Kedokteran Keluarga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Laporan Kasus

Pendekatan Kedokteran Keluarga pada


Pasien Osteoarthritis

Siti Nurazizah, *
*Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Abstrak: Studi kasus ini menyajikan penatalaksanaan osteoarthritis dengan pendekatan


kedokteran keluarga yang bersifat holistik, komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan.
Didapatkan perbaikan masalah klinis pasien dengan perbaikan perilaku kesehatan pasien,
keluarga, dan komunitas sekitar, serta perbaikan lingkungan. Data British Orthopaedic
Assosiation insidensi osteoarthritis pada usia 50 tahun adalah sebesar 20% dan meningkat pada
usia 80 tahun menjadi 40%, di Indonesia prevalensi osteoarthritis lutut secara radiologis
mencapai 15,5% pada pria dan pada wanita 12,7%. Ostearthritis merupakan penyakit sendi yang
paling sering terjadi dibandingkan semua penyakit sendi lainnya. Osteoarthritis perlu diagnosis
secara dini untuk mencegah disabilitas pada pasien. Tujuan umum pengobatan osteoarthritis
adalah mencegah disabilitas melalui pendekatan terapi nonfarmakologi dan farmakologi
Kata kunci: osteoarthritisi, kedokteran keluarga.

Family Medicine Approach on Hypertension

Siti Nurazizah, *
*Department of Community Medicine, Faculty of Medicine University of Muhammadiyah
Makassar

Abstract: The case study presents management of Osteoarthriris with holistic, comprehensive, integrated,
and continuous family medicine approach. The symptoms of osteoarthritis are clinically recovered by
improving health behavior of the patient, his family, and environmental condition. The British Orthopedic
Association data on the incidence of osteoarthritis at the age of 50 years is 20% and increases at 80 years
old to 40%, in Indonesia the prevalence of radiological knee osteoarthritis reaches 15.5% in men and in
women 12.7%. Ostearthritis is the most common joint disease compared to all other joint diseases.
Osteoarthritis needs an early diagnosis to prevent disability in patients. The general goal of treating
osteoarthritis is to prevent disability through a non-pharmacological and pharmacological therapy approach

Keywords.Osteoarthritis, family medicine.

Siti Nurazizah Page 1


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Pendahuluan Menurut data Riskesdas tahun 2007


Osteoarthritis merupakan gangguan menunjukkan prevalensi osteoarthritis
pada satu sendi atau lebih, bersifat local, mencapai 30,3% dan Aceh merupakan
progresif dan degeneratif yang ditandai salah satu provinsi dari 11 provinsi yang
dengan perubahan patologis pada struktur mempunyai prevalensi osteoarthritis diatas
sendi tersebut yaitu berupa degenerasi angka nasional.
tulang rawan/kartilago hialin. Hal tesebut Berdasarkan penyebabnya
disertai dengan peningkatan ketebalan dan hipertensi dibagi menjadi 2 golongan,
sclerosis dari subchondral yang bisa yaitu: osteoarthritis primer dan
disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada osteoarthritis sekunder.4
tepian sendi, peregangan kapsul articular, a) Osteoarthritis primer
synovitis rigan pada persendian, dan Osteoarthritis primer adalah
lemahnya otot-otot yang menghubungkan degeneratif artikular sendi yang terjadi
persendian.1 pada sendi tanpa adanya abnormalitas
Etiologi osteoarthritis belum lain pada tubuh. Penyakit ini sering
diketahui secara pasti, namun faktor menyerang sendi penahan tubuh
biomekanik dan biokimia sepertinya (weight bearing joint), atau tekanan
merupakan faktor biomekanik dan yang normal pada sendi lutut dan sendi
biokimia. Secara garis besar, faktor risiko panggul, tapi ini juga ditemukan pada
timbulnya osteoarthritis meliputi usia, jenis sendi lumbal, sendi jari tangan, dan
kelamin, ras, genetik, nutrisi, obesitas, sendi pada jari kaki.4
penyakit komorbiditas, misektomi, b) Osteoarthritis Sekunder
kelanianan anatomis, riwayat trauma lutut, Osteoarthritis sekunder paling
aktivitas fisik, kebiasaan olah raga, dan sering terjadi pada trauma atau terjadi
jenis pekerjaan.1 akibat dari suatu pekerjaan atau dapat
Menurut British Orthopaedic pula terjadi pada kongingetal dan
Assosiation insidensi osteoarthtritis pada adanya penyakit system sistemik.
usia 50 tahun adalah sebesar 20% dan Osteoarthritis sekunder terjadi biasanya
meningkat pada usia 80 tahun menjadi terjadi pada umur yang lebih awal
40% sedangkan di Amerika sebanyak 240 daripada osteoarthritis primer.5
oarang dari 100.000 orang menderita Gejala klinis Osteoarthritis
osteoarthritis dan di Indonesia prevalensi dapat berupa :
osteoarthrtitis lutut secara radiologis a. Nyeri
mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% Keluhan ini merupakan
wanita.2,3 keluhan utama pasien, biasanya
Siti Nurazizah Page 2
Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

