Obyek Wisata Tenggarong
Obyek Wisata Tenggarong
Obyek Wisata Tenggarong
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki obyek dan daya tarik wisata yang cukup
banyak. Pemerintah Kab. Kutai Kartanegara mencatat sedikitnya 85 obyek dan daya tarik
wisata yang terdapat di Kab. Kutai Kartanegara, baik yang sudah dikembangkan maupun
yang belum dikembangkan.
Sebagaimana obyek dan tarik wisata di Pulau Kalimantan secara umum, obyek dan
daya tarik wisata di Kab. Kukar sebagian besar merupakan wisata alam dan budaya. Obyek
wisata alam berupa pantai, air terjun, danau dan hutan merupakan andalan utama dan dapat
dinikmati sebagai pariwisata massal (mass tourism) maupun pariwisata minta khusus.
Pariwisata massal yang sudah berkembang umumnya terletak tidak jauh dari kota
Tenggarong. Sedang wisata alam yang berada di kawasan pedalaman relatif belum
berkembang, terutama disebabkan oleh keterbatasan aksebilitas dan ketersediaan fasilitas
pendukungnya.
Obyek dan daya tarik wisata di Kab. Kukar pada umumnya belum sepenuhnya
dikembangkan. Dari sekian banyak obyek dan daya tarik wisata di masing-masing
kecamatan, hanya beberapa yang sudah dikembangkan, diantaranya:
Waduk Panji Sukarame, yang berada di daerah Rondong Demang, Kec. Tenggarong
Pulau Kumala, yang merupakan pulau di tengah Sungai Mahakam di Kec.
Tenggarong
Museum Mulawarman, yang merupakan museum tempat menyimpan peninggalan
kerajaan Kutai Kartanegara dan terletak di Kec. Tenggarong
Monumen Pancasila, yang merupakan monumen lambang keberhasilan Pemerintah
Daerah Kab. Kutai dalam melaksanakan pembangunan daerah. Monumen ini terletak
di Kec. Tenggarong
Pondok Labu, yang merupakan perkampungan Suku Dayak Benuaq, terletak 25 km
dari Kota Tenggarong
Museum Kayu, terletak di komplek waduk Panji Sukarame
Wisata Alam Bukit Bangkirai, merupakan wisata alam dan petualangan yang bterletak
di Samboja, dan terkenal dengan jembatan Tajuk (canopy Bridge)
Borneo Orang Utan Survival (BOS), Samboja Lodge yang merupakan wisata alam.
Berdasarkan jenisnya, obyek dan daya tarik wisata di Kab. Kukar terdiri dari wisata
alam, wisata budaya, wisata ziarah, wisata sejarah, dan wisata rekreasi. Untuk memudahkan
dalam mengidentifikasi obyek-obyek wisata tersebut, maka dibagi berdasarkan kawasan,
yaitu kawasan pesisir, kawasan tengah serta kawasan hulu Sungai Mahakam.
1. WISATA ALAM
Jenis wisata alam di Kab. Kukar sebagian besar menawarkan atraksi berupa panorama
alam danau, air terjun atau pantai. Beberapa obyek wisata di kawasan pesisir berupa wisata
alam dan agrowisata, sedangkan di kawasan hulu sungai Mahakam kebanyakan berupa air
terjun atau danau. Sementara itu obyek wisata di kawasan tengah lebih beragam berupa danau
atau agrowisata.
Kawasan Atraksi :
Sumber Air Panas Sangasanga dikelola secara pribadi oleh pemilik tanah,
bekerjasama dengan Pemkab Kukar. Obyek wisata sumber air panas tersebut memiliki
potensi sebagai tempat permandian air panas. Fasilitas yang tersedia saat ini berupa gazebo,
ayunan tradisonal, dan lapangan parkir. Setiap harinya dikunjungi oleh 20-40 pengunjung
dengan tiket masuk Rp.1.000,-/orang.
Selain suasana pemandangan hutan yang alami dengan berbagai flora dan faunanya,
kawasan wisata Bukit Bangkirai menawarkan atraksi utama yang menjadi kekhasan kawasan
wisata ini, yaitu Jembatan Tajuk (canopy Bridge) yang memiliki ketinggian 30 mtr dari
permukaan tanah.
Selain sebagai wahana wisata, kawasan wisata Bukit Bangkirai juga merupakan
tempat penelitian alam dan kehutanan. Berbagai fasilitas telah tersedia, seperti rumah Lamin
untuk tempat pertemuan, Restoran, Kolam Renang, Tempat Berkemah (camping ground),
Kamar Mandi/Toilet, Mushola, Tempat Parkir, dan sarana Akomodasi (cottage). Pemandu
wisata lokal juga telah tersedia untuk memandu wisatawan.
