Rika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 145

BAB I

MENJELASKAN KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN

1.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

1.1.1 Philosifi asuhan kehamilan


Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986 cit.
Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut
oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan
kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini
dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.

1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah


Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal
adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang
diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus
memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-
tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care).
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab
dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan
terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka
karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga
(family centered).
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang
diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya
melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat
penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari
ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 1


yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya.
(Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan
haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan
bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa
dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan
memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan
kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus
mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat
informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar.
Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan
tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling
yang dilakukan bidan.

1.1.2 lingkup asuhan kehamilan


Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan
normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk
menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi
kehamilan

1.1.3 Prinsip pokok asuhan kehamilan


Prinsip – prinsip pokok asuhan kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang
membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah
yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan
intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan.Oleh karena itu,
bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan
pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat
merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu.Hindarkan sikap
negatif dan banyak mengkritik.
3. Otonomi.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 2


Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga.Untuk dapat mengambil
suatu keputusan mereka memerlukan informasi.Bidan harus memberikan
informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-
obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk
menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu
keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem
nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu
kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah
aman berdasarkan bukti ilmiah.

5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu,
analisa, dan pertimbangan yang matang.Akibat yang timbul dari
tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.Pelayanan yang
diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas
kebutuhan bidan.Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan
sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik)
menjadi tanggung jawab semua profesional bidan

1.1.4 Sejarah asuhan kehamilan


Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan
secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar
apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada
tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy
safer.

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara di tentukan dengan


perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu hdan angka kematian
perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Pada zaman pemerintahan hindia-belanda, angka kematian ibu (AKI) dan


angka kematian bayi (AKB) sangat tinggi dengan tenaga penolong persalinan
adalah dukun. Sejak saat itu, pelayanan kebidanan terus berkembang.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 3


Pelatihan dan pendidikan bidanpun terus berkembang sejak tahun 1952
hingga kini. Fasilitas pelayanan kesehatan juga semakin dikembangkan dengan
menyebarkan bidan di seluruh wilayan tanah air agar pelayanan kebidanan dapat
semakin dekat dengan masyarakat.

1.1.5 Tujuan asuhan kehamilan


Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian
maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :

1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu &


perkembangan bayi yang normal.
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.
3. 3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

1.1.6 Refocusing asuhan kehamilan


Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka
kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam
mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui
beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti :
mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal
perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia. Namun
ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk
menurunkan angka kematian maternal & perinatal.

Fokus lama ANC :

1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi


dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi &
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori
resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 4


Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health)
menunjukkan bahwa :

1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil
studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami
partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi
sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang
cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti
tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok
resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana
cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.

Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko : adalah bahwa setiap bumil
beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap
bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas.

Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih
efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.

Isi Refocusing ANC

Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :

1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan :


petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik
selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan
yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah
komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan
merespon dengan tepat.
2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan,
dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap
kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 5


komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk
membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan
RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai
kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan,
sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang kurang
tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam,
anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu.
6. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan
pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
7. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL
karena tetanus.
8. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan
yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.

Untuk populasi tertentu:

1. Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan


insidens anemia berat,
2. Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena
malaria di daerah endemik
3. Suplementasi yodium
4. Suplementasi vitamin A

1.1.7 Standar asuhan kehamilan


Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai
dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan
norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi.
Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena
penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang
jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak
memenuhi standard dan terbukti membahayakan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 6


Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:

1. Standar 3:Identifikasi ibu hamil


Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi
ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal


Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal.Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal.Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas.Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila
ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3. Standar 5: Palpasi Abdominal


Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.

4. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan


Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan /
atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 7


6. Standar 8: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.(Standard Pelayanan Kebidanan,
IBI, 2002)

1.1.8 Tipe pelayanan asuhan kehamilan


Berikut 3 tipe pelayanan asuhan kehamilan berdasarkan pemberi asuhan:

a. Pelayanan kebidanan primer / mandiri

Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya


menjadi tanggung jawab bidan.

Tugas pelayanan mandiri :

1. Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.


2. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan
melibatkan klien.
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir
6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga.
7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana.
8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
9. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

b. Pelayanan kolaborasi

Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung


jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Missal : bidan, dokter, dan atau
tenaga kesehatan professional lainnya.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 8


Tugas kolaborasi/kerjasama :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

c. Pelayanan rujukan

Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung


jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka
menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.

Tugas merujuk/ketergantungan:

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada kehamilan
resiko tinggi dan kegawatan darurat.
3. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu
dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan keluarga.
6. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu
dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat dan
memerlukan konsultasi serta rujukan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 9


1.1.9 Hak – hak wanita hamil
Dalam pelayanan asuhan kehamilan, Bidan dan tenaga professional
lainnya harus mempertahankan hak – hak ibu dalam menjalankan masa
kehamilan.

Berikut ini beberapa hak – hak wanita ini bisa digunakan sebagai pedoman :

1. Wanita hamil berhak mendapatkan perawatan pada masa kehamilan yang


dikenal dengan Antenatal Care (ANC).
2. Pasien hamil memiliki hak mendapat penjelasan oleh petugas kesehatan yang
memberikan asuhan padanya tentang efek-efek potensial langsung atau tidak
langsung, risiko atau bahaya terhadap dirinya atau bayinya yang belum lahir
atau bayinya yang baru lahir yang mungkin diakibatkan dari penggunaan obat
yang diresepkan atau tindakan-tindakan yang diharus selama masa kehamilan,
persalinan, kelahiran atau menyusui.
3. Pasien hamil memiliki hak untuk mendapatkan informasi sebelum dilakukan
terapi, tidak hanya tentang keuntungan-keuntungan, risiko-risiko dan bahaya
dari terapi yang diberikan, tetapi juga terapi alternatif.
4. Pasien memiliki hak untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan yang
meresepkan atau memberikan obat padanya bahwa setiap obat yang ia
dapatkan selama masa kehamilan, proses persalinan dan melahirkan.
5. Pasien hamil mempunyai hak memutuskan bila diantisipasikan akan
dilakukan seksio sesaria.
6. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang
menyangkut persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan
dan stress serta informasi sedini mungkin tentang kehamilan.
7. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap
fisik, mental, maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
8. Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang yang
memberikan obat atau melakukan prosedur selama melahirkan.
9. Wanita hamil berhak untuk didampingi oleh orang yang merawatnya selama
dalam keadaan stress persalinan.
10. Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih
posisi melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun
bayinya.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 10


1.1.10 Tenaga profesional ( asuhan kehamilan )
1. Bidan/ midwives
2. Dokter umum
3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
4. Team/ antara dokter dan bidan

1.1.11 Peran dan tangung jawab bidan dalam asuhan kehamilan


Beberapa dari tanggung jawab bidan ini adalah:

1. Menjaga agar pengetahuanya tetap up to data, terus mengembangkan


pengetahuan, keterampilan kemahiranya agar bertambah luas serta mencakup
semua aspek dari peran seorang bidan.
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek kliniknya.
3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut.
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya dengan rasa
hormat dan martabat.
5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem perujukan yang optimal.
6. Kegiatan membantu mutu, yang bisa mencakup penilaian sejawat, pendidikan
yang berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal/perinatal.
7. Bekerja sama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses
mutu asuhan kesehatan.
8. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi
hidup mereka serta menghilangkan praktek-praktek Kultur yang sudah
terbukti merugikan kaum wanita.(*

PERAN BIDAN

Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana,


pengelola, pendidik dan peneliti.

1.1.12 Issue terkini dalam asuhan kehamilan


Isu-Isu Terkini Dalam Asuhan Kebidanan

Selain hasil-hasil penelitian, bidan juga harus mengikuti berbagai isu terkini yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi wanita. Beberapa isu yang berhubungan
dengan kehamilan adalah sebagai berikut :

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 11


1. Women center care (WCC)

Women Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita. Dalam
pelaksanaan asuhan ini wanita dipandang sebagai manusia secara utuh (holistic) yang
mempunyai hak pilih untuk memelihara kesehatan reproduksinya.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di Indonesia


antara lain sebagai berikut.

a. Status wanita dalam masyarakat masih rendah


b. Kesehatan reproduksi, dimana seorang wanita mengalami hamil,
melahirkan, serta nifas yang beresiko menyebabkan kematian
c. Ketidakmampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri
akibat pendidikan yang rendah
d. Kurangnya modal (ekonomi) dalam upaya pemeliharaan kesehatan.
e. Social budaya, ekonomi, pelayanan kesehatan tidak terjangkau,
pengetahuan yang rendah

Upaya yang dilakukan dalam Woman Center Care adalah adanya kontinuitas
(kesinambungan) dalam pemberian asuhan yang meliputi asuhan yang berkelanjutan
(berfokus pada Ibu) dan pemberian asuhan yang berkelanjutan (konsep pelayanan
kebidanan yang terorganisasi).

2. Pre-eklamsi dengan udema

Isu mengenai pre-eklamsi dan udema pada ibu hamil sudah cukup luas
berkembang sehingga bidan harus senantiasa meningkatkan keilmuannyaagar dapat
memberikan informasi yang tepat ketika memberikan asuhan pada ibu hamil. Dengan
variasi tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka akan bervariasi pula
tanggapan yang akan diberikan dengan adanya isu-isu yang berkompeten dalam hal
ini harus dapat menyikapi dengan bijaksana setiap reaksi yang muncul dari
masyarakat. Jika menemukan hal yang negatif maka secepatnya melakukan suatu
tindakan, seperti melakukan penyuluhan mengenai pre-eklamsi dan udema selama
kehamilan.

Preklamsi dalam kehamilan di jumpai apabila tekanan darah ibu hamil 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan eklamsi
adalah apabila di temukan kejang kejang pada penderita eklamsi yang juga di sertai
koma. Issue mengenai preklamasi dan edema pada ibu hamil sudah cukup luas

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 12


berkembang sehingga bidan harus senantiasa meningkatkan keilmuannya agar dapat
memberikan informasi yang tepat ketika memberikan asuhan pada ibu hamil

3. Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap menandakan
bayinya laki-laki

Pembahasan : perubahan pada leher atau puting tidak ada hubungannya


dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil di akibatkan
peningkatan progesteron dan melanos (hormon yang mengatur pigmentasi kulit).
Karena itu puting susu yang menghitam biasa terjadi pada kehamilan, baik pada ibu
hamil yang mengandung bayi laki-laki atau perempuan. Selain perubahan warna kulit
dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan kehitaman di perut dan garis hitam
dari pusar kebagian pubis. Namun gejala ini akan menghilang setelah melahirkan

4. Sebaiknya Ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester pertama
kehamilannya

Pembahasan : belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hubungan


intim menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak menyakitkan dan tidak
menimbulkan kenyamanan, ibu hamil boleh-boleh saja melakukannya.

5. Bila bentuk perut calon ibu membulat maka bayinya perempuan

Pembahasan : bentuk perut ibu hamil yang lonjong atau bulat tergantung
posisi janin dalam kandungan jika janin melintang, maka perut akan terlihat melebar.
Namun jika posisi janin memanjang, perut akan terlihat tinggi. Selain itu bentuk perut
ibu hamil jga tergantung pada elastisitas otot dan volume air ketuban.

6. Issue : Ibu hamil tidak di perbolehkan mandi berendam

Pembahasan : ada beberapa wanita yang beranggapan bahwa wanita hamil hanya
boleh mandi di bawah air pancuran. Tidak ada alasan medis untuk memilih satu dari
yang lain sewaktu hamil. Pada trismester 3 wanita hamil mungkin perlu lebih berhati
hati bila mandi berendam lebih lama dari biasanya karena keseimbangan sewaktu
hamil berubah. Ibu hamil bisa saja terjatuh dan terluka sewaktu masuk atau keluar
dari bak mandi. Jika keseimbangan jadi masalah maka sebaiknya mandi di bawah air
pancuran.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 13


1.1.13 Evidance based dalam praktik kehamilan
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan
pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas
yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan evidence-
based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai
berikut:

a. Kunjungan ANC

Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :

Kunjungan

Waktu

Alasan

Trimester I

Sebelum 14 minggu

o Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.


o Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya)
o Membangun hubungan saling percaya
o Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
o Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat,
seks, dsb).

Trimester II

14 – 28 minggu

o Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap


hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi
edema, proteinuria)

Trimester III

28 – 36 minggu

o Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 14


Setelah 36 minggu

o Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan


persalinan di RS.

b. Pemberian suplemen mikronutrien :

Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat
500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90
hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar
tidak mengganggu penyerapannya.

c. Imunisasi TT 0,5 cc

Interval

Lama perlindungan

% perlindungan

TT 1

 Pada kunjungan ANC pertama

TT 2

 4 mgg setelah TT 1
 tahun
 80%

TT 3

 6 bln setelah TT 2
 5 tahun
 95%

TT 4

 1 tahun setelah TT 3
 10 tahun
 99%

TT 5

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 15


 1 tahun setelah TT 4
 25 th/ seumur hidup
 99%

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 16


BAB II
MENJELASKAN PROSES ADAPTASI FISIOLGIS DAN PSIKOLOGIS
DALAM MASA KEHAMILAN

2.1 Anatomi Fisiologis organ reproduksi wanita


2.1.1 genetalia internal dan eksternal
Genetalia Internal

Genitalia internal terdiri atas :

1. Vagina tempat spermatozooa di tumpahkan, dan sebagai jalan keluar janin


2. Uterus, tempat embrio dan janin tumbuh
3. Dua tuba fallopi, yang menjadi jalan ovum menuju uterus
4. Dua ovarium, memproduksi hormon dan ovum

Genetalia Eksternal

Genitalia eksternal terdiri atas :

1. Dua labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal


2. Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama
3. Klitoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus
4. Orifisium vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal

2.1.1 Panggul

Panggul wanita terdiri dari :

1. Panggul besar (Pelvis Mayor)

Panggul besar dibentuk oleh 4 buah tulang :

a. 2 tulang pangkal paha (Os Coxae), terdiri dari tiga buah tulang :

1. Tulang Usus (Os. Ilium)

- Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian

atas dan bagian belakang tulang panggul

- Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut crista

iliaca

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 17


- Ujung depan dan belakang crista iliaca menonjol : spina iliaca

anterior superior dan spina iliaca posterior superior

2. Tulang Duduk (Os. Ischium)

- Terdapat disebelah bawah tulang usus

- Pinggir belakang menonjol : spina ischiadica

- Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang mendukung badan

saat duduk disebut tuber ischiadicum

3. Tulang Kemaluan (Os. Pubis)

- Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus

- Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum

- Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus:

ramus superior ossis pubis

b. 1 tulang kelangkang (Os. Sacrum)

Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil

dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua

tulang pangkal paha. Terdiri dari lima ruas tulang yang berhubungan

erat.

c. 1 tulang tungging (Os. Coccygis)

Berbentuk segitiga dengan ruas tiga sampai lima buah dan bersatu.

Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang

sehingga memperluas jalan lahir

2. Panggul kecil (Pelvis Minor) terbentuk oleh 4 buah tulang

Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti yang penting

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 18


karena merupakan tempat alat reproduksi wanita yang membentuk

jalan lahir. Panggul kecil dibentuk oleh 4 buah bidang yaitu :

a. Pintu atas panggul (PAP)/ Inlet

Pap dibentuk oleh :

1. Promontorium

2. Sayap Os. Sacrum

3. Linea terminalis/ I

nominata kanan dan kiri

4. Ramus superior Ossis

Pubis kanan dan kiri

5. Pinggir atas simfisis

pubis

b. Pintu tengah panggul

(PTP)/ Midlet

PTP dibentuk oleh 2 buah

bidang yaitu :

1. Bidang luas panggul

Bidang luas panggul

dibentuk oleh pertengahan

simfisis menuju pertemuan

Os. Sacrum 2 dan 3.

2. Bidang sempit panggul

Bidang sempit panggul

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 19


dibentuk oleh tepi bawah simfisis menuju kedua spina ischiadica dan memotong Os.
Sacrum setinggi 1-2 cm diatas ujungnya.

c. Pintu bawah panggul (PBP)/ Outlet

Pintu bawah panggul bukanlah merupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga
dengan dasar yang sama. Segitiga depan dasarnya tuber ossis ischiadica dengan
dibatasi arcus pubis, sedangkan segitiga belakang dasarnya tuber ossis ischiadica
denga dibatasi oleh ligamentum sacrotuberosum kiri dan kanan.

B. Fungsi Panggul Wanita

Fungsi umum panggul wanita adalah :

a. Panggul besar (Pelvis Mayor)

Fungsi dari panggul besar adalah menyangga isi abdomen

b. Panggul kecil (Pelvis Minor)

Fungsi panggul kecil adalah :

1. Membentuk jalan lahir

2. Tempat alat genitalia

C. Bentuk-bentuk Panggul Wanita

Anatomi panggul wanita pembentuk, fungsi dan jenisnya

bentuk panggul

Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul :

a. Panggul Gynecoid : bentuk panggul

ideal, bulat dan merupakan jenis

panggul tipikal wanita

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 20


b. Panggul Android : bentuk PAP seperti

segitiga, merupakan jenis jenis panggul

tipikal pria

c. Panggul Antropoid : bentuk PAP

seperti elips, agak lonjong seperti

telur

d. Panggul Platipeloid : bentuk PAP

seperti kacang atau ginjal, picak,

menyempit arah muka belakang.

2.1.2 Siklus hormonal

Pengaturan sirkulasi secara hormonal berarti pengaturan za-zat yang di


absrobsikan atau yang di sekresikan ke dalam cairan tubuh--seperti hormon &
ion.Faktor-faktor hormonal terpenting yang mempengaruhi sirkulasi adlah :

zat Vasokonstriktor

Norepinefrin dan Epinefrin.

Norepinefrin terutama adalah vasokonstriktor....Epinefrin tidak begitu kuat di


berbagai jaringan,bahkan menyebabkan vasodilatasi ringan (contoh vasodilatasi
akibat epinefrin dijumpai pada jantung yakni untuk mendilatasi kan a.coroner selama
peningkatan aktivitas jantung).

Angiotensin II

Angiotensin II adalah zat vasokonstriktor kuat.dapat meningkatkan tekanan arteri


50 mmHg.pengruh angiotensin adlah untuk mengkonstriksi arteri kecil dengan
kuat.(di jelaskan jelas bab19 gyton)

2.2 konsepsi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 21


Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang
memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi
beberapa kretaria yaitu sebagai berikut :

1. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
2. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
3. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama
ejakulasi.
4. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai,
melakukan penetrasi dan sampai akhirnya membuahi ovum.

Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat dimana


ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari didalam vagina, sedangkan ovum
bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan wanita
mengalami ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagina yang keluar. Jika
terlihat bening,banyak, dan licin, maka kemungkinan besar wanita dalam keadaan
subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh
setelah melewati masa ovulasi. Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi
dapat juga diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami
ovulasi pada hari ke -12 sampai ke-14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat
digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat
ditampung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa
ribu saja yang dapat mencapai tuba falopii. Lingkungan vagina yang asam dan adanya
daya fagosit dari uterus membuat sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertahan
hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalui vagina.

2.2.1 ovum dan sperma

OVUM

Pertumbuhan Oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge,


juga Oogonium didalam kandungan selalu bertambah sampai usia kandungan 6
bulan, jumlah Oogonium saat dilahirkan : 750000,6-15 tahun: 439000, 16-25 tahun :
34000, Menopause : menghilang, pengurangan ini terjadi akibat pertumbuhan dan
generasi folikel-folikel, sel telur dapat dibuahi hanya dalam waktu 24 jam setelah
ovulasi, sebelum janin dilahirkan sebagai besar Oogonium mengalami perubahan-
perubahan pada nukleusnya terjadi pula migrasi dari Oogonium ke konteks ovari

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 22


sehingga waktu dilahirkan konteks ovari tersisi dengan primordial ovarium follicles,
pertumbuhan terhenti ( sel yeng terhenti pada provase meiosis: oosit primer ). Adanya
rangsangan FSH meiosis menimbulkan pembelahan kearah pematangan. Benda kutup
pertama disisikan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan Oosit kedua berada
dalam sitoplasma yang cukup banyak ( proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi
: pematangan pertama ovum, sedangkan pematangan kedua ovum terjadi pada waktu
spermatozoon membuahi ovum ( Praworihadrjo,1999 )

a. Ovulasi

Ovulasi adalah Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus – hipofise – ovarium


dan endometrium.

Ovarium memiliki 2 peran utama :

1. Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka


mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi
2. Gametogenesis dan ovulasi

b. Proses Ovulasi

1. Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi


hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
2. Hipotalamus dan hipofise merupakan organ yang saling terkait.
Secara bersama-sama keduanya mengatur struktur dan fungsi ovarium
melalui siklus menstruasi.
3. Hipotalamus menghasilkan GnRH - Gonadotropin Releasing
Hormone yang selanjutnya akan merangsang produksi FSH – follicle
stimulating hormone dan LH – Luteinizing Hormon.

c. Proses Ovulasi di Pengaruhi Oleh Kendali Hipofisisi

Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang


menghasilkan produksi 3 hormon utama :

1. FSH – follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel


ovarium

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 23


2. LH – Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan
luteinisasi sel granulosa setelah ovulasi
3. Prolactine

Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini
merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi
pertumbuhan sejumlah folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan
kadar kadar estrogen dan kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis
sehingga menyebabkan penurunan kadar FSH ( proses umpan balik negatif )

sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun
hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan
memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan
respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat terus berkembang sampai
tahapan ovulasi.

Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi


ovarium mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar
estrogen yang terjadi akan menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH (
proses umpan balik positif ). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan
LH dalam hal ini adalah untuk :

1. Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal


sehingga dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang
2. Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.

d. Fungsi Ovum

Gamet adalah satu-satunya jenis sel yang haploid (mereka hanya berisi satu
set kromosom, yang merupakan setengah bahan genetik mereka ditemukan yang
diperlukan untuk membuat organisme). Pada manusia, ini berarti mereka memiliki 23
kromosom. Fungsi ovum adalah untuk membawa set kromosom untuk disumbangkan
oleh perempuan dan menciptakan lingkungan yang tepat untuk memungkinkan
terjadinya pembuahan dengan sperma. Ova juga menyediakan nutrisi bagi embrio
berkembang sampai tenggelam ke dalam rahim dan plasenta mengambil alih.

