Fix Laporan Glugur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 126

LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan perorangan jenjang pertama.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan unit
pelaksana teknis dinas yang selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisai
dilingkungan dinas kota yang melakukan tugas teknis operasional. Puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan
pusat pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dalam
suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
1
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1.2. Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan KKS di Puskemas Glugur Darat seluruh
dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Batam mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan primer di puskesmas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah peserta didik menyelesaikan program praktek
puskesmas diharapkan, seluruh dokter muda Fakultas Kedokteran
Universitas Batam akan:
a. Terampil berkomunikasi dengan pasien dan tim kesehatan lainnya
secara efektif dalam pelayanan primer di puskesmas.
b. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan puskesmas.
c. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan program-program kerja di
Puskesmas Glugur Darat.

1.3. Prosedur Kerja


Kepaniteraan klinik senior yang dilaksanakan di Puskesmas Glugur
Darat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas
Glugur Darat.
b. Pencatatan data dan laporan yang ada di Puskesmas Glugur Darat.
c. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut serta dalam
pelayanan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
1
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
 Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam satu sistem.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
3
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memilki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2.1.2 Tujuan Puskesmas


Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan dan kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

2.1.3 Fungsi Puskesmas


Sesuai dengan Sistem kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi
sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu


menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau
pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar
dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh
kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap
pembangunan yang dilaksanakan setidaknya mendatangkan
dampak positif terhadap kesehatan. Keberhasilan dapat diukur dari
Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS) Indikatornya adalah :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
4
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Berapa % sekolah yang dinyatakan berpotensi sehat


 Berapa % tempat kerja yang dinyatakan berpotensi sehat
 Berapa tempat-tempat umum yang dinyatakan berpotensi sehat
Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk sekolah:
 Tersedianya air bersih
 Tersedianya jamban yang saniter
 Adanya larangan merokok
 Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang Merah Remaja
(PMR) untuk SLTP

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang


bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan pemecahan dengan memanfaatkan
potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari intansi lintas
sektoral maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan tokoh
masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang


bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan
pemecahannya dengan benar tanpa atau bantuan pihak lain.

Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu:


 Tumbuh-kembang UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat)
 Tumbuh dan berkembangnya LSM di bidang kesehatan.
 Tumbuh dan berfungsinya BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
5
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik,
komprehensif/rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang
bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat serta, mempunyai nilai strategis untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat
pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient
service).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan
pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:
 Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok
masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama
masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di
wilayah kerja puskesmas.
 Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok
masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama
masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di
wilayah kerja puskesmas.
 Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,
kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga
pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
6
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat


dipertimbangkan Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat
inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas dapat
melakukan cara-cara sebagai berikut :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melakukankegiatan dalam rangka menunjang dirinya sendiri.
2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali serta menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program kerja Puskesmas.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang
bersifat mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu
dan berkesinambungan.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan
yang meliputi :
 kuratif (pengobatan)
 preventif (pencegahan)
 promotif (peningkatan kesehatan)
 rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
7
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis,


golongan umur dan dimulai sejak dimulainya pembuahan
dalam kandungan hingga tutup usia.

 Pelayanan Kesehatan Terpadu (terintegrasi)


Sebelum adanya pelayanan kesehatan terpadu ini, masing-
masing organisasi yang terkait dalam pelayanan kesehatan
melakukan usaha-usaha kesehatannya secara terpisah dan
bekerja sendiri-sendiri. Mereka langsung melaporkan hasil
kegiatannya kepada KaDinKes sehingga mereka saling tidak
mengenal program apa yang akan dijalankan untuk kemajuan
kesehatan di masyarakat.
Dengan adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan
melalui Puskesmas, maka kegiatan-kegiatan pokok ini dilakukan
bersama dibawah satu koordinasi & satu program. Berbagai jenis
kegiatan pokok Puskesmas dilakukan secara kerja sama, begitu
pula rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan
pengendalian serta evaluasi kegiatan dilakukan bersama di bawah
satu administrator dan satu pimpinan.
Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam
melakukan tugasnya, maka Puskesmas ditunjang dengan unit
kegiatan yang lebih sederhana dalam bentuk:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan
yang sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu
melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam
masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan
kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja
Puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2-3 desa, dengan
sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa–Bali) hingga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
8
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

10.000 orang (di perkotaan Jawa–Bali). Puskesmas pembantu


merupakan bagian integral dari Puskesmas, dengan kata lain
Puskesmas juga meliputi Puskesmas pembantu yang ada di
wilayah kerjanya.
Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah
menyelenggarakan sebagian program kegiatan Puskesmas sesuai
dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.
2. Puskesmas keliling (Pusling)
Adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas
keliling, terdiri dari tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor/roda 4/perahu bermotor, peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas keliling
berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan pelaksanaan
program Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum
terjangkau atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana
kesehatan.
Kegiatan Puskesmas keliling adalah :
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
daerah terpenil yang tidak terjangkau oleh pelayanan
Puskesmas atau Puskesmas pembantu, 4 hari dalam
seminggu.
b. Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa
c. Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat
d. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio
visual.
3. Bidan yang bertugas di desa
Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa
dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan Puskesmas, bidan desa mempunyai wilyah kerja 1-2
desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang/desa, dan
bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
9
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta


masyarakat dalam Posyandu dan pembinaan kelompok
persepuluhan, membina kelompok kader dasa wisma, membantu
persalinan di rumah-rumah, mengadakan rujukan. Di samping
memberi pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan
persalinan di rumah. Selain itu sebagai tugas khusus, bidan desa
bertanggung jawab atas program Kesehatan Ibu dan Anak serta
program Keluarga Berencana di wilayah kerjanya.
4. Puskesmas rawat inap
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas
tempat perawatan dan ruang tambahan untuk menolong
penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun perawatan sementara. Fungsinya sebagai ”Pusat
Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat
sebelum dapat dirujuk ke Rumah Sakit.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh Puskesmas rawat inap
adalah sebagai berikut:
 Puskesmas harus terletak kira-kira 20 km dari RS
 Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari puskesmas
sekitarnya
 Dipimpin oleh seorang dokter disertai tenaga kesehatan yang
memadai
 Jumlah kunjungan minimal100 orang per hari
 Penduduk wilayah puskesmas & penduduk 3 puskesmas
sekitarnya minimal 20.000 per puskesmas
 Pemda bersedia menyediakan anggaran rutin yang
mencukupi

Kegiatan :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:
 kecelakaan lalu lintas
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
10
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 persalinan penyulit
 penyakit gawat darurat
2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik
dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan
pengiriman penderita ke RS
4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti
(risiko tinggi)dan persalinan dengan penyulit
5. Melakukan MOP atau MOW(MOP = Metode Operasi pada
Pria, MOW = Metode Operasi pada Wanita )

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Kecamatan
sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai dengan
penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan dengan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kelompok indikator pencapaian Kecamatan sehat yang
dipantau tahunan atau lima tahunan yang terdiri dari :
 Indikator lingkungan meliputi :
 Ketersediaan air bersih dan jamban
Sarana pembuangan air besar dibedakan menjadi empat macam,
yaitu memakai jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban
cemplung dan tidak memakai jamban.
 Keadaan tempat pembuangan sampah dan limbah
 Keadaan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
11
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tempat–tempat umum merupakan sarana yang dikunjungi


banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat
penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, terminal, biosko, pasar
dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang
sesuai.
 Indikator perilaku masvarakat meliputi:
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lima tatanan
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan kondisi bagi perorangan, keluarga dan kelompok
dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan
penetahuan, sikap dan perilaku sehingga membantu masyarakat
dalam mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri., dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Upaya yang dilakukan melalui pendekatan
pimpinann (advokasi), bina suasana (social support), dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
 Indikator pelayanan kesehatan, meliputi :
 KEP balita
 Insidens penyakit diare
 Insidens penyakit TBC
 Insidens penyakit ISPA pada balita
 Resiko tinggi pada ibu hamil

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
12
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Kelompok Indikator pelaksanaan fungsi Puskesmas yang


dipantau bulanan atau tahunan yang terdiri dari:
 Indikator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
 Tatanan sekolah
 Tatanan tempat kerja
 Tatanan tempat-tempat umum
 Tatanan institusi kesehatan
Ukuran penilaian tatanan yang dimaksud adalah perilaku
dan keadaan lingkungan fisik
 Indikator pemberdayaan masyarakat dan keluarga
 Tumbuh kembangnya upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM)
 Tumbuh dan berkembangnya lembaga swadaya masyarakat
(LSM) yang bergerak di bidang kesehatan
 Tumbuh dan fungsi Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
 Tumbuh dan berkembangnya keluarga sehat
 Indikator pelayanan kesehatan tingkat pertama
 Kualitas pelayanan
 Cakupan program kegiatan

Selanjutnya Dinas Kesehatan kabupaten/kota bersama dengan


Puskesmas menguraikan indikator diatas lebih operasional sesuai
dengan pelaksanaan kegiatan fungsi Puskesmas dengan
pertimbangan keadaan kesehatan di kabupaten/kota khususnya di
daerah wilayah kerja Puskesmas.

2.2.2 Misi Puskesmas


Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang
dilakukan melalui Puskesmas didasarkan pada misi didirikannya
Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan (Centre for

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
13
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Health Development) di wilayah kerja tertentu (biasanya di tingkat


Kecamatan). Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui
perluasan jangkauan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan
transportasi, peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan staf,
peningkatan rujukan, peningkatan manajemen organisasi, dan
peningkatan peran serta masyarakat.
Penjabaran misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan dapat dilakukan melalui berbagai upaya seperti:
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa
dengan membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu,
Pos Kesehatan, Posyandu dan penempatan bidan di desa yang
mengelola sebuah polindes (poliklinik persalinan desa).
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas dapat diwujudkan, baik dengan
meningkatkan keterampilan dan motivasi kerja staf Puskesmas
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maupuun
dengan cara mencukupi berbagai jenis kebutuhan peralatan dan
obat-obatan yang perlu tersedia di Puskesmas. Ada dua aspek
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas yang perlu dibedakan
yaitu quality of care dan quality of services. Keduanya saling
terkait. Quality of care lebih banyak menyatu aspek profesi dan
penanganannya menjadi tanggung jawab ikatan profesi. Yang
termasuk Quality of services lebih banyak terkait dengan kualitas
dan kelengkapan sarana pelayanan kesehatan termasuk
manajemen program pelayanan kesehatan (management support
system).
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya
didasarkan pada analisis epidemiologi penyakit yang berkembang
di wilayak kerja Puskesmas. Tetapi model perencanaan obat
dengan menggunakan pendekatan epidemiologi penyakit masih

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
14
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

sulit dilaksanakan di Puskesmas karena adanya format baku


sistem pengadaan dan distribusi obat melalui sistem Inpres
sehingga mekanisme perencanaan dari bawah sukar berkembang.
4. Sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih
diperkuat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
sampai ke tingkat desa. Rujukan pelayanan kesehatan akan dapat
terlaksana bila pembangunan sektor lain di tingkat Kecamatan
juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi yang lebih
memadai dan peningkatan pendapatan keluarga. Kegagalan tugas
pokjanal (kelompok kerja fungsional) menunjang pelaksanaan
program pelayanan terpadu adalah salah satu contoh masih
lemahnya koordinasi dan kerjasama lintas sektoral di tingkat
Kecamatan sehingga pelaksanaan rujukan program secara sektoral
di tingkat Kecamatan juga terhambat.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Prinsip kerja PKMD
adalah berkembangnya kegiatan masyarakat dalam rangka
menolong diri mereka sendiri. Kegiatannya perlu dilakukan
secara gotong-royong dan swadaya sehingga masyarakat mampu
mencapai mutu hidup yang lebih sehat dan sejahtera. Kegiatan
masyarakat tersebut merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional pada umumnya dan pembangunan desa khususnya.
Pengembangan program PKMD seharusnya mendapat dukungan
melalui peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Ini berarti kegiatan PKMD harus dikembangkan oleh masyarakat
sendiri dan pembinaannya dilakukan tidak saja oleh Puskesmas
tetapi bekerjasama dengan sektor-sektor lain yang terkait di
tingkat Kecamatan. Lahirnya konsep PKMD di Indonesia
merupakan jawaban atas rekomendasi WHO di Alma Ata (1978)
untuk menerapkan tema pembangunan kesehatan untuk seluruh
masyarakat tahun 2000 (Health for all by the year 2000).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
15
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa misi Puskesmas


hanya mencakup 4 hal, yaitu:
 Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang berwawasan
kesehatan
 Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup
sehat
 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

2.3 Azas, Prinsip dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Pada penyelenggaran upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaran puskesmas secara
terpadu.
2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Indonesia, pengelolaan program kerja Puskesmas berpedoman pada
empat azas pokok yakni:
1. Azas pertanggung-jawaban wilayah
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas pertanggung-jawaban wilayah. Artinya,
Puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah
kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya.
Karena adanya azas yang seperti ini, maka program kerja
Puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, dalam arti hanya
sekedar menanti kunjungan masyarakat ke Puskesmas, melainkan
harus secara aktif memberikan pelayanan kesehatan sedekat
mungkin dengan masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
16
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

2. Azas peran serta masyarakat


Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas peran serta masyarakat. Artinya,
berupaya melibatkan Bentuk peran serta masyarakat dalam
pelayanan kesehatan banyak masyarakat dalam
menyelenggarakan program kerja tersebut. Di Indonesia dikenal
dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
3. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas keterpaduan. Artinya, berupaya
memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan program
kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari
sektor lain lintas sektoral).
4. Azas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan azas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani
suatu masalah kesehatan harus merujuknya ke sarana kesehatan yang
lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah
Rumah Sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat
jalur rujukannya adalah pelbagai ”kantor” kesehatan.

2.3.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Menurut peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas),
prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi:
1. Paradigma sehat. Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
17
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

2. Pertanggung jawaban wilayah. Puskesmas menyelenggarakan


dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
3. Kemandirian masyarakat. Puskesmas mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
4. Pemerataan. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna. Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat
guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, dan mudah
dimafaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan. Puskesmas
mengintegrasikan dan megoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas sektor serta melaksanakan sistem
rujukan yang didukukung dengan manajemen puskesmas.

