Fix Laporan Glugur
Fix Laporan Glugur
Fix Laporan Glugur
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam satu sistem.
Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memilki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Kegiatan :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:
kecelakaan lalu lintas
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
10
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT
persalinan penyulit
penyakit gawat darurat
2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik
dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan
pengiriman penderita ke RS
4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti
(risiko tinggi)dan persalinan dengan penyulit
5. Melakukan MOP atau MOW(MOP = Metode Operasi pada
Pria, MOW = Metode Operasi pada Wanita )
BAB III
Kelurahan Perintis : 49 Ha
Kelurahan Gaharu : 52 Ha
Kelurahan Durian : 53 Ha
B. Perempuan
- Kelurahan Glugur Darat I : 5.681
- Kelurahan Glugur Darat II : 6.203
- Kelurahan P.Brayan Darat I : 10.940
- Kelurahan P. Brayan Darat II : 7.232
- Kelurahan P. Brayan Bengkel : 6.807
- Kelurahan P. B. Bengkel Baru : 5.330
- Kelurahan Durian : 4.470
- Kelurahan Gaharu : 4.167
- Kelurahan Sidodadi : 3.032
- Kelurahan Perintis : 1.991
- Kelurahan Gang Buntu : 1.894
No Jumlah
Sarana Pendidikan
1 TK/PAUD 38
2 SD 46
3 SMP 18
4 SMU/SMK 18
5 PT 1
Jumlah 121
*Sumber data dari Puskesmas Glugur Darat Medan
Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di
naungi Puskesmas Glugur Darat Medanyang paling banyak adalah
46 Sekolah Dasar (SD)
Perawat
8 Marintan P, S.Kep, Ners 197301171998032003 IV A
Madya
Dokter
9 dr. Nurlela Hutahuruk 197011052005012012 IV A
Madya
Dokter
10 dr. Herlina Purba 198002292006042012 IV A
Madya
Petugas
11 Mangara hamonangan, SE 196012111983101001 III D
Loket
Pranata Lab.
12 Hartini 196306071984022002 III D Kesehatan
Penyelia
Nutrisionis
13 Hj. Norina Ridwan 196611111989032005 III D
Penyelia
Bidan
14 Asniar 196512311988032039 III D
Penyelia
Perawat
15 Durmia Simamora 196507101988032004 III D
Penyelia
Bidan
16 Yuliarnis 196810251989032002 III D
Penyelia
Perawat
17 Marintan, AMK 196303271992032003 III D
Penyelia
Perawat
18 Hotmian Simbolon, AMK 197112151991012002 III D
Penyelia
Perawat
19 Marince Sianipar 196910271992032005 III D
Penyelia
Bidan
20 Hotmelia D, S.S.T, M.Kes 197309271993032007 III D
Penyelia
Perawat
21 Raskita br Ginting, AMK 197205081997022001 III D
Penyelia
22 Sapinah, AMK 197512071998032002 III D Perawat
Penyelia
Bidan
33 Lesna Sinulingga, SST 198211072006042002 III B
Pertama
Perawat
34 Novi Suarniatti Z, S.Kep 19871116201001024 III B
pertama
Perawat
35 Delima Sinaga, S.Kep,Ners 196712092007012004 III A
pertama
Asis.
Apoteker
36 Dini Indriani 198106032005022002 III A
pelaksanaan
lanjutan
Pranata lab.
Kes.
37 Krismalasari, AMAK 198305252008042004 III A
Pelaksanaan
lanjutan
Asis.
Apoteker
38 Fiska Indriyati, A.Md 198410092011012015 III A
pelaksanaan
lanjutan
Perawat pel.