Agrowisata Bukit Bangkirai merupakan lokasi tempat berbagai jenis tanaman, seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran. Lokasi ini sangat potensial dikembangkan sebagai obyek
wisata minat khusus, dimana wisatawan tertarik untuk bereaksi menikmati pemandangan
alam sekaligus mempelajari berbagai jenis tanaman. Berbagai atraksi wisata dapat
dikembangkan di lokasi agrowisata tersebut, seperti bercocok tanam, memanen tanaman,
mengelola hasil pertanian, dll.
Wana Riset Samboja merupakan tempat untuk pengawasan dan rehabilitasi hewan
langka yang dilindungi, seperti orang utan. Saat ini populasi orang utan di Kalimantan sudah
mulai menurun, sehingga salah satu lokasi rehabilitasi berada di Wana Riset Samboja. Di
lokasi ini dilakukan pengawasan dan rehabilitasi secara ketat terhadap kelangsungan hidup
hewan yang dilindungi tersebut sebelum akhirnya di lepas kembali di habitat aslinya. Tempat
rehabilitasi ini sekaligus juga menjadi pusat penelitian kehidupan hewan yang dilindungi
tersebut. Pengelola Wana Riset Samboja adalah Loka Litbang Satwa Primata, UPT
Departemen Kehutanan Pusat.
5. Borneo Orang-utan Survival (BOS) – Samboja Lodge
Borneo Orang Utan Surviva (BOS)-Samboja Lodge merupakan suatu kawasan yang
dikelola oleh yayasan Pelestarian Orangutan yang merupakan tempat pelestarian orang utan
serta flora dan fauna langka lain seperti beruang madu. Tempat ini juga berfungsi
sebagaintempat wisata yang menyediakan berbagai fasilitas penelitian dan penginapan berupa
cottage. Samboja Lodge terletak di Kecamatan Samboja sekitar 38 km dari Balikpapan.
6. Pantai Biru
Obyek wisata ini terletak di Desa Kersik yang berjarak sekitar 10 km dari ibukota
Kecamatan Marang Kayu. Aksebilitas menuju pantai Biru cukup baik. Obyek dan daya tarik
wisata Pantai Biru menawarkan pemandangan alam pantai yang indah dengan pasir putihnya.
Kawasan ini potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan rekreasi pantai dan olah raga
air.
7. Pantai Pegempang
Pantai Pagempang merupakan obyek wisata berupa pulau yang berada di Desa
Tanjung Limau. Pulau tersebut berpasir putih dan memiliki keindahan alam yang menawan.
Obyek wisata ini terletak pada jarak 15 km dari ibukota Kecamatan Muara Badak.
Aksesibilitas menuju lokasi ini cukup baik, dengan tersedianya jaringan jalan dengan
perkerasan semen cor.
Fasilitas pendukung telah tersedia berupa tempat peristirahatan dan sumber air tawar.
Sarana wisata lain yang tersedia diantaranya rumah makan, warung, toko cinderamata, sarana
olah raga, mushola, lokasi kemping (camping ground), dan lapangan parkir.
Pengunjung Pantai Pangempang mengalami peningkatan pada saat musim liburan tiba. Setiap
tahun di lokasi ini diselenggarakan upacara adat pesta laut yang merupakan ritual
persembahan sebagai wujud tanda syukur kepada Sang Pencipta atas Anugerah yang
diberikan.
8. Pantai 136
Pantai 136 merupakan obyek wisata pantai yang terletak di pinggiran Sungai
Mahakam. Pantai 136 memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai
kawasan wisata massal. Setiap akhir pekan, banyak pengunjung yang berakhir pekan untuk
bersantai di kawasan ini.
Air terjun Lebah Ulak berlokasi lebih kurang 30 km dari ibukota Kecamatan Muara
Kaman. Untuk mencapai lokasi ini, aksesibilitas cukup baik karena telah tersedia jaringan
jalan raya dengan kondisi yang cukup baik. Selain menggunakan moda angkutan pribadi,
moda angkutan umum telah tersedia. Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan dapat
menggunakan bis ke arah Kota Bangun atau menyewa kendaraan beroda empat. Selanjutnya,
dari jalan utama menuju ke lokasi air terjun, wisatawan harus berjalan kaki melewati jalan
setapak sejauh lebih kurang 100 meter.
Selain atraksi air terjun, di kawasan ini terdapat makam keramat (bese’). Selain itu, di
kawasan ini juga telah berkembang industri tumah tangga pembuatan gula aren, sehingga
dapat dijadikan buah tangan (oleh-oleh) khas daerah setempat oleh para wisatawan.
Air terjun Gunung Lespiren terletak di Desa Sebulu Modern. Air terjun ini merupakan
obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, terutama daya tarik nuansa alam yang
masih alami. Namun demikian, obyek wisata air terjun Gunung Lespiren belum
dikembangkan secara optimal.
12. Gua Batu Gelap
Gua Batu Gelap adalah obyek wisata yang terletak di Desa SEpari Besar, lebih kurang
37 km dari kota Tenggarong. Lubang gua ini tertutup oleh pohon-pohon besar karena
dikelilingi hutan lindung. Gua Batu Gelap merupakan sarang binatang Kelelawar hutan.
