Kolam Ring Terpal Plankton Net

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Seiring perkembangan teknologi, dunia perikanan tidak hanya sebatas membahas seluk beluk ikan.
Akan tetapi, saat ini muncul alat-alat yang membantu para pelaku perikanan baik dalam penangkapan,
pembudidayaan, perawatan, sampai pengolahan. Kami selaku mahasiswa program studi Aquaculture
(budidaya perairan) tentunya perlu memahami apa saja alat-alat tersebut.

Makalah ini akan membahas 2 di antara sekian banyak alat perikanan yaitu plankton net dan
kolam ring terpal. Kedua alat ini termasuk dalam alat-alat yang digunakan dalam perikanan budidaya.
Dalam makalah ini nanti akan dibahas seluk beluk kedua alat tersebut diantaranya; deskripsi, fungsi,
dan cara pembuatan ataupun cara pemakaian. Yang semua ini bertujuan untuk menambah wawasan
agar tidak kaget ketika sudah masuk ke dunia perikanan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KOLAM RING TERPAL

Kolam ring terpal adalah kolam buatan yang berbentuk tabung tanpa tutup yang berbahan terpal,
dengan rangka besi di sekeliling kolam. Tujuan dari pengunaan kolam terpal ini yaitu, kolam terpal
bisa digunakan pada daerah yang sulit air, suhu air di dalam kolam menggunakan terpal akan menjadi
lebih stabil, panen ikan lebih mudah, perawatan kolam terpal akan lebih mudah, padat tebar benih ikan
lebih tinggi,jarang ditemui hama atau penyakit, dan kualitas hidup ikan lebih tinggi.

a) Jenis - Jenis Kolam Terpal

Berdasarkan peletakannya, kolam dapat dibagi menjadi dua yaitu,

 Kolam terpal diatas permukaan tanah

Kolam terpal diatas permukaan tanah adalah kolam yang dibuat diatas permukaan
tanahtanpa menggali atau melubangi permukaan tanahnya. Namun kontruksinya harus
menggunakan kerangka.

Bahan kerangka kolam baik cagak maupun penyangga horisontalnya dapat dibuat dari
bambu atau kayu, pipa leding, atau batu bata. Masing - masing bahan tersebut memiliki
kelebihan maupun kekurangan. Oleh karena itu, penggunaannya tergantung dari
pembudidaya.

Untuk ukuran kolam, memang tidak ada aturan yang baku untuk dijadikan patokan.
Hanya saja para pembudidaya umumnya membuat kolam dengan ukuran sesuai ukuran
terpal, misalnya 2x3x1 m, atau 4x8x1 m.

 Kolam terpal didalam tanah

Kolam dalam tanah yaitu kolam yang dibuat dengan melubangi atau menggali tanah
untuk memendam sebagian atau seluruh kolam terpal. Bila kolam terpal yang dimasukkan
ke dalam tanah hanya sebagian saja maka keliling kolamnya harus diberi keraangka atau
pagar untuk menyangga sisi-sisi atau tepi kolam. Namun, jika kolam ditanam sepenuhnya
dalam tanah maka sepanjang tepian terpal harus diikat atau dipasak di sepanjang tepian
logam.

