Sentral Pemberdayaan Ekonomi Umat
Sentral Pemberdayaan Ekonomi Umat
Sentral Pemberdayaan Ekonomi Umat
EKONOMI UMAT
(Studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
CAROLINA IMRAN
203046101682
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya
serta salam kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik
secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal
hingga akhir, rasanya tidaklah mungkin jika penulis dapat melaluinya sendirian. Oleh karena
itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Prof. DR. H. Muh. Amin Suma, SH, MA, MM, beserta para pembantu dekan,
baik sebagai aparat birokrasi maupun sebagai pribadi. Terima kasih atas
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah
dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharudin Latif, yang
3. Bapak DR. KHA. Juaeni Syukri, LCs, MA dan Bapak DR. Syahrul A’dham
selesai.
4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah
6. DKM Masjid Ittihadul Muhajirin yang telah banyak membantu penulis dalam
penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
terutama untuk pak H. Khamim selaku ketua DKM, pak H. Yagus selaku
sekretaris DKM dan pak Ali selaku pengurus harian masjid Itihadul
Muhajirin, terima kasih atas bantuan dan informasinya dan pengurus DKM
7. Ayahanda dan ibunda tercinta terima kasih atas segala kasih sayang, perhatian
dan motivasinya baik moril maupun materil, karena itu sangat berharga bagi
disebut satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya dan semua doanya,
memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan
semua. Amin…
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vi
BAB I PENDAHULUAN
E. Sistematika Penulisan………………………………… 15
MASJID
Muhajirin…………………………………………….. 53
EKONOMI UMAT
Muhajirin……………………………………………… 67
Muhajirin……………………………………………… 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………… 86
B. Saran………………………………………………….. 87
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 89
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Masjid…………………………………………………………………….. 73
Masjid…………………………………………………………………….. 77
15. Tabel 4.15 Menurut Pengaruh Kegiatan Ekonomi Masjid Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Responden………………………………………………… 78
DAFTAR GAMBAR
Ittihadul Muhajirin
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
di dunia dan Negara dengan jumlah masjid atau mushalah terbanyak di dunia,
sekitar satu juta buah masjid dan mushalah telah berdiri di Indonesia.1 Menurut
Depag jumlah resmi masjid dan mushalah sebanyak tujuh ratus ribu (700.000)
unit, dengan perincian 30 % dari jumlah keseluruhan adalah masjid besar, bagus
jumlah kuantitasnya jelas sekali Indonesia kaya akan masjid, jumlah yang
sedemikian banyak itu sama dengan jumlah masjid dari Maghribi sampai
Banglades.3 Sejatinya jumlah masjid dan mushalah yang besar itu bisa
Dalam lintasan sejarah umat Islam, kita mengetahui masjid pertama kali yang
dibangun oleh Rasulullah sendiri ketika beliau hijrah adalah masjid Quba yang
beliau buat bersama para sahabat dengan komponen dasar bangunan tersebut
1
Sofyan Syafri Harahap, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta, Pustaka Quantum,
2004) h. 5
2
Ahmad Sutardji, Visi, Misi dan Langkah Strategis PDMI dalam Pengelolaan Masjid
(Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002) Cet ke-2, h. 17
3
“Manajemen Masjid” Republika, (Jakarta) 20 April 2007, h. 5
terdiri dari pelepah-pelepah kurma.4 Dalam konteks Quba inilah, Allah SWT
niat serta proyeksi pembuatan masjid itu sendiri oleh Rasulullah dengan bahasa
Allah). Proyeksi besar Nabi tidak lain adalah upaya memfungsikan masjid
sebagai media dan basis riil perjuangan umat Islam yang ketika itu jumlah
masjid masih sedikit. Dengan pengertian lain masjid memiliki banyak fungsi
selain fungsi tempat ibadah. Menjadikan masjid sebagai media yang multi
fungsi bukan tanpa alasan bagi Rasulullah, dengan strategi demikian, terbukti
semakin banyak jumlah muslim dari hari ke hari. Lebih-lebih, kaum Anshor
Allah sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Hal ini juga dijelaskan
4
Ali K, Sejarah Islam Tarikh PraModern (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Ed 1.