2.3.3 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global
serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
Puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
18
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok Puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
c. Upaya kesehatan kerja
d. Upaya kesehatan gigi dan mulut
e. Upaya kesehatan jiwa
f. Upaya kesehatan mata
g. Upaya kesehatan usia lanjut
h. Upaya pembinaan pengobatan
i. Laboratorium sederhana

2.4 Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya
dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional
adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
19
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan


Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta seperti: praktik dokter, praktik dokter gigi,
praktik bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah
kerja Puskesmas terdapat pula berbagai upaya-upaya kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti: Posyandu,
Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina.

2.4.2 Organisasi Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
Puskesmas di suatu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur
organisasi Puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
20
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Data dan informasi


 Perencanaan dan penilaian
 Keuangan
 Umum dan kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKMB
 Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu
 Unit Puskesmas Keliling
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggungjawab tersebut
dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka jabatan kepala
puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV. Apabila tenaga yang
memenuhi syarat untuk menjabat jabatan eselon IV tidak tersedia,
ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan sesuai dengan kriteria
Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
21
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

2.4.3 Tata Kerja Puskesmas


1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan
kantor Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat Kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta
penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya
masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi dengan kantor Kecamatan
mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dengan demikian, secara teknis dari administratif,
Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Sebaliknya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan administratif
dan teknis kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama
termasuk penyelenggara rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan. Contohnya seperti
Posyandu, Poskeskel, dll.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerja sama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit
(Kabupaten/Kota) dan berbagai Balai Kesehatan Masyarakat (Balai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Pengobatan Penyakit Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai


Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat,
Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerja sama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai Balai Kesehatan Masyarakat. Kerja sama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh
dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang
optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di
tingkat Kecamatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan
aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti
tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta
dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
23
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1. Sejarah Singkat Puskesmas Glugur Darat Medan


Puskesmas Glugur Darat Medan didirikan pada tanggal 16 April 1968
yang diresmikan oleh Gubernur Sumut KDHT, T.I.H. Marah Halim pada
tanggal 1 April 1972 sebagai pusat kesehatan masyarakat dibawah naungan
dinas kesehatan Kota Medan.
Puskesmas Glugur Darat Medan yang terletak di Jl. Pendidikan No. 08
kel. glugur darat 1 kec. Medan timur merupakan puskesmas perawatan yang
melayani pasien berobat jalan dan rawat inap. Pasien yang memerlukan
perawatan yang lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan di rujuk ke
Rumah Sakit terdekat.

3.1. Gambar peta puskesmas glugur darat medan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
24
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

3.1.1 Batas Wilayah Kerja Upt Puskesmas Glugur Darat


1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan KecamatanMedan Deli
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan
Dan berbatasan dengan Kecamatan Medan
Tembung
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.

Visi dan Misi Puskesmas Glugur Darat Medan


1. Visi
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata, dan
terjangkau menuju masyarakat Kecamatan Medan Timur yang sehat dan
mandiri.
2. Misi
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang handal dan profesional demi mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
b. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat di bidang kesehatan dan
mendorong masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat .
c. Memberdayakan serta mendorong kemandirian masyarakat melalui
pemberdayaan usaha kesehatan berbasis masyarakat (UKBM).
3. Janji Pelayanan “Memberikan Pelayanan Terbaik”
4. Moto Pelayanan
“Sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang
telah ditetapkan dan apabila tidak menepati janji ini, siap menerima sanksi
sesuai peraturan perundan-undangan yang berlaku”
5. Tata Nilai GULDAR
G (GIAT) – Bersemangat dalam memberikan pelayanan
U (ULET) – Pantang menyerah dan berupaya memberikan
pelayanan yang terbaik
L (LOYAL) – Setia pada profesi / pekerjaan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
25
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

D(DINAMIS) – Luwes dalam pelayanan (mengikuti setiap


perubahan yang terkait dengan sistem pelayanan
kesehatan)
A (ADIL) – Tidak membedak-bedakan dalam memberikan
pelayanan
R (RAMAH) – Senyum, sapa, salam dalam memberikan pelayanan

3.2. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas glugur darat medan terdiri dari:
 Luas wilayah kerja : 776 Ha
 Jumlah Kelurahan : 11 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 128 Lingkungan
 Jumlah Penduduk :113.274 Jiwa
 Jumlah Kepala Keluarga : 31902 KK
 Jumlah Bumil : 2.164 jiwa
 Jumlah Bulin : 2.065 jiwa
 Jumlah Bayi : 1.949 jiwa
 Jumlah Bufas : 1.757 jiwa

3.3. Data Wilayah / Data Geografis


Puskesmas glugur darat medan mempunyai wilayah kerja meliputi
sebelas kelurahan yang berada di kecamatan medan timur yaitu :
 Kelurahan Pulo brayan bengkel baru : 117 Ha
 Kelurahan Pulo brayan bengkel : 104 Ha
 Kelurahan Pulo brayan darat I : 85 Ha
 Kelurahan Pulo brayan darat II : 80 Ha
 Kelurahan Glugur darat I :79 Ha
 Kelurahan Glugur darat II : 76 Ha
 Kelurahan Sidodadi : 40 Ha
 Kelurahan Gang buntu : 41 Ha

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
26
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Kelurahan Perintis : 49 Ha
 Kelurahan Gaharu : 52 Ha
 Kelurahan Durian : 53 Ha

3.4 Keadaan Penduduk


A. laki-laki
- Kelurahan Glugur Darat I : 5.887
- Kelurahan Glugur Darat II : 5.410
- Kelurahan P.Brayan Darat I : 10.542
- Kelurahan P. Brayan Darat II : 7.106
- Kelurahan P. Brayan Bengkel : 7.143
- Kelurahan P. B. Bengkel Baru : 5.287
- Kelurahan Durian : 4.399
- Kelurahan Gaharu : 4.091
- Kelurahan Sidodadi : 2.863
- Kelurahan Perintis : 1.894
- Kelurahan Gang Buntu : 1.748

B. Perempuan
- Kelurahan Glugur Darat I : 5.681
- Kelurahan Glugur Darat II : 6.203
- Kelurahan P.Brayan Darat I : 10.940
- Kelurahan P. Brayan Darat II : 7.232
- Kelurahan P. Brayan Bengkel : 6.807
- Kelurahan P. B. Bengkel Baru : 5.330
- Kelurahan Durian : 4.470
- Kelurahan Gaharu : 4.167
- Kelurahan Sidodadi : 3.032
- Kelurahan Perintis : 1.991
- Kelurahan Gang Buntu : 1.894

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
27
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

C. Mata percarian Penduduk

- Pegawai Swasta : 21.153


- Pegawai Negeri : 4.435
- TNI / POLRI : 4.442
- Pedagang : 2 .120
- Sopir : 138
- Tukang Batu : 115
- Pensiunan : 4.109

3.4. Data Kesehatan


3.4.1 Sarana Pendidikan
Tabel 3.1 Distribusi Sarana pendidikan Diwilayah Kerja Puskesmas
Glugur Darat Medan

No Jumlah
Sarana Pendidikan

1 TK/PAUD 38
2 SD 46
3 SMP 18
4 SMU/SMK 18
5 PT 1
Jumlah 121
*Sumber data dari Puskesmas Glugur Darat Medan
Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di
naungi Puskesmas Glugur Darat Medanyang paling banyak adalah
46 Sekolah Dasar (SD)

3.4.2 Sarana Kesehatan


- Ruangan Pemeriksaan Umum I (LANSIA)
- Ruangan Pemeriksaan Umum II (DEWASA)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
28
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Ruangan Pemeriksaan Umum III (ANAK)


- Ruangan KIA/KB
- Ruangan VCT
- Ruangan Gigi dan Mulut
- RuanganImunisasi dan Gizi
- RuanganIVA
- Ruangan spesialis
-UGD (Unit Gawat Darurat)

3.4.3 Sarana Pendukung Kesehatan


- Laboratorium
-Farmasi
- Fasilitas ambulance

3.4.4 Sarana Fisik Puskesmas


 Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
 Ruang KTU : 1 buah
 Ruang Pendaftaran : 1 buah
 Ruang Pemeriksaan Umum I (LANSIA) : 1 buah
 Ruang Pemeriksaan Umum II (DEWASA) : 1 buah
 Ruang Pemeriksaaan Umum III (ANAK) : 1 buah
 Ruangan UGD : 1 buah
 Ruangan Rujukan : 1 buah
 Ruangan KIA/KB :1 buah
 Ruangan Apotik : 1 buah
 Ruangan Imunisasi dan Gizi : 1 buah
 Ruang Gigi dan Mulut : 1 buah
 Ruang Spesialis :1 buah
 Ruang IVA : 1 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
29
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Ruangan Rapat : 1 buah


 Ruang Lab : 1 buah
 Ruangan Sholat : 1 buah
 Ruang Rekam Medis : 1 buah
 Ruang rawat inap laki-laki : 1 buah
 Ruang rawat inap perempuan : 1 buah
 Toilet Pegawai : 5 buah
 Toilet pasien : 2 buah
 Gudang : 1 buah
 Ruang dapur : 1 buah

3.5 Tenaga Kesehatan Puskesmas


Puskesmas Glugur Daratmedan memiliki petugas atau tenaga
kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, para medis dan staf administrasi.
Tabel 3.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Glugur Darat
NO NAMA NIP GOL JABATAN
IV A Ka.
1 dr. Rosita Nurjannah S 196112071996032001
Puskesmas
2 dr. Ella Rina Sari 197910202005022004 III D KTU
Dokter
3 dr. Rita Turnip 196812232002122002 IV B
madya
Penyuluhan
4 Lasmaminar Ruthia, SKM 196310281984022001 IV A Kesehatan
Masyarakat
Sanitarian
5 Anna Sari Harahap, SKM 196707291989032002 IV A
Madya
6 Sinur D Situmeang, S. Tr. Keb 196901201991032004 IV A Bidan Madya
Dokter
7 dr. Harry C Simanjuntak,SpOG 197004051999101001 IV A
Madya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
30
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Perawat
8 Marintan P, S.Kep, Ners 197301171998032003 IV A
Madya
Dokter
9 dr. Nurlela Hutahuruk 197011052005012012 IV A
Madya
Dokter
10 dr. Herlina Purba 198002292006042012 IV A
Madya
Petugas
11 Mangara hamonangan, SE 196012111983101001 III D
Loket
Pranata Lab.
12 Hartini 196306071984022002 III D Kesehatan
Penyelia
Nutrisionis
13 Hj. Norina Ridwan 196611111989032005 III D
Penyelia
Bidan
14 Asniar 196512311988032039 III D
Penyelia
Perawat
15 Durmia Simamora 196507101988032004 III D
Penyelia
Bidan
16 Yuliarnis 196810251989032002 III D
Penyelia
Perawat
17 Marintan, AMK 196303271992032003 III D
Penyelia
Perawat
18 Hotmian Simbolon, AMK 197112151991012002 III D
Penyelia
Perawat
19 Marince Sianipar 196910271992032005 III D
Penyelia
Bidan
20 Hotmelia D, S.S.T, M.Kes 197309271993032007 III D
Penyelia
Perawat
21 Raskita br Ginting, AMK 197205081997022001 III D
Penyelia
22 Sapinah, AMK 197512071998032002 III D Perawat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
31
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Penyelia

23 dr. Sri Wirya Ningsih 197802132007012002 III D Dokter Muda

24 dr. Tejo Purwono 198010202010011034 III D Dokter Muda

25 dr. Lediana Sianturi 198206252010012007 III D Dokter Muda

26 dr. Reny Sustika 198310212010012005 III D Dokter Muda


Dokter gigi
27 drg. Hikmah Nurmasitah 198303252009042007 III D
Muda
Dokter gigi
28 drg. Irlila Triarty 196112012000032001 III C
Muda
Dokter gigi
29 drg. Ahmad Sofyan H, Sp Pros 197501222006041004 III C
Muda
Pranata Lab.
30 M. Yuzar 196911031996031001 III B Kesehatan
Lnjutan
Bidan
31 Sinur Hanna Putri 198011192005022001 III B Pelaksana
Lanjutan

32 Ara Parlinggoman 196210041984022002 III B Bendahara

Bidan
33 Lesna Sinulingga, SST 198211072006042002 III B
Pertama
Perawat
34 Novi Suarniatti Z, S.Kep 19871116201001024 III B
pertama
Perawat
35 Delima Sinaga, S.Kep,Ners 196712092007012004 III A
pertama
Asis.
Apoteker
36 Dini Indriani 198106032005022002 III A
pelaksanaan
lanjutan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
32
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Pranata lab.
Kes.
37 Krismalasari, AMAK 198305252008042004 III A
Pelaksanaan
lanjutan
Asis.
Apoteker
38 Fiska Indriyati, A.Md 198410092011012015 III A
pelaksanaan
lanjutan
Perawat pel.
39 Esthi Wulandari, AMK 198602112011012005 III A
lanjutan
Bidan
40 Rona Elisi M S, S.Tr. Keb 19763072011012004 III A
pertama
Nutrisionis
41 Ulina Ginting 198102162011012002 III A
pel. Lanjutan
Perawat gigi
42 Febryani Sri H, AMKG 198302282011012007 III A
pel. Lanjutan
Perawat
43 Daniel Simamora, AMK 108604082011011009 III A
Pel.Lanjutan
*Sumber data dari Puskesmas Glugur Darat Medan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
33
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
34
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

3.6 Fasilitas Fisik Puskesmas Glugur Darat Medan


Puskesmas Glugur darat medan dalam menjalankan kegiatan
didukukng oleh fasilitas fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilita imunisasi

3.7 Sumber Daya Manusia


Lembaga Kesehatan Puskesmas Glugur darat medan
1. Dokter Umum : 9 Orang
2. Dokter Gigi : 3 Orang
3. Dokter spesialis : 1 Orang
4. Perawat Gigi : 1 Orang
5. Bidan : 7 Orang
6. Perawat : 11 Orang
7. Asisten Apoteker : 2 Orang
8. Tata Usaha : 2 Orang
9. Petugas Gizi :1 Orang
10. Sanitasi : 1 Orang
11. Analis : 2 Orang
12. Jurim : 1 Orang
13. Honor : 1 Orang
14. PHL/CS : 1 Orang
Jumlah : 43 Orang

3.8 Fasilitas Administrasi


- Meja pendaftaran
- Komputer administrasi
- Rak. rekam medis
- Data Rekam Medis
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
35
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