Pengunjung yang datang ke lokasi ini cukup banyak, terutama pada saat hari libur. Namun
demikian, umumnya pengunjung tidak berani masuk ke dalam goa karena masih mempercayai
keangkeran goa tersebut.
Tujuh Goa adalah obyek wisata yang juga terletak di Desa Separi, lebih kurang 40 km
dari Tenggarong. Obyek wisata ini belum dikembangkan.
Air terjun Bukit Biru berada di Kecamatan Tenggarong, lebih kurang 10 km dari
ibukota Kecamatan Tenggarong. Air terjun Bukit Biru memiliki ketinggian lebih kurang 7
(tujuh) meter. Untuk mencapai lokasi air terjun Bukit Biru, aksesibilitas cukup baik, yaitu
berupa jalan raya dengan perkerasan aspal. Namun demikian, dari desa terdekat, lokasi
tersebut hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua sejauh 5 km.
Kawasan air terjun Bukit Biru belum dikelola dengan baik, meskipun sudah banyak
pengunjung yang jalan, terutama pada hari libur sekolah. Di lokasi tersebut tersedia lokasi
untuk mendirikan tenda, sehingga potensial digunakan sebagai tempat berkemah (camping
ground). Sepanjang jalan menuju lokasi air terjun Bukit Biru, pengunjung disuguhi oleh
pemandangan alam berupa kebun-kebun milik masyarakat setempat.
Air terjun Keham Pesut terdapat di Desa Jonggon. Kawasan wisata ini banyak
dikunjungi oleh wisatawan domestik yang berasal dari Tenggarong. Namun, aksesibilitas ke
lokasi obyek wisata ini masih sangat terbatas, terutama karena jalan menuju obyek wisata
masih berupa jalan tanah dengan kondisi rusak berat.
16. Air Terjun Keham Huluan
Air terjun Keham Huluan terdapat di Desa Jonggon yang dapat ditempuh dalam
waktu 2 jam dari Tenggarong. Obyek wisata ini belum dikembangkan secara optimal. Potensi
pengembangan obyek wisata ini perlu dikaitkan dengan potensi keberadaan suku Dayak
Basap yang banyak bermukim di Desa Jonggon.
Air terjun Loa Duri terletak di Desa Loa Duri Ilir dan merupakan obyek wisata alam.
Lokasinya berada lebih kurang 2 km dari jalan poros Tenggarong – Samarinda. Air terjun
Loa Duri belum dikelola dengan baik. Untuk menuju lokasi air terjun Loa Duri, pengunjung
harus melalui jalan setapak sepanjang lebih kurang 1 km.
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto terletak di jalan Raya Balikpapan – Samarinda
Km 45 dengan luas areal 70.000 ha. Areal ini dijadikan lokasi hutan pendidikan yang dikelola
Universitas Mulawarman bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto saat ini dimanfaatkan sebagai pusat penelitian, lokasi
berkemah (camping ground), dan lain sebagainya.
Air terjun Kedang Ipil terletak di Desa Kedang Ipil. Lokasinya berada lebih kurang 72
km dari Kota Tenggarong dan 36 km dari ibukota Kecamatan Kota Bangun. Untuk mencapai
lokasi air terjun Kedang Ipil, dapat melalui jalan poros Tenggarong-Kota Bangun. Dari jalan
poros Tenggarong-Kota Bangun, untuk mencapai lokasi Desa Kedang Ipil pengunjung harus
menempuh perjalanan darat melalui jalan tanah sepanjang 18 km. Selanjutnya untuk
mencapai lokasi air terjun, dari Desa Kedang Ipil pengunjung harus menempuh jalan setapak
sepanjang 1 km dengan jarak tempuh berjalan kaki lebih kurang 20 menit.
Air terjun ini memiliki 3 tingkat dengan ketinggian mencapai 5 meter dan lebar lebih
kurang 20 meter. Di sekitar air terjun terhampar hutan yang masih alami dan mendukung
keindahan panorama air terjun Kedang Ipil.
Mayoritas masyarakat Desa Kedang Ipil tempat lokasi air terjun Kedang Ipil ini
merupakan suku Dayak Basap yang memiliki kebudayaan yang cukup menarik. Oleh
karenanya, Desa ini juga memiliki potensi dikembangkan sebagai desa adat atau cagar
budaya.
Suaka perikanan Danau Loa Kang merupakan kawasan habitat ikan pesut. Di sini
wisatawan dapat melihat pesut yang saat ini sudah jarang dijumpai. Berdasarkan hasil
penelitian, jumlah pesut yang ada di Danau Loa Kang saat ini diperkirakan berjumlah 50
ekor.
