DOCRPIJM 1509240884bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
DOCRPIJM 1509240884bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
DOCRPIJM 1509240884bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Berisikan arahan pembangunan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 – 2019 dan Renstra Pekerjaan Umum 2015 –
2019.
1. RPJMN 2015 – 2019
RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil
penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi,
Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). RPJMN 2015-2019 yang disebut
dengan istiah nawacita terdiri :
Prioritas Pokok pembangunan yang terdiri dari :
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi
Kemaritiman
Pariwisata & Energi
Prioritas Wajib yang terdiri dari
Pendidikan
Kesehatan
Penanggulangan Kemiskinan
Dimensi Pemerataan yang terdiri dari
Antar Wilayah
Antar Kelompok Pendapatan
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode
2015- 2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan
yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan
bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara
maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan
kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang
berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat
memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin
mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas,
berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju
kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan
keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan
nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Didalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Kota
Dumai juga ditetapkan sebagai:
1. Dumai diarahkan sebagai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dengan fokus
pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet emasaran untuk wilayah
Riau bagian timur serta berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor
produksi wilayah seperti perkebunan, industri, perdagangan, pertambangan dan
perikanan.
2. Dumai sebagai bagian pengembangan kawasan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN-
pengembangan kawasan perbatasan) diwilayah Sumatera.
3. Indikasi lokasi pengembangan kawasan industri biodiesel berbasis CPO dikecamatan medang
kampai
4. Lokasi percepatan dan penguatan pembangunan transportasi yang mendorong penguatan
industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan globalseperti pembangunan
jalan High grade highway sumatera, pembangunan jalur Ro-RO Dumai-Malaka, penyediaan
keprintisan laut di kawasan perbatasan
5. Lokasi pembangunan pipa Dumai-medan sepanjang 380 Km dan Duri-Dumai sepanjang 50
Km
6. Jalur Kereta Api rantau Prapat-Duri-Dumai
7. Pengembangan Pelabuhan Dumai
8. Pembangunan jalan Sp.Kulim-pelabuhan Dumai
2 Peningkatan peran dan fungsi 7 Kawasan Pusat kegiatan berskala global guna
sekaligus perbaikan manajemen Perkotaan meningkatkan daya saing dan kontribusi
pembangunan di Kawasan Metropolitan yang ekonomi
Perkotaan Metropolitan yang sudah ada
sudah ada
3 Optimalisasi kota otonom 20 Kota Otonom Pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau
berukuran sedang di Luar Jawa Sedang Jawa yang diarahkan sebagai pusat
sebagai PKN/PKW dan pertumbuhan ekonomi bagi wilayah
penyangga urbanisasi di Luar sekitarnya serta menjadi percontohan (best
Jawa practices) perwujudan kota berkelanjutan
4 Pembangunan 10 Kota Baru 10 Kota Baru Publik Kota mandiri dan terpadu di sekitar kota
Publik atau kawasan perkotaan metropolitan di
luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan
bagi masyarakat berpenghasilan menengah
ke bawah serta diarahkan sebagai
pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau
kawasan perkotaan metropolitan di luar
Pulau Jawa-Bali
No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun 2015-2019 yang telah disusun sebagai dokumen perencanaan dan acuan
penganggaran untuk periode lima tahun mendatang.
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta
Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
(Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya
melaksanakan fungsi:
a) Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
f) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
g) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta
Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi
Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui
program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya
memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur
Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang
diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan,
keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk
pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
Pada dasarnya untuk bidang Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan dikerjakan
bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Oleh karena
itu, peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas
pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui
penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria
(NSPK), penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat
penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk
dukungan perencanaan, pemberian bantuan administrasi dan teknis, supervisi serta konsultasi.
Untuk tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi kinerja. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), disertai dukungan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD).
Meskipun fokus melakukan tugas Turbinwas, Ditjen Cipta Karya juga melakukan
kegiatan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah
Daerah, Ditjen Cipta Karya diamanatkan melakukan pembangunan infrastruktur skala nasional
(lintas provinsi), serta infrastruktur untuk kepentingan nasional. Di samping itu, Ditjen Cipta
Karya juga melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka pemenuhan SPM sebagai stimulan
bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam melakukan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya. Pemda juga bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan
infrastruktur yang terbangun.
Ditjen Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola
pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan lingkungannya. Untuk tugas pembangunan juga ada melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) untuk memenuhi target pencapaian SPM berupa bantuan khusus yang diberikan
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan
kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola hibah, yaitu bantuan yang diberikan
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis
nasional yang mendesak.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses perencanaan perlu
diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu
strategis, serta potensi daerah.
Tabel 3.3. Sasaran Program Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya 2015-2019
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam RPIJM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skalanasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, pada Kota Dumai merupakan
salah satu Kawasan Andalan di Provinsi Riau dengan sektor unggulan industri, perkebunan,
perikanan, dan pertanian. Untuk penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN), di Kota Dumai
terdapat Kawasan Hutan Lindung Taman Wisata Alam Sungai Dumai sebagai kawasan strategis
nasional berdasarkan aspek kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Berdasarkan Dokumen Materi Teknis RTRW Provinsi Riau, Kota Dumai ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kota Dumai yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional
yang sudah berkembang dan memiliki potensi perkembangan yang pesat di masa depan. Dalam
RTRWN, Kota Dumai diarahkan jenjang fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
Untuk menunjang aksesibilitas global PKN Kota Dumai, diarahkan 1 pelabuhan laut jenjang
fungsi Pelabuhan Hub Internasional (PHI) yaitu Pelabuhan Dumai (Yos Sudarso) dan 1 bandara
dengan jenjang fungsi Pusat Penyebaran Tersier (PPT) yaitu: Bandara Pinang Kampai. Untuk
mengantisipasi keterbatasan pengembangan Pelabuhan Dumai di masa depan, diarahkan
pengembangan pelabuhan ke Lubuk Gaung sejalan dengan rencana pengembangan kawasan
agroindustri di lokasi tersebut. Untuk Bandara Pinang Kampai yang saat ini merupakan bandara
khusus milik Pertamina, di masa depan juga diarahkan untuk melayani umum
Selain itu, Kota Dumai ditetapkan sebagai Kawasan Strategis di Provinsi Riau. Penetapan
Kawasan Strategis di Provinsi Riau yang ditinjau berdasarkan pertumbuhan ekonomi maka
Kawasan Duri-Dumai-Rupat merupakan kawasan yang diharapkan dapat tumbuh sebagai
lokomotif pembangunan ekonomi di Provinsi Riau pada khususnya dan ekonomi regional pada
umumnya.
Berdasarkan faktor-faktor lokasi, Kota Dumai memiliki berbagai keunggulan. Faktor-
faktor lokasi yaitu terdiri dari : (a) Faktor Endowment; (b) Pasar dan Harga; (c) Bahan Baku
dan Energi; (d) Aglomerasi; (e) Kebijakan Pemerintah dan (f) Biaya Angkut. Berdasarkan
kesemua faktor lokasi tersebut, Kawasan Duri-Dumai-Rupat memiliki keunggulan yang belum
tentu dimiliki daerah lain. Dari faktor endowment, yaitu ketersediaan faktor produksi secara
kualitatif dan kuantitatif, telah dipenuhi oleh kawasan ini, yaitu dengan masih luasnya tersedia
lahan untuk pengembangan, banyaknya tersedia tenaga kerja dan banyaknya investor yang
telah menanamkan modal di Kawasan Duri-Dumai-Rupat. Faktor selanjutnya yaitu pasar dan
harga, dengan letak Kawasan Duri-Dumai-Rupat yang sangat strategis yaitu dekat dengan
negara tetangga Malaysia, Singapura dan negara ASEAN lainnya menjadi keuntungan tersendiri
dalam memasarkan produk yang dihasilkan pada kawasan ini. Ditambah lagi dengan
tersedianya bahan baku dan energi yang melimpah pada kawasan ini dan daerah hinterlandnya.