39 Esthi Wulandari, AMK 198602112011012005 III A
lanjutan
Bidan
40 Rona Elisi M S, S.Tr. Keb 19763072011012004 III A
pertama
Nutrisionis
41 Ulina Ginting 198102162011012002 III A
pel. Lanjutan
Perawat gigi
42 Febryani Sri H, AMKG 198302282011012007 III A
pel. Lanjutan
Perawat
43 Daniel Simamora, AMK 108604082011011009 III A
Pel.Lanjutan
*Sumber data dari Puskesmas Glugur Darat Medan
DENAH PUSKESMAS
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minumam
3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
RT yang RT yang
No Posyandu Persentase
memanfaatkan Toga PHBS
Januari 79 4168 335 22,8
Februari 79 4196 520 22,5
Maret 79 4175 517 28,9
April 79 4164 522 34,5
Mei 79 4169 538 31
Juni 79 4169 567 31
Juli 79 4183 576 34
Agustus 79 5192 645 37
September 79 5192 746 42
Oktober 79 5204 766 45
November 79 5207 798 44
Desember 79 5226 823 47
NO BULAN
IUD IMPLAN KONDOM PIL SUNTIK
L B L B L B L P L P L P
1 JANUARI 0 1 1 0 2 0 19 0 5 1 27 2
2 FEBRUARI 0 1 10 8 0 0 22 0 5 2 40 11
3 MARET 0 2 0 0 1 0 16 0 2 0 19 2
4 APRIL 0 0 1 0 2 1 17 0 6 0 24 0
5 MEI 0 1 2 1 0 1 21 0 2 1 25 4
6 JUNI 0 0 0 0 2 0 17 0 2 1 21 1
7 JULI 0 1 0 19 1 0 50 2 5 2 56 24
9 SEPTEMBER 0 2 0 1 1 0 1 0 4 0 6 3
11 NOVEMBER 0 1 0 0 1 0 1 1 3 1 5 3
12 DESEMBER 0 0 6 2 11 0 3 0 4 0 24 2
Cakupan Jumlah
Kegiatan
Agu Sept Okt Nov Des
D/S 86.04% 85.49% 85.72% 85.72% 85.71% 85.53%
K/S 100% 100% 100% 100% 100% 100%
N/D 83.53% 83.98% 83.86% 83.86% 83.87% 83.8%
N/S 71.89% 71.8% 71.88% 71.88% 71.89% 71.52%
Pemberian Vit. 884 1763
A pada bayi 90.20% 90%
Pemberian Vit. 7036 14063
A pada balita 90%
90.07%
Program Gizi
71.53%
85.53%
83.82%
100%
1. Program Diare
TABEL 4.5 LAPORAN DATA PASIEN DIARE BERDASARKAN
RENTANG USIA KEJADIAN
USIA
Bulan 0-6 6 BLN -1 1-4 JUMLAH
5-9 THN 10-14 THN 15-19 THN >20 THN
BLN THN THN
1 1 0 2 2 3 1 19 28
2 0 2 3 2 1 0 10 18
3 0 0 3 0 2 1 15 21
4 0 2 1 2 1 1 10 17
5 2 2 6 0 1 0 2 13
6 0 1 3 0 0 0 5 9
7 3 3 7 1 4 4 16 38
8 0 1 10 2 2 1 20 36
9 1 2 7 6 3 7 18 44
10 0 5 3 5 5 1 24 43
11 0 2 8 5 2 1 19 37
12 1 0 7 4 1 1 6 20
Diare
50
45
40
35
30
25
20
Diare
15
10
5
0
2. Program TB
Kasus TB
Jumlah Penduduk Jumlah Kasus Baru BTA + Jumlah Seluruh Kasus TB Anak 0-14
No. Kelurahan Pustu thn
L P L P
L P L+P L+P L+P Jml %
Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Glugur Darat I 0 5,887 5,681 11,568 1 0.017 2 0.04 3 9 0.15 5 0.09 14 0 0.00
2 Glugur Darat II 0 5,410 6,203 11,613 0 0.000 1 0.02 1 4 0.07 9 0.15 13 0 0.00
P. Brayan Darat
3 0 10,524 10,940 21,464 3 0.029 0 0.00 3 12 0.11 6 0.05 18 0 0.00
I
P. Brayan Darat
4 0 7,106 7,232 14,338 2 0.028 1 0.01 3 7 0.10 6 0.08 13 1 0.01
II
P. Brayan
5 1 7,143 6,807 13,950 3 0.042 1 0.01 4 12 0.17 5 0.07 17 1 0.01
Bengkel
6 P.B.B. Baru 0 5,287 5,330 10,617 4 0.076 3 0.06 7 12 0.23 6 0.11 18 0 0.00
7 Durian 0 4,399 4,470 8,869 4 0.091 0 0.00 4 12 0.27 3 0.07 15 0 0.00
8 Gaharu 0 4,091 4,167 8,258 1 0.024 0 0.00 1 10 0.24 9 0.22 19 1 0.01