bertambah dengan gerakan dan c. Klinis dan Laboratoris


sedikit berkurang dengan istirahat.4 Nyeri lutut + minimal 5 dari 9
b. Kekakuan kriteria berikut:
Keluhan yang dikemukakan  Umur >50 tahun
berupa kesukaran untuk bergerak  Kaku sendi <30 tahun
setelah duduk. Pada pergerakan  Krepitus
sendi dapat ditemukan atau  Nyeri tekan
didengar adanya krepitasi.  Pembesaran tulang
c. Pembengkakan  Tidak panas pada perabaan
terutama ditemukan pada  LED <40 mm/jam
6
lutut dan siku.
 RF <1:40
d. Gangguan Pergerakan
Diagnosis osteoarthritis didasarkan
Gangguan pergerakan pada sendi
pada pemeriksaan fisik dan dilakukan
disebabkan fibrosis pada kapsul,
pemeriksaan penunjang yaitu berupa foto
osteofit, atau iregularitas
X-Ray untuk menentukan grading
permukaan sendi.6
ostearthritis. Sampai saat ini belum ada
Diagnosis OA lutut menguunakan
terapi definitif untuk mengobati
kriteria klasifikasi dari American College
osteoarthritis. Terapi yang sudah ada
Of Rheumatoloy :
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan
a. Klinis
meminimalisasi hilangnya fungsi fisik.
Nyeri sendi lutut minimal 3 dari 6
Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas
kriteria berikut :
hidup pasien dengan cara membantu
 Umur >50 tahun
pasien agar tetap bisa melakukan aktivitas
 Kaku sendi <30 menit sehari-hari. Secara optimal kombinasi
 Krepitus antara pengobatan non-farmakologi dan
 Nyeri tekan tepi tulang farnakologi.7
 Pembesaran tulang sendi lutut a. Non Farmakologi
 Tidak teraba panas pada perabaan  Edukasi pasien
b. Klinis dan Radiologi  Penurunan berat badan
Nyeri sendi dan paling sedikit 1  Olahraga
dari 3 kriteria dibawah ini :  Terapi Psikal
 Umur >50 tahun  Terapi Okupasional
 Kaku sendi <30 menit b. Farmakologi
 Krepitus disertai osteofit

Siti Nurazizah Page 3


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

 Non Steroid Anti Inflamasi kepala: rambut lurus, warna hitam.


Drugs (NSAID) Oral Pemeriksaan mata, konjungtiva tidak
 NSAID topikal anemis dan sklera tidak ikterik, lensa tidak
 Tramadol keruh. Pemeriksaan THT dalam batas

 Injeksi Kortikosteroid normal. Jantung dalam batas normal. Paru

intraartikular. dalam batas normal. Ekstremitas tidak

Ilustrasi Kasus didapatkan edema.

Seorang Perempuan Ny.DS Dari informasi yang dapatkan

berumur 63 tahun dengan keluhan nyeri pasien bekerja sebagai buruh harian yaitu

pada lutut kanan. Nyeri lutut yang menggoreng bakso setiap hari dari pukul

dirasakan sejak >3 tahun yang lalu namun 05.00-09.00 WITA. Pasien mempunyai 6

5 hari terakhir makin bertambah dan pasien orang anak. Pasien tinggal bersama suami

harus bertumpuh jika mau berdiri. Pasien dan 3 anaknya. Di dalam rumah tidak

juga mengeluh leher kadang tegang, pusing terdapat kamar tidur, 1 ruang tamu

(-), demam (-), nyeri dada (-), sesak (-), sebagai ruang keluarga dan tempat tidur

mual (-), muntah (-). Nafsu makan pasien pasien dan keluarga, 1 dapur dan kamar

baik. BAB biasa dan BAK lancar. Pasien mandi, jamban terdapat di luar rumah

sebelumnya telah mengkonsumsi obat anti pasien. Jarak antar rumah berdempetan,

nyeri dari puskesmas dan membeli sendiri menyebabkan kesan ventilasi sangat

obat dexametason untuk mengurangi nyeri kurang.