Menariknya Kota Dumai sebagai lokasi industri telah memunculkan gejala aglomerasi.
Terkumpulnya berbagai jenis industri mengakibatkan timbulnya penghematan eksternal
ekonomi, ini terjadi karena faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri yang ada di
kota tersebut, seperti ketersediaan infrastruktur dan bahan baku yang mudah didapat.
C. Rencana Tata Ruang Sebagai Arahan Spasial RPIJM Bidang Cipta Karya
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan
pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak
huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang
yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
Kota Dumai memiliki nilai lebih di bandingkan dengan kota-kota pantai yang lain di
pantai timur di wilayah provinsi Riau, bahkan secara implisit telah di tekankan di dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional bahwasanya Dumai merupakan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Di dalam beberapa kajian mengenai
prospek pengembangan Kota Dumai yang telah dikaji juga menunjukkan bahwasanya kota
Dumai memiliki potensi untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone/SEZ)
juga memiliki potensi untuk menjadi gerbang utama eksport - import yang di wadahi dalam
bentuk Kawasan Perdagangan Bebas / Free Trade Zone (FTZ).
Mengingat hal tersebut maka tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai hingga tahun
2034 secara nasional penataan ruang wilayah kota Dumai ini adalah untuk mempersiapkan
kota Dumai agar mampu menjadi wadah maupun memiliki kemampuan mengakomodasi
berbagai kepentingan pada skala nasional tersebut. Untuk kepentingan itu, maka penataan
ruang wilayah kota Dumai harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi :
ketersediaan sistem transportasi, baik darat, laut, danau, udara yang memiliki derajat layanan
yang berskala nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat
layanan yang berskala Nasional lainnya. Perlu juga di dukung selain sistem jaringan
transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber daya energi
(kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan yang di persiapkan
penataan ruang wilayahnya untuk masa depan tersebut.
Penataan ruang wilayah Kota Dumai sudah barang tentu tidak terlepas dari Sistem
Penataan ruang wilayah Provinsi Riau. Untuk menyusun Kebijakan Penataan ruang wilayah
Kota Dumai maka secara umum penataan ruang wilayah akan mengacu kepada Kebijakan
Penataan ruang wilayah Provinsi Riau secara keseluruhan.
Dapat diketahui bahwasannya Tujuan dan sasaran penataan ruang wilayah jangka
panjang Provinsi Riau sejalan dengan Visi dan Misi Penataan ruang wilayah Daerah yang telah
dikemukakan, adalah sebagai berikut :
1. Terwujud dan terciptanya masyarakat Riau yang mempunyai kemampuan ekonomi yang
mandiri baik lokal, nasional dan regional sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Terwujudnya masyarakat Riau yang dilandasi dengan nilai-nilai hakiki kebudayaan Melayu
yang beradab, bermoral dan tangguh dalam era globalisasi dan modernisasi.
Sasaran : Terwujudnya masyarakat Riau yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin,
dan beradat istiadat Melayu yang agamis.
Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada Tahun 2014 adalah :
Bersama, dalam membangun Kota Dumai walau berbeda suku, budaya dan agama. Kota Dumai
di diami lebih dari 15 suku besar dan kecil.
Kota Jasa Dan Industri Yang Modern, artinya melangkah ke depan menuju perubahan yang
lebih baik, menjadi kota jasa dan kota industri serta semua sector penataan ruang wilayah
daerah.
Agamis, artinya mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa menurut agama dan
kepercayaan masing – masing.
Nuansa Budaya dan Melayu, artinya sebagai payung pemersatu dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat.
Merujuk pada Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada
Tahun 2034 maka penataan ruang wilayah Kota Dumai bertujuan untuk mewujudkan Kota
sebagai pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan migas dan non migas yang maju,
unggul, dan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Guna mewujudkan visi di atas, misi yang ingin diwujudkan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan professional, di landasi iman dan
taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK).
b. Mewujudkan fundemen ekonomi daerah berbasis pemberdayaan ekonomi kerakyatan
(empowerment of economic society) dan potensi daerah guna merangsang jiwa
kewirausahaan.
c. Mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan berpihak kepada masyarakat.
d. Mewujudkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta memajukan sector jasa dan industri.
e. Mewujudkan kondisi keamanan yang kondusif, pelayanan prima (terbaik) dan kepastian
huum untuk mendukung kenyamanan hidup dan aktivitas ekonomi semua kompenen
masyarakat.
f. Mengembangkan budaya Melayu sebagai jati diri kota Dumai guna memotivasi peran serta
masyarakat dalam kegiatan penataan ruang wilayah dan memfilter budaya asing yang tidak
sesuai dengan kaidahdan nilai budaya tempatan.
Kebijakan penataan ruang wilayah kota Dumai merupakan arah tindakan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai. Kebijakan penataan
ruang wilayah kota Dumai berfungsi:
a. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah Kota Dumai.
b. Sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah Kota
Dumai.
c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kota Dumai.
d. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
Kota Dumai.
Kota Dumai telah disepakati secara nasional menjadi pusat kegiatan yang harus dapat
melayani kegiatan yang bersifat internasional, yakni mewakili Provinsi Riau yang memiliki batas
wilayah berhadapan langsung dengan Negara lain yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Selain itu kota Dumai juga tidak hanya melayani kepentingan Provinsi Riau tersebut tetapi juga
kota Dumai harus mampu melayani kepentingan wilayah Sumatera Utara bagian selatan dan
wilayah Sumatera barat bagian utara yang akan memerlukan layanan untuk kepentingan
kegiatan perdagangan yang bersifat internasional.
Di dalam arahan rencana penataan ruang wilayah kota Dumai hingga akhir tahun 2032
adalah meningkatkan aksesibilitas kota Dumai sebagai pusat kegiatan internasional terhadap
kawasan – kawasan yang membutuhkan layanan, yang berarti harus dilakukan penataan ruang
wilayah sistem jaringan transportasi baik darat, sungai, danau, udara, yang harus mampu
mencakup luasan wilayah yang di kehendaki untuk di layani, yakni Sumatera utara bagian
selatan, seluruh Provinsi Riau, dan Sumatra barat bagian utara.
Selain layanan yang bersifat kemudahan yang lebih tinggi (aksesibilitas) berupa sistem
jaringan transportasi, juga di perlukan persediaan sumber energi (kelistrikan) yang mampu
menunjang seluruh kegiatan layanan, agar mampu melayani sebagai mana keinginan untuk
dapat melayani secara nasional maupun internasional. Perlunya ketersediaan sumber daya air,
dan telekomunikasi serta infrastruktur fisik lainnya yang harus mampu menunjang penetapan
fungsi kota Dumai sebagi gerbang internasional sendiri.
Strategi untuk mendukung arahan penataan ruang wilayah kota Dumai sebagai gerbang
internasional, sebagai mana di uraikan di atas adalah melakukan penyusunan penataan ruang
wilayah seluruh infrastruktur maupun sub struktur dan supra struktur yang diperlukan oleh kota
Dumai untuk mampu menjadi pusat kegiatan layanan yang berskala internasional, baik
pentahapan jangka pendek (5 tahun mendatang), jangka menengah (5-10 tahun mendatang)
dan jangaka panjang (20 tahun mendatang).