Cet ke-4, h. 62
☺
Artinya :
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh-
nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-
orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bersih. (At – Taubah 108)
landasan dan fungsi seperti itu. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah Saw
meruntuhkan bangunan kaum munafik yang juga mereka sebut masjid, dan
berikut :
☺
☺
(107: )اﻟﺘﻮﺑﺔ
Artinya :
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (Jakarta: Mizan, 2002)
h. 31
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya
sejak dahulu mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki
selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya). (At-Taubah : 107)
peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari
sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid Nabawi,6 yaitu sebagai
berikut:
3. Tempat pendidikan
disebabkan antara lain oleh: keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang
6
Ibid h. 32
masjid menghubungkan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat dengan uraian
lembaga baru yang mengambil alih sebagian peranan masjid di masa lalu,
melebihi masjid. Sehingga berakibat fungsi masjid pada saat ini hanya sebatas
bermunculan lembaga-lembaga itu saja, tetapi juga dikarenakan pola pikir dan
masjid, sebagian pengurus masjid masih ada yang melarang khatib berbicara
masjid itu, tetapi bila pengurusnya tidak bersemangat maka tidak akan ada
7
Ibid
transformasi semangat yang lahir dari masjid yang memberikan ruhnya kepada
aktivitas jamaah.8
Fungsi masjid yang luas ketika masa-masa keemasan Islam sudah menjadi
sejarah pada saat ini, untuk saat ini tidak perlu-lah kita berbicara tentang fungsi
masjid yang sedemikian luas itu, dewasa ini sudah menjadi rahasia umum
bahwa banyak sekali masjid yang bagus, besar dan megah dari sisi hardwear-
nya saja, tetapi dari segi softwear terlihat lusuh. Namun hal itu masih terlihat
jama’ahnya dari segi financial untuk terus hidup, sekalipun memang masjid
pergerakan umat islam mampu untuk berdiri sendiri, hal itu dikarenakan masjid
Pertama, masjid dapat difungsikan sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah,
maupun ibadah sosial. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada
Allah SWT, seperti sholat, mengaji dan lainnya. Tentu, secara tidak langsung,
sebagai pusat ibadah sosial, masjid dapat difungsikan untuk mengelola zakat,
8
Noer Chaniago, “Tingkatkan Peran Ubudiyah Masjid”, Republika. 4 Maret 2007.
wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, menjaga kebersihan dan kesehatan
melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki masjid, seperti khutbah,
Bila menilik dari pendapat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan sejarah
masjid di masa lampau, terlihat jelas masjid tidak hanya berfungsi sebagai
tempat ibadah namun semua hal yang bersifat sosial maupun ekonomi bisa
membantu ekonomi umat, dengan kata lain semua asset-aset yang dimiliki oleh
memainkan peran yang besar didalamnya, karena masjid memiliki ikatan yang
kuat dan solid dengan masyarakat. Disana terdapat tokoh kharismatik yang
Dalam konteks ini, masjid dapat dijadikan wahana penguat ekonomi umat.
Potensi yang besar ini sangatlah disayangkan jika tetap diabaikan, karena
Cuma yang terjadi saat ini, pemberdayaan ekonomi masjid untuk pengentasan
professional dan transparan maka ada beberapa keuntungan yang dapat diraih.
ketergantungan dana dari pihak asing, terutama pinjaman luar negri untuk
9
Saifullah Yusuf, ”Masjid Basis Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 5 Januari 2007.
10
Muhtadi, “Pemberdayaan Masjid untuk Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 27
September 2007.
11
Ibid.
zakat, infak dan sedekah.12 Jadi, masjid menyimpan potensi umat yang besar.
bagi jamaah masjid itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka topik
ini jadi menarik dibahas, alasan inilah yang mendorong penulis untuk
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan
2. Perumusan Permasalahan
(khususnya dalam bidang ekonomi) dan apakah telah mencapai tujuan yang
12
Saifullah Yusuf, “Masjid Basis Pengentasan Kemiskinan”, Republika . 5 Januari 2007
dikehendaki. Maka dengan ini penulis melakukan penelitian dengan objek
yang dimiliki, respon masyarakat, kendala dan solusinya serta hasil yang
ekonomi umat?
1. Tujuan Penelitian
umat
b. Untuk mengetahui program masjid dalam pemberdayaan ekonomi
umat
2. Manfaat Penelitian
pemberdayaan ekonomi.
c. Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan dapat
ekonomi.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
skripsi ini.
a. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
sebanyak 520 orang.13 Jumlah ini diambil dari jumlah data jamaah
b. Sampel
kemungkinan.
13
Sumber DKM masjid Ittihadul Muhajirin, anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga(AD/ART) masjid
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
tidaknya.14
oleh penulis untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif
14
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002) Ed revisi cet ke-2, h. 112
untuk mendapatkan beberapa sumber tertulis, baik dari buku-buku,
Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket dan kepustakaan diseleksi
dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data, yaitu usaha menggolong-
golongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data-data yang ada diklasifikasikan lalu
diadakan analisis data, dalam hal ini data yang dikumpulkan penulis adalah data kualitatif
kemudian diolah menjadi data kuantitatif maka teknik yang digunakan adalah metode analisa
statistik deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.
sebagai berikut :
P = F/N X 100%
Keterangan :
P : besarnya persentase
N : jumlah responden
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah
E. Sistematika Penulisan
EKONOMI UMAT, dalam bab ini penulis menulis tentang bahasan pokok
dari skripsi yaitu, sasaran program pemberdayaan ekonomi, jenis usaha yang
BAB V PENUTUP, dalam bab terakhir ini membuat kesimpulan dari uraian-
uraian juga penjelasan yang sudah disajikan pada bab-bab terdahulu dan untuk
bagi masjid.
BAB II
pada tahun 2002 mencapai 35,7 juta jiwa dan 15,6 juta jiwa (43%)
Indonesia adalah sekira 17,6 persen dan 7,7 persen. Ini berarti bahwa
bukan fakir miskin dan 8 orang fakir miskin15. Maka tidak heran kenapa
15
Lily Bariady dkk. Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, CED) cet-1h. 50
16
Ibid, h. 51
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Umat
manusia17.
yang sempurna18.
