Rula
Rula
Rula
Oleh:
Kelompok 1
Achmad Yusril Ilmi 170612634037
Alis Tri Jayanti 170612634003
Anisa Cahyaningrum 170612634095
Arwinda Ulfa Adriazini 170612634068
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................................3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................4
A. Pengertian Ovako Work Posture Analysis System (OWAS)...........................4
B. Pengaplikasian OWAS....................................................................................4
C. Bagian Sikap Kerja yang Diamati...................................................................4
D. Fokus Penilaian OWAS ..................................................................................4
E. Klasifikasi Sikap Bagian Tubuh yang Diamati untuk Dianalisa dan
Dievaluasi ............................................................................................................5
F. Penilaian OWAS .............................................................................................6
G. Konsep perbaikan (Hierarchy of Controls) ....................................................7
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................9
A. Hasil ................................................................................................................9
B. Pembahasan...................................................................................................10
BAB IV. PENUTUP ..............................................................................................12
A. Kesimpulan ...................................................................................................12
B. Saran .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15
ii
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penilaian OWAS ...................................................................................6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sikap Punggung .................................................................................5
Gambar 2. Sikap Lengan .....................................................................................5
Gambar 3. Sikap Kaki .........................................................................................6
Gambar 4. Hierarchy of Controls ........................................................................7
Gambar 5. Saat Mengambil Barang ....................................................................9
Gambar 6. Saat Mengangkut Barang ...................................................................9
Gambar 7. Saat Meletakkan Barang ..................................................................10
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal,
pembangunan bangsa Indonesia saat ini lebih dikonsentrasikan pada
pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM). Seiring dengan
program pengembangan dan pemberdayaan SDM tersebut, pemerintah juga
memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja melalui
berbagai bentuk peraturan dan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.
Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan berbagai bentuk
penyimpangan, sehingga jaminan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja
para pekerja sering diabaikan. Pekerjaan angkat dan angkut merupakan salah satu
contoh dari sekian banyak kondisi kerja yang masih perlu mendapat perhatian.
Seperti kita ketahui bahwa jenis pekerjaan angkat dan angkut merupakan salah satu
aktivitas tertua dari kegiatan manusia sehari-hari. Pekerjaan angkat dan angkut
memiliki risiko besar pada permasalahan sistem muskuluskeletal. Sebagai
contohnya adalah kuli angkut di Pasar besar Malang, mereka melakukan aktivitas
angkat dan angkut yang merupakan pekerjaan fisik berat (Tarwaka, dkk. 2004).
Kaitan antara pekerja kuli angkut dengan postur dan interaksinya terhadap sarana
kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja, selain
Standard Operating Prosedure (SOP) yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan.
Postur tubuh dalam bekerja dikatakan ergonomi apabila memberikan rasa nyaman,
aman, sehat, dan selamat dalam bekerja (Budiono, dkk, 2003 dalam Agustin 2013).
Salah satu keluhan yang terjadi pada pekerja bidang angkat dan angkut seperti
kuli panggul adalah nyeri pada otot. Keluhan yang biasa diderita pekerja kuli
panggul adalah keluhan pada sistem muskuloskeletal. Apabila otot menerima beban
statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon. Kerusakan inilah yang
biasanya diistilahkan dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau cedera pada
sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993; Lemasters, 1996 dalam Tawarka, 2010).
Sebagian besar muskuloskeletal disebabkan oleh pekerja itu sendiri atau lingkungan
2
satu tempat ke tempat lain. Hampir seluruh proses kerja melibatkan manual
handling yang dilakukan dengan tenaga fisik, sehingga kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan pada muskuloskeletal. Mengingat aktivitas manual
handling mempunyai peranan penting dalam menimbulkan keluhan
muskuloskeletal. Sekiranya perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan
menganalisa postur kerja untuk mengetahui kondisi postur kerja saat ini. Pada
penelitian ini menggunakan metode Owas untuk mengidentifikasi postur kerja kuli
panggul. Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) merupakan metode
analisis sikap kerja yang mendefinisikan pergerakan bagian tubuh punggung,
lengan, kaki, dan berat beban yang diangkat. Masing-masing anggota tubuh tersebut
diklasifikasikan menjadi sikap kerja. Sikap bagian tubuh yang diamati adalah
punggung, lengan, kaki, dan berat beban yang diangkat (Pamula, 2012).