Lokasi Danau Loa Kang berada di Desa Liang. Untuk mencapai lokasi obyek wisata
tersebut, pengunjung harus melalui akses sungai Pela dan dilanjutkan melewati anak sungai
yang menghubungkan Sungai Pela dengan Danau Loa Kang. Aksesibilitas melalui sungai ini
sangat bergantung dari kondisi pasang surut air. Pada saat pasang, sarana angkutan perahu
ketinting atau longboat dapat digunakan untuk mencapai lokasi dengan jarak tempuh lebih
kurang 30 menit dari Kota Bangun. Namun, pada saat air surut, perahu ketinting dan long
boat tidak dapat digunakan karena surutnya air sungai.
Danau Wis memiliki luas lebih kurang 750 ha dan sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai lokasi wisata air. Di Danau Wis terdapat 7 (tujuh) delta yang berada
di tengah danau.
Terdapat dua alternatif untuk mencapai lokasi ini, yaitu menggunakan angkutan air
dan menggunakan jalan darat. Sebagaimana halnya di lokasi lain, penggunaan angkutan ait
sangat bergantung pada kondisi pasang surut.
Pulau Wisata merupakan obyek wisata berupa delta yang dijuluki “Pulau” oleh warga
setempat. Lokasi Pulau Wisata lebih kurang 6 km dari ibukota Kecamatan Kembang Janggut.
Akses menuju pulau Wisata relatif cukup baik. Pada sore hari banyak pengunjung yang
datang untuk menikmati pemandangan dan memancing di danau. Saat ini obyek wisata Pulau
Wisata belum dikembangkan.
Air Terjun Long San berlokasi lebih kurang 50 meter dari tepi Sungai Belayan. Dari
pinggiran Sungai Mahakam di daerah Long San, pengunjung dapat melihat air terjun ini. Air
terjun Long San memiliki banyak tingkat dengan ketinggian lebih kurang 100 meter. Untuk
mencapai lokasi air terjun Long San, pengunjung dapat melalui sungai dengan menggunakan
kapal ces atau long boat dengan jarak tempuh lebih kurang 10 menit dari ibukota Kecamatan
Tabang.
27. Air Terjun Sungai Jong
Air terjun Sungai Jong berada di daerah Tabang Seberang. Selain dimanfaatkan
sebagai obyek wisata, air terjun ini direncanakan digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik
bagi masyarakat desa setempat. Air terjun Sungai Jong memiliki ketinggian lebih kurang 50
meter.
Air terjun Sungai Atak berada di sebelah Ulu Sungai Lunuk. Air terjun ini
direncanakan sebagai obyek wisata dan sumber air bersih masyarakat di sekitar desa tersebut.
Air terjun Sungai Atak memiliki ketinggian lebih kurang 50 meter.
Air Terjun Muara Bentuq terletak di kawasan Kecamatan Tabang. Jarak menuju objek
wisata ini kurang lebih 4 km dari kecamatan Tabang dengan waktu tempuh satu jam
menggunakan long boat. Mata air yang mengalir dari air terjun Muara Benuaq berasal dari
Gunung Batu Kenyak. Di sekeliling air terjun terdapat batu-batu besar dan kecil serta
berbagai spesies ikan seperti ikan patin, ikan jelawat, ikan baong, ikan kuyur, ikan sebela,
ikan nyaran, ikan lancing, ikan seluang dan ikan batu ( yang hidup di bebatuan ).
2. WISATA BUDAYA
Dengan mayoritas penduduk suku Dayak Kenyah dan letaknya yang berseberangan
dengan Desa Budaya Pampang, desa ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai desa
budaya yang menampilkan kebudayaan tradisional suku Dayak Kenyah. Pemerintah Daerah
sudah merencanakan untuk membangun rumah adat Lamin sebagau sarana berkumpul warga.
Secara rutin, masyarakat desa menyelenggarakan pertunjukan kesenian dan tari-tarian yang
dapat menjadi daya tarik wisatawan. Setiap hari natal dan tahun baru. Masyarakat
menyelenggarakan pertunjukan kesenian dan tari-tarian tradisionalm seperti tari Kancet
Lasan, tari Datu Jukut, dan tari Perang.
Lokasi Desa Budaya Lekaq Kidau ± 15 km dari ibukota Kecamatan Sebulu. Untuk
mencapai lokasi tersebut, aksesibilitas masih sangat terbatas, terutama karena kondisi jalan
dalam kondisi rusak berat. Umumnya kondisi jalan menuju lokasi Desa Lekaq Kidau berupa
jalan tanah atau jalan dengan perkerasan lokal, sehingga sulit dilalui oleh kendaraan. Selain
jalan darat, untuk mencapai Desa Lekaq Kidau, dapat ditempuh dengan cara menyeberang
sungai dari Desa Selerong menggunakan perahu ketinting. Waktu tempuh yang dibutuhkan ±
45 menit.
Di Desa Lekaq Kidau bermukim masyarakat suku Dayak Kenyah. Dibukanya Desa
Lekaq Kidau pada tahun 2003 sebagai daerah tujuan wisata budaya untuk umum
dimaksudkan untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya dan tradisi Dayak Kenyah
kepada masyarakat.