17
Ibid, h. 53
18
Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Sinar Harapan, 1997) h.317
memuaskan, ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat
memandirikan masyarakat20.
Sedangkan menurut Ife yang dikutip dari buku Lili Bariadi “Zakat
19
Lili, Zakat dan Wirausaha, h. 53
20
Mubyarto, Membengun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE, 2000) Cet ke-1 h.263
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
perhatiannya21
efektif secara struktural dalam bidang politik, sosial, budaya dan ekonomi
internasional.
islam22.
21
Bariadi, Zakat dan Wirausaha, h. 54
22
M. Darmawan Raharjo, Islam dan Transpormasi Sosial Ekonomi, (Yogyakarta, Pelajar
Pustaka,1999) Cet-1 h. 355
Kedua, yang dimaksud ekonomi umat adalah sektor-sektor
23
Ibid h. 369
24
Ibid h. 370
25
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman sosial,
(Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999) Cet ke-1 h. 66
26
Ibid, h. 43
Berdasarkan definisi tersebut, maka secara operasional dapat
masa depan.
besar rakyat.
27
M Azir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (jakarta, Nuansa Madani,
2001) cet-1 h. 3
pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang mempunyai
potensi.
negeri.
ekonomi.
kehidupannya.
pembangunan28.
28
“Pemberdayaan Masyarakat” diakses tanggal 12 Maret 2006 http//www.Replubika.co.id,
Pemberdayaan ekonomi umat mengandung tiga misi, yaitu29 :
umat Islam.
tentu saja umat Islam dan nilai-nilai budaya kaum muslimin bisa
29
Ibid
dan ilmu pengetahuan serta teknologi umat Islam yang tidak bisa
30
Ibid
ini meliputi upaya pokok seperti peningkatan taraf pendidikan dan
konsekuen.
Selain keenam langkah tersebut perlu adanya identifikasi
handal dan mencakup daerah yang luas. Hal ini perlu agar tidak ada
berikut31:
31
“Tahapan pemberdayaan Masyarakat”, diakses tanggal 8 Agustus 2007
http//www.Replubika.co.id
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-
1 Pelatihan Wirausaha
berbagai bidang.
32
Ibid
terhadap realitas usaha secara intens dan empiric, akan menyulitkan
3 Permodalan
kerakyatan.
Oleh karena itu, pemerintah kita saat ini sedang dituntut untuk
dan dalam mencari sumber dana kredit untuk usaha kecil dan
sektor riil. Perjalanan ekonomi umat saat ini memang bisa dibilang
manajemen yang lemah, tehnik pemasaran, tehnologi, design dan inovasi yang
33
“Restrukturisasi Kredit UKM”, diakses tanggal 11 April 2007 http//www.Republika.co.id
Iklim usaha yang kondusif sangat mendukung ketenangan pengusaha dalam
membuat aturan serta transparan, mengatur perizinan yang mudah dan murah,
kecil dan menengah (UKM) untuk membuat sertifikat asset, sertifikat ini
negri dan program swadesi akan menciptakan peluang baru bagi Usaha Kecil dan
4 Akses permodalan
juga harus diperketat hanya untuk produksi dan usaha mikro kecil dan menengah
bukan konglomerat.
1. Pengertian Masjid
berarti tempat sujud. Jika dilihat dari segi harfiah, kata pokonya:
sujudan, fi’il madinya sajada. Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga
luas.35
34
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986),
h.118
35
Ahmad Yani, dkk, Panduan Mengelola Masjid (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2007), h.3
Adapun klasifikasi masjid berdasarkan jenis dan karakteristiknya
1. Berdasarkan jenisnya
1) Masjid Besar
hanya dari kawasan itu saja, tetapi bagi siapa saja yang berada dan bekerja
masjid negara.
2) Masjid Elit
besar.
3) Masjid Kota
4) Masjid Kampus
sangat padat dan lebih cenderung pada wawasn dan keilmuan disamping
kesejahteraan umat.
5) Masjid Organisasi
Masjid untuk jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan
6) Masjid Desa
terbagi menjadi36 :
a. Tipe A
DMI dan remaja masjid. (b) ruang pertemuan (c) ruang rapat (d)
bisnis club, BMT dan bank syariah. (e) wisma pengurus/imam (f)
36
Sofyan Syafri Harahap, Pedoman Manajemen Masjid,(Jakarta: Pustaka Quantum Prima,
2000) h. 84
pertemuan (c)ruang kursus (d) ruang kegiatan perekonomian
ruangan ibadah (b) kantor masjid (c) tempat wudhu (d) WC/kamar
mandi/Urinior.
masjid yang disebut layak dan ideal adalah apabila masjid tersebut
Indonesia yang jauh dari standar diatas, namun bila saja sebuah
maka sah saja bangunan itu disebut masjid, karena pada hakikatnya
dilembaga masjid. Masjid pada saat itu, berfungsi pula sebagai pusat
Pada saat ini, banyak masjid dibangun setiap tahunnya, baik oleh
seperti diatas kuburan.37 Menurut mubaligh ibu kota KH. Anwar Sanusi,
shalat dimana saja. Sebab bumi Allah itu semuanya adalah masjid.
bumi yang tidak terikat pada tempat, karna seluruh permukaan bumi
ini adalah tempat bagi kaum muslim untuk sujud kepada allah.