pada lutut pasien. Riwayat


Frekuensi makan rata – rata setiap
hiperkolesterolnemia, dan hipertensi yang
harinya 2x/hari dengan menu makan
terkontrol. Riwayat alergi disangkal.
bervariasi. Variasi makanan sebagai
Riwayat penyakit keluarga yang
berikut: nasi, lauk (ikan), telur, sayur
menderitas keluhan yang sama tidak ada.
(kangkung), jarang makan daging, air
Pasien mengatakan jarang
minum (air putih dan teh manis). Air
berolahraga. Dari pemeriksaan fisik
minum berasal dari air PAM yang dimasak
didapatkan keadaan umum baik, kompos
sendiri.
mentis. Tanda vital yaitu tekanan darah
130/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, Dalam menetapkan masalah serta

pernapasan 20 kali/menit, dan suhu badan faktor yang mempengaruhi, digunakan

36,5 C. Status gizi pasien, tinggi badan konsep Mandala of Health. Diagnosis

156 cm, berat badan 64 kg dengan hasil holistic yang ditegakkan pada pasien

IMT = 26,3 (Obesitas). Status generalis, adalah sebagai berikut.

Siti Nurazizah Page 4


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Pada poin I, alasan kedatangan: edukasi kepada pasien tentang pentingnya


keluhan sakit pada lutut kanan. Pada poin olahraga kecil, latihan penguatan otot, dan
II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah pentingnya untuk menurunkan berat badan.
Dignosis klinis 1 adalah osteoarhritis. Pada Kepada keluarga pasien juga diberikan
poin III, didapatkan masalah perilaku edukasi mengenai untuk berhenti merokok
berupa pola makan yang tidak sehat, dimulai dengan mengurangi jumlah rokok
mempunyai IMT dalam kategori obesitas, yang dikonsumsi setiap hari dan merokok
pasien sering mengonsumsi obat diluar diluar rumah dan membantu pasien dalam
resep dokter yaitu dexamethason dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
jarang berolahraga. Pada poin IV, faktor
Tindakan untuk mengatasi masalah
yang memperberat kesehatan pasien adalah
lingkungan antara lain dengan melakukan
lingkungan kerja pasien yaitu setiap hari
penyuluhan mengenai osteoarthritis dan
pasien menggoreng bakso yang membuat
perlunya pasien untuk menurunkan berat
pasien hanya duduk saja. Pada poin V,
badan, mengajarkan cara melakukan
ditetapkan skala fungsional pasien derajat
latihan penguatan otot, serta komplikasi
1, karena pasien mampu melakukan
apa yang akan terjadi jika pasien tidak
pekerjaan seperti sebelum sakit.
menurunkan berat badannya. Memberikan
Tindakan yang dilakukan meliputi edukasi kepada pasien untuk mau
tindakan terhadap pasien, keluarga, dan melakukan foto X-Ray agar osteoarthritis
lingkungannya. Pada pasien diberikan pasien dapat ditentutakan sudah derajat
terapi medikamentosa untuk mengurangi berapa agar terapi yang tepat dapatt
keluhan yaitu natrium diklofenak 25 mg di dilakukan.
minum tigakali sehari setelah makan dan
omeprazole 20 mg duakali sehari. Terapi
non medikamentosa berupa edukasi
mengenai menurunkan berat badan dan
berolahraga. Pasien diharapkan
mengurangi konsumsi makanan
mengandung kalori yang tinggi dalam
sehari, mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran. Pasien diharapkan olahraga
teratur dan istirahat yang cukup. Edukasi
mengenai pentingnya minum obat sesuai
dengan anjuran dokter. Memberikan

Siti Nurazizah Page 5


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Gambar 1.Genogram

Siti Nurazizah Page 6


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

GAYA HIDUP

Pasien tidak mengontrol


makannya dan tidak
menjaga berat badan.

