Togaf

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TOGAF adalah suatu kerangka kerja dan pengembangan metode untuk Enterprise Architecture yang

digunakan oleh arsitek perusahaan untuk merancang, merencanakan, melaksanakan, dan mengatur
arsitektur organisasi perusahaan.

Kelebihan Togaf

 Sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.


 Sistematis
 Focus pada siklus implementasi (ADM) dan proses
 Kaya akan area teknis arsitektur
 Recource base menyediakan banyak material referensi
 Karena melibatkan banyak pihak terutama industri, di TOGAF banyak memberikan
best practice atau kejadian riil di dunia nyata

Kekurangan Togaf

 Tidak ada templates standart untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat blok
diagram)
 Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

Fokus area daripada IT Governance antara lain adalah:

1. Strategic alignment: berfokus pada memastikan hubungan bisnis dan rencana TI;
mendefinisikan, memelihara dan memvalidasi proposisi nilai TI, dan menyelaraskan
operasi TI dengan operasi perusahaan.
2. Value delivery: adalah tentang menjalankan proposisi nilai seluruh siklus pengiriman,
memastikan bahwa TI memberikan manfaat yang dijanjikan terhadap strategi,
berkonsentrasi pada mengoptimalkan biaya dan membuktikan nilai intrinsik TI.
3. Risk management: membutuhkan kesadaran risiko dari pejabat perusahaan senior,
pemahaman yang jelas tentang risk appetite perusahaan itu, pemahaman tentang
persyaratan kepatuhan, transparansi tentang risiko yang signifikan untuk perusahaan
dan menanamkan tanggung jawab manajemen risiko kedalam organisasi.
4. Resource management: adalah tentang investasi yang optimal, dan pengelolaan yang
tepat atas sumber daya TI yang kritis, yaitu antara lainaplikasi, informasi, infrastruktur
dan orang-orang. Isu-isu kunci berkaitandengan optimasi pengetahuan dan
infrastruktur.
5. Performance measurement: menjalankan dan memonitor implementasi atasstrategi,
penyelesaian proyek, penggunaan sumber daya, kinerja proses dan pelayanan
pengiriman, yaitu menggunakan, misalnya, balanced scorecard yang menerjemahkan
strategi ke dalam tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapka

Pengelolaan TI (IT Governance) merupakan suatu bentuk perencanaan dalam menerapkan dan
menggunakan TI yang digunakan oleh suatu organisasi agar sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari
organisasi. TI yang diatur tersebut merupakan suatu proses untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi agar dapat mencapai tujuannya dengan menambahkan nilai yang dapat menyeimbangkan
resiko terhadap penggunaan TI serta prosesnya.
Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke
komputer

Internet of Things atau yang sering kita sebut IOT adalah sebuah konsep
yang memiliki tujuan memperluas manfaat dari konektivitas internet yang
tersambung secara terus-menerus.

TOGAF didasarkan pada empat pilar yang disebut domain arsitektur yaitu:
1. Arsitektur bisnis atau arsitektur bisnis proses yang mendefinisikan strategi bisnis, pemerintahan,
organisasi, dan
proses bisnis utama organisasi.
2. Arsitektur aplikasi yang menyediakan cetak biru untuk sistem aplikasi, interaksi antara sistem
aplikasi, dan
hubungannya dengan proses bisnis utama dari organisasi.
3. Arsitektur data yang menggambarkan struktur logis dan fisik aset organisasi data dan data yang
terkait dengan
pengelolaan sumberdaya.
4. Arsitektur teknis atau arsitektur teknologi yang menggambarkan perangkat keras, perangkat
lunak, dan infrastruktur
jaringan yang dibutuhkan untuk mendukung penyebaran.

The Open Group Architecture


Framework (TOGAF)
1. PENDAHULUAN

Enterprise architecture adalah deskripsi tentang struktur perusahaan, yang terdiri dari
komponen-komponen enterprise, sifat-sifat dan hubungan di antara komponen tersebut.
Enterprise architecture menjelaskan terminologi komposisi komponen perusahaan,
hubungannya dengan lingkungan eksternal, dan prinsip-prinsip panduan untuk kebutuhan
(analisis), desain, dan evolusi dari suatu perusahaan. Deskripsi ini komprehensif, termasuk
tujuan perusahaan, proses bisnis, peran, struktur organisasi, perilaku organisasi, informasi
bisnis, aplikasi perangkat lunak, dan sistem komputer.