9 Sidodadi 0 2,863 3,032 5,895 0 0.000 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00 0 0 0.00
10 Perintis 0 1,894 1,991 3,885 1 0.053 0 0.00 1 5 0.26 1 0.05 6 2 0.05
11 Gang Buntu 0 1,748 1,894 3,642 0 0.000 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00 0 0 0.00
Jumlah (KAB/KOTA) 56,352 57,747 114,099 19 0.034 8 0.01 27 83 0.15 50 0.09 133 5 0.00
CNRKASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 33.72 13.85 23.66
Jumlah Kematian
BTA (+)
Angka Kesembuhan (Cure Rate) Angka Pengobatan Lengkap Selama
Diobati
Pengobatan
No. Kelurahan Pustu
L P L+P L P L+P
L P L+P Jm L P L+P
Jml % Jml % Jml % Jml % % Jml %
l
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Glugur Darat I 0 1 2 3 0 0 1 50 1 33 1 100 1 50 2 67 0 0 0
2 Glugur Darat II 0 0 1 1 0 - 0 0 0 0 1 - 4 400 5 500 0 0 0
3 P. Brayan Darat I 0 3 0 3 0 0 0 - 0 0 1 33 0 - 1 33 1 0 1
4 P. Brayan Darat II 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 1 50 3 300 4 133 0 0 0
5 P. Brayan Bengkel 1 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 25 0 0 0
6 P.B.B Baru 0 4 3 7 1 25 0 0 1 14 2 50 3 100 5 71 0 0 0
7 Durian 0 4 0 4 2 50 0 - 2 50 1 25 1 - 2 50 0 0 0
8 Gaharu 0 1 0 1 2 200 0 - 2 200 2 200 3 - 5 500 0 0 0
9 Sidodadi 0 0 0 0 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 0 0
10 Perintis 0 1 0 1 1 100 0 - 1 100 3 300 1 - 4 400 0 0 0
11 Gang Buntu 0 0 0 0 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 0 0
Jumlah (KAB/KOTA) 19 8 27 6 32 1 13 7 26 12 63 17 213 29 107 1 0 1
3. Program ISPA
ISPA < 5 th
Perkiraan pneumoni Jumlah kunjungan
No Bulan Bukan
balita balita batuk Pneumoni
pneumoni
1 Januari 417 101 0 101
2 Februari 417 70 0 70
3 Maret 341 99 0 99
4 April 417 63 9 63
5 Mei 341 58 1 57
6 Juni 341 53 1 52
7 Juli 341 181 92 181
8 Agustus 341 91 0 91
9 September 341 90 0 90
10 Oktober 341 142 1 142
11 November 341 134 5 134
12 Desember 341 143 6 137
Total 4482 1125 115 1117
4. Program DBD
NO BULAN KELURAHAN JUMLAH
Glugur Darat I 2
1 Januari
Pulo Brayan Bengkel Baru 2
2 Febuari Pulo Brayan Darat II 1
3 Maret Pulo Brayan Bengkel Baru 1
4 April - -
5 Mei Pulo Brayan Darat II 3
6 Juni Glugur Darat I 1
Glugur Darat II 1
7 Juli
Pulo Brayan Darat II 1
Pulo Brayan Bengkel 1
8 Agustus
Pulo Brayan Darat II 1
Glugur Darat II 1
9 September Pulo Brayan Bengkel 1
Pulo Braya Darat 1
Glugur Darat I 1
Pulo Brayan Darat I 1
Glugur Darat II 2
10 Oktober
Pulo Brayan Bengkel Baru 1
Pulo Brayan Bengkel 1
Durian 1
Glugur Darat I 1
Pulo Brayan Darat II 3
11 Nopember
Perintis 1
Pulo Brayan Bengkel 3
Pulo Brayan Bengkel Baru 1
12 Desember
Pulo Brayan Bengkel 1
TOTAL 34
KASUS DBD
10
8
6
4
2
0 KASUS DBD
NOVEMB…
SEPTEMB…
JANUARI
FEBRUARI
APRIL
JUNI
AGUSTUS
MEI
JULI
MARET
OKTOBER
DESEMBER
Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan
November dengan jumlah 8 kasus dan kasus terendah terjadi pada
bulanApril dengan jumlah 0 kasus.
