Makalah Arthropoda Dan Echinodermata Fix
Makalah Arthropoda Dan Echinodermata Fix
Makalah Arthropoda Dan Echinodermata Fix
PENDAHULUAN
1|Page
(Annelida), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata) dan
hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda).
Kehidupan ?
1.3 Tujuan
kehidupan ?
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Arthropoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang
berarti kaki. Jadi Arthropoda dapat diartikan hewan yang kakinya beruas-
ruas. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen). Dimana bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik coelomata,
terlindung oleh rangka luar dari kitin. Arthropoda yang hidup di air bernafas
dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru
buku atau permukaan kulit dan trakea.
3|Page
8. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan
usus, dan anus.
2. Mempunyai kulit keras terbuat dari kitin, yang berfungsi untuk sebagai
eksoskeleton.
4|Page
2.3 Klasifikasi dan Sistematika Arthropoda
5|Page
Cara reproduksi Arthropoda
Klasifikasi Arthropoda
6|Page
8) Pertukaran udara terjadi secara difusi.
7|Page
tersebut berupaya kembali ke perairan yang lebih dalam dan
memiliki tingkat salinitas yang lebih tinggi, untuk kemudian
memijah. Tahapan-tahapan tersebut berulang untuk membentuk
siklus hidup. Udang dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami beberapa fase, yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva,
juvenile (udang muda), dan udang dewasa setelah telur-telur
menetas, larva hidup di laut lepas menjadi bagian dari zooplankton.
Saat stadium post larva bergerak ke daerah dekat pantai dan
perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan
dangkal ini memiliki kandungan nutrisi, salinitas dan suhu yang
sangat bervariasi dibandingkan dengan laut lepas. Setelah beberapa
bulan hidup di daerah estuari, udang dewasa kembali ke lingkungan
laut dalam dimana kematangan sel kelamin, perkawinan dan
pemijahan terjadi.
3) Sususnan Anatomi
Hewan ini adalah satu-satunya Arthropoda yang memiliki dua
pasang antena. Kemudian terdapat tiga pasang anggota badan yang
digunakan untuk mengunyah dan memanipulasi makanan, satu
pasang pertama adalah mandibular dan dua pasang berikutnya
adalah maksila. Organ tambahan lain umumnya adalah pasangan
kaki-kaki untuk bergerak. Dengan perkecualian pasangan antena
pertama yang bercabang satu (uniramous), pasangan organ-organ
tambahan anggota subfilum Crustacea yang lain adalah bercabang
dua (biramous).
4) Sistem Ekskresi
Crustacea juga memiliki alat ekskresi. Alat ekskeresi pada
udang terdiri atas dua buah kelenjar hijau yang membuat cairan
berwarna hijau, strukturnya seperti nefridium, dan terbuka pada
dasar antena-antena.
5) Sistem Respirasi
Insang berbulu (insang dalam), bertaut pada segmen basal dari
maksiliped kedua dan ketiga, dan bertaut pula dengan empat kaki
8|Page
untuk berjalan yang pertama. Barisan insang kedua dan ketiga (pada
beberapa jenis, antara lain Astacus sp) bertaut dengan barisan insang
luar. Insang-insang dalam itu terendam dalam air dalam ruang insang
(ruang di sebelah bawah tiap karapase). Insang-insang itu
mengandung pembuluh-pembuluh darah. Aliran air dalam ruang
insang itu terjamin oleh adanya “ember” air yang merupakan cabang
dari maksila kedua
6) Sistem Digestivus
Mulut > Kerongkongan > Lambung dengan kelenjar penceraan >
Usus > Rektum > Anus
7) Sistem Reproduksi
Kelamin terpisah (diesius). Baik testes maupun ovarium bilobat.
Testes melepaskan sperma ke dalam duktus spermatikus terus ke
pori-pori yang terdapat di dasar pasangan kaki untuk berjalan yang
kelima. Oviduk melepaskan telur dari ovarium ke lubang-lubang
pada dasar pasangan kaki untuk berjalan. Stadium embrional
diselesaikan ketika telur masih bertaut dengan “swimmeret-
swimmeret” hewan betina. Bahkan larva telah menetas pun tetap
tertaut padanya untuk beberapa lama.
8) Sistem Syaraf
Pada udang terdapat “otak” di sebelah dorsal, dengan dua buah
penghubung sirkumesofageal, dan sebuah rantai ganglion-ganglion di
sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar, berhubungan
dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan
korda ventral.
2. Klas Onychopora
Kelas ini tidak begitu dikenal sehingga tidak terlalu dibahas
secara panjang lebar. Hewan ini memiliki kutikula yang tipis, tidak
bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris
lubang nephridium, panjang tubuh ± 5 cm. Contohnya adalah Peripatus
a. Morfologi
9|Page
karakter morfologi Onychopora. Kemiripan dengan arthropoda terlihat
adanya k u t i k u l a ya n g b e r k i t i n , j a n t u n g t u b u l a r ya n g
t e r l e t a k d i d a l a m t u b u h sebelah dorsal, sistem sirkulasi
terbuka, hemocoel sebagai rongga utama tubuh m e m i l i k i
tabung pernafasan (trabekula), dan tubuh
b e r s e g m e n - s e g m e n . Sedangkan kondisi yang membedakan
Onychophora dengan Arthropoda adalah k u t i k u l a n y a y a n g t i d a k
m e n g e r a s , yang membedakan Onychophora dengan Arthropoda
adalah k u t i k u l a n ya y a n g t i d a k m e n g e r a s , a p e n d i k s t i d a k
bersendi, tidak memiliki ganglion torak dan
abdomen, dan pembuka trakhea Tidak dapat
menutup sehingga mengakibatkan Onychophora
h a n y a a k t i f p a d a m a l a m h a r i s a a t lingkungan lembab
dan selama hujan.
b. Sususnan Anatomi
Bentuk tubuh seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki
(Lobopodia). Akibat k o n d i s i i n i O n y c h o p h o r a s e r i n g
d i s e b u t c a c i n g b e l u d r u a t a u c a c i n g ber Jalan. Panjang
tubuhnya mulai 1,4 cm sampai 15 cm. Ro n g g a t u b u h n ya b e r u p a
hemocoel.
c. Sistem Ekskresi
Berupa Nefrida berjumlah satu di setiap dasar kaki.
d. Sistem Digestivus
Sistem pencernaan sangat sederhana, terdiri atas satu
Faring yang berotot,esofagus pendek, lambung panjang dan usus
pendek.
e. Sistem Syaraf
Sistem Saraf terdiri atas otak terletak di kepala bagian dorsal,
sepasang tali saraf ventral yang dihubungkan oleh beberapa saraf
transversal.
3. Klas Chilopoda
10 | P a g e
Sub Kelas Chiliopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dan
bersegmen-segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis
spesiesnya spesiesnya yaitu berkisar antara 15-17 segmen. Tiap segmen tersebut
mempunyai sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di
belakang kepala. Pada segmen yang di belakang kepala tersebut terdapat sepasang
cakar beracun yang disebut maxilliped, digunakan untuk membunuh mangsanya.
Antena panjang terdiri dari 12 segmen atau lebih. Contoh: Lithobius forficatus
(kelabang/lipan).
a) Morfologi
b) Siklus Hidup
c) Sususnan Anatomi
d) Sistem Ekskresi
11 | P a g e
Berupa dua buah saluran Malpighi.
e) Sistem Respirasi
Dengan trakea yang bercabang, dengan lubang yang terbuka hamper pada
setiap ruas.
f) Sistem Digestivus
g) Sistem Reproduksi
h) Sistem Syaraf
Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali dengan alat penerima
rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai
alat peraba.
4. Klas Dhipolopoda
1. Morfologi
Kaki seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua bagian, kepala di
sebelah depan dan bagian tubuhyang panjang dibelakangnya. Tubuhnya
terdiri dari segmen-segmen tubuh berbentuk.
12 | P a g e
Pada hampir setiap segmen tubuh dari kaki seribu dewasa terdapat dua
pasang kaki। Segmen tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum) dan
tidak berkaki.