2.SEJARAH PERKEMBANGAN / LATAR BELAKANG

The open group architecture framework (TOGAF) adalah suatu framework untuk arsitektur
perusahaan yang memberikan pendekatan yang komprehensif untuk merancang, perencanaan,
pelaksanaan, dan tata kelola arsitektur informasi perusahaan. TOGAF merupakan level atas
dan pendekatan holistik untuk desain, yang biasanya dimodelkan
pada empat tingkat, yaitu bisnis, aplikasi, data, dan teknologi[8]. TOGAF memiliki
pandangan sendiri, yang dapat ditentukan baik sebagai deskripsi formal dari suatu sistem,
atau rencana rinci dari sistem pada tingkat komponen untuk memandu pelaksanaan, atau
sebagai struktur komponen, hubungannya, prinsip-prinsip dan pedoman yang mengatur
desain dan evolusi.

TOGAF dimulai awal 1990-an sebagai metodologi untuk pengembangan arsitektur teknis,
dan telah dikembangkan oleh The Open Group ke dalam kerangka arsitektur enterprise yang
luas. Pada tahun 1995 , versi pertama dari TOGAF (TOGAF 1.0) disajikan. Versi ini
terutama didasarkan pada Architecture Framework Teknis Pengelolaan Informasi (TAFIM),
dikembangkan sejak tahun 1980 oleh an Departemen Pertahanan AS.

Pada bulan Desember 2001 TOGAF 7, “Edisi Teknis “, diterbitkan TOGAF 8 (“Enterprise
Edition”) pertama kali diterbitkan pada bulan Desember 2002 dan diterbitkan dalam bentuk
diperbarui TOGAF 8.1 pada bulan Desember 2003. Sekitar tahun 2005 menjadi TOGAFTM
merek dagang terdaftar dari The Open Group. Pada bulan November 2006 Open Group
dirilis TOGAF 8.1.1. Menurut The Open Group , pada Februari 2011, lebih dari 15.000
individu TOGAF Bersertifikat. Pada September 2012 register resmi memiliki lebih dari
20.000 individu bersertifikat.

Versi terakhir adalah TOGAF 9.1, diluncurkan pada tanggal 1 Desember 2011. Sebuah
perkembangan evolusi dari TOGAF 8, TOGAF 9 mencakup banyak fitur baru termasuk :

 Peningkatan kekakuan, termasuk Konten Metamodel resmi yang menghubungkan


artefak TOGAF bersama-sama ( walaupun ada beberapa masalah dengan Metamodel
tersebut ) .
 Penghapusan perbedaan yang tidak perlu.
 Banyak lagi contoh dan template.

Panduan dan teknik tambahan meliputi:

 Sebuah pendekatan bisnis berbasis formal arsitektur.


 Kemampuan bisnis berbasis perencanaan.
 Bimbingan tentang cara menggunakan TOGAF untuk mengembangkan Arsitektur dan
Keamanan SOAs.

The Open Group menyediakan TOGAF gratis kepada organisasi untuk tujuan non-komersial
internal mereka sendiri. Jadi
The open group architecture framework (TOGAF) adalah suatu framework untuk arsite
ktur perusahaan yang
memberikan pendekatan yang komprehensif untuk merancang, perencanaan, pelaksanaan
, dan tata kelola arsitektu informasi perusahaan.
TOGAF merupakan level atas dan pendekatan holistik untuk desain, yang biasanya di
modelkan pada empat tingkat, yaitu bisnis, aplikasi, data, dan teknologi.

TOGAF memiliki pandangan sendiri, yang dapat ditentukan baik sebagai deskripsi formal
dari suatu sistem, atau rencana
rinci dari sistem pada tingkat komponen untuk memandu pelaksanaan, atau sebagai
struktur komponen, hubungannya, prinsip-prinsip dan pedoman yang mengatur desain dan
evolusi.
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan TOGAF

 Sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.