Desa budaya Mulia Harapan merupakan tempat permukiman masyarakat suku Dayak
Benuaq. Desa Mulia Harapan berlokasi ± 8 km dari ibukota Kecamatan Sebulu. untuk
mencapai lokasi ini, hanya bisa ditempuh dengan perjalanan menyeberangi sungai dan danau
dari Desa Tanjung Harapan.
Kekhasan desa ini adalah masih diakuinya hukum adat. Selain itu, seni anyaman Ulap
Doyo dan kerajinan pembuatan sumpit menjadi daya tarik yang menarik lainnya dari desa ini.
Desa Jahab sebagai tempat tinggal masyarakat suku Dayak Benuaq juga telah dipersiapkan
untuk dikembangkan sebagai desa budaya/wisata, namun belum dikembangkan secara
optimal.
4. Mesjid Agung Tenggarong
Mesjid Agung Tenggarong dikelola oleh MUI, mesjid ini terletak di Jalan Panjaitan.
Masjid Agung Tenggarong merupakan mesjid terbesar di Kabupaten Kutai Kartanegara dan
menjadi pusat kegiatan Islam di kabupaten Kutai Kartanegara.
Museum kayu Tuah Himba terletak di kawasan Waduh Panji Sukarame, di daerah
Rondong Demang, tepatnya ± 600 meter arah tenggara Waduk Panji Sukarame. Museum ini
menyajikan berbagai koleksi kayu hasil hutan Kalimantan Timur. Museum kayu Tuah Himba
ini berupa bangunan rumah panggung terbuat dari kayu seluas 400 meter persegi.
Museum dibuka untuk umum pada tahun 1996 dan dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. Aksesibilitas jalan menuju lokasi obyek wisata saat
ini dalam kondisi rusak, sehingga menjadi kendala bagi pengunjung untuk datang berkunjung
ke lokasi ini.
Beberapa koleksi menarik yang terdapat di Museum Kayu Tuah Himba ini
diantaranya adalah :
Koleksi 2 (dua) ekor buaya yang diawetkan, yaitu buaya muara yang berumur 70
tahun yang berasal dari Sungai Kenyamukan, kecamatan Sengata, Kabupaten Kutai
Timur; dan buaya muara yang berumur 60 tahun yang berasal dari Desa Tanjung
Limau Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Koleksi alat-alat pengolahan kayu
Koleksi biji-nijian atau benih pohon kayu
Koleksi berbagai jenis kayu, seperti kayu meranti merah, kayu ulin, kayu petanang,
kayu kapur, kayu Medang, kayu mahoni, kayu Bangkirai, kayu Jabon, dan lain
sebagainya.
Koleksi maket rumah adat Dayak
Koleksi alat-alat musik dari bamboo
Koleksi berbagai perabotan rumah tangga terbuat dari kayu, rotan, dan bamboo
Koleksi maket hutan Kabupaten Kutai kartanegara
Koleksi Lesung kayu untuk menumbuk padi
Herbarium berbagai daun kayu
Pondok Labu merupakan sebuah perkampungan suku Dayak Benuaq yang terletak
lebih kurang 25 km dari kota Tenggarong. Di desa ini dapat dijumpai rumah adat suku Dayak
Benuaq, yang dikenal dengan nama rumah Lamin. Rumah Lamin tersebut berupa rumah
panggung yang terbuat dari kulit kayu.
Selain rumah adat Lamin, daya tarik yang ditawarkan perkampungan ini adalah
berbagai benda seni budaya khas suku Dayak Benuaq, seperti gong, guci, patung mandau,
serta alat-alat upacara untuk menaruh sesaji. Di perkampungan ini juga ditemukan tempat-
tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat, seperti kuburan adat dan tempat
mengadakan upacara adat.
Hampir setiap tahun di desa ini diselenggarakan upacara adat suku Dayak Benuaq,
seperti Ngugu Tahun (untuk kesuburan pertanian), Belian, Upacara menolak bala, Upacara
Tanam dan Panen Padi, Upacara Pengobatan Tradisional Belian, dan Upacara Belontang
(penyembelihan kerbau yang diperswembahkan kepada arwah nenek moyang mereka).
Aksebilitas untuk mencapai lokasi Pondok Labu cukup baik. Untuk menuju lokasi dapat
ditempuh melalui jalan Tenggarong-Kota Bangun, kemudian berbelok ke kanan melalui jalan
perusahaan batubara PT.MHU.
Desa Budaya Lung Anai banyak bermukim suku Dayak Kenyah yang memiliki
keragaman seni dan budaya yang menarik. Lokasi Lung Anai berada lebih kurang 30 km dari
ibukota Kecamatan Loa Kulu dengan jarak tempuh lebih kurang 1 jam. Selain jalan darat
juga melalui sungai Jembayan dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Kampung nelayan Desa Pela merupakan perkampungan nelayan yang terletak di tepi
sungai Pela, sebuah sungai yang menghubungkan Sungai Mahakam dengan Danau
Semayang. Lokasi dapat ditempau selama lebih kurang 20 menit dari Kota Bangun
menggunakan ces.