Alat mulut kaki seribu hanya memiliki dua pasang alat mulut, mandibula
yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di sebelah belakang yang
disebut gnathochilarium.
Organ Tömösváry: Ini adalah organ perasa yang terletak di kepala pada
kebanyakan kaki seribu.Organ ini umumnya berbentuk cincin yang agak
menonjol, tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya sekedar berbentuk suatu
lubang. Posisinya terletak di bagian belakang dasar sungut. Tidak semua bangsa
kaki seribu memiliki organ ini.
1. Ozopor:
Organ ini pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat pada sejumlah
segmen tubuh, yaitu lubang kelenjar yang menghasilkan bau tertentu. Bagian ini
agak sulit untuk dilihat. Pada kebanyakan hewan, ozopore terletak di sebelah
samping tubuh dan dimulai pada segmen ke enam. Pada sebagian kecil kelompok
hewan ini, lubang kelenjar terdapat di sepanjang bagian tengah dorsal.
2. Paranota:
Bagian dorsal setiap segmen cincin ditutupi dengan perisai yang kerat dan
disebut tergit.Pelebaran kearah samping tubuh dinamakan paranota.
Kebanyakan kaki seribu memiliki “bintik mata” pada daerah sisi kepala.
Mata demikian dapat terdiri dari sejumlah bintik mata yang bersatu membentuk
daerah penglihatan. Sejumlah kaki seribu, misalnya Polydesmida, tidak pernah
memiliki bintik mata. Kaki seribu yang hidup di dalam gua pada beberapa bangsa
13 | P a g e
telah kehilangan alat penglihatan mereka, meskipun kerabatnya yang hidup di
permukaan tanah mempunyai daerah penglihatan yang terbentuk dengan baik.
Kaki seribu dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas. Alat
kelamin tentu terdapat pada kedua jenis kelamin, hanya lebih nyata pada hewan
jantan. Kaki yang berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat ditemukan di dua
bagian, di daerah segmen cincin yang ke tujuh atau pada bagian ujung tubuhnya,
meliputi pasangan kaki yang terakhir.
Pasangan kaki yang terakhir umumnya dinamakan telopod. Pasangan kaki ke
tujuh yang termodifikasi kadang-kadang tersembunyi pada suatu kantung. Pada
kelompok hewan demikian hewan jantan terlihat tidak punya pasangan kaki pada
segmen ke tujuh). Pasangan kaki ke tujuh yang mengalami modifikasi dikenal
dengan gonopod. Organ ini sangat penting untuk mengidentifikasi jenis. Hewan
betina mempunyai alat kelamin (kadang-kadang disebut cifopod) dapat ditemukan
di sebelah belakang pasangan kaki kedua.
Gambar 1. Bagian-bagian tubuh suatu kaki seribu jantan dari Bangsa Julida. Pada
tampak samping kaki pada bagian segmen depan, kaki-kaki terlihat lebih depan
dibandingkan dengan tempat sebenarnya (menurut Blower, 1985). Perhatikan
bahwa pasangan kaki pertaman berbentuk cakar adalah ciri paling jelas dari Julid
jantan. collum = tengkuk, ocelli = bintik, mata, ocular field = daerah mata,
mandible = rahang, ozopore(s) = ozopor, gonopod(s) = gonopod, leg(s) = kaki.
Gambar 2:
14 | P a g e
Gambar 7. Struktur segmen cincin (diplosegmen)(menurut Demange, 1981).
ozopore(s) =ozopor, leg(s) = kaki, gland = kelenjar, prozonite = prozonit,
metazonite = metazonit,
suture = sambungan, stigma = lubang halus, sternite = sternit, posterior =
belakang, anterior = depan.
1. Siklus Hidup
Diplopoda (bentuk tubuh bulat/gilig), mencakup berbagai macam
lengkibang (luing)/kaki seribu yang hidupnya di tempat yang lembab dan
gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk karena
makanannya berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut.
2. Sususnan Anatomi
Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 - 100 segmen)
terdiriatas kepala dan badan, setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang
kaki, dantidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh,
satu, ataukedua, kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Serta
pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata
tunggal.
3. Sistem Ekskresi
Berupa dua buah saluran Melpighi.
4. Sistem Respirasi
Dengan Trakea yang tidak bercabang.
5. Sistem Reproduksi
Pada kelas diplopoda sudah dapat dibedakan jantan dan betina.
Bukaan genital terletak pada segmen ketiga, dan pada jantan disertai oleh
15 | P a g e
satu atau dua penis, yang paket setoran sperma ke gonopods. Pada wanita,
membuka pori-pori genital ke kamar kecil, atau vulva, yang ditutupi oleh
tudung kecil seperti penutup, dan digunakan untuk menyimpan sperma
setelah sanggama.
Dalam beberapa spesies jantan memancarkan feromon untuk
menarik si betina. Sebelum perkawinan, kaki seribu jantan terlebih dahulu
mengisi organ-organ seksual sekunder dari yang utama, untuk melakukan
hal ini dia harus menekukkan tubuhnya ke depan sehingga spermatophore
dari Gonopores pada segmen tubuh ke-3 dapat ditransfer ke Gonopods
(berarti 'seks-kaki') pada 7 segmen tubuh. Kaki seribu jantan dan betina
melakukan pendekatan untuk kawin dengan cara, kaki seribu jantan
berjalan di belakang betina dan merangsang dengan irama pulsa dari
kakinya.
Ketika betina mengangkat segmen depan jantan mengelilingi
tubuhnya dan ketika mereka menentang alat kelamin transfer sperma
terjadi. Sperma dilewatkan ke perempuan sebagai sebuah paket disebut
spermatophore. Gonopods atau organ seksual sekunder yang digunakan
dalam transmisi spermatophore ini bervariasi dalam bentuk dengan spesies
yang berbeda, ini terkait erat dengan membantu menghentikan bentuk
spesies hybridizing.. Betina dapat dan akan kawin beberapa kali dalam
jenis Iulid tetapi jenis Polydesmoid betina cenderung untuk kawin hanya
sekali dalam semusim.
Betina menghasilkan 10-300 telur dalm satu waktu, telur ditempat pada
tempat yang lembab atau sampah organik, walaupun terkadang di tempat
yang kering, sarang akan dilapisi dengan kotorannya.
5. Klas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini
sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah,
semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang
berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
16 | P a g e
Klasifikasi Insecta
17 | P a g e
berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu
buku.
2. Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang
sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut
Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan
dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.Eksopterigota
dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut,
dan metamorfosisnya :
a) Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang
sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.
b) Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama
panjang.Contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta) dan kutu busuk
(Cymex rotundus).
c) Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng
coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus
humanus).
d) Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung
(Pantala).
e) Endopterigota dibedakan menjadi :
1. Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang
keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros)
dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).
2. Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput,
dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.Misalnya
semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam
(Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa
latipes).
3. Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (Culex
sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah
(Aedes aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah
(Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
4. Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan
tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)
Insecta disebut juga serangga atau heksapoda.Heksapoda berasal dari
kata heksa yang artinya enam (6) dan kata podosyang berarti kaki.Insecta
mempunyai ciri khas yaitu berkaki 6 (tiga pasang).Diperkirakan oleh para ahli
zoologi, insecta mempunyai jumlah lebih dari 70.000 jenis.Insecta berhabitat
hampir di seluruh bagian biosfer, kecuali di laut.
18 | P a g e
1. Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen kepala (cephalo), dada (toraks)
dan perut (abdomen).Kepala insecta terdiri atas satu segmen yang sebenarnya
merupakan persatuan dari enam segmen. Pada bagian kepala terdapat :
a) Sepasang mata faset (majemuk), yaitu mata yang memiliki beberapa
ommatidia (mata tunggal)
b) Sepasang antena/alat peraba.
c) Tiga pasang alat mulut, yaitu :
1. rahang muka
2. rahang tengah
3. rahang belakang
Dada (toraks) terdiri dari tiga segmen, yaitu prototoraks, mesotoraks dan
metatoraks.Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas.Pada
beberapa insecta, di bagian kakinya terdapat keranjang serbuk sari.Pada umumnya
insecta mempunyai dua pasang sayap.
