Analus Baru
Analus Baru
Analus Baru
Umur Total
Penyusutan
No. Komponen Satuan Jumlah Harga Total Harga Satuan Teknis Penyusutan
Tahunan
(Tahun) Investasi
= 0,45
R/C rasio pada kegiatan Praktek Usaha Perikanan budidaya belut sebesar 0,45 memiliki
arti setiap Rp1 yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan 0,45 dan keuntungan sebesar Rp
0,45.
e. PP (Payback Periode)
Praktek Usaha Perikanan berlangsung selama 3 bulan, dengan nilai investasi keseluruhan
yaitu Rp2.617.488. Keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan produksi sebesar Rp1.200.000,
sehingga jika produksi dilakukan selama 1 tahun, maka akan diperoleh:
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Keuntungan selama 1 tahun = Keuntungan selama PUP x 3 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
= Rp1.200.000 x 4
= Rp4.800.000
Dengan demikian, payback periode nya selama:
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Payback Periode = 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 x 1 tahun
Rp2.617.488
= Rp1.200.000 𝑥1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= 2,18 tahun
Jadi, modal yang dikeluarkan untuk investasi awal usaha akan kembali dalam waktu 2,18
tahun.
f. Break Event Point
Break Event Point (BEP) merupakan parameter analisis yang digunakan untuk
mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik impas. Hal
tersebut menggambarkan kondisi usaha tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Rumus
perhitungan BEP sebagai berikut:
Break Event Point (BEP) unit
biaya tetap
BEP (Unit) =
biaya variabel
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 −
jumlah produksi
Rp476.488
= Rp2.141.000
𝑅𝑝60.000 −
20 𝑘𝑔
= 100 kg
Jadi, usaha budidaya belut akan balik modal jika telah mencapai minimum penjualan
produk sebanyak 100 kg.
Break Event Point (BEP) Rp
biaya tetap
BEP (Rp) =
biaya variabel
1 − penerimaan
Rp476.488
= Rp2.141.000
1−
Rp1.200.000
= Rp6.269.578
Jadi, kegiatan produksi budidaya belut akan balik modal jika pendapatan minimum yang
dicapai senilai Rp6.296.578
g. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga pokok produksi adalah perbandingan antara total biaya produksi dengan total
produksi. Tujuan perhitungan harga pokok produksi adalah untuk mengetahui harga jual suatu
barang. Rumus perhitungan HPP sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
HPP =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Rp2.617.488
= 20 𝑘𝑔
= Rp 140.000/kg
Jadi, harga pokok produksi untuk 1 belut segar sebesar Rp 140.000.
h. Harga Jual
Keuntungan yang diinginkan < 20% dari HPP, sehingga diperoleh:
Harga jual minimal = HPP + (20% x HPP)
= Rp140.000+ 123,580
=Rp28.000
Jadi, belut segar dapat dijual dengan harga penjualan Rp28.000per ons, agar lebih
memudahkan transaksi jual beli maka produk dijual seharga Rp60.000 per kg.
Harga jual Rice bowl dan pangsit belut yaitu 60.000 rupiah per kg. Harga jual
ditetapkan dengan target keuntungan < 20% dari harga pokok produksi (HPP). Hartono, et al
(2012) menyatakan bahwa penyesuaian harga memiliki dampak yang mendalam pada strategi
pemasaran, dan terkadang dapat juga mempengaruhi permintaan dan penjualan. Penentuan
harga jual Rice bowl dan pangsit belut yang berdasarkan target keuntungan di atas didasarkan
pada hasil analisa kemampuan pasar yang ditargetkan. Remaja usia 16 tahun sampai mahasiswa
pada dasarnya secara finansial masih mengandalkan uang jajan dari orangtua untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Food Programme
(WFP) Organization diketahui bahwa responden pada penelitian tersebut hanya 70% yang
memperoleh uang jajan dari orangtua, baik harian, mingguan maupun bulanan. Uang jajan
bulanan berlaku bagi responden yang tinggal jauh dari orangtua. Total uang jajan harian
berkisar Rp7000,- hingga Rp20.000,- saja.
Tabel analisa usaha menunjukan beberapa besaran biaya yang di keluarkan dalam
menjalankan usaha oleh CV. Be Master yang telah berjalan selama 1 siklus, dimana setiap satu
kali siklus dilakukan enam kali produksi CV. Be Master dengan target penjualan tiap satu kali
siklus 20 kg belut segar siap dipasarkan.
Besar biaya variabel yang dikeluarkan dalam produksi budidaya belut selama 1 siklus
produksi sebesar Rp. 2.617.488- dimana biaya tetap sebesar Rp. 476.488,- dan modal usaha
awal sebesar Rp. 2.617.488,-. Keuntungan yang di terima yaitu sebesar Rp. 1.200.000,- dengan
R/C Ratio sebesar 0,45,- yang artinya dengan penggunaan biaya produksi sebesar Rp 1,00 akan
diperoleh keuntungan sebesar Rp 0.45,-.
Break Event Point (BEP) dari produksi Rice bowl dan pangsit belut ini mencapai untuk
Break Event Point (BEP) Produksi, sedangkan untuk Break Event Point (BEP) Harga Produksi
sebesar Rp. 6.269.578,- artinya titik impas produksi budidaya belut pada produksi 100 kg,
menurut Khairunan (2011) bahwa Break Even Point atau titik impas (BEP) adalah suatu teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan
volume kegiatan.
4.6 Cash Flow
No Tanggal Indikator Debit Kredit Saldo