5. Program Imunisasi
munisasi adalah suatu tindakan yang memberikan kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Tabel 4.7 jadwal pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak
TABEL 4.8LAPORAN PENCAPAIAN IMUNISASI PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR
BULAN JANUARI – DESEMBER 2018
No Imunisasi Target Sasaran Jul Agu Sep Okt Nov Des Jlh
1 Hep B 1949 Bayi 108 129 139 179 161 130 1677
2 BCG 1949 Bayi 130 152 154 186 157 150 1796
3 Polio 1 1949 Bayi 137 186 165 122 103 100 1804
4 DPT/HB 1 1949 Bayi 132 162 163 178 166 162 1905
5 Polio 2 1949 Bayi 74 121 101 211 173 169 1450
6 DPT/HB 2 1949 Bayi 93 117 119 219 121 105 1468
7 Polio 3 1949 Bayi 93 142 121 187 130 132 1535
8 Polio 4 1949 Bayi 115 164 140 165 151 147 1626
9 DPT 3 1949 Bayi 111 139 140 199 143 133 1678
10 Campak 1949 Bayi 105 157 144 229 128 120 1602
PENCAPAIAN IMUNISASI
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400 Pencapaian
200
0
CAMPAK
BCG
DPT HB Hib 1
DPT HB Hib 2
HB 0
POLIO 1
POLIO 2
POLIO 3
POLIO 4
DPT Hb Hib 3
Tabel 4.9Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur Periode
Januari - Desember 2018
No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jumlah
1 ISPA 249 186 213 174 150 79 265 307 246 260 244 244 2,617
2 Hipertensi 139 132 120 182 166 102 148 119 157 116 158 158 1,697
3 Diabetes Mellitus 127 126 182 208 198 130 108 187 - 101 80 80 1,527
Tenaga
No Jumlah(orang)
pendukung
Tabel 4.12 LAPORAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN MEDAN
TIMUR BULAN JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2018
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
1 Karies 8 4 5 7 6 4 7 6 5 3 2 4
2 Pulpitis 17 8 10 12 10 7 10 10 9 7 10 8
3 Gangren 95 89 95 97 71 62 91 75 74 68 68 73
4 Radix 28 27 27 25 24 17 25 22 20 25 24 19
5 Persistensi 30 26 22 26 19 10 20 26 21 19 17 20
6 Abses 87 86 98 99 87 47 88 97 91 82 78 92
7 Gingivitis 4 5 6 5 5 3 6 5 4 3 2 5
8 Periodontitis 11 10 12 13 9 5 14 11 9 12 6 11
9 Dan lain-lain 97 92 52 48 79 38 100 46 28 45 29 39
Jumlah 377 347 327 332 310 193 361 298 261 264 236 271
Chart Title
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tabel 4.13Laporan Pemeriksaan Laboratorium Bulan Januari s/d November Tahun 2018
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jlh
1 Kadar Gula Darah 336 364 308 449 273 284 79 232 248 311 271 338 3,493
2 As. Urat 259 305 326 344 242 34 46 143 216 283 276 288 2,700
3 Kolesterol 285 220 222 233 58 0 233 129 131 148 180 201 2,040
4 Plano Test 2 0 2 8 6 1 4 3 1 0 1 1 29
5 HbsAg 4 0 0 0 1 0 0 3 0 8 7 23 46
6 HB 55 55 56 57 58 43 90 52 58 47 42 55 668
7 Gol. Darah 25 22 24 28 29 0 68 16 34 30 38 28 342
8 HIV 29 44 19 37 28 34 38 25 37 32 37 41 401
9 IMS 29 44 19 37 28 34 38 23 33 32 39 38 394
Keterangan Tabel :
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
menjelaskan risiko apa saja yang akan terjadi apabila pasien tidak patuh
mengkonsumsi OAT.