Dukungan berupa infrastruktur tersebut harus di lakukan secara berkesinambungan dan
terintegrasi dengan berbagai penataan ruang wilayah yang memiliki kepentingan yang sama
meskipun dalam skala yang lebih kecil, sehingga akan terjadi integrasi penataan ruang wilayah
yang baik, penataan ruang wilayah terhadap infrastruktur yang telah ada maupun penataan
ruang wilayah infrastruktur baru yang akan dipersiapkan hingga akhir masa perencanaan jangka
panjang itu sendiri.
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2006,
Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kriteria yang digunakan dalam
penetapan PKN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang
ke kawasan internasional,
b. Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa-jasa berskala nasional atau
yang melayani beberapa Provinsi, dan/atau
c. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau yang
melayani beberapa Provinsi.
Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone- FTZ)
Dahulu, sebelum Riau dataran berpisah dengan Riau Kepulauan, Batam menjadi
kawasan Free Trade Zone (FTZ). Namun setelah terpisah dari kepulauan Riau, maka Kota
Dumai sangat sesuai untuk dijadikan kawasan perdagangan bebas.
Disiapkannya Kota Dumai sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) sudah sangat layak
karena Kota Dumai telah mempersiapkan tempat ataupun sarana lainnya. Terdapat beberapa
tempat di Kota Dumai yang dapat dijadikan kawasan Free Trade Zone (FTZ) yaitu Pelintung
dan Lubuk Gaung. Semua daerah itu memiliki potensi dan aset tersendiri yang bisa
dikembangkan. Bahkan pada lahan kedua lokasi itu cukup bagus dan memiliki peluang investasi
yang sangat layak jual. Areal di Pelintung yang memang seblumnya telah dipersiapkan menjadi
salah satu kawasan industri,namun masih memiliki lahan yang sangat luas.
Wacana untuk menjadi Dumai sebagai kawasan perdagangan bebas menggantikan
Batam dinilai sangat tepat. Ada beberapa faktor pendukung Kota Dumai untuk dijadikan
kawasan Free Trade Zone (FTZ) diantaranya :
Infrastruktur di Kota Dumai dinilai sudah cukup memadai untuk dijadikan sebagai kawasan
Free Trade Zone (FTZ)
Secara geografis letak Dumai sangat strategis yaitu dekat dengan negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura.
Prioritas utama untuk menjadikan Kota Dumai sebagai Kawasan Free Trade Zone (FTZ) bagi
Pemerintah adalah Pembenahan infrastruktur Jalan.
Dari berbagai wacana, baik yang bersifat nasional maupun internasional, bahwasanya
Riau masa depan adalah merupakan kawasan yang strategis, karena berbatasan langsung
dengan Negara tetangga yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura. oleh karenanya patut
dijadikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, khususnya di wilayah
Indonesia barat, dan bagian wilayah Pulau Sumatera bagian Utara.
Riau di anggap memiliki kesiapan yang cukup tinggi untuk menjadi kawasan
pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di kawasan timur Pulau Sumatera, oleh karna itu
memang di perlukan itikad baik dan semangat untuk membangun, baik dari masyarakat Provinsi
Riau sendiri maupun dukungan pemerintah pusat untuk mendukung berbagai penataan ruang
wilayah dan perbaikan sarana dan prasarana yang diperlukan, baik sarana dan prasarana yang
telah ada maupun penataan ruang wilayah sarana dan prasarana yang dibutuhkan di masa
mendatang.
Sarana dan prasarana yang harus di benahi saat sekarang adalah kondisi kelistrikan,
sistem transportasi darat khususnya, agar dengan kemudahan yang ada dapat mempercepat
pergerakan komoditas dan meningkatkan volume perdagangan secara regional, sehingga akan
mendorong untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara regioanal di wilayah
pantai timur Sumatra itu sendiri.
Kesiapan Riau menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, selain di
karenakan letak daerah ini yang strategis, juga memiliki sumberdaya alam yang memiliki potensi
besar. Secara internasional provinsi Riau, yang dalam hal ini direpresentasi dari kota Dumai
merupakan pusat yang berada di daerah tengah- tengah kawasan perdagangan Dunia, khusnya
di jalur selat Malaka.
Kesiapan pemerintah provinsi Riau dalam hal ini sudah di tunjukan dengan kesiapan 3
kawasan yang akan di jadikan sebagai titik pertumbuhan kawasan ekonomi khusus, yaitu
Tanjung puton kabupaten Siak, kawasan Pelintung di kota Dumai, dan kawasan guntung di
kabupaten Indra Giri hilir.
Dalam hal pembahasan khusus mengenai potensi pengembangan kawasan perdagangan
bebas (Free Trade Zone/FTZ) dari ke tiga usulan pengembangan kawasan yang berpotensi
untuk pengembangan ekonomi khusus yang baru di Provinsi Riau tersebut, maka kota Dumai
adalah kawasan yang paling siap untuk dijadikan pintu gerbang perdagangan baik yang berskala
lokal, nasional maupun internasional, oleh karena itu kota Dumai saat sekarang dengan
berbagai penetapan baik dari pemerintah pusat (nasional), pemerintah wilayah (povinsi), yakni
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), maka adalah
merupakan kawasan yang paling siap untuk memiliki Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade
Zone/FTZ) tersebut.
2) Strategi peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa, meliputi:
a. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang berdaya saing dan seimbang dengan negara
lain.
b. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berorientasi pasar regional.
c. Menyediakan sarana dan prasarana yang seimbang dan dapat menunjang kegiatan
ekonomi.
4) Strategi peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi :
a. memantapkan sentra-sentra industri unggulan yang terdapat di Kota Dumai.
6) Strategi perwujudan fungsi kegiatan yang mendukung perbatasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, meliputi :
a. mewujudkan keterpaduan infrastruktur yang mendukung fungsi perbatasan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. mengembangkan kegiatan budidaya selektif pada kawasan perbatasan Negara
Kesatuan Rebulik Indonesia.
c. mengembangkan fungsi kegiatan yang mendukung perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
d. mengembangkan kawasan strategis kota untuk kawasan perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis dan Arahan Rencana Pembangunan Wilayah
Arahan Kebijakan Pembangunan Kota Dumai Tahun 2016 – 2020
Kebijakan umum daerah selain merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam
melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan, sekaligus juga merupakan penjabaran visi dan
misi kepala daerah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan secara efektif dan
terarah dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu (2016-
2021).Penyusunan kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah
terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang
mungkin timbul.
Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan Wilayah, maka dalam menyusun
kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning sehingga
program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi
masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau sistem dapat terakomodasi sehingga
dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan
kepentingannya. Dengan demikian, pembangunan daerah dapat berjalan lancar dan
masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan.