37
Ibid
38
Anwar Sanusi, “Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” artikel diakses pada
tanggal 14 maret 2008 dari http://www.kabarindonesia.com/
“Risatul Masjid” pada tahun 1975 di Makkah, disepakati bahwa masjid
pada Allah,
39
“Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” artikel diakses pada tanggal 14
maret 2008 dari http://www.kabarindonesia.com/
d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkosultasi, mengajukan
pemimpin umat,
ibadah semata, namun memiliki fungsi yang lebih luas sebagai sentral
masjid sebagai tempat ibadah, namun hal ini adalah fungsi-fungsi lain
ritual ibadah.
Hal ini juga dijelaskan dalam perpektif Alquran dan sejarah karna
yakni masjid Quba. Begitu juga setiba di kota kedua kaum muslimin itu,
dan ibadah.41
berupa sebuah tanah berpagar batu bata. Masjid itu terbuka dan
40
Ibid
41
Anwar Sanusi, “Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” artikel diakses pada
tanggal 14 maret 2008 dari http://www.kabarindonesia.com/
matahari langsung, dan serambi yang lain merupakan rumah orang-
orang Mekah yang hijrah bersama Rasullah, dan beliau sendiri tinggal
tuntutan dan saran warga Reni Jaya Baru terhadap developer akan
42
Wawancara pribadi dengan Drs. H. Khamim, ketua DKM masjid Ittihadul Muhajirin
Jakarta 18 Mei 2008
Selain memiliki fungsi sebagai tempat penyelenggaraan
pendidikan dan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari adanya badan-
43
Ibid
44
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ADRT) masjid Ittihadul Muhajirin, Jakarta
18 Mei 2008, h. 7
3. Lokasi dan Tata Letak Masjid Ittihadul Mujahidin
M/1426 – 1431 H :
4. Ketua RW 017
7. Yahya S. Almusyawa
8. Buchori
Bendahara : 1. H. Mardin
Bidang-bidang :
2. H. Erizal
3. Rakino, MM
Sosial : 1. H. Ridwan
2. Drs. H. Komarudin
2. Choirudin
Bidang Otonom :
PENASEHAT
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
DONATUR
BIDANG BIDANG
PEMBAN DAKWAH
BIDANG GUNAN BIDANG BIDANG
PERIBADA DAN USAHA KERJA
DAN
PENDIDIKA
TAN PEMANFA BIDANG SAMA
N
Gambar 3.1
5. Program Kerja
Dalam kepengurusan masjid Ittihadul Muhajirin sempat
kepengurusan kali ini yang dimotori oleh ketua DKM pak H. Khamim
a. Pemelihara Masjid.
kesekretaritan.
Ittihadul Muhajirin;
45
Ibid, h. 10
Membantu menyelenggarakan pengarsipan surat menyurat
bersangkutan berhalangan;
2.
dan sekitarnya;
dianggap perlu.
46
Ibid, h. 14
g) Pengeboran sumber air di area parkir sebelah selatan
(Menara).
d) Pengadaan Genset.
perkakas);
c. Bidang Usaha
1) Tugas Pokok
2) Sasaran
dilakukan :
masjid.
melalui BMT.
kesehatan.
qurban.
3) Target Usaha
47
Ibid, h.18
ditetapkan dalam Rancangan Anggaran & Biaya (RAB)
ekonomi jama’ah.
d. Bidang Sosial
a) Pengurusan Jenazah.
c) Pembinaan Muallaf.
e) Khitanan masal.
instansi.
Islam.
48
Ibid, h. 23
f) Membuka pos pelayanan di masjid dan
kelurahan Pamulang Barat dan kelurahan Pondok Benda. Namun demikian warga
diperuntukan kepada seluruh masyarakat perumahan Reni Jaya Baru, khususnya untuk
Jika dilihat dari sisi pendidikan, jamaah yang aktif turut berperan dalam kegiatan
pemberdayaan ekonomi ini antara lain : jamaah yang latar belakang pendidikannya
SLTP ( 9,6%), SLTA (52,9%), Diploma (11,6%), Sarjana (27,9%). Jika lihat dari sisi
usia : jamaah yang berusia (15th – 25th = 26,9%), usia (26th – 35th = 13,5%), usia
(36th – 50th = 38,5%) dan usia (50th ke atas = 21,1%), dan banyaknya persentase pada
jamaahnya adalah : usaha BMT (Baitul Mal wat Tamwil) sebanyak 39,8%, Tabungan
Haji sebanyak 9,2%, Tabungan Qurban sebanyak 9,2%, Koperasi sebanyak 17,4%,
49
Dokumentasi Profil Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya, Pamulang, h. 4
50
Ibid
Pelayanan Dokter Praktek sebanyak 12,2%, Sewa Kios sebanyak 5,1%, dan untuk
orang barat yang menyukai masjid, seperti yang terjadi di Kanada dan
budaya, sentral ibadah dan sentral ekonomi. Bahkan pada saat ini,
51
Sumber data diperoleh dari hasil angket, Jakarta 6 Juli 2008
52
“Pemberdayaan ekonomi lewat masjid “ diakses pada 20 Januari 2008 dari
http://www.kabarindonesia.com
kebutuhan umat dibidang ibadah semata tetapi juga berperan
1. Koperasi
53
Ibid
bagian dari unit usaha masjid. Ini terjadi karena banyaknya minat
Ittihadul Muhajirin.
dihitung pada setiap akhir tahun takwin / tahun buku, dibagi dua
desember 2007 adalah 112 orang, dengan jumlah total iuran pokok
jama’ah masjid.
dan ibnu sabil. Maka dari itu, atas dasar tersebut masjid Ittihadul
54
Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2007) h.291
Adapun program pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
3. Tabungan Qurban.
bentuk ibadah kepada Allah Swt pada hari raya Idul Adha. Dalam
Allah Swt sebagai ucapan rasa syukur atas rizki yang telah diberikan
harmonis. Hingga saat ini jika kita perhatikan ketika menjelang hari
55
Ibid h.209
maupun masyarakat sekitar masjid dalam berkurban. Ada dua
pada saat menjelang hari raya Idul Adha, agar masyarakat tidak
jika harus membeli hewan kurban ketika menjelang hari raya Idul
jama’ah yang berniat untuk melaksanakan qurban dengan cara menabung melalui
majlis taklim yang ada dilingkungan Masjid Ittihadul Muhajirin maupun langsung
untuk itu bidang usaha akan menyediakan langsung hewan qurban yang diperlukan
56
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Masjid Ittihadul Muhajirin, h. 9
sapi pertahun hewan qurban yang disiapkan pengurus masjid tergantung banyaknya
permintaan.
4. Pelayanan Kesehatan.
haji. Lagi pula seluruh jamaah masjid harus mendapat motivasi atau
dengan travel haji dan umroh. Meski terbilang masih baru, terbentuk
2(dua) tahun yang lalu dengan jumlah jamaah yang sudah siap
Tanah Suci.
57
Yani, Panduan Mengelola Masjid, h. 377
wajib infak sebesar Rp 150.000/bulan.58 Persyaratan lainnya yakni,
untuk usaha pangkas rambut, toko alat-alat listrik dan cuci steam
motor.
58
Wawancara Pribadi dengan H. Yagus Sukiyanto. Sekretaris DKM Masjid Ittihadul
Muhajirin, Jakarta 15 Juni 2008.
tidak menyimpang dari visi, misi serta program masjid secara
keseluruhan.59
1. Permasalahan
mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari para
dijalankan oleh masjid sudah cukup baik, ini dapat dinilai dari persentase
Namun demikian segala sesuatu yang telah dilakukan sekalipun itu positif tetapi
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini diketahui secara jelas
beberapa jamaah yang memberikan komentarnya pada angket yang telah penulis
sebar. Mereka berpendapat bahwa banyak sekali yang masih dianggap sebuah
kekurangan dari program kerja kegiatan ekonomi yang telah terlaksana selama
beberapa tahun ini. Adapun kekurangan yang jadi permasalahan tersebut adalah
:61
kegiatan usaha tersebut. Karena selama ini pengurus ataupun pengelola masjid
59
Ibid
60
Sumber data diperoleh dari hasil angket Jakarta 6 Juli 2008
61
ibid
Ittihadul Muhajirin merupakan orang-orang pekerja yang kesehariannya sibuk
dengan rutinitas mereka masing-masing dan hanya bisa fokus dalam kegiatan
masjid pada saat libur kerja atau libur nasional. Sedangkan yang selalu ada(stand
by) disana hanya beberapa orang saja. Sehingga program kerja yang telah
terjadi karena kebanyakan masyarakat tidak tau apa saja kegiatan yang sedang
dijalankan masjid dan mereka enggan untuk mencari tau hal tersebut. Dari
masjid dengan program kerja yang telah dirancang sebaik mungkin oleh
Permasalahan yang ketiga ini adalah mengenai modal usaha yang dimiliki
masjid sangat terbatas. Dengan keterbatasan modal ini membuat masjid kesulitan
dana untuk kegiatan-kegiatan masjid diperoleh dari : (1) Donatur tetap (2) Iuran
sukarela setiap bulannya minimal Rp1000 dari warga sekitar masjid (3) Donatur
dari instansi pemerintah dan swasta (4) Sistem investasi yang diberikan dari
diperoleh dari kotak amal yang tersedia di masjid dengan tiga alokasi : (a) untuk
pembangunan masjid (b) untuk pengembangan TKQ/TPQ (c) untuk dana yatim
dan duafa.
2. Solusi Permasalahan
kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari para pengelola masjid.
Tentunya harus ada pembenahan internal dari jamaah masjid itu sendiri.
muslim.
aktual.
penyalurannya.