SPERMA

Didalam air mani terdapat spermatozoa sebanyak 100-120 juta tiap cc,
Spermatozoon terdiri dari tiga bagian : kaput/ kepala, leher, dan ekor, sperma dapat

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 24


hidup dalam tubuh wanita lebih kurang 1-3 hari, setelah janin dilahirkan jumlah
spermatogonium tidak berubah sampai pubertas, saat pubertas sel-sel
spermatogonium dibawah pengaruh sel-sel interstitial leydig kemudian menggadakan
pembelahan/mitosis, tiap spermatogonium membelah 2 : spermatosit primer,
spermatosit primer membelah 2 : spermatosit sekunder, spermatosit sekunder
membelah 2 : spermatid, dari spermatid tumbuh menjadi spermatoon ( sel sperma ) . (
Praworihadrjo,1999 ).

Sel sperma adalah gamet jantan, atau sel-sel yang berfungsi dalam reproduksi
seksual, sebelum pembuahan. Gamet bergabung dengan gamet lain, dalam hal ini sel
telur perempuan, untuk membentuk zigot. Sebuah zigot adalah ovum, atau telur,
setelah pembuahan. Sperma adalah singkatan dari spermatozoon, dan spermatozoa
dalam bentuk jamak.

Pada mamalia, sel sperma diproduksi di testis laki-laki. Testis, atau testis,
menghasilkan lebih dari 4 juta sperma baru setiap jam. Sel-sel sperma yang
dihasilkan oleh pembelahan sel yang disebut meiosis, yang menghasilkan masing-
masing sel sperma memiliki 23 kromosom, yang merupakan setengah dari kromosom
yang ditemukan di setiap sel lainnya dalam tubuh manusia kecuali untuk telur wanita,
yang juga mengandung hanya 23. Ketika bergabung, namun, mereka membuat syarat
46 kromosom, sepasang terdiri dari satu kromosom dari laki-laki dan satu dari
perempuan, diperlukan untuk perkembangan yang sehat.

Ada tiga bagian pada sel sperma yang sehat. Ada sebuah kapsul kepala yang
berisi inti, bagian tengah disebut mitokondria dan ekor panjang disebut flagel. Inti
mengandung materi genetik dari 23 kromosom. Mitokondria dalam tubuh sel sperma
menyediakan energi untuk aktivitas berenang diperlukan untuk sperma untuk
mencapai sel telur. Sisi gerakan sisi flagel dimungkinkan oleh kontraksi alternatif dari
serat protein yang membentuk ekor, memberikan dorongan untuk mencapai sel telur
wanita setelah sperma telah memasuki vagina. Ada antara 200-50.0000000 sel
sperma dalam ejakulasi tunggal.

Tidak semua sel sperma dilepaskan ke dalam vagina akan bertahan berjalanan
sampai leher rahim ke saluran tuba. Hanya sel sperma hidup yang sehat dan lurus
akan memiliki kesempatan untuk mencapai sel telur, suatu prestasi yang
membutuhkan sperma mikroskopis untuk berenang sampai satu jam. Jika tidak ada
sel telur untuk dibuahi, sel-sel sperma dapat tetap hidup hingga lima hari atau lebih
dalam saluran reproduksi wanita.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 25


Kesuburan pria tergantung pada seberapa sehat sel sperma dan kesehatan sel-sel
tergantung untuk sebagian besar pada gaya hidup. Pria yang kelebihan berat badan,
tidak mendapatkan cukup latihan atau mengikuti pola makan kurang dalam buah dan
sayuran mungkin menemukan bahwa sperma mereka tidak subur seperti biasa. Stres
dan polusi juga memainkan peran utama dalam menurunkan kesehatan sperma.

2.2.2 Fertilisasi dan implantasi

Merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum,
terjadi penyatuan sperma dengan ovum,sampai dengan terjadi perubahan fisik dan
kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan. Gambaran proses dari
konsepsi sampai dengan fertilisasi adalah sebagai berikut :

Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.

a. Sperma memasuki vagina


b) Sperma diejakulasikan diforniks vagina saaat koitus, menuju keampula tuba
sebagai tempat fertilisasi.
a. Proses Kapasitasi
c) Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai
ampula tuba.
a. Reaksi Akromosom
d) Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa
menembus lapisan Oosit / Ovum.
a. Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata
e) Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengencerkan corona
radiata dan zona pellusida
a. Reaksi Glanula Kortikal
f) Glanula Kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada disekitar oosit
yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk kedalam oosit,sehingga
mencegah sperma lain untuk masuk.
a. Fertilisasi
1. Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk
pronukleus pria.
2. Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3. Kedua pronukleus berfusi.

Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot
yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 26


konsepsi,mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel
terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan
akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya
disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil
konsepsi tiba dikavum uteri pada tingkat blastula

a. Proses Fertilisasi

Proses pembuahan manusia adalah yang rumit, tetapi telur dan sperma akan
bersatu dalam jangka panjang. Meskipun teknis di alam, Anda juga bisa melihatnya
sebagai sebuah perjalanan untuk menemukan pasangan yang cocok. Telur akan duduk
menunggu satu sperma (keluar hingga 150 juta yang dimulai balapan), dan akan
bergabung dengan sperma untuk menciptakan kehidupan manusia. Sementara
menunggu telur, ras sperma dan bersaing untuk menjadi yang pertama untuk
menembus sel telur. Ketika satu sperma dan sel telur akhirnya bertemu, listrik
mengisi udara. Serius, sinyal-sinyal listrik dilepaskan. Meskipun rincian mungkin
tidak begitu romantis, ingat bahwa itu adalah perjalanan yang penting.

Fertilisasi manusia dimulai dengan siklus menstruasi wanita. Siklus ini


mempersiapkan tubuh wanita untuk pembuahan. Sekitar setengah jalan melalui siklus
ini, tubuh wanita siap untuk memulai proses pembuahan manusia. Hal ini pada titik
ini bahwa sel telur dilepaskan, atau berovulasi, ke dalam tuba fallopi. Hal ini dalam
tabung fallopi ini bahwa fertilisasi akan berlangsung.

Selama hubungan seksual, pria dapat ejakulasi, atau melepaskan air mani ke
dalam vagina perempuan. Ada sampai 150 juta sperma dalam air mani dalam
ejakulasi tunggal. Sperma melakukan perjalanan ke tuba fallopi untuk memenuhi
telur, namun, sperma memiliki beberapa tantangan besar ke depan untuk
menyelesaikan perjalanan ini. Misalnya, sperma harus menyelesaikan perjalanan ini
dalam waktu 12-48 jam telur yang sedang berovulasi atau sperma akan mati.

Hanya sekitar 85% dari sperma yang tidak benar terstruktur untuk perjalanan.
Hal ini membuat sekitar 15% dari sperma untuk menyelesaikan perjalanan menuju sel
telur. Sisa sperma akan mengikuti sinyal kimia yang diberikan oleh vagina dan leher
rahim, pembukaan rahim. Sinyal kimia akan memandu sperma melalui lendir serviks
dan membentuk lapisan uterus. Uterus juga dikenal sebagai rahim dan di mana bayi
akan berkembang setelah Fertilisasi.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 27


Hanya sekitar 1.000 sperma yang tersisa. Setelah sperma menuntun sampai
uterus, menghadapi tantangan memilih tuba fallopi yang benar. Ada dua saluran telur,
dan hanya satu berisi telur. Sperma yang memilih tuba fallopi yang benar akhirnya
akan mencapai sel telur.

Proses ini, ejakulasi untuk sisa sperma mencapai sel telur, memakan waktu
sekitar 20 menit. Hanya ada selusin sebelah kiri sperma sedikit yang benar-benar
membuat ke telur. Sisa sperma mulai mengelilingi telur, dan mereka berlomba untuk
menjadi yang pertama dan satu-satunya untuk benar-benar sperma membuahi sel
telur.

Setiap kepala sperma mulai melepaskan enzim untuk kerusakan membran


telur, lapisan luar telur. Setelah sperma pertama menembus melalui membran telur,
telur akan mulai memancarkan sinyal listrik. ketika dua menjadi satu ,Sinyal listrik
akan memicu kantung kecil yang terletak tepat di bawah membran telur, butiran
kortikal, untuk melepaskan isinya ke ruang sekitar nya telur. Reaksi ini akan
mendorong sisa sperma kembali. Dalam waktu 48 jam, sisa sperma akan mati.

Ketika telur ditembus oleh sperma, membagi sekali lagi dan hasilnya hanya
dalam satu set informasi genetik. Telur bertemu dengan sperma, dan mereka
menggabungkan informasi genetik mereka bersama-sama. Ketika dua bergabung,
proses pembuahan selesai, dan telur yang dibuahi sekarang disebut zigot.

b. Gejala

Gejala Fertilisasi yang berbeda untuk setiap wanita. Beberapa wanita


mengalami gejala yang berbeda untuk setiap kehamilan, juga. Di bawah ini adalah
daftar dari beberapa gejala awal yang mungkin seorang wanita mungkin mengalami
tepat setelah pembuahan terjadi :

 Sakit menusuk tajam di dalam rahim yang disebabkan oleh sel


telur dibuahi implantasi sendiri
 Implan juga dapat menyebabkan beberapa bercak atau
pendarahan
 Sering buang air kecil yang disebabkan oleh uterus
berkembang dan menempatkan tekanan pada kandung kemih
 payudara Lebih besar, lebih kuat, dan lembut
 Pusing pendek dari menegak hormon

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 28


c. Ringkasan

Fertilisasi manusia adalah proses yang sangat rumit dengan banyak langkah
yang terjadi dalam waktu singkat. Definisi ini tidak serumit proses. Fertilisasi
manusia pada dasarnya adalah perpaduan dari telur dan sperma menghasilkan zigot.
Seorang wanita mungkin dapat memberitahu saat telur dibuahi tertanam sendiri
dalam rahimnya atau mungkin tidak tahu dia hamil selama berbulan-bulan. Meskipun
Fertilisasi manusia membutuhkan sama langkah-demi-langkah proses, setiap
perjalanan dan gejala yang dihasilkan bisa berbeda.

IMPLANTASI ( NIDASI )

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam


endrometerium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast, yang
mampu mengahancurkan atau mencairkan jaringan.Ketika blastula mencapai rongga
rahim, jaringan endrometerium ini banyak mengadung nutrisi untuk buah kehamilan.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan
mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi.

Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan akibat
luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi pada
dinding depan atau belakang rahim ( korpus ) dekat fundus uteri.

2.3 pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

2.3.1 pertumbuhan dan perkembangan embrio

Embrio berkembang dengan cepat setelah terjadi implantasi. Garis


primitif neural (neural primitif streak) berkembang mingkku ke dua setalah fertilisasi,
pada minggu ketiga jantung janin berkembang dan bersambung dengan suatu sistem
vaskular primitif, pada minggu ke empat sudah terbentuk usus, dan pada minggu ke
enam suatu sinus urogenital sudah terbentuk. Pada minggu ke tujuh setelah fertilisasi,
kebanyakan organ telah terbentuk dan embrio tersebut menjadi janin.

Nutrisi Janin:

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 29


Pertumbuhan janin ditentukan oleh banyak faktor, baik genetik maupun
lingkungan. Dari faktor lingkungan, perfusi plasenta dan fungsi plasenta yang
adekuat sangat penting. Status gizi ibu bukan merupakan faktor yang membatasi
kecuali pada kasus-kasus kelaparan yang ekstrim, meskipun kekurangan gizi
mungkin disertai dengan anemia dan dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.

Janin yang terbungkus oleh kantong pelindung amnion dan relatif tanpa bobot,
memanfaatkan kebanyakan suplai energi untuk pertumbuhan. Energi ini terutama
berasal dari glukose. Hanya sejumlah kecil lemak, sebagai asam lemak bebas,
melintasi plasenta sampai akhir trimester ketiga. Setiap kelebihan karbohidrat setelah
pertumbuhan dan kebutuhan metabolik terpenuhi diubah menjadi lemak, konversi ini
meningkat menjelang genap bulan (term).

Dari umur kehamilan ke- 30, hati janin semakin telah efisien dan mengubah glukose
menjadi glikogen, yang disimpan didalam otot jantung, otot skeletal, dan plasenta
janin. Apabila terjadi hipoksia, janin dapat memperoleh energi dari simpanan ini.

Asam lemak bebas dibentuk dan di simpan didalam jaringan adiposa coklat dan putih.
Lemak coklat disimpan di sekeliling leher janin dan belakang skapula, sternum dan
sekeliling ginjal. Lemak ini di metabolisir untuk menyediakan energi untuk
mempertahankan suhu tubuh bayisetelah lahir. Jaringan adiposa putih membentuk
lapisan subkutan pada tubuh janin cukup bulan, tetapi pada bayi kurang bulan lapisan
ini tipis. Lapisan ini sebagai insulator dan penyimpan lemak. Simpanan lemak pada
janin seberat 800 gram (umur kehamilan 24-26 minggu) hanya 1% dari berat
badannya, pada minggu ke-35 mencapai 15 % berat badan janin. Karena plasenta
membersihkan bilirubin dan produk metabolik lain dari darah yang memerlukan
aktivitas transferase, hati janin (dan neonatus) kekurangan tranferase tertentu.
Akibatnya adalah, jika defisiensi ini tidak ditanggulangi pada masa neonatus dini,
bilirubin akan menumpuk didalam darah neonatus, dengan akibat penyakit hemolitik
pada neonatus.

Asam amino melintasi plasenta dengan transfer aktif dan diubah menjadi protein.
Sintesis protein lebih besar dari pada pemecahan protein dan janin menggunakan
beberapa asam amino dari pemecahan ini untuk sintesis kembali.

Janin juga mensintesis suatu protein spesifik, alfafetoprotein (AFP) di dalam hati.
Kadar AFP mencapai puncak antara umur kehamilan ke-12 dan ke-16, setelah itu
menurun hingga genap bulan (term). Protein ini disekresi dalam urine janin dan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 30


ditelan oleh janin untuk di pecah di dalam ususnya. Jika janin tidak dapat menelan,
seperti pada anensefali, kadar AFP di dalam cairan amnion meningkat.

2.3.2 struktur dan fungsi amnion

Jumlah air ketuban (likuor amnii) antara 1000 sampai 1500 ml pada kehamilan
aterm. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Likuor amnii terdiri dari 2,3%
bahan organik (protein, vernik kasiosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin dan
spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan organik (air garam yang larut dalam air).
Peredaran cairan ketuban sekitar 500 cc/jam atau sekitar 1% yang ditelan bayi dan
dikeluarkan sebagai air kencing. Bila akan terjadi gangguan peredaran air ketuban
menimbulkan akan hidramnion yaitu jumlah cairan ketuban melebihi 1500 ml.
Hidramnion dijumpai pada kasus anencefal, spinabifida, agenesis ginjal,
korioangioma plasenta.

Air ketuban dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian untuk:

1. Menentukan jenis kelamin


2. Kematangan paru-paru janin
3. Golongan darah
4. faktor rhesus
5. Kelainan kongenital lainnya

Fungsi air ketuban:

1. Memberikan kesempatan perkembangan janin dengan bebas ke segala arah


2. Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung
3. Sebagai penyangga terhadap panas dan dingin
4. Menghindari trauma langsung terhadap janin

2. Saat inpartu

1. Menyebarkan kekuatan his sehingga serviks membuka


2. Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan
3. Sebagai pelicin saat persalinan.

2.3.3 Struktur dan fungsi sirkulasi tali pusat


Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5
sampai 3 cm. Berat plasenta 500 gram. Talipusat yang menghubungkan plasenta

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 31


panjangnya 25 sampai 60 cm. Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan 2,5 cm
dan terpanjang 200 cm.

Plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16 dimana desidua parietalis dan
desidua kapsularis telah menjadi satu. Sebelum plasenta terbentuk sempurna dan
sanggup untuk memelihara janin, fungsinya di lakukan oleh korpus luteum
gravidarum. Saat nidasi vili korialis mengeluarkan hormn korionik gonadotropin
sehingga korpus luteum dapat bertahan. Implantasi plasenta terjadi pada fundus uteri
depan atau belakang. Fungsi plasenta dapat dilaksanakan melalui sirkulasi
retroplasenter dengan terbukanya arteri spiralis dan vena di dasar desidua basalis. Di
bagian tepi plasenta terdapat ruangan agak lebar sebagai penampung sementara darah
sebelm masuk menuju sirkulasi darah ibu.

Sirkulasi retroplasenter terjadi karena aliran darah arteri spiralis dengan tekanan 70
mm Hg sampai 80 mmHg, sedangkan tekanan darah pada vena di dasar desidua
basalis 20 mm Hg sampai 30 mmHg. Aliran arteri seolah-olah tegak lurus untuk
mencapai plat korionik dibagian plasenta fetalis dalam ruangan intervili.

Dengan perbedaan tekanan tersebut terjadi aliran darah yang memberikan kesempatan
luas pada vilikorialis untuk melakukan pertukaran nutrisi. Di samping itu vili korealis
bergerak-gerak karena aliran darah ibu dan terjadi kontraksi ringan memberikan
peluang untuk makin sempurnanya pertukaran nutrisi.

 Fungsi plasenta:

Plasenta merupakan akar janin untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam bentuk
O2, asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan membuang sisa
metabolisme janin dan CO2.

 Fungsi plasenta di jabarkan sebagai berikut:


1. Sebagai alat nutritif untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
3. Sebagai alat pernafasan dimana janin mengambil O2 dan membuang CO2.
4. d.Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI
5. Sebagai alat penyalur anti bodi ke tubuh janin
6. Sebagai barier atau filter

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 32


Penjelasannya:

a. Sebagai Nutritif

Penyalur bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan:

1. Difusi.

Air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat
jenis bahan makin lambat terjadi difusi.

2. Sistem enzimatik.

Prinsipnya bahan tersebut di pecah dan selanjutnya di sintesis kebentuk aslinya


dalam vili korialis.

Bahan yang mengalami enzymatik:

o Protein di pecah menjadi asam amino


o Lemak di pecah menjadi asam lemak
o Hidrat arang dipecah menjadi glukose
o Glikogen di pecah menjadi fruktosa
o Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil
o Obat-obatan.

3. Pinositosis

o Caranya seperti aktivitas amoben


o Bahan trsebut adalah immunoglobulin G dan albumin.

b. Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuangan.
Sisa metabolisme akan di buang melalui plasenta, yang akan menghubungkan janin
dengan dunia luar secara tidak langsung.

c. Sebagai alat pernafasan.

Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (f ) yang mempunyai afinitas


tinggi terhadap O2 dan sebaliknya mudah melepaskan CO2 melalui sistem difusi
dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat
menjalankan fungsinya sebagai alat pernafasan. Makin tua kehamilan semakin tinggi
konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernafas melalui paru-paru pada
saat kelahiran.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 33


d. Penghasil Hormon.

Hormon yang di keluarkan plasenta adalah: korionik gonadotropin, korionik


somatomaatropin (plasenta laktogen), estrogen dan progesteron, korionik tirotropin,
relaksin.

e. Alat penyalur anti bodi

Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4 bulan dan selanjutnya


kekebalan tersebut berkrang. Anti bodi yang dibentuk ibu melalui plasenta
menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Anti bodi di salurkan melalui ASI
sehingga kolostrum harus diberikan.

f. Sebagai barier

Sel trofoblast cukup kuat bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteri atau
virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, dihalangi melalui plasenta. Beberapa obat yang
berpengaruh terhadap janin prlu dihindari seperti tetrasiklin (perubahan gigi,
gangguan pertumbuhan tulang), streptomisin (gangguan keseimbangan, gangguan
pendengaran), preparat sulfa (gangguan metabolisme billirubin, menimbulkan
kernikterus ), dan obat-obatan narkosa (mempengaruhi jantung dan pernafasan).

2.3.4 Struktur , fungsi dan sirkulasi plasenta


2.3.5 Sirkulasi darah fetus
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang
dewasa karena paru-paru janin belum berkembang sehingga O2 diambil melalui
perantaraan plasenta. Oleh karena itu, sistem peredaran darah janin ditentukan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:

a. Foramen ovale antara kedua atrium.


b. Duktus arteriosus Bothalli antara arteri pulmonalis dengan aorta.
c. Duktus venosus Arantii di dalam hepar menuju vena kava inferior.
d. Pada umbilikus terdapat satu vena umbilikalis dan dua arteri
umbilikalis.

Peredaran darah janin berlangsung sebagai berikut:

a. Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena


umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus Arantii,

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 34


langsung menuju dan masuk ke vena kava inferior lalu masuk
keatrium kanan jantung janin.
b. Dari atrium kanan janin sebagian besar darah masuk ke atrium kiri
melalui foramen ovale.
c. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
d. darah yang masuk ke atrium kiri akan di pompa ke ventrikel kiri dan
dari ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya dialirkan
ke seluruh tubuh janin.
e. Cabang aorta di bagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna,
yang mempunyai cabang arteria umbilikalis.
f. Darah dari ventrikel kanan di pompa menuju paru-paru, tetapi karena
paru-paru belum
g. berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis di
alirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus Bothalli.
h. Darah yang di alirkan mnju paru-paru akan dialirkan kembali menuju
jantung melalui venpulmonalis.
i. Darah yang menuju plasenta melalui arteri Umbilikalis terpecah
menjadi kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin. Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan
kedalam sirkulasi retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui
alat pembuangan yang terdapat di tubuh ibu.

2.3.6 Menentukan usia kehamilan


Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Usia kehamilan dapat itentukan dengan :

a.Mempergunakan rumus NAEGLE.

Rumus naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari.


Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan
ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus naegle
dapat dihitung hari haid pertama ditambah tujuh dan bulannya ditambah sembilan.
Contoh: haid hari pertama tanggal 15 Januari 1993, maka perhitungan perkiraan
kelahiran adalah : 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10, sehingga dugaan persalinan adalah 22
Oktober 1993.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 35


b.Gerakan pertama fetus

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16


minggu, maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak tetap.

c.Perkiraan tingginya fundus uteri.

Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat
pada hamil pertama. Pada kehamilan ke dua dan seterusnya perkiraan ini kurang
tepat.

d.Penentuan umur hamil dengan ultrasonografi

Bila ragu-ragu dapat berkonsultasi untuk menetapkan perkiraan persalinan.


Untuk menentukan umur hamil melalui USG dengan mengukur bagian janin.

 -Menentukan diameter kantongan gestasi.


 -Menentukan jarak kepala-bokong
 -Menentukan jarak tulang biparietal.
 -Menentukan lingkaran perut
 -Menentukan panjang tulang femur

Metode ini memerlukan pengetahuan teoritis dan keterampilan khusus.

2.3.7 Menentukan periode kehamilan


Umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri:

- ⅓ diatas simfisis umur kehamilan 12 minggu

- ½ simfisis pusat umur kehamilan 16 minggu

- ⅔ diatas simfisis kehamilan 20 minggu

- setinggi pusat umur kehamilan 22 minggu

- ⅓ diatas pusat umur kehamilan 28 minggu

- ½ pusat-prosesus xifoideus umur kehamilan 34 minggu

- setinggi prosesus xifoideus umur krhamilan 36 minggu

- dua jari (4 cm) dibawah px umur kehamilan 40 minggu

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 36


2.4 Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester I ,
II , III

2.4.1 sistem reproduksi

a. Trimester I

 Uterus

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara


produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi
akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama
tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus.

Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan
bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya
sekitar 1,5 cm bahkan kurang.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon


esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada
awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit
dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,
dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar
lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak
rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.

Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya


seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan
korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12
minggu.

Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri
yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan
tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga
hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 37


 Serviks

Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.

 Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.

 Vagina dan Vulva

Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan


kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina
disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya
distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat
longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.

b. Trimester II

 Uterus

Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada akhir
kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti
berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:

Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis.

Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.

Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau
kiri

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 38


Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion dimana
desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU
terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya.
Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24
minggu, TFU terletak setinggi pusat.

 Serviks

Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda Gooldell.
Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh karna
pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di sebut
tanda Chandwick.

 Ovarium

Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuk
nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira
pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3
cm).

 Vagina dan vulva

Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang


menyolok,serta meningkatkan libido.

c. Trimester III

 Uterus

Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir kehamilan
empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak
2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah
Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah
Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR).
Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR
menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi
fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.

 Serviks

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 39


Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan
ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya
sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-
tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus,
serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.

Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada


kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.

Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi


lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir
kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

 Ovarium

Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil


alih oleh plasenta.

 Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat dari


hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid
pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.

2.4.2 payudara

Trimester I

Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon


somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI.
Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah
sel-sel asinus pada mammae.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 40


Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk
laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesteron dan somatomamotropin
terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti
seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak)
yang mungul diareola primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula
Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara
mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda
mungkin hamil. Sensivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri
tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak
sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti vena di payudara
lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.

Trimester II

Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan. Pertumbuhan


payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh kelenjar mamae, dan berakhir
pada usia kehamilan 20 minggu.

Trimester III

Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat
pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada payudara wanita terdapat
striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil.
Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.

2.2.3 sistem endokrin

Trimester I

Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk


mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum
(nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap
48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama
kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 41


hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut perubahan-perubahan
hormonal selama kehamilan ( dan trimester I sampai trimester III).

1. Estrogen
Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
2. Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen.
Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone
menyebabakan tonus otot polos menurun dan juga diuresis.
Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan sub kutan
di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai
cadangan enrgi baik pada masa hamil maupun menyusui.
3. Human chorionic gonadotropin (HCG)
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan da
merupakan dasar tes khamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih
60 hari setelah konsepsi.fungsi utamanya adalah mempertahankan
korpus luteim.
4. Human placental lactogen (HPL).
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2
gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga
bersifat diabetogenik,sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.
5. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan
karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.
6. Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat
target organ.

7. Growth hormone (STH)


Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
8. TSH,ACTH, dan MSH
Hormone-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
9. Titoksin

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 42


Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat.
Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid binding globulin
meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen, dan juga merupakan
akibat hyperplasia jaringan glandular dan prningkatan vaskularisasi.
Tiroksin mengatur metabolisme.
10. Aldosteron, Renin dan angiotensin
Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
11. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesterone dan
HPL.
12. Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.

Trimester II

Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya


pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang
terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah.

1. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya


50% selama kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin &
prolaktin.
2. Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk membeantu
mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk
sintesis jaringan janin.
3. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi
tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
4. Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu
mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanannya. Karna janin
akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri.
5. Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna
mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan
penghambatan mortilitas uterus.

Trimester III

1. Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang


mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 43


2.2.4 sistem kekebalan

Trimester I

Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi


vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam
kehamilan tidak berubah.

Trimester II

Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil pertemuan
dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem imunitas
tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas tentang
mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam
janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan dan terus meningkat
ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi diterima janin selama empat
minggu terakhir kehamilan.

Trimester III

Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil.


Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10
kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada
kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan –perubahan ini dapat menjelaskan
penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.

2.2.5 sistem perkemihan

Trimester I

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga


sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus
gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup
banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada
kehamilan.

Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan
pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu
akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan
kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 44


Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita
harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan
juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat
wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat
posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan
vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu
dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.

Trimester II

Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,


karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih
tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang
samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada
masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.
Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung
kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan
kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya
berisi sedikit urine.

Trimester III

Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar.

Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat
kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine


dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 45


2.2.6 sistem pencernaan

Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaan enek


(nausea). Gejala muntah (emesis) dijumpai pd bulan I kehamilan yang terjadi pd pagi
hari (morning sickness). Emesis yang berlebihan (hiperemesis gravidarum)
merupakan situasi patologis. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, motilitas
seluruh traktus digestivus berkurang sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini
baik untuk reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi karena penurunan tonus otot-otot
traktus digestivus. Sering dijumpai morning sickness, hiperemesis gravidarum dan
salivasi. Salivasi adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya .

2.2.7 sistem musculoskeletal

Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem


muskuloskeletal. Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan
perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu
ciri pada ibu hamil. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal.

Mobilitas sendi sakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah besar &
menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah punggung khususnya pada akhir
kehamilan mengakibatkan rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota
badan atas.

2.2.8 Sistem kardiovaskuler

Curah jantung meningkat 30 % pd minggu ke-10 kehamilan. Tekanan darah


akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam
perifer vaskuler resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus oleh
progesteron. Hipertropi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung.

Perubahan kardiovaskuler dalam kehamilan :

TD darah arteri

Sistolik ↓ 4 -6 mg

Diastolik ↓ 8 – 15 mg

Rata-rata ↓ 6 -10 mg

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 46


Semua dasar pd 20 – 24 mg, kemudian sec.b’angsur-angsur naik kenilai-nilai pra-
kehamilan

Frek. Denyut jantung ↑ 12 – 18 mg Puncak T. ll awal kemudian stabil

Volume stroke ↑ 10 – 30 % Puncak T. ll awal kemudian stabil

Curah jantung ↑ 33 – 45 % Puncak T. ll awal kemudian stabil

Jantung membesar sekitar 12% antara awal dan akhir kehamilan

90% mengalami murmur ejeksi sistolik yang berlangsung hingga minggu pertama
pascapartum. Jika tidak disertai abnormalitas yang lain hal ini menunjukkan adanya
peningkatan curah jantung.

20% mengalami murmur diastolik transien dan 10% mengalami murmur kontinu
yang terdengar di atas dasar jantung, menyebabkan peningkatan aliran darah ke
payudara.

Peningkatan curah jantung antara 35-50% dari rata-rata 5 L/menit sebelum hamil
menjadi 7L/menit pada minggu ke 20 hal ini akibat peningkatan isi sekuncup dan
frekuensi jantung

Variasi yang besar dalam curah jantung, frekuensi nadi, tekanan darah dan aliran
darah regional dapat terjadi sesuai dengan perubahan trivial postur, aktivitas dan
ansietas.

Nilai nadi biasanya naik 84/menit dan tekanan darah arteri menurun pd TM II,
tekanan darah vena cenderung naik pada TM I

Curah jantung mencapai jumlah maksimal pd 24 minggu dan dipertahankan pada


jumlah ini hingga cukup bulan

Tekanan darah sistolik menurun rata-rata 5-10 mmHg di bawah batas dasar dan
tekanan diastolik menurun 10-15 mmHg pada usia gestasi 24 minggu

Sindrome hipotensi telentang terdiri atas hipotensi, bradikardia, dan sinkop (karena
pada posisi terlentang, uterus gravid yang menekan aorta sehingga tekanan uterina
lebih rendah dari pada tekanan darah arteri brakialis)

Posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 47


Aliran darah pada ekstermitas bawah melambat pada akhir kehamilan, aliran balik
vena yang buruk dan peningkatan tekanan darah pada tungkai menyebabkan
meningkatnya distensibilitas dan tekanan vena tungkai, vulva, rektum, pelvis, edema
dependen, varises pada vena tungkai dan vulva, serta hemoroid.

Aliran darah pada ginjal meningkat (70-80%) 400 ml/menit pada usia gestasi 16
minggu sehingga meningkatkan ekskresi.

Aliran darah pada tangan dan kaki mencapai 500 ml/menit pd minggu ke-36, hal ini
membantu menghilangkan kelebihan panas yang diproduksi oleh peningkatan
metabolisme massa maternal-janin dan kerja kardiorespiratorius selama kehamilan.

Vasodilatasi perifer yang terkait merupakan penyebab mengapa wanita hamil “merasa
kepanasan” berkeringat banyak setiap saat merasakan tangan yang lembab dan sering
kali menderita hidung tersumbat.

Aliran darah ke payudara meningkat hingga 2% vena dipermukaan payudara


berdilatasi, pembesaran payudara, rasa hangat dan gatal sejak awal kehamilan.

Sirkulasi uteroplasenta meningkat 1-2% pada TM I hingga 17% pada kehamilan


cukup bulan (500ml/menit)

Volume plasma darah meningkat 50% sehingga terjadi hemodilusi pada 32-34
minggu, anemia fisiologis, penurunan konsentrasi protein plasma dan penurunan
konsentrasi imunoglobulin

2.2.9 Sistem integument

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”.

Kulit

Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat
ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan
dermis.

Struktur anatomi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 48


1. Epidermis

Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan


Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas
dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan
lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan
lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin
yang memberi warna pada kulit.

2. Dermis

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya
keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada
kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea.
Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung
terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu
tubuh.

Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan
proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat
mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan.
Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat
tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak
membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang,
sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya
keringat dikontrol oleh hipotalamus

Fungsi

Kulit memiliki beberapa fungsi:

1. Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.


2. Sebagai alat peraba.
3. Sebagai pelindung organ dibawahnya.
4. Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
5. Pengatur suhu tubuh.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 49


6. Tempat menimbun lemak.
7. Sistem Integumen Pada Kehamilan

Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme peregangan bertanggung


jawab terhadap derajat perubahan sistem integumen selama kehamilan. Perubahan
yang umum terjadi adalah meningkatnya ketebalan kulit dan lemak subdermal
hypopigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktifitas kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya aktifitas sirkulasi dan vasomotor. Adanya
kerapuhan/kelemahan pada jaringan elastik cutaneus menyebabkan timbulnya striae
gravidarum atau tanda peregangan yang jelas. Respon alergi cutaneus menjadi lebih
tinggi.

Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ; melanotropin, yang


meningkat selama kehamilan. Facial Melama, disebut juga chloasma atau topeng
kehamilan, adalah bentuk seperti jerawat, merupakan hyperpigmentasi berwarna
kecokelatan di atas pipi, hidung dan kening. Chloasma tampak pada 50% sampai 70%
wanita hamil, dimulai setelah minggu ke 16 dan meningkat terus hingga persalinan.
Sinar matahari menambah pigmentasi pada wanita-wanita yang rentan. Cloasma
disebabkan oleh kehamilan normal biasanya memudar setelah persalinan.
Penggelapan warna niple, areola, axila dan vulva terjadi juga pada saat yang
bersamaan.

Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis
sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah, garis ini dikenal dengan linea alba
sebelum pigmentasi yang disebabkan faktor hormonal. Pada primigravida, adanya
linea nigra dimulai pada bulan ke 3, sama cepatnya dengan kenaikan tinggi fundus;
pada multigravida munculnya garis ini sering lebih awal dari bulan ke 3. Tidak semua
wanita hamil muncul linea nigra.

Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50% sampai 90% wanita
hamil selama pertengahan kehamilan, mungkin disebabkan oleh aksi adrenocorticoid.
Striae merefleksikan perusakan jaringan penyambung di bawah kulit (collagen).
Depresi lapisan yang jelas terjadi pada area-area dengan peregangan maksimal
(seperti abdomen, paha dan mamae). Peregangan ini kadang-kadang menimbulkan
sensasi menyerupai rasa gatal. Terdapat kecenderungan bahwa striae bersifat familia.
Setelah kelahiran striae biasanya memudar, walaupun striae tersebut tidak
menghilang secara keseluruhan. Variasi warna striae tergantung pada warna kulit ibu
hamil. Striae tampak berwarna pink pada wanita berkulit cerah, dan tampak berwarna
kontras dari pada kulit lainnya pada wanita berkulit gelap. Pada nulipara, striae pada

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 50


umumnya berupa garis berwarna perak kemilauan (pada wanita berkulit cerah) atau
garis berwarna keunguan (pada wanita berkulit gelap) Scar striae mungkin tampak
akurat pada kehamilan sebelumnya.

Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada bentuk


vaskularisasi seperti jaring laba-laba. Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti
bintang atau bercabang-cabang, terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring laba-
laba ini terbentuk sebagai akibat meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya
ditemukan pada leher thorax, muka dan lengan. Angiomas dan teliangiestasia juga
dijelaskan sebagai jaringan awal dilatasi arteriola yang menyebar ke arah bagian
tengah. Bentuk jaring-jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi pucat bila
dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas pada mamae sebagai akibat
peregangan pada mamae yang bertambah besar ukurannya. Jaring-jaring vaskuler
tampak selama bulan ke 2 sampai 5 kehamilan pada 55% wanita kulit putih dan 10%
pada wanita Afrika-Amerika. Jaring-jaring vaskuler ini akan menghilang setelah
melahirkan.

Adanya benjolan-benjolan kecil seperti jerawat, berwarna pink kemerahan dan


mudah ditentukan batasnya, sering terlihat pada permukaan palmar tangan pada
sekitar 60% wanita kulit putih dan 35% pada wanita Afrika-Amerika selama
kehamilan. Perubahan warna ini dan eritema pada palmar berhubungan dengan
peningkatan sirkulasi perifer.

Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan, berbentuk nodul


dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya
berlanjut sesuai dengan perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan dengan
melakukan insisi apabila lesi tersebut mengalami pembesaran, menyebabkan rasa
nyeri atau berdarah yang agak banyak.

Pada minggu ke 6 beberapa wanita mencatat adanya menipis dan melunaknya


kuku baik pada tangan maupun kaki. Zat pewarna kuku harus dibersihkan dan kuku
harus tetap dijaga pendek untuk mencegah patah, kulit yang berminyak dan cabe
vulgaris mungkin terjadi selama kehamilan. Beberapa wanita lain kulitnya mengalami
scar dan terlihat menyebar. Hirsutism adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan
dan pertumbuhan rambut pada tempat yang tidak biasanya, juga hal yang mungkin
terjadi. Peningkatan pertumbuhan rambut biasanya juga terjadi. Rambut kembali
normal setelah kehamilan. Pertumbuhan rambut yang kasar biasanya tidak
menghilang setelah kehamilan. Beberapa wanita berkomentar bahwa rambut mereka
menebal dan tumbuh lebih banyak selama kehamilan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 51


3. Perubahan Pada Kulit

Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus.
Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi di beberapa tempat dapat
dijabarkan sebagai berikut :

Kulit Bentuk Perubahan Keterangan

Muka Kloasma gravidarum atau “mask of pregnancy” disebabkan oleh kombinasi :-


Hormon seks

– Melanocyte stimulating hormon (MSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior

Andeng-andeng dapat bertambah hitam

Bentuk seperti kupu-kupu, simetris pada sisi kanan dan kiri.Hiperpigmentasi

Abdomen Striae lividae/nigra disebabkan oleh kombinasi:- Melanocyte


stimulating hormon

– Estrogen dan progesteron

– Hormon adrenokortikotropik

Hiperpigmentasi di garis tengah kulit abdomen.Hiperpigmentasi kulit


abdomen bagian bawah di atas simfisis pubis

MamaePuting susu dan areola mamae bertambah hitam, kelenjar Minogomery


makin menonjol. Ketiganya, disebabkan oleh kombinasi peningkatan hormon seperti
di atas Salah satu tanda awal kehamilan khususnya pada kehamilan pertama

Spiderangioma Semakin jelasnya pembuluh darah kapiler dengan titik


di tengahnya di beberapa tempat seperti yang dijumpai pada sirosis hepatis.Pembuluh
darah tampak semakin jelas keduanya disebabkan oleh peningkatan estrogen.
Spider angioma sulit terlihat pada orang Indonesia disebabkan warna kulitnya
sawo matang.

Eritemapalmans Kulit telapak tangan merah dan kadang-kadang


mengelupas.Peningkatan estrogen menyebab-kan jaringan ikat merenggang.
Jarang terjadi pada wanita Indonesia karena kulit telapak tangan menebal
akibat pekerjaannya.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 52


Rambut Fase anagen/pertumbuhan rambut berlangsung selama 2-6 tahun dan
selanjutnya beristirahat.Fase telogen berlangsung selama 3 bulan. Pada fase ini
sebagian rambut rontok kemudian tumbuh kembali yang normalnya sekitar 15-20%.
Fase telogen turun menjadi 10% pada akhir kehamilan. Sering dijumpai bahwa
setelah persalinan rambut yang rontok semakin banyak, namun tumbuh
kembali.Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya estrogen/progenteron

2.2.10 Metabolisme
2.2.11 Berat badan dan indeks masa tubuh

Basal metabolik rate (BMR) meningkat 15%-20% untuk pertumbuhan


janin dan persiapan memberikan ASI yang ditemukan pada triwulan terakhir.
Kalori dibutuhkan terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya kehamilan
20 mg ke atas.

Protein diperlukan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae,


janin. Protein disimpan untuk persiapan laktasi. Bumil sering haus, nafsu makan
besar, sering kencing dipengaruhi oleh Hormon Somatomammotropin, peningkatan
plasma insulin dan hormon adrenal. Kebutuhan mineral ibu : Kalsium 30gram/hr,
fosfor rata-rata 2 gr/hr, zat besi 800 mg/ 30-50 mg sehari, dan air minimal 8 gelas/hr.

Peningkatan berat badan ibu disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta,
cairan ketuban) dan berat Ibu (uterus, mammae yang membesar, volume darah
meningkat, lemak, protein, adanya retensi air). Berat badan wanita hamil naik 6,5-
16,5 kg, rata-rata 12,5 kg, terutama 20 minggu terakhir. Kadar alkali-fosfatase
meningkat 4x lipat dibanding wanita tidak hamil, mulai kehamilan 4 bulan. Alkali
fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta.

2.2.12 Darah dan pembekuan darah

Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi


pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32-34 mg.
Serum darah (volume darah) bertambah 25-30 % dan sel darah bertambah 20%.
Massa sel darah merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari
TM l sampai TM lll.

Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 53


Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim.

Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro-plasenter.

Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.

Volume darah :

Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga
terjadi pengenceran darah (haemodilusi).

Sel darah

sel darah meningkat 20%, Protein darah dalam bentuk albumin dan
gammaglobulin menurun pada TM I.

Sel Darah Putih

Jumlah “Peripheral WBC” makin meningkat dengan cepat selama kehamilan.


Selama trimester pertama rata-rata jumlah “WBC” adalah sekitar 9500/mm3
meningkat menjadi rata-rata 20-30.000/ mm3 pada saat ”a term”. Jumlah ini menurun
dengan cepat setelah persalinan dan kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir
minggu pertama pasca persalinan. Adanya hemodilusi maka LED sangat meningkat
(4 x dari angka normal)

Pembekuan/Koagulasi

Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama


kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat
peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti
yang terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv
plasenta/solusio plasenta.

2.2.13 Sistem pernafasan

Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan oksigenasi


ibu dan janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2 dari janin ke ibu.

Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selam masa
kehamilan. Volume tidal dan dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 54


meningkat. Pada aterm konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan
ventilasi semenit meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-32mm Hg.

Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu penurunan


konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara
perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam
afinitas hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen dimana hemoglobin
mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen meningkat dari 27 ke 30
mm Hg.

Hubungan antara masa akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung


memicu perfusi jaringan. Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari
pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior
dan transversal dari cavum thorax. Mulai bulan ke lima, expiratory reserve volume,
residuak volume,dan functional residual capacity menurun, mendekati akhir masa
kehamilan menurun sebanyak 20 % dibandingkan pada wanita yang tidak hamil.

Secara umum, ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga


kapasitas paru total tidak mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penurunan
functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi bagi mereka yang
mengalami perubahan pada closing volume lebih awal sebagai akibat dari merokok,
obesitas, atau skoliosis dapat mengalami hambatan jalan nafas awal dengan
kehamilan lanjut yang menyebabkan hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi
supin juga dapat mengurangi hubungan abnormal antara closing volume dan
functional residual capacity. Volume residual dan functional residual capacity
kembali normal setelah proses persalinan.

2.2.14 Sistem persyarafan

Konsentrasi alveolar minimum menurun secara progresif selama masa kehamilan.


Pada masa aterm menurun sekitar 40% untuk semua anestesi general. Namun,
konsentrasi alveolar minimum kembali normal pada hari ketiga pasca kelahiran.
Perubahan kadar hormon maternal dan opioid endogen telah dibuktikan. Progestron
yang memiliki efek sedasi ketika diberikan dalam dosis farmakologis, meningkat
sekitar 20 kali lebih tinggi daripada normal pada masa aterm dan kemungkinan
berefek kecil dalam observasi. Peningkatan secara signifikan kadar endorfin juga
memegang peranan penting dalam masa persalinan dan kelahiran. Wanita hamil

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 55


menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap kedua jenis anestesi baik regional
maupun general. Dari awal periode pemasukan anestesi secara neuraxial, wanita
hamil membutuhkan lebih sedikit anestesi lokal daripada wanita yang tidak hamil
untuk mencapai level dermatom sensorik yang diberikan.

Minimum local analgesic concentration (MLAC) digunakan dalam anestesi


obstetrik untuk membandingkan potensi relatif dari anestesi lokal dan MLAC
didefinisikan sebagai median dari konsentrasi analgesik efektif dalam 20 ml volume
untuk analgesi epidural dalam periode awal persalinan. Obstruksi dari vena cava
inferior karena pembesaran uterus mengakibatkan distensi dari vena pleksus epidural
dan meningkatkan volume darah epidural. Yang mendekati masa akhir kehamilan
menghasilkan tiga efek mayor : (1) penurunan volume cairan serebrospinal, (2)
penurunan volume potensial dari ruang epidural, (3) peningkatan tekanan ruang
epidural. Dua efek awal memicu penyebaran sefalad dari cairan anestesi lokal selama
anestesi spinal dan epidural, dimana efek yang terakhir mungkin menjadi predisposisi
dalam insidensi lebih tinggi dari punksi dural dengan anestesi epidural.

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala


neurologis dan neuromuskular berikut:

1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf
atau kompresi akar syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned
syndrome selama trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang
membungkuk berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.

2.5 perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan


2.5.1 pada kehamilan trimester I

Trimester pertama Sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk


membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologis
pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataanya akan kehamilanya.
Selain itu akibat dari dampak terjadinya peningkatan hormone estrogen dan
progesterone pada tubuh ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik
sehingga banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 56


Dia akan merenungkan keadaan dirinya. Dari munculya kebingungan tentang
kehamilanya dengan pengalaman buruk yang pernah dialaminya sebelum kehamilan,
efek kehamilan yang akan terjadi pada hidupanya (terutama jika ia wanita karir),
tanggun jawab baru atau tambahan yang akan dipikul, kecemasnya tentang
kemampuan dirinya untk menjadi seorang ibu, keuangan dan rumah, penerimaan
kehamilanya oleh orang lain. Saat itu, beberapa ketidak nyamanan trimester pertama
berupa mual, lelah, perubahan selera, emosional, mungkin menceminkan konflik dan
depresi yang dialami dan dapat terjadi pada saat ia teringat tentang kehamilanya.
Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil.
Kekhawatiran pertama timbul pada trimester pertama dan berkaitan dengan
kemungkinan keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak memberitahukan
kehamilanya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Kebingungan yang dialami
ibu hamil ini secara normal akan berakhir spontan saat ia menerima kehamilanya.
Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester pertama dan didukung oleh
perasaanya yang cukup aman untuk mengungkapakan perasaanya terhadap konflik
yang dihadapi selama ini. Trimester pertama juga merupakan masa kekhawatiran dari
penantian kehamilan menjadi aman. Terutama pada wanita yang pernah mengalami
keguguran sebelumnya dan tenaga profesional dalam bidang pelayanan kesehatan
wanita yang khawatir terhadap keguguran dan teratogen. Wanita ini dengan tidak
sabar menunggu berakhirnya trimester pertama sampai mereka dapat tenag dan
percaya pada kehamilanya.

Pada trimester pertam seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk
menyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perunya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang dapat diberitahukan kepada orang
lain atau mungkin dirahasiakanya. Bertambahnya berat badab adalah bagian yang
signifikan pada wanita selama trimester pertama. Ini menjadi bagian uji nyata yang
dilakukan wanita seperti yang terlihat pada tubuhnya jelas bahwa ia hamil, bagi
kebanyakan wanita bertambahnya berat badannya dijadikan bukti awal
berkembangnya bayi meskipun sebenarnya bukanlah kejadian secara fisik. Wanita
yang terlihat bertambah berat badanya berperan pada perlindungan dan pertumbuhan
abdomenya, yang berarti hamil baginya. Dan sebaliknya bagi wanita hamil dan ingin
menyembunyikanya (seperti remaja yang belum menikah) bisa mencegah mereka
untuk menunjukkan dan mencoba untuk mengatasi masalahnya. Hasrat untuk
melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda-beda. Walaupun beberapa
wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi , kebanyakan mereka mengalami

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 57


penurunan libido selama periode ini. ekspresi seksual selama masa hamil bersifat
individual beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka,
sedangkan yang lainya mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini
dipengaruhi oleh factor-faktor fisik, emosi, dan interaksi termasuk tahayul tentang
seks selama masa hamil,masa disfungsi seksual, dan perubaha fisik pada wanita.
Keadan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk
mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan,
rasa mual, pembesaran payudara, keperihatinan, kekhawatiran. Semua ini merupakan
bagian normal dari bagian kehamilan pada trimester pertama.

Contoh kasus:

Ibu Farida datang ke klinik untuk memeriksa kehamilanya. Dalam anamneses


yang dilakukan ibu farida menyatakan bahwa kehamilanya ini sudah direncanakan,
tetapi ibu Farida tidak peduli pada kehamilanya dan tidak pernah mengajukan
pertanyaan tentang bayinya. Ibu mengatakan bahwa merasa lelah dan mual serta tidak
ingin hamil untuk saat sekarang. Dalam kasus ini si ibu nampaknya menolak
kehamilanya. Dan merasa sedih dan kecewa walaupun kehamilan ini direncanakanya.
Dalam kasus diatas apa yang dirasakan ibu ini adalah sesutau yang sangat normal, hal
ini dapat terjadi pada sebagian besar wanita yang akan merasakan hal yang serupa
pada umur kehamilan seperti ini.

2.5.2 pada kehamilan trimester II

Trimester ke II sering disebut sebagai priode pancaran kesehatan, saat ibu


merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik
dan terbebas dari ketidak nyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudan terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidaknyaman karena hamil sudah berkurang.
Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. ibu sudah
menerima kehamilanya dan mulai dapat menggunakan energy dan fikiranya secara
lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan
ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri.
Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu prequickning dan


postquickning. Akhir dari trimester petama dan selama prequickning dalam trimester

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 58


kedua, wanita tersebut akan terus melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang
menghubungkanya dengn ibunya sendiri. Semua masalah peribadi dengan ibunya
yang telah atau sedang terjadi dianalisis. Kemampuan untuk dapat mempertahankan
hubungan ibu dan anak diuji. Dengan ujian ini mendatangkan pengertian dan keriteria
penerimaan oleh ibunya yang ia hargai dan hormati.

Hubungan social wanita akan meningkat dengan wanita hamil lainya atau yang
baru menjadi ibu, ketertarikan ddan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran
dan persiapan untuk peran yang baru. Hubungan sosila yang rumit ini membutuhkan
sejumlah pekerjaan yang rumit, yang pada giliranya bertindak sebagai katalis bagi
peran barunya. Qickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinya
sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Kesadaran yang baru ini
melalui perubahan dan memusatkan dirinya kebayi, pada saat ini jenis kelamin bayi
tidak begitu penting. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan kehadiran di dalam
keluarga. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang telihat dengan adanya gerakan
dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat
pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara
terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan
sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal
semakin melemah.

Contoh kasus:

Ibu Shanty datang kekelinik memeriksa kehamilanya. Dalam anamnesa Anda


memperhatikan Bu Shanti begitu gembira dan aktif bicara. Ia mengatakan mual
diwaktu pagi dan kelelahanya dapat diatasi. Ia sangat senang merasakan gerak bayi
untuk pertama kali. Ia menceritakan kepada anak-anaknya yang lain mengenai
bayinya dan tampaknya perut Bu Shanti semakin besar. Ia menyatakan bahwa bayi-
bayinya yang dulu lahir sangat kecil dan lemah dan ia menanyakn bagiamana caranya
agar bayi yang ada dalam kandungan dapat tumbuh sehat dan lahir normal.

Pada kasus ini Bu Shanty nampaknya bahagia dan menginginkan kehamilan


tersebut. Dia membayangkan behwa bayinya merupakan makhluk tersendiri yang
membutuhkan petolongan ibu untuk dapat tumbuh. Dengan memberitahukan
kehamilan kepada orang lain, ia menunjukkan bahwa dia sedang menghadapi
kehamilan dengan baik.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 59


2.5.3 pada kehamilan trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian. Pada periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia semakain tidak sabar
untuk segera melihat bayinya. Ada peresaan tidak menyenangkan ketika bayinya
tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah dan
hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya.

Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan


orang tua, seperti terpusatnya perhaian pada kehadiran bayi. Saat ini orang-orang di
sekelilingnya akan membuat rencana pada bayinya. Wanita tersebut akan berusaha
melindungi bayinya, dengan menghindari kerumunan atau seseorang atau apapun
yang dianggap membahayakan. Dia membayangkan bahwa bahaya terdapat di dunia
luar. Memilih nama adalah aktifitas yang dilakukan dalam mempersiapkan kehadiran
bayinya. Dia mungkin akan mencari buku yang berisi nama-nama atau mengikuti
penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang berkaitan dalam rangka mempersiapkan
kelahiran dan kesiapan menjadi orang tua. Membuat atau membeli pakaian bayi.
Megatur ruangan. Banyak hal yang diberikan untuk merawat bayinya. Sejumlah
ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Waniata mungkin khawatir terhadap
hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu kapan ia akan melahirkan. Mimpinya
mencerminka perhatian dan kekhawatirannya. Dia lebih sering bermimpi tentang
bayinya, anak-anaknya, persalinan, kehilangan bayi, atau terjebak di tempat kecil dan
tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali karena perubahan
boody image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek ibu memerlukan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan. Wanitu juga mengalami peroses berduka seperti
kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya
bayi dari bagian tubuhnya, dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong.
Perasaan mudah teluka juga terjadi pada masa ini. Wanita tersebut mungkin merasa
canggung, jelek, tidak rapi, dia membutuhkan perhatian yang lebih dari pasanganya.
Pada pertengahan trimester ketiga, hasrat seksual tidak setingi pada trimester kedua
karena abdomen menjadi sebuah penghalang.

Contoh kasus:

Ibu Diah datang ke kelinik untuk memeriksakan kehamilanya. Dalam


anamnese yang Anda lakukan Bu Diyah menyatakan bahwa perutnya sekmakin hari
semakin mengeras dan sering kencang-kencang, ibu khawatir bayinya (yang akan
diberi nama Retno kalau bayinya perempuan) sudah mencoba untuk mencari jalan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 60


keluar. Ibu ini cemas karena dia belum siap menerima kehadiran bayinya. Ibu juga
mencemaskan persalinan kali ini sebab persalinanya yang pertama dulu berlangsung
sangat lama dan sulit. Pada kasus ini ibu tampak mengkhawatirkan bayinya dan takut
akan melahirkan. Apa yang dirasakan bu Dyah ini adalah normal. Kebanyakan ibu
memiliki perasaan dan khawatiran yang serupa pada umur kehamilan seperti ibu ini.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 61


BAB III
MENDIAGNOSA KEHAMILAN

3.1 Tanda Tanda Kehamilan

3.1.1 Pasti
1. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, dan bagian-
bagian janin lainnya
2. Adanya denyut jantung janin, dengan cara:
3. Didengar dengan stetoskop monoral laennec
4. Terdeteksi dengan alat doppler
5. Tercatat dengan alat feto elektro kardiogram
6. Dilihat pada ultrasonografi

3.1.2 tidak pasti


1. Tidak haid. Haid tidak terjadi sesuai jadwalnya. Namun seperti
yang dijelaskan diatas, faktor lain berpengaruh pula dalam kondisi
seseorang menjadi tidak haid.
2. Mual dan Muntah. Lebih sering muncul pada awal masa kehamilan
hingga trimester pertama. Atau sering disebut pula sebagai
“morning sickness” karena lebih muncul di pagi hari.
3. Nafsu makan berkurang. Terutama terjadi pada awal masa
kehamilan hingga trimester pertama.
4. Perut keram
5. Perubahan payudara
6. Peningkatan berat badan
7. Perubahan mood
8. Lebih sering buang air kecil
9. Sulit buang air besar
10. Nyeri punggung
11. Lemah terkait mual muntah

3.1.3 kemungkinan
Pemerikaaan HCG (Human chorionic Gonadotropin) positive pada
pemeriksaan air seni saat melakukan tes pack. Tes ini dapat membantu dalam
penentuan kehamilan sejak dini, namun masih diperlukan konfirmasi dengan
pemeriksaan lainnya .

3.2 pemeriksaan diagnostic kehamilan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 62


BAB IV

MENJELASKAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEHAMILAN

4.1 Faktor fisik

4.1.1 status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau
penyakit yang dialami ibu hamil yaitu:

1. Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam


klasifikasi ini adalah hyperemesis gravidarum, preeklampsia / eklampsia,
kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,kelainan plasenta atau
selaput janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.
2. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.
Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta
mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena
kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kehamilan ini adalah:
1) Penyakit atau kelainan alat kandungan, varises vulva, kelainan
bawaan, edema vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea,
trikominisiasis vaginalis, kandidiasis, amoebasisi, DM, bartholinitis,
kista bartholini, kondiloma akuminata, fistula vagina, kista vagina,
kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, prolapsus uteri, tumor
uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri, dan lain-
lain.
2) Penyakit kardiovaskular misalnya peyakit jantung, hipertensi, stenosis
aorta, mitral isufisisensi, jantung rematik, endokarditis.
3) Penyakit darah misal, anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit
hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura
trombositopeni, hipofibrinogenemia, iso-imunisasieri-
troblastosisfetalis.
4) Penyakit saluran nafas misalnya,influenza,bronchitis, pneumoni, asma
bronkiale, TB paru.
5) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis,
pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia,
appendiksitis, colitis, megakolon, tumor usus, hemorroid dan lain-lain
6) Penyakit hepar dan pancreas

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 63


7) Penyakit ginjal dan saluran kemih
8) Penyakit endokrin
9) Penyakit saraf
10) Penyakit menular misalnya, penyakit akibat hubungan seksual,
campak, parotitis,malaria dan lain-lain.

Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, anemia


berat partus prematurus, asfiksia neonaturum, shock dan perdarahan. Pemahaman
mengenai penyakit- penyakit tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor resiko
sehingga mampu melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese sangat
perlu dalam menggali komponen-komponen penyakit yang menyertai kehamilan.

4.1.2 status gizi

Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan
tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang
dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar
janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi
ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan
janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan
oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata
dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh
besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi


makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau
ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum
air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Asam folat

Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari
daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat
disebut juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 64


vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal
dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi..

Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio


plasenta, dan kelainan kongenital pada janin.

Pemberian asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi, satu bulan sebelum
konsepsi dan 1 bulan post konsepsi, karena neural tube manusia menutup pada
minggu ketiga post konsepsi. Minimal pemberian suplemen asam folat yang dimulai
2 bulan sebelum konsepsi dan belanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis
pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram, sedangkan untuk
kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.

2) Energi

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910
gran dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.

4) Zat besi (FE)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap
tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90 tablet perhari.

5) Kalsium

Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg perhari.

6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit


menular seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang.

7) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 65


8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak
ikan selama hamil

Kurang gizi pada ibu hamil

Bila ibu mengetahui kurang gizi pada kehamilannya maka akan menimbulkan
masalah baik pada ibu hamil atau pada janin:

1) Terhadap ibu

Kekuurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara
lain: perdarahan, anemia dan lain-lain

2) Terhadap persalinan

Pengaruh kekurangan gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan


persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya ( premature), perdarahan
setelah persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3) Tehadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
dan dapt menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal.

4.1.3 gaya hidup : substance abuse , perokok , hamil diluar nikah ,


kehamilan tidak di harapkan

Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani
oleh para wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-
kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa
mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung dan gangguan pencernaan.

Selain itu, ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi wanita hamil antara lain:

1) Kebiasaan minum jamu

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 66


Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, hal
ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester satu.

jamu

Efek minum jamu:

a) Bagi janin

a. Dapat membahayakan tumbuh kembang janin


b. Menimbulkan kecacatan
c. Abortus
d. BBLR
e. Partus prematurus
f. Kelainan ginjal dan jantung janin
g. Asfeksia neonatorum
h. Kematian janin dalam kandungan.

b) Bagi ibu:

a. Keracunan
b. Kerusakan jantung dan ginjal
c. Syok
d. Perdarahan.

Efek-efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu
baik berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu.

2) Mitos

Mengenai mitos atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh


lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak
boleh makan makanan yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan
untuk persalinan dan bayi, minum air putih dan sebagainya. Mitos yang mendukung
asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang nembahayakan dalan asuhan
kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan
kesehatan yang tepat pada ibu hamil.

3) Aktivitas seksual

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 67


Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan
aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan
dalam aktivits seksual ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence
terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil,
mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Namun menurut konsep evidence
based menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak
terbukti siknifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.

4) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari

Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak
boleh sama sekali melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di
luar rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam
pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu
hamil adalah tingkat keamanannya bagi ibu hamil. Nasehat yang perlu disampaikan
adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktifitas atau pekerjaan tetapi cermati
apakah pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk
kehamilannya.

5) Senam hamil

Ibu hamil bisa melakukan senam hamil untuk mempertahankan dan


meningkatkan kesehatan fisisk ibu hamil, memperlancar peredaran darah,
mengurangi keluhan pegal-pegal, dan aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi
persalinan.

6) Perokok

Merokok adalah perilaku yang merugikan dan membahayakan bagi ibu hamil.
Ibu hamil yang perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir.

Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah:

a) Bagi janin

a. BBLR
b. Persalinan preterm
c. Kematian perinatal.
d. Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan
pada otak janin dan peningktan denyut jantung janin.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 68


b) Bagi ibu

a. Penyakit paru
b. Jantung
c. Hipertensi
d. Kanker dan lain-lain.

Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang
penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian
konseling tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus
mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan

a) Antenatal care

b) Kelas antenatal bagi perokok

c) Mengurangi periklanan tentang rokok

d) Area bebas rokok

e) Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi


merokok di institusi atau tempat kerja masing-masing.

7) Kehamilan di luar nikah dan Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang


dikarenakan seks pra nikah atau seks bebas. Selain itu juga bisa terjadi pada ibu
dengan status marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang
tidak merencanakan kehamilan, hal ini dikarenakan oleh kegagalan alat kontrasepsi.

Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:

a) Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya,


menitipkan anak ke oaring alin atau panti asuhan.

b) Berusaha melakukan aborsi atau bunuh diri.

c) Melakukan pekerjaan seorang ibu walau dengan keterpaksaan.

Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan bila
dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila
pasanagan tidak mau menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 69


bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah
diri,merasa bersalah atau berdosa, dpresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Dalam
hal ini peran bidan juga diperlukan unutk membantu memberikan penyuluhan tentang
seks kepada masyarakat khususnya para remaja agar terhindar dari seks bebas. Selain
itu bidan juga harus memberikan konseling pada pasangan usia subur untuk memilih
alat kontrasepsi yang aman dan nyaman. Dengan demikian masalah hamil di luar
nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak lagi terjadi.

d. Subtance abuse

Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu
hamil.

1) Penggunaan obat-obat selama hamil

2) Merokok

3) Alkohol dan caffeine

4) Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA

5) Sinar rontgen atau radiasi

e. Kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak diinginkan

Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja yang dikarenakan


sex pranikah, atu sex bebas, juga dapat terjadi pada kasus ibu marital atau pasangan
suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini
biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi.

4.2 faktor psikologis


4.2.1 sterssor internal dan eksternal

a. Stressor internal

Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri,


perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut
terhadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.

Ketegangan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 70


b. Stressor eksternal

Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental dan
brokenhome.

4.2.2 support keluarga

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan


status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung
bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan dan masa nifas.

4.2.3 subtance abuse

Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu
hamil.

1) Penggunaan obat-obat selama hamil


2) Merokok
3) Alkohol dan caffeine
4) Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
5) Sinar rontgen atau radiasi

4.2.4 partner abuse

4.3 faktor lingkungan , sosial , budaya , dan ekonomi


4.3.1 kebiasaan adat istiadat , fasilitas kesehatan , ekonomi

Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang
digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau
perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku
makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika
ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya
tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal
hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 71


dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan
pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang
sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya
secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan
lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal,
membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan
dengan baik.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan


patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami
oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan
harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 72


BAB V

MENJELASKAN KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP


PERKEMBANGANNYA

5.1 Kebutuhan fisik ibu hamil trimester I , II , III

5.1.1 Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek
nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim.
Kebutuhan oksigen meningkat 20 %. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat-
tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan
oksigen.

5.1.2 Nutrisi
1. Kebutuhan gizi ibu hamil dengan bb normal

Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan 100


kkal/hari (menjadi 1.900 – 2000 kkal/hari). Ini berarti sama dengan menambah 1
potong (50 gr) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari. Selanjutnya pada
trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300
kkal/hari, atau sama dengan mengkomsumsi tambahan 100 gr daging ayan atau
minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan bb sekitar 500 gr/minggu.

Kebutuhan makan ibu hamil dengan bb normal per hari

Nasi 6 porsi, sayuran 3 mangkuk, buah 4 potong, susu 2 gelas, daging


ayam/ikan/telur 3 potong, lemak/minyak 5 sendok teh, gula 2 sendok makan.

2. Kebutuhan gizi ibu hamil gemuk

Ibu hamil yang terlalu gemuk tak boleh mengkomsumsi makanan dalamn
jumlah sekaligus banyak. Sebaiknya berangsur – angsur, sehari menjadi 4 – 5 kali
waktu makan. Penambahan energi untuk ibu hamil gemuk tidak boleh lebih dari 300
kkal/hari. Semestera penambahan berat badan tidak boleh lebih dari 3 kg/bulan atau 1
kg /minggu.

Makanan yang harus dikurangi adalah yang rasanya manis, gurih dan mengandung
banyak lemak, seperti daging sapi, daging ayam dengan kulit, makanan berminyak
dan sejenisnya. Daging boleh dikomsumsi 100 gr atau 1 potong besar/hari. Buah –
buiahan yang harus dibatasi adalah durian, nangka, advokad. Sedangkan untuk

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 73


minyak paling banyak 20 gr/hari. Makanan yang kaya serat lainnya disarankan
banyak dikomsumsi.

3. Kebutuhan makan ibu hamil gemuk per hari

Nasi 2 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 4 potong, susu 4 sendok makan, telur
1 butir, daging 1 potong sedang, ikan 1 potong sedang, tahu 1 potong sedang, gula
pasir 3 sendok makan, lemak/minyak 3 sendok teh, roti 2 iris.

4. Kebutuhan gizi ibu hamil kurus

Pengaturan makanan bagi ibu hamil kurus lebih sederhana. Yang harus
diperhatikan adala jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Air, baik air
minum, jus atau makanan yang mengadung kadar air tinggi, selain mudah
mengenyangkan juga memacing timbulnyarasa mual. Supaya kebutuhan ibu yang
terlalu kurus tercukupi, disarankan mengkomsumsi makanan dengan sedikit kuah.
Setelah makan, beri jeda ½ hingga 1 jam sebelum minum. Mengenai jenis dan jumlah
makanan tidak ada pantangannya.

Kebutuhan makan ibu hamil kurus per hari

Nasi 4 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 1 potong, susu 9 sendok makan, telur 2 butir,
daging 1 potong sedang, ayam 1 potong besar, ikan 1 potong sedang, tempe 3 potong
sedang, tahu 1 potong sedang, gula pasir 5 sendok makan, lemak/minyak 5 sendok
teh, roti 4 iris, biscuit 6 keping.