Adapun rumusan arah kebijakan dari kesepuluh strategi diatas untuk mewujudkan
tujuan dan sasaran misi pertama adalah sebagai berikut
1. Meningkatkan kualitas jaringan perpipaan bagi pelanggan rumah tangga
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas distribusi air melalui kran umum dan hydrant umum
3. Meningkatkan penyediaan air baku melalui pengembangan dan pengelolaan sumber daya
air
4. Mengembangkan dan menjaga kualitas infrastruktur transportasi
5. Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur transportasi
6. Meningkatkan ketaatan pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat tentang regulasi
penataan ruang
7. Meningkatkan upaya pelaksanaan pengendalian yang tertib sesuai regulasi penataan ruang
8. Merevitalisasi kebijakan yang terkait sistem implementasi dan pengendalian tata ruang bagi
birokrasi dan masyarakat pelaku tata ruang
9. Menjaga konsistensi pola penataan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
10. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan
11. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jalan penghubung antar kecamatan dan antara
kecamatan dengan pusat pemeintahan/kota
12. Mengembangkan kualitas sarana prasarana dasar perumahan dan permukiman
13. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dan air limbah domestik
14. Mengembangkan sarana prasarana penunjang perumahan dan pemukiman untuk
mewujudkan kebersihan lingkungan
15. Meningkatkan sistem jaringan drainase secara bertahap pada daerah rawan banjir dan
mengurangi daerah genangan air pada kawasan permukiman
16. Normalisasi sungai dan jaringan drainase
17. Mengembangkan pemenuhan infrastruktur ketenagalistrikan
18. Meningkatkann sarana penerangan jalan umum (Saluran Kabel Udara Tegangan
Menengah/SKUTM dan Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah/SKUTR) pada wilayah
yang belum terjangkau jaringan PLN
19. Mengembangkan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang seimbang
20. Meningkatkan dan menambah pedoman pelaksanaan penjagaan dan rehabilitasi
lingkungan
21. Mengembangkan perilaku yang bijaksana untuk lingkungan Meningkatkan kualitas Sarana
dan Prasarana Lingkungan pemukiman perkotaan
22. Mengoptimalkan peran pelaku usaha dan masyarakat dalam pencapaian pembangunan
kota yang lestari
23. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan pesisir.
Selain RPJPD, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun juga
memperhatikan rencana tata ruang (dikarenakan Penetapan Peraturan daerah masih terkendala
di pemerintah provinsi maka yang digunakan adalah rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Dumai tahun 2014-2034). Setiap kebijakan pembangunan harus memperhatikan rencana
struktur ruang, rencana pola ruang, indikasi program pemanfaatan ruang yaitu program
pembangunan sektoral wilayah kota, program pengembangan wilayah kota, dan program
pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang merupakan kewenangan Pemerintah
Daerah kota.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPJMD adalah: politik; teknokratik;
partisipatif; atas-bawah (top-down); dan bawah-atas (bottom-up). Pendekatan politik adalah
pendekatan perencanaan pembangunan yang berasal dari proses politik. Menurut Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan
Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan
rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program
pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana
pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala
Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan
dengan pendekatan teknokratik, bahwa perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara
fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan
dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan.
Pelibatan stakeholders dimaksudkan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa
memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan
menurut jenjang pemerintahan. Dokumen Rencana hasil proses perencanan atas-bawah dan
bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah perencanaan pembangunan daerah.
Berdasarkan RPJMD Kota Dumai 2016 – 2021, Kebijakan umum daerah selain
merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan berbagai kegiatan
pembangunan, sekaligus juga merupakan penjabaran visi dan misi kepala daerah agar dapat
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan secara efektif dan terarah dengan berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu (2016-2021).Penyusunan kebijakan umum
daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah terpilih dengan memperhitungkan
semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang mungkin timbul.
Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan daerah, maka dalam menyusun
kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning sehingga
program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi
masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau sistem dapat terakomodasi sehingga
dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan
kepentingannya. Dengan demikian, pembangunan daerah dapat berjalan lancar dan
masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan.
Adapun kebijakan umum dalam pembangunan kota Dumai lima tahun kedepan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat Kota Dumai dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar kehidupan
2. Optimalisasi kualitas, kuantitas dan pemerataan infrastruktur dalam rangka meningkatkan
daya saing kota dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat
3. Peningkatan kualitas dan daya saing Sumber daya Manusia masyarakat Kota Dumai dalam
menghadapi tantangan pembangunan global dan persaingan tenaga kerja lokal dari daerah
lain di Indonesia
4. Mempercepat pertumbuhan ekonomi Kota Dumai dan memperkecil kesenjangan
pendapatan antar kelompok masyarakat untuk mengurangi jumlah masyarakat miskin
5. Optimalisasi kualitas pelayanan publik, akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
pemerintahan daerah dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan.
6. Peningkatan peran semua stakeholders (pemangku kepentingan) pembangunan daerah
dengan mewujudkan pembangunan yang bersifat partisipatif, sinergis, transparan dan
akuntabel.
7. Perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja dan program prioritas (money
follows programe).
8. Pengembangan pembangunan dibidang pertanian dan optimalisasi peran sektor industri,
perdagangan dan Jasa serta peluang investasi
9. Optimalisasi Peningkatan kehidupan sosial, keagamaan dan penerapan budaya melayu
dalam rangka menghadapi tantangan budaya global
Jika diurai kebijakan umum pembangunan kota Dumai selama lima tahun diatas dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tahun pertama dalam RPJMD Kota Dumai 2016-2021 merupakan tahun penyiapan
pendukung yang kondusif bagi kemajuan pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat
kota dumai yang makmur dan madani. Oleh karenanya kebijakan pembangunan pada tahun
pertama lebih ditikberatkan pada penyiapkan berbagai sistem, sumber daya dan pendukung
dalam meningkatkan pelayanan air bersih, infrastruktur dasar perkotaan, peningkatan kualitas
sumberdaya manusia yang kreatif berdaya saing, kualitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah, perekonomian serta kehidupan sosial budaya untuk meningkatkan kemajuan dan
pemerataan pembangungan Kota Dumai.
Selain itu pembangunan pada tahun pertama juga difocuskan untuk melanjutkan
keberhasilan dan kebijakan pembangunan tahun sebelumnya serta penyelesaikan permasalahan
dan isu strategis arah kebijakan yang telah menjadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) tahun 2016.
Tahun kedua dalam RPJMD KOta Dumai 2016-2021 merupakan tahun pemantapan
penyiapan untuk mewujudkan instrumen pendukung yang kondusif bagi kemajuan
pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat kota dumai yang makmur dan madani.
Kebijakan pembangunan pada tahun kedua difocuskan untuk pemantapan penyiapan sistem,
sumber daya dan pendukung untuk meningkatkan pelayanan air bersih, infrastruktur dasar
perkotaan, kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, perekonomian serta kehidupan
sosial budaya dalam kemajuan pembangunan kota guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Dumai.
Tahun ketiga dalam RPJMD Kota Dumai 2016-2021 merupakan tahun Menata
pendukung yang kondusif bagi kemajuan pembangunan kota untuk mewujudkan masyarakat
kota dumai yang makmur dan madani. Kebijakan program lebih diarahkan pada penataan
berbagai sistem, sarana, potensi dan sumber daya lokal, instrumen pendukung serta situasi kota
yang kondusif untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan infrastruktur dasar perkotaan
serta perekonomian dengan fokus meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat kota Dumai.
Instrumen pendukung yang kondusif bagi terwjudnya Masyarakat kota Dumai makmur
dan madani yang didukung oleh Masyarakat yang kompetitif, kreatif serta penguatan investasi
dan pasar untuk mendukung perekonomian masyarakat.