b) Kelebihan Kolam Terpal

1. Kolam terpal bisa dibuat di mana saja, asal terdapat lahan kosong

2
2. Mampu menampung ikan jauh lebih banyak dari kolam kotak

3. Mengurangi jumlah kematian ikan

4. Kualitas ikan yang lebih baik, meliputi: tidak berbau tanah, bersih dan seragam

5. Mudah dibersihkan karena terdapat lubang pembuangan yang bisa dibuka dan ditutup dengan
mudah

c) Kekurangan Kolam Terpal

1. Air kolam cepat berbau

2. Cepat rusak dan bocor

3. Tidak tahan lama

d) Cara membuat Kolam Terpal

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Terpal khusus kolam bulat.
2. Terpal talang.
3. Besi wire-mesh (diameter minimal 7 mm, panjang 5.4 mm, lebar 2.1mm)
4. Cat
5. Pipa PVC.
6. Cable ties.
7. Gergaji besi.
8. Las listrik.
Langkah-Langkah :
1. Potong wiremesh menjadi dua bagian sama panjang.
2. Gabungkan kembali wire-mesh menggunakan las sehingga ukurannya menjadi dua kali lipat
dari ukuran semula.
3. Satukan ujung wire-mesh dengan las hingga terbentuk bulat sebagai rangka kolam.
4. Untuk meletakkan kolam terpal, buat lingkaran yang ukurannya sama dengan kerangka besi
yang sudah dibuat sebelumnya. Kemudian buat kontur tanah yang mengerucut di bagian tengah.
5. Buat lubang pembuangan di bagian tengah kolam.
6. Pada lingkaran tanah yang mengerucut tadi, letakkan kerangka besi.
7. Di bagian sisi dalam kerangka besi, pasangkan karpet talang dan diikat dengan cable ties.
8. Pasangkan terpal hingga terbentuk kolam bulat yang rapi.
9. Lubangi bagian tengah sebagai saluran pembuangan dan masukkan pipa PVC di sana lalu
rekatkan dengan terpal.
10. Silakan mulai mengisi kolam anda dengan air. Jangan lupa bangun rangka baja ringan untuk
melindungi kolam karena untuk kolam dengan sistem bioflok harus terhindar dari sinar matahari
dan hujan.
e) Analisis Budidaya Ikan Lele dengan Kolam Terpal

3
Budidaya ikan lele di kolam terpal dapat dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai
pembibitan dan juga sebagai konsumsi.
1. Pembibitan
Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolam berlumpur atau sawah yang memerlukan
lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga bisa dilakukan di kolam
terpal, meski hal ini tidak bisa dilakukan dalam jumlah populasi bibit yang terlalu besar.
Pembibitan ikan lele dalam kolam terpal dilakukan dengan menyatukan induk betina dan
pejantan sehingga terjadi pemijahan dan penetesan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele
dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihara kembali hingga besar.
Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang
usaha yang cukup menjanjikan. Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai
ketika usia penetasan sudah mencapai sebulan. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika
memiliharanya pada kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan
berupa pelet yang cukup setiap harinya. Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm,
maka perlu waktu hingga 2 bulan. Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa
dijual sebagai bibit yang mendatangkan profit bagi peternak.
2. Pembesaran ikan Lele untuk konsumsi
Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam
terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini
dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil
oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air
kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindung untuk lele. Karena lele
merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup. Lele untuk keperluan konsumsi
dapat dipelihara ketika mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran bibit yang lebih besar, akan lebih baik
pula untuk dibudidayakan. Agar panen berlangsung dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa
budidaya, maka ikan harus diberi makanan ekstra dan optimal. Budidaya ikan lele untuk
konsumsi dinilai cukup mudah, sebab ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap
penyakit. Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti
air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan
lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia ikan lele 1 bulan atau
lebih, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele
mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran
kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan.

4
2.2 PLANKTON NET
a) Pengertian Plankton Net

Plankton Net adalah jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton. Penggunaan
jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak. Jaring plankton net biasa
terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang
jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plakton
yang berada didalamnya. Karena itu plakton yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran
mesh size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran
plankton yang akan diamati. Ukuran plakton yag relatif besar (terutama zooplankton)
menggunakan jaring No.0 atau No.3, sedangkan yang lebih untuk plankton yang lebih kecil
menggunakan No.15 atau No.20. untuk perairan dangkal didaerah tropis, Wickstead
menganjurkan mesh size dengan ukuran 30-50 µm untuk fitoplankton dan zooplankton kecil.
Sedangkan untuk mezooplakton yang lebih besar digunakan ukuran mesh size 150-175 µm.
Plankton net telah umum digunakan sejak lama dalam koleksi plankton. Hal tersebut
dilakukan karena plankton net mudah dan nyaman untuk digunakan (Motoda & Anraku, 1955).
Ada berbagai jenis plankton net yang telah digunakan oleh para peneliti. Macam-macam
plankton net yang dikenal diantaranya ORI-C, ORI-200, ORI-33 (Omori 1965) dan MTD
Horizontal Net (Motoda 1971).
Perbedaan tersebut didasarkan pada ukuran mesh, asesoris yang digunakan, dan bentuk
plankton net (Omori 1965; Motoda 1971). Plankton net tersebut digunakan untuk koleksi