5. Makanan yang aman dikonsumsi

o Hindari makan daging/ayam mentah dan setengah matang, cuci


perlengkapan masak dan tangan sebersih mungkin setelah mengolah
bahan tersebut.
o Hindari ikan mentah seperti sushi
o Hindari telur mentah dan makanan yang mengandung telur seperti
mayones, Salmonella sering dijumpai pada telur, produk hasil ternak,
dan daging mentah.
o Masukkan ke kulkas semua makanan matang, makanan beku dan
produk peternakan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 74


o Masak makanan siap saji atau hasil ternak siap makan sampai matang,
jangan memakannya dalam keadaan dingin atau hangat
o Jangan minum susu sapi, kambing atau biri – biri yang tidak
dipasteurisasi
o Cuci dengan seksama buah – buahan, sayuran dan salad
o Buang makanan yang berjamur dan kentang yang sudah beraka

5.1.3 Personal hygine


Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang
ibu hamil. Personal hygene yang buruk dapat berdampak terhadap kesehatan ibu dan
janin.

1) Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 kali
sehari
2) Menjaga kebersihan alat genital dan pakaian dalam
3) Menjaga kebersihan payudara
5.1.4 Pakaian
Pakaian yang baik bagi wanita hamil adalah :

1) Longgar, nyaman, dan mudah dikenakan


2) Gunakan kutang/BH dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu
menyangga seluruh payudara
3) Untuk kasus kehamilan menggantung, perlu disangga dengan stagen atau kain
bebat di bawah perut
4) Tidak memakai sepatu tumit tinggi. Sepatu berhak rendah baik untuk
punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki.

5.1.5 Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III
kehamilan. Sementara frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi.
Kebutuhan ibu hamil akan rasa nyaman terhadap masalah eliminasi juga perlu
mendapat perhatian.

1) Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga
mengganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi
2) Gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab
sehingga memudahkan masuk kuman
3) Setiap habis bab dan bak, cebok dengan baik

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 75


5.1.6 Seksual
Wanita hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya
sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu kehamilan. Ada beberapa tips
untuk wanita hamil yang ingin berhubungan seksual dengan suaminya :

1) Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil
2) Sebaiknya gunakan kondom, karena prostaglandin yang terdapat dalam semen
bisa menyebabkan kontraksi
3) Lakukanlah dalam frekuensi yang wajar, + 2-3 kali seminggu.

5.1.7 Mobilisasi , body mekanik


Pertumbuhan rahim yang membesar akan menyebabkan peregangan ligamen-
ligamen atau otot-otot sehingga pergerakan ibu hamil menjadi terbatas dan
kadangkala menimbulkan rasa nyeri. Mobilisasi dan bodi mekanik untuk ibu hamil
harus memperhatikan cara- cara yang benar antara lain :

1) Melakukan latihan/ senam hamil agar otot-otot tidak kaku


2) Jangan melakukan gerakan tiba-tiba/ spontan
3) Jangan mengangkat secara langsung benda-benda yang cukup berat,
jongkoklah terlebih dahulu baru kemudian mengangkat benda
4) Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur
5.1.8 Exercise / senam hamil
Senam hamil merupakan suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi
calon ibu untuk mempersiapkan saat persalinan. Senam hamil adalah adalah terapi
latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada
persalinan cepat, aman dan spontan.

Keuntungan:

a) Melenturkan otot
b) Memberikan kesegaran
c) Meningkatkan self exteem dan self image
d) Sarana berbagi informasi

Waktu yang tepat melakukan senam hamil

Jika kandungan mencapai 6 bulan ke atas, lakukan senam hamil, kecuali ada kelainan
tertentu pada kehamilan. Sebelum memutuskan mengikuti senam hamil, diskusikan
kondisi kehamilan dengan dokter atau bidan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 76


Perempuan hamil yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani
persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-
baiknya sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif cepat.

Sebelum memulai senam hamil, lakukan dulu gerakan pemanasan sehingga peredaran
darah dalam tubuh akan meningkat dan oksigen yang diangkut ke otot-otot dan
jaringan tubuh bertambah banyak, serta dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
kejang/luka karena telah disiapkan sebelumnya untuk melakukan gerakan yang lebih
aktif.

Hal-hal penting dalam melakukan Senam

A. Persetujuan Dokter/Bidan

B. Senam Dengan Instruktur

C. Cukup Berlatih

D. Pakaian Senam

E. Makanan

5.1.9 Istirahat / tidur


Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/tidur yang cukup. Kurang
istirahat/ tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur
malam + 8 jam dan tidur siang + 1 jam. Umumnya ibu mengeluh susah tidur karena
rongga dadanya terdesak perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak
nyaman. Tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan sehat.
Solusinya saat hamil tua, tidurlah dengan menganjal kaki (dari tumit hingga betis)
menggunakan bantal. Kemudian lutut hingga pangkal paha diganjal dengan satu
bantal. Bagian punggung hingga pinggang juga perlu diganjal bantal. Letak bantal
bias disesuaikan. Jika ingin tidur miring kekiri, bantal ditaruh sedemikian rupa
sehingga ibu nyaman tidur dengan posisi miring kekiri. Begitu juga bila ibu ingin
tidur posisi ke kanan.

Posisi tidur yang paling dianjurkan adalah tidur miring ke kekiri, posisi ini berguna
untuk mencegah varices, sesak nafas, bengkak pada kaki, serta dapat memperlancar
sirkulasi darah yang penting buat pertumbuhan janin. Bila ibu sulit tidur, cobalah
mendengarkan musik lembut yang akan mengirirng perasaan dan pikiran menjadi
lebih tenang sehingga tubuh dan perasaan jadi lebih relaks.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 77


5.1.10 Imunisasi
Imunisasi TT / Tetanus Toxoid adalah pemberian kekebalan tubuh pada ibu
hamil agar janin teerhindar dari Tetanus.

Imunisasi TT di berikan pada :

Bisa diberikan pada seorang calon pengantin. Sebelum hamil dan pada saat hamil.

Ibu hamil minimal mendapat imunisasi TT 2x. Imunisasi 1x belum memberikan


kekabalan pada bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi umur kurang
dari 1bulan bisa terkena tetanus melalui luka tali pusat.

Tentang jadwal Imunisasi TT anda bisa tambahan TT5 diberikan 1th setelah TT4,
lama perlindungan 25th, kekebalan 99%.

Hal-hal yang perlu diketahui bagi anda ibu hamil adalah : bahwa imunisasi TT aman
bagi ibu hamil dan tidak berbahaya bagi janin, dan kekebalan terhadap tetanus hanya
dapat diperoleh memalui imunisasi TT. Ibu Hamil juga harus tahu kapan imunisasi
TT selanjutnya diberikan, sesuai prosedur tenaga kesehatan/ Bidan akan memberikan
buku imunisasi. Pemahaman bahwa resiko infeksi tetanus akan berkurang jika ibu
hamil melahirkan di tenaga kesehatan / bidan 2 bulan sebelum persalinan, ibu hamil
seharusnya sudah komplit mendapatkan paket imunisasi TT.

* Faktor penyebab Tetanus Pada bayi :

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil tidak dilakukan / tidak lengkap, tidak sesuai
dengan ketentuan program. Pertolongan persalinan tidak memenuhi : bersih tangan,
bersih alas dan bersih alat. Perawatan tali pusat yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan.

Imunisasi TT dapat di peroleh :

a. Posyandu
b. Bidan / Polindes / PKD
c. Puskesmas
d. Puskesmas Pembantu
e. Rumah Bersalin
f. Rumah sakit

Waspadai penyakit tetanus pada bayi anda!!!!!!

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 78


Cegah sedini mungkin dengan Imunisasi TT pada Ibu Hami.

5.1.11 Traveling
1. Umumnya perjalanan jauh pada 6 bulan pertama kehamilan dianggap cukup
aman. Bila anda ingin melakukan perjalanan jauh pada 3 bulan terakhir kehamilan,
sebaiknya dirundingkan dengan dokter.

2. Wanita hamil cenderung mengalami pembekuan darah di kedua kaki karena


lama tidak aktif bergerak. Kalau ingin bepergian dengan mobil pribadi, buatlah
rencana berhenti tiap jam untuk meregangkan badan dan berjalan-jalan agar sirkulasi
darah lancar

3. Gunakan sabuk pengaman

4. Apabila bepergian dengan pesawat udara, ada resiko terhadap janin antara lain :

o Bising dan getaran


o Dehidrasi, karena kelembaban udara yang rendah
o Turunnya oksigen karena perubahan tekanan udara
o Radiasi kosmik pada ketinggian 30.000 kaki.

5. Wanita hamil yang dilarang melakukan perjalanan

 Pada awal kehamilan


 Pada bulan terakhir kehamilan
 Pre- eklamsia dan eklamsia

5.1.12 Persiapan laktasi


Bidan mempunyai peranan penting dalam penatalaksanaan pemberian ASI.
Sebagaian besar aspek penatalaksanaan pemberian ASI adalah didasarkan pada
pemahaman atas perubahan antomis dan fisiologi yang terjadi pada wanita post
partum. Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI. Secara horizontal
mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis.

Dukungan bidan dalam pemberian ASI

1. Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama


beberapa jam pertama
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul
3. Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 79


4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya pada kamar yang sama (roming-
in)
5. Memberi ASI pada bayi sesering mungkin, BBL minum ASI setiap 2-
3 jam atau 10-12 x/24 jam
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
7. Hindari susu botol dan kempengan/dot

Manfaat pemberian ASI bagi bayi

1.Mengandung imunitas yang kuat utk mencegah Infeksi


2.Mempunyai kandungan nutrisi yang dibutuhkan bayi
3.Mengandung campuran yang tepat utk bayi
4.Asi mudah dicerna
5.Segar, bersih setiap minum
6.Selalu tersedia dg suhu yg optimal
7.Bahaya alergi tidak ada

Bagi ibu dan keluarga

1. Membantu memulihkan diri dari proses persalinan


2. Mengurangi perdarahan Post partum
3. Kemungkinan untuk hamil kecil
4. Asi selalu tersedia dan gratis
5. Pemberian asi tidak menuntut persiapan khusus
6. Menjalin hubungan yang erat antara bayi dengan ibunya

Komposisi ASI

1.Asi adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose


dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua payudara
ibu sebagai makanan utama bayi
2.Kolostrum adalah cairan pertama yang diperoleh bayi dari
ibunya sesudah dilahirkan
3.Asi mulai muncul hari ke 3-4 setelah kelahiran
4.Kolostrum berubah menjadi asi yang mature 15 hari sesudah
bayi lahir
5.Air 88 %
6.Protein 2 gr/100 ml asi
7.Karbohidrat 6,42 gr/100 ml asi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 80


8.Lemak 3,2 gr/100 ml asi
9.Laktoferin
10. Imunoglubulin
11. Alfa laktalbumin
12. Antimikrobial
13. Mineral à fe, kalsium, kalium, natrium, fosfat dll
14. Vitamin à A, D, C, B

Bagaimana cara mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup ?

1. Menjaga kesehatan sebaik mungkin


2. Mulailah menyusui segera setelah persalinan
3. Susuilah sesering mungkin pd beberapa hari pertama dengan kedua
payudara
4. Jangan lewatkan waktu pemberian susu
5. Jangan berikan makanan tambahan sampai usia 6 bln
6. Minum dalam jumlah yang cukup
7. Makan makanan yg bergizi
8. Istirahat yang cukup
9. Jumlah asi yang diproduksi bergantung:
 Dalam keadaan normal, payudara akan memproduksi susu
sesuai dg apa yang dibutuhkan bayi
 Jika bayi minum seluruh asi tersebut maka payudara akan
mulai membuat lagi
 Jika bayi tidak minum seluruhnya, maka payudara akan
membuat susu dalam jlh yang sedikit

Bagaimana mengetahui bayi mendapatkan ASI yang cukup ?

o Merasakan rasa geli krn aliran asi setiao mulai menyusu


o Payudara terasa lembut & kosong setiap menyusui
o Bayi menyusu min 10 x/24 jam
o Bb naik
o 200 gr /mg
o Bayi kelihatan pulas
o Bayi mengompol > 7x sehari
o Bab berwarna kekuningan berbiji
o Asi eksklusif
o Pemberian asi selama 6 bulan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 81


o Tanpa makanan pendamping/tambahan

5.1.13 Persiapan persalinan dan kelahiran bayi


 Kebersihan kamar bayi
Ketika bayi Anda baru lahir, kekebalan tubuhnya belum
berkembang sempurna. Penting untuk menjaga kebersihan rumah
dan apapun yang akan mereka sentuh. Pastikan peralatan rumah
selalu dibersihkan dengan air dan sabun, menggunakan desinfektan
yang mampu membasmi kuman.

 Pastikan tatakan yang digunakan kedap air sehingga mudah


dibersihkan
 Pilih mainan anak yang mudah dibersihkan dan bersertifikat SNI
 Gunakan Dettol Antiseptic Cair untuk membersihkan barang-barang
 Gunakan ranjang bayi yang aman dan mudah dibersihkan ketika bayi
Anda sakit

Persiapan di rumah sakit

Membuat daftar penting tentang persalinan bisa membantu Anda mengatur banyak
hal selama proses persalinan. Baik di rumah sakit atau pun di rumah, beberapa hal
harus dipersiapkan sebelumnya yaitu:

untuk Anda:

1. Persiapan kelahiran
2. Pakaian, sandal, piyama
3. Pakaian dalam
4. Alat kebutuhan mandi
5. Hand sanitizer
6. Breast pads
7. Tisu anti-bakteri

Untuk bayi Anda:

1. Popok
2. Kain/bedong
3. Selimut bayi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 82


4. Pakaian cadangan untuk di rumah sakit dan pulang
5. Mempersiapkan kelahiran

Selama proses melahirkan, Anda dan bayi sangat rentan terhadap serangan
kuman dan bakteri. Oleh karena itu, kebersihan sangat penting agar Anda berdua
tetap sehat.

Melahirkan di rumah sakit:

1. Pastikan apakah ada hand sanitizer di dekat Anda dan pastikan orang lain
menggunakannya ketika dekat dengan Anda dan bayi
2. Pastikan pengunjung menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah
bertemu dengan Anda
3. Gunakan tisu antibakteri pada barang-barang di sekitar Anda

Melahirkan di rumah:

1. Siapkan sabun cuci tangan cair, handuk bersih dan baskom bersih untuk
keperluan persalinan
2. Pilih ruangan yang hangat, bersih, dengan persediaan kain pembersih yang
cukup dan kain kedap air sebagai pelindung furnitur.

5.1.14 Memamntau kesejahteraan janin


Konsep Dasar Pemantauan Kesejahteraan Janin
Pemantauan kesejahteraan janin merupakan bagian penting dalam
penatalaksanaan kehamilan dan persalinan. Teknologi yang begitu cepat berkembang
memberikan banyak harapan akan semakin baiknya kualitas pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas. Kemajuan ini tidak mudah untuk diikuti oleh
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, selain mahalnya harga peralatan,
juga terbatasnya sumber daya manusia yang handal dalam pengoperasionalan alat
canggih tersebut.

5.1.15 Ketidaknyamanan dan cara mengatasi


Ketidaknyamanan pada kehamilan terutama terjadi pada hamil muda. Dengan
makin tua kehamilan keluhan akan semakin berkurang, kecuali varises dan kaki
bengkak makin meningkat.

a. Trimester Pertama

1). Perubahan payudara,sensasi baru nyeri dan perasaan geli.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 83


Fisiologi : Hipertensi jaringan glandula mammae dan penambahan
vaskularisasi, pigmentasi dan ukuran serta penonjolan puting susu dan alveoli yang
disebabkan oleh stimulasi hormon.

Solusi :

– Kompres hangat pada payudara

– Mandi air hangat atau berendam

– memijat payudara dengan lembut

– menghindari kopi dan minuman lain yang mengandung caffein.

– menggunakan BH yang memyangga

2). Dinamika psikososial, perasaan sayang, perasaan kacau

Fisiologi : adaptasi hormonal dan metabolik, perasaan mengenali peran


wanita, seksualitas, waktu kehamilan, dan jarak perubaahan dalam satu kehidupan
dan gaya hidup.

Solusi :

– Ibu diberi suport dan ditenangkan hatinya

– Memeperbaiki komunikasi (patner, keluarga, dll)

3). Leukoria

Fisiologi : adanya peningkatan kadar hormon estrogen yang tinggi,


stimulasi cervix secara hormonal menjadi hipertropy dan hiperaktif, produksi mucus
dalam jumlah berlebihan.

Solusi :

– Sering ganti celana selama dalam

– Hygienie memakai pembalut perineum

– Menerangkan hati rujuk ke dokter bila diikuti dengan, bau busuk, perubahan
warna.

4). Urgensi dan frekwensi kencing

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 84


Fisiologi : Perubahan fungsi kandung kencing yang disebabkan oleh hormon,
berkurangnnya kapsitas kandung kemih oleh pembesaran uterus.

Solusi :

– Batasi intake cairan sebelum tidur

– Rujuk ke dokter untuk nyeri atau sensasi panas

5). Nausea, vommiting, morning sickness

Fisiologi : Perubahan hormon dan faktor psikologis, refleksi kebahagian


atau bisa juga karena rasa penolakan terhadap kehamilan.

Solusi :

– Menghindari perut kosong atau berlebihan

– Makanan dalam jumlah sedikit tapi sering

– Makan biskuit, jahe, roti panggang kering, dan segala sesuatu yang mengandung
pepermint.

– Makan teratur meski tidak nafsu makan

– Sering minum hangat (teh hangat, susu atau minuman bebas kopi)

– Bangun perlahan-lahan di pagi hari, istirahat di siang hari.

– Hindari segala sesuatu atau bau yang membuat mual.

6). Kurang energi/kelelahan

Fisiologi : Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan respon


fisiologi dari kehamilan.

Solusi :

– Menenangkan diri

– istirahat yang cukup

– keseimbangan nutrisi untuk mencegah anemia

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 85


7). Gingivitas dan epulis

Fisiologi : Peningkatan vascularisasi dan poliferasi terhadap jaringan konektif


dari stimulasi estrogen.

Solusi :

– Makan cukup buah dan sayuran

– sikat halus

– Hygiene gigi dan hindari infeksi

8). Konstipasi

Fisiologi : Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot


sehingga usus kurang efisien

Solusi :

– banyak minum air

– Makan makanan berserat tinggi (sayur buah)

– Olahraga (jalan-jalan)

9). Sakit Kepala

Fisiologi : Sakit kepala yang sering lebih dari biasa, hal ini mungkin karena
keadaan rasa mual, kelelahan,lpar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena
perasaan tegang/depresi.

Solusi :

– Atasi dengan istirahat

– makan sedikit tapi sering

– Bila semakin parah hubungi dokter

10).Pusing

Fisiologi : Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya
peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi dari tidur atau

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 86


duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi darah kesulitan untuk
beradaptasi.

Solusi : Bila rasa pusing timbul ketika sedang duduk ini biasanya karena
menurunnya level gula darah, makanlah sedikit tapi sering. Bila pusing terlalu sering
periksa ke doketer, kemungkinan anemia.

11).Peningkatan berat badan

Fisiologi : Hormon estrogen menyebabkan pembesaran rahim dan hormon


progesteron yang menyebabkan tubuh menahan air.

Solusi : Jangan terlalu banyak makan-makanan yang mengandung karbohidrat,


tapi perbanyak makan makanan yang berprotein.(diet ibu hamil)

b. Trimester Kedua

1). Rasa nyeri ulu hati

Fisiologi : peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot


saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong
bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

Solusi :

– jangan makan dalam jumlah yang besar terutama sebelum mau tidur.

– jauhi makanan pedas berminyak/berlemak

– Waktu tidur malam tinggikan posisi kepala

2). Pembengkakan

Fisiologi : Hal ini terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang bersifat
menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan kaki
dan tangan, hal ini sering terjadi karena psosisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 87


Solusi :

– Jangan melakukan posisi duduk dan berdiri yang terlalu lama.

– Biasakan jalan-jalan di pagi hari

3). Pusing

Fisiologi : Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester


kedua. Hal ini dapat terjadi ketika pembesaran rahim ibu menekan pembuluh darah
besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.

Solusi : Atasi dengan melakukan perpindahan posisi perlahan-lahan atau


bertahap untuk menghindari perubahan tekanan darah mendadak.

4). Perubahan kulit

Fisiologi : Perenggangan kulit yang berlebih biasannya pada perut dan payudara
akibat perenggangan kulit ini ibu hamil dapat merasa gatal.

Solusi :

– Krim yang mengandung vitamen E juga dapat membantu menghilangkan garis-


garis rengangan pasca lahir.

– Jika saat hamil merasa gatal didaerah rengangan, bisa dikompres dengan air hangat
untuk mengurangi rasa gatal.

5). Kram pada kaki

Fisiologi : Kram otot ini timbul karena pembesaran uterus yang memberikan
tekanan pada pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat saat
kehamilan.

Solusi :

– Atasi dengan istirahat dengan jalan kaki diangkat ke atas

– Minum-minuman cukup kalsium

– Bila kram saat duduk atau tidak, coba untuk menggerakan jari-jari ke arah atas.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 88


c. Trimester Ketiga

1). Cairan Vagina

Fisiologi : Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan


biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan
lebih cair.

Solusi :

– Tetap juga kebersihan.

– Hubungi dokter bila cairan berbau, terasa gatal dan sakit.

2). Bengkak (edema)

Fisiologi : Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan
retensi cairan.

Solusi :

– Menghindari makanan asin

– Ganjal kaki dengan bantal ketika berbaring/duduk

– jangan berdiri terlalu lama

3). Sesak Nafas

Fisiologi : Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan diafragma.

Solusi :

– Atasi dengan tidak membawa berat

– berjalan tegak

– menarik nafas dalam-dalam

– tidur miring kiri dan olahraga teratur yang ringan seperti jalan-jalan dipagi hari

4). Varises

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 89


Fisiologi : Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh
katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah kaki mekar,
bahkan sampai menonjol agar tertampung darah lebih banyak.

Solusi :

– Jangan berdiri atau duduk terlalu lama

– Duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga posisi kaki lebih tinggi
dari jantung.

– cobalah sering berjalan-jalan

– sebagian besar varises akan lenyap ± 2-3 bulan setelah melahirkan.

5). Merasa Kepanasan

Fisiologi : Hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata
meningkat ± 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi.

Solusi :

– Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.

– Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat

– Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan yang keluar
melalui pori-pori tubuh bumil.

6). Kontraksi Perut

Fisiologi : Broxton Hick kontraksi palsu, kontraksi berupa rasa sakit ringan, tidak
teratur dan hilang bila duduk atau istirahat.