Tabel 3.4. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Kota Dumai 2016 - 2021
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Tahap Persiapan Tahap Pemantapan Tahap Penataan Tahap Pengembangan Tahap Penguatan Tahap Pemantapan
Persiapan
Penyiapan berbagai Pemantapan Penyiapan Menata berbagai sistem, Mengembangkan Melakukan Memantapkan sistem,
sistem, sumber daya berbagai sistem, sumber sarana dan prasarana , instrumen pendukung penguatantan terhadap sarana, potensi dan
serta sarana dan daya sarana dan dan potensi, sumber daya yang kondusif bagi sistem, sarana, potensi sumber daya
prasarana pendukung prasarana pendukung serta instrumen terwjudnya Masyarakat dan sumber daya pendukung untuk
untuk meningkatkan untuk meningkatkan pendukung yang kota Dumai makmur pendukung untuk mewujudkan
pelayanan air bersih, pelayanan air bersih, kondusif untuk dan madani yang mewujudkan masyarakat kota Dumai
infrastruktur dasar infrastruktur dasar meningkatkan didukung oleh masyarakat kota Dumai yang makmur dan
perkotaan, kualitas perkotaan, kualitas pelayanan air bersih dan Masyarakat yang yang makmur dan madani.
penyelenggaraan penyelenggaraan infrastruktur dasar kompetitif, kreatif serta madani.
pemerintahan daerah, pemerintahan daerah, perkotaan serta penguatan investasi dan
perekonomian serta perekonomian serta perekonomian dengan pasar untuk mendukung
kehidupan sosial budaya kehidupan sosial budaya fokus meningkatkan perekonomian
masyarakat untuk masyarakat kota Dumai kesejahteraan sosial masyarakat.
mewujudkan masyarakat kota Dumai.
masyarakat kota dumai
yang makmur dan
madani
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Dumai 2016 - 2021
2. Perumahan
artinya kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah layak huni.
3. Permukiman
artinya bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana dan utilitas umum serta mempunyai penunjang kegiatan
fungsi lainnya.
4. Layak
artinya memenuhi standar sarana dan prasarana.
5. Berkualitas
artinya memenuhi persyaratan teknis.
6. Berkelanjutan
artinya sarana dan prasarana yang program kegiatannya berkesinambungan.
Visi dimaksud berdasarkan pada keadaan Kota Dumai yang memiliki nilai strategis
sebagai Pintu Gerbang Pantai Timur Sumatera, maka bagian yang paling dominan dalam
meningkatkan Pembangunan adalah terciptanya infrastruktur, Pembangunan Prasarana,
Bidang Perumahan dan Permukiman Perkotaan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman dan nyaman.
Penetapan Visi perlu ditindak lanjuti dan dijabarkan kedalam Misi-misi guna
mendukung Visi tersebut. Misi merupakan pernyataan yang akan menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai secara lebih terarah.
Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu arah yang menjelaskan mengapa
organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu
yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai.
Dengan pernyataan misi diharapkan Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai dan stake
holder lainnya dapat mengenal dan mengetahui tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
program dan kegiatannya.
Berkaitan dengan Visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah Misi untuk merealisasikan
Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, yaitu:
1. Meningkatkan Pelayanan Air Bersih yang Terjangkau bagi Masyarakat
2. Mewujudkan Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur yang bermanfaat bagi Masyarakat
3. Mengembangkan Perumahan dan Permukiman yang Berkelanjutan
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dan Stake Holder di Lingkup
Dinas Pekerjaan Umum
Berkaitan dengan Visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah Misi untuk
merealisasikan Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, yaitu:
1. Meningkatkan Pelayanan Air Bersih yang Terjangkau bagi Masyarakat
2. Mewujudkan Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur yang bermanfaat bagi Masyarakat
3. Mengembangkan Perumahan dan Permukiman yang Berkelanjutan
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dan Stake Holder di Lingkup
Dinas Pekerjaan Umum
Makna yang terkandung dalam rumusan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai yaitu :
II. Mewujudkan kuantitas dan kualitas infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat
mencakup ;
A. Jalan
- Pengembangan jaringan jalan yang aman dan nyaman serta memenuhi persyaratan
teknis sesuai dengan pola dan pemanfaatan tata ruang kota yang telah di tetapkan.
Pengembangan jaringan jalan juga akan mengikuti hirarki fungsi jalan.
Pengembangan jaringan jalan di kota Dumai meliputi pengembangan jalan arteri,
kolektor dan lokal.
- Mempercepat proses penyediaan jaringan infrastruktur yang telah ada dengan
upaya-upaya untuk mencari terobosan pembiayaan melalui dana-dana di luar APBD
Kota Dumai yaitu melalui APBN dan APBD Propinsi Riau.
- Mempertahankan tingkat pelayanan dan kenyaman yang telah dibangun dengan
mengadakan program pembangunan jalan dan jembatan serta program
rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan.
A. Pembangunan Drainase
B. Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
D. Pengendalian Banjir
mencakup ;
- Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Kawasan Perumahan dan Permukiman yang
Layak Huni.
- Meningkatkan Sarana dan Prasarana Serta Utilitas Umum yang Mendukung Fungsi
Kawasan Perumahan dan Permukiman.
Bab II - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 36
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
- Mendorong Pemenuhan Kebutuhan Rumah Layak Huni bagi Masyarakat Miskin dan
Berpenghasilan Rendah.
IV. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur dan Stake Holder di Lingkup Dinas
Pekerjaan Umum
mencakup ;
- Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Aparatur terhadap perkembangan globalisasi
dan teknologi
- Meningkatkan Pembinaan Stake Holder sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Aparatur melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai ketentuan yang berlaku.
Dari rumusan tujuan diatas kemudian dikembangkan dalam beberapa kata kunci yang
menjadi dasar/acuan dalam perumusan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan. Beberapa kata kunci tersebut adalah ;
Aman : Bermakna permukiman juga harus memberikan rasa aman, tentram, damai
bagi penghuninya dari masalah dan konflik yang ada seperti; sengketa lahan,
sengketa batas tanah, dll. Permukiman juga akan memberikan rasa aman bagi
penghuninya apabila didukung oleh layanan infrastruktur yang handal dari sisi
konstruksi, terintegrasi satu sama lain dan layak/memadai sesuatu standar
infastruktur permukiman.
Berkeadilan : Bermakna setiap orang, keluarga dan kelompok masyarakat memiliki hak yang
sama tanpa terkecuali untuk mendapat hunian dan lingkungan tempat tinggal
yang layak sesuai tingkat kemampuannya tanpa adanya diskriminasi. Hak ini
merupakan salah satu hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini
dan pemerintah berkepentingan untuk membantu perwujudan hak ini sebatas
kewenangan dan kemampuan yang ada.
Kajian lain mengenai isu strategi pembangunan perkotaan Kota Dumai, juga dapat
dilihat dari dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP) Kota Dumai 2015-2034 yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Dumai pada tahun
2014 yang lalu, yang mana merupakan hasil review dari dokumen SPPIP Kota Dumai 2012-
2031.
Isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dirumuskan
berdasarkan kajian kondisi eksisting dan kebijakan yang berlaku dalam lingkup bidang ke-
Ciptakaryaan meliputi telaahan terhadap aspek permukiman, air bersih, air limbah, drainase,
persampahan dan jalan lingkungan. Kajian menurut kondisi eksisting dijabarkan menurut
tingkat pelayanan, sebaran dan kualitas. Dari kajian terhadap kondisi eksisting kemudian
menjadi isu pembangunan dari kondisi eksisting yang dikomparasi/disandingkan dengan isu
pembangunan dari sisi arah kebijakan untuk melihat korelasi diantara keduanya sehingga
menjadi isu strategis pembangunan permukiman perkotaan Kota Dumai. Untuk lebih jelasnya
isu strategis pembangunan permukiman perkotaan Kota Dumai dapat dilihat pada tabel 3.5
dibawah ini.
Tabel 3.5. Isu – Isu Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Pemukiman Perkotaan Kota Dumai
Aspek Yang Diamati Isu Pembangunan Dari Sisi Kondisi Eksisting Isu Pembangunan Dari Sisi Arahan Kebijakan Isu Strategis
Kawasan Permukiman Menurut SK Walikota No.234/BAPPEDA/2014, di Kota Kegiatan bantuan pembangunan Rumah Peningkatan pemenuhan kebutuhan akan
Dumai terdapat lingkungan permukiman kumuh yang Sederhana Layak Huni (RSLH) untuk rumah layak huni khususnya kawasan
menyebar di 17 lokasi kelurahan. masyarakat MBR yang dilaksanakan setiap permukiman kumuh dan bagi masyarakat
tahunnya. berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan.