3.8.1 Fasilitas Imunisasi


- Penyediaan vaksin
- Tempat penyimpanan vaksin
- Timbangan BB
- Meteran
- Spuit
- Safety box
- Kapas alcohol
- Obat-obatan
3.8.2 Fasilitas Alat – alat Kesehatan
Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Glugur Darat Medan
antara lain yaitu :
1. Ruangan
2. Bidan KIT
3. Lansia KIT
4. Alat-alat Suntik dan P3K
5. Timbangan Bayi dan Dewasa
6. 2 Set Dental Unit
7. Lemari Pendingin tempat penyimbanan bahan-bahan imunisasi
8. Imunisasi KIT
9. Alat-alat Laboratorium sederhana
10. KIE KIT (Paket Penyuluhan)
11. Posbindu KIT

3.8.3 Fasilitas Obat – obatan


Puskesmas Glugur Darat Medan dalam rangka menjalankan tugas – tugas
pokoknya memulihkan kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh
perlengkapan obat – obatan antara lain :
 Obat – obatan BPJS

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
36
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tabel 3.3 Daftar Obat – obatan di Puskesmas Glugur Darat Medan


Januari-Desember 2018
No Nama Obat No Nama Obat
1 Alfrazolam 1 mg tab 70 Trianta
2 Amlodipine 5 mg 71 Trifamol 500 mg
3 Asam Asetil Salisilat / Miniaspi 72 Fenobarbita 30 mg
80 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Asiklovir 200 mg 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg
6 Adalat Oros 20 mg 75 Fitomenadion Tablet
7 Adalat Oros 30 mg 76 Furosemide
8 Antasida DOEN I 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat (vit c) 250 mg 78 Metformin
10 Alkohol 70 I liter onemed 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acyclovir tab 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 Asam folat 0,4 mg 85 Infus Set Dewasa
17 Concor 2,5 mg 86 Kal. Hidro Pasta
18 Doksisilin 100 mg 87 Kalsium Laktas
19 Gemfibrozil 300 mg 88 Valdimex 5 mg
20 Genoint salep mata 0,3 89 Vosea
21 Iodine Povidon 105 90 Zinc Pro sirup
22 Klindamisin 300 mg kap 91 Eritromisin
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes Telinga
24 Klorfeniramin maleat (CTM) 4 93 Klorampenikol
mg
25 Captropil 12,5 mg 94 Ibuprofen

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
37
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

26 Ciptrofloxacin 500 mg tab 95 Isoniazid


27 Lansoprazole 96 Kaptopril 25 mg
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Metrinodazol 250 mg 99 Vitamin B6 10 mg
31 Niktatin 500.000 IU 100 Cetrizin sirup 5 mg
32 Omeprazole 101 Ranitidine 150 mg
33 Paracetamol syrup 102 OBH
34 Plain 3/0, 75 cm, 30 mm 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Rivanol 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Tetrasiklin 250 mg 105 Vitamin B komplek
37 Tetrasiklin 500 mg 106 Paracetamol Sirup
38 Acifar cream 5 gr 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Afrin adult nasal spray 108 Nacl 0,9%
40 Bonapons 500 mg 109 Neo Diagon tab 650 mg
41 Cloro Tulle 110 OTSU WI AIR 25 ml
42 Co- Amoxiclave 625 mg 111 Tiamin
43 Erlamicetrin tetes telinga 112 Solare Arterior A3
44 Farmalat 10 mg 113 Becefort sirup
45 Glimeprid 2 mg 114 Becefort tablet
46 Gluconic 5 mg 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Grafacetin tab 117 Truvit sirup
49 Gratason 0,5 mg 118 Bedak salicyl 2 %
50 Grazeo 20 mg 119 Bevalex krim
51 H2O2 3% 120 Calfera
52 Moladerm 121 Cloro Tulle
53 Molavir 122 Gludepatic 500 mg
54 Molexdine solution 123 Graseric
55 Novaron kaplet 124 Graxine

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
38
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

56 Novastan 500 125 Grazeo 20 mg


57 Novaxifen sirup 126 Hypafix uk 5 m x 5 m
58 Prednison 5 mg 127 Lexacorton
59 Prodiabed 5 mg 128 Novagyl 500 mg
60 Ramolit 129 Novaron 500 mg
61 Ranacyd Forte Syrup 130 Pratifar 40 mg
62 Ratrim syrup 131 Samcovask 10 mg
63 Methyl prednisolon 132 Samtacid 5 mg
64 Renadinac 50 mg 133 Sarung tangan steril
65 Selvin 10 mg 134 Selesbion
66 Solinfec cream 135 Selesdiar
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Selespurin 100 mg
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Toxaprim tablet
69 Tokasid 138 Toxaprim tablet 480 mg
*sumber data dari Puskesmas Glugur darat Medan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
39
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

DENAH PUSKESMAS

*Sumber data dari Puskesmas Glugur Darat Medan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
40
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

ALUR BEROBAT PASIEN

*Sumber data dari Puskesmas Glugur Darat Medan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
41
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan


mewujudkan komitmen untuk mencapai SDGs (Sustainable
Development Goals) / Tujuan Pembangunan Millenium pada tahun
2030, UPT Puskesmas Glugur Darat bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu dan terencana.
Program kegiatan kesehatan yang diulirkan pemerintah mencakup
berbagai aspek permasalahan masyarakat. Untuk mewujudkan itu
Puskesmas membagi program tersebut menjadi tiga upaya kesehatan,
yaitu upaya kesehatan Masyarakat (Essensial), Upaya Kesehatan
Masyarakat Pengembangan dan Upaya Kesehatan Perorangan.
4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan harus diselenggarakan di Puskesmas Glugur Darat.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana bersifat
UKM
c. Upaya perbaikan gizi masyarakat yang bersifat UKM
d. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
e. Upaya kesehatan lingkungan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. UPT

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
42
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Puskesmas Glugur Darat sendiri menyelenggarakan upaya kesehatan


pengembangan sebagai berikut :
a. Upaya Kesehatan Sekolah ( UKS )
b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Indera
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Kerja
h. Upaya Kesehatan Tradisional komplementer
i. Upaya Kesehatan Olahraga

4.2. Program Prioritas Puskesmas


Program prioritas puskesmas merupakan program pelayanan
kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit
yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Ada 6 Program Prioritas pelayanan kesehatan di
Puskesmas yaitu :
1. Upaya Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan
puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup
sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu,
kelompok maupun masyarakat).
2. Upaya Kesehatan Lingkungan, yaitu program pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
3. Keluarga Berencana, yaitu program pelayanan kesehatan KB
di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada
PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
43
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4. Upaya Perbaikan Gizi, yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,


perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia
Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang
Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular dan tidak
menular, yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk
mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi
(misalnya TB, DBD, Kusta dll).
6. Upaya Pengobatan, yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk
mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang
pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan, sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas mencakup 3 hal: (1) pencatatan, pelaporan, dan
pengolahan; (2) analisis; dan (3) pemanfaatan. Pencatatan hasil
kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-buku register yang
berlaku untuk masing-masing program.

4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan


Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan,
kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan dengan membuka
jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan melakukan
advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali, menjaga atau memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
44
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tabel 4.1 Penyelenggaraan Promosi Kesehatan


Bulan Penyuluhan Kunjungan Penyebaran
kesehatan rumah informasi
Januari 168 1619 1787
Februari 192 2320 2512
Maret 175 1766 1961
April 133 1512 1645
Mei 110 1738 1848
Juni 103 1743 1846
Juli 108 1695 1803
Agustus 88 1739 1827
September 87 1787 1874
Oktober 92 1748 1840
November 108 1824 1932
Desember 152 1796 1820

Kegiatan promosi kesehatan di bidang lain yang dilakukan :


1. Peringatan hari Lansia
2. Senam lansia yang dilakukan di Puskesmas Glugur Darat setiap
selasa
3. POSBINDU PTM
4. Pelatihan DokterKecildan Remaja

4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan
terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian
yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju
derajat keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan-kgiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
45
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minumam
3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi

Table 4.2 Laporan Petugas Kesling Puskesmas Glugur Darat Bulan


Januari – Desember 2018

RT yang RT yang
No Posyandu Persentase
memanfaatkan Toga PHBS
Januari 79 4168 335 22,8
Februari 79 4196 520 22,5
Maret 79 4175 517 28,9
April 79 4164 522 34,5
Mei 79 4169 538 31
Juni 79 4169 567 31
Juli 79 4183 576 34
Agustus 79 5192 645 37
September 79 5192 746 42
Oktober 79 5204 766 45
November 79 5207 798 44
Desember 79 5226 823 47

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
46
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.2.3 Keluarga Berancana


KB merupakan program yang dilakukan untuk terciptanya
pelayanan yang berkualitas dengan penuh bagi pengguna jasa
pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan
usia subur mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur
jumlah, waktu dan jarak antara kehamilan guna merencanakan dan
mewujudkan suatu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Table 4.3 Data Aseptor Kb Lama-Baru Puskesmas Glugur


DaratJanuari – Desember 2018

JENIS KONTRASEPSI JLH

NO BULAN
IUD IMPLAN KONDOM PIL SUNTIK

L B L B L B L P L P L P

1 JANUARI 0 1 1 0 2 0 19 0 5 1 27 2

2 FEBRUARI 0 1 10 8 0 0 22 0 5 2 40 11

3 MARET 0 2 0 0 1 0 16 0 2 0 19 2

4 APRIL 0 0 1 0 2 1 17 0 6 0 24 0

5 MEI 0 1 2 1 0 1 21 0 2 1 25 4

6 JUNI 0 0 0 0 2 0 17 0 2 1 21 1

7 JULI 0 1 0 19 1 0 50 2 5 2 56 24

8 AGUSTUS 0 1 0 1 2 2 727 1 4 0 733 5

9 SEPTEMBER 0 2 0 1 1 0 1 0 4 0 6 3

10 OKTOBER 0 2 0 1 5 10 497 0 5 6 507 19

11 NOVEMBER 0 1 0 0 1 0 1 1 3 1 5 3

12 DESEMBER 0 0 6 2 11 0 3 0 4 0 24 2

TOTAL 0 12 20 33 28 14 1391 4 47 14 1487 76

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
47
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.2.4 Upaya Perbaikan Gizi


Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi
masyarakat dengan pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi
kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan penangulangan
Perbaikan Gizi di Puskesmas meliputi :
1. Upaya perbaikan gizi keluarga
2. Upaya perbaikan gizi Institusi
3. Upaya penanggulangan kelainan gizi
4. Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan
yodium
5. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
6. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein
dan kurang energi kronis
7. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
8. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro
lain
9. Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
48
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

TABEL 4.4 LAPORAN DATA BULANAN CAPAIAN PROGRAM GIZI DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN
MEDAN TIMUR PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 2018
Cakupan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
D/S 86.23% 86.25% 85.09% 85.48% 84.19% 85.15% 85.29%
K/S 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
N/D 83.47% 83.47% 84.11% 83.31% 84.40% 83.90% 84.05%
N/S 71.98% 70.03% 71.58% 71.22% 71.06% 71.44% 71.69%
Pemberian Vit. 881
A pada bayi 89.89%
Pemberian Vit. 7027
A pada balita
89.96%

Pemberian Vit. 169 169 542 744 889 1043 1163


A pada Bufas 7.93% 16.9% 24.24% 36% 43.05% 50.50% 56.31%
Pemberian Fe 186 349 542 744 889 103 1163
pada Bumil 7.73% 16.12% 26.24% 36.02% 41.08% 48.19% 53.74%
743
Asi Eksklusif
17.09%
Tablet tambah 0 315 496 696 696 793 793
Darah Remaja
0% 7.5% 11.82% 16.58% 16.58% 18.89% 18.89%
Putri
Balita GIzi
4 4 3 3 3 3 3
Buruk
Balita Gizi
20 21 18 18 19 19 16
Kurang
Bumil KEK 2 4 9 3 4 2 0

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
49
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Cakupan Jumlah
Kegiatan
Agu Sept Okt Nov Des
D/S 86.04% 85.49% 85.72% 85.72% 85.71% 85.53%
K/S 100% 100% 100% 100% 100% 100%
N/D 83.53% 83.98% 83.86% 83.86% 83.87% 83.8%
N/S 71.89% 71.8% 71.88% 71.88% 71.89% 71.52%
Pemberian Vit. 884 1763
A pada bayi 90.20% 90%
Pemberian Vit. 7036 14063
A pada balita 90%
90.07%

Pemberian Vit. 1295 1438 1588 1791 1992 12823


A pada Bufas 59.84% 69.63% 73.38% 82.76% 92.05% 51%
Pemberian Fe 1295 1438 1588 1791 1992 13020
pada Bumil 59.84% 66.45% 76.90% 82.76% 92.05% 36%
784 1527
Asi Eksklusif
25.51% 21.3%
Tablet tambah 893 943 1043 1189 1329 9186
Darah Remaja
21.28% 22.47% 24.85% 28.33% 31.67% 18.2%
Putri
Balita Gizi 36
3 3 3 3 3
Buruk
Balita Gizi
16 16 22 22 22 229
Kurang
Bumil KEK 4 4 4 0 5 41

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
50
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Program Gizi

71.53%
85.53%

83.82%
100%

D/S K/S N/D N/S

Grafik 4.1 Data Bulanan Capaian Program Gizi di Wilayah Kerja


Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari s.d
Desember 2018

4.2.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent
infeksi atau toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir
yang ditukarkan atau di transmisikan kepada penjamu yang rentan.
Kejadian luar biasa adalah kejadian kesakitan atau kematian yang
menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan atau
ketakutan dikalangan masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik
dianggap adanya peningkatan yang brrarti dari kejadian kesakitan atau
kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (Undang-undang no.4 tahun
1984 tentang wabah penyakit yang menular ).
Penangulangan kejadian luar biasa penyakit menular (P2M) dengan
upaya-upaya :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
51
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1. Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun


pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan
sarana obat yang memadai termasuk rujukan.
2. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya
: abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang
tercemar pada KLB diare dsb.
3. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan dan
logistik.
Program Pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak
menyebar didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan dan imunisasi.
Cara Penularan Penyakit Menular, dikenal beberapa cara penularan
penyakit menular yaitu:
1. Penularan secara kontak
2. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman
yang tercemar
3. Penularan melalui vector
4. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato
Surveilans epidemiologi Penyakit Menular adalah suatu kegiatan
pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan atau kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secara sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini.
Program Pemberantasan Penyakit Menular :
1. Program imunisasi
2. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
3. Program malaria dengan angka insiden malaria ( AMI )
4. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan
pneumonia
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
52
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

5. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare


6. Program rabies
7. Program surveilans
8. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

4.2.6 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi
tertentu atau produk beracun yang timbul melalui penularan dari orang
yang terinfeksi, hewan atau reservior benda mati ke penjamu yang rentan,
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuhan atau
hewan perantara, vektor atau lingkungan mati (Depkes, 2014).
Mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan bahan monitoring,
melakukan evaluasi dan imunisasi rutin dan insidentil serta
menyelenggarakan pencegahan atau pemberantasan dan penanggulangan
penyakit. Program-program penyelenggaraan pencegahan atau
pemberantasan dan penanggulangan penyakit yang dilaksanakan di
Puskesmas Desa Lalang adalah sebagai berikut:
Sasaran:
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan:
1. Mencegah terjangkitnya penyakit
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
53
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1. Program Diare
TABEL 4.5 LAPORAN DATA PASIEN DIARE BERDASARKAN
RENTANG USIA KEJADIAN

USIA
Bulan 0-6 6 BLN -1 1-4 JUMLAH
5-9 THN 10-14 THN 15-19 THN >20 THN
BLN THN THN
1 1 0 2 2 3 1 19 28
2 0 2 3 2 1 0 10 18
3 0 0 3 0 2 1 15 21
4 0 2 1 2 1 1 10 17
5 2 2 6 0 1 0 2 13
6 0 1 3 0 0 0 5 9
7 3 3 7 1 4 4 16 38
8 0 1 10 2 2 1 20 36
9 1 2 7 6 3 7 18 44
10 0 5 3 5 5 1 24 43
11 0 2 8 5 2 1 19 37
12 1 0 7 4 1 1 6 20

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
54
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Diare
50
45
40
35
30
25
20
Diare
15
10
5
0

Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan


September dengan jumlah 44 kasus dan kasus terendah terjadi pada
bulan Juni dengan jumlah 9 kasus.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
55
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

2. Program TB
Kasus TB
Jumlah Penduduk Jumlah Kasus Baru BTA + Jumlah Seluruh Kasus TB Anak 0-14
No. Kelurahan Pustu thn
L P L P
L P L+P L+P L+P Jml %
Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Glugur Darat I 0 5,887 5,681 11,568 1 0.017 2 0.04 3 9 0.15 5 0.09 14 0 0.00
2 Glugur Darat II 0 5,410 6,203 11,613 0 0.000 1 0.02 1 4 0.07 9 0.15 13 0 0.00
P. Brayan Darat
3 0 10,524 10,940 21,464 3 0.029 0 0.00 3 12 0.11 6 0.05 18 0 0.00
I
P. Brayan Darat
4 0 7,106 7,232 14,338 2 0.028 1 0.01 3 7 0.10 6 0.08 13 1 0.01
II
P. Brayan
5 1 7,143 6,807 13,950 3 0.042 1 0.01 4 12 0.17 5 0.07 17 1 0.01
Bengkel
6 P.B.B. Baru 0 5,287 5,330 10,617 4 0.076 3 0.06 7 12 0.23 6 0.11 18 0 0.00
7 Durian 0 4,399 4,470 8,869 4 0.091 0 0.00 4 12 0.27 3 0.07 15 0 0.00
8 Gaharu 0 4,091 4,167 8,258 1 0.024 0 0.00 1 10 0.24 9 0.22 19 1 0.01
9 Sidodadi 0 2,863 3,032 5,895 0 0.000 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00 0 0 0.00
10 Perintis 0 1,894 1,991 3,885 1 0.053 0 0.00 1 5 0.26 1 0.05 6 2 0.05

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
56
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

11 Gang Buntu 0 1,748 1,894 3,642 0 0.000 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00 0 0 0.00
Jumlah (KAB/KOTA) 56,352 57,747 114,099 19 0.034 8 0.01 27 83 0.15 50 0.09 133 5 0.00
CNRKASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 33.72 13.85 23.66

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 147.29 86.58 116.57

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
57
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Jumlah Kematian
BTA (+)
Angka Kesembuhan (Cure Rate) Angka Pengobatan Lengkap Selama
Diobati
Pengobatan
No. Kelurahan Pustu
L P L+P L P L+P
L P L+P Jm L P L+P
Jml % Jml % Jml % Jml % % Jml %
l
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Glugur Darat I 0 1 2 3 0 0 1 50 1 33 1 100 1 50 2 67 0 0 0
2 Glugur Darat II 0 0 1 1 0 - 0 0 0 0 1 - 4 400 5 500 0 0 0
3 P. Brayan Darat I 0 3 0 3 0 0 0 - 0 0 1 33 0 - 1 33 1 0 1
4 P. Brayan Darat II 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 1 50 3 300 4 133 0 0 0
5 P. Brayan Bengkel 1 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 25 0 0 0
6 P.B.B Baru 0 4 3 7 1 25 0 0 1 14 2 50 3 100 5 71 0 0 0
7 Durian 0 4 0 4 2 50 0 - 2 50 1 25 1 - 2 50 0 0 0
8 Gaharu 0 1 0 1 2 200 0 - 2 200 2 200 3 - 5 500 0 0 0
9 Sidodadi 0 0 0 0 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 0 0
10 Perintis 0 1 0 1 1 100 0 - 1 100 3 300 1 - 4 400 0 0 0
11 Gang Buntu 0 0 0 0 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 0 0
Jumlah (KAB/KOTA) 19 8 27 6 32 1 13 7 26 12 63 17 213 29 107 1 0 1

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
58
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

3. Program ISPA

ISPA < 5 th
Perkiraan pneumoni Jumlah kunjungan
No Bulan Bukan
balita balita batuk Pneumoni
pneumoni
1 Januari 417 101 0 101
2 Februari 417 70 0 70
3 Maret 341 99 0 99
4 April 417 63 9 63
5 Mei 341 58 1 57
6 Juni 341 53 1 52
7 Juli 341 181 92 181
8 Agustus 341 91 0 91
9 September 341 90 0 90
10 Oktober 341 142 1 142
11 November 341 134 5 134
12 Desember 341 143 6 137
Total 4482 1125 115 1117

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
59
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4. Program DBD
NO BULAN KELURAHAN JUMLAH
Glugur Darat I 2
1 Januari
Pulo Brayan Bengkel Baru 2
2 Febuari Pulo Brayan Darat II 1
3 Maret Pulo Brayan Bengkel Baru 1
4 April - -
5 Mei Pulo Brayan Darat II 3
6 Juni Glugur Darat I 1
Glugur Darat II 1
7 Juli
Pulo Brayan Darat II 1
Pulo Brayan Bengkel 1
8 Agustus
Pulo Brayan Darat II 1
Glugur Darat II 1
9 September Pulo Brayan Bengkel 1
Pulo Braya Darat 1
Glugur Darat I 1
Pulo Brayan Darat I 1
Glugur Darat II 2
10 Oktober
Pulo Brayan Bengkel Baru 1
Pulo Brayan Bengkel 1
Durian 1
Glugur Darat I 1
Pulo Brayan Darat II 3
11 Nopember
Perintis 1
Pulo Brayan Bengkel 3
Pulo Brayan Bengkel Baru 1
12 Desember
Pulo Brayan Bengkel 1
TOTAL 34

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
60
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

KASUS DBD
10
8
6
4
2
0 KASUS DBD

NOVEMB…
SEPTEMB…
JANUARI
FEBRUARI

APRIL

JUNI

AGUSTUS
MEI

JULI
MARET

OKTOBER

DESEMBER
Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan
November dengan jumlah 8 kasus dan kasus terendah terjadi pada
bulanApril dengan jumlah 0 kasus.

5. Program Imunisasi
munisasi adalah suatu tindakan yang memberikan kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Tabel 4.7 jadwal pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
61
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

TABEL 4.8LAPORAN PENCAPAIAN IMUNISASI PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR
BULAN JANUARI – DESEMBER 2018

No Imunisasi Target Sasaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun


1 Hep B 1949 Bayi 142 143 141 141 139 125
2 BCG 1949 Bayi 182 159 156 147 141 122
3 Polio 1 1949 Bayi 179 157 167 161 177 150
4 DPT/HB 1 1949 Bayi 173 150 156 153 170 140
5 Polio 2 1949 Bayi 113 101 104 95 111 87
6 DPT/HB 2 1949 Bayi 134 112 116 109 126 97
7 Polio 3 1949 Bayi 135 116 123 117 133 106
8 Polio 4 1949 Bayi 153 135 144 139 155 128
9 DPT 3 1949 Bayi 157 129 133 131 148 115
10 Campak 1949 Bayi 149 132 141 137 153 127

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
62
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

No Imunisasi Target Sasaran Jul Agu Sep Okt Nov Des Jlh
1 Hep B 1949 Bayi 108 129 139 179 161 130 1677
2 BCG 1949 Bayi 130 152 154 186 157 150 1796
3 Polio 1 1949 Bayi 137 186 165 122 103 100 1804
4 DPT/HB 1 1949 Bayi 132 162 163 178 166 162 1905
5 Polio 2 1949 Bayi 74 121 101 211 173 169 1450
6 DPT/HB 2 1949 Bayi 93 117 119 219 121 105 1468
7 Polio 3 1949 Bayi 93 142 121 187 130 132 1535
8 Polio 4 1949 Bayi 115 164 140 165 151 147 1626
9 DPT 3 1949 Bayi 111 139 140 199 143 133 1678
10 Campak 1949 Bayi 105 157 144 229 128 120 1602

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
63
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

PENCAPAIAN IMUNISASI
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400 Pencapaian
200
0

CAMPAK
BCG

DPT HB Hib 1

DPT HB Hib 2
HB 0

POLIO 1

POLIO 2

POLIO 3

POLIO 4
DPT Hb Hib 3

Dari grafik di atas di dapatkan bahwa target pencapaian untuk


imunisasi dari bulan Januari sampai bulan Desember pada tahun 2018
belum mencapai target.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
64
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.2.6 Upaya Pengobatan


Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif
saja melainkan juga memberikan pengertian tentang preventif terhadap
penyakit.
DiPuskesmas Glugur Darat, baru dilaksanakan pengobatan gratis
untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong
penderita gawat darurat baik tindakan operasi terbatas maupun rawat
inap smenetara seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan, dan lain-lain
Kegiatan yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan masnyarakat
dipuskesmas, meliputi :
1. Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit dan menberikan obat
melalui apotik yang ada di puskesmas
2. Penyuluhan kepada pasien pada saat dilakukan
pememriksaan
3. Merujuk penderita yang tidak mampu ditangani.

Perawatan dan pengobatan pasien di Puskesmas Glugur Darat baru


meliputi pasien umum, askes dan anggota dana sehat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
65
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tabel 4.9Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur Periode
Januari - Desember 2018

No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jumlah

1 ISPA 249 186 213 174 150 79 265 307 246 260 244 244 2,617

2 Hipertensi 139 132 120 182 166 102 148 119 157 116 158 158 1,697

3 Diabetes Mellitus 127 126 182 208 198 130 108 187 - 101 80 80 1,527

4 CHF 158 119 145 112 103 66 113 102 76 74 63 63 1,194

5 Penyakit Mata dan lain-lain 70 153 84 133 91 39 140 78 48 - 47 47 930

6 Penyakit THT 92 - - 59 - 39 - - 56 114 125 125 610

7 Penyakit Gigi dan Mulut 96 80 - - - - 92 90 64 - 46 46 514


8 Dispepsia 86 69 65 61 65 - - - - - 65 65 476
9 Gangren - - - - 61 63 105 98 75 68 - - 470
10 Osteoarthritis 82 91 105 87 59 - - - - - - - 424
Jumlah 10,459

Sumber : SP2PT Puskesmas Glugur Darat, Periode Januari – Desember 2018

Keterangan table 4.11


1. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang terbanyak dengan jumlah 2.617
2. Penyakit Hipertensi merupakan penyakit kedua terbanyak dengan jumlah 1.697
3. Penyakit osteoarthritis merupakan penyakit tersedikit dengan jumlah 424

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
66
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Kesehatan
A. Tujuan :
1. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam menyusun
rencana kerja
B. Pencatatan
1. Kegiatan administrasi
2. Registrasi family folder
3. Registrasi kegiatan lain
C. Pelaporan
1. Laporan kejadian luar biasa
2. Laporan biasa yaitu mencatat kasus penyakit dan
pengunjung puskesmas
3. Laporan mingguan yaitu mencatat kasus penyakit menular
4. Laporan bulanan yaitu mencatat kegiatan puskesmas dan
posyandu
5. Laporan triwulan yaitu mencatat semua kegiatan puskesmas
dan rencana kerja selama triwulan
6. Laporan tahunan yaitu mencatat laporan dalam satu tahun
yang diambil dari laporan bulanan
7. Laporan khusus berupa penyakit, kematian, dan obat

4.3 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


4.3.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian :
UKS adalah wadah belajar untuk meningkatkan hidup sehat dan
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
berada di sekolah maupun perguruan agama.
Tujuan :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
67
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan


peserta didik serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Glugur Darat Kecamatan
Medan Timur
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi,
kesehatan lingkungan, P2M, P3K, DLL.
c. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja
bulanan, triwulan, dan tahunan.

Tabel 4.10 Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat


Kecamatan Medan Timur
Jumlah
No Tempat Sekolah
Sekolah
1 SD 46
2 SMP 19
3 SMA 18
jumlah 83
Sumber : SP2PT Puskesmas Glugur Darat, Tahun 2018

Keterangan Tabel 4.12


1. Jumlah SD adalah 46unit
2. Jumlah SMP adalah 19 unit
3. Jumlah SMA adalah 18 unit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
68
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tabel 4.11Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat


Kecamatan Medan Timur Tahun 2018

Tenaga
No Jumlah(orang)
pendukung

1 Dokter Kecil 100


2 Dokter Remaja 100
3 Guru UKS 1
Jumlah 201
Sumber : SP2TP Puskesmas Glugur Darat, Tahun 2018
Keterangan Tabel 4.13
Dari table di atas di ketahu bahwa :
1. Dokter Kecil
 Jumlah Dokter kecil yang ada 100 jiwa
 Jumlah Dokter remaja yang ada 100 jiwa
 Jumlah murid SD adalah 13.450 jiwa
2. Guru UKS
 Guru UKS berjumlah 1 orang
 Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=83
 Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
 Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
69
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada
penunjang puskesmas agar menjaga kebuguran tubuh dengan
berolahraga.juga dilakukan pendataan dan pembinaan kepada klub-
klub olahraga yang ada dipuskesma. Contoh upaya kesehatan
olahraga seperti dilaksanakan senam pagi setiap hari jumat dan senam
usila setiap hari minggu, upaya ini dulu sempat dilaksanakan namun
sekarang upaya ini terhenti untuk sementara.