Bagian perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas.Ruas belakang (bagian posterior)
berfungsi sebagai alat reproduksi.Pada beberapa insecta betina terdapat alat untuk
melepaskan telur yang disebut ovipositor serta kantung tempat menyimpan
spermatozoid yang disebut spermateka.Pada segmen pertama terdapat alat
pendengaran atau membran tympanum.
Menurut tipe mulutnya, Insecta digolongkan menjadi empat (4) tipe mulut, yaitu :
1. mulut menggigit dan mengunyah, misalnya jangkrik dan berbagai macam
belalang.
2. mulut menggigit dan menjilat, misalnya berbagai macam lebah.
3. mulut menusuk dan mengisap, misalnya nyamuk.
4. mulut mengisap, misalnya kupu-kupu
Tipe Mulut Insecta
Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan
(maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).
Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
1. kaki untuk menggali (anjing tanah)
2. kaki untuk meloncat (belalang)
3. kaki untuk berenang (kumbang air)
4. kaki untuk pengumpul serbuk sari
5. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
6. kaki untuk memegang (belalang sembah)
19 | P a g e
Contoh Kelas Insecta :
KINGDOM Animalia
FILUM Artropoda
KELAS Insecta
ORDO Orthoptera
SUBORDO caelifera
FAMILI Acrididae
GENUS Dissosteira
SPESIES Dissosteira carolina
a. Kepala (Caput)
Kepala pada serangga terdiri dari satu rentetan ruas-ruas metamer tubuh.
kepala serangga berfungsi untuk mengumpulkan makanan, manipulasi, penerima
sensoris dan perpaduan saraf . Pada kepala serangga terdapat alat mulut,antena,
mata majemuk, dan mata tunggal. .
1. Alat Mulut.
Bagian mulut serangga tersusun atas labrum, sepasang mandibula,
sepasang maksila, labium dan hypofaring. Tipe bagian-bagian mulut
serangga telah menentukan bagaimana serangga itu makan . pada dasarnya
bentuk mulut pada serangga dapat digolongkan menjadi menggigit-
mengunyah (Seperti pada: Ordo Orthoptera, Coleoptera, Isoptera, dan
pada larva serangga), menusuk-menghisap (seperti pada
20 | P a g e
Ordo Homoptera dan Hemiptera), menghisap (seperti pada
Ordo Lepidoptera), menjilat-menghisap (seperti pada Ordo Diptera).
2. Antena.
Antena pada serangga bervariasi bentuknya dengan fungsi sebagai
alat sensor.menyatakan bahwa fungsi antena pada serangga merupakan
alat perasa dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ pembau,
serta organ untuk mendengar. Serangga mempunyai sepasang antena pada
kepala dan biasanya tampak seperti benang memanjang .
3. Mata Majemuk dan mata Tunggal (Ocelli).
Menurut Jumar (2000), serangga dewasa memiliki 2 tipe mata,
yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal
dinamakan ocellus (jamak: ocelli). Mata tunggal dapat dijumpai pada
larva, nimfa, maupun pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang
dijumpai pada serangga dewasa dengan letak masing-masing pada sisi
kepala dan posisinya sedikit menonjol ke luar, sehingga mata majemuk ini
mampu menampung semua pandangan dari berbagai arah. Mata majemuk
(mata faset), terdiri atas ribuan ommatidia.
Dada (Toraks)
Menurut Borror et al (1992), toraks merupakan tagma (segmen) lokomotor
tubuh dan toraks mangandung tungkai-tungkai dan sayap-sayap. Toraks terdiri
atas tiga ruas, bagian anterior protoraks, mesotoraks, dan bagian posterior
metatoraks. Diantara serangga-serangga memiliki dua pasang spirakel terbuka
pada toraks. Spirakel yang satu berkaitan dengan mesotoraks dan yang lain
berkaitan dengan metatoraks. Meso dan metahoraks mengalami beberapa
perubahan yang berkaitan dengan penerbangan.
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian
utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan
lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala
(caput), dada (thorax), dan perut (abdomen) .
Sistem Pernafasan
21 | P a g e
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel kemudian menuju pembuluh-pembuluh
trakea. Pembuluh trakea akan bercabang hingga menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus. Trakeolus adalah tempat terjadinya pertukaran gas dengan sel-
sel tubuh. Darah tidak mengangkut oksigen, melainkan hanya mengangkut sari-
sari makanan. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan tersusun
oleh sel yang disebut trakeoblas. Cairan pada ujung trakeolus berfungsi supaya
udara mudah berdifusi ke jaringan.
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea memipih sehingga udara kaya
karbon dioksida keluar dari tubuh. Jika otot perut berelaksasi maka trakea kembali
pada volume semua sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke trakea.
22 | P a g e
Saluran-saluran pencernaan diatas berasal dari turunan berbeda, saluran
pencernaan depan serta belakang asalnya dari jaringan ektodermal serta saluran
pencernaan tengah asalnya dari jaringan endodermal.
Bentuk dari saluran pencernaan tersebut dipengaruhi oleh makanan serangga dan
cara makannya, jadi hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan/
penyesuaian-penyesuaian antar bentuk pencernaan serangga.
1. Rongga Mulut
Sebagai masuknya makanan. Berbeda dari mulut hewan umumnya yang
mempunyai gigi untuk mengunyah makanan, untuk serangga organ rongga
mulut ini tidak bergigi.
2. Faring
Merupakan lengkungan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus). Dinding-dinding faring ini tersusun dari otot-
otot yang fungsinya mendorong makanan agar mampu diteruskan ke
kerongkongan. Sementara pada serangga tipenya mulut menusuk seperti
nyamuk, serta penghisap seperti kupu-kupu, dalam faring lengkap dengan
mirip pompa untuk menarik makanan ke kerongkongannya.
3. Kerongkongan (esophagus)
Identik dengan faring, fungsinya kerongkongan mendorong bahan
makanan yang telah masuk menuju organ pencernaan berikutnya.
4. Tembolok
Hampir sama juga dengan tembolok yang sering dijumpai pada organisme
Aves (burung), tembolok disini berfungsi untuk menyimpan makanan, dan
menunggu antrian ke lambung (ventrikulus). Kemudian terjadi pencernaan
melewati enzim yang terbawa menuju dalam tubuh serangga. Tetapi,
pencernaan yang terjadi cuma sebagian kecil yang tersimpan bahan
makanannya, jadi tidak seluruhnya.
5. Proventrikulus (lambung depan)
Pada proventrikulus, terjadi pencernaan berbeda-beda yang sesuai dengan
jenis tipe makanan serangga. Untuk serangga pemakan makanan berjenis
keras dan liat, maka proventrikulus fungsinya memecah makanan yang
baik secara fisik ataupun enzimatis. Untuk serangga yang memakan cairan
23 | P a g e
seperti nektar, maka lambung depannya akan termodifikasi serupa katup
dan saluran panjang.
1. Pilorus
Pylorus adalah pangkal tabung malphigi yang fungsinya untuk
penyaringan air dan juga nutrisi yang telah berlarut di dalamnya.
2. Ileum (usus penyerap)
Sesuai dari namanya, organ ini mempunyai fungsi penyerapan, misalnya
menyerap air dan amonia. Didalam rayap ileum ini ada kantung-kantung
tempat bagi organisme lain untuk bersimbiosis.
3. Rectum
Selain menjadi tempat penyimpanan feses saat sebelum dikeluarkan, dan
rectum ini juga mengalami reabsorbsi air serta asam-asam amino yang
kemungkinan dapat dimanfaatkan. Dalam rectum terjadi diferensiasi
sejumlah sel, ada yang membentuk bantalan dan memanjang.
4. Kloaka atau anus
Adalah bagian ujung saluran untuk tempat keluarnya faeses serangga.