Air Bersih Tingkat pelayanan jaringan perpipaan air bersih PDAM Kegiatan pengembangan Air Minum hingga Terbatasnya pelayanan air minum jaringan
masih sangat terbatas dan tidak merata. Sebagian besar saat ini belum bisa dirasakan manfaatnya oleh perpipaan yang disediakan PDAM dan
masyarakat masih tergantung pada air non perpipaan masyarakat. Terbatasnya sumber air baku yang distribusinya belum merata. Sebagian besar
seperti; air sumur galian, sumur bor, air hujan hingga berkualitas dan layak minum menjadi kendala masyarakat masih bergantung pada air non
membeli air bersih meskipun tidak layak minum. penyediaan air bersih di Kota Dumai. perpipaan seperti; air sumur galian, sumur bor,
air hujan hingga membeli air perusahaan.
Sanitasi & Air Limbah Masih terdapat 35% (2010) masyarakat yang tinggal di Teridentifikasi kualitas sanitasi yang memenuhi Teridentifikasinya permasalahan dan
kawasan permukiman perkotaan yang belum memiliki syarat kesehatan. Belum ada kebijakan konkrit pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
sistem sanitasi /sarana penanganan air limbah RT yang bantuan pembangunan sanitasi untuk sanitasi masyarakat miskin perkotaan.
layak dan ramah lingkungan. masyarakat miskin (MBR).
Drainase Pembangunan drainase perkotaan belum merata dan Peningkatan kualitas drainase sekunder yang Belum meratanya pembangunan drainase
masih banyak drainase lingkungan yang belum ada dan dilakukan di kawasan pusat kota belum perkotaan dan lingkungan permukiman dan
sebagiannya masih berupa parit alam. berfungsi secara optimal serta belum terintegasi belum terintegrasi dengan baik dari saluran
dengan baik. tersier, saluran sekunder hingga ke saluran akhir
(saluran primer).
Persampahan Pelayananan persampahan masih sangat terbatas yakni Pengembangan kinerja pengelolaan Kurangnya kinerja pelayanan persampahan
dengan tingkat kinerja 53% (2010) untuk 3 persampahan melalui peningkatan prasarana baik dari sisi pengelolaan maupun ketersediaan
kecamatan. Sedangkan kecamatan lainnya belum persampahan. sarana prasarana persampahan dari lingkungan
terlayani. Begitu juga ketersediaan sarana prasarana permukiman hingga pembuangan akhir.
persampahan masih sangat minim. TPA masih
berbentuk open dumping.
Jalan Lingkungan Pembangunan jaringan jalan lingkungan belum Pembangunan jaringan jalan lingkungan Belum meratanya pembangunan infrastruktur
dilakukan merata dan kebanyakan terkonsentrasi di terutama bagi percepatan pembangunan jalan lingkungan permukiman perkotaan
sekitar pusat kota. Pada kawasan permukiman kota wilayah strategis cepat tumbuh dan terutama dalam mendukung percepatan
lainnya, kondisi sebagian jalan ada yang masih berupa peningkatan infrastruktur lingkungan pembangunan wilayah strategis cepat tumbuh
jalan tanah khususnya kawasan baru berkembang. perdesaan. perkotaan.
Sumber : Dokumen RP2KP Kota Dumai 2015 - 2034
3.2.2. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kota Dumai
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kota Dumai merupakan
dokumen perencanaan pengembangan SPAM secara umum, baik dengan jaringan perpipaan
maupun bukan jaringan perpipaan, serta menjadi pedoman bagi penyelenggara dalam
mengembangkan SPAM di Kota Dumai dalam periode 2014-2033.
Rencana induk SPAM Kota Dumai difokuskan pada pengembangan 4 (empat) unit yaitu;
unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan. Unit air baku meliputi sumber
air baku, penyadapan air baku (intake), sistem aliran air baku ke unit produksi dengan sistem
pompa, dan pipa transmisi yang membawa air dari sumber air baku sampai dengan bak
pengolahan. Unit produksi meliputi instalasi pengolahan air, pembubuhan bahan kimia dan bak
tampungan air olahan (reservoar). Unit distribusi meliputi pompa distribusi, ME, jaringan pipa
distribusi utama, sekunder dan tersier. Unit pelayanan yang terdiri dari sambungan rumah, kran
umum dan hidran umum.
1. Kebijakan Pengembangan
Ada 4 (empat) kebijakan dan program pembangunan air minum, yaitu;
a) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya prilaku hidup bersih dan
sehat;
b) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air
minum;
c) Pengembangan kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan air minum;
d) Pengembangan kinerja terhadap pengelolaan air minum dapat dilakukan melalui :
Restrukturisasi manajemen kelembagaan yang ada;
Penurunan tingkat kebocoran melalui penggantian pipa bocor dan berumur,
penegakan hukum terhadap sambungan liar (illegal connection) dan peningkatan
efisiensi penagihan;
Peningkatan operasi dan pemeliharaan; Penurunan kapasitas yang tidak terpakai
(idle capasity);
Optimalisasi dan perbaikan terhadap sistem penyediaan air minum yang telah
terbangun;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air
minum;
Pengembangan pelayanan air minum yang berbasis masyarakat;
Penyediaan sarana air minum pada kawasan permukiman bagi masyarakat
berpenghasilan rendah;
Tabel 3.6. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembagan Air Limbah Domestik Kota Dumai
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator sasaran
Meningkatnya akses masyarakat Menyusun dokumen perencanaan Terealisasinya dokumen perencanaan Menyusun master plan air limbah
terhadap pelayanan pengelolaan air Master Plan Air Limbah pada tahun Master Plan air limbah pada tahun skala kota.
limbah permukiman dengan sistem 2016 2016. Memaksimalkan fungsi Pokja Sanitasi
setempat (on-site) individual dan Berkurangnya angka BABS sebanyak Kota dumai tidak ada lagi BABS atau dan Pokja AMPL dalam penyusunan
Sistem komunal. 6,87% atau 5.544 KK menjadi 0 % menjadi 0 % pada tahun 2019. Perda Pengolahan Air Limbah
Membentuk karakter atau prilaku pada tahun 2019. (intrumen profil Berkurangnya penggunanaan Jamban Domestik
masyarakat dalam menjaga sanitasi ). Cubluk menjadi 4 % pada tahun Memanfaatkan pokja sanitasi, pokja
kelestarian lingkungan dalam Mengurangi kepemilikan jamban 2019. AMPL untuk Membentuk SKPD untuk
pengelolaan air limbah cubluk dari 23,41 % menjadi 4% Bertambahnya penggunaan tangki menangani air limbah domestik
permukiman pada tahun 2019. pada tahun 2019. septic individual menjadi 90 % pada Memaksimalkan penganggaran untuk
Meningkatkan kepemilikan Tangki tahun 2019. membangun sarana dan prasarana
Septik individual dari 69, 64 % Bertambahnya system komunal pengolahan air limbah domestik.
manjadi 90% pada tahun 2019. menjadi 7,5 % pada tahun 2019. Memaksimalkan Fungsi pokja sanitasi,
Meningkatkan sistem komunal dari Terbangunanya sarana IPLT yang pokja AMPL, untuk meningkatkan
0,07 % menjadi 7,5 % pada tahun dapat mengolah pemanfaatan akhir koordinasi antar SKPD, pemerintah
2019. lupur tinja di tahun 2018. daerah, Provinsi dan Pusat serta
Tersedianya dan terkelolanya lumpur Swasta (CSR )
tinja yang berasal dari Tangki Septik Memaksimalkan kegiatan komunikasi
Individual Sistim On site dan Tangki berupa sosialisasi dan kampanye
Septik sistim komunal sebanyak 30 % pengolahan air limbah berfungsi
pada tahun 2018 untuk meningkatkan kesadaran
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator sasaran
masyarakat yang dilakukan oleh
pemda daerah.