4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan


Tujuan :
1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada
pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikut
sertakan masyarakat dan kelompok masyarakat sekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyrakat mengenal kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara penanggulanganya disesuaikan
dengan batas-batas kemampuan mereka.
3. Menunjang program kesehatan lain dalam usahan pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan
kelurganya

Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan


perorangan, perkelompok dan masal.metode yang dilaksanakan
yaitu bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi kelompok,
demonstrasi, dll. Hasil upaya perawatan kesehatan masyrakat
belum ada karena pengumpulan data belum selesai dilakukan.

4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Pengertian :
Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan kerja masyaratak baik

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
70
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

dalam waktu sakit maupun waktu sehat guna meningkatkan


derajat kesehatan para pekerja dan keluarganya.
Sasaran :
Para pekerja dan kelurga namun upaya ini pada Puskesmas
Glugur Darat baru belum terlaksanaka.

4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)


Upaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok
yang menjadi beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah
dampak pengobatan serta dapatdiartikan pula kesehatan gigi dasa
rparipurna yang ditujukan pada individu, kelurga dan
masyarakat,berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat
awam.
Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat
dilaksanakan :
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan
pencabutan gigi.
2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan
penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di puskesmas.
2. Usaha kesehatan gigi anak sekolah.
3. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
71
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tabel 4.12 LAPORAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN MEDAN
TIMUR BULAN JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2018

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
1 Karies 8 4 5 7 6 4 7 6 5 3 2 4
2 Pulpitis 17 8 10 12 10 7 10 10 9 7 10 8
3 Gangren 95 89 95 97 71 62 91 75 74 68 68 73
4 Radix 28 27 27 25 24 17 25 22 20 25 24 19
5 Persistensi 30 26 22 26 19 10 20 26 21 19 17 20
6 Abses 87 86 98 99 87 47 88 97 91 82 78 92
7 Gingivitis 4 5 6 5 5 3 6 5 4 3 2 5
8 Periodontitis 11 10 12 13 9 5 14 11 9 12 6 11
9 Dan lain-lain 97 92 52 48 79 38 100 46 28 45 29 39
Jumlah 377 347 327 332 310 193 361 298 261 264 236 271

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
72
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Chart Title
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Okt Nov Des

Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan


Januari dengan jumlah 377 kasus dan kasus terendah terjadi pada
bulanJuni dengan jumlah 193 kasus. Dan dari grafik di atas di ketahui
kasus yang paling banyak adalah Abses dengan jumlah kasus sebanyak
1.032 kasus, dan kasus yang paling sedikit yaitu kariesdengan jumlah
kasus sebanyak 61 kasus.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
73
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.3.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Puskesmas Glugur Darat belum mempunyaki perawat yang di tatar
tentang kesehatan jiwa, dimana dalam kegiatanya harus dilakukan sistem
rujukan kebagian penyakit jiwa RS Pirngasi Medan, RSUP H Adam
Malik dan RSJ pusat Medan.

4.3.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang diklakukan berintergrasi dengan kegitan puskesmas
yang lain :
1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada Balita,
penyuluhan kesehatan di Posyandu.
2. Dengan UKS, penyuluhan Keshantan mata di sekolahan.
3. Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi
4. Melakukan rujukan pada unit yang manapun, apabila pengobatan
tidak mampu ditanggulangi.

4.3.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia (LANSIA)

Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesma adalah :


Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan :
a. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
c. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.

4.3.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)


Kegiatan :
1. Pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional anatara lain
dukun beranak, dukun patah, dukun pijat, tukang jamu dan lain-
lain.
2. Memberikan menyuluhan tentang manfaat perkarangan untuk
penanaman obat keluarga.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
74
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.3.10 Upaya Laboratorium Sederhana

Melakukan pemeriksaan laboratoriuum sederhana :


1. Rutin
a. Darah rutin (Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, Trombosit, LED,
Diftel)
b. Urin rutin (Warna, Ph, Glukosa, Protein, Bilirubin,
Sedimen)
c. Feses rutin (Warna, Konsistensi, Amoeba, Eritrosi, Telur
cacing)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
75
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Tabel 4.13Laporan Pemeriksaan Laboratorium Bulan Januari s/d November Tahun 2018

No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jlh
1 Kadar Gula Darah 336 364 308 449 273 284 79 232 248 311 271 338 3,493
2 As. Urat 259 305 326 344 242 34 46 143 216 283 276 288 2,700
3 Kolesterol 285 220 222 233 58 0 233 129 131 148 180 201 2,040
4 Plano Test 2 0 2 8 6 1 4 3 1 0 1 1 29
5 HbsAg 4 0 0 0 1 0 0 3 0 8 7 23 46
6 HB 55 55 56 57 58 43 90 52 58 47 42 55 668
7 Gol. Darah 25 22 24 28 29 0 68 16 34 30 38 28 342
8 HIV 29 44 19 37 28 34 38 25 37 32 37 41 401
9 IMS 29 44 19 37 28 34 38 23 33 32 39 38 394
Keterangan Tabel :

1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 3,493 pemeriksaan


2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan Plano test yaitu sebanyak 29 pemeriksaan
3. Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak yang di lakukan di Puskesmas Glugur
Darat pada bulan Januari sampai Desember 2018 adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal ini mungkin di
karenakan Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tersering yaitu urutan ke 3 dari 10 penyakit tersering
di Puskesmas Glugur Darat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
76
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB V
LAPORAN KEGIATAN

1.1.Laporan Kegiatan Harian


1.1.1. Selasa, 9 April 2019
Hari selasa, 9 April 2019 adalah hari pertama kami memulai
kegiatan KKS di Puskesmas Glugur Darat. Kami mulai kegiatan hari
Selasa, dikarenakan hari senin tanggal 8 April 2019 bimbingan di
dinas kota medan dan ujian laporan kegiatan untuk puskesmas 1. kami
memulai kegiatan di puskesmas pada hari Selasa 9 April 2019. Setelah
sampai para mahasiswa bertemu dengan dr. Rosita Nurjannah Sselaku
kepala puskesmas, lalu memberikan surat masuk, setelah itu para
mahasiswa juga berkenalan dengan semua staf yang ada di puskesmas,
dan diajak berkeliling ke ruangan-ruangan yang ada di Puskesmas
Glugur Darat.
Setelah itu, mahasiswa dibagi untuk mengisi poli, dan mengikuti
kegiatan Puskesmas. Poli yang diisi adalah poli umum, poli lansia,
poli Kesehatan Ibu dan Anak(KIA) dan poli TB. Kegiatan yang diikuti
adalah pre-test, kunjungan Posyandu balita dan lansia. Mahasiswa
dibagi 1 sampai 2 orang setiap poli.
Kegiatan di poli umum adalah memberikan pelayanan kesehatan,
dan sharing dengan dokter yang bertugas di poli umum dalam
penegakkan diagnosis dan pemberian terapi kepada pasien yang
datang. Di poli umum ada 1 dokter yang bertugas, dan mahasiswa ikut
serta dalam jalannya pengobatan.
Kegiatan di poli lansia memberikan pelayanan kesehatan kepada
lansia, dan mahasiswa ikut serta dalam pemberian pengobatan, dan
sharing dengan dokter yang bertugas di poli ini tentang masalah
kesehatan lansia dan penyakit terbanyak pada lansia.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
77
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Kegiatan di poli KIA adalah memberikan pelayanan kepada ibu


hamilyang akan memeriksakan kehamilannya, dan ikut serta dalam
melakukan anamnesis dan pemeriksaan, selain itu di dalam poli ini
ada pelayanan tentang Keluarga Berencana (KB) dan penyakit pada
anak.
Kegiatan di poli TB yaitu mahasiswa melakukan penelitian untuk
tugas akhir yang di berikan dari dinas provinsi Sumatra utara. Dengan
wawancara kepada pasien TB.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti kunjungan Posyandu adalah
ikut serta dalam pemberian imunisasi, penimbangan BB balita dan
pemberian penyuluhan kepada ibu-ibu yang datang.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
14.00 WIB.

1.1.2. Rabu, 10 April 2019


Pada hari ini mahasiswa kadafy dan ikhsan mengikuti penyuluhan
ke keluarahan gaharu kecamatan medan timur tentang KB dan TB
yang di adakan oleh poli TB puskesmas glugur darat kerja sama
dengan BkkbN pukul 09.00 sampai selesai, dan mahasiswa randa
mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan di posyandu lansia dari
pukul 09.00 sampai selesai, mahasiswa ardika melakukan penyuluhan
di posyandu IVA dari pukul 09.00 sampai selesai, mahasiswi susan
melakukan penyuluhan di posyandu KIA dari pukul 09.00 sampai
selesai, dan mahasiswa yang lain membantu kegiatan poli di
puskesmas seperti biasa,. Setelah selesai mahasiswa balik ke
Puskesmas Glugur Darat serta mahasiswa melakukan kegiatan di poli
masing-masing. Kegiatan di puskesmas ini dimulai dari pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
78
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1.1.3. Kamis, 11 April 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti pre test diruangan aula di
puskesmas glugur darat dengan dr reny, selain itu pada hari yg sama jg
mahasiswa ardika melakukan penyuluhan tentang pencegahan jantung
koroner bersama dr nigsih. Setelah itu mahasiswa balik melakukan
kegiatan di poli masing-masing. Kegiatan di puskesmas ini dimulai
dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB.

1.1.4. Jumat, 12 April 2019


Pada hari ini mahasiswaa ikhsan dan kadafy melakukan pembagian
kuesioner kepada pasien TB di poli TB, mahasiswa yang lain
melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai pembagian tugas.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
14.00 WIB.

1.1.5. Sabtu, 13 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan tentang
DM dengan dr reny di Mustafa, selesai itu kembali melakukan
kegiatan di poli masing-masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini
dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

1.1.6. Senin, 15 April 2019


Pada hari ini mahasiswa susan dan aaf melakukan kegiatan
posyandu bersama dokter herlina, mahasiswa yang lain melakukan
kegiatan di poli masing-masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini
dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.
Hari ini juga kami melakukan post test bersama dr Reny di ruangan
aula puskemas Glugur Darat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
79
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1.1.7. Selasa, 16 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

1.1.8. Kamis, 18 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

1.1.9. Sabtu, 20 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

1.1.11 Senin 22 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

1.1.12 Selasa, 23 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

1.1.13 Rabu, 24 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
80
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1.1.14 Kamis, 25 April 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-
masing sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
81
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 Permasalahan di Puskesmas Glugur Darat

1. Masih tingginya angka kejadian TB Paru


2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang etika batuk serta cara
penularan TB Paru.
3. Kurangnya pengetahuan dan kedisplinan pasien TB Paru dalam
mengkonsumsi OAT.
4. Kurangnya pengetahuan keluarga pasiem TB Paru tentang pentingnya
menjaga kebersihan rumah, ventilasi, dan pencahayaan rumah dalam
upaya pencegahan penularan TB Paru.
5. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien TB Paru akan pentingnya
gizi seimbang.
6. Masih adanya rumahdilingkungan puskesmas Glugur darat yang tidak
memenuhi syarat dikatakan rumah sehat.
7. Kurang tersedianya fasilitas sarana prasanara kesehatan lingkungan
untuk masyarakat yang memadai
8. Kurang lengkapnya alat pemeriksaan kesehatan lingkunga di puskesmas
Glugur darat

6.2 PemecahanMasalah di Puskesmas Glugur Darat


1. Peningkatkan kualitas kader TB Paru karena meruapakan faktor penting
dalam penemuan suspek TB Paru sehingga akan meningkatkan
penemuan kasus TB Paru BTA positif
2. Memberikan edukasi tentang etika batuk yang benar dan penggunaan
masker kepada pasien TB Paru untuk menjaga penularan.
3. Meningkatkan rasa kepedulian pasien terhadap penyakitnya dan
memberikan motivasi untuk patuh dalam mengkonsumsi OAT serta

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
82
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

menjelaskan risiko apa saja yang akan terjadi apabila pasien tidak patuh
mengkonsumsi OAT.
4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara door to door tentang
menjaga kebersihan rumah, pencahayaan, dan ventilasi rumah.
5. Memberikan edukasi kepada pasien TB Paru untuk menerapkan perilaku
hidup sehat dan gizi seimbang.
6. Melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk melalukan edukasi
mengenai syarat rumah sehat dan manfaatnya
7. Menyediakan fasilitas sarana prasarana kesehatan lingkungan untuk
masyarakat yang memadai
8. Melengkapi alat pemeriksaan kesehatan lingkungan

6.3 Kesehatan Lingkungan


A. Definisi
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan
manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor
lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
lmu kesehatan lingkungan adalah ilmu dan ketrampilan untuk
mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan
kerugian pada perkembangan fisik manusia, kesehatan ataupun
kelangsungan hidup manusia.
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan melalui kegiatan sanitasi dasar serta pencegahan kegiatan yang
dilakukan berupa memberikan penyuluhan lingkungan pada masyarakat
tentang pentingnya kebersihan lingkungan seperti: penyehatan air,
penyehatan makanan dan minuman, pengawasan pembuangan sampah
limbah kotoran manusia, penyehatan pemukiman, pengawasan sanitasi
tempat umum dan klinik sanitasi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
83
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

B. Syarat-Syarat Lingkungan yang sehat


a. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat
dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya
dimasak dengan suhu 1000 oC, sehingga bakteri yang ada di dalam
air tersebut mati.
b. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang
diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh
zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbon
dioksida).
c. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu
tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
C. Cara-Cara Pemeliharaan Kesehataan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah di sungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
D. Tujuan Kesehatan Lingkungan
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan
ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia
3. Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat, dan institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah
dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
84
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


1. Vektor penyakit
2. Higiene dan sanitasi makanan
3. Penyediaan air minum
4. Pengolahan air limbah
5. Pembuangan tinja
6. Pencemaran udara
7. Pengelolaan sampah padat
8. Perumahan dan lingkungan permukiman
F. Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1. Urbanisasi Penduduk
2. Tempat pembuangan sampah
3. Penyediaan sarana air bersih
4. Pencemaran udara
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
6. Bencana alam/pengungsian
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

G. Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia


1. Pertambahan dan kepadatan penduduk
2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian
besar masyarakat
3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen
4. Proses industrialisasi
5. Urbanisasi (terkait polusi udara, air, tanah)
6. Dampak pembukaan hutan untuk permukiman dan pertanian
7. Berkurangnya keanekaragaman hayati
8. Masalah kesehatan masyarakat terkait demgam kondisi lingkungan
geografis, iklim tropis dan perilaku budaya setempat
9. Pemanasan global

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
85
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

6.4 TB Paru
Permasalahan :
- Masih tingginya angka kejadian TB Paru
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang etika batuk serta cara
penularan TB Paru.
- Kurangnya pengetahuan dan kedisplinan pasien TB Paru dalam
mengkonsumsi OAT.
- Kurangnya pengetahuan keluarga pasiem TB Paru tentang pentingnya
menjaga kebersihan rumah, ventilasi, dan pencahayaan rumah dalam
upaya pencegahan penularan TB Paru.
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien TB Paru akan pentingnya
gizi seimbang.
Pemecahan masalah :
- Pembentukan kader TB Paru karena meruapakan faktor penting dalam
penemuan suspek TB Paru sehingga akan meningkatkan penemuan kasus
TB Paru BTA positif
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara door to door tentang
menjaga kebersihan rumah, pencahayaan, dan ventilasi rumah.
- Memberikan edukasi tentang etika batuk yang benar dan penggunaan
masker kepada pasien TB Paru untuk menjaga penularan.
- Memberikan edukasi kepada pasien TB Paru untuk menerapkan perilaku
hidup sehat dan gizi seimbang.

A. Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO)
telah mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency ».Laporan
WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan
Asam) positif. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
86
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

tuberkulosis dan menurut regional WHOjumlah terbesar kasus TB terjadi


di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila
dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di
Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000
pendduduk, seperti terlihat pada tabel 1 Diperkirakan angka kematian
akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta setiap tahun. Laporan
WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat
TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti
sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortaliti tertinggi terdapat
di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalens HIV yang cukup
tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul.
Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah
kasus TB setelah India dan Cina.Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru
TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia tuberkulosis
adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan
penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit
pernapasan akut pada seluruh kalangan usia.
Tabel 6.1 Perkiraan insidens TB dan angka mortaliti, 2002

Jumlah kasus Kasus per 100


Kematian akibat TB
(Ribu) 000 penduduk
(termasuk kematian
TB pada penderita
HIV)
Pembagian Semua Sputum Semua Sputum Jumlah Per 100 000
daerah WHO kasus positif kasus positif (Ribu) penduduk
(%) (%)
Afrika 2354 1000 350 149 556 83
(26)
Amerika 370 (4) 165 43 19 53 6
Mediteranian 622 (7) 279 124 55 143 28
timur
Eropa 472 (5) 211 54 24 73 8
Asia 2890 1294 182 81 625 39
Tenggara (33)
Pasifik Barat 2090 939 122 55 373 22

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
87
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

(24)
Global 8797 2887 141 63 1823 29
(100)

B. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis complex.
C. Biomolekuler M.Tuberculosis
Morfologi dan Struktur Bakteri
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran
lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Dinding M. tuberculosis sangat
kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama
dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks (complex-
waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial
sulfolipids yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam
lemak berantai panjang (C60 – C90) yang dihubungkan dengan
arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh
jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri
tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan.
Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri M.
tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap
tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan
asam – alkohol.
Komponen antigen ditemukan di dinding sel dan sitoplasma yaitu
komponen lipid, polisakarida dan protein. Karakteristik antigen M.
tuberculosis dapat diidentifikasi dengan menggunakan antibodi
monoklonal . Saat ini telah dikenal purified antigens dengan berat molekul
14 kDa (kiloDalton), 19 kDa, 38 kDa, 65 kDa yang memberikan sensitiviti
dan spesifisiti yang bervariasi dalam mendiagnosis TB. Ada juga yang
menggolongkan antigen M. tuberculosis dalam kelompok antigen yang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
88
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

disekresi dan yang tidak disekresi (somatik). Antigen yang disekresi hanya
dihasilkan oleh basil yang hidup, contohnya antigen 30.000 a, protein
MTP 40 dan lain lain.
Biomolekuler
Genom M. tuberculosis mempunyai ukuran 4,4 Mb (mega base)
dengan kandungan guanin (G) dan sitosin (C) terbanyak. Dari hasil
pemetaan gen, telah diketahui lebih dari 165 gen dan penanda genetik yang
dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1 gen yang merupakan sikuen DNA
mikobakteria yang selalu ada (conserved) sebagai DNA target, kelompok
II merupakan sikuen DNA yang menyandi antigen protein, sedangkan
kelompok III adalah sikuen DNA ulangan seperti elemen sisipan.
Gen pab dan gen groEL masing masing menyandi protein berikatan
posfat misalnya protein 38 kDa dan protein kejut panas (heat shock
protein) seperti protein 65 kDa, gen katG menyandi katalase-peroksidase
dan gen 16SrRNA (rrs) menyandi protein ribosomal S12 sedangkan gen
rpoB menyandi RNA polimerase.
Sikuen sisipan DNA (IS) adalah elemen genetik yang mobile.
Lebih dari 16 IS ada dalam mikobakteria antara lain IS6110, IS1081 dan
elemen seperti IS (IS-like element). Deteksi gen tersebut dapat dilakukan
dengan teknik PCR dan RFLP.

D. Patogenesis
Tuberkulosis Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan
bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang
pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini
mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang
reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran getah
bening menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh
pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional).Afek

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
89
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

primer bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai


kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib
sebagai berikut :
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad
integrum)
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon,
garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)

3. Menyebar dengan cara :


a. Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnya
Salah satu contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu kejadian
penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar
hilus yang membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada
saluran napas bersangkutan, dengan akibat atelektasis. Kuman
tuberkulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini
ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada
lobus yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai
epituberkulosis.
b. Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun
ke paru sebelahnya atau tertelan
c. Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini
berkaitan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman.
Sarang yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan
tetetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini
akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti tuberkulosis
milier, meningitis tuberkulosis, typhobacillosis Landouzy.
Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat
tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan
sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir
dengan :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
90
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Sembuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya


pertumbuhan terbelakang pada anak setelah mendapat
ensefalomeningitis, tuberkuloma ) atau
- Meninggal. Semua kejadian diatas adalah perjalanan
tuberkulosis primer.
Tuberkulosis Postprimer
Tuberkulosis postprimer akan muncul bertahun-tahun kemudian
setelah tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun.
Tuberkulosis postprimer mempunyai nama yang bermacam-macam yaitu
tuberkulosis bentuk dewasa, localized tuberculosis, tuberkulosis menahun,
dan sebagainya. Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama menjadi
masalah kesehatan masyarakat, karena dapat menjadi sumber
penularan.Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang dini, yang
umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus
inferior.Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil.
Sarang pneumoni ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut :
1. Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat
2. Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan
dengan penyebukan jaringan fibrosis. Selanjutnya akan terjadi
pengapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sarang
tersebut dapat menjadi aktif kembali dengan membentuk jaringan keju
dan menimbulkan kaviti bila jaringan keju dibatukkan keluar.
3. Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan
kaseosa). Kaviti akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju
keluar. Kaviti awalnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan
menjadi tebal (kaviti sklerotik). Kaviti tersebut akan menjadi:
- Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru. Sarang
pneumoni ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang
disebutkan di atas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
91
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi), dan disebut


tuberkuloma. Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh,
tetapi mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi
kaviti lagi
- Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau
kaviti menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya
mengecil. Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus
dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped).

Gambar 6.4.2 Skema perkembangan sarang tuberkulosis postprimer dan


perjalanan penyembuhannya

E. Klasifikasi
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,
tidak termasuk pleura.
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
92
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

TB paru dibagi atas:


a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan
hasil BTA positif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis paru BTA (-)
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan
tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan
biakan M. tuberculosis

2. Berdasarkan tipe pasien


Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe pasien yaitu :
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
b. Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.
Bila BTA negatif atau biakan negatif tetapi gambaran
radiologi dicurigai lesi aktif / perburukan dan terdapat gejala klinis
maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
93
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Lesi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, jamur,


keganasan dll)
- TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang
berkompeten menangani kasus tuberkulosis
c. Kasus defaulted atau drop out
Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan > 1 bulan dan
tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum
masa pengobatannya selesai.
d. Kasus gagal
Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan) atau akhir pengobatan.
e. Kasus kronik
Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif
setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2
dengan pengawasan yang baik
f. Kasus Bekas TB:
- Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada)
dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yang tidak
aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap.
Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung
- Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah
mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks
ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi

Tuberkulosis Ekstra Paru


- Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ
tubuh lain selain paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput otak,
tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
94
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi


anatomi dari tempat lesi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat
dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan bukti klinis yang
kuat dan konsisten dengan TB ekstraparu aktif.

Gambar 6.1 Skema klasifikasi tuberkulosis

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
95
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

F. Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya

Gejala klinik
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala
lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala
lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
- batuk > 2 minggu
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang
pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum
terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala
batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan
selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
- Demam
- Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia
dan berat badan menurun
3. Gejala tuberkulosis ekstraparu
Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat,
misalnya pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi pembesaran yang
lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis
tuberkulosis akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
96
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

tuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada
sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.
Pemeriksaan Fisik
- Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung
dari organ yang terlibat.
- Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas
kelainan struktur paru. Pada permulaan (awal) perkembangan
penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan.
Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior
terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 dan S2) , serta
daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan jasmani dapat
ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas
melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan
mediastinum.
- Pada pleuritis tuberkulosis, kelainan pemeriksaan fisis tergantung
dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan
pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak
terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
- Pada limfadenitis tuberkulosis, terlihat pembesaran kelenjar getah
bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis
tumor), kadang-kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjar
tersebut dapat menjadi “cold abscess”

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
97
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Gambar 6.2 Paru : apeks lobus superior dan apeks lobus inferior

Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis
mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis.
Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak,
cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung,
kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces
dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH
b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
1. Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
- Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
- Pagi ( keesokan harinya)
- Sewaktu/ spot (pada saat mengantarkan dahak pagi) atau
setiap pagi 3 hari berturut-turut.
2. Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan
dikumpulkan/ditampung dalam pot yang bermulut lebar,
berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah
pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti, spesimen tersebut

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
98
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

dapat dibuat sediaan apus pada gelas objek (difiksasi) sebelum


dikirim ke laboratorium.
3. Bahan pemeriksaan hasil BJH, dapat dibuat sediaan apus kering
di gelas objek, atau untuk kepentingan biakan dan uji resistensi
dapat ditambahkan NaCl 0,9% 3-5 ml sebelum dikirim ke
laboratorium.
4. Spesimen dahak yang ada dalam pot (jika pada gelas objek
dimasukkan ke dalam kotak sediaan) yang akan dikirim ke
laboratorium, harus dipastikan telah tertulis identiti pasien yang
sesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium.
5. Bila lokasi fasiliti laboratorium berada jauh dari klinik/tempat
pelayanan pasien, spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas
saring melalui jasa pos.
6. Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring:
 Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar
terlihat bagian tengahnya
 Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di
bagian tengah dari kertas saring sebanyak + 1 ml
 Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan
melubangi pada satu ujung yang tidak mengandung bahan
dahak|
 Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di
tempat yang aman, misal di dalam dus
 Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan
dalam kantong plastik kecil
 Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan
melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan
menggunakan lidi
 Di atas kantong plastik dituliskan nama pasien dan tanggal
pengambilan dahak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
99
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos


ke alamat laboratorium.
c. Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain.
Pemeriksaan bakteriologi dari spesimen dahak dan bahan lain
(cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung,
kurasan bronkoalveolar /BAL, urin, faeces dan jaringan biopsi,
termasuk BJH) dapat dilakukan dengan cara
- Pemeriksaan mikroskopik:
 Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen
 Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin
(khususnya untuk screening)
 lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan
ialah bila :
o kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif ® BTA
positif
o 1 kali positif, 2 kali negatif ® ulang BTA 3 kali,
kemudian
o bila 1 kali positif, 2 kali negatif ® BTA positif
o bila 3 kali negatif ® BTA negatif
 Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala
IUATLD (rekomendasi WHO).
o Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang,
disebut negative
o Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis
jumlah kuman yang ditemukan
o Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
disebut + (1+)
o Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut
++ (2+)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
100
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

o Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut


+++ (3+)

- Pemeriksaan biakan kuman:


 Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode
konvensional ialah dengan cara :
o Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan),
Ogawa, Kudoh
o Agar base media : Middle brook
 Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan
diagnosis pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium
tuberculosis dan juga Mycobacterium other than tuberculosis
(MOTT). Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan
beberapa cara, baik dengan melihat cepatnya pertumbuhan,
menggunakan uji nikotinamid, uji niasin maupun
pencampuran dengan cyanogen bromide serta melihat
pigmen yang timbul

Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi:
foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,
tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam--macam bentuk
(multiform).
Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
- Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
101
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif


- Fibrotik
- Kalsifikasi
- Schwarte atau penebalan pleura
- Luluh paru (destroyed Lung ) :
 Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan
paru yang berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru .
Gambaran radiologi luluh paru terdiri dari atelektasis,
ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk
menilai aktiviti lesi atau penyakit hanya berdasarkan
gambaran radiologi tersebut.
 Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk
memastikan aktiviti proses penyakit
- Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan
pengobatan dapat dinyatakan sebagai berikut (terutama pada
kasus BTA negatif) :
 Lesi minimal , bila proses mengenai sebagian dari satu atau
dua paru dengan luas tidak lebih dari sela iga 2 depan
(volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction
dari iga kedua depan dan prosesus spinosus dari vertebra
torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5), serta tidak
dijumpai kaviti
 Lesi luas
Bila proses lebih luas dari lesi minimal.