62
Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)
d. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bertema keislaman terutama untuk
angkatan muda.
perpustakaan masjid.
selama kita masih berpikir positif dengan mengambil hikmah dari kekurangan
itu. Bahwa tidak selamanya sesuatu yang baik itu akan memberikan hasil yang
baik pula sekalipun rencana tersebut sudah terprogram dengan matang. Dari
permasalahan yang ada bisa diselesaikan dengan beberapa solusi sebagai berikut
masjid .
SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas yakni generasi muda yang
meliki pola pikir luas dan positif dan mempunyai jiwa yang suci untuk
ada baik itu dakwah, ekonomi maupun lainnya kepada masyarakat pada saat
momen peringatan hari besar Islam dan ketika melaksanakan kegiatan kajian
rutin lainnya.
BAB IV
UMAT
Muhajirin
telah diolah dari hasil penyebaran angket oleh penulis kepada masyarakat
namun untuk lebih memfokuskan pada masalah yang sedang diteliti maka
penulis hanya mengambil sampel dari masyarakat yang tinggal berdekatan dan
aktif di dalam pengajian masjid sejumlah 52 orang dengan populasi sebesar 520
orang.63
63
Wawancara pribadi dengan H. Yagus Sukiyanto, sekretaris DKM Masjid Ittihadul
Muhajirin, Jakarta, 6 Juni 2008
Tabel 4.1
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
NO Jenis Kelamin F %
1 Laki-laki 31 59,6
2 Perempuan 21 40,4
Total 52 100
Dari tabel 4.1 responden 31% laki-laki dan 21% perempuan, menunjukan
bahwa jamaah masjid Ittihadul Muhajirin berbanding sama antara laki-laki dan
perempuan, hanya saja jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dari perempuan. Hal ini
dikarenakan perempuan cenderung memilih untuk berdiam dirumah dan hanya aktif
sewaktu-waktu saja.
Tabel 4.2
Identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan
NO Jenis Pekerjaan F %
2 Swasta 18 34,6
3 Wiraswasta 13 25
4 Lain-lain 12 23,1
Total 52 100
persentase 25%, PNS dengan persentase 17,3%, sisanya 23,1% berpropesi lainnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas jamaah Masjid Ittihadul Muhajirin adalah
pekerja yang memiliki pekerjaan tetap dan memiliki waktu kerja yang tetap pula
Tabel 4.3
Identitas Responden Menurut Jenis Pendidikan
NO Tingkat Pendidikan F %
1 SD - 0
2 SLTP 5 9,6
3 SLTA 27 52,9
4 Diploma 6 11,6
5 Sarjana 14 27,9
Total 52 100
Dari tabel 4.3 dapat diketahui tingkat pendidikan para responden sebagian
besar berpendidikan SLTA 52,9%, sisanya SLTP 9,6%, Diploma 11,6% dan Sarjana
27,9%.
Tabel 4.4
NO Status Perkawinan F %
1 Nikah 36 69,2
Total 52 100
Dari tabel 4.4 dapat diketahui sebagian besar responden jamaah masjid
Tabel 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Tingkatan Usia
NO Usia F %
1 15 th – 25 th 14 26,9
2 26 th – 35 th 7 13,5
3 36 th – 50 th 20 38,5
4 50 th – Keatas 11 21,1
Total 52 100
Muhajirin
Tabel 4.6
( Menurut pengetahuan tentang fungsi masjid)
NO Alternatif Jawaban F %
1 Ya 50 96,2
2 Tidak 2 3,8
Total 52 100
Dari data yang tersaji dari table nomer 4.6 dapat diambil kesimpulan bahwa
ritual sunah saja, namun juga mengetahui bahwa masjid juga memiliki fungsi sosial-
ekonomi, hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah responden yang mengetahui
Hal ini menunjukan bahwa program kembali ke masjid yang dijalankan oleh
pemerintah (Depag) dan oleh para pemerhati ekonomi Islam dianggap berhasil,
1 Koran/Majalah 4 7,7
3 Buku 9 17,3
Total 52 100
ekonomi Islam berbasis masjid adalah melalui media ceramah atau pengajian hal ini
ditunjukan besaran angka pada kolom pengajian / ceramah sebesar 63,5%, sisanya
ada pada buku sebesar 17,3%, media elektronik sebesar 11,5% dan Koran sebesar
7,7%.
Yang patut diperhatikan disini adalah besaran Koran yang hanya menunjukan
angka 7,7% atau pilihan yang paling sedikit, bagi penulis ini ironis pada kenyataanya
Koran adalah media informasi utama selain televisi, jika dilihat dilapangan memang
dapat dimaklumi dimana penyebaran wacana tentang ekonomi Islam berbasis masjid
memang lebih mudah ditemui di situs-situs internet ataupun lewat media buku
2 Masjid menggerakan 13 25
ekonomi umatnya
3 Masjid
mensejahterakan
22 42,3
ekonomi umatnya
4 Lain-lain 4 7,7
Total 52 100
Dari table 4.8 dapat dilihat bahwasanya responden memiliki pengertian berbeda-beda
tentang pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, mayoritas responden berpendapat bahwa
Program pemberdayaan masyarakat berbasis masjid adalah dimana masjid mensejahterakan
ekonomi umatnya, hal ini ditunjukan pada angka 42,3%. Sedangkan pengertian “masjid
melatih dan mendidik jamaahnya agar lebih terampil” dan “masjid menggerakan ekonomi
umatnya” berbagi angka sama, yaitu 25% dan sisanya adalah 7,7% pada pendapat lainnya.