 Sistematis
 Focus pada siklus implementasi (ADM) dan proses
 Kaya akan area teknis arsitektur
 Recource base menyediakan banyak material referensi
 Karena melibatkan banyak pihak terutama industri, di TOGAF banyak memberikan
best practice atau kejadian riil di dunia nyata

Kekurangan TOGAF

 Tidak ada templates standart untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat blok
diagram)
 Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

4. PENERAPAN

TOGAF didasarkan pada empat pilar yang disebut domain arsitektur yaitu:
1. Arsitektur bisnis atau arsitektur bisnis proses yang mendefinisikan strategi bisnis,
pemerintahan, organisasi, dan
proses bisnis utama organisasi.
2. Arsitektur aplikasi yang menyediakan cetak biru untuk sistem aplikasi, interaksi antara
sistem aplikasi, dan
hubungannya dengan proses bisnis utama dari organisasi.
3. Arsitektur data yang menggambarkan struktur logis dan fisik aset organisasi data dan data
yang terkait dengan
pengelolaan sumberdaya.
4. Arsitektur teknis atau arsitektur teknologi yang menggambarkan perangkat keras,
perangkat lunak, dan infrastruktur
jaringan yang dibutuhkan untuk mendukung penyebaran.

Elemen kunci dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM) yang
memberikan gambaran spesifik untuk proses pengembangan arsitektur enterprise (Lise 2006).
ADM adalah fitur penting yang memungkinkan perusahaan mendefinisikan kebutuhan bisnis
dan membangun arsitektur spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu.

1. Preliminary Phase – fase ini mencakup aktivitas persiapan untuk menyusun kapabilitas
arsitektur termasuk kustomisasi TOGAF dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur.
Tujuan fase ini adalah untuk menyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa
pendekatan ini untuk mensukseskan proses arsitektur. Pada fase ini harus menspesifikasikan
who, what, why, when, dan where dari arsitektur itu sendiri.

 What adalah ruang lingkup dari usaha.


 Who adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang akan bertanggung
jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana mereka akan dialokasikan dan
bagaimana peranan mereka.
 How adalah bagaimana mengembangkan arsitekture interprise,
menentukan framework dan metode apa yang akan digunakan untuk menangkap
informasi.
 When adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur
 Why adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan
organisasi yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.

2. Phase A: Architecture Vision – fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan
arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders, penyusunan
visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur.

Beberapa tujuan dari fase ini adalah :

 Menjamin evolusi dari siklus pengembangan arsitektur mendapat pengakuan dan


dukungan dari manajemen enterprise.
 Mensyahkan prinsip bisnis, tujuan bisnis dan pergerakan strategis bisnis organisasi.
 Mendefinisikan ruang lingkup dan melakukan identifikasi dan memprioritaskan
komponen dari arsitektur saat ini.
 Mendefiniskan kebutuhan bisnis yang akan dicapai dalam usaha arsitektur ini dan
batasannya.
 Menghasilkan visi arsitektur yang menunjukan respon terhadap kebutuhan dan
batasannya.

Beberapa langkah yang dilakukan pada fase ini adalah :

 Menentukan / menetapkan proyek


 Mengindentifikasi tujuan dan pergerakan bisnis. Jika hal ini sudah didefinisikan,
pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum
jelas.
 Meninjau prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis. Meninjau ini berdasarkan
arsitektur saat ini yang akan dikembangkan. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan
definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.
 Mendefinisikan apa yang ada di dalam dan di luar rungan lingkup usaha saat ini.
 Mendefinisikan batasan-batasan seperti waktu, jadwal, sumber daya dan sebagainya.
 Mengindentifikasikan stakeholder, kebutuhan bisnis dan visi arsitektur.
 Mengembangkan Statement of Architecture Work.

3. Phase B: Business Architecture – fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis


untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap ini
tools dan method umum untuk pemodelan seperti: Integration DEFinition (IDEF)
dan Unified Modeling Language (UML) bisa digunakan untuk membangun model yang
diperlukan.

Beberapa tujuan dari fase ini adalah :

 Menguraikan deskripsi arsitektur bisnis dasar.


 Mengembangkan arsitektur bisnis tujuan, menguraikan strategi produk dan/atau
service dan aspek geografis, informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan
bisnis yang berdasarkan pada prinsip bisnis, tujuan bisnis dan penggerak strategi.
 Menganalisi gap antara arsitektur saat ini dan tujuan.
 Memilih titik pandang yang relevan yang memungkinkan arsitek mendemokan
bagaimana maksud stakeholder dapat dicapai dalam arsitektur bisnis.
 Memilih tools dan teknik relevan yang akan digunakan dalam sudut pandang yang
dipilih.

