Proposal MSI MII
Proposal MSI MII
Proposal MSI MII
TIM PENGUSUL:
iii
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. v
RINGKASAN ............................................................................................................................ 1
I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
v
RINGKASAN
Penelitian mengenai faktor manusia dalam operasional sebuah kapal telah banyak dilakukan.
Ditengarai bahwa salah satu tolok ukur utama yang menjadi tuntutan terhadap kapal
penumpang adalah mengenai kenyamanan kru dan penumpang. Investasi pemilik kapal
haruslah dapat dijamin agar jangan sampai operasional kapal mengalami degradasi
kenyamanan. Formulasi Motion Sickness Incidence (MSI) dan Motion-induced Interruptions
(MII) menjadi parameter yang memberikan informasi mengenai nilai indeks berdasarkan level
kenyamanan tertentu bagi kru dan penumpang terhadap gerakan kapal. Obyek penelitian adalah
kapal perintis yang merupakan rangkaian seri Sabuk Nusantara sebagai bagian dari program
tol laut yang dicanangkan pemerintah saat ini. Rute pelayaran kapal ini adalah di perairan
Indonesia Timur. Respon gerak kapal yang menjadi dasar penentuan indeks diperoleh dari
Spektrum Respon Gerakan yang merupakan fungsi dari Response Amplitude Operator (RAO)
dan Spektrum Energi Gelombang berdasar karakteristik perairan yang riil meliputi tinggi dan
periode gelombang. Hasil akhir yang menjadi luaran adalah berupa nilai yang menunjukkan
prosentase jumlah keseluruhan kru dan penumpang yang mengalami mabuk laut serta peluang
terjadinya sebuah keadaan dimana kru akan menghentikan aktivitasnya dalam kurun waktu
satu menit akibat respon gerakan kapal yang berlebihan.
Kata kunci: kapal perintis, motion sickness incidence, motion induced interruptons.
I. PENDAHULUAN
PT. Janata Marina Indah (JMI) merupakan salah satu galangan kapal multinasional yang berada
di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Pada tahun 2015 PT. JMI berkesempatan bergabung
dalam program penambahan armada kapal perintis dalam proyek Tol Laut yang direncanakan
oleh pemerintah Indonesia. Pada kesempatan tersebut, kapal yang dibangun di PT. JMI adalah
dua kapal penumpang dengan kapasitas 2000 GT. Kapal tersebut mulai dibangun dalam kurun
waktu yang hampir bersamaan sehingga disebut dengan sister ship. Nama kapal penumpang
yang dibangun adalah KM. Sabuk Nusantara 71 dan KM. Sabuk Nusantara 72.
Pembangunan kapal perintis di galangan PT. JMI Semarang merupakan bagian dari
pembangunan sarana transportasi laut untuk memperlancar arus penumpang, barang dan jasa
sehingga dapat menggerakan roda perekonomian. KM. Sabuk Nusantara 71 dan KM. Sabuk
Nusantara 72 merupakan dua kapal yang telah dibangun dari total 25 kapal perintis 2000 GT
yang direncanakan pemerintah. KM. Sabuk Nusantara 71 merupakan kapal perintis yang
beroperasi dari Ambon dengan tujuan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (disingkat
Kabupaten MTB) dan Kabupaten Maluku Barat Daya (disingkat Kabupaten MBD). Kapal ini
diserah terimakan pada Maret 2019 kepada PT. Pelni (Persero) yang bertindak atas nama
Kementerian Perhubungan.
1
Kegagalan untuk menjaga efektivitas dalam menjalankan misi kapal di perairan yang ganas
adalah merupakan salah satu permasalahan utama yang menjadi perhatian dalam studi
mengenai seakeeping. Gambar 1 menunjukkan kondisi perairan Indonesia dengan tinggi
gelombang bervariasi antara 0 meter sampai sekitar 2,5 meter di sekitar perairan Maluku
selatan. Pembahasan dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bagaimana
seakeeping ini sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal, dalam hal ini penekanan
pada aspek ekonomi yang terkait. Level pertama dari penyebab meningkatnya biaya operasi
secara substansi adalah akibat dari penurunan kecepatan sehingga terjadi keterlambatan jadwal
operasi yang terjadi karena cuaca buruk.