5
plankton di perairan yang luas dan dalam seperti laut karena penggunaannya membutuhkan
kapal. Sementara itu untuk koleksi plankton di perairan yang sempit dan dangkal, juga ada
planktonet buatan pabrikan yang memiliki ukuran mesh 25 dan biasa disebut plankton net No. 25.
Di dunia pendidikan tinggi, selain digunakan dalam proses penelitian, plankton net juga
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran kepada mahasiswa, khususnya dalam kegiatan
praktikum. Oleh karena itu, plankton net memiliki peran yang sangat penting dalam knowledge
dan technology transfer kepada mahasiswa. Dengan demikian, keberadaanya sangat dibutuhkan
di beberapa fakultas yang memiliki mata kuliah berbasis perairan seperti biologi akuatik,
perikanan dan kelautan, serta ekologi perairan.
Namun masih banyak laboratorium yang memiliki plankton net pabrikan No. 25 dalam jumlah
terbatas karena harganya cukup mahal. Keterbatasan tersebut dapat menjadi kendala yang sangat
besar bagi kelancaran kegiatan belajar dan mengajar khususnya kegiatan praktikum. Untuk
mengatasi kendala tersebut, pembuatan plankton net sederahana yang dirancang menyerupai
plankton net No. 25 buatan pabrik sangat penting. Manfaat dari dibuatnya plankton net sederhana
adalah untuk menunjang proses pembelajaran di laboratorium. Namun sebelum plankton net
sederhana tersebut dapat digunakan secara rutin perlu dilakukan pengujian mengenai kualitas
data yang dihasilkan. Oleh karena itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh
plankton net sederhana namun memiliki kualitas hasil penyaringan yang setara dengan plankton
net No. 25 pabrikan.
Bagian akhir ujung jating terdapat bucket alat penampung plankton yang terkumpul. Alat
penampung ini biasanya berbentuk tabung yang mudah dicopot dari tabungnya.
Prinsipnya bucket harus memenuhi syarat:
– dapat dengan mudah dioperasikan dilaut
– tidak menampung air terlalu banyak.
Dalam penelitian analisis kuantitatif (kelimpahan), diperlukan data volume/ debit air yang
tersaring melalui jaring, sehingga kelimpahan plankton dapat dihitung dengan satuan ekor per
m3 air yang tersaring. Untuk pencatatan debit air, digunakan flowmeter dengan menggunakan
rumus :

V= volume air tersaring (m3 )


V = Rap R= jumlah rotasi baling baling flowmeter
a= luas mulut jaring(m2)
p= panjang kolom air (m) yang ditempuh satu kali putaran

b) Konstruksi plankton net

6
1. Cincin: terletak di atas dan berfungsi sebagai pengikat tali dan sebagai penarik plankton net.
Cincin biasanya terbuat dari besi. Diameter cincin berbeda – beda tergantug dari merk dan
jenis plankton net, namun pada umumnya diameter cincin ini yaitu 15 – 25cm.
2. Tali: berfungsi untuk menghubungkan jaring dengan cincin. Panjang tali bervariasi tergantung
jenis plankton net dan jenis plankton yang akan diambil, namun biasanya tali yang digunakan
berukuran 25 – 50cm
3. Kawat: digunakan untuk membentuk net atau mulut jaring sesuai keinginan dan kebutuhan
kita. Diameter kawat biasanya 31cm untuk fitoplankton dan 45cm untuk zooplankton.
4. Jaring: digunakan biasanya dari bahan nilon. Mesh size dari jaring ini biasanya 30 – 50 µm
untuk fitoplankton dan 150-175 µm untuk zooplankton, panjang jaring sekitar 4-5 kali
diameter mulut jaring.
5. Botol/ bucket: berfungsi untuk menyimpan sampel air yang telah disaring oleh plankton net.

c) Bahan dan Alat

 Bahan

Bahan yang digunakan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bahan untuk
pebuatan plankton net yang terdiri atas kain plankton net, kawat aluminium diameter 0.5 cm,
batang kayu, dan benang jahit. Sementara itu bahan yang digunakan untuk koleksi plankton
adalah formalin 4% dan air sampel. Alat yang digunakan untuk pembuatan plankton net
sederhana terdiri atas mesin jahit, serutan, dan tang. Alat untuk koleksi plankton adalah
planton net sederhana buatan penulis, plankton net No 25 buatan pabrik, ember planstik
ukuran 10 liter, dan botol film sebagai botol koleksi sampel.

 Cara pembuatan Plankton Net Sederhana

Cara pembuatan plankton net sederhana adalah sebagai berikut. Kawat aluminium
dibengkokkan dengan bantuan tang sampai membentuk lingkaran dengan diameter lebih
kurang 35 cm, kawat tersebut digunakan sebagai rangka mulut plankton net. Ujung kain
plankton net bagian atas dijahitkan pada lingkaran kawat aluminium. Lingkaran kawat
aluminium diberi tangkai yang akan diikatkan pada batang kayu sebagai gagang plankton net.
Sementara itu, bagian samping plankton net dijahit mulai ujung atas yang menempel pada
rangka plankton net sampai ujung bawah. Penjahitan bagian samping dilakukan sedemikian
rupa sehingga kain plankton net membentuk struktur seperti kerucut dengan bagian bawah
memiliki lubang yang ukurannya disesuaikan dengan botol sampel yang digunakan. Jika
akan digunakan, botol sampel diikatkan pada bagian bawah plankton net.

d) Cara Koleksi Plankton

Sebelum dilakukan koleksi plankton, persiapkan plankton net dengan cara memasang botol
koleksi di bagian bawah plankton net. Botol koleksi berfungsi untuk menampung sampel air berisi
plankton yang tersaring. Sampel plankton dikoleksi dengan cara menggambil air menggunakan
ember plastik berukuran 10 liter. Air disaring menggunakan plankton net. Penyaaringan air

7
dilakukan sebanyak 10 kali sehingga total volume air yang disaring sebanyak 100 liter. Setelah
selesai, botol koleksi dilepas dari planton net. Sampel plankton diawetkan dengan cara
menambahkan formalin sehingga konsentrasi formalin dalam sampel menjadi 4%. Plankton
diamati dan diidentifikasi di laboratorium.

e) Analisis Data

Spesifikasi plankton net sederhana dan plankton yang diperoleh dianalisis secara deskriftif.
Spesifikasi diuraikan sesuai plankton net yang dihasilkan, sedangkan kualitas data plankton yang
dikoleksi menggunakan plankton net sederhana dibandingkan dengan hasil koleksi menggunakan
plankton net No. 25 buatan pabrik.

Spesifikasi Plankton Net Sederhana Plankton net sederhana yang dihasilkan memiliki
spesifikasi sebagai berikut, ukuran mesh 25, lingkar mulut plankton net berdiameter 35 cm, dan
tinggi plankton net 75 cm.

Spesifikasi plankton net yang dihasilkan sama dengan plankton net No. 25 buatan pabrik
terutama ukuran mesh yang dimiliki yaitu sama-sama berukuran mesh 25, sedangkan dimensi
lainnya berbeda. Perbedaan spesifikasi juga ditemukan ketika dilakukan perbandingan dengan
plankton net ORI-C, ORI-200, ORI-33 ( Omori, 1965), dan MTD Horizontal Net ( Motoda, 1971).
Plankton net ORI memiliki diameter mulut 160 cm dan panjang 750 cm. Sementara itu, MTD
Horizontal Net memiliki diameter 56 cm, panjang 2000 mm, dan mes size 0,35 mm (Motoda,
1971).

f) Cara Menggunakan Plankton Net

Metode pengambilan sampel menggunakan plankton net terbagi atas dua cara tergantung
pada tujuan yang diiginkan, biasanya dibedakan atas :

1. Sampling Secara Horizontal: Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini


dimaksudkan untuk mengetahui sebaran plankton horizontal.. Plankton net pada suatu titik di
laut, ditarik kapal menuju ke titik lain, penganbilan Jumlah air tersaring diperoleh dari angka
pada flowmeter atau dengan mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan diameter
plankton net. Flowmeter untuk peningkatan ketelitian. Dengan cara horozontal sampel terbatas
pada satu lapisan saja.