PERILAKU KESEHATAN LINGK. PSIKO-SOSIO-


EKONOMI
- Pasien selalu
- Pengetahuan tentang
mengonsumsi obat
kesehatan kurang
dexametason yang di
beli sendiri

PASIEN

- Seorang Perempuan Ny.DS berumur 63


PELAYANAN LINGK. KERJA
tahun dengan keluhan nyeri pada lutut
KESEHATAN kanan. Nyeri lutut yang dirasakan sejak
>3 tahun yang lalu namun 5 hari terakhir Pasien sehari-hari
- Jarak rumah dengan makin bertambah dan pasien harus lebih banyak duduk
tempat pelayanan bertumpuh jika mau berdiri
kesehatan tidak - Tekanan darah : 130/90 mmhg.
terlalu jauh. - Statuz Gizi : Obesitas

LINGK. FISIK
FAKTOR BIOLOGI - Kurangnya penyuluhan dan
- Pasien menderita osteoarthritis edukasi tentang osteoarthritis
lama - Kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya untuk
- Status gizi pasien obesitas
merubah gaya hidup.

KOMUNITAS

- Pemukiman padat penduduk

Gambar 2. Mandala of health


Siti Nurazizah Page 7
Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis
Klasifikasi skor kemampuan menyelesaikan masalah :
Masalah Skor Upaya penyelesaian Resume hasil akhir Skor
awal perbaikan akhir
Fungsi biologis
- Faktor biologi pada pasien ini - Edukasi mengenai - Penyuluhan
3 penyakit dan terlaksana. 4
adalah menderita osteoarthritis pencegahannya melalui - Pengobatan di
yang lama dan status gizi pasien penyuluhan. Puskesmas.
- Pengobatan. - Keluhan
obesitas. berkurang.

Fungsi ekonomi dan pemenuhan


kebutuhan
- Pendapatan keluarga dirasa tidak - Memotivasi pasien agar - Pasien akan tetap 3
cukup oleh pasien untuk memenuhi 2 tetap semangat bekerja bekerja dan akan
keperluan sehari-hari. namun harus tetap memulai melakkan
menjaga kesehatannya. olah raga ringan.
Faktor perilaku kesehatan keluarga
- Pola makanan dan hidup tidak 3 - Edukasi mengenai - Keluarga 4
sehat. pola makan dan hidup mengatur ulang
sehat. pola makan dan
hidup dengan
olahraga.
- Pasien menjadi perokok pasif di - Edukasi suami dan anak-
rumahnya. 3 - Suami dan 2
anak pasien agar anak-anak
merokok di luar rumah.
pasien masih
biasa merokok
dalam rumah
Total Skor 13
11

Rata-rata skor 2,75 3,25

Keterangan skor:

Skor 1 tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi.


Skor 2 keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber (hanya keinginan); penyelesaian
masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider.
Skor 3 keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan,
penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider.
Skor 4 keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider/
Skor 5 dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga.

Siti Nurazizah Page 8


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Pembahasan normal. Paru dalam batas normal.


Seorang Perempuan Ekstremitas tidak didapatkan edema.
Ny.DS berumur 63 tahun dengan keluhan Dari informasi yang dapatkan
nyeri pada lutut kanan. Nyeri lutut yang pasien bekerja sebagai buruh harian yaitu
dirasakan sejak >3 tahun yang lalu menggoreng bakso setiap hari dari pukul
namun 5 hari terakhir makin bertambah 05.00-09.00 WITA. Pasien mempunyai 6
dan pasien harus bertumpuh jika mau orang anak. Pasien tinggal bersama suami
berdiri. Pasien juga mengeluh leher dan 3 anaknya. Di dalam rumah tidak
kadang tegang, pusing (-), demam (-), terdapat kamar tidur, 1 ruang tamu
nyeri dada (-), sesak (-), mual (-), muntah sebagai ruang keluarga dan tempat tidur
(-). Nafsu makan pasien baik. BAB biasa pasien dan keluarga, 1 dapur dan kamar
dan BAK lancar. Pasien sebelumnya mandi, jamban terdapat di luar rumah
telah mengkonsumsi obat anti nyeri dari pasien. Jarak antar rumah berdempetan,
puskesmas dan membeli sendiri obat menyebabkan kesan ventilasi sangat
dexametason untuk mengurangi nyeri kurang.
pada lutut pasien. Riwayat
Frekuensi makan rata – rata setiap
hiperkolesterolnemia, dan hipertensi yang
harinya 2x/hari dengan menu makan
terkontrol. Riwayat alergi disangkal.
bervariasi. Variasi makanan sebagai
Riwayat penyakit keluarga yang
berikut: nasi, lauk (ikan), telur, sayur
menderitas keluhan yang sama tidak ada.
(kangkung), jarang makan daging, air
Pasien mengatakan jarang
minum (air putih dan teh manis). Air
berolahraga. Dari pemeriksaan fisik
minum berasal dari air PAM yang
didapatkan keadaan umum baik, kompos
dimasak sendiri.
mentis. Tanda vital yaitu tekanan darah
130/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, Penyebab keadaan ini adalah
pernapasan 20 kali/menit, dan suhu badan adanya pola makan yang tidak sehat, dan
36,5 C. Status gizi pasien, tinggi badan pola hidup yang kurang sehat.
156 cm, berat badan 64 kg dengan hasil
Aktivitas atau olahraga sangat
IMT = 26,3 (Obesitas). Status generalis,
mempengaruhi terjadinya osteoarthritis,
kepala: rambut lurus, warna hitam.
dimana pada orang yang kurang aktivitas
Pemeriksaan mata, konjungtiva tidak
akan cenderung menjadi obesitas, dimana
anemis dan sklera tidak ikterik, lensa
obesitas akan mempercepat dan
tidak keruh. Pemeriksaan THT dalam
memperberat terjadinya osteoarthritis.
batas normal. Jantung dalam batas