Lebih lanjut keselamatan berbagai hal di atas kapal seperti muatan dan peralatan serta personil
dan penumpang harus dipertimbangkan dengan seksama akibat penurunan efektivitas
seakeeping. Tingkat keefektifan seakeeping ini dapat dilihat dari 2 aspek (Gambar 1) yang
disebut sea-kindliness, yaitu kemampuan kapal untuk tetap beroperasi sesuai fungsi dan
jenisnya di perairan tertentu sesuai rute pelayaran dan sea-worthness, yaitu kemampuan kapal
dalam menjamin bahwa kebisingan, getaran dan mabuk laut tidak terjadi secara berlebihan
melebihi ambang batas kelaziman yang telah ditentukan dari literatur yang telah ada maupun
dari pengalaman operasional.
2
Gambar 1 Aspek Seakeeping
Riola (2006) menyebutkan bahwa dewasa ini ditengarai per tahunnya ada sebanyak mendekati
10 juta penumpang berlayar di kapal pesiar yang berjumlah 230 buah di seluruh dunia. Tidak
pelak lagi salah satu tolok ukur utama tuntutan penumpang kapal pesiar adalah mengenai
kenyamanan. Investasi pemilik kapal pesiar haruslah dapat dijamin dengan memberikan
kenyamanan yang tinggi bahkan pada saat harus menghadapi gelombang relatif besar. Hasil
studi tersebut memberikab kontribusi dalam memperkenalkan parameter kenyamanan kru dan
penumpang berbasis perilaku gerakan kapal pada saat beroperasi, dikenal dengan Motion
Sickness Incidence dan Motion Induced Interruption. MSI secara ringkasnya adalah prosentase
dari jumlah keseluruhan personil dan penumpang yang mengalami muntah karena mabuk laut
setelah kapal berlayar dalam cuaca buruk selama 2 jam. Untuk kapal-kapal militer
konvensional dan berkecepatan rendah kriteria rata-rata menetapkan 20% MSI sedangkan
untuk kapal-kapal cepat sebesar 10% MSI. MII adalah keadaan dimana anak buah kapal akan
menghentikan aktivitasnya atau tugas yang sedang dikerjakannya dan kemudian berpegangan
pada bagian kapal yan manapun dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan. MII lazimnya
dikaitkan dengan efek gerakan lateral kapal khususnya akibat osilasi roll.
Memperhatikan sejumlah permasalahan di atas maka salah satu target akhir dari pengkajian
seakeeping adalah mengarah pada kemampuan perancang dalam memprediksi perilaku kapal
ketika laut yang ganas harus dihadapi. Selanjutnya luaran dari pengkajian tersebut akan
didokumentasikan sebagai bagian dari petunjuk pengoperasian kapal untuk menjamin
keamanan, keselamatan dan kenyamanan penumpang.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada kenyataannya, gelombang di laut adalah gelombang acak sehingga respon kapal terhadap
gelombang reguler yang dinyatakan dalam RAO tidak dapat menggambarkan respon kapal
pada keadaan sesungguhnya di laut. Untuk mendapatkan respon gerakan kapal terhadap
gelombang acak dapat digambarkan dengan spektrum respon. Spektrum respon didapatkan
dengan mengalikan spektrum gelombang (Sζ) dengan RAO2.
Gerakan kapal terombang – ambing atau naik turun di laut lepas yang diakibatkan oleh ombak
yang besar dan terus menerus dapat mengakibatkan gejala sakit berupa kepala pusing, mual
bahkan muntah yang seringkali diistilahkan sebagai mabuk laut (sea sickness atau motion
sickness). Istilah motion sickness pada kapal yang dikenal juga dengan istilah mabuk laut
adalah gejala sakit yang diakibatkan karena gerakan kapal yang mengakibatkan gejala fisik
yang tidak nyaman yang ditandai dengan susah bernapas, pusing, mual, pucat dan muntah.