Ada sejumlah jenis kelenjar yang bisa beradsosiasi menggunakan sistem
pencernaan, antara lain kelenjal mandible, kelenjar faring, kelenjar maksila
dan kelenjar labium.
Serangga hampir makan segala zat organic yang ada di dalam, serta sistem-
sitem pencernaannya menunjukkan variasi yang besar. Saluran pencernaan pada
serangga ini ialah suatu buluh, berkelok dan memanjang mulai dari mulut hingga
ke anus. Pada sistem pencernaan tersebut sangat beragam, bergantung dari
24 | P a g e
macam-macam yang dimakan oleh serangga. Kebiasan-kebiasaan makan hingga
mungkin sangat beragam dalam satu jenis tunggal.
Sistem Ekskresi
Pembuluh malpighi yang ada pada belalang ini, terletak di antara usus
tengah dan usus belakang belalang. Aliran darah pada belalang akan melewati
pembuluh malpighi ini. Dan di saat cairan lewat bagian proksimal dari pembuluh
malpighi ini, maka, bahan yang mengandung nitrogen akan diendapkan sebagai
asam urat. Sedangkan untuk air dan berbagai macam garam, akan diserap kembali
oleh pembuluh tadi secara osmosis dan transpor aktif.
Asam urat dan sisa air akan masuk ke bagian bagian usus halus dan sisa air
akan diserap kembali. Kristal yang terbentuk dari asam urat tadi bisa diekresikan
lewat anus bersamaan dengan keluarnya fases. Untuk sebagian zat sisa yang
mengandung nitrogen akan digunakan untuk membentuk kitin yang teletak pada
eksoskeleton. Dan ini berguna untuk diekresikan pada saat pengelupasan kulit
atau disebut molting.
Sistem Reproduksi
25 | P a g e
Belalang berkembang biak dengan cara generatif yaitu dengan
perkawinan. Organ reproduksi belalang jantan dinamakan aedeagus, sedangkan
belalang betina mempunyai ovarium sebagai tempat pembuahannya.
Belalang jantan yang mempunyai ukuruan tubuh lebih kecil, akan membuahi sang
betina dengan cara berada di atas tubuhnya.
6. Kelas Arachnoidea
Kerjaan : animalia
Filum : arthropoda
26 | P a g e
Kelas : arachnida
Ordo : araneae
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnoidea
27 | P a g e
Subkelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Spesies : Nephila maculata
Sistem Morfologi
28 | P a g e
Sistem Saraf
Sistem Ekskresi
29 | P a g e
Sistem Pencernaan
Walaupun demikian, ada juga laba-laba yang vegetarian, dan banyak yang
memakan madu dan serbuk sari sebagai makanan tambahan. Tungau dan caplak
sebagian besar adalah parasit pengisap darah. Opiliones adalah sebagian kecil dari
golongan laba-laba yang dapat memakan benda padat dan memiliki cara makan
yang berbeda. Cakar pada ujung kaki digunakan untuk mengambil invertebrata
kecil dan membawa mangsa itu ke lekukan di antara mulut dan ujung depan
pangkal kaki. Di sini, mangsa dihancurkan dan didorong ke mulut. Konon, ini
adalah cara makan nenek moyang Arthropoda.
30 | P a g e
Sistem Reproduksi
7. Kelas Pauropoda
Pauropoda berbentuk kecil, pucat dan memiliki banyak kaki seperti
arthropoda. Mereka membentuk Order Pauropodina. Memilik kelas monotypic
paurodopa. Mereka tampak seperti centipede, tetapi kemungkinan masuk
kelompok saudara milipede. Pauropoda berasal dari bahasa Yunani "pauro" yang
berarti "beberapa" dan "podos" yang berarti "kaki".
31 | P a g e
Pauropoda
Trachypauropus Britannicus
Source: andybadger / Flickr
32 | P a g e
Sistem pencernaan
Sistem pernapasan[
Sistem ekskresi
33 | P a g e
Sistem saraf
Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali [2] dengan alat penerima
rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat
peraba.[3]
Sistem reproduksi
8. Klas Symphyla
Symphylan juga dikenal sebagai lipan taman dan kelabang semu, adalah
arthropoda yang hidup di darat dari kelas synphyla dan subfilum myriapoda.
Symphylan menyerupai kelabang, tapi lebih kecil dan bertubuh transparan.
Mereka bisa bergerak dengan cepat melalui pori pori antara partikel tanah dan
biasa ditemukan di kedalaman sekitar 50 cm dari permukaan tanah. Mereka
mengkonsumsi tumbuhan yang membusuk, tetapi bisa membahayakan pertanian
karena dapat mengkonsumsi biji, akar dan rambut akar di dalam tanah.
Symphyla
Scutigerella Inmaculata
Source: Jonathan / Flickr
34 | P a g e
2.4 Pengertian Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani yaitu Ecinos yang berarti duri
dan derma yang berarti kulit. Echinodermata adalah kelompok hewan
triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam
(endoskeleton) berduri yang menembus kulit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa filum echinodermata adalah kelompok hewan yang
memiliki identitas khusus yaitu anggota filum ini memiliki kulit yang berduri.
Echinodermata merupakan sebuah filum hewan laut yang mencakup
bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Filum ini muncul di periode
Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup. Diantara spesies-
spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan terdapat 6 kelas yang telah punah
yang diperkirakan hampir mencapai 13.000 spesies.
Habitat dari echinodermata adalah pantai, dasar laut (mulai dari garis
pantai sampai kedalaman sekitar 12.000 kaki). Ada juga yang menyebutkan
echinodermata dapat ditemukan di semua kedalaman laut.
Bentuk dari hewan echinodermata yang sudah punah dapat diketahui dari
fosilnya. Diantaranya yaitu Blastoidea, Edrioasteriodea, Cechinoderystoidea, dan
beberapa hewan Kambrium awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa,
dan Eocrinoidea. Adapun fosil echinodermata memiliki manfaat yang diantaranya
sangat membantu dalam penentuan lingkungan pengendapan laut atau marine dan
juga membantu dalam penentuan umur batuan.
35 | P a g e
mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri. Kelak, organ tubuh yang hilang
akan tumbuh kembali.
36 | P a g e
10. Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat
lambat.
11. Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah
kulitnya, duri dan lempeng kapurnya membentuk kerangka.
12. Tubuhnya berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari
sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah.
13. Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi
cairan yang dipakai dalam pergerakan.
37 | P a g e
2.5 Sistem tubuh Echinodermata
38 | P a g e
c. Saluran cincin
d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
e. Saluran lateral
f. Ampula
g. Kaki tabung
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada
hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil
(madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin
yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial
selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan
berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari
saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.
Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki
tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan
bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang
benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula
mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki
tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini
ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga
bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
39 | P a g e
Hewan ini sehari-harinya mencari mangsanya yang berupa kerang. Caranya
ternyata menggunakan sistem ambulakral tadi. Tubuhnya menindih dari atas,
kemudian tubuh kerang yang rapat dan keras itu dikelilingi oleh kaki ambulakral.
Dengan sistem tersebut cangkang kerang yang keras itu bisa dibuka dan akhirnya
ia bisa memakan dagingnya.
Sistem Gerak
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada
hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil
(madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin
yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial
selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan
berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari
saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.
Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung.
Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan
bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang
benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula
mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki
tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini
ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga
bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
Sistem Reproduksi
40 | P a g e
bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu
mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk
tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
Sistem Pencernaan
41 | P a g e
Sistem Pernafasan dan Ekskresi
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-
lengannya .
42 | P a g e
Perhatikan table berikut ini :
Kelas Contoh Ciri-ciri
43 | P a g e
Gambar 2.1 Morfologi Asteroidea (Bintang Laut)
Seluruh tubuhnya tertutup duri kecuali pada lekuk sisi oral yang
disebut celah ambulakral. Alat gerak berupa tabung telapak, biasanya
4 buah, terletak dalam celah ambulakral. Dinding selom menonjol
sebagai kantong yang disebut branki atau papulae. Branki muncul di
antara papan-papan kapur, dan berfungsi sebagai alat pernapasan dan
eksresi. Pada permukaan tubuhnya terdapat pediselariae, sebagai alat-
alat tambahan dan berbentuk seperti angkup (forsep) yang berguna
untuk menghilangkan benda-benda asing pada permukaan tubuhnya.