4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara door to door tentang
menjaga kebersihan rumah, pencahayaan, dan ventilasi rumah.
5. Memberikan edukasi kepada pasien TB Paru untuk menerapkan perilaku
hidup sehat dan gizi seimbang.
6. Melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk melalukan edukasi
mengenai syarat rumah sehat dan manfaatnya
7. Menyediakan fasilitas sarana prasarana kesehatan lingkungan untuk
masyarakat yang memadai
8. Melengkapi alat pemeriksaan kesehatan lingkungan
6.4 TB Paru
Permasalahan :
- Masih tingginya angka kejadian TB Paru
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang etika batuk serta cara
penularan TB Paru.
- Kurangnya pengetahuan dan kedisplinan pasien TB Paru dalam
mengkonsumsi OAT.
- Kurangnya pengetahuan keluarga pasiem TB Paru tentang pentingnya
menjaga kebersihan rumah, ventilasi, dan pencahayaan rumah dalam
upaya pencegahan penularan TB Paru.
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien TB Paru akan pentingnya
gizi seimbang.
Pemecahan masalah :
- Pembentukan kader TB Paru karena meruapakan faktor penting dalam
penemuan suspek TB Paru sehingga akan meningkatkan penemuan kasus
TB Paru BTA positif
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara door to door tentang
menjaga kebersihan rumah, pencahayaan, dan ventilasi rumah.
- Memberikan edukasi tentang etika batuk yang benar dan penggunaan
masker kepada pasien TB Paru untuk menjaga penularan.
- Memberikan edukasi kepada pasien TB Paru untuk menerapkan perilaku
hidup sehat dan gizi seimbang.
A. Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO)
telah mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency ».Laporan
WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan
Asam) positif. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman
(24)
Global 8797 2887 141 63 1823 29
(100)
B. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis complex.
C. Biomolekuler M.Tuberculosis
Morfologi dan Struktur Bakteri
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran
lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Dinding M. tuberculosis sangat
kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama
dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks (complex-
waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial
sulfolipids yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam
lemak berantai panjang (C60 – C90) yang dihubungkan dengan
arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh
jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri
tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan.
Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri M.
tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap
tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan
asam – alkohol.
Komponen antigen ditemukan di dinding sel dan sitoplasma yaitu
komponen lipid, polisakarida dan protein. Karakteristik antigen M.
tuberculosis dapat diidentifikasi dengan menggunakan antibodi
monoklonal . Saat ini telah dikenal purified antigens dengan berat molekul
14 kDa (kiloDalton), 19 kDa, 38 kDa, 65 kDa yang memberikan sensitiviti
dan spesifisiti yang bervariasi dalam mendiagnosis TB. Ada juga yang
menggolongkan antigen M. tuberculosis dalam kelompok antigen yang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
88
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT
disekresi dan yang tidak disekresi (somatik). Antigen yang disekresi hanya
dihasilkan oleh basil yang hidup, contohnya antigen 30.000 a, protein
MTP 40 dan lain lain.
Biomolekuler
Genom M. tuberculosis mempunyai ukuran 4,4 Mb (mega base)
dengan kandungan guanin (G) dan sitosin (C) terbanyak. Dari hasil
pemetaan gen, telah diketahui lebih dari 165 gen dan penanda genetik yang
dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1 gen yang merupakan sikuen DNA
mikobakteria yang selalu ada (conserved) sebagai DNA target, kelompok
II merupakan sikuen DNA yang menyandi antigen protein, sedangkan
kelompok III adalah sikuen DNA ulangan seperti elemen sisipan.