Pada kasus tertentu yang parah, penumpang ataupun awak kapal harus dibawa ke rumah sakit.
Penyebab utama mabuk laut adalah tidak adanya kesamaan rangsang atau conformity antara
stimulus, mata dan labirin telinga yang diterima oleh otak manusia. Biasanya orang yang
terkena mabuk laut adalah mereka yang berada pada geladak tertutup, dikarenakan mata tidak
dapat melihat adanya gerakan sementara labirin telinga merespon adanya gerakan kapal
sehingga ada konflik antara rangsangan yang diterima mata dengan labirin telinga yang
bertanggung jawab terhadap keseimbangan badan sehingga menyebabkan mual.
4
International Standard Organization (ISO 2631, 1997) dan British Standard Organization (BS
6841, 1987) telah membuat model untuk memprediksi MSI dan menetapkan petunjuk pada
prediksi MSI dari pengukuran gerakan vertikal. Suatu motion sickness dose value dipakai
untuk memprediksi prosentase jumlah orang likely to vomit setelah exposure untuk mengetahui
besar dan durasi dari gerakan vertikal dalam rentang frekwensi 0.4 sampai dengan 0.5 Hz.
Motion sickness dose value didefinisikan :
Az adalah frekwensi percepatan kearah sumbu z dan T adalah perioda. Dengan menggunakan
motion sickness dose value, jumlah sebenarnya orang dewasa yang mengalami muntah,
mendekati :
Km adalah konstanta yang bervariasi tergantung dari exposure population. Untuk populasi
campuran antara pria dan wanita dewasa, = 1/3.
Kenyamanan pada penumpang juga dapat dilihat dari indeks jumlah penumpang yang
mengalami mabuk laut pada periode tertentu dengan mengacu pada standard ISO-2631/1997.
Perhitungan dan simulasi dilakukan pada beberapat titik di kapal untuk melihat percepatan
vertikal yang terjadi. Dari hasil simulasi didapatkan pengaruh dari lokasi pengukuran, durasi
dan arah ombak terhadap persentase jumlah penumpang yang mengalami gejala mabuk laut
atau Motion Sickness Incidence (MSI).
Standar Internasional (ISO 2631) mendefinisikan metode untuk melakukan estimasi presentase
jumlah penumpang yang mengalami gejala motion sickness pada berbagai posisi di kapal untuk
berbagai kriteria :
• 10% MSI setelah 8 jam
• 10% MSI setelah 2 jam
• 10% MSI setelah 30 menit
Selain kriteria diatas, penilaian MSI juga dapat berdasarkan range nilai MSI berdasarkan index
yang ada seperti yang disajikan Tabel 1.
5
Tabel 1 Rentang Nilai Motion Sickness Incidence
Selain kriteria Motion Sickness Incidence (MSI) berdasarkan referensi ISO 2631 juga
disebutkan bahwa tingkat kenyamanan atau penyebab MSI yang paling utama adalah adanya
percepatan vertikal yang dialami oleh suatu kapal. Tabel 2 dibawah ini menunjukkan tingkat
kenyamanan suatu kapal berdasarkan percepatan vertikal.
Penelitian ini akan mengikuti alur seperti yang ditunjukan pada flowchart Gambar 2 di bawah.
Kapal perintis yang akan digunakan sebagai case study adalah kapal perintis Sabuk Nusantara
71 yang dibangun oleh salah satu galangan kapal PT. JMI di Semarang yang beroperasi di
perairan Ambon, Maluku.
6
MULAI
Perumusan Masalah
▪ Lines Plan
▪ Stability Pemodelan Lambung
Booklet Kapal Perintis
Valid?