44 | P a g e
Gambar 2.3 Anatomi Bintang Laut
b. Anatomi
Tubuh bintang laut berbentuk bintang, terdiri atas satu diskus
sentralis dan lima radii. Dataran yang biasanya di sebelah bawah di
mana terdapat mulut atau aktinostoma disebut dataran oral, sedangkan
di sebelah atas disebut aboral.
1. Permukaan Oral
Sisi tubuh yang menghadap substrat terdiri atas mulut
atau lubang oral, datar dan berwarna orange gelap sampai
keunguan, disebut permukaan oral atau aktinal. Pada permukaan
oral terdapat bentukan-bentukan seperti di bawah ini:
45 | P a g e
pergerakan, penangkapan makanan, organ-organ respirasi dan
sensori. Kaki tabung adalah lunak, berdinding tipis, berbentuk
tabung, berstruktur retraktile (dapat di tarik masuk), dilengkapi
dengan diskus terminal atau batil pengisap. Fungsi batil
pengisap sebagai mangkok penghisap melekatkan diri pada
permukaan
substrat.
2) Permukaan Aboral
Sisi tubuh yang menghadap ke atas, adalah cembung dan
berwarna orange terang sampai keungu-unguan disebut permukaan
aboral atau abaktinal. Pada permukaan aboral terdapat
bentukanbentukan sebagai berikut:
46 | P a g e
madreporit atau mareporit terletak di antara dua dari lima
lengan.
Permukaan madreporit ditandai oleh sejumlah alur menjari,
sempit, berombak, ramping atau lurus dengan lubang-lubang
padanya. Jumlah madreporit setiap individu meskipun umunya
satu, tetapi ada yang memiliki lebih dari satu pada beberapa
spesies untuk menambah jumlah lengan melebihi jumlah normal
dari lima.
1) Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral atau pembuluh air merupakan
rangkaian saluran kaku yang terisi dengan air laut yang diambil
melalui madreporit dan terhubung ke kaki tabung. Tiap kaki
tabung berbentuk silinder tertutup dengan dinding muskular,
memiliki pengisap di ujung luar yang bebas dan sebuah tonjolan
(ampula) di ujung dalam. Ketika tonjolan tersebut berkontraksi,
cairan yang dikandungnya didorong ke kaki tabung,
memanjangkan kaki tabung sebagai prosesus fleksibel ramping
yang dapat digerakkan ke sana-sini oleh otot di dindingnya. Jika
menyentuh sebuah objek, otot akan berkontraksi
2
Yusuf Kastawi, dkk., “Zoologi Avertebrata”, Malang: UM Press, 2005, h.
269270
47 | P a g e
mengembalikan air ke ampula, sehingga kaki memendek.
Pengeluaran cairan mengurangi tekanan di bagian ujung
menyebabkan ujung tersebut menempel pada objek karena
tekanan dari air laut atau atmosfer luar yang lebih besar; oleh
sebab itu, kaki berperan sebagai mangkuk pengisap. Kaki
tabung dapat berperan secara terpisah atau dalam cara
berkomunikasi, mereka berfungsi untuk menahan bintang laut
ke batuan atau dasar, untuk pergerakkan, serta untuk menangkap
dan menangani makanan.3
2) Sistem Pernapasan
Echinodermata bernapas dengan menggunakan paru-paru
kulit atau dermal branchiae (pulpulae) yaitu penonjolan dinding
rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh
silia dan pediseria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di
dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amobosid (sel-sel
48 | P a g e
amoeboid) ke dermal brankhia untuk selanjutnya dilepas ke luar
tubuh.
4) Sistem Reproduksi
49 | P a g e
Gambar 2.5 Perkembangan Telur Bintang Laut
Setelah Terjadi Pembuahan5
50 | P a g e
Gambar 2.6 Struktur Umum Bintang Laut
51 | P a g e
Spesies : Asteroidea sp
Bintang laut yang tersedia di bumi ini selain bisa dibuat sebagai hiasan
ternyata bisa digunakan untuk mengobati sakit asma. Demikian hasil riset ilmuan
di London yang bisa menjadi referensi bagi kita. Penyakit asma selama ini
diketahui belum ada obat yang bisa menyembuhkannya, begitu pula dengan
radang sendi atau arthritis. Tapi studi terbaru dari ilmuwan kelautan menunjukkan
bahwa bintang laut bisa menjadi obat untuk penderita asma dan radang sendi.
Sebuah tim peneliti dari Scottish Association for Marine Science telah
mempelajari substansi atau bahan berlendir yang melapisi tubuh bintang laut
berduri. Dan peneliti percaya bahwa bahan tidak lengket ini dapat dijadikan
senjata baru yang penting untuk mengobati penyakit inflamasi atau peradangan
seperti asma dan radang sendi. Penyakit peradangan seperti asma dan radang
sendi merupakan kondisi yang terjadi ketika respon alami tubuh terhadap infeksi
dipercepat diluar kendali.
Hal ini membuat sel darah putih (leukosit) yang bertugas memerangi infeksi
mulai menumpuk di pembuluh darah dan menempel pada sisi-sisinya, sehingga
dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Lendir bintang laut dapat digunakan
untuk melapisi pembuluh darah yang akan membiarkan sel darah putih mengalir
dengan mudah. Sel-sel darah putih harus tetap mengalir pada pembuluh darah.
Jadi tim peneliti mulai mempelajari bagaimana lendir bintang laut dapat
mengatasi hal ini dan mencegah terjadinya peradangan pada tubuh manusia
2. Klas Ophiuroide
52 | P a g e
a. Deskripsi Umum
Bintang ular atau Ophioneries reticulata adalah hewan dari filum
Echinodermata, yang memiliki hubungan dekat dengan bintang laut. Mereka
berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk
bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan yang fleksibel atau
lentur tetapi mudah putus berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa
mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Pada lengan Ophioneries
reticulata terdapat rongga coelom yang kecil, tali syaraf, rongga pembuluh
darah, dan cabang-cabang sistem saluran air. Memiliki kaki tabung yang kecil
(tentakel) terletak ventrolateral tanpa alat pengisap atau ampula. Bagian ini
merupakan organ sensoris, membantu dalam respirasi, dan meneruskan
makanan ke dalam mulut.
b. Morfologi dan Struktur Tubuh
Dikenal dengan sebutan bintang ular. Bentuk tubuhnya seperti bintang
tetapi memiliki lengan yang panjang dan jika lengan ini bergerak menyerupai
gerakan ular, misalnya ophiothrix. Pada cakram sentral oral terdapat mulutnya
dilengkapi 5 rahang dan madrepori, anus dan pedikel tidak ada.
Ophiuroidea bersembunyi pada siang hari di bawah batu atau rumput laut
atau terkubur di dalam pasir atau lupur, tetapi menjadi aktif pada malam hari.
Hewan ini bergerak dengan gerakan cepat seperti ular, memegang objek
dengan satu lengan atau lebih dan mendorong dengan lengan yang lain untuk
menghantarkan tubuh ke depan. Mereka juga dapat berenang dengan
menggunakan lengan, seperti yang dilakukan oleh manusia. Mereka memakan
crustacea kecil, molluska, dan penghuni dasar yang lain, dan pada gilirannya
53 | P a g e
mereka berfungsi sebagai makanan untuk ikan. Kelamin, biasanya terpisah,
mengeluarkan telur dan sperma ke dalam laut, larva yang dihasilkan
mempunyai lengan yang panjang. Kemudian larva tersebut bermetamorfosis,
seperti pada bintang laut.
Lengan bintang laut patah atau dapat terlepas dengan mudah, dan
beberapa spesies bahkan dapat kehilangan sebagian besar cakramnya, bagian
seperti itu dengan mudah diregenerasikan.
Phylum : Echinodermata
Class :Ophiuroidea
Ordo : Valvatida
Famil : Ophiuridae
Genus :Ophiolepsis
Spesies :Ophiolepsis sp
54 | P a g e
atau pasir; sangat aktif di malam hari. Ada sekitar 2.000 spesies bintang ular
yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih
dari 500 meter (1.620 kaki). Spesies ini dianggap terancam punah Bintang ular
dari jenis Psammechinus miliaris mengalami kerusakan serius pada lapisan
kalsitnya pada pH 6,63. Padahal jenis ini telah beradaptasi pada lingkungan
kolam karang yang berbatu sangat dangkal.6
55 | P a g e
sistem saluran air (water-vascular system). Teripang bergerak dengan
kaki tabung (podia), yaitu bagian dari sistem saluran air ambulakra
yang bekerja secara hidrolik. Fungsi utama sistem saluran air adalah
mengatur tekanan hidrolik ini sehingga kaki tabung dapat
bekerja/digerakkan. Pusat sistem saluran air tersebut adalah saluran
cincin (water ring canal) yang terletak disekeliling faring. Saluran
cincin bercabang ke lima saluran radial, yang masing-masing
dihubungkan dengan kaki tabung melalui cabang-cabang saluran lateral.
Fungsi utama kaki tabung adalah sebagai organ pergerakan, namun
sebagian termodifikasi sebagai organ peraba. Kaki tabung yang
berfungsi sebagai alat gerak beradadisisi ventral tubuh dan disebut
'pedisel'. Kaki tabung untuk peraba berada disisi dorsal tubuh dan
disebut 'papila'. Beberapa jenis teripang, dari Bangsa Apodida, kaki
tabungnya tereduksi atau hilang sama sekali. Pergerakkan teripang dari
bangsa ini dilakukan dengan kontraksi peristaltik tubuh, yang dibantu
oleh sifat kulitnya yang Iengket.
56 | P a g e
Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak
kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya
direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada
ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling
mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah.
Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada
Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral
digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk
melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-
paru air. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau
mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya
diperlihatkan.
B. Klasifikasi
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirota
Famili : Holothuroidae
57 | P a g e
hidup maupun yang telah mati dan diperairan yang didasarnya
mengandung pasir (Martoyo et al, 2006).
58 | P a g e
lebih banyak. Lebih besar, dan merniliki penghisap pada ujungnya,
sedangkan kaki tabung disisi dorsal termodifikasi sebaga papila yang
lebih sedikit dan lebih kecil. Ada tidaknya kaki tabung juga merupakan
salah satu dasar klasifikasi teripang pada tingkat Bangsa .Pada
sekeliling mulut, kaki tabung termodifikasi menjadi tentakel. Jumlah
tentakel bervariasi dari 10 sampai 30, biasanya merupakan kelipatan
lima. Panjang tentakel pada setiap individu umumnya sama. Bentuk
tentakel teripang bermacam-macam, seperti bentuk perisai (peltate),
bentuk dendrit (dendritic), bentuk menyirip (pinnate) maupun bentuk
menjari (digitate) dan bentuk perisai menjari (peltato-digitate). Jumlah
dan bentuk tentakel merupakan ciri taksonomik dalam klasifikasi
teripang pada tingkat Bangsa dan Suku.
Sistem Pencernaan
59 | P a g e
Sistem pencernaan teripang berbentuk tabung memanjang, terdiri
dari tentakel, mulut, kerongkongan, perut besar, usus kecil, kloaka dan
anus. Saluran pencernaan teripang bulat panjang merentang di atas tubuh
dalam rongga coelum. Oesophagus yang pendek merupakan sambungan
dari mulut ke lambung, selanjutnya intestinum yang poanjang ditopang
oleh mesentris dan dihubungkan dengan kloaka yang berotot dan
berakhir pada anus yang terletak di bagian posterior.
60 | P a g e
otot bergaris, lapisan jaringan penyokong luar, dan lapisan peritoneum
bersilia. Lapisan peritoneum ini kadang-kadang absen pada sebagian
anggota kelompok teripang. Sel-sel kelenjar dan sel-sel mukosa yang
berperan penting dalam pencernaan terdapat di antara sel-sel epitel.
Posisi anus pada teripang juga bervariasi, biasanya terletak di ujung
posterior dari tubuh. Pada bangsa Elasipoda anus terletak pada posisi
posterio-ventral dari ujung tubuh. Sedangkan pada bangsa
Dactylochirotida, sebagian anggota Aspidochirotida dan
Dendrochirotida, mempunyai anus yang terletak di ujung poterio-dorsal.
Sebagaimana lazimnya pada biota lainnya, gerak partikel makanan
dalam saluran pencernaan dimungkinkan oleh daya peristaltik. Daya
peristaltik timbul akibat gerakan dinding saluran pencernaan yang
fungsinya dikoordinasikan oleh kerja otot polos yang dibantu oleh otot
bergaris
61 | P a g e
a). Macam Makanan
62 | P a g e
diceritakan terdahulu. kelompok Dendrochirotida ini bersifat suspension
feeder, dan hidup dari memakani plankton dan partikel tersuspensi
(seston). Dalam hal ini plankton merupakan makanan utamanya. bahwa
tidaklah semua anggota kelompok Dendrochirotida bersifat suspension
feeder. Teripang jenis Leptopenctata elongata yang hidup di perairan
Inggris ternyata bersifat sebagai deposit feeder atau pemakan endapan.
Teripang ini selalu berada dalam lumpur dengan bagian anusnya
menghadap ke arah permukaan substrat. Pada lubang di atasnya terlihat
adanya tumpukan fecal pellet yang menunjukkan hewan ini melakukan
aktifitas makan dengan normal. Sumber makanan teripang ini adalah
kandungan zat organik yang terdapat dalam lumpur.
Beberapa anggota bangsa Aspidochirotida mempunyai tentakel
bukal yang merupakan modifikasi antara tipe peltate dan tipe dendritik.
Tentakel bukal seperti ini disebut sebagai semidendrit atau
peltatodendreit. Di samping memakani lumpur di sekitarnya. teripang ini
juga aktif menangkap plankton langsung dari air laut di sekitarnya. Dua
jenis teripang yang termasuk ke dalam kelompok ini, yaitu Holothuria
cinerascen dan Actinopyga mauritiana. Teripang ini memilih hidup di
kaloran terumbu karang yang relatif berarus kuat.
Para pakar sependapat bahwa teripang pemakan endapan tidak
selektif memilih partikel yang kaya akan kandungan zat organik. Ukuran
partikel dalam saluran pencernaan relatif sama dengan ukuran partikel
medium di sekitarnya. Kandungan zat organik dalam saluran pencernaan
dan dalam fecal pellet, jauh lebih tinggi dari kandungan zat organik
dalam lumpur di sekitarnya.
1. Enzim
63 | P a g e
dalam golongan kedua, yaitu protease suifidril yang artinya mempunyai
residu sufidril pada lokasi aktif. Enzim ini dihambat oleh senyawa
oksidator, alkilator dan logam berat. Protease yang diisolasi dari Famili
Bromiliaceae ini disebut bromelin. Prospek pengembangan enzim ini
cukup besar karena enzim ini dapat diperoleh dari limbah industri
pengolahan nenas seperti sari, kulit, atau batang nenas. Enzim bromelin
ini juga secara optimal dapat bekerja pada pH netral dan temperatur
udara tetap. Hal ini membuat rasa enak dan mernbantu hidrolisa dari
protein dalam fermentasi.
64 | P a g e
dianggap sebagai biota omnivora, karena sumber makanannya bisa
berasal dari sisa tanaman ataupun sisa he wan. Pencernaan fauna
ekhinodermata, sebelumnya telah melaporkan adanya enzim amylase,
cellulase, pectmase, maltase, protease, dan peptidase dengan kemampuan
reaksi enzimatik sedang sampai kuat. Juga dilaporkan adanya enzim-
enzim lainnya dengan reaksi enzimatik yang relatif lemah atau tidak
nyata.
2. Cara Makan
65 | P a g e
Kelompok teripang pemakan plankton dan materi tersuspensi
memanfaatkan tentakel bukalnya yang relatif lebih panjang dan
mempunyai percabangan seperti pohon. Tentakel bukal ini secara aktif
mengumpulkan plankton dan seston langsung dari medium air laut di
sekitarnya. Beberapa anggota teripang bangsa Dendrochirotida
beradaptasi untuk hidup sebagai megaloplankton.
66 | P a g e
sedimen. Aksi bioturbasi ini pada kelompok teripang tidaklah begitu
menonjol. Dengan tetap tingginya kandungan zat organik dalam fecal
pellet teripang, secara biologis teripang bisa dipandang menyediakan
semacam fasilitas untuk kelompok biota pemakan endapan lainnya.
Semoga tulisan yang ringkas ini bisa menambah pengetahuan kita
terhadap kelompok teripang ini.
Sistem Reproduksi
Secara umum Teripang adalah Dioecius, yaitu alat kelamin jantan dan
betina terdapat pada individu yang berbeda. Namun, adapula beberapa
spesies hermaprodith, seperti : Cucumaria laevigata dari ordo
Dendrocirotida dan Mesothuria intestinalis dari ordo Aspidocirotida.
Secara visual kedua jenis kelamin ini tidak dapat dibedakan, kecuali pada
jenis teripang tertentu yang berkelamin betina mengeluarkan telurnya.
Perbedaan ini akan terlihat dengan jelas apabila diaamti dengan bantuan
mikroskop dengan cara menyayat bagian organ kelamin jantan dan betina.
Organ kelamin betina berwarna kekuning-kuningan dan bila kelaminnya
sudah matang berubah menjadi kecoklat-coklatan, sedangkan organ jantan
berwarna bening keputihan. Beberapa spesies dari ordo Dendrocirota
adalah hermaprodith.
Holothuroidea berbeda dengan kebanyakan Echinodermata, karena
Holothuroidea mempunyai gonad tunggal. Gonad teripang jenis microthele
nobilis dan Thelenota ananas betina pada stadia kematangan gonad I dan
II terdiri dari sel-sel germinal berbentuk bulat dengan diameter kurang dari
30µm. Pada stadia selanjutnya sel telur pada teripang betina dan sel
sperma pada teripang jantan diameternya berkembang mengikuti
perkembangan TKG nya.
Waktu reproduksi ditentukan oleh kemampuan organism dewasa
dalam mendapatkan makanan yang selanjutnya akan diubah dalam bentuk
energy untuk melakukan reproduksi. Teripang pada umunya memijah pada
perairan di sekitar lingkungan hidupnya. Spesies yang hidup di perairan
tropis tidak mempunyai waktu tertentu untuk musim pemijahannya
67 | P a g e
sepanjang tahun. Diduga siklus reproduksi tersebut dipengaruhi oleh factor
luar diantaranya, suhu, salinitas, kelimpahan makanan, serta intensitas
cahaya matahari. Selain itu perubahan salinitas karena masuknya air bersih
sewaktu musim hujan berlangsung dapat menyebabkan pemijahan pada
teripang pasir dan organism laut tropis lainnya.
Pemijahan pada teripang biasanya dilakukan pada siang hari atau
malam hari. Proses pemijahan berlangsung ebagai berikut: teripang jantan
mengeluarkan spermanya ke air, lalu teripang betina mengeluarkan telur
dibantu oleh rangsangan pheromone. Sperma teripang jantan akan
membuahi sel telur di luar tubuh (di dalam air), kemudian telur yang sudah
dibuahi akan tenggelam dan diangkat kembali oleh teripang betina dengan
tentakelnya lalu dimasukkan ke dalam kantung pengeraman. Rata-rata
pemijahan teripang berlangsung selama 30 menit, walaupun ada juga yang
berlangsung antara 15 menit hingga 4 jam dan pembuahan terjadi di dalam
air, setelah pembuahan telur akan tenggelam di dasar perairan atau
melayang di permukaan air.
Secara umum telur yang telah dibuahi setelah kira-kira 18 jam akan
menjadi gastrula. Selanjutnya selama 3 atau 4 hari larva ini akan menjadi
larva auricularia akan menjadi larva doriolaria yang berbentuk tabung.
Setelah mengalami proses metamorfosa, larva ini akan berkembang
menjadi larva pentacula. Pada tahap ini mulai tampak sejumlah tentakel
pada bagian anterior dan sepasang podia pada bagian posterior yang pada
akhirnya menjadi teripang muda yang menetap pada dasar laut.
Sistem Pernafasan
Kebanyakan Holothuroidea mempunyai alat pernafasan berupa system
pembuluh yang disebut pohon pernafasan atau respiratory tree yang
berfungsi menghisap oksigen dan menyalurkan ke darah dan pernafasan
berbentuk kaki tabung berfungsi menghisap oksigen yang larut dalam air.
Pangkal pohon pernafasan terletak pada bagian anterior. Kloaka berjumlah
2 buah, masing-masing memanjang ke anterior di sebelah kiri dan kanan
saluran pencernaan. Tiap pembuluh besar mempunyai banyak percabangan
dan diujungnya terdapat kantung-kantung kecil. Kloaka dan pohon
68 | P a g e
pernafasan memompa air masuk dan keluar dari pembuluh-pembuluh
tersebut. Cabang-cabang pohon pernafasan sebelah kiri becampur dengan
sinus darah. Dengan demikian oksigen dari kantong-kantong kecil
disalurkan ke cairan rongga tubuh dan selanjutnya ke sinus darah. Cilia
pada peritoneum rongga tubuh menghasilkan aliran cairan rongga tubuh
(coelomic fluid) yang berperan dalam peredaran zat makanan.
3. Klas Echinoidea
69 | P a g e
luas mengikuti penyebaran terumbu karang. Bentuk umum dari bulu babi marga
Diadema sebagaimana kelompok regularia lainnya adalah seperti bola tertekan
yang membulat-oval. Berbeda dari kelompok bintang laut dan bintang mengular,
pada biota ini tangan teredukasi sama sekali tetapi tetap memperlihatkan pola
simetris pentaradial. Bulu babi marga Diadema terdiri dari empat jenis yaitu
Diadema antillarum, Diadema setosum, Diadema savignyi dan Diadema
mexicanum. Biota ini hidup tersebar pada kedalaman antara 0 – 30 meter. Di
ekosistem terumbu karang, bulu babi marga Diadema dapat menempati zona
rataan pasir, zona pertumbuhan algae, zona lamun dan daerah tubir.
Makanan dari bulu babi marga Diadema adalah berupa daun lamun, algae dan
dianggap sebagai biota herbivora. Tetapi sesuai dengan tempat hidupnya biota ini
bisa beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Dalam hal ini macam pakan
bervariasi dari nabati sampai hewani, seperti krustasea, foraminifera, polip
karang dan algae benang (BIRKELAND 1989).
Klasifikasi
Bulu babi marga Diadema termasuk kedalam filum Echinodermata.
Nama echino berarti duri dan dermata/dermis berarti lapisan kulit. Jadi nama
Echinodermata kurang lebih berarti binatang yang mempunyai kulit berduri. Bulu
babi termasuk kedalam kelas Echinoidea. Kelas Echinoidea ini mempunyai dua
anak kelas yaitu anak kelas Perischoechinoidea dan anak kelas Euechinoidea.