Beberapa langkah yang dilakukan di fase ini adalah :

 Mengembangkan deskripsi asitektur bisnis saat ini untuk mendukung arsitektur bisnis
target.
 Mengindentifikasi reference model, sudut pandang dan tools
 Melengkapi arsitektur bisnis
 Melakukan gap analisis dan membuat laporan

4. Phase C: Information Systems Architectures – Pada tahapan ini lebih menekankan pada
aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur
sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan
digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data
digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan
dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram.

Tujuan dari fase ini adalah mengembangkan arsitektur tujuan dalam domain data dan
aplikasi. Ruang lingkup dari proses bisnis yang didukung dalam fase C dibatasi pada proses-
proses yang didukung oleh TI dan interface dari proses-proses yang berkaitan dengan non-
TI. Implementasi dari arsitektur ini mungkin tidak perlu dalam urutan yang sama, diutamakan
terlebih dahulu yang begitu sangat dibutuhkan.

Beberapa langakah yang diperlukan untuk membuat arsitektur data adalah:

 Mengembangkan deskripsi arsitektur data dasar


 Review dan validasi prinsip, reference model, sudut pandang dan tools.
 Membuat model arsitektur
 Memilih arsitektur data building block
 Melengkapi arsitektur data
 Melakukan gap analysis arsitektur data saat ini dengan arsitektur data target dan
membuat laporan.

5. Phase D: Technology Architecture –Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan,


dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan
menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat
keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam
pemilihan teknologi.

Beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat arsitektur teknologi yaitu:

 Membuat deskripsi dasar dalam format TOGAF


 Mempertimbangkan reference model arsitektur yang berbeda, sudut pandang dan
tools.
 Membuat model arsitektur dari building block
 Memilih services portfolio yang diperlukan untuk setiap building block
 Mengkonfirmasi bahwa tujuan bisnis tercapai
 Menentukan kriteria pemilihan spesifikasi
 Melengkapi definisi arsitektur
 Melakukan gap analysis antara arsitektur teknologi saat ini dengan arsitektur
teknologi target.

6. Phase E: Opportunities and Solutions – Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah
dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan, indentifikasi proyek utama yang akan
dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai
pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada. Pada fase ini juga
akan direview gap analysis yang sudah dilaksanakan pada fase D.

Tujuan dari fase ini adalah :

 Mengevaluasi dan memilih pilihan implementasi yang diidentifikasikan dalam


pengembangan arsitektur target yang bervariasi
 Identifikasi parameter strategik untuk perubahan dan proyek yang akan dilaksanakan
dalam pergerakan dari lingkungan saat ini ke tujuan.
 Menafsirkan ketergantungan, biaya dan manfaat dari proyek-proyek yang bervariasi.
 Menghasilkan sebuah implementasi keseluruhan dan strategi migrasi dan sebuah
rencana implementasi detail.

7. Phase F: Migration and Planning – Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan
biaya. Tujuan dari fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi
menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari
proyek migrasi yang bervariasi. Daftar prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk
dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana migrasi.

8. Phase G: Implementation Governance – fase ini mencakup pengawasan terhadap


implementasi arsitektur.

Tujuan dari fase ini adalah :

 Untuk merumuskan rekomendasi dari tiap-tiap proyek implementasi


 Membangun kontrak arsitektur untuk memerintah proses deployment dan
implementasi secara keseluruhan
 Melaksanakan fungsi pengawasan secara tepat selagi sistem sedang
diimplementasikan dan dideploy
 Menjamin kecocokan dengan arsitektur yang didefinisikan oleh proyek implementasi
dan proyek lainnya.

9. Phase H: Architecture Change Management – fase ini mencakup penyusunan prosedur-


prosedur untuk mengelola perubahan ke arsitektur yang baru. Pada fase ini akan
diuraikan penggerak perubahan dan bagaimana memanajemen perubahan tersebut, dari
pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. ADM menguraikan strategi
dan rekomendasi pada tahapan ini. Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan
proses manajemen perubahan arsitektur untuk arsitektur enterprice yang baru dicapai
dengan kelengkapan dari fase G. Proses ini akan secara khusus menyediakan monitoring
berkelanjutan dari hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan perubahan dalam
lingkungan bisnis dan menentukan apakah untuk menginisialisasi secara formal siklus evolusi
arsitektur yang baru.

10. Requirements Management – menguji proses pengelolaan architecture requirements


sepanjang siklus ADM berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai