Laporan Kimia Organik Senyawa Aldehid Da
Laporan Kimia Organik Senyawa Aldehid Da
Laporan Kimia Organik Senyawa Aldehid Da
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan senyawa aldehid dan keton yang bertujuan membedakan
senyawa aldehid dan keton menggunakan test dengan pereaksi tollens, test dengan pereaksi
shiff, test dengan pereaksi fehling, test dengan benedict, test dengan NaOH dan polimerisasi.
Uji dengan pereaksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada senyawa aldehid dan
keton dengan mereaksikan beberapa senyawa aldehid dan keton dengan pereaksi dan
diamati perubahan yang terjadi. Perubahan yang diamati adalah perubahan suhu pada
tabung reaksi dan juga perubahan warna larutan maupun terbentuknya endapan pada
sampel. Uji tollens, uji shiff, uji fehling, uji benedict, test NaOH, dan polimerisasi
menunjukkan hasil positif aldehid pada sampel formalin. Hal yang membedakan aldehid
dengan keton adalah kemampuan senyawa ini saat dioksidasi. Secara struktural aldehid dan
keton dibedakan oleh substituen pada R’.
Kata kunci : Aldehid, keton, dan uji kualitatif aldehid dan keton
PENDAHULUAN
Aldehid memiliki sifat lebih reaktif Aldehid digunakan untuk
dari pada alkohol, dapat mengalami reaksi memproduksi resin, zat warna dan obat-
adisi, reaksi oksidasi, dapat dioksidasi obatan. Salah satu contoh senyawa aldehid
menjadi asam dan dapat mengalami reaksi adalah formaldehid. Penggunaan
polimerisasi (Acton, 2013). Keton terbesarnya adalah sebagai reaksi untuk
merupakan senyawa karbonil yang identik penyimpanan senyawa organik dan untuk
dengan gugus karbonil yang terikat oleh 2 pembuatan polimer seperti bakelit, formika
atom karbon. Keton merupakan senyawa dan melmac. Keton banyak digunakan
polar yang dapat larut dalam air (Hart, dalam industri parfum. Aseton adalah
dkk, 2003). Asam karboksilat merupakan keton yang paling sederhana dan penting.
senyawa yang bersifat polar dan Aseton digunakan sebagai pengering alat-
membentuk ikatan hidrogen satu sama alat labaratorium, pembuatan kloroform,
lain. Kelarutan asam karboksilat dalam air iodoform dan pewarna (Wilbraham, 1992).
lebih besar dari alkohol, eter, aldehid dan Manfaat senyawa bibenzil yakni memiliki
keton (Riswiyanto, 2009). aktivitas biologis, dan ketersediaannya di
masing tabung reaksi. Ditambahkan aseton dan asam asetat sebanyak 3 tetes
pereaksi tollens sebanyak 3 tetes. Diamati dalam masing-masing tabung reaksi.
perubahan yang terjadi. Dicampurkan larutan dan dipanaskan
dengan penangas air beberapa menit.
Test dengan Pereaksi Shiff Diamati perubahan yang terjadi.
Dimasukkan formalin, aseton dan
asam asetat sebanyak 1 mL dalam masing- Polimerisasi
masing tabung reaksi. Ditambahkan Dimasukkan formalin, aseton dan
pereaksi shiff sebanyak 3 tetes. Diamati asam asetat sebanyak 1 mL dalam masing-
perubahan yang terjadi. masing tabung reaksi. Ditambahkan satu
tetes asam sulfat, dikocok dan dicatat
Test dengan Pereaksi Fehling perubahan suhu. Ditambahkan air
Dimasukkan formalin, aseton dan sebanyak 3 mL dan dikocok. Diamati
asam asetat sebanyak 1 mL dalam masing- perubahan yang terjadi.
masing tabung reaksi. Ditambahkan
pereaksi Fehling A dan B masing-masing Foto Rangkaian Alat
sebanyak 3 tetes, lalu diaduk. Dipanaskan
dengan penangas air sampai mendidih.
Diamati perubahan yang terjadi.
Pembahasan
Aldehid adalah suatu senyawa yag
mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada sebuah atau dua buah gugus Gambar 2 Struktur keton
hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih
reaktif dari pada alkohol, dapat mengalami Test dengan Pereaksi Tollens
reaksi adisi, reaksi oksidasi, dapat Dimasukkan formalin, aseton dan
dioksidasi menjadi asam dan dapat asam asetat sebanyak 1 mL dalam masing-
mengalami reaksi polimerisasi. Aldehid masing tabung reaksi. Ditambahkan
berwujud gas dalam suhu kamar dan pereaksi tollens sebanyak 3 tetes. Setelah
berbau tidak enak, bersifat polar dan tak penambahan reagen tollens perubahan
berwarna (Acton, 2013). Berikut adalah yang terjadi pada formalin adalah
struktur aldehid : terbentuk perak (Ag), sedangkan pada
aseton dan asam asetat tidak terjadi
perubahan.
Prinsip uji tollens adalah
Gambar 1 Struktur aldehid digunakan untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton dalam suatu sampel
Keton merupakan senyawa dengan menambahkan reagen tollens yaitu
karbonil yang identik dengan gugus AgNO3 dimana akan terjadi reaksi ruduksi
karbonil yang terikat oleh 2 atom karbon. oksidasi. Aldehid dioksidasi menjadi anion
Keton merupakan senyawa polar yang karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia
dapat larut dalam air. Keton dapat tollens akan direduksi menjadi Ag. Uji
terbentuk akibat dehidrogenasi alkohol positif ditandai dengan terbentuknya
sekunder (Hart, dkk, 2003). Asam cermin perak pada dinding tabung reaksi
karboksilat adalah senyawa yang identik (Acton,2013). Uji tollens digunakan untuk
aseton terbentuk warna merah muda berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling,
dengan hasil negatif karena aseton ion Cu2+ terdapat sebagai ion
merupakan senyawa dengan gugus keton. kompleks.aldehid dioksidasi membentuk
asam karboksilat, sementara ion Cu2+
Test dengan Pereaksi Fehling akan tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji
Dimasukkan formalin, aseton dan positif apabila dalam suatu sampel
asam asetat sebanyak 1 mL dalam masing- terbentuk endapan merah bata (Raymond,
masing tabung reaksi. Ditambahkan 2009).
pereaksi Fehling A dan B masing-masing Pemanasan dilakukan karena
sebanyak 3 tetes, lalu diaduk. Dipanaskan pereaksi fehling kurang stabil pada larutan
dengan penangas air sampai mendidih. dingin (temperatur rendah) sehingga
Setelah ditambahakan pereaksi fehling A dibutuhkan pemanasan agar fehling stabil.
pada formalin larutan tak berwarna, aseton Perubahan warna terjadi karena senyawa
terbentuk larutan putih keruh, dan asam aldehid dioksidasi menjadi asam
asetat terbentuk larutan biru muda. Setelah karboksilat dan terbentuk endapan Cu2O
penambahan pereaksi fehling B pada berwarna merah bata (Fessenden dan
formalin terbentuk larutan biru, aseton Fessenden, 1986).
terbentuk endapan biru muda, dan pada Seharusnya setelah pemanasan
asam asetat terbentuk larutan biru keruh. terbentuk endapan merah bata pada sampel
Setelah pemanasan pada formalin formalin dan asetat. Formaldehid
terbentuk larutan biru cerah dengan merupakan gugus aldehid dan memiliki
gelatin, aseton terbentuk larutan biru tua, gugus OH bebas sehingga bereaksi dengan
dan pada asam asetat terbentuk larutan reagen fehling membentuk endapan merah
keruh dan endapan biru. bata. Reaksi yang terjadi adalah (Sudarmo,
Prinsip uji fehling adalah 2006) :
membedakan gugus aldehid dan keton
dalam suatu sampel dengan menambahkan
reagen fehling A dan fehling B, dimana
Gambar 5 Reaksi antara formalin dan
fehling A adalah larutan CuSO4,
reagen fehling
sedangkan Fehling B merupakan
campuran larutan NaOH dan kalium
Aseton merupakan gugus keton
natrium tartrat. Pereaksi fehling dibuat
dan tidak memiliki gugus OH atau H bebas
dengan mencampurkan kedua larutan
sehingga tidak dapat bereaksi dalam uji
tersebut, sehingga diperoleh larutan
Polimerisasi SIMPULAN
Dimasukkan formalin, aseton dan
Setelah dilakukan percobaan ini
asam asetat sebanyak 1 mL dalam masing-
dapat disimpulkan bahwa hal yang
masing tabung reaksi. Ditambahkan satu
membedakan aldehid dengan keton adalah
tetes asam sulfat, dikocok dan dicatat
kemampuan senyawa ini saat dioksidasi.
perubahan suhu. Ditambahkan air
Secara struktural aldehid dan keton
sebanyak 3 mL dan dikocok. Diamati
dibedakan oleh substituen pada R’.
perubahan yang terjadi. Setelah
penambahan asam sulfat pekat pada DAFTAR PUSTAKA
larutan formalin suhu pada tabung tidak
Acton,Q.A., 2013, Aldehidc-Keton
terjadi perubahan, pada aseton dan asam Transformaces-Advancesm
asetat suhu pada dinding tabung terasa Reaserch and Application, Sholar
edition, Alanta
panas. Setelah penambahan H2O pada
Ayob,M.K., Hassan,O., and Othman,m.,
asam asetat dan formalin larutan 2001, A Rapid Method for
takberwarna, sedangkan pada aseton Detection of Aldehyde-based
Flavour Compounds In Polygonum
terbentuk larutan keruh. Minus cultured Tissue, “Malaysian
Diketahui bahwa senyawa aldehid Journal of Analytical Sciences”,
Vol.7(1) Hal : 29-33
dapat mengalami polomerisasi. Sifat-sifat
aldehid dan keton hampir mirip satu sama Budimarwanti,C., 2007, Sintesis Senyawa
Bibenzil dari Bahan Awal Vanilin
lain. Karena perbedaan gugus yang terikat Malaui Reaksi wittig Hodrogenasi
pada gugus karbonil antara aldehid dan Katalitik, “ISSN : 978-979-99314-
2-9”
keton maka menimbulkan adanya
Fessenden, R.J., dan fessenden,J.S., 1986,
perbedaan sifat kimia yang paling “Kimia Organik”, Erlangga,
menonjol antara keduanya, yaitu aldehid Jakarta
cukup mudah teroksidasi sedangkan keton Hart,H., Craine,L.E., dan Hart,D.I., 2003,
lebih sulit teroksidasi. Aldehid lebih Kamus Organik, Erlangga, Jakarta
reakstif daripada keton terhadap reaksi Hart,H., 2004, Organic chemistry, 11rd
Edition, Michigan Stage, New
nukleofilik, dimana reaksi ini merupakan York
karakteristik terhadap gugus karbonil
Keenan,C.W., dan Kleinfleiter,W., 1986,
(Wilbraham, 1992). Kimia untuk Universitas, Erlangga,
Jakarta
Raymond, 2009, Kimia Dasar, Erlangga,
Jakarta