Anak kelas Euechinoidea ini mempunyai empat induk bangsa (super ordo) yaitu
induk bangsa Diadematacea, Echinacea, Guathostomata dan Atelostomata
(ARNOLD & BIRTLES 1989). Bulu babi marga Diadema termasuk kedalam
induk bangsa Diadematacea. Urutan sistematik menurut CLARK &
COURTMAN–STOCK (dalam ARNOLD & BIRTLES 1989) marga yaitu
marga Astropyga, Centrostephanus, Chaetodiadema, Diadema,
Echinothrix dan Lissodiadema. Marga Diadema merupakan marga yang
relatif kecil yaitu dengan 4 jenis. Keempat jenis dari marga Diadema
hidup di perairan tropis dan subtropis, yaitu :
70 | P a g e
Morfologi
Bulu babi marga Diadema termasuk kedalam kelompok bulu babi
yang mempunyai cangkang beraturan (regularia). Bentuk luar cangkang
berupa buah delima atau dengan bentuk lebih tertekan/memipih
memberikan kesan setengah bola. Sebagaimana bentuk umum bulu babi
regularia, cangkang Diadema tersusun dari ratusan keping-keping kecil
yang terpolakan dengan arsitektur yang unik (Gambar 1).
71 | P a g e
duri kecil (secondary spines) tersebar di semua keping (ambulakral dan
interambulakral).
72 | P a g e
Makanan dan Cara Makan
Bulu babi marga Diadema sebagaimana kelompok regularia pada
umumnya adalah pemakan tumbuhan atau herbivora. Makanannya bisa berupa
daun lamun dan algae. Tetapi berdasarkan analisis isi lambung dan percobaan
akuarium ternyata bahwa bulu babi marga Diadema cenderung sebagai pemakan
segala atau omnivora (LAWRENCE 1975, AZIZ 1978). Bulu babi marga
Diadema sebagaimana bulu babi kelompok regularia lainnya menggunakan
organ lentera Aristoteles secara aktif untuk memotong dan mengunyah
makanannya. Selanjutnya LAWRENCE (1975) melaporkan bahwa bulu babi
jenis Diadema antillarum dan Diadema setosum mengkonsumsi lamun, algae
coklat, krustaea, foraminifera, karang, dan algae benang sebagai makanannya.
Dalam pencernaan makanan, pada bulu babi terdapat semacam kelenjar
penghasil enzim, yaitu proteinase, amylase dan lipase yang membantu sistem
pencernaan. Absennya enzim selulose diduga digantikan fungsinya oleh aktifitas
bakteri lambung (AZIZ 1978).
Daur Hidup
Sebagaimana fauna ekhinodermata pada umumnya bulu babi
marga Diadema mempunyai kelamin yang terpisah. Pada musim memijah
sel telur dan sperma dilepas kemedium air laut di sekitarnya. Sifat
agregrasi atau hidup mengelompok diduga ikut membantu mempermudah
proses fertilisasi. Zygote sebagai hasil pertemuan sperma dan sel telur
akan mengalami fase-fase pembelahan sampai ke stadium morula,
blastula, dan gastrula. Gastrula selanjutnya akan berkembang menjadi
larva pluteus yang hidup bebas sebagai plankton yang mempunyai bentuk
simetris bilateral. Larva pluteus bila menemui substrat keras seperti
karang mati, cangkang keong atau batu akan mengalami penempelan
(settling larva), kemudian akan mengalami metamorfosa dan menjelma
menjadi bulu babi kecil.
Sistem Pencernaan
Secara umum sistem pencernaan pada semua kelompok bulu babi
dibangun oleh unit yang sama, yaitu terdiri dari mulut, faring, esofagus,
lambung, usus, rektum dan anus. Lambung merupakan bagian saluran
73 | P a g e
pencernaan yang terpanjang. Saluran pencernaan pada kelompok regularia relatif
lebih panjang bila dibandingkan, dengan saluran pencernaan kelompok
irregularia. Sehubungan dengan macam makanannya yang terutama terdiri dari
berbagai jenis tanaman laut, pada kelompok regularia terdapat semacam rahang
yang dilengkapi dengan semacam gigi pemotong. Alat tersebut dikenal sebagai
lentera aristoteles (Gambar 1). Alat pemotong ini sangat rumit, dibangun oleh 40
keping kerangka kapur yang terdiri dari 5 pasang gigi, 10 keping demipyramid,
10 keping ephyphysis, 5 keping rotulae, dan 5 keping compass. Alat yang cukup
rumit ini digerakkan dengan bantuan sekitar 60 otot motoris dengan fungsi yang
berbeda-beda (Tabel 1). Dengan alat yang begitu rumit dan kompleks ini, bulu
babi dapat membabat dan memotong tanaman laut, dan melumatnya menjadi
potongan lebih kecil dan siap untuk ditelan. Keampuhan alat lentera aristoteles
ini ternyata juga mampu memotong cangkang teritip, moluska, ataupun jenis
bulu babi lainnya. Lentera aristoletes ini hanya terdapat pada kelompok regularia
dan pada kelompok irregularia hanya terbatas pada ordo Clypeasteroidea saja,
tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana dan tereduksi fungsinya.
Mulut biasanya terdapat pada bagian tengah dari sisi oral, dari mulut berjalan
saluran pencernaan ke arah anus yang biasanya terletak pada sistem apical di sisi
aboral. Saluran pencernaan berputar satu lingkaran penuh searah dengan arah
jarum jam dan kemudian kembali berputar satu lingkaran penuh berlawanan arah
dengan jarum jam (Gambar 2). Pada kelompok "heart urchin" mulut berada pada
bagian anterior dari sisi oral, dan anus berada pada ujung posterior dari tubuh,
kedudukan saluran pencernaan pada prinsipnya sama dengan pada kelompok
regularia (Gambar 3). Pada kelompok "sand dollar" usus relatif lebih pendek dan
melebar, mulut terletak pada bagian tengah dari sisi oral, dam anus pada posisi
asentris pada sisi aboral.
74 | P a g e
Jenis otot Fungsi
Tabel 1. Jenis dan fungsi otot motoris pada sistem lentera aristoteles pada kelompok
bulu babi regularia (DURHAM 1966)
75 | P a g e
76 | P a g e
2.7 Manfaat dan Kerugian Arthropoda dan Echinodermata bagi kehidupan
manusia
1. Semua larva atau ulat pemakan daun, wereng dan belalang yang
merupakan bagian dari arthropoda sangat merugikan karena mereka adalah
pelaku utama yang merusak tanaman milik petani. Untuk menghindarinya,
kita perlu tahu cara mencegah hama.
2. Kita tahu bahwa penyakit kaki gajah ditularkan dengan perantara vektor
yang dalam hal ini adalah nyamuk. dalam hal ini, nyamuk sangat
merugikan karena dapat menyebarkan penyakit. Selain penyakit kaki
gajah, ada beberapa penyakit lain yang juga disebabkan oleh arthopoda
yang satu ini, diantaranya seperti demam berdarah, cikungunya dan lain-
lain.
77 | P a g e
3. Caplak penyebab kudis (Sarcoptes scabiei), nyamuk, dan kutu rambut
kepala (Pediculus humanus capitis) merupakan parasit bagi manusia.
4. Rayap adalah jenis arthropoda yang sangat merusak kayu bangunan.
Racun yang terkandung di duri bulu babi dapat diekstrak menjadi obat.
4. Sebagai dekomposer
78 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis tentang materi
zoology ini adalah :
1. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
2. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.
Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.
Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks
(dada), dan abdomen (perut).
3. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah
sepasang yang berada disepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem
pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam,
misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
4. Echinodermata adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang
memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang
menembus kulit. Jadi dapat disimpulkan bahwa filum echinodermata
adalah kelompok hewan yang memiliki identitas khusus yaitu anggota
filum ini memiliki kulit yang berduri.
5. Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan
menangkap makanan. Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh
skeleton yang tetap dan spina. Tubuh tersusun atas tiga lapisan dan
memiliki rongga tubuh (triploblastik selomata).
79 | P a g e
tubuh. Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal
branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang
tipis. Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal
branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang
tipis. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian
lengan-lengannya
B. Saran
80 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Souto, C., Martins, L., & Menegola, C. (2018). Giving up on elaborate dermal
ossicles: A new genus of ossicleless Apodida (Holothuroidea). Journal of the
Marine Biological Association of the United Kingdom, 98(7), 1685-1688.
doi:10.1017/S0025315417001084
81 | P a g e