2. Sampling Secara Vertikal: Merupakan cara termudah untuk mengambil sampel dari
seluruh kolom air (coposite sample). Ketika kapal berhenti, plankton net diturunkan sampai ke
kedalaman yang diinginkan dengan pemberat dibawahnya. Setelah itu plankton net ditariknya
keatas dengan kecepatan konstan. Untuk mesh size halus digunakan kecepatan 0,5 m/detik
untuk mata jaring kasar 1,0 m/detik.

3. Sampling Secara Miring (Obelique): jaring diturunkan perlahan ketika kapal bergerak
perlahan (±2 knot). Besar sudut kawat dengan garis vertikal ± 45˚, setelah mencapai kedalaman
yang diinginkan plankton net ditarik secara perlahan dengan posisi sudut yang sama. Sampel

8
yang didapat merupakan plankton yang terperangkap dari berbagai lapisan air. Kelemahan
metode ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama.

g) Kelebihan dan Kekurangan Plankton Net


• Kelebihannya:

1. Penggunaan jaring plankton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak karena
jaring plankton net biasa terbuat dari nilon.
• Kekurangannya :
1. Dalam penggunaanya alat ini sulit untuk memperkirakan jumlah air yang disaring.
2. Plankton yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran mesh size, maka ukuran mesh size
yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati.
3. Bagian akhir ujung jating terdapat bucket adalah alat penampung plankton yang telah
terkumpul yang tidak dapat menampung air terlalu banyak.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Baik itu kolam ring terpal maupun plankton net sangat membantu para stakeholder dalam
usahanya. Selain mempermudah pekerjaan dan mengurangi risiko kerugian, kedua alat itu juga
membantu dalam efisisensi waktu dan tenaga. Karena sebelum adanya kedua alat tersebut, para stake
holder sangat mengandalkan alam dan terkadang secara tidak sengaja merusak ekosistem alam.

Meski kedua alat tersebut sudah sangat membantu, masih ada kekurangan dan kelebihannya.
Dengan seiring perkembangan zaman, diharapkan kita para generasi penerus bisa mengembangkannya.
Sehingga kegiatan perikanan ini bisa saling menguntungkan baik itu sesama manusia maupun dengan

9
ciptaan tuhan yang lain. Agar semua yang kita nikmati sekarang ini masih bisa dijumpai oleh anak cucu
kita nanti.

10
DAFTAR PUSTAKA

Saparinto, Cahyo. 2013. Budidaya Ikan di Kolam Terpal. Jakarta: Penebar Swadaya.

https://kolamterpal.net/5-kelebihan-kolam-terpal-sebagai-media-ternak/ dilihat pada pukul 13:40,


3 November 2019.

http://www.ilmuhewan.com/kelebihan-dan-kekurangan-kolam-terpal/ dilihat pada pukul 14:25, 3


November 2019.

https://duniaterpal.com/kolam-terpal-bulat/ dilihat pada pukul 15:00, 3 November 2019.

https://docplayer.info/305343-Budidaya-ikan-lele-di-kolam-terpal.html dilihat pada pukul 16:00,


3 November 2019.

Adie Wijaya Putra, Zahidah,& Walim Lili. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Sungai Citarum
hulu Jawa Barat. Jurnal Perikanan & Kelautan. 3(4). 314-319.

Amalia Nurtirta Sari, Sahala Hutabarat & Prijadi Soedarsono. 2014. Struktur Komunitas Plankton
pada Padan Lamun di Pantai Pulau Panjang, Jepara. Management of Aquatic Resource. 3(2).
88-89.

Nunung Komalawati. 2016, Metode Pembuatan Plankton Net Sederhana. Integrated lab journal.
4(1). 57-60.

11

Anda mungkin juga menyukai