Siti Nurazizah Page 9


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah proses penuaan kartilago, obesitas berhubungan dengan


keadaan tidak dapat dihindari. kejadian osteoartritis secara tidak
Osteoarthritis terjadi gangguan langsung melalui faktor-faktor sistemik.8
homeostasis yaitu kegagalan mekanisme
Di sisi lain, seseorang dengan
perlindungan sendi yang akan
aktivitas minim sehari-hari juga berrisiko
menyebabkan cedera pada sendi.
mengalami OA lutut. Kurangnya aktivitas
Jejas mekanis dan kimiawi diduga
sendi yang berlangsung lama akan
merupakan faktor penting yang
menyebabkan disuse atrophy yang akan
merangsang terbentuknya molekul
meningkatkan kerentanan terjadinya
abnormal dan produk degradasi kartilago
trauma pada kartilago. Pada penelitian
didalam cairan synovial sendi yang
terhadap hewan coba, kartilago sendi
mengakibatkan terjadi inflamasi sendi,
yang diimobilisasi menunjukkan sintesis
kerusakan kondrosit dan nyeri. OA
aggrecan proteoglikan pada kartilago
ditandai dengan fase hipertrofi kartilago
yang mempengaruhi biomekanisnya,
yang berhubungan dengan suatu
berhubungan dengan peningkatan MMP
peningkatan terbatas dari sintesis matriks
yang dapat menyebabkan kerusakan yang
makromelekul oleh kondrosit kompensasi
lebih parah.8
perbaikan (repair). OA terjadi sebagai
hasil kombinasi anatara degradasi rawan Diagnosis osteoarthritis
sendi, remodeling tulang dan inflamasi ditegakkan beradasarkan kriteria
cairan sendi.8 klasifikasi dari American College Of
Kegemukan (obesitas) adalah Rheumatoloy yaitu pasien berumur >50
faktor risiko terkuat untuk terjadinya tahun, kaku seni <30 menit, krepitus dan
osteoartritis lutut. Efek obesitas terhadap tidak teraba panas pada perabaan. Namun
perkembangan dan progresifitas OA pada pasien ini belum dapat ditentutukan
terutama melalui peningkatan beban pada osteoarthritis grade berapa karena butuh
sendi-sendi penopang berat badan. Tiga pemeriksaan X-Ray.
hingga enam kali berat badan dibebankan Pada kunjungan ke Puskesmas
pada sendi lutut pada saat tubuh Rappokalling diberikan terapi
bertumpu pada satu kaki. Peningkatan medikamentosa untuk mengurangi gejala,
berat badan akan melipatgandakan beban dan berupa obat analgetik yaitu Natrium
sendi lutut saat berjalan. Selain melalui Diklofenak 25mg yang dikonsumsi tiga
peningkatan tekanan mekanik pada kali sehari setelah makan dan omeprazole
tulang yang menyebabkan kerusakan 20 mg dua kali sehari. Natrium