Atraksi wisata yang disuguhkan adalah kehidupan para nelayan sehari-hari, dari mulai
menangkap ikan hingga siap jual.
Atraksi wisata adalah proses pembuatan alat tangkap ikan dan proses menangkap
ikan.
Rumah Retret mulai dibuka untuk umum sejak 1995. Lokasi berjarak lebih kurang 3
km dari jalan raya Loa Duri dan 1 km dari jalan Loa Janan. Rumah retret dibangun diatas
lahan seluas kurang lebih 10 Ha sebagai tempat penggemblengan mental spiritual umat
Kristiani. Rumah Retret ini menjadi obyek wisata religi bagi umat Kristiani. Rumah retret ini
dilengkapi dengan fasilitas penginapan serta aula pertemuan yang dapat menampung 250 dan
300 orang.
Desa Enggelam merupakan desa perkampungan masyarakat suku Dayak Benuaq dan
Dayak Tunjung yang masih memegang teguh tradisi budaya setempat, seperti Kwangkai dan
Blontang. Kehidupan masyarakat di desa Enggelam sangat menarik, sehingga desa ini
dikembangkan sebagai desa wisata budaya.
Budaya Dayak Tunjung yang dapat menjadi atraksi menarik bagi wisatawan adalah
budaya yang diselenggarakan masyarakat Kahala, khususnya masyarakat Suku Dayak
Tunjung saat merayakan keberhasilannya atas panen padi. Acara tersebut sudah berlangsung
sejak zaman nenek moyang mereka. Mereka mengadakan acara dengan maksud mengucap
syukur kepada Yang Kuasa atas rahmat yang telah diberikan. Biasanya upacara tersebut
diselenggarakan pada bulan Oktober/Nopember setiap tahun. Rangkaian acara dimulai dari
persembahan makanan, kemudian dilanjutkan dengan atraksi tarian daerah. Pelaksanaan
upacara dapat berlangsung hingga beberapa hari.
Dusun Kuntap (Sungai Payang) dihuni oleh masyarakat suku Dayak Tunjung.
Masyarakat suku Dayak Tunjung memiliki tarian terkenal, yaitu tarian Hudoq. Namun acara
adat jarang dilakukan di dusun ini. Upacara adat hanya dilakukan pada saat terjadi peristiwa
penting, seperti kematian kepala adat. Dengan demikian, atraksi wisata yang menjadi daya
tarik wisatawan sulit ditemukan.
Rumah adat Lamin Umaq Tukung terletak di desa Umaq Tukung, rumah adat ini
merupakan lamin adat yang berasal dari warga Dayak Kenyah. Lamin adat ini berfungsi
sebagai tempat pertemuan dan perjamuan bagi para tamu yang datang berkunjung.
Penduduk desa Ritan Baru merupakan masyarakat suku dayak Kenyah. Masyarakat
suku dayak Kenyah merupakan masyarakat yang memegang teguh tradisi budayanya.
Kekerabatan warga masyarakat sangat kental. Di lokasi ini masih ditemukan orang dengan
telinga panjang.
15. Desa Sungai Lunuk
Masyarakat suku dayak Punan yang tinggal didesa Sungai Lunuk merupakan
masyarakat suku dayak yang datang dari daerah Apokayan dan sekarang tinggal dan menetap
di lima daerah sungai Lunuk. Dahulu mereka adalah peladang yang berpindah-pindah dan
sekarang menetap. Orang bertelinga panjang masih bias ditemui di daerah ini. Kelima desa
ini dipersiapkan sebagai daerah wisata budaya.
3. WISATA ZIARAH
Objek wisata ziarah yang terdapat di kawasan tengah tepat di kecamatan Tenggarong
atraksi yang ditawarkan dari objek ini adalah makam para raja-raja Kutai Kartanegara, yang
oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai makam keramat. Gambaran mengenai objek-
objek wisata ziarah akan dijelaskan pada bagian berikut.
Mesjid jami Hasanuddin berada di kawasan Kedaton Kutai Kartanegara. Mesjid ini
merupakan salah satu bukti dan saksi sejarah bahwa Islam sudah ada di Kutai Kartanegara
sejak beberapa abad yang lalu. Mesjid ini dibangun dengan konstruksi kayu berarsitektur
Melayu dengan kubah joblo. Mesjid Jami Hasanuddin Tenggarong dibangun pada tahun 1923
oleh Al Haji Aji Amir Hasanuddin gelar pangeran Sosronegoro. Pemugaran masjid dilakukan
pada tahun 1929. sampai saat ini mesjid Hasanuddin masih berdiri kokoh.
2. Makam Raja-raja Mulawarman
Makam Kelambu kuning merupakan maka raja kutai ke 17 yaitu Sultan Aji
Muhammad Alimuddin. Makam ini terpisah dari pemakaman raja Kutai di kompleks museum
Mulawarman. Letaknya lebih kurang 1 km dari museum Mulawarman, yaitu di jalan Gunung
Belah, dekat dengan Universitas Kutai Kartanegara. Lokasi ini menjadi lokasi wisata ziarah
bagi pengunjung yang datang.