Pemeriksaan khusus
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara
konvensional.Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih
baru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
102
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

1. Pemeriksaan BACTEC
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah
metode radiometrik. M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang
kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya
oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif
pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan
diagnosis dan melakukan uji kepekaan.Bentuk lain teknik ini adalah
dengan menggunakan Mycobacteria Growth Indicator Tube (MGIT).
2. Polymerase chain reaction (PCR):
Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat
mendeteksi DNA, termasuk DNA M.tuberculosis.Salah satu masalah
dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi.Cara
pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai, kendati masih
memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya.
Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan
diagnosis sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara
yang benar dan sesuai standar internasional.
Apabila hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain
tidak ada yang menunjang ke arah diagnosis TB, maka hasil tersebut
tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis TB.
Pada pemeriksaan deteksi M.tb tersebut diatas, bahan /
spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun ekstraparu
sesuai dengan organ yang terlibat.
3. Pemeriksaan serologi, dengan berbagai metoda a.1:
a. Enzym linked immunosorbent assay (ELISA)
Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat
mendeteksi respons humoral berupa proses antigen-antibodi yang
terjadi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah
kemungkinan antibodi menetap dalam waktu yang cukup lama.
b. ICT

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
103
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Uji Immunochromatographic tuberculosis (ICT


tuberculosis) adalah uji serologi untuk mendeteksi antibodi
M.tuberculosis dalam serum. Uji ICT merupakan uji diagnostik
TB yang menggunakan 5 antigen spesifik yang berasal dari
membran sitoplasma M.tuberculosis, diantaranya antigen M.tb 38
kDa. Ke 5 antigen tersebut diendapkan dalam bentuk 4 garis
melintang pada membran immunokromatografik (2 antigen
diantaranya digabung dalam 1 garis) disamping garis kontrol.
Serum yang akan diperiksa sebanyak 30 ml diteteskan ke bantalan
warna biru, kemudian serum akan berdifusi melewati garis antigen.
Apabila serum mengandung antibodi IgG terhadap M.tuberculosis,
maka antibodi akan berikatan dengan antigen dan membentuk garis
warna merah muda. Uji dinyatakan positif bila setelah 15 menit
terbentuk garis kontrol dan minimal satu dari empat garis antigen
pada membran.
c. Mycodot
Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam
tubuh manusia.Uji ini menggunakan antigen lipoarabinomannan
(LAM) yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir
plastik. Sisir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum
pasien, dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi spesifik
anti LAM dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktiviti
penyakit, maka akan timbul perubahan warna pada sisir dan dapat
dideteksi dengan mudah
d. Uji peroksidase anti peroksidase (PAP)
Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi
reaksi serologi yang terjadi. Dalam menginterpretasi hasil
pemeriksaan serologi yang diperoleh, para klinisi harus hati hati
karena banyak variabel yang mempengaruhi kadar antibodi yang
terdeteksi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
104
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

e. Uji serologi yang baru / IgG TB


Uji IgG adalah salah satu pemeriksaan serologi dengan cara
mendeteksi antibodi IgG dengan antigen spesifik untuk
Mycobacterium tuberculosis. Uji IgG berdasarkan antigen
mikobakterial rekombinan seperti 38 kDa dan 16 kDa dan
kombinasi lainnya akan menberikan tingkat sensitiviti dan
spesifisiti yang dapat diterima untuk diagnosis. Di luar negeri,
metode imunodiagnosis ini lebih sering digunakan untuk
mendiagnosis TB ekstraparu, tetapi tidak cukup baik untuk
diagnosis TB pada anak. Saat ini pemeriksaan serologi belum
dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis.

Pemeriksaan Penunjang lain


1. Analisis Cairan Pleura
Pemeriksaan analisis cairan pleura dan uji Rivalta cairan
pleura perlu dilakukan pada pasien efusi pleura untuk membantu
menegakkan diagnosis. Interpretasi hasil analisis yang mendukung
diagnosis tuberkulosis adalah uji Rivalta positif dan kesan cairan
eksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit
dominan dan glukosa rendah
2. Pemeriksaan histopatologi jaringan
Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis TB.Pemeriksaan yang dilakukan ialah
pemeriksaan histopatologi. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui
biopsi atau otopsi, yaitu :
 Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar
getah bening (KGB)
 Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum
abram, Cope dan Veen Silverman

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
105
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung


biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans thoracal
needle aspiration/TTNA, biopsi paru terbuka).
 Otopsi
Pada pemeriksaan biopsi sebaiknya diambil 2 sediaan, satu
sediaan dimasukkan ke dalam larutan salin dan dikirim ke
laboratorium mikrobiologi untuk dikultur serta sediaan yang kedua
difiksasi untuk pemeriksaan histologi.
3. Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan
indikator yang spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah (
LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator
penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif,
tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan
tuberkulosis. Limfositpun kurang spesifik.
4. Uji tuberkulin
Uji tuberkulin yang positif menunjukkan ada infeksi
tuberkulosis. Di Indonesia dengan prevalens tuberkulosis yang
tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik penyakit kurang
berarti pada orang dewasa. Uji ini akanmempunyai makna bila
didapatkan konversi, bula atau apabila kepositivan dari uji yang
didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin
dapat memberikan hasil negatif.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
106
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Gambar 6.2 Skema alur diagnosis TB paru pada orang dewasa

G. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan.Paduan obat yang digunakan terdiri
dari paduan obat utama dan tambahan.
a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
- INH
- Rifampisin
- Pirazinamid
- Streptomisin

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
107
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
- Kanamisin
- Amikasin
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan
amoksilin + asam klavulanat
- Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia
antara lain :
 Kapreomisin
 Sikloserino
 PAS (dulu tersedia)
 Derivat rifampisin dan INH
 Thioamides (ethionamide dan prothionamide)

Kemasan
- Obat tunggal,Obat disajikan secara terpisah, masing-
masing INH, rifampisin, pirazinamid dan etambutol.
- Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination –
FDC)Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat
dalam satu tablet.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
108
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Dosis OAT
Tabel 6.2 Jenis dan dosis OAT
Obat Dosis Dosis yg dianjurkan Dosis Dosis (mg) / berat
(Mg/Kg Maks badan (kg)
BB/Hari) Harian(mg/ Intermitten (mg) < 40 40- >60
kgBB (mg/Kg/BB/kali) 60
/hari)
R 8-12 10 10 600 300 450 600
H 4-6 5 10 300 150 300 450
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500
Sesuai
S 15-18 15 15 1000 750 1000
BB

Pengembangan pengobatan TB paru yang efektif merupakan hal


yang penting untuk menyembuhkan pasien dan menghindari MDR TB
(multidrug resistant tuberculosis). Pengembangan strategi DOTS untuk
mengontrol epidemi TB merupakan prioriti utama WHO. International
Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUALTD) dan WHO
menyarakan untuk menggantikan paduan obat tunggal dengan kombinasi
dosis tetap dalam pengobatan TB primer pada tahun 1998. Dosis obat
tuberkulosis kombinasi dosis tetap berdasarkan WHO seperti terlihat pada
tabel 3. Keuntungan kombinasi dosis tetap antara lain:
1. Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep
minimal
2. Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan
penurunan kesalahan pengobatan yang tidak disengaja
3. Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap
penatalaksanaan yang benar dan standar
4. Perbaikan manajemen obat karena jenis obat lebih sedikit
5. Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR
akibat penurunan penggunaan monoterapi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
109
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Fase intensif Fase lanjutan


2 bulan 4 bulan
BB Harian Harian 3x/minggu Harian 3x/minggu
RHZE RHZ RHZ RH RH
150/75/400/275 150/75/400 150/150/500 150/75 150/150
30-37 2 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4 4
>71 5 5 5 5 5
Tabel 6.3 Dosis obat antituberkulosis kombinasi dosis tetap
Penentuan dosis terapi kombinasi dosis tetap 4 obat berdasarkan
rentang dosis yang telah ditentukan oleh WHO merupakan dosis yang
efektif atau masih termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik. Pada
kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap tersebut, bila mengalami
efek samping serius harus dirujuk ke rumah sakit / dokter spesialis paru /
fasiliti yang mampu menanganinya.
b. Paduan Obat Anti Tuberkulosis
Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi:
- TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks:
lesi luas.
Paduan obat yang dianjurkan :
2 RHZE / 4 RH atau2 RHZE/ 6HE
atau 2 RHZE / 4R3H3
Paduan ini dianjurkan untuk
a. TB paru BTA (+), kasus baru
b. TB paru BTA (-), dengan gambaran radiologi lesi luas
(termasuk luluh paru)
Bila ada fasiliti biakan dan uji resistensi, pengobatan disesuaikan
dengan hasil uji resistensi
- TB Paru (kasus baru), BTA negatif, pada foto toraks: lesi
minimal
Paduan obat yang dianjurkan :
2 RHZE / 4 RH atau6 RHE atau2 RHZE/ 4R3H3

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
110
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- TB paru kasus kambuh


Sebelum ada hasil uji resistensi dapat diberikan 2 RHZES / 1
RHZE. Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila
tidak terdapat hasil uji resistensi dapat diberikan obat RHE
selama 5 bulan.
- TB Paru kasus gagal pengobatan
Sebelum ada hasil uji resistensi seharusnya diberikan obat
lini 2 (contoh paduan: 3-6 bulan kanamisin, ofloksasin,
etionamid, sikloserin dilanjutkan 15-18 bulan ofloksasin,
etionamid, sikloserin). Dalam keadaan tidak memungkinkan
pada fase awal dapat diberikan 2 RHZES / 1 RHZE. Fase
lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat
hasil uji resistensi dapat diberikan obat RHE selama 5 bulan.
 Dapat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk
mendapatkan hasil yang optimal
 Sebaiknya kasus gagal pengobatan dirujuk ke dokter
spesialis paru
- TB Paru kasus putus berobat
Pasien TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai
pengobatan kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
a. Berobat > 4 bulan
3. BTA saat ini negative
Klinis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan maka
pengobatan OAT dihentikan. Bila gambaran radiologi aktif,
lakukan analisis lebih lanjut untuk memastikan diagnosis TB
dengan mempertimbangkan juga kemungkinan penyakit paru
lain. Bila terbukti TB maka pengobatan dimulai dari awal
dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu
pengobatan yang lebih lama.
4. BTA saat ini positif

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
111
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih


kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama
b. Berobat < 4 bulan
1. Bila BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan
obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih
lama
2. Bila BTA negatif, gambaran foto toraks positif TB aktif
pengobatan diteruskan, Jika memungkinkan seharusnya diperiksa
uji resistensi terhadap OAT.
- TB Paru kasus kronik
 Pengobatan TB paru kasus kronik, jika belum ada hasil
uji resistensi, berikan RHZES. Jika telah ada hasil uji
resistensi, sesuaikan dengan hasil uji resistensi
(minimal terdapat 4 macam OAT yang masih sensitif)
ditambah dengan obat lini 2 seperti kuinolon,
betalaktam, makrolid dll. Pengobatan minimal 18
bulan.
 Jika tidak mampu dapat diberikan INH seumur hidup
 Pertimbangkan pembedahan untuk meningkatkan
kemungkinan penyembuhan
 Kasus TB paru kronik perlu dirujuk ke dokter spesialis
paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
112
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

c. Efek Samping

d. Terapi pembedahan
lndikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetetapi
dahak tetap positif
b. Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan
cara konservatif

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
113
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

c. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang


tidak dapat diatasi secara konservatif

2. lndikasi relative
a. Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
c. Sisa kaviti yang menetap.
Tindakan Invasif (Selain Pembedahan)
- Bronkoskopi
- Punksi pleura
- Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)

e. Evaluasi Pengobatan
Evaluasi pasien meliputi evaluasi klinis, bakteriologi, radiologi,
dan efek samping obat, serta evaluasi keteraturan berobat.
 Evaluasi klinik
- Pasien dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
- Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
- Evaluasi klinis meliputi keluhan , berat badan,
pemeriksaan fisis.
 Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9 bulan pengobatan)
- Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak
- Pemeriksaan & evaluasi pemeriksaan mikroskopik
o Sebelum pengobatan dimulai
o Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif)
o Pada akhir pengobatan
- Bila ada fasiliti biakan : dilakukan pemeriksaan biakan
dan uji resistensi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
114
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

 Evaluasi radiologik (0 - 2 – 6/9 bulan pengobatan)


Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada:
- Sebelum pengobatan
- Setelah 2 bulan pengobatan (kecuali pada kasus yang
juga dipikirkan kemungkinan keganasan dapat
dilakukan 1 bulan pengobatan)
- Pada akhir pengobatan
 Evaluasi efek samping secara klinik
- Bila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi hati,
fungsi ginjal dan darah lengkap
- Fungsi hati; SGOT,SGPT, bilirubin, fungsi ginjal : ureum,
kreatinin, dan gula darah , serta asam urat untuk data dasar
penyakit penyerta atau efeksamping pengobatan
- Asam urat diperiksa bila menggunakan pirazinamid
- Pemeriksaan visus dan uji buta warna bila menggunakan
etambutol (bila ada keluhan)
- Pasien yang mendapat streptomisin harus diperiksa uji
keseimbangan dan audiometri (bila ada keluhan)
- Pada anak dan dewasa muda umumnya tidak diperlukan
pemeriksaan awal tersebut. Yang paling pentingadalah
evaluasi klinis kemungkinan terjadi efek samping obat.
Bila pada evaluasi klinis dicurigai terdapatefek samping,
maka dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikannya dan penanganan efeksamping obat sesuai
pedoman
 Evalusi keteraturan berobat
- Yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi keteraturan
berobat dan diminum / tidaknya obat tersebut. Dalam hal
ini maka sangat penting penyuluhan atau pendidikan
mengenai penyakit dan keteraturan berobat. Penyuluhan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
115
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

atau pendidikan dapat diberikan kepada pasien, keluarga


dan lingkungannya.
- Ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya
masalah resistensi.
Kriteria Sembuh
- BTA mikroskopis negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan
akhir pengobatan) dan telah mendapatkan pengobatan yang
adekuat
- Pada foto toraks, gambaran radiologi serial tetap sama/
perbaikan
- Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan negatif

 Evaluasi pasien yang telah sembuh


Pasien TB yang telah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap
dievaluasi minimal dalam 2 tahun pertama setelah sembuh, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kekambuhan. Hal yang dievaluasi
adalah mikroskopis BTA dahak dan foto toraks.Mikroskopis BTA
dahak 3,6,12 dan 24 bulan (sesuai indikasi/bila ada gejala) setelah
dinyatakan sembuh.Evaluasi foto toraks 6, 12, 24 bulan setelah
dinyatakan sembuh (bila ada kecurigaan TB kambuh).

H. Pengobatan TB Pada Keadaaan Khusus


TB MILIER
 Rawat inap
 Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
 Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinis, radiologi
dan evaluasi pengobatan, maka pengobatan lanjutan dapat diperpanjang
 Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
116
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Tanda / gejala toksik


- Demam tinggi

PLEURITIS EKSUDATIVA TB (EFUSI PLEURA TB)


Paduan obat: 2RHZE/4RH.
 Evakuasi cairan, dikeluarkan seoptimal mungkin, sesuai
keadaan pasien dan dapat diberikan kortikosteroid
 Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB dengan lesi luas dan
DM.
 Evakuasi cairan dapat diulang bila diperlukan

TB PARU DENGAN DIABETES MELITUS (DM)


 Paduan OAT pada prinsipnya sama dengan TB tanpa DM,
dengan syarat kadar gula darah terkontrol
 Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, maka lama
pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan
 Hati-hati dengan penggunaan etambutol, karena efek samping
etambutol pada mata; sedangkan pasien DM sering mengalami
komplikasi kelainan pada mata
 Perlu diperhatikan penggunaan rifampisin karena akan
mengurangi efektiviti obat oral antidiabetes (sulfonil urea),
sehingga dosisnya perlu ditingkatkan
 Perlu kontrol / pengawasan sesudah pengobatan selesai, untuk
mengontrol / mendeteksi dini bila terjadi kekambuhan

TB PARU DENGAN HIV / AIDS


 Pada daerah dengan angka prevalens HIV yang tinggi di
populasi dengan kemungkinan koinfeksi TB-HIV, maka
konseling dan pemeriksaan HIV diindikasikan untuk seluruh TB
pasien sebagai bagian dari penatalaksanaan rutin. Pada daerah
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
117
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

dengan prevalens HIV yang rendah, konseling dan pemeriksaan


HIV hanya diindikasi pada pasien TB dengan keluhan dan tanda
tanda yang diduga berhubungan dengan HIV dan pada pasien
TB dengan riwayat risiko tinggi terpajan HIV.
 Jadi tidak semua pasien TB paru perlu diuji HIV. Hanya pasien
TB paru tertentu saja yang memerlukan uji HIV, misalnya:
a. Ada riwayat perilaku risiko tinggi tertular HIV
b.Hasil pengobatan OAT tidak memuaskan
c. MDR TB / TB kronik
 Pemeriksaan minimal yang perlu dilakukan untuk memastikan
diagnosis TB paru adalah pemeriksaan BTA dahak, foto toraks
dan jika memungkinkan dilakukan pemeriksaan CD4.
Gambaran penderita HIV-TB dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Infeksi dini Infeksi lanjut
(CD4>200/mm3) (CD4<200/mm3)
Sputum Sering positif Sering negatif
mikroskopis
TB ekstra Jarang Umum/ banyak
pulmonal
Mikobakterimia Tidak ada Ada
Tuberkulin Positif Negatif
Foto toraks Reaktivasi TB, Tipikal primer TB
kaviti di puncak milier / interstisial
Adenopati hilus/ Tidak ada Ada
mediastinum
Efusi pleura Tidak ada Ada

Pengobatan OAT pada TB-HIV:


- Pada dasarnya pengobatannya sama dengan pengobatan TB
tanpa HIV/AIDS.
- Prinsip pengobatan adalah menggunakan kombinasi beberapa
jenis obat dalam jumlah cukup dan dosis serta jangka waktu
yang tepa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
118
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Pemberian tiasetazon pada pasien HIV/AIDS sangat berbahaya


karena akan menyebabkan efek toksik berat pada kulit
- Injeksi streptomisin hanya boleh diberikan jika tersedia alat
suntik sekali pakai yang steril.
- Desensitisasi obat (INH, rifampisin) tidak boleh dilakukan
karena mengakibatkan toksik yang serius pada hati
- Pada pasien TB dengan HIV/AIDS yang tidak memberi respons
terhadap pengobatan, selain dipikirkan terdapat resistensi
terhadap obat juga harus dipikirkan terdapatnya malabsorpsi
obat. Pada pasien HIV/AIDS terdapat korelasi antara
imunosupresi yang berat dengan derajat penyerapan, karenanya
dosis standar OAT yang diterima suboptimal sehingga
konsentrasi obat rendah dalam serum
- Saat pemberian obat pada koinfeksi TB-HIV harus
memperhatikan jumlah limfosit CD4 dan sesuai dengan
rekomendasi yang ada (seperti terlihat pada tabel 8)
Jumlah sel Regimen yang Keterangan
CD4 dianjurkan
CD4 < Mulai terapi TB Dianjurkan ART:
200/mm3 Mulai ART EFV merupakan kontra indikasi
segera setelah untuk ibu hamil atau perempuan
terapi TB dapat usia subur tanpa kontrasepsi efektif.
ditoleransi (antara EFV dapat diganti dengan:
2 minggu hingga - SQV/RTV 400/400 mg 2
2 bulan) kali sehari
Paduan yang - SQV/ r 1600/200 4 kali
mengandung sehari (dalam formula soft
EFVb,c.d gel-sgc) atau
- LPV/RTV 400/400 mg 2
kali sehari
ABC
CD4 200- Mulai terapi TB Pertimbangan ART
350/mm3 - Mulai salah satu paduan di
bawah ini setelah selesai fase
intensif (mulai lebih dini dan bila
penyakit berat):
Paduan yang mengandung EFV:b
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
119
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

(AZT atau d4T) + 3TC + EFV


(600 atau 800 mg/hari) atau
- Paduan yang mengandung NVP
bila paduan TB fase lanjutan tidak
menggunakan rifampisin (AZT atau
d4T) + 3TC+NVP
CD4>350 mm3 Mulai terapi TB Tunda ART
CD4 tidak Mulai terapi TB Perimbangan ART
mungkin
diperiksa
Keterangan:
a. Saat mengawali ART harus didasarkan atas pertimbangan klinis
sehubungan dengan adanya tanda lain dari imunodefisiensi. Untuk TB
ekstraparu, ART harus diberikan secepatnya setelah terapi TB dapat
ditoleransi, tanpa memandang CD4
b. Sebagai alternatif untuk EFV adalah: SQV/r (400/400 mg 2 kali sehari
atau cgc 1600/200 1 kali sehari), LPV/r (400/400 mg 2 kali sehari)
dan ABC (300 mg 2 kali sehari)
c. NVP (200 mg sehari selama 2 minggu diikuti dengan 200 mg 2 kali
sehari) sebagai pengganti EFV bila tidak ada pilihan lain. Rejimen
yang mengandung NVP adalah d4T/3TC/NVP atau ZDV/3TC/NVP
d. Paduan yang mengandung EFV adalah d4T/3TC/EFV dan ZDV / 3TC
/ EFV
e. Kecuali pada HIV stadium IV, mulai ART setelah terapi TB selesai
f. Bila tidak ada tanda lain dari imunodefisiensi dan penderita
menunjukkan perbaikan setelah pemberian terapi TB, ART diberikan
setelah terapi TB diselesaikan
Interaksi obat TB dengan ARV (Anti Retrovirus)
- Pemakaian obat HIV/AIDS misalnya zidovudin akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya efek toksik OAT
- Tidak ada interaksi bermakna antara OAT dengan ARV golongan
nukleosida, kecuali Didanosin (ddI) yang harus diberikan selang 1 jam
dengan OAT karena bersifat sebagai buffer antasida

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
120
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

- Interaksi dengan OAT terutama terjadi dengan ART golongan


nonnukleotida dan inhibitor protease. Rifampisin jangan diberikan
bersama dengan nelfinavir karena rifampisin dapat menurunkan kadar
nelfinavir sampai 82%. Rifampisin dapat menurunkan kadar nevirapin
sampai 37%, tetapi sampai saat ini belum ada peningkatan dosis
nevirapin yang direkomendasikan.
 Jenis ARV

Golongan Obat Dosis


Nukleosida RTI (NsRTI)
· Abakavir (ABC) 300 mg 2x/hari atau 400 mg 1x/hari
· Didanosin (ddl) 250 mg 1x/hari (BB<60 Kg)
· Lamivudin (3TC) 150 mg 2x/hari atau 300 mg 1x/hari
· Stavudin (d4T) 40 mg 2x/hari (30 mg 2x/hari bila
· Zidovudin (ZDV) BB<60 Kg)
300 mg 2x/hari
Nukleotida RTI
· TDF 300 mg 1x/hari
Non nukleosid RTI
(NNRTI) 600 mg 1x/hari
· Efavirenz (EFV) 200 mg 1x/hari untuk 14 hari kemudian
· Nevirapine (NVP) 200 mg 2x/hari
Protease inhibitor (PI)
· Indinavir/ritonavir 800 mg/100 mg 2x/hari
(IDV/r) 400 mg/100 mg 2x/hari
· Lopinavir/ritonavir 1250 mg 2x/hari
(LPV/r) 1000mg/ 100 mg 2x/hari atau 1600
· Nelfinavir (NFV) mg/200 mg 1x/hari
· Saquinavir/ritonavir Kapsul 100 mg, larutan oral 400 mg/5
(SQV/r) ml.
· Ritonavir (RTV/r)

TB PARU PADA KEHAMILAN DAN MENYUSUI


 Obat antituberkulosis harus tetap diberikan kecuali streptomisin,
karena efek samping streptomisin pada gangguan pendengaran
janin
 Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI tetap dapat
diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
121
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

ASI, akan tetetapi konsentrasinya kecil dan tidak


menyebabkan toksik pada bayi
 Pada perempuan usia produktif yang mendapat pengobatan
TB dengan rifampisin, dianjurkan untuk tidak
menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat terjadi
interaksi obat yang menyebabkan efektiviti obat kontrasepsi
hormonal berkurang.
 Tidak ada indikasi pengguguran pada pasien TB dengan
kehamilan

TB PARU PADA GAGAL GINJAL


 Jangan menggunakan streptomisin, kanamisin dan
kapreomisin
 Sebaiknya hindari penggunaan etambutol, karena waktu
paruhnya memanjang dan terjadi akumulasi etambutol.
Dalam keadaan sangat diperlukan, etambutol dapat
diberikan dengan pengawasan kreatinin
 Sedapat mungkin dosis disesuaikan dengan faal ginjal
(CCT, ureum, kreatinin)
 Rujuk ke ahli Paru

TB PARU DENGAN KELAINAN HATI


 Bila ada kecurigaan penyakit hati, dianjurkan pemeriksaan
faal hati sebelum pengobatan
 Pada kelainan hati, pirazinamid tidak boleh diberikan
 Paduan obat yang dianjurkan (rekomendasi WHO) ialah 2
SHRE/6 RH atau 2 SHE/10 HE
 Pada pasien hepatitis akut dan atau klinis ikterik , sebaiknya
OAT ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami
penyembuhan. Pada keadaan sangat diperlukan dapat
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
122
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

diberikan S dan E maksimal 3 bulan sampai hepatitis


menyembuh dan dilanjutkan dengan 6 RH
 Sebaiknya rujuk ke dokter spesialis paru

HEPATITIS IMBAS OBAT


 Adalah kelainan fungsi hati akibat penggunaan obat-obat
hepatotoksik (drug induced hepatitis)
 Penatalaksanaan
- Bila klinis (+) (Ikterik [+], gejala mual, muntah [+]) ®
OAT Stop
- Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali,: OAT stop
- Bila gejal klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:
Bilirubin > 2 ® OAT Stop
SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali ® teruskan pengobatan, dengan
pengawasan
 Paduan OAT yang dianjurkan :
- Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
- Setelah itu, monitor klinis dan laboratorium. Bila klinis dan
laboratorium kembali normal (bilirubin, SGOT, SGPT),
maka tambahkan H (INH) desensitisasi sampai dengan
dosis penuh (300 mg). Selama itu perhatikan klinis dan
periksa laboratorium saat INH dosis penuh , bila klinis dan
laboratorium kembali normal, tambahkan rifampisin,
desensitisasi sampai dengan dosis penuh (sesuai berat
badan). Sehingga paduan obat menjadi RHES
- Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
123
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

TUBERKULOSIS PADA ORGAN LAIN


 Paduan OAT untuk pengobatan tuberkulosis di berbagai organ tubuh
sama dengan TB paru menurut ATS, misalnya pengobatan untuk TB
tulang, TB sendi dan TB kelenjar lama pengobatan OAT dapat
diberikan 9 – 12 bulan. Paduan OAT yang diberikan adalah : 2RHZE /
7-10 RH.
 Pemberian kortikosteroid pada perikarditis TB untuk menurunkan
kebutuhan intervensi operasi dan menurunkan kematian, pada
meningitis TB untuk menurunkan gejala sisa neurologis. Dosis yang
dianjurkan ialah 0,5 mg/kgBB/ hari selama 3-6 minggu.

I. Komplikasi
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum
pengobatan atau dalam masa pengobatan maupun setelah selesai
pengobatan.
Beberapa komplikasi yang mungikin timbul adalah :
- Batuk darah
- Pneumotoraks
- Luluh paru
- Gagal napas
- Gagal jantung
- Efusi pleura

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
124
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Program kerja Puskesmas Glugur Darat berupa Upaya Kesehatan
Masyarakat yang terdiri Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Olahraga, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN), Upaya Kesehatan
Kerja (UKK), Upaya Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM), Upaya Kesehatan
Jiwa (UKJ), Upaya Kesehatan Mata (UKM), Upaya Kesehatan Usia lanjut
(USILA), Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional, Laboratorium
Sederhana, Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Untuk program kesehatan di Puskesmas Glugur Darat yang sudah
mencapai target yaitu program kesehatan olahraga perawatan kesehatan
masyarakat atau phn Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Upaya Kesehatan,
Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ), Upaya Kesehatan Mata (UKM), Upaya
Kesehatan Usia lanjut (USILA), Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional,
Laboratorium Sederhana.
Sedangkan untuk program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) belum
mencapai target karena rendah nya guru UKS di setiap sekolah. Sedangkan
untuk upaya kesehatan gizi belum juga mencapai target pada pemberian
vitamin A pada bufas dengan hanya sebesar 50% sedangkan target nya 100%,
juga pemberian Fe pada bumil dengan nilai 36% sedangkan target 90%. Pada
asi eksklusif hanya sebesar 21,3% sedangkan target nya 47%. Tabet tambah
darah remaja putri dengan nilai 18,2% dengan target 25%.
Dari sepuluh penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Glugur Darat
bulan Januari-Desember 2018 yang paling banyak adalah ISPA dengan jumlah
2607, kemungkinan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat sendiri.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
125
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

7.2 Saran
A. Bagi petugas kesehatan
 Meningkatkan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada
peningkatan kesehatan masyarakat
 Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sama untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan melakukan gotong
royong.
 Meningkatkan informasi terkait kesehatan lingkungan kepada
masyarakat dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media
massa mengenai kesehatan lingkungan.
 Meningkatkan kader-kader kesehatan bagi keluarga.
B. Bagi masyarakat
 Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya peningkatan
kesehatan.
 Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan, kemauan untuk meningkatkan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
126

Anda mungkin juga menyukai