c. Karakteristik Respon Jamaah Masjid Ittihadul Muhajirin
Tabel 4.9
(Menurut penialaian usaha yang telah dijalankan masjid)
NO Alternatif Jawaban F %
2 Bagus 17 32,7
4 Tidak bagus - 0
Total 52 100
menyatakan usaha yang dilakukan oleh masjid sangat bagus ini dipilih oleh 34 orang
(65,4%) sedangkan bagus 17 orang (32,7%) dan sisanya kurang bagus 1 orang
(1,9%).Hal ini dapat dimaklumi kenapa penilaian bagus dan sangat bagus dipilih oleh
hampir semua responden dan hanya 1 orang saja yang menyatakan tidak bagus, hal
ini dikarenakan masjid berada tepat ditengah-tengah masyarakat dan juga dijalankan
oleh masyarakat yang tentunya tahu dan mengerti apa-apa saja yang memang
Tabel 4.10
NO Alternatif Jawaban F %
1 Sangat bagus 29 55,8
2 Bagus 23 44,2
3 Kurang bagus - 0
4 Tidak bagus - 0
Total 52 100
Tabel 4.11
(Menurut tanggapan pelayanan yang diberikan)
NO Alternatif Jawaban F %
2 Bagus 23 44,2
4 Tidak bagus -
Total 52 100
pengelolaan unit-unit usaha masjid sangat bagus dan sisanya 23 orang (44,2%)
menyatakan bagus.
Dari data yang tersaji pada table 4.11 dapat diambil kesimpulan bahwa
responden menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh unit-unit usaha masjid
cenderung bagus hal ini dapat dilihat dari pilihan responden terbanyak adalah sangat
bagus sebanyak 27 orang (52,9%) yang kedua bagus 23 orang (44,2%) dan hanya 2
orang saja yang menyatakan kurang bagus (3,8%). Maka dapat diambil kesimpulan
pelayanan yang diberikan oleh unit-unit usaha masjid adalah bagus, hal ini mungkin
Tabel 4.12
(Menurut penilaian dari sisi syariah)
NO Alternatif Jawaban F %
1 Ya 52 100
2 Tidak - 0
Total 52 100
Table 4.13
1 Ya 46 88,5
2 Tidak 6 11,5
Total 52 100
Tabel 4.14
NO Alternatif Jawaban F %
2 Puas 39 75
4 Tidak puas - 0
5 Lain-lain 6 11,5
Total 52 100
Dari tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat sepakat
dengan kegiatan usaha-usaha yang dijalankan masjid Ittihadul Muhajirin sudah sesuai
ekonomi yang dijalankan masjid. Ini dapat dibuktikan dengan melihat besarnya
persentase masyarakat yang menggunakan usaha-usaha masjid yakni 88,5% dan yang
Dari tabel 4.14 diatas dinyatakan bahwa, dari pendapat masyarakat yang telah
menggunakan usaha dan produk usaha masjid mayoritas menyatakan puas sebesar
75%, yang menyatakan kurang puas sebesar 1,9% dan yang menyatakan sangat puas
berbanding sama dengan masyarakat yang belum pernah turut serta dalam kegiatan
2 Berpengaruh 24 46,2
Total 52 100
dengan yang berpendapat kurang berpengaruh yakni 46,2% dan 38,5%, sedangkan
yang berpendapat sangat berpengaruh hanya 11,5% dan yang berpendapat tidak
berpengaruh 3,8%.