Siti Nurazizah Page 10


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

diklofenak adalah golongan obat Non- pasien selalu mengonsumsi obat


Steroid Anti Inflamasi (NSAID) yang dexamethason untuk meredakan nyeri
kerjanya menghambat produksi pada lututnya. Pada pasien juga
prostaglandin, yaitu senyawa yang seharusnya sudah dilakukan pemeriksaan
dilepas tubuh dan menyebabkan rasa X-ray agar dapat diketahuai osteoarthritis
sakit serta inflamasi. Dengan derajat berapa sehingga pengobatan yang
menghalangi prostaglandin, obat ini akan lebih tepat dapat diberikan dikarenakan
mengurangi rasa sakit dan inflamasi. jika pasien hanya mengonsumsi NSAID
Setelah dilakukan edukasi kepada dan kortikosteroid akan menyebabkan
pasien dan keluarganya, diharapkan timbulnya masalah baru pada kesehatan
pasien dapat mengurangi konsumsi pasien.
makanan dengan kalori yang berlebihan Pada keluarga pasien juga
dan mulai mengatur pola hidup yang diadakan penilaian PIS PK (Porgram
sehat dengan olahraga fisik 3-4 kali Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga)
dalam seminggu serta melakukan latihan hasilnya keluarga pasien berada di pra
penguatan otot. Aktifitas fisik adalah sehat, maka dari itu edukasi yang
gerakan tubuh yang dapat meningkatkan diberikan yaitu suami dan anak-anak
pengeluaran tenaga atau energi/ pasien harus berhenti merokok dimulai
pembakaran kalori. Aktifitas fisik yang dengan pengurangan jumlah rokok yang
dianjurkan adalah aktifitas fisik tingkat dikonsumsi setiap hari, dan tidak
sedang seperti membersihkan lantai, merokok dalam rumah. Serta
mencuci kendaraan, jalan kaki, dan memberikan edukasi kepada pasien agar
senam. Aktifitas tersebut dilakukan tetap mengontrol hipertensi yang diderita
secara terus menerus minimal 30 menit pasien dan tetap mengontrol anak pasien
perhari, pengeluaran kalori rerata yang menderita gangguan jiwa.
perminggu 700-2000 kalori. Pasien juga
diharapkan agar mengonsumsi obat
sesuai dengan petunjuk dokter mengingat

Siti Nurazizah Page 11


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

DAFTARA PUSTAKA

1. Arya RK, Jain V. Osteoarthritis of the Knee Joint : an Overview.2013.JIACM ;


14(2):154-62, Newdelhi
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. RISKESDAS 2007. 2008.
Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Indonesia.
3. British Orthopaedic Association (BOA). 2013.Commissioning Guide : Painful
Osteoarthritis of the Knee.London.
4. Iannone F, Lapadula G. 2003. The pathophysiology of osteoarthritis. Aging Clin
Exp Res. 15(5):364–372.
5. David, T. 2006. Osteoarthritis of the knee. The New England Journal of Medicine
6. Rasjad, Sirajuddin. 2015. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. PT. Yarsif Watampone.
Jakarta. Indonesia.
7. Barbara J, Campbell, MD. 2010. GOUT. American Academy of Orthopedic Surgeons
Guidelines. Available:https://orthoinfo.aaos.org/en/diseasesconditions/gout/
8. Setiati, Siti. Alwi, Idrus. DKK. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Internal
Pubhlishing. Jakarta. Indonesia..

Siti Nurazizah Page 12


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

LAMPIRAN

Gambar 1. Ananmnesis pasien serta memberika edukasi.

Gambar 2. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, tempat tidur

Siti Nurazizah Page 13


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Gambar 3. Dapur dan tempat mandi

Gambar 4. Tempat jamban dan bagian luar rumah

Siti Nurazizah Page 14


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Gambar 5. Tabel ISK keluarga pasien

Siti Nurazizah Page 15


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

TABEL NILAI APGAR


Respons
Hampir
KRITERIA PERTANYAAN Hampir
Kadang tidak
selalu
pernah
Apakah pasien puas dengan
keluarga karena masing-masing
Adaptasi anggota keluarga sudah √
menjalankan kewajiban sesuai
dengan seharusnya
Apakah pasien puas dengan
keluarga karena dapat membantu
Kemitraan √
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi
Apakah pasien puas dengan
kebebasan yang diberikan
Pertumbuhan √
keluarga untuk mengembangkan
kemampuan yang pasien miliki
Apakah pasien puas dengan
Kasih Sayang kehangatan / kasih sayang yang √
diberikan keluarga
Apakah pasien puas dengan
Kebersamaan waktu yang disediakan keluarga √
untuk menjalin kebersamaan
TOTAL
Skoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0
Total skor
8-10 = fungsi keluarga sehat
4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
0-3 = fungsi keluarga sakit
Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 8, ini menunjukan
fungsi keluarga sehat.

Siti Nurazizah Page 16


Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Osteoarthritis

Siti Nurazizah Page 17

Anda mungkin juga menyukai