Solusi :

– Istirahat cukup

– hindari pekerjaan yang memberatkan

– Berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak

– pakailah kasur yang nyaman

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 90


7). Konstipasi

Fisiologi : Selain karena adanya peningkatan hormon progesteron konstipasi juga


karena tekanan rahim yang semakin membesar ke daerah usus.

Solusi :

– Makan makanan berserat tinggi (buah dan sayur)

– Minum air yang banyak dan olahraga ringan.

8). Sering Kencing

Fisiologi : Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandung kencing ibu hamil.

Solusi :

– Batasi intake cairan sebelum tidur

– Tenangkan hati

– Memakai pembalut perineum

9). Terganggunya Tidur (Insomnia)

Fisiologi : Setelah perut membesar, bayi menendang semakin sering, sehingga


ibu sulit untuk tidur nyenyak selain itu ada perasaan cemas menanti waktu persalinan.

Solusi :

– Menenangkan hati ibu

– Message atau memijat pinggang

– Minum susu hangat atau mandi hangat sebelum tidur.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 91


– Batasi minum setelah jam 4 sore agar saat tidur tidak terbangun karena sering
BAK.

5.1.16 Kunjungan ulang


pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan
kehamilan pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali
dari usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan
36 minggu hingga waktunya melahirkan. Usia kehamilan dihitung dari Hari Pertama
Haid Terakhir(HPT) untuk mempermudah menghitung kehamilan anda, Klik :
Kalkulator Kehamilan. Ilustrasi : Pemeriksaan Kehamilan Disini akan saya sajikan
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan secara umum, serta beberapa tes skrining atau
pemeriksaan di setiap kunjungan.

Pemeriksaan Kehamilan usia 8-12 minggu Merupakan Kunjungan


Pemeriksaan kehamilan awal. Anda akan ditawarkan untuk mengikuti jadwal
pemeriksaan kehamilan rutin di tempat tersebut. Untuk pemeriksaan awal anda akan
ditanya mengenai riwayat kesehatan anda, dan pemeriksaan fisik, termasuk
pemeriksaan panggul. Pemeriksaan Laboratorium, termasuk golongan darah dan
hemoglobin (Hb), skrining infeksi menular seksual, dan tes urine. Jika Anda tidak
ingat pasti kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), maka pemeriksaan USG akan
dianjurkan untuk membantu menentukan berapa usia janin.

Pemeriksaan Kehamilan usia 15 sampai 20 minggu Pada periode ini anda


akan ditawarkan untuk periksa USG antara 18 dan 20 minggu guna melihat organ-
organ janin, dan mengukur pertumbuhan janin dan plasenta.

Pemeriksaan Kehamilan usia 27 atau 28 minggu Pada periode ini, Anda akan
dianjurkan untuk pemeriksaan tes glukosa darah untuk menyaring ada tidaknya
diabetes gestational. Hemoglobin mungkin juga diperiksa ulang. Beberapa penyedia
melakukan pemeriksaan panggul.

Pemeriksaan Kehamilan usia 28-36 minggu Setelah 28 minggu, kunjungan


prenatal terus dilakukan dan lebih sering yakni setiap 2 minggu sampai usia
kehamilan 36 minggu. Dokter atau bidan akan terus mencatat pertumbuhan janin,
mendengarkan detak jantung janin, dan akan memeriksa posisi janin.

5.1.17 Pekerjaan
1. Pekerjaan rumah tangga

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 92


o Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan
o Bekerjalah sesuai kemampuan
o Makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan

2. Wanita pekerja di luar rumah

o Wanita hamil boleh bekerja, tapi jangan terlalu berat


o Istirahatlah sebanyak mungkin
o Menurut uu perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil
selama 3 bulan, yaitu 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1, 5 bulan
sesudah bersalin.
o Selama hamil perhatikan hal-hal yang dapat membehayakan
kandungan dan segera memeriksakan diri Pada minggu-minggu
terkahir kehamilan

5.1.18 Tanda bahaya dalam kehamilan


 Perdarahan

Perdarahan sangat ringan tanpa rasa sakit atau nyeri adalah hal umum
yang terjadi di awal kehamilan. Namun, perdarahan bisa menjadi tanda
bahaya kehamilan atau komplikasi serius jika:

o Perdarahan berat dengan darah berwarna gelap disertai nyeri perut


hebat (di salah satu sisi perut), kram, dan serasa ingin pingsan pada
trimester pertama. Ini bisa menjadi tanda kehamilan ektopik (hamil di
luar rahim) yang dapat mengancam jiwa.
o Perdarahan berat disertai nyeri perut hebat pada awal trimester kedua,
yang mungkin merupakan tanda keguguran.
o Perdarahan dengan nyeri perut pada trimester ketiga, dapat menjadi
gejala abrupsio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim).
o Perdarahan tiba-tiba tanpa rasa sakit, menunjukkan gejala plasenta
previa (sebagian atau seluruh plasenta bayi menyelimuti atau berada di
atas pangkal leher rahim).
o Perdarahan berat pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu,
kemungkinan bayi akan terlahir prematur.

 Mual berat dan muntah-muntah

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 93


Mual dan muntah ketika hamil memang hal yang wajar terjadi, namun bisa
menjadi hal yang serius jika tidak terkendali dan parah. Mengapa? Ketika merasa
mual, ibu hamil kemungkinan tidak bisa makan atau minum apa pun. Kondisi mual
muntah berat hingga ibu hamil dan janin mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi
disebut hiperemesis gravidarum. Sering muntah ketika hamil juga bisa menjadi tanda
bahaya kehamilan, seperti:

o Preeklamsia, jika muntah-muntah selama paruh kedua masa


kehamilan, nyeri di bawah tulang rusuk, dan pembengkakan di wajah,
tangan atau kaki.
o Keracunan makanan, jika muntah disertai diare.
o Infeksi ginjal, jika muntah disertai demam dan nyeri di punggung
bawah atau sekitar alat kelamin.

 Demam

Ibu hamil lebih rentan terjangkit pilek dan flu. Oleh karena itu, jangan heran
jika ibu hamil terkadang mengalami demam. Tapi, segera hubungi dokter jika demam
berlangsung lebih dari 1 - 2 hari dan suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius namun
tidak menunjukkan gejala flu atau pilek. Atau jika suhu tubuh lebih dari 39 derajat
Celcius selama beberapa waktu, karena ini dapat membahayakan bayi dalam
kandungan.

 Janin jarang bergerak

Janin cukup sering bergerak merupakan salah satu tanda bahwa kehamilan
baik-baik saja. Tapi jika pola pergerakannya berubah (berhenti atau berkurang)
khususnya pada usia kehamilan 28 minggu, segera hubungi dokter. Ini berarti terjadi
sesuatu dengan janin yang dikandung.

 Keluar cairan dari vagina

Jika ada cairan yang merembes dari vagina pada masa kehamilan kurang dari
37 minggu, itu berarti air ketuban sudah pecah. Artinya, janin yang ada di dalam
kandungan sudah harus dilahirkan walau dalam keadaan prematur. Namun, bisa jadi
cairan yang keluar tersebut bukan air ketuban, melainkan urine. Ini akibat adanya
tekanan pada kandung kemih ketika rahim membesar. Untuk membedakan apakah
cairan yang merembes adalah air ketuban atau urine, coba buang air kecil. Jika
setelahnya, cairan masih terus keluar, itu tandanya air ketuban sudah pecah.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 94


 Gejala preeklamsia

Preeklamsia adalah keadaan serius selama masa kehamilan yang berpotensi


menyebabkan kondisi fatal. Gangguan ini ditandai dengan tekanan darah tinggi,
kelebihan protein dalam urine (biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan),
nyeri perut bagian tengah atau atas, pandangan kabur atau ganda, tangan dan kaki
bengkak, sakit kepala parah yang tidak hilang, muntah-muntah, jarang buang air
kecil, dan sesak napas.

 Jatuh

Jatuh ketika hamil tidak selalu berbahaya. Jika jatuh terduduk tidak ada yang
perlu dikhawatirkan, karena janin terlindungi oleh rahim dan cairan ketuban. Namun,
jika perut terkena benturan ketika jatuh, terjadi kontraksi, adanya rembesan cairan,
atau perdarahan, segera pergi ke instalasi gawat darurat rumah sakit.

5.2 kebutuhan psikologis ibu hamil trimester I , II , III


5.2.1 Support keluarga

a. Trimester I

1. Memberikan Pengertian bahwa perubahan yang terjadi merupakan hal


yang normal dapat terjadi pada setiap ibu hamil
2. . Bertukar pengalaman yang menyenangkan
3. Suami dapat memberikan dukungan dengan mengerti dan memahami
setiap perubahan yang terjadi pada istrinya, memberikan perhatian
dengan penuh kasih saying dan berusaha untuk meringankan beban
kerja istri

b.Trimester II

1. Bersama – sama dengan ibu untuk merencanakan persalinan


2. Ikut mewaspadai adanya komplikasi dan tanda-tanda kehamilan
3. Bersama-sama mempersiapkan suatu rencana apabila terjadi
komplikasi

c. Trimester III

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 95


1. Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan memberikan
keterangan tentang persalinan.
2. Tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu selama menunngu
persalinannya
3. Bersama-sama mematangkan persiapan persalinan yang mungkin
terjadi
5.2.2 Support dari tenaga kesehatan

a.Trimester 1

1. Menjelaskan dan meyakinkan pada ibu bahwa apa yang terjadi


padanya adalah sesuatu yang normal.
2. Membantu untuk memahami setiap perubahan yang terjadi baik fisik
maupun psikologis
3. Yakinkan bahwa ibu akan mulai merasa lebih baik dan berbahagia
pada trimester kedua

b.Trimester II

1. Mengajarkan pada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda –


tanda bahaya
2. Bersama ibu dan keluarga dalam merencanakan kelahiran dan rencana
kegawat daruratan

c. Trimester III

1. Memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu adalah norma


2. Menenangkan ibu
3. Membicarakan kembali dengan ibu bagaimana tanda – tanda
persalinan yang sebenarnya
4. Meyakinkan bahwa anda akan selalu berada bersama ibu untuk
membantu melahirkan bayinya.

5.2.3 Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Untuk menciptakan rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam untuk


memperkuat otot – otot mengatur posisi untuk mengatasi nyeri punggung akibat janin,
mengatur berbagai sikap tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal, sikap berdiri yang

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 96


membuat bayi leluasa, melatih sikap santai untuk menenangkan pikiran, dan menenangkan
tubuh, melakukan relaksasi sentuhan, teknik pemijatan..

5.2.4 Persiapan menjadi orang tua

Segala persiapan menjadi orangg tua harus direncanakan sedini mungkin


diantranya :

a. Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat


melahirkan untuk sailing berbagi pengalaman yang unik tentang
setiap kejadian yang dialami oleh masing-masing.
b. Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang dilakukan untuk
menghadapi status berbagai orang tua, seperti

1) Akomodasi bagi calon bayi

2) Menyiapkan tambahan penghasilan

3) Bagaimana apabila nanti tibanya saat ibu harus kembali bekeja

4) Apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi.

3 tahap seorang ibu hamil dalam melakukan persiapan menjadi orang tua:

 Taking on : meniru dan bermain peran


 Taking in : mencobakan dan berfantasi
 Letting go : melakukan kegiatan nyata

Persiapan menjadi orang tua yang harus dilakukan:

1. Persipan fisik
2. Persiapan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi ibu:

a. Kesiapan menerima kehamilan


b. Kemampuan mengontrol emosi
c. Keyakinan, sikap dan nilai yang dianu
d. Tingkat pengetahuan dan pendidikan

Asuhan yang diberikan:

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 97


Untuk memberikan labilitas emosi ibu selama hamil, maka ibu, keluarga, lingkungan,
dan tenaga kesehatan harus:

o Menyadari bahwa kehamilan dapat mempengaruhi psikologis ibu


o Menanamkan prinsip bahwa kehamilan merupakan amanah
o Menjaga kestabilan emosi ibu selama kehamila
o Memberikan dukungan mental agar ibu dapat melewati kehamilannya
dengan lebih baik

Persiapan finansial

Keyakinan yang ditanamkan pada ibu hamil :

a. Memandang yang indah/cantik.


b. Bertingkah laku halus dan sopan.
c. Dilarang melakukan tinadakan yang kejam/kasar seperti marah-marah,
membunuh binatang

5.2.5 Persiapan sibling

Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima adiknya dapat


dilakuukan dengan

a. Menceritakan mengenai calon adik yang sesuai dengan usia


dan kemampuanya untuk memahami,tetapi tidak pada
usia kehamilan muda karena anak akan cepat bosan.
b. Jangan sampai dia menghetaui calon adiknya dari orang
lain
c. Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
d. Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
e. Sediakan bukuu yang menjelaskan dengan muudah tentang
kehamilan, persalinan dan perawatan bayi
f. Memperkenalkkan pengasuh
g. Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar
anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat
menyiapkan mkannya atau memenuhi tidurnya,tetapi ayah
juga
h. Perlihatkan cita ibu pada anak tertua

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 98


i. Apabila sang kakak mengatakan ketidak sukaan pada sang
adik, maka jangan panik
j. Tidka boleh memberikan kesan bahwa ada hal yangn
mungkin anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan
k. Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama
dengan anak bebrapa bulan sebelum tiba saat melahirkan
sehingga anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi
setelah melahirkan
l. Jika punya kesempatan, mulailah menempatkan anak pada
kelompook bermain sebelum lahir
m. Upanyakan waktu berjauhan denga anak sesingkat
mungkin, agar anak meraskan tidak diabaikan
n. Ajaklah anak untuk mengunjungi adikanya di RS,dengan
memastikan bahwa ibu tidak sedang menyusui,teapi
biarkan bayi tetap di box nya
o. Ketika anak mengunjungi adiknya di RS tunjukann
perhatiann pada anak dan katakanlah bahwa sangat rindu
padanya, atau berikan hadiah kecil dari adiknnya.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 99


BAB VI
MELAKSANAKAN ASUHAN KEHAMILAN

6.1 Asuhan kehamilan kunjungan awal


Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali
saat ibu hamil.

6.1.1 Tujuan kunjungan


1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu

2. Mendeteksi masalah yang dapat diobati

3. Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang


merugikan.

4. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk


menghadapi

komplikasi.

5. mendorong perilaku yang sehat.

6.1.2 Pengkajian data kesehatan ibu hamil

6.1.3 Pengkajian fetal


1. Gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh
ibunya pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada
multigravida pada 16 minggu. Gerakan janin kadang-
kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara
objektif oleh pemeriksanya,ballottement dalam uterus
dapat diraba pada kehamilan lebih tua..
2. Djj
Dengan alat Fetal electro cardiograph denyut jantung
janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dapat di
dengarkan oleh alat yang bernama Leanec danDoppler.
Denyut jantung janin yang normal frekuensinya 120-
160 kali per menit.
3. Non stress test(NST)

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 100


Kubli dan Hammacher mengemukakan pada janin yang
sehat bergerak aktif dapat juga dilihat peningkatan
frekuensi denyut jantung janin. Ini berarti bahwa janin
dapat hidup aman sekurang-kurangnya seminggu lagi.
Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan janin
tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung
janin. Frekuensi denyut jantung janin yang sehat tidak
dipengaruhi kontraksi uterus, meskipun kontraksi
uterus umumnya mengurangi oksigenisasi janin.

4. Amnio centesis
Dengan menganalisis air ketuban, sehingga dapat
menentukan kadar bilirubin secara spectroskopik.
Menentukan kadar kreatinin, dan pemeriksaan sitologik
air ketuban. Serta pemeriksaan kadar enzim alkali
fosfatase total dan alkali fosfatase tahan panas (HSAP:
Heat Stable Alkaline Phospatase). Mulai kehamilan 26
minggu sampai kehamilan 42 minggu kadar alkaline
fozfatase total dan tahan panas akan menaik terus
menerus setiap minggunya. Pada postmaturitas di
dapatkan kadar HSAP yang lebih rendah dari
kehamilan normal 40-42 minggu

6.1.4 Menentukan diagnosa


 menetapkan kebutuhan tes lab

Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes
darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah
lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis,
titer rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum
klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes
tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.

 Menetapkan kebutuhan belajar

Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaian


elemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual. Mulai dari latihan
di laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 101


Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratorium
keterampilan asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorang
mahasiswa bila mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materi
kuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I). Dalam perkuliahan tersebut
mahasiswa mendapat teori tentang teori tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhan
kehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis ibu selama
kehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan
psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhan
kehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam
perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yang
mendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.

Pembimbing melakukan evaluasi atau penilaian terhadap :

1.Keterampilan mahasiswa berdasarkan langkah-langkah kerja


ang ditentukan dalam penuntun belajar menggunakan format
penilaian keterampilan dengan teknik observasi atau
pengamatan saat mahasiswa bekerja.
2.Sikap mahasiswa yang mendukung selama melaksanakan
langkah kerja dengan teknik observasi atau pengamatan saat
mahasiswa bekerja.
3.Pengetahuan mahasiswa yang mendukung elemen kompetensi
asuhan yang dilatih dengan cara melakukan tanya jawab atau
tes lisan.

 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan


 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya

a. Definisi

Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung


jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara
vertikal maupun horizontal.

Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit
lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit
provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas
dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 102


unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian
ilmu kesehatan anak.

b. Tujuan Rujukan

• Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya

• Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan laboratorium dari
unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya

• Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and


skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah

c. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :

• Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit kesehatan
yang lebih lengkap

• Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas

• Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus


ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis

• Pengiriman bahan laboratorium

• Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan
kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang
lengkap (surat balasan)

d. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :

• Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim

• Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data


parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian maternal dan
perinatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan
nasional.

 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik / anticipatory guidance


 Menetapkan kebutuhan konseling hiv/pms

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 103


a. Definisi

Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan pembahasan masalah-masalah


antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).

b. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS

AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini. Ketakutan orang
tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belum dapat disembuahkan. Obat-
obatan yang dapat membantu perawatan mereka yang sudah kena AIDS (bukan
menyembuhkan) juga sangat mahal.

Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah ada bayi maupun rang
dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mesti waspada terhadap bahaya
penularan AIDS.

c. Catatan khusus tentang AIDS

• Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit penyakit AIDS) hanya
berdasarkan penampilannya

• AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan

• AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian

• AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lain

• Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa seperti TBC,
tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain

• AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang pasangan
yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan menggunakan
kondom setiap kali berhubungan seksual

 Jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan

Jadwal Kunjungan Pranatal yang Direkomendasikan

Nulipara Multipara

 Kunjungan pertama 6-8 minggu


 Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah kunjungan pertama

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 104


 Kunjungan ketiga 14-16 minggu
 Kunjungan keempat, 24-28 minggu
 Kunjungan kelima 32 minggu
 Kunjungan keenam 36 minggu
 Kunjungan ketujuh 18 minggu
 Kunjungan kedelapan 40 minggu
 Kunjungan kesembilan 41 minggu Kunjungan pertama 6-8 minggu

Kunjungan kedua 14-16 minggu

Kunjungan ketiga 24-28 minggu

Kunjungan keempat 32 minggu

Kunjungan kelima 35 minggu

Kunjungan keenam 39 minggu

Kunjungan ketujuh 41. Minggu

6.2 Asuhan kehamilan kunjungan ulang


6.2.2 Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi,aspek-aspek
yang menonjol pada wanita hamil
Mengevaluasi Penemuan Masalah

Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek – aspek yang menonjol pada
wanita hamil oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat
ibu dan pemeriksaan lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka
kunjungan ulang difokuskan pada penpdeteksian komplikasi – komplikasi,
mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan
pembelajaran

Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta
aspek – aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian
KIE

Meninjau data kunjungan pertama

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 105


Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau kembali data pasien
pada kunjungan pertama, untuk mendapatkan informasi tentang :

1) Biodata ibu

2) Usia kehamilan

3) Temuan data yang bermakna:

a) Riwayat obstetri

b) Riwayat perawatan medis

c) Riwayat keluarga

d) Riwayat kehamilan

e) Pemeiksaan fisik awal

f) Pemeriksaan panggul awal

(1) Masalah-masalah yang ditemukan pada kunjungan sebelumnya, penanganan


dan evaluasi efektifitas pengobatan

(2) Masalah dan kebutuhan, perencanaan dan pelaksanaan instruksi

(3) Pengobatan spesifik, pengobatan dan diet yang diperlkan untuk wanita yang
bertanggung jawab

(4) Pemeriksaan laboraturium

(5) Hasil normal atau tidak

(6) Perlu pemeriksaan leb atau tidak

(7) Perlu penelitian lebih lanjut atau tidak

Tujuan

Tujuan dari peninjauan data kunjungan kunjungan pertama adalah agar bidan
dapat menemukan masalah, persoalan dan aspek kusus yang berhubungan dengan
ibu hamil tersebut

Pemeriksaan pada kunjungan ulang

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 106


1) Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat dasar kunjungan ulang dibuat untuk mendeteksi tiap gejala atau indikasi
keluhan atau ketidak nyamanan yang mungkin dialami ibu hamil saat kunjungan
terakhirnya. Ibu hamil ditanya tentang hal terebut:

a) Gerakan janin

b) Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya

(1) Perdarahan

(2) Nyeri kepala

(3) Gangguan penglihatan

(4) Bengkak pada muka dan tangan

(5) Gerakan janin yang berkurang

(6) Nyeri perut yang sangat hebat

c) Keluhan-keluhan yang lazim saat kehamilan

(1) Mual dan muntah

(2) Sakit punggung

(3) Kram kaki

(4) Dan lain-lain

d) Kehawatiran-kehawatiran lainnya

(1) Cemas menghadapi persalinan

(2) Rasa hawatir akan kondisi kandungan/janin

Pemeriksaan fisik

Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut dilakukan untuk
mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi keadaan janin:

1) Janin

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 107


a) Denyut jantung janin, normal 120-160 kali permenit apa bila kurang dari
120x/mnit disebut bardikardi, sedangkan lebih dari 160x/menit disebut tachicardi

b) Ukuran janin

c) Dengan menggunakan Mc Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur


kemudian dilaukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus

d) (TFU dalam cm )-n x 155 grm. Bila kepala diatas atau kepala spina isciadica
maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ischiadica maka n= 11

e) Letak dan persentasi janin

Untuk mengetahui letak dan persentasi janin dapat digunakan palpasi. Salah satu
cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut leopold

Leopold I:

Tujuan : untuk menentukan tingginya fundus uteri dan mengetahui bagian apa
dari anak yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting.
Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus
uteri kosong (Purwaningsih, 2010).

Leopold II :

Tujuan : untuk menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan


letak punggung janin dan bagian-bagian kecil (Purwaningsih, 2010).

Leopold III :

Tujuan : untuk menentukan bagian terbawah janin dan bagian bawah janin sudah
masuk PAP/ belum (Purwaningsih, 2010).

Leoplod IV :

Tujuan : untuk menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP. Jika
divergen : melampaui lingkaran terbesarnya sudah masuk PAP (dua tangan tidak bisa
dipertemukan) dan bila konvergen : belum melampaui lingkaran terbesarnya belum
masuk PAP (dua tangan dapat di pertemukan) (Purwaningsih, 2010).

6.2.3 Mengevaluasi data dasar


Mengepaluasi data dasar

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 108


Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertamaEvaluasi tersebut dapat
dicermati pada tabel berikut ini.

Data Dasar Pertimbangan

Amenore Diagnosis kehamilan

Tanggal menstruasi terakhir Diagnosis kehamilan

Keluhan yang disampaikan pasien Pemberian konseling

Hasil pemeriksaan fisik

a. Kenaikan BB
b. Tes urin kehamilan ( tes HCG ) positif
c. Cloasma gravidarum
d. Perubahan pada payudara
e. Linea nigra
f. Tanda Chadwick
g. Tanda hegar
h. Diagnosis kehamilan

6.2.4 Mengevaluasi keefektifan manajemen/asuhan

Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah


dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya

Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan
sebelumnya tidak terulang lagi serta memastikan aspek mana yang efektif agar
tetap dipertahankan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :

Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada
kunjungan sebelumnya

Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal – hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin

Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 109


1. Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada
kunjungan sebelumnya
2. Hal – hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
3. Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari
proses KIE yang lalu
4. Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu
setelah dilakukan penatalaksanaan

6.2.5 Pengkajian data fokus


1. Riwayat
2. Untuk deteksi komplikasi dan ketidak nyamanan
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan laboratorium

6.2.6 Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan


perkembangan kehamilan

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 110


BAB VII

MELAKSANAKAN DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI IBU DAN


JANIN

7.1 Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu janin masa kehamilan muda


7.1.1 perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat
berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.

Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan


pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan
darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan
meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi
lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan
cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan. Perdarahan
ringan membutuhkan waktu lebih dari lima menit untuk membasahi pembalut atau
kain bersih. Perdarahan berat membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk
membasahi pembalut atau kain bersih.

Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:

1. Abortus

2. Kehamilan Mola

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan


tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.

Macam-macamabortusyaitu:

A. Abortus Imminens

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 111


Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi
serviks.

Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil terjadi


perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak
sama sekali, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka,
dan tes kehamilan positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah
baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan sek sual, jika:
perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji
kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.

B. Abortus Insipiens

Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20


minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan
bertambah.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan
pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.

C. Abortus Inkomplit

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan


sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada
pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.

Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga dapat
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan. Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan, segera
atasi syok, setelah keadaan menbaik baru dilakukan pengeluaran sisa
konsepsi.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan
pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 112


D. Abortus komplit

Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan
sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.

Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa
apakah sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus
tidak memerlukan pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu
diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.

E. Missed abortion

Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan
obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan,
kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan
uterotonika dan antibiotika.

F. Kehamilan ektopik terganggu

Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh
diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat.
Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.

Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur
tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam
keadaan syok.

Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik


terganggu. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna
coklat tua. Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan
serviks uteri menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas menonjol dan
nyeri pada perabaan.

Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala
perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai
gejala samar-samar, sehingga sulit membuat diagnosis.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 113


2. KehamilanMola

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan
jaringan seperti buah anggur.

Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-


gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari
beberapa mm sampai 1-2 cm.

7.1.2 Hipertensi gravidarum


1. Hipertensi Gravidarum

Hipertensi dalam kehamilan

 Gejala dan tanda yang selalu ada


 Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada

Diagnosis kemungkinan

 Tekana diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan < 20 minggu

2. Hipertensi kronik
 Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20 minggu
 Protein urin < ++

3. Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklamsia ringan


 Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
 Proteinurin –

4. Hipertensi dalam kehamilan


 Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
 Proteinurin ++

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 114


5. Pre-eklamsi ringan
 Tekana diastolok ≥ 110 mmhg pada kehamilan > 20 minggu
 Proteinurin ≥ +++

6. Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa)

7. Penglihatan kabur
 Oliguria (< 400ml/24 jam)

8. Nyeri abdomen atas (epigastrium)

9. Edema paru

10. Pre-eklamsi berat

11. Kejang
 Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
 Proteinurin ≥ ++

12. Koma

Sama seperti pre-eklamsi berat

13. Eklamsia

7.1.3 Nyeri perut bagian bawah

Nyeri Perut Bagian Bawah

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala
utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain.

Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista
ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri
perut mungkin disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini.

- Kista Ovarium

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 115


+ Nyeri perut

+ Tumor adneksa pada periksa dalam

+ Massa tumor di perut bawah

+ Perdarahan vaginal ringan

- Apendisitis

+ Nyeri perut bawah

+ Demam

+ Nyeri lepas

+ Perut membengkak

+ Anoreksia

+ Mual/muntah

+ Ileus paralitik

+ Lekositosis

- Sistitis

+ Disuria

+ Sering berkemih

+ Nyeri perut

+ Nyeri retro/suprapubik

- Pielonefritis akut

+ Disuria

+ Demam tinggi/menggigil

+ Sering berkemih

+ Nyeri perut

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 116


+ Nyeri retro/suprapubik

+ Nyeri pinggang

+ Sakit di dada

+ Anoreksia

+ Mual/muntah

- Peritonitis

+ Demam

+ Nyeri perut bawah

+ Bising usus (-)

+ Nyeri lepas

+ Perut kembung

+ Anoreksia

+ Mual/muntah

+ Syok

7.2 Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan


lanjut
7.2.1 Perdarahan pervaginam
7.2.2 Sakit kepala yang hebat
7.2.3 Penglihatan kabur

a. Pengertian

Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaaan yang


mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya
pandangan kabur atau ada bayangan.

b. Penyebab

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 117


Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Per ubahan ringan adalah normal. Perubahan penglihatan ini mungkin
disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre-eklampsia.

c. Tanda dan gejala

a. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaaan yang mengancam


adalah perubahan visual yang mendak.
b. Perubahan visual ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan
mungkin menandakan preeklamsia.

d. Diagnosa penunjang

Pemeriksaan data : Periksa TD, protein urine, reflex, dan edema

e. Penanganan

Berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda pre-eklamsia dan segera


merujuknya ke dokter spesialis kandungan.

7.2.4 Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

a. Pengertian

Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis
preeklamsia.Selain itu,kenaikan BB ½ kg setiap minggunya dalam kehamilan masih
dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu
kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.

Bengkak pada muka atau tangan, disertai sakit kepala, penglihatan kabur dan
kejang Hampir separuh dari ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasa hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki.

b. Penyebab

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 118


Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal
ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklamsia. Sakit kepala
yang hebat dan kadang-kadang pandangan kabur juga merupakan tanda pre-
eklamsia. Bengkak pada wajah dan kaki yang disertai tekanan darah tinggi dan
sakit kepala, bila keadaan ini dibiarkan maka ibu berisiko mengalami kejang-
kejang. Keadaan ini disebut eklamsia.

c. Tanda dan gejala

Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk edema (bengkak) karena dengan
menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya
kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang
rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel
darah merahnya.

d. Diagnosa pembanding

Lakukan pemeriksaan Hb.

e. Penanganannya

a. Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera menyiapkan fasilitas


tindakan gawat darurat.
b. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum, termasuk
tanda-tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
c. Jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal:
(1) Membebaskan jalan nafas.
(2) Jika tidak bernafas dilakukan ventilasi dengan masker dan
balon.
(3) Jika pasien bernafas, diberi oksigen 4-6 liter per menit
melalui masker.

d. Jika pasien tidak sadar/koma:

a. Membebaskan jalan nafas.


b.Membaringkan pada sisi kiri.
c. Mengukur suhu.
d.Memeriksa adakah kaku tengkuk.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 119


e) Jika kejang:

a. Membaringkan pasien pada sisi kiri, tempat tidur arah


kepala ditinggikan sedikit.
b.Membebaskan jalan nafas.
c. Melakukan pengawasan tanda-tanda vital.
d.Menghindarkan pasien jatuh dari tempat tidur.

7.2.5 Keluar cairan pervaginam

a. Pengertian

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Cairan pervaginam
dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban
maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah
ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari
semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.

Perdarahan vagina dalam kehamilan jarang yang normal pada masa awal
kehamilan. Ibu hamil mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit di sekitar
waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah implantasi, dan normal
terjadi.

b. Penyebab

Penyebabnya adalah serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan


ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.

c. Tanda dan gejala

Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh, berarti
yang keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan
adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.

Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang
merah, banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti
abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, kadang-kadang terjadi
disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa
atau abrupsio plasenta.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 120


d. Diagnosa banding

a. Deteksi factor resiko


b. Deteksi infeksi secara dini
c. USG : biometri dan funelisasi

e. Penanganan

Penanganan umum:

a. Meminta bantuan, menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.


b. Melakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk
tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi dan temperatur).
c. Jika dicurigai adanya syok, segera dilakukan tindakan, meskipun
tanda-tanda syok belum terlihat. Jika terjadi syok, sangat penting
untuk segera dilakukan penanganan syok.

7.2.6 Gerakan janin tidak terasa

a. Pengertian

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu
(multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu
(primigravida, baru pertama kali hamil).

Janin kurang bergerak seperti biasanya Ibu mulai merasakan gerakan janin
selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan janin lebih
awal. Jika janin tidur, gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2003).

b. Penyebab

Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga
gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan
ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.

c. Tanda dan gejala

Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 121


d. Diagnosa pembanding

a. Pengumpulan data

Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak bergerak,


tanyakan pada ibu : kapan terakhir bergerak.

b. Pemeriksaan

a. Raba gerakan bayi


b.Dengarkan DJJ
c. Jika pemeriksaan radiology tersedia, konfirmasi kematian janin
setelah 5 hari.
d.USG merupakan sarana diagnostic yang baik untuk
memastikan kematian janin

Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan
sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi
berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.

e. Penanganannya

Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik.

7.2.7 Nyeri perut yang hebat

a. Pengertian

Nyeri pada abdomen yang hebat.Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri abdomen
yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.

b. Tanda dan gejala

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam


keselamatan jiwa adalah nyeri abdomen yang hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, abortus,

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 122


penyakit radang panggul, infeksi dan lain-lain. Nyeri perut pada kehamilan
muda diagnosisnya mungkin karena kehamilan ektopik, solusio plasenta, kista
ovarium, dan pielonefritis. Sedangkan nyeri perut pada kehamilan lanjut,
diagnosisnya mungkin apendisitis atau infeksi (Pusdiknakes, 2003; Saifuddin,
2006).

c. Penyebab

Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan
di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular
seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

d. Deteksi dini

a) Pengumpulan data

(1) Tanyakan paada ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa
hebat, tanyakan kapan mulaai diselesaikan.

(2) Tanyakan pada ibu apakah ia mempunyai tanda dan gejala lain seperti muntah,
diare dan demam.

e. Diagnosa banding

Pemeriksaan :

a. Ukur TTV
b. Lakukan pemeriksaan eksternal, pemeriksaan internal, raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness.
c. Pemeriksaan protein urine

f. Penanganan

Penanganan umum:

a) Segera melakukan pemeriksaan keadaan umum meliputi tanda vital


(nadi, tensi, respirasi,suhu).
b) Jika dicurigai syok, segera melakukan penanganan syok meskipun
gejala syok tidak jelas.
c) Jika ada syok, segera memberi terapi dengan baik. (Saifuddin, 2006)

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 123


BAB VII1
MELAKUKAN CLINICAL JUDGMEN DALAM ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN

8.1 Clinical judgment dalam asuhan kebidanan


8.1.1 clinical thinking
Critical Thinking (Berfikir Kritis) dalam Asuhan Kebidanan

Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah
yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga
diartikan sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan
dan atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau
komunikasi, sebagai acuan dalam meyakini suatu konsep dan atau dalam
melakukan tindakan. Dalam pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-
nilai universal intelektual yang melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi:
kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang
baik, kedalaman, luasnya ilmu, dan keadilan.

Dengan adanya proses berfikir kritis diharapkan dapat:

a. Menimbulkan pertanyaan penting terkait topik/masalah yang sedang difikirkan,


kemudian dapat merumuskan masalah dengan jelas dan tepat

b. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ide-ide


abstrak untuk menafsirkan secara efektif terkait kesimpulan yang beralasan dan
solusi pemecahan masalah, menguji alternatif pemecahan masalah terhadap
kriteria dan standar yang relevan

c. Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran alternatif, mampu mengakui dan


menilai setiap permasalahan dengan asumsi yang beralasan, dapat menimbulkan
implikasi, dan konsekuensi praktis

d. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi
untuk masalah yang kompleks.

Proses berfikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan


pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup,
dengan prosedur:

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 124


1. Mengenali masalah untuk menemukan cara-cara yang bisa diterapkan
guna memecahkan masalah tersebut
2. Memahami pentingnya prioritas dan urutan prioritas dalam pemecahan
masalah
3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang terkait (relevan)
4. Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai
5. Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan tajam
6. Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi argument/
pendapat
7. Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi
8. Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan
9. Menguji kesimpulan dan generalisasi masalah
10. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih
luas
11. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas
dalam kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, tiga kunci utama untuk dapat berfikir kritis: RED (Recognize
assumptions, Evaluate arguments dan Draw conclusions) = mengenali masalah,
menilai beberapa pendapat, dan menarik kesimpulan. Dalam menyimpulkan hasil
pemikiran kritis, diperlukan upaya gigih untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pemahaman akan pengetahuan berdasarkan dukungan bukti ilmiah (evidence
based) yang mendukung kecenderungan pengambilan kesimpulan tersebut.

Proses berfikir kritis merupakan kerangka dasar bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan, dalam bingkai manajemen kebidanan. Sehingga, apabila bidan
memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen kebidanan dengan sistematis dan terpola, maka bidan tersebut telah
menerapkan proses berfikir kritis. Penerapan dalam asuhan kebidanan ibu hamil
adalah dengan melaksanakan antenatal care sesuai dengan program yang telah
disepakati sebagai upaya pencegahan dan penanganan secara dini penyulit dan
kegawatdaruratan yang mungkin terjadi pada saat kehamilan, dengan menerapkan
manajemen kebidanan, sehingga diharapkan proses kehamilan dapat berjalan
dengan baik, ibu dapat melahirkan bayinya dengan sehat dan selamat.

8.1.2 problem solving

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 125


Kata penilaian sendiri dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
membuat keputusan logis/ rasional dan menentukan apakah suatu tindakan yang
akan dilakukan benar atau salah. Sedangkan kata klinis, berkaitan dengan klinik
atau tempat perawatan; didasarkan pada observasi dan perawatan klien yang
sebenarnya, yang dibedakan antara konsep teori dan eksperimental; dan terdiri
atas tanda-tanda klinis dari suatu masalah kesehatan.

Berdasarkan uraian di atas, diuraikan bahwa penilaian klinis merupakan


penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang
dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah pada
kesimpulan akhir/ analisis/ diagnosis. Dapat diartikan juga sebagai suatu proses
dimana perawat/ bidan menetapkan data-data mengenai keadaan klien yang akan
dikumpulkan, kemudian membuat interpretasi data, dan diakhiri dengan
penetapan diagnosis keperawatan/ kebidanan, kemudian mengidentifikasi
tindakan keperawatan/ kebidanan yang tepat. Hal ini termasuk proses pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, dan berfikir kritis. Maka, disimpulkan bahwa
penilaian klinis merupakan bagian dari proses berfikir kritis.

8.1.3 evidence based pada masa kehamilan


Evidence Based Health Care (Perawatan Kesehatan Berdasarkan Bukti)
dalam Asuhan Kebidanan

Evidence based health care merupakan penerapan berfikir kritis berdasarkan


metode ilmiah yang digunakan dalam pengambilan keputusan bidang kesehatan.
Salah satu tujuan penerapan evidence based health care adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaannya keputusan
akhir dalam memberikan pelayanan kesehatan juga menggabungkan dengan
tingkat pengetahuan/pendidikan, pengalaman klinis dan kebijakan yang berlaku.

Evidence based health care (perawatan kesehatan berbasis bukti) adalah


penggunaan bukti/ hasil penelitian terbaik dan terbaru dalam membuat keputusan
tentang perawatan pada individu atau pemberian layanan kesehatan. Bukti terbaik
dan terbaru adalah informasi terkini terkait masalah kesehatan, berdasarkan hasil
penelitian yang valid tentang efek dari berbagai bentuk perawatan kesehatan,
potensi bahaya dari paparan agen khusus, akurasi tes diagnostik, dan kekuatan
prediksi faktor prognostic.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 126


Perawatan kesehatan berbasis bukti (evidence based health care), meliputi
evidence based clinical practice / evidence based practice dan evidence based
medicine. Evidence based practice (praktek klinis berbasis bukti) adalah sebuah
pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan di mana tenaga
kesehatan (dokter, perawat, bidan) menggunakan bukti terbaik yang tersedia,
dengan persetujuan klien/pasien, untuk memutuskan pilihan yang sesuai dan
terbaik bagi klien/ pasien. Evidence based medicine (pengobatan berbasis bukti)
adalah penggunaan metode pengobatan yang teliti, tegas dan bijaksana
berdasarkan bukti terbaik saat ini, yang dilakukan dalam membuat keputusan
tentang perawatan pasien secara individual. Evidence based medicine berarti
mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti klinis terbaik yang
tersedia dari penelitian sistematis. Istilah evidence based medicine lebih ditujukan
dalam pengobatan kedokteran. Terdapat istilah yang lebih khusus yang ditujukan
dalam pelayanan kebidanan yaitu evidence based midwifery. Dalam ilmu
keperawatan digunakan istilah evidence based nursing.

Prinsip-prinsip dasar penerapan evidence based medicine-practice: 1) semua


keputusan praktis harus dibuat berdasarkan studi penelitian, dipilih dan
ditafsirkan menurut beberapa karakteristik norma tertentu (penelitian kuantitatif),
2) diperlukan keahlian klinis dari tenaga kesehatan, 3) dalam bingkai sistem
pelayanan kesehatan yang berlaku, 4) dilaksanakan berdasarkan pilihan klien/
pasien.

Langkah-langkah dalam penerapan evidence based medicine-practice:

1. Penerapan evidence based medicine-practice dimulai dari pasien, masalah


klinis atau pertanyaan yang timbul terkait perawatan yang diberikan pada klien

2. Merumuskan pertanyaan klinis (rumusan masalah) yang mungkin, termasuk


pertanyaan kritis dari kasus/ masalah ke dalam kategori, misal: desain studi dan
tingkatan evidence

3. Melacak/ mencari sumber bukti terbaik yang tersedia secara sistematis untuk
menjawab pertanyaan

4. Penilaian kritis (critical appraisal) akan bukti ilmiah yang telah didapat untuk
validitas internal/ kebenaran bukti, (meliputi: kesalahan sistematis sebagai akibat
dari bias seleksi, bias informasi dan faktor perancu; aspek kuantitatif dari

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 127


diagnosis dan pengobatan; ukuran efek dan aspek presisi; hasil klinis; validitas
eksternal atau generalisasi), dan kegunaan dalam praktrk klinis.

5. Penerapan hasil dalam praktek pada klien, dengan membuat keputusan untuk
menggunakan atau tidak menggunakan hasil studi tersebut, dan atau
mengintegrasikan bukti tersebut dengan pengalaman klinis dan faktor pasien/
klien dalam menentukan keputusan tersebut.

6. Evaluasi kinerja, yaitu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
pada klien.

Untuk menggunakan hasil penelitian/ bukti sebagai referensi dalam memberikan


perawatan pada klien, diperlukan suatu tinjauan sistematis/ review sistematis
(evidence review/ systematic review) dari hasil penelitian-penelitian serupa.
Tinjauan sistematis ini dapat kita lakukan sendiri atau menggunakan tinjauan
sistematis yang sudah disusun dan dipublikasikan oleh seorang penulis (peneliti,
akademisi, praktisi) yang ahli dibidangnya untuk memberikan rencana terperinci
dan berulang tentang pencarian literatur dan evaluasi dari bukti-bukti tersebut.
Setelah semua bukti terbaik dinilai, pengobatan/ perawatan dikategorikan sebagai:
1) mungkin bermanfaat, 2) mungkin berbahaya, atau 3) bukti tidak mendukung
salah satu manfaat atau bahaya.

Kualitas bukti dapat dinilai berdasarkan jenis sumber bukti (dari meta-analisis dan
review sistematis uji klinis), faktor lainnya termasuk validitas statistik, relevansi
klinis, keakuratan dan kekinian, dan penerimaan. Dalam evidence based
medicine-practice kategori berbagai jenis evidence based dan tingkatan atau
nilainya disesuaikan dengan kekuatan hasil penelitian dari berbagai jenis bias
penelitian.

Penilaian untuk menilai kualitas bukti berdasarkan US Preventive Services


Task Force (USPSTF), dikategorikan menjadi:

1. Tingkat I: bukti yang diperoleh berasal dari hasil penelitian yang dirancang
dengan metode randomized controlled trial.

2. Tingkat II-1: bukti yang diperoleh berasal dari hasil penelitian yang dirancang
dengan metode controlled trials without randomization.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 128


3. Tingkat II-2: bukti yang diperoleh berasal dari hasil penelitian yang dirancang
dengan metode studi kohort atau kasus control rancangan studi analitik, yang
dilakukan pada lebih dari satu kelompok penelitian.

4. Tingkat II-3: bukti diperoleh dari beberapa rancangan penelitian time series
design dengan atau tanpa intervensi. Hasil yang dramatis dalam uji terkontrol
dapat juga dianggap sebagai jenis bukti.

5. Tingkat III: pendapat otoritas/ ahli yang dihormati, berdasarkan pengalaman


klinis, penelitian deskriptif, atau laporan komite ahli.

Dalam pedoman dan publikasi lainnya, rekomendasi untuk layanan klinis


diklasifikasikan berdasarkan resiko klinis dibandingkan dengan manfaat layanan
dan tingkat bukti dimana informasi/ hasil penelitian didapatkan. Klasifikasi yang
ditetapkan berdasarkan The US Preventive Services Task Force:

1. Tingkat A: bukti ilmiah baik, menunjukkan bahwa manfaat dari layanan klinis
secara substansial lebih besar daripada risiko potensial. Pemberi layanan harus
mendiskusikan jenis/ bentuk layanannya dengan klien yang memenuhi syarat.

2. Tingkat B: bukti ilmiah cukup baik, menunjukkan bahwa manfaat dari layanan
klinis melebihi potensi risiko. Pemberi layanan harus mendiskusikan jenis/ bentuk
layanan dengan klien yang memenuhi syarat.

3. Tingkat C: bukti ilmiah cukup baik, menunjukkan bahwa ada manfaat yang
diberikan oleh layanan klinis, tetapi keseimbangan antara manfaat dan risiko yang
terlalu dekat untuk membuat rekomendasi. Pemberi layanan tidak perlu
menawarkan kecuali ada pertimbangan individu.

4. Tingkat D: bukti ilmiah cukup baik, menunjukkan bahwa risiko layanan klinis
melebihi manfaat potensial. Pemberi layanan tidak harus menawarkan layanan
kepada klien tanpa gejala.

5. Tingkat I: Bukti ilmiah yang kurang, kualitas yang buruk atau bertentangan,
sehingga risiko dibanding manfaat tidak dapat dinilai. Pemberi layanan harus
membantu klien dalam memahami ketidakpastian seputar layanan klinis.

Meskipun evidence based medicine-practice dianggap sebagai standar emas


dalam praktek klinis, terdapat sejumlah keterbatasan dalam pelaksanaannya:

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 129


1. Evidence based medicine-practice menghasilkan penelitian kuantitatif,
terutama dari desain Randomized Controlled Trial (RCT). Dengan demikian,
hasilnya mungkin tidak relevan untuk semua situasi perawatan.

2. Penelitian dengan desain RCT mahal, maka prioritas diberikan pada topic
penelitian yang dipengaruhi oleh kepentingan para “sponsor”.

3. Ada jeda antara saat RCT dilakukan dengan ketika hasilnya dipublikasikan, dan
ada jeda antara saat hasilnya dipublikasikan dengan saat hasilnya diterapkan
dengan benar.

4. Penelitian dengan rancangan RCT membatasi generalisasi, karena penelitian


tidak dilakukan pada semua populasi.

5. Tidak semua bukti dari penelitian dengan rancangan RCT dapat diakses dengan
mudah, sehingga efektivitas pengobatan yang dilaporkan mungkin berbeda dari
yang dicapai dalam praktek klinis rutin.

6. Hasil studi/ penelitan yang diterbitkan mungkin tidak mewakili semua studi
yang diselesaikan pada topik tertentu (diterbitkan dan tidak diterbitkan) atau
mungkin tidak dapat diandalkan karena kondisi studi yang berbeda dan bervariasi.

Penelitian umumnya cenderung berfokus pada populasi, namun tiap-tiap individu


dalam populasi dapat bervariasi secara substansial dari norma-norma yang umum
terjadi dalam suatu populasi. Dapat disimpulkan bahwa evidence based medicine-
practice berlaku untuk kelompok orang (populasi). Namun hal tersebut tidak
menghalangi pemberi layanan dari menggunakan pengalaman pribadi mereka
dalam memutuskan bagaimana menyelesaikan setiap masalah. Salah satu sumber
menyarankan bahwa: “pengetahuan yang diperoleh dari penelitian klinis tidak
langsung menjawab pertanyaan klinis, apa yang terbaik bagi klien”, dan
menunjukkan bahwa evidence based medicine-practice tidak harus menyimpang
dari nilai pengalaman klinis. Sumber lainnya menyatakan bahwa “evidence based
medicine-practice berarti mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti
klinis terbaik yang tersedia (diakses secara terbuka/ umum) dari penelitian yang
sistematis”.

Penerapan evidence based medicine-practice dalam pelayanan kebidanan


(evidence based midwifery) khususnya dalam asuhan kehamilan, diantaranya
sebagai pertimbangan dalam: melaksanakan pemeriksaan ibu hamil, menjalankan
program antenatal care (standar asuhan kehamilan, standar kunjungan), mengatasi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 130


keluhan/ ketidaknyamanan yang dialami selama kehamilan, pemenuhan
kebutuhan dasar ibu hamil, dan penatalaksanaan penyulit/ komplikasi kehamilan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 131


BAB IX

MELAKUKAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEHAMILAN

8.1 Model-model dokumentasi asuhaan


1.Model Naratif

Naratif adalah paragraf sederhana menggambarkan status pasien, intervensi dan


pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi. Pencatatn naratif adalah
catatan harian atau format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan
peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama jam dinas.

Contoh pendokumentasian naratif:

Tanggal Jam

23/3/10 09.00

Ny. D G1P0A0 hamil 8 minggu umur 24 tahun dengan keluhan mual. TD=120/80
mmHg, S= 36°C, N=80 kali/ menit, RR=20 kali/menit. Terapi diberikan B6, Fe,
Vitamin C

2.Model Orientasi Masalah

 .POR (Problem Orientasi Record)

Diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969). Berisi dokumen masalah pasien dan
intervensi pemecahannya. Digunakan oleh para dokter dikembangkan di dunia
keperawatan/kebidanan dalam bentuk POR yang merupakan dokumentasi
multidisuplimer. Setelah 20 tahun sistem ini dikembangkan langsung menjadi
sistem SOAP Nakes.

Pada awalnya, pencatatan SOAP memang tidak mengarahkan aspek implementasi


dan dan evaluasi, sehingga beberapa tahun kemudian pencatatan SOAP
dimodifikasi agar mencerminkan seluruh aspek asuhan kebidanan/ keperawatan
secara lebih akurat. Bentuk modifikasi pencatatan metode SOAP adalah
pencatatan dengan metode SOAPIER (Subjektif Informations, Objectif
Informations, Assesment, Planning, Implementation of plan, Evaluation dan
Reassessment of client’s needs). Bentuk lain modifikasi pencatatan SOAP adalah

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 132


tetap dengan SOAP, hanya saja pada Planning, tidak hanya berisi tentang rencana
asuhan, namun juga mengandung implentasi dan evaluasi.

 Source Oriented Record

Source Oriented Record (SOR) adalah catatan pasien yang berorientasi pada
sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu
dengan yang lain. Catatan yang digunakan dalam model ini umumnya berbentuk
naratif dan masih bersifat tradisional.

Pada umumnya, catatan model Source Orient Record ini mempunyai 6 bagian
yaitu catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar
identitas, catatan keperawatan/ kebidanan, dan laporan khusus lainnya.

 Charthing By Exception (CBE)

Dimulai sejak tahun 1983 di St. Luke’ Hospital di Midwaukee, Wisconsin.


Merupakan metode pencatatan singkat dan berbeda dari dokumen pada umumnya.
Dianggap dapat mengatasi masalah pendokumentasian dengan membuat catatan
tentang pasien menjadi lebih nyata, hemat waktu, dan mengakomodasikan adanya
informasi baru. CBE mempunyai elemen inti yaitu: lembar alur, standar praktek,
protokol dan instruksi insidental, data dasar keperawatan, rencana perawatan
berdasarkan diagnosis keperawatan, catatan perkembangan SOAP.

 Kardeks

Merupakan pendokumentasian tradisional dipergunakan diberbagai sumber


mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku. Informasi yang
terdapat dalam kardeks:

1.Data pasien, meliputi nama, alamat, status perkawinan, tanggal lahir, pekerjaan,
agama, dan kepercayaan

2.Diagnosa kebidanan, daftar prioritas masalah

3.Pengobatan sekarang/yang sedang dilakukan

4.Tes diagnostik, tanggal dan hasil

5.Kegiatan atau aktivitas yang boleh dilakukan pasien sehari-hari

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 133


 Komputerisasi

Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang


berperan menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan.

8.2 Prinsip dokumentasi


Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya
sendiri juga bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu
memperhatikan prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi :

1.Ditinjau dari isi

a.Mempunyai nilai administratif

Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan kepada
klien

b.Mempunyai nilai hukum

Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan,
di mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka
dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan.
Oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan.

c.Mempunyai nilai ekonomi

Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan kebidanan yang belum,


sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat digunakan sebagai
acuan atau pertimbangan biaya kebidanan bagi klien.

d.Mempunyai nilai edukasi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 134


Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan kebidanan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi kesehatan lainnya.

e.Mempunyai nilai penelitian

Dokumentasi kebidanan mempunyai nilai penelitian, data yang terdapat


didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan
profesi kebidanan.

2.Ditinjau dari teknik pencatatan

a.Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan

b.Menulis dengan tinta (idealnya tinta hitam)

c.Menulis/menggunakan dengan symbol yang telah disepakati oleh institusi untuk


mempercepat proses pencatatan

d.Menulis catatan selalu menggunakan tanggal, jam tindakan atau observasi yang
dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan interpretasi.

e.Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian; misalnya: tampaknya,


rupanya dan yang bersifat umum

f.Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, pada catatan observasi dan
pemeriksaan oleh orang yang melakukan

g.Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda, gejala, warna,
jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Interpretasi data objektif
harus didukung oleh observasi

h.Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu ditulis

i.Coretan harus disertai paraf disampingnya

8.3 Aspek legal dokumentasi

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 135


Dokumentasi asuhan kebidanan harus mudah dibaca, berisi data akurat
dan dapat mengkomunikasikan informasi penting tentang seorang pasien
yang ditangani oleh bidan ke beberapa profesional. Dalam kasus hukum,
dokumentasi asuhan kebidanan bisa menjadi landasan berbagai kasus
gugatan dan menjadi alat pembela diri bagi bidan dan institusi pelayanan
kesehatan yang bersangkutan. Dokumentasi asuhan kebidanan dapat
digunakan sebagai bukti penting dalam mengevaluasi asuhan yang telah
diberikan oleh bidan,akan terlihat apakah bidan telah melakukan asuhan
tetapi tidak didokumentasikan atau bidan tidak memberikan asuhan
semestinya.

Agar pendokumentasian yang dibuat, diakui dan legal secara hukum,


ada beberapa pedoman yang harus diikuti oleh bidan. Pedoman pencatatan
yang legal menurut hukum tersebut antara lain:
1. Bidan harus mampu memahami dasar hukum dari tuntutan malpraktek
yang mungkin akan melibatkan para bidan. Untuk itu setiap selesai
melakukan asuhan bidan harus mencatat hasil tindakan dan adanya
kebutuhan asuhan kebidanan minimal satu kali setiap giliran jaga.
Kemudian membuat catatan singkat tentang komunikasi yang dilakukan
bidan dengan dokter dan tindakan yang telah dilakukan.
2. Bidan harus memberikan informasi tentang kondisi pasien yang tepat
3. Bidan harus memperlihatkan semua fakta mengenai proses asuhan yang
telah diberikan secara tepat dan akurat
4. Bidan harus mampu memperhatikan kondisi pasien dan melakukan
pencatatan secara rinci. Situasi perawatan pasien mungkin dikaitkan
dengan tuntutan atau gugatan hukum kepada bidan karena kelalaiannya.

Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Metode SOAP

Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk,2001) dokumentasi adalah


catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien
dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan,
pengobatan pada pasien, pendidikan pasien, dan respon pasien terhadap
semua asuhan yang diberikan. Pendokumentasian yang benar adalah
pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dilakukan pada seorang
pasien di dalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistematis dalam
menghadapi seorang pasien sesuai langlah-langkah manajemen kebidanan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 136


Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat
diterapkan dengan metode SOAP (S adalah Data Subyektif, O adalah Data
Obyektif, A adalah Assesment dan P adalah Planning). Merupakan catatan
yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip dari metode
SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen
kebidanan.
S = SUBYEKTIF
Data subyektif merupakan data yang didapat dari hasil anamnesis
kepada pasien. Catatan ini berhubungan masalah dengan sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat
sehingga kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosa (data primer). Pada bayi/anak kecil data subjektif ini dapat
diperoleh dari orang tuanya (data sekunder). Data subjektif menguatkan
diagnosa yang akan dibuat.

Data subyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan meliputi :


a.Biodata ibu dan suami (penanggungjawab)
b.Riwayat perkawinan, terdiri atas: status perkawinan, perkawinan ke,
umur ibu saat perkawinan dan lama perkawinan
c.Riwayat menstruasi, meliputi: HPHT, siklus haid, perdarahan
pervaginamn dan flour albus
d.Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: riwayat ANC, gerakan janin,
tanda-tanda bahaya atau penyulit, keluhan utama, obat yang dikonsumsi
termasuk jamu, kekhawatiran ibu
e.Riwayat obstetri (Gravida/G... Para/P... Abortus/A... Anak hidup,/Ah...),
meliputi perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, BB
lahir bayi < 2500 gram atau >4000 gram serta masalah selama kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu
f.Riwayat Keluarga Berencana, meliputi: jenis metode yang dipakai,
waktu, tenaga dan tempat saat pemasangan dan berhenti, keluhan/ alasan
berhenti.
g.Riwayat Kesehatan/ penyakit ibu dan keluarga, meliputi: penyakit
jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, epilepsi, hati, malaria,
penyakit kelamin, HIV/AIDS
h.Riwayat kecelakaan, operasi, alergi obat/ makanan
i.Imunisasi TT

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 137


j.Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi: pola nutrisi (makan dan
minum), eliminasi (BAB dan BAK), personal hygiene, aktivitas dan
istirahat
k.Riwayat psikososial, meliputi: pengetahuan dan respon ibu terhadap
kehamilan dan kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga di rumah,
respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan penolong yang
diinginkan ibu.
O = OBYEKTIF
Data obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan fisik pasien. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau
oranglain dapat dimaksukkan dalam data obyektif ini sebagai data
penunjang. Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa.

Data obyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan adalah :


a.Pemeriksaan fisik ibu hamil:

1)Keadaan umum, meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan postur


badan ibu selama pemeriksaan, TB dan BB
2)Tanda-tanda vital, meliputi: tekanan darah, suhu badan, frekuensi
denyut nadi dan pernapasan
3)Kepala dan leher, meliputi edeme wajah, cloasma gravidarum, mata
(kelopak mata pucat, warna sklera), mulut (radang pucat, kebersihan,
keadaan gigi (karies, karang, tonsil), leher : pembesaran kelenjar tyroid,
pembuluh limfe
4)Payudara, meliputi : bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola,
keadaan puting susu, kolostrum atau cairan lain, retraksi, massa dan
pembesaran limfe
5)Abdomen, meliputi: adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea nigra,
strie gravidarum,). Tinggi Fundus Uteri (TFU) dengan tangan jika
kehamilan lebih dari 12 minggu dan dengan pita ukuran jika usia
kehamilan lebih dari 22 minggu. Palpasi abdomen untuk mengetahui
letak, presentasi, posisi (usia kehamilan lebih dari 28 minggu) dan
penurunan kepala janin (usia kehamilan lebih dari 36 minggu), DJJ janin
dengan fetoskop jika usia kehamilan lebih dari 18 minggu

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 138


6)Ekstremitas, meliputi edema tangan dan kaki, pucat pada kuku jari,
varises dan reflek patella
7)Genetalia, meliputi: luka, varises, kondiloma, cairan (warna,
konsistensi, jumlah, bau), keadaan kelenjar bartholini (pembengkakan,
cairan, kista), nyeri tekan, hemoroid dan kelainan lain
8)Inspekulo, meliputi keadaan serviks (cairan/ darah, luka)
9)Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks, adalah dilatasi dan
nyeri tekan/ goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran, bentuk dan
posisi, mobilitas, nyeri, adanya masa (pada trimester 1)
10)Punggung, adanya kelainan bentuk atau tidak
11)Kebersihan kulit

b.Palpasi abdomen (Leopold)


1)Leopold
Leopold I, untuk menentukan umur kehamilan dengan cara menentukan
TFU dan menentukan bagian janin yang ada pada fundus
Leopold II, untuk menentukan letak janin apakah memanjang atau
melintang, serta menentukan bagian janin yang ada di sebelah kanan dan
kiri uterus
Leopold III, untuk menentukan bagian terendah (presentasi) janin dan
menentukan apakah presentasi janin sudah masuk Pintu Atas Panggul
(PAP).
Leopold IV, untuk menentukan seberapa jauh masuknya presentasi janin
ke PAP.

2)Osborn Test
Untuk mengetahui adanya DKP (Disporposi Kepala Panggul) pada ibu
hamil dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu.

c.Pemeriksaan panggul: Indikasi dilakukan pemeriksaan panggul adalah


ibu-ibu hamil yang diduga panggul sempit, yaitu pada primigravida kepala
belum masuk panggul pada 4 minggu terakhir dan pada multipara dengan
riwayat obstetri jelek, pada ibu hamil dengan kelainan letak pada 4
minggu terakhir dan pada ibu hamil dengan kiposis, skoliosis, kaki
pincang dan cebol.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 139


d.Pemeriksaan laboratorium: Pemerikasaan yang harus dilakukan pada ibu
hamil adalah pemeriksaan urine (PP Test, warna urine, bau, kejernihan,
protein urine, dan glukose urine) maupun sampel darah (hemoglobin,
golongan darah, hematokrit darah, faktor resus, rubella, VDRL/RPR dan
HIV).

e.Pengkajian data fetus


1)Gerakan janin: Bisa dilakukan dengan cara dilihat, dirasakan atau
diraba. Gerakan janin mulai dirasakan ibu hamil primigravida pada usia
kehamilan 18 minggu dan usia 16 minggu pada multigravida. Pada usia 20
minggu gerakan janin bisa diraba oleh pemeriksa.

2)Denyut Jantung Janin (DJJ): Merupakan tanda pastikehamilan dan


kehidupan janin. DJJ mulai terdengar usia kehamilan 16 minggu, dengan
Doppler usia kehamilan 12 minggu dan dengan stetoskop Laenec pada
usia kehamilan 18-20 minggu.. Ciri- ciri DJJ adalah ketukan lebih cepat
dari denyut nadi, dengan frekuensi normalnya 120-160 kali per menit.
Cara mengitung DJJ adalah sebagai berikut:

a)Pastikan yang terdengar adalah DJJ


b)Dengarkan DJJ pada tempat yang paling jelas terdengar DJJ (punctum
maximum)
c)Satu tangan memegang monoskop Leanec, tangan yang lain memegang
denyut nadi radialis ibu, mata melihat jam
d)Hitung 5 detik pertama, 5 detik ketiga dan 5 detik kelima
e)Pada 5 detik kedua dan 5 detik keempat DJJ tidak dihitung, tetapi tetap
mendengarkan dan memperhatikan DJJ
f)Hasilnya dijumlah dikalikan empat ditulis dengan ”.... kali per menit,
dijelaskan juga keteraturan dan kejelasannya.
3)Non Stress Test (NST): Jika janin sehat maka pada saat janin bergerak
aktif DJJ akan meningkat. Jika janin kurang baik pergerakan tidak diikuti
dengan peningkatan DJJ.

4)Amniosentesis: Adalah tindakan aspirasi cairan amnion dengan pungsi


melalui dinding abdomen (transabdominal) atau melalui serviks uteri
(transervikal). Untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik serta
kelainan janin.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 140


3.A = ASSESMENT/ ANALYSIS
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan)
dari data subyektif dan obyektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat
bisa mengalami dan akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif
maupun data obyektif. Analisis data adalah melakukan interpretasi data
yang telah dikumpulkan, mencangkup: diagnosa/ masalah kebidanan,
diagnosa / masalah potensial serta perlunya antisipasi diagnosis/ masalah
potensial dan tindakan segera.

a.Diagnosa Kebidanan
Ny. ... umur ... tahun, G...P...A... hamil...minggu, anak tunggal/ganda,
hidup intra uterin, letak memanjang/sungsang/lintang, presentasi,
puka/puki, divergen/konvergen
Dasar:
-DS
-DO

b.Diagnosa Masalah (sesuai dengan apa yang diungkapkan/ dikeluhkan


klien)
Dasar :
-DS :
-DO:
-Kebutuhan : (sesuai dengan kebutuhan klien)

c.Identifikasi diagnosis atau masalah potensial (Diagnosa Potensial)


Diagnosis atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan masalah atau
diagnosis yang sudah teridentifikasi

d.Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan


segera (Antisipasi Penanganan Segera)
Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien.

P = PLANNING/ PERENCANAAN
Planning/ Perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan
datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 141


kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya.
Proses ini termasuk kriteria tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang
harus dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang diambil harus
membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatannya harus sesuai
proses pslnnya dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam
manajemen kolaborasi/rujukan.

Meskipun secara istilah, P adalah Planning/ Perencanaan saja, namun


P adalah metode SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi.
Sebanyak mungkin pasien harus berubah, analisis juga berubah maka
rencana auhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan
ikut berubah atau harus disesuaikan. Dalam planning juga mencantumkan
evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai
efektifitas asuhan/ hasil pelaksanaan asuhan.

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 142


DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati Ari, S.SiT, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika,
Jakarta, 2009.
Varney Helen, dkk, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 2003.
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
MIMS Bidan. Edisi pertama. 2010
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.

Kuswanti, Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Rukiah, Ai yeyen. Dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: TIM
Salmah. dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta; EG
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
Cunningham, F. Gary [et.al..]. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP

Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N. Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum.


Bagian
Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS; 1997. 3-8.

Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. Williams Obstetrics, 20th ed. R Hariadi, R

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 143


Prajitno Prabowo, Soedarto, penerjemah. Obstetri Williams. Edisi 20. Surabaya:
Airlangga University Press, 2001; 456-70.

Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis


dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 279

Chalik TMH. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika,
1997; 109-26.

Gray, Huon H [et.al..]. 2009. Kardiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga


Brudenell, Michael. 1996. Diabetes pada Kehamilan.
Jakarta : EGC
manuaba, IBG. 2007.Pengantar Kuliah Obstetri . EGC. Jakarta.
Pusdiknakes : WHO: JHPIEGO. 2001. Buku asuhan antenatal.
Pusdiknakes. 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Saifuddin , Abdul Bari, dkk. 2002. Panduan praktis pelayanan maternal dan
neonatal.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta.Widya Medika.

Sarwono Prawirohardjo,2002, acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal, Tridasa Printer Jakarta

Rustam Mochtar,1998, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta

Jan M Kriebs and Carolyn L Gegor, 2009, Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney,
EGC, Jakarta

Harry Oxorn & William R.Forte, 2010, Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi
Kebidanan,
Essentia Medica, Yogyakarta
Gita K, Materi Askeb Kehamilan, Oshigita Files. Worspress.com

Okta arnandha, Makalah Metode Problem Solving, education-all.blog.spot.co.id

Ambarwati, Asuhan Kebidanan Klinik, digilibb.esaunggul.ac.id/public/UEU-


1682,Pdf

Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 144


Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan 145

Anda mungkin juga menyukai