Variasi Kecepatan
Analisis RAO
dan Wave Heading
Angle Data Perairan:
Perhitungan Spektrum Respon Tinggi Gelombang
Gerakan dan Periode
Analisis Seakeeping
Indek MSI
Dan
Index MII
SELESAI
7
2. Pemodelan Lambung Kapal dan Validasi
Tahap pemodelan kapal yang dilakukan dengan langkah awal pengumpulan data kapal
perintis yang sudah dibangun dan akan beroperasi terfokus pada data DWT, LOA, LPP,
B, H, T dan Vs kapal. Pemodelan kapal dimulai dengan mengolah data-data Linesplan
dan Rencana Umum yang diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi Autocad
dan Maxsurf Modeler. Dilakukan pengecekan kesesuaian DWT dan Cb kapal yang
dimodelkan dengan kapal asli yang tercantum pada stability booklet.
3. Analisis RAO
Analisa Response Amplitude Operator (RAO) dilakukan menggunakan aplikasi
Maxsurf Motion Advanced dengan memperhatikan kecepatan yang digunakan adalah
kecepatan dinas kapal dan Load Condition yang ditentukan yaitu Loadcase 04 (Kondisi
penumpang penuh, cargo kosong, dan store 10%). Selain itu, juga menggunakan 3
variasi arah datang gelombang (head sea (180˚), beam sea (90˚), following sea (0˚)).
Serta menggunakan 3 variasi derajad kebebasan kapal (heaving, pitcing, rolling).
Penentuan variasi ini didasarkan pada kondisi existing sesuai hasil perancangan yang
telah dilakukan khususnya kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam analisis
stabilitas seperti tercantum dalam Tabel 1 dimana diketahui nilai GZ terkecil diantara
kondisi lainnya.
Tabel 1 Nilai GZ Stabilitas Statis
8
Maluku. Perairan ini memiliki energi gelombang yang terkandung di dalam area
tertentu sebagai fungsi dari ketinggian gelombang signifikan (Hs) dan Periode
Gelombang zero crossing (Tz).
Total biaya penelitian yang diusulkan adalah sebesar Rp. 12.500.000,-. Rincian rencana
anggaran pembiayaan disajikan pada Lampiran 1 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel
2 berikut:
BIAYA YANG
NO JENIS PENGELUARAN
DIUSULKAN
9
Rencana penjadwalan dalam pengerjaan penelitian ini disajikan pada Tabel 3 berikut :
V. DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, Eko B. Perilaku Dan Operabilitas Bangunan Laut Di atas Gelombang Acak.
Surabaya: ITS Press, 2012.
Gabriel, Rainhart, Eko B. Djatmiko, and Mas Murtedjo. "Analisa Operabilitas serta
Evaluasi Aspek Slamming dan Greenwater pada Tugboat Studi Kasus Towing FSO Arco
Ardjuna dari Jurong Port menuju Ardjuna Marine Terminal ." JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5,
No. 2, 2016: 11.
Berbasis Uji Model Di Perairan Laut Jawa." JURNALTEKNIK POMITS Vol 2, 2013: 2.
Santoso, Mardi. “Analisis Prediksi Motion Sickness Incidence (MSI) Pada kapal
Catamaran 1000 GT Dalam Tahap Desain Awal (Initial Design).” KAPAL Vol 12 No.1,
Februari 2015: 42-43
10
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honorarium
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor (Rp)
(Rp) (jam/minggu)
Ketua Rp. 9.000,- 3 30 Rp. 810.000,-
Anggota 1 Rp. 9.000,- 3 30 Rp. 810.000,-
Anggota 2 Rp. 9.000,- 3 30 Rp. 810.000,-
Subtotal 1 (Rp) Rp. 2.430.000,-
2. Pembelian bahan habis pakai/peralatan penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga
Pembelian (Rp) Peralatan/Bahan
(Rp)
Flash Disk USB Penunjang 2 bh Rp. 300.000,- Rp. 600.000,-
32GB pengerjaan analisis
External Hard Penunjang 1 bh Rp. 700.000,- Rp. 700.000,-
Disk 500GB penyusunan