Memanfaatkan tenaga ahli terlatih
untuk penanganan pengolahan air
limbah.
Memaksimalkan pemicuan untuk
perubahan perilaku masyarakat
tentang pengolahan air limbah
domestik.
Sumber : Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Dumai, 2015
Tabel 3.7. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan Kota Dumai
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator sasaran
Berkurangnya volume sampah yang Volume sampah yang tertangani sebesar Jumlah RT Tahun 2014 untuk 7 Membuat masterplan persampahan
belum tertangani dari 71% atau 75 % atau 562.56 M³ tahun 2019 kecamatan yang menjadi wilayah kajian yang telah disusun dalam rangka
483.84 M³ menjadi 25% atau Sebanyak 60472 RT telah melakukan yaitu 1320 KK meningkatkan pelayanan kebersihan
187.52 M³ pada tahun 2019 pengolahan sampah setempat. Jumlah sampah yang belum terlayani Nasional
Peningkatan pengelolaan sampah 48384 m3 Membuat masterplan yang telah
dari sumbernya dari 28,59% pada disusun untuk mendapatkan
tahun 2014 menjadi layanan 75% tambahan pendanaan bagi
pada tahun 2019 pengelolaan sampah baik melalui
Pemerintah pusat, swasta maupun
dana hibah
Meningkatkan anggaran belanja sub
sektor persampahan dari sumber
pendanaan APBD untuk
memaksimalkan peluang pendanaan
dari APBN, APBD Propinsi serta
lembaga multilateral
Mengoptimalkan sarana prasarana
serta alat operasional persampahan
yang telah tersedia untuk pelayanan
kebersihan yang meliputi seluruh
masyarakat
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator sasaran
Tabel 3.8. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Kota Dumai
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator sasaran
Tercapainya SPM untuk drainase Pada tahun 2019, kota Dumai bebas luas genangan berkurang 71.72% Memaksimalkan Program-program
pada tahun 2019, dengan genangan air Nasional yang telah ada untuk mengatasi
terbangunnya sistem jaringan persoalan drainase yang ada dilingkungan
drainase skala kawasan dan skala masyarakat
Kota maupun pengurangan Meningkatkan anggaran belanja sub sektor
genangan persampahan dari sumber pendanaan
APBD untuk memaksimalkan peluang
pendanaan dari APBN, APBD Propinsi serta
lembaga multilateral
Memaksimalkan penggunaan dana yang
tersedia untuk pemeliharaan drainase yang
berkelanjutan
Memaksimalkan kondisi topografi dan
hidrologi di Kota Dumai untuk membuat
suatu sistem drainase yang terarah
Memaksimalkan Program yang membidik
khususnya masyarakat miskin dan
masyarakat luas umumnya dalam
pengelolaan drainase lingkungan
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator sasaran
Berdasarkan rumusan tujuan, sasaran dan strategi diatas maka disusunlah beberapa
program dan kegiatan pengembangan sanitasi Kota Dumai yang dijabarkan pada masing-
masing sektor antara lain;
Tabel 3.9. Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Dumai
Program Kegiatan
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian
Alam Kerusakan Sumber-Sumber Air
Program Kegiatan
Tabel 3.11. Strategi, Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Kota Dumai
Program Kegiatan
Elemen perancangan yang diatur adalah peruntukan lahan makro dan peruntukan lahan
mikro, lahan/kaveling, luas lantai, KDB, KLB, ketinggian bangunan, GSB, jarak bebas, orientasi
bangunan, Arahan bentuk gubahan dan komposisi bangunan, trotoar atau jalur pejalan,
sirkulasi kendaraan, entrance/exit kaveling, sistem perparkiran, ruang terbuka hijau, jalur hijau,
tata informasi (signage), perlengkapan jalan (street furniture), dan jaringan drainase.
Panduan ini akan membantu dalam pengembangan setiap zona perencanaan, terutama
pada pembangunan baru baik berupa sisipan parsial (infill development) atau pun
pembangunan baru (new development). Namun demikian, bentuk penataan bangunan dan
lingkungan berupa peremajaan kota (urban renewal) dan pelestarian tetap dapat mengacu pada
panduan ini sebab, arahan ini disusun berdasarkan skenario pembangunan dan konsep
perancangan yang bersifat aplikatif.
Pada dasarnya konsep bangunan dan lingkungan akan diatur melalui besaran intensitas
peruntukan ruang yang mencakup KDB, ketiggian, GSB, sempadan, dan orientasi, bentuk massa
bangunan serta elemen lingkungan. Konsep bangunan dan lingkungan, diarahkan untuk dapat
membentuk satu kesatuan yang kompak dan serasi. Aspek yang mempengaruhi terhadap
penyusunan konsep wujud bangunan dan lingkungan, lebih banyak tergantung pada
kepemilikan lahan, fungsi bangunan yang akan ditempatkan di lahan tersebut, daya dukung
lahan, sarana pergerakan dan potensi alam lingkungan.
Beberapa aspek-aspek perancangan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
a) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka perbandingan jumlah luas bidang seluruh
lantai bangunan terhadap luas tanah atau lahan perpetakan/daerah perencanaan yang
dapat dibangun diatasnya.Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan penetapan
besaran maksimum luas lantai yang dapat terbangun dari masing-masing peruntukan
lahan.
b) Penetapan koefisien lantai bangunan pada dasarnya juga mengacu kepada daya dukung
lahan, berapa proyeksi jumlah pengguna bangunan dikaitkan dengan standar orang/m2
untuk kebutuhannya tergantung fungsi dari bangunan atau alokasi lahan yg direncanakan.
c) Dengan KLB bisa diatur jumlah luas lantai bangunan yang diperkenankan, dan berikutnya
dapat diperkirakan jumlah pengguna yang dapat ditampung. Konsep ini selanjutnya
bermanfaat positif terhadap upaya penghematan energi, penghematan penggunaan air,
dan penurunan emisi karbon, serta pengurangan produksi limbah. Dapat pula
diperhitungkan alur sirkulasi kendaraan yang akan keluar dan masuk ke dalam bangunan,
ketinggian bangunan serta prasarana utilitas bangunan. Selain dari sisi fisik citra dan
karakter kawasan ikut terbentuk.
4. Ketinggian Bangunan
a) Ketinggian Bangunan perlu di atur pertama untuk mendapatkan garis langit/sky line
kawasan yang harmonis. Kedua untuk keserasian wajah kota yang terkait dengan wajah
bangunan, terutama wajah bangunan komersial, rumah toko, toko dan bangunan
komersial lainnya.
b) Garis langit merupakan garis titik tertinggi bangunan yang terbentuk oleh perbedaan
ketinggian masing-masing bangunan pada tiap-tiap zona yang direncanakan. Perbedaan
ketinggian ini bertujuan untuk menciptakan suasana ruang yang menarik dan tidak
monoton. Karena dengan terbentuknya garis langit yang tepat terjadi kesan ruangan
yang dinamis.
c) Ketinggian Bangunan yang mengatur garis langit bangunan perlu mempertimbangkan
kesempatan bagi bangunan tersebut dirancang menggunakan langgam arsitektur
etnik/tradisi setempat.