B. Tujuan
Untuk menganalisa postur kerja pekerja kuli panggul di Pasar besar Malang
dengan menggunakan metode OWAS.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Pengaplikasian OWAS
Menurut Aryanto (2008) Metode OWAS dapat diaplikasikan di area:
a. Pengembangan lingkungan kerja atau metode kerja untuk mengurangi
beban pada musculoskeletal dan membuatnya lebih aman serta produktif.
b. Untuk merencakan tempat kerja baru maupun metode kerja yang baru.
c. Didalam melakukan survey ergonomic.
d. Didalam melakukan survey kesehatan kerja.
e. Didalam penelitian dan pengembangan.
F. Penilaian OWAS
Tabel 1. Penilaian OWAS
Menurut Andi (2008) Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat
level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja, yakni:
7
1. Kategori 1: Pada sikap ini tidak ada masalah pada sistem musculoskeletal
(tidak berbahaya). Tidak perlu ada perbaikan.
2. Kategori 2: Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu
perbaikan di masa yang akan datang.
3. Kategori 3: Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu
perbaikan segera mungkin.
4. Kategori 4: Pada sikap ini sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal
(postur kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara
langsung atau saat itu juga.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kuli panggul di pasar besar Malang menunjukkan beberapa posisi kerja, yaitu:
1) Saat mengambil barang,
2) Saat mengangkut barang, dan
3) Saat meletakkan barang.
Dari ketiga posisi kerja tersebut, akan dilakukan penilaian untuk setiap sikap
kerjanya dan ditentukan beban kerja pada pekerja kuli panggul menggunakan
metode OWAS.
Pada posisi kerja saat mengambil barang, barang yang diangkut oleh pekerja
panggul untuk tiap karungnya sebesar 10 kg, sedangkan untuk barang yang berupa
kardus memiliki berat yang bervariasi sekitar 5-10 kg.
Pada posisi kerja saat mengangkut barang, pekerja membutuhkan waktu sekitar
30-40 detik untuk menuju ke tempat peletakkan barang.
Setiap pekerja memiliki karakteristiknya masing-masing dalam melakukan
pekerjaannya, dapat dilihat dari berbagai gambar yang peneliti dapatkan. Posisi
kerja yang ditunjukkan antar pekerja yang satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan.
B. Pembahasan
Posisi Saat Mengambil Barang
1) Punggung: Tegak
2) Lengan Atas: Satu lengan berada di
atas level ketinggian bahu
3) Tungkai Bawah: Berdiri dengan
keadaan kedua kaki lurus
4) Beban: 10 – 20 kg
Maka, posisi ini menurut OWAS yaitu:
1 – 2 – 2 –2, yang memiliki nilai kategori
1.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
OWAS adalah suatu metode untuk mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja
yang tidak nyaman dan berakibat pada cidera musculoskeletal. Metode OWAS
dapat dilakukan untuk merencanakan tempat kerja maupun metode kerja yang baru
sehingga dapat mempermudah pekerja dalam melakukan kegiatan. Indikator sikap
kerja yang diamati dalam metode ini meliputi bagian punggung, bahu, tangan, kaki,
dan beban berat. Yang menjadi fokus penilaian OWAS seperti postur tubuh,
pergerakan saat bekerja, frekuensi dari struktur kerja dan faktor penilaian yang
lainnya. Klasifikasi bagian tubuh yang diamati dan dievaluasi yaitu sikap
punggung, sikap lengan, sikap kaki dan berat badan. Semua hal tersebut diamati
dan dinilai dari setiap gerakan.
Ada beberapa hal yang dinilai dalam OWAS yang dibedakan menjadi empat
kategori. Kategori satu sikap tidak terlalu bahaya dan tidak perlu adanya perbaikan.
Kategori dua pada posisi ini memiliki dampak bahaya pada sistem musculoskeletal
dan perlu adanaya perbaikan dimasa yang akan datang. Kategori tiga postur tubuh
mengaruh ketegangan yang signifikan pada sistem musculoskeletal dan perlu
adanya perbaikan segera mungkin. Kategori empat postur kerja ini mengakibatkan
reaiko yang jelas berbahaya pada sistem musculoskeletal dan perlu perbaiakn secara
langsung atau saat ini juga. Konsep perbaikan menurut hirarchy of controls ada
eliminasi, substitusi, kontrol teknik, kontrol administratif, serta alat pelindung diri.
Dari hasil pengamatan telah menunjukan beberapa posisi kerja kuli panggul di
pasar besar, seperti saat mengambil barang, saat mengangkut barang, dan saat
meletakkan barang. Berat beban karung yang dibawa kuli panggul sebesar 10kg
sedangkan untuk kardus memiliki berat 5-10kg dengan waktu kerja sekali angkut
30-40 detik.