pelaporan
Tinta Printer Penunjang 1 bh Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-
Laser penyusunan
pelaporan
Kertas A4 Penunjang 4 rim Rp. 50.000,- Rp. 200.000,-
penyusunan
pelaporan
Sewa Laptop Penunjang 4 hari Rp. 750.000,- Rp. 3.000.000,-
terinstall Maxsurf aktivitas
Modeler pemodelan 3
dimensi kapal
perintis
Sewa Laptop Penunjang 4 hari Rp. 750.000,- Rp. 3.000.000,-
terinstall Maxsurf aktivitas analisis
Motion gerakan dan
perhitungan indeks
kenyamanan
Subtotal 2 (Rp) Rp. 8.500.000,-
3. Survei dan Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Harga
Pembelian Satuan (Rp) Peralatan/Bahan
(Rp)
Biaya Seminar Biaya pendaftaran, 1 kali Rp. Rp 1.500.000,-
Nasional transport dan 1.500.000,-
akomodasi
seminar nasional
Subtotal 4 (Rp) Rp 1.500.000,-
v
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas
Alokasi
No Nama/ NIDN Instansi Bidang Ilmu Uraian Tugas
Waktu
1. . Ir. Hariyanto PPNS Teknologi 8 bln - Membuat proposal
Soeroso, MT. Bangunan Baru - Mengkoordinasi tugas
dan Reparasi anggota tim
Kapal - Melakukan survei
pencarian data
- Melakukan analisa
gerakan kapal perintis
- Membuat laporan
penelitian
2. Sumardiono, ST., PPNS Hidrodinamika 8 bln - Membantu membuat
MT. Struktur proposal
Perkapalan - Menyiapkan
kebutuhan penelitian
- Melakukan observasi
& interview
- Melakukan
perhitungan MSI dan
MII
- Membantu membuat
laporan penelitian
3. Wibowo Teknologi 8 bln - Membantu membuat
Arninputranto, ST., Informasi dan proposal
M.Kom. Otomasi - Melakukan observasi
& interview
- Melakukan
pemodelan kapal 3
dimensi
- Membantu membuat
laporan penelitian
4. Gausilia Mahasis Teknik 8 bln - Menyiapkan
Ferdithaningrum wa Perancangan dan kebutuhan penelitian
PPNS Konstruksi - Melakukan survei
Kapal lapangan & interview
- Membantu melakukan
pemodelan kapal,
perhitungan respon
gerakan dan
perhitungan index
MSI dan MII
vi
Lampiran 3. Biodata Ketua Dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Hariyanto Soeroso, MT
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 195709201987011001
5 NIDN 0020095706
6 Tempat & Tanggal Lahir Malang, 20 September 1957
7 E-Mail [email protected]
8 Nomor Telepon / HP 08123018924
9 Alamat Kantor Jl. Teknik Kimia, Sukolilo Surabaya
10 Nomor Telepon / Faks 031-5925524
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan D3 = 1580 orang; D4 = 0 orang
12 Matakuliah yang diampuh 1. Sistim Perlengkapan Kapal
2. Praktek Gambar Rencana Umum
3. Praktek Gambar Konstruksi
4. Praktek Gambar Rudder and Stern Tube
B. Riwayat Pendidikan
Jenjang Pendidikan S1 S2 S3
Institut Teknologi
Institut Teknologi
Sepuluh
Nama Perguruan Tinggi Sepuluh Nopember -
Nopember
Surabaya
Surabaya
Teknik Produksi Material
Bidang Ilmu Teknik Perkapalan -
dan Kelautan
Tahun Masuk – Lulus 1977- 1985 1999-2001 -
Studi Kayu Penggunaan Kayu Lokal
Meranti Merah Pengganti Kayu Poghout
pengganti Kayu Sebagai Bantalan Poros
Africa Mahagony Propeler
Judul Skripsi/ Tesis/ Disertasi Sebagai -
Konstruksi
Lambung Kapal
FPB 028
vii
Ir. Budi Ir. Djauhar Manfaat Ph.D
Nama Pembimbing/ Promotor -
Santoso,MT
viii
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun
Terakhir
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tempat Respon
No Tahun
Lainnya yang Telah Diterapkan Penerapan Masyarakat
- - - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian DIPA.
Pengusul,
ix