kehadirannya juga akan ikut serta membendung upaya agama dan keyakinan
banyak terjadi saat ini. Atas dasar fenomena tersebut, diperlukan cara yakni
ke masjid tersebut bukan hanya beribadah shalat di masjid saja tetapi hendaknya
memaknai kehidupan sebagai pribadi, keluarga dan umat agar selalu terpaut
dengan kesucian, kebenaran, ketundukan jiwa kepada sang khalik Allah Swt,
Dewasa ini, gerakan kembali ke masjid dapat juga dimaknai sebagai upaya
masjid yang dilakukan seperti:65 BMT (Baitul Mal wat Tamwil), unit pelayanan
zakat, infak dan sedekah. Sama halnya dengan masjid Ittihadul Muhajirin, yang
64
Budiman Mustofa, Manajemen Masjid: Gerakan Meraih Kembali Kekuatan dan Potensi
Masjid (Surakarta: Ziyad Books, 2007) h. 38
65
Ibid
berupaya memberdayakan ekonomi masyarakat terutama jamaah masjid,
BMT (Baitul Mal wat Tamwil), Koperasi, Tabungan Haji dan Qurban, Usaha
Hal tersebut senada dengan apa yang diharapkan masyarakat yang berada
disekitar masjid. Dari data yang didapat penulis melalui angket yang
masjid seperti pada umumnya.66 Seperti yang kita ketahui, pada saat ini
sholat fardu dan hari-hari besar lainnya, maka tidak heran jika kita lihat banyak
masjid yang tutup ketika bukan waktunya sholat. Sedangkan masjid Ittihadul
Muhajirin tidak sama dengan masjid yang dikemukakan diatas, masjid ini selalu
berusaha memberikan semangat dan peluang bagi jamaahnya untuk turut serta
66
Sumber data diperoleh dari hasil angket, Jakarta 6 Juli 2008
memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatannya yang bertujuan
a) masjid dikelola dengan manajemen yang jauh lebih baik lagi dari
67
Ibid
C. Analisa Pemberdayaan Ekonomi Yang Dilakukan Masjid Ittihadul
Muhajirin
Allah berfirman :
☺ ☺
Artinya :
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk (At-Taubah : 18)
memang dengan segala macam kegiatan yang bermanfaat untuk umat islam,
hal ini sesuai dengan apa yang kita lihat fungsi masjid pada masa Rasulallah,
wacana baru, karena sejak jaman Rasulallah SAW masjid memang sudah
memiliki fungsi ekonomi, dimana pada jaman itu di masjid dibangun baitul
ekonomi umat Islam pada masa itu. Pada masa ini hanya sedikit masjid yang
sebagai tempat ritual ibadah, hal ini dikarenakan masih kurangnya sosialisasi
mandiri dari sisi finansial saja namun juga turut membantu program
dengan mudah masjid dapat menjangkau sumber pendanaan yaitu para muzaki
dan sasaran pemberdayaan yaitu mustahiq. Dan ketika semua program itu
direalisasikan dan dimanajemen dengan baik maka akan didapat hasil yang
menjadi potensi masjid yang sangat baik bila dikelola dengan baik pula, hal
sendiri68, namun semua baru dalam tataran konsep bila kita bicara dalam
tataran praktek maka bisa menjadi lain. Permasalahan yang biasa muncul
menjadi salah satu alasan yang sering dipakai DKM masjid manapun untuk
kenyataannya masjid sulit mendapatkan SDM yang cakap, hal ini dikarenakan
baru, sehingga tenaga ahli yang mampu mengelola unit-unit usaha masjid juga
bukan instansi profit oriented sehingga tidak banyak orang yang mau
68
Mustofa, Manajemen Masjid: Gerakan Meraih Kembali Kekuatan dan Potensi Masjid
(Surakarta: Ziyad Books, 2007) h. 58
Salah satu hal yang bisa dilakukan masjid untuk menutupi kurangnya
SDM yang dimiliki adalah dengan cara melatih SDM yang telah ada sehingga
sehingga dimasa depan masjid memiliki SDM yang cakap dalam mengelola
usaha masjid.
infaq dan shadaqah dari tangan masyarakat, hal ini bisa dilakukan dengan cara
lain.
Bila pada kenyataannya hal ini dirasa belum cukup optimal maka masjid
dapat mencari pendanaan dari pihak lain, masjid dapat mengakses program
keuangannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
meningkatkan taraf hidup jamaahnya, namun bila dilihat dari sudut peran
kesehatan dan sewa kios. Akan tetapi dari keseluruhan kegiatan ekonomi
kurangnya sosialisasi dan minimnya dana yang dimiliki. Maka dari itu,
kader baru cikal bakal penerus, melatih SDM yang telah ada dan
terhadap kegiatan ekonomi yang telah dijalankan masjid selama ini, hal ini
B. Saran
sebagai berikut:
1. Kurangnya sosialisasi bukan hanya oleh pihak masjid saja namun juga
menyatukan dana yang didapat dari masyarakat dan dana yang didapat
Assalamualaikum wr wb,
Jamaah masjid Ittihadul muhajirin yang saya hormati, saya sedang melaksanakan
tugas dari kampus UIN Syarif Hidayatullah ciputat dalam rangka pembuatan tugas
akhir (skripsi). Quesioner penelitian ini sebagai bahan penghimpun data bagi saya
dalam pembuatan tugas akhir (skripsi). Untuk itu saya mohon kesediaannya kepada
jamaah untuk berkenan mengisi pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Petunjuk Pengisian :
2. Mohon dijawab pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (x)
pada pilihan yang tersedia.
1. Nama :
e. Lain-lain…
4. Pendidikan : a. SD
b. Sltp
c. Slta
d. Diploma
e. Sarjana
f. Lain-lain………….
5. Status nikah : a. Belum nikah b. Nikah
6. Umur :
1. ya
2. tidak
a. koran/majalah c. buku
a. ya
b. tidak
a. ya
b. tidak
c. Tabungan Qurban
d. Koperasi
g. Sewa kios
i. Lain-lain………………
a. sangat puas
b. puas
c. kurang puas
d. tidak puas
9. Menurut bapak/ibu apa yang menjadi kelebihan dari unit usaha yang
dijalankan oleh masjid?
……………….
10. Apa yang menjadi kekurangannya dari unit usaha yang dijalankan oleh
masjid?
…….................
11. Apa saran yang ingin disampaikan untuk masjid ke depan?
………………
Saya ucapkan terima kasih kepada para jama’ah yang telah bersedia mengisi
kuisioner ini. Jazakumullah khairan katsiro.