4. WISATA SEJARAH
Jenis wisata sejarah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besarnya
berada di kawasan pesisir, yaitu di Kecamatan Sanga-Sanga. Atraksi yang ditawarkan dari
jenis wisata ini peninggalan pada saat masyarakat Kutai dalam melawan para penjajah. Untuk
lebih jelas mengenai gambaran wisata sejarah yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara akan
dijelaskan di bawah ini.
Museum Merah Putih berlokasi di Desa Sanga-Sanga Dalam dan merupakan museum
untuk mengabadikan perjuangan rakyat Sanga-Sanga dalam melawan penjajah. Di museum
ini terdapat diorama perjuangan rakyat Sanga-Sanga dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
3. Monumen Palagan
Tugu merah putih terletak di Desa Sanga-Sanga Muara. Tugu merah putih ini
merupakan monumen yang menandakan bahwa pada zaman kemerdekaan telah terjadi
perlawanan oleh rakyat Sanga-Sanga melawan penjajahan Jepang.
5. Bekas Penjara
Bekas penjara terletak di Desa Sanga-Sanga Dalam. ODTW ini merupakan tempat
ditawannya para pejuang kemerdekaan dahulu saat menghadapi penjajah.
7. Monumen Perjuangan
Situs kerajaan Mulawarman merupakan tempat bersejarah Kerajaan Kutai. Lokasi ini
merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Kutai Kartanegara. Di lokasi ini terdapat makam
Raja-raja Kutai, yaitu Raja ke-6 dan Raja ke-7.
Selain sebagai tempat wisata sejarah, situs Kerajaan Mulawarman juga merupakan
tempat wisata ziarah. Sejumlah pengunjung datang ke lokasi ini untuk menziarahi makam
Raja-raja Kutai tersebut.
ODTW ini merupakan tempat pembuatan kapal atau perahu tradisional. Industri
kapal/perahu tradisional tersebut dikelola oleh masyarakat setempat yang terhimpun dalam
perkumpulan pengrajin kapal nelayan. Atraksi yang ditampilkan adalah proses pembuatan
perahu nelayan tradisional yang cukup unik. Untuk membuat sebuah perahu, dibutuhkan
waktu sekitar 2 minggu. Pembuatan dilakukan dengan mesin maupun secara tradisional.
Perahu yang dikerjakan umumnya merupakan pesanan dari kawasan pesisir, seperti Sepatin,
Sungai Meriam, Tanjung Sembilang, Muara Badak, dan lain-lain.
Pengunjung yang datang juga masih re;atif terbatas. Rata-rata pengunjung yang
tercatat hanya 5 orang per minggu. Pada saat libur lebaran dan hari-hari besar Islam lainnya,
komplek Lesong Batu lebih ramai dikunjungi.
Kedaton Kutai Kartanegara dibangun pada Tahun 2001. awal mulanya Kedaton
Kesultanan kutai merupakan tempat perjamuan dan pertemuan Kesultanan. Bangunan megah
tersebut dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedaton Kutai Kartanegara
terletak di depan Monumen Pancasila, dan dikelola oleh pihak kerabat Kesultanan.
Situs ini masih berada di areal bukit Brubus dan beradadi belakang kantor Perusahaan
listrik Negara (PLN). Candi ini terbuat dari batu pasir lempung, sedangkan pada bagian
dalamnya disusun dengan batu isian berupa batu koral.
Candi initerletak di areal Tanjung Serai, tidak jauh dibelakang kantor Kecamatan.
Struktur bangunan candi ini disusun dari batu bata, arealnya berupa sebuah gundukan tanah
yang tidak terlalu tinggi dan lebih dikenal dengan sebutan teposo. Di lokasi ini ditemukan
pula sejumalah manik-manik yang terbuat dari batu kornelian.
5. WISATA REKREASI
Objek wisata rekreasi yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara sangat bervariasi
mulai dari atraksi olahraga air, keindahan alam sampai dengan agowisata. Objek wisata ini
banyak dijumpai di wilayah tengah dan pedalaman, untuk wilayah tengah yaitu di kecamatan
Tenggarong sedangkan untuk wilayah pedalaman terletak di kecamatan Muara muntai,
Kenohan, kembang Janggut dan tabang. Adapaun untuk lebih rinci mengenai objek wisata ini
akan digamabarkan sebagai berikut.
Jenis Wisata Rekreasi di Kabupaten Kutai Kartanegara
1. Sepan Burung
Sepan Burung adalah tempat berkumpulnya burung-burung liar. Lokasi Sepan Burung
2 km dari pemukiman penduduk Dusun Mulia Harapan. Untuk menuju lokasi Sepan
Burung, wisatawan harus menempuh jalan tanah dengan berjalan kaki.