5. Sempadan Bangunan
Pengaturan garis sempadan bangunan direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi atau
kelas jalan yang menjadi orientasi letak bangunan, dengan ketentuan ½ dari lebar jalan,
diukur dari batas luar GSJ atau sama dengan lebar ROW yang diukur dari as jalan
3. Rencana Investasi
Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan
kebutuhan nyata para pemangku kepentingan (mulai dari masyarakat sampai pemerintah)
dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan.
Rencana ini merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan
investasi dan pembiayaan suatu penataan ataupun menghitung tolok ukur keberhasilan
investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.
Rencana ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku
kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam
suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerjasama untuk
mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/pembiayaan. Rencana investasi juga
mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana/sarana
dari suatu lingkungan kawasan.
Sejalan dengan strategi pembiayaan, mengingat luasnya kawasan perencanaan dan
banyaknya kawasan yang harus ditangani dan besarnya anggaran yang dibutuhkan sesuai
dengan rencana yang telah di susun dalam dokumen RTBL, maka besar kemungkinan tidak
semua kawasan dapat dilaksanakan selama 5 tahun kalau seandainya pelaksanaan
pembangunan hanya bertumpu pada sumber dana APBN yang terbatas. Oleh karena itu
pelaksanaan pembangunan perlu didukung oleh berbagai sumber dana. Pendanaan tidak saja
dari dari sumber dana APBN, tetapi sumber dana yang lebih besar justru diharapkan dari APBD,
dan alternatif lain kemitraan Pemda dengan pihak swasta/investor juga perlu lebih ditingkatkan
untuk mendapatkan sumber dana, pihak swasta/investor diberi peluang lebih besar untuk
berinvestasi sehingga program yang telah disusun dapat dilaksanakan.
Oleh karena itu dalam upaya menggali sumber-sumber pembiayaan bagi pelaksanaan
pembangunan Kawasan Teluk Makmur, maka perlu dilakukan:
a) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) oleh pemerintah daerah;
b) Peningkatan dan pemanfaatan usaha-usaha swasta yang memiliki kekuatan pembiayan
yang potensial bagi pembangunan;
c) Melakukan usaha-usaha pembangunan dengan pinjaman jangka panjang dan menengah
untuk usaha produktif dan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan umum;
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembinaan perkotaan tidak akan terlepas dari
ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan pendapatan atau penghasilan
pemerintahan kota. Untuk melaksanakan pembiayaan program-program pembangunan
daerah, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Pembiayaan program lebih diarahkan untuk menangani kegiatan yang mempunyai
implikasi langsung terhadap pengembangan kawasan;
b) Pembiayaan program diarahkan pada penciptaan lahan kerja dan dapat menumbuhkan
roda perekonomian kawasan khsusnya dan desa; kecamatan umumnya;
c) Pembiayaan pembangunan diarahkan pada penggalian potensi sumber pendapatan
serta melestarikan kelestarian lingkungan;
d) Pembiayaan pembangunan diarahkan pada peningkatan kuantitas dan kualitas
infrastruktur kawasan;
PRODUK STATUS
NO ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
RENCANA (ADA/TDK)
1. RKP Ada a) Peningkatan pemenuhan kebutuhan akan rumah a) Penyediaan sanitasi yang layak dan a) Kawasan Laksamana Rimbas,
layak huni khususnya kawasan permukiman memadai pada permukiman tepian dan Kecamatan Dumai Kota,
kumuh dan bagi masyarakat berpenghasilan permukiman atas rawa. Kelurahan Laksamana & Rimba
rendah (MBR) perkotaan. b) Pengembangan sarana dan prasarana air Sekampung
b) Mewujudkan Infrastruktur Wilayah Yang minum perkotaan b) Kawasan Dumai Kota,
Berkualitas Sesuai Daya Dukung dan Fungsi c) Pengembangan jaringan drainase Kecamatan Dumai Kota,
Ruang perkotaan yang terintegrasi Kelurahan Dumai Kota
c) Mewujudkan Dumai Sebagai Lingkungan yang d) Pengelolaan persampahan dan air limbah c) Kawasan Buluh Kasap,
Hijau terpadu perkotaan Kecamatan Dumai Timur,
e) Pengelolaan sungai dan daerah tangkapan Kelurahan Buluh Kasap
air secara terpadu d) Kawasan Bukit Bintan Jadi,
f) Pengelolaan bencana banjir dan erupsi air Kecamatan Dumai Kota,
laut. Kelurahan Bukit Datuk, Bintan
g) Penataan struktur ruang perkotaan dan Sukajadi
berkepadatan tinggi. e) Kawasan Mukti Palas,
h) Penguasaan kepemilikan masyarakat Kecamatan Dumai Timur,
terhadap lahan konsesi (eks. CPI) Kelurahan Jaya Mukti dan
i) Pengembangan RTH Lingkungan Tanjung Palas
Permukiman f) Kawasan Teluk Binjai,
j) Pembangunan perumahan, infrastuktur Kecamatan Dumai Timur,
permukiman, fasum dan fasos kawasan
Kelurahan Teluk Binjai
permukiman perkotaan baru / sedang
berkembang. g) Kawasan Pangkalan Sesai,
k) Pembangunan kawasan pengembangan Kecamatan Dumai Barat,
baru (bagan besar)
Kelurahan Pangkalan Sesai
h) Kawasan STDI Rimba Pangkalan,
Kecamatan Dumai Barat,
PRODUK STATUS
NO ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
RENCANA (ADA/TDK)
2. RISPAM Ada Pengembangan sistem perpipaan Kota Dumai a) Meningkatkan kesadaran masyarakat Seluruh Kecamatan yang ada di
adalah: terhadap perlunya prilaku hidup bersih dan Kota Dumai
sehat;
Peningkatan Kapasitas produksi dari 40 l/dtk b) Meningkatkan partisipasi masyarakat
menjadi 160 l/dtk
dalam pembangunan dan pengelolaan air
Rehab dan pengembangan jaringan perpipaan minum;
serta penambahan sambungan rumah dari 1800 SR c) Pengembangan kelembagaan yang terkait
menjadi 12.800 SR. dengan pengelolaan air minum;
Peningkatan status kelembagaan penyelenggara air d) Pengembangan kinerja terhadap
minum dari UPT menjadi PDAM. pengelolaan air minum dapat dilakukan
Peningkatan pelayanan dan perbaikan kualitas air melalui :
bersih Restrukturisasi manajemen kelembagaan
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada;
penyelenggara air minum. Penurunan tingkat kebocoran melalui
penggantian pipa bocor dan berumur,
Untuk pengembangan sistem air bersih untuk skala penegakan hukum terhadap sambungan
non perpipaan dapat dilakukan secara komunal liar (illegal connection) dan peningkatan
yaitu dengan pengembangan pelayanan pada efisiensi penagihan;
PRODUK STATUS
NO ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
RENCANA (ADA/TDK)
3. SSK Ada Pengembangan Air Limbah Domestik Meningkatkan akses pelayanan Air Seluruh Kecamatan di Kota Dumai
Pengembangan Persampahan Limbah melalui penyediaan Prasarana
Pengembanagan Drainase Lingkungan dan Sarana Air Limbah berdasarkan
tanggap kebutuhan dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dan
kemitraan dengan swasta
PRODUK STATUS
NO ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
RENCANA (ADA/TDK)
4. RTBL Ada RTBL Kawasan Teluk Makmur Penetapan kebijakan daerah; Kawasan Teluk Makmur
Rencana struktur peruntukan lahan
secara makro maupun mikro;
Rencana intensitas pemanfaatan lahan
Aturan bangunan;
Rencana sirkulasi transportasi;
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan;
Ruang terbuka hijau;
PRODUK STATUS
NO ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
RENCANA (ADA/TDK)