Gen pab dan gen groEL masing masing menyandi protein berikatan
posfat misalnya protein 38 kDa dan protein kejut panas (heat shock
protein) seperti protein 65 kDa, gen katG menyandi katalase-peroksidase
dan gen 16SrRNA (rrs) menyandi protein ribosomal S12 sedangkan gen
rpoB menyandi RNA polimerase.
Sikuen sisipan DNA (IS) adalah elemen genetik yang mobile.
Lebih dari 16 IS ada dalam mikobakteria antara lain IS6110, IS1081 dan
elemen seperti IS (IS-like element). Deteksi gen tersebut dapat dilakukan
dengan teknik PCR dan RFLP.
D. Patogenesis
Tuberkulosis Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan
bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang
pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini
mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang
reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran getah
bening menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh
pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional).Afek
E. Klasifikasi
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,
tidak termasuk pleura.
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
F. Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya
Gejala klinik
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala
lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala
lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
- batuk > 2 minggu
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang
pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum
terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala
batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan
selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
- Demam
- Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia
dan berat badan menurun
3. Gejala tuberkulosis ekstraparu
Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat,
misalnya pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi pembesaran yang
lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis
tuberkulosis akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis
tuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada
sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.
Pemeriksaan Fisik
- Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung
dari organ yang terlibat.
- Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas
kelainan struktur paru. Pada permulaan (awal) perkembangan
penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan.
Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior
terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 dan S2) , serta
daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan jasmani dapat
ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas
melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan
mediastinum.
- Pada pleuritis tuberkulosis, kelainan pemeriksaan fisis tergantung
dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan
pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak
terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
- Pada limfadenitis tuberkulosis, terlihat pembesaran kelenjar getah
bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis
tumor), kadang-kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjar
tersebut dapat menjadi “cold abscess”
Gambar 6.2 Paru : apeks lobus superior dan apeks lobus inferior
Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis
mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis.
Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak,
cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung,
kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces
dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH
b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
1. Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
- Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
- Pagi ( keesokan harinya)
- Sewaktu/ spot (pada saat mengantarkan dahak pagi) atau
setiap pagi 3 hari berturut-turut.
2. Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan
dikumpulkan/ditampung dalam pot yang bermulut lebar,
berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah
pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti, spesimen tersebut
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi:
foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,
tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam--macam bentuk
(multiform).
Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
- Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Pemeriksaan khusus
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara
konvensional.Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih
baru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
1. Pemeriksaan BACTEC
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah
metode radiometrik. M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang
kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya
oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif
pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan
diagnosis dan melakukan uji kepekaan.Bentuk lain teknik ini adalah
dengan menggunakan Mycobacteria Growth Indicator Tube (MGIT).
2. Polymerase chain reaction (PCR):
Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat
mendeteksi DNA, termasuk DNA M.tuberculosis.Salah satu masalah
dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi.Cara
pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai, kendati masih
memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya.
Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan
diagnosis sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara
yang benar dan sesuai standar internasional.
Apabila hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain
tidak ada yang menunjang ke arah diagnosis TB, maka hasil tersebut
tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis TB.
Pada pemeriksaan deteksi M.tb tersebut diatas, bahan /
spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun ekstraparu
sesuai dengan organ yang terlibat.
3. Pemeriksaan serologi, dengan berbagai metoda a.1:
a. Enzym linked immunosorbent assay (ELISA)
Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat
mendeteksi respons humoral berupa proses antigen-antibodi yang
terjadi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah
kemungkinan antibodi menetap dalam waktu yang cukup lama.
b. ICT
G. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan.Paduan obat yang digunakan terdiri
dari paduan obat utama dan tambahan.
a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
- INH
- Rifampisin
- Pirazinamid
- Streptomisin
- Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
- Kanamisin
- Amikasin
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan
amoksilin + asam klavulanat
- Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia
antara lain :
Kapreomisin
Sikloserino
PAS (dulu tersedia)
Derivat rifampisin dan INH
Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
Kemasan
- Obat tunggal,Obat disajikan secara terpisah, masing-
masing INH, rifampisin, pirazinamid dan etambutol.
- Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination –
FDC)Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat
dalam satu tablet.
Dosis OAT
Tabel 6.2 Jenis dan dosis OAT
Obat Dosis Dosis yg dianjurkan Dosis Dosis (mg) / berat
(Mg/Kg Maks badan (kg)
BB/Hari) Harian(mg/ Intermitten (mg) < 40 40- >60
kgBB (mg/Kg/BB/kali) 60
/hari)
R 8-12 10 10 600 300 450 600
H 4-6 5 10 300 150 300 450
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500
Sesuai
S 15-18 15 15 1000 750 1000
BB
c. Efek Samping
d. Terapi pembedahan
lndikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetetapi
dahak tetap positif
b. Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan
cara konservatif
2. lndikasi relative
a. Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
c. Sisa kaviti yang menetap.
Tindakan Invasif (Selain Pembedahan)
- Bronkoskopi
- Punksi pleura
- Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)
e. Evaluasi Pengobatan
Evaluasi pasien meliputi evaluasi klinis, bakteriologi, radiologi,
dan efek samping obat, serta evaluasi keteraturan berobat.
Evaluasi klinik
- Pasien dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
- Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
- Evaluasi klinis meliputi keluhan , berat badan,
pemeriksaan fisis.
Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9 bulan pengobatan)
- Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak
- Pemeriksaan & evaluasi pemeriksaan mikroskopik
o Sebelum pengobatan dimulai
o Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif)
o Pada akhir pengobatan
- Bila ada fasiliti biakan : dilakukan pemeriksaan biakan
dan uji resistensi
I. Komplikasi
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum
pengobatan atau dalam masa pengobatan maupun setelah selesai
pengobatan.
Beberapa komplikasi yang mungikin timbul adalah :
- Batuk darah
- Pneumotoraks
- Luluh paru
- Gagal napas
- Gagal jantung
- Efusi pleura
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Program kerja Puskesmas Glugur Darat berupa Upaya Kesehatan
Masyarakat yang terdiri Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Olahraga, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN), Upaya Kesehatan
Kerja (UKK), Upaya Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM), Upaya Kesehatan
Jiwa (UKJ), Upaya Kesehatan Mata (UKM), Upaya Kesehatan Usia lanjut
(USILA), Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional, Laboratorium
Sederhana, Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Untuk program kesehatan di Puskesmas Glugur Darat yang sudah
mencapai target yaitu program kesehatan olahraga perawatan kesehatan
masyarakat atau phn Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Upaya Kesehatan,
Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ), Upaya Kesehatan Mata (UKM), Upaya
Kesehatan Usia lanjut (USILA), Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional,
Laboratorium Sederhana.
Sedangkan untuk program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) belum
mencapai target karena rendah nya guru UKS di setiap sekolah. Sedangkan
untuk upaya kesehatan gizi belum juga mencapai target pada pemberian
vitamin A pada bufas dengan hanya sebesar 50% sedangkan target nya 100%,
juga pemberian Fe pada bumil dengan nilai 36% sedangkan target 90%. Pada
asi eksklusif hanya sebesar 21,3% sedangkan target nya 47%. Tabet tambah
darah remaja putri dengan nilai 18,2% dengan target 25%.
Dari sepuluh penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Glugur Darat
bulan Januari-Desember 2018 yang paling banyak adalah ISPA dengan jumlah
2607, kemungkinan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat sendiri.
7.2 Saran
A. Bagi petugas kesehatan
Meningkatkan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada
peningkatan kesehatan masyarakat
Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sama untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan melakukan gotong
royong.
Meningkatkan informasi terkait kesehatan lingkungan kepada
masyarakat dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media
massa mengenai kesehatan lingkungan.
Meningkatkan kader-kader kesehatan bagi keluarga.
B. Bagi masyarakat
Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya peningkatan
kesehatan.
Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan, kemauan untuk meningkatkan kesehatan.