2. Kawasan Putri Karang Melenu
Kawasan Puteri Karang Melenu merupakan bangunan untuk pertemuan. Kawasan ini
terletak ujung timur Jembatan Kutai Kartanegara. Keunikan kawasan ini adalah
pemandangan yang indah di luar gedung, yaitu sungai Mahakam dan Kota Tenggarong.
4. Jam Bentong
Jam Bentong merupakan tugu yang dilengkapi dengan 4 (empat) buah jam besar yang
dapat dilihat dari 4 penjuru arah. Jam Bentong terletak dikawasan Jembatan Kutai
Kartanegara tepatnya di km 5 jalan Tenggarong-Samarinda.
5. Waduk Panji Sukarame
Waduk Panji Sukarame adalah Telaga Alam yang terdapat di daerah Rondong
Demang, Kecamatan Tenggarong. Telaga ini dibendung dan dijadikan waduk untuk
pengairan sawah penduduk. Obyek wisata ini menempati areal lahan seluas 32 ha. Beberapa
tahun yg lalu, waduk Panji Sukarame merupakan kawasan wisata andalan kota Tenggarong.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekitar waduk yang indah, selain
tersedianya sejumlah sarana rekreasi untuk keluarga, seperti taman ulin dan taman anggrek.
Taman Ulin Panji Sukarame terletak di dalam lokasi obyek wisata Waduk Panji
Sukarame. Taman ini merupakan taman rekreasi dan bermain untuk anak dan keluarga.
Taman Anggrek Sendawar terletak satu lokasi dengan Waduk Panji Sukarame. Taman
Anggrek ini terletak pada lahan seluas 2 ha dan memiliki lebih kurang 43 jenis anggrek yang
dikumpulkan dari berbagai daerah.
Obyek wisata ini dibuka untuk umum sejak tahun 1995, dengan tujuan melestarikan
kekayaan flora Kalimantan, khususnya tanaman anggrek.
Obyek wisata kolam renang Putri Junjung Buyah terletak di jl Rondong Demang,
obyek wisata ini merupakan obyek wisata rekreasi yang dibuka untuk umum tahun 2003.
Awal mulanya dibuka obyek wisata ini adalah untuk mengembangkan olah raga renang,
selam, dan olah raga air lainnya.
Pulau Kumala merupakan saebuah pulau kecil yang terletak ditengah-tengah sungai
Mahakam di wilayah Koyta Tenggarong. Pulau Kumala ini merupakan delta yang berbentuk
seperti perahu. Pulau seluas 76 ha ini dibangun sejak tahun 2000 sebagai kawasan wisata
andalan Kota Tenggarong. Berdasarkan masterplan Pulau Kumala ini terbagi dalam 4 zona,
yaitu:
Akses menuju Pulau Kumala dapat dilakukan dengan menggunakan kereta gantung dari
Tenggarong Seberang maupun perahu motor/ketingting yang tersedia di dermaga kota
bTenggarong.
Kawasan Pulau Nusa Tuna Indah merupakan taman anggrek seluas 18 ha dengan
media pasir putih yang berada disuatu delta dan terletak di desa Kayu Batu. Salah satu
keunikan kawasan ini adalah terdapatnya mata air di tengah pulau yang tidak pernah kering
meski musim kemarau tiba.
Kawasan ini sebelumnya pernaqh dikelola oleh sebuah LSM. Namun, saat ini
sejumlah fasilitas yang tersedia, seperti panggung hiburan, tempat bersantai, dll tidak terawatt
dengan baik.
Akses menuju lokasi ini hanya dapat dilalui melalui danau dan sangat bergantung
pada kondisi musim. Saat musim kemarau tiba, air danau mongering sehingga sulit untuk
dilewati oleh angkutan sungai.
Kawasan Solong Pinang Abang merupakan obyek wisata berupa taman anggrek yang
tumbuh liar kawasan perbukitan. Beragam jenis anggrek dapat dijumpai dikawasan ini.
Kawasan ini terdiri dari dua lokasin yang bterpisah. Masing-masing memiliki luas 2 ha
dengan jarak 4 km.
Aksesibilitas menuju lokasi ini relative masih sulit. Teradapat dua alternative akses
menuju lokasi kawasan Solong Pinang Abang. Yang pertama melalui danau dengan
menggunakan moda angkutan sungai. Kendala utama menggunakan akses melalui danau
adalah kondisi pasang surut yang menyulitkan perahu lewat saat air surut.
Alternatif kedua adalah melalui jalan darat, yaitu melalui desa Lamin Pulut. Hanya
saja, untuk mencapai lokasi kawasan Solong Pinang Abang melalui jalan darat, jarak
tempuhnya lebih jauh, yaitu 28 km.
Dam Kampung Baru memiliki luas lebih besar dari Dam Sidomulyo. Dam Kampung
Baru memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai temapt rekreasi maupun
tempat pemancingan. Dam Kampung Baru berlokasi di desa Sidomulyo, 2 km dari Kantor
Kecamatan Tabang