialisai, daftar
hadir
Membuat tanda/marker
3. foto, video Kegiatan
kepada pasien beresiko
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Membuat poster / banner Lembar Materi banner,
4.
tentang resiko paisen jatuh foto
65
5 Sosialisasi Terkadang keluarga Meminta keluarga pasien
pasien resiko pasien juga manula yang lenih muda
jatuh kepada yang susah diberikan
keluarga edukasi
penunggu
pasien yang
ada di rawat
inap
6 Monitoring dan Ada beberapa pasien Meminta bantuan kepada
evaluasi hasil yang hilang tanda keluarga pasien
pelayanan /marker resiko jatuh
resiko pasien
jatuh
66
BAB V
PENUTUP
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa palayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan. Di UPTD Puskesmas Jatisrono I Kabupaten
Wonogiri khususnya di Rawat Inap masih di temukan lima pokok
permasalahan yang belum terselesaikan sehingga menghambat
pelayanan kesehatan secara maksimal. Dari kelima isu yang ditemukan,
dilakukan analisis menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) sehingga didapatkan isu utama yang dibahas dalam rancangan
aktualisasi ini yaitu Kurang optimalnya pelayanan pasien beresiko jatuh di
Rawat inap UPTD Puskesmas Jatisrono I Kabupaten Wonogiri.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini
diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pelayanan 5 kegiatan. Dalam
upaya optimalisasi pelayanan pasien beresiko jatuh, menerapkan nilai-
nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang diimplementasikan pada
5 rancangan kegiatan aktualisasi, yang dalam penerapannya diharapkan
dapat mengoptimalkan pelayanan pasien beresiko jatuh pada pasien
sehingga dapat memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada. Dari isu
utama tersebut, dapat dirumuskan gagasan kegiatan yang dirancang
untuk penyelesaian dari isu tersebut. Gagasan penyelesaian tersebut
yaitu:
1. Membuat lembar identifikasi pasien beresiko jatuh
2. Sosialisasi kepada rekan kerja di rawat inap tentang resiko jatuh
pasien
3. Membuat tanda/marker kepada pasien beresiko Jatuh
4. Membuat poster / banner tentang resiko jatuh
5. Sosialisasi kepada keluarga pasien tentang resiko jatuh
67
6. Monitoring dan evaluasi hasil kinerja
68
DAFTAR PUSTAKA
70
DAFTAR RIWAYAT HUDUP
a. Identitas Diri
7 Nomor Hp 082232805993
71
Jalan Jatisrono - Jatiroto Kenteng
9 Alamat Kantor
Gunungsari Jatisrono
b. Riwayat Pendidikan
SD N JATISARI 2001 -
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS 2014
DOKTER UMUM
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
72