Pembahasan dari hasil penelitian menunjukan hasil pada posisi satu memiliki
nilai kategori satu yang artinya tidak perlu perbaiakn secara langsung. Posisi kedua
menunjukan nilai kategori satu yang artinya tidak perlu adanya perbaikan secara
13
langsung. Posisi ketiga menunjukan nilai kategori tiga yang artinya perlu adanya
perbaikan sesegera mungkin.
B. Saran
1. Membagi jadwal kerja dan pemberian makanan dengan gizi yang cukup dan
seimbang pada setiap harinya, karena pekerjaan kuli angkut ini
membutuhkan fisik yang prima. Untuk mendapatkan fisik yang prima perlu
adanya istirahat yang cukup dan pemenuhan gizi yang baik dan seimbang
sehingga mendapatkan hasil pekerja yang tetap produktif setiap harinya.
2. Perlu adanya pengawasan yang baik dan peraturan yang telah ditetapkan
untuk mengawasi sebagai patokan kinerja setiap pekerja.
3. Adanya fasilitas penunjang untuk mempermudah pekerja dalam melakukan
pekerjaannya seperti gerobak dorong. Gerobak dorong dapat meringankan
pekerjaan pekerja, meminimalisir resiko cidera musculoskeletal dan
mempercepat waktu kerja.
Menurut penilaian Hirarcy of control
Penilaian Hirarcy of control Perlu atau Tidak Alasan
Eliminasi Tidak Tidak diperlukan, karena
jika menggunakan sistem
eliminasi maka pekerja
akan kehilangan
pekerjaannya dan dapat
menghilangkan sumber
daya manusia yang ada.
Substitusi Tidak Tidak karena bahan atau
barang yang diangkut tidak
dapat digantikan menjadi
bahan yang lebih aman
terhadap kuli panggul.
Kontrol Teknik Perlu Perlu adanya alat yang
dapat meminimalisir risiko
cidera atau kecelakaan,
14
yakni dengan
menggunakan gerobak
dorong untuk
mempermudah
pemindahan dan
pengangkutan barang dari
truk menuju gudang dan
sebaliknya.
Kontrol Administratif Perlu Perlu adanya jadwal kerja
dan jadwal istirahat
sehingga pekerja tidak
mengalami kelelahan yang
berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
Alat Pelindung Diri Perlu Pekerja perlu
menggunakan sarung
tangan untuk
meminimalisir risiko
cidera pada saat bekerja
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Fikri. 2013. Analisis Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb
Assesment (RULA) Pada Pekerja Kuli ngkut Buah Di Agen Ridho Illahi
Pasar Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Vol. 2(1).
Agustin. 2013. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Musculoskeletal Dan
Produktifitas Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe
Indonesia Tobako. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan. UMS.
Ariani. 2008. Gambaran Risiko Musculosceletal Disorders Pada TukangAngkut
Barang (porter) di Stasiun Jatinegara Jakarta Tahun 2008. Skripsi. Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Aryanto, Dwi Pongki. Gambaran Risiko Postur Kerja Menggunakan Metode
REBA. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia
Astuti dan Suhardi. 2007. Analisis Postur Kerja Manual Material Handling
Menggunakan Metode OWAS (Ovako Work Postur Analysis System). Jurna
Teknik Industri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Karhu. 1981. Observing Working Posture in Industry: Example of OWAS
Application.
OHSAS 18001: 2007. Occupational Health and Safety Managemen System –
Guideline for the Implementation of OHSAS 18001.
Pamula, Achmad Riza. 2012. Analisis Postur Kerja Pada Aktivitas Manual
Material Handling Dengan Menggunakan Metode Penilaian Ovako Work
Analysis System (OWAS) Pada Pekerja Unit Di PT. X Wilayah Semarang.
Undergraduate thesis, Faculty of Public Health.
Susila, IGN. 2001. Computer Vision Syndrom. Ergonomics National –
International on Ergonomics – Sport Phisiology. Editor: Sutajaya, M.
Udayana University Press. Denpasar
Tarwaka, Solichul, Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Pers.
Wandasari, Nurul. 2010. Analisis Bahaya Pekerjaan/Job Hazard Analysis. (Online),
esaunggul.ac.id. Diakses pada 25 Oktober 2019.
Wijaya, Andi. 2008. Analisa Postur Kerja dan Perancangan Alat Bantu untuk
Aktifitas Manual Material Handling Industri Kecil. Jurnal Teknik Industri.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta