Ca Mamae Dlam Kehamilan NEWWW PDF
Ca Mamae Dlam Kehamilan NEWWW PDF
Ca Mamae Dlam Kehamilan NEWWW PDF
PENDAHULUAN
pada wanita muda. Yang pertama biasanya mengarah ke ceria dan penuh
kegembiraan, sementara yang lain perasaan kecewa dan hal yang mengerikan.
Ketika keduanya terjadi bersama-sama, pasien pasti akan merasa bingung dan
Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum ditemui pada wanita
hamil, yang terjadi sekitar 1 dari 3.000 kehamilan. Kejadian ini diperkirakan akan
meningkat karena nantinya akan lebih banyak pula wanita yang memilih
melahirkan di usia yang lebih tua. Kanker payudara biasanya muncul dan
didiagnosis pada 10% pasien dengan usia di bawah 40 tahun selama kehamilan.1,2
lanjut dibandingkan kanker payudara pada wanita yang tidak hamil, pasien PABC
sering menunjukkan profil tumor yang berbeda pada saat diagnosis dibandingkan
dengan pasien kanker payudara yang tidak hamil. Hal ini dapat menyebabkan
pertumbuhan tumor yang lebih agresif, stadium lanjut, dan metastasis yang lebih
sering.3
1
Oleh karena itu, manajemen wanita hamil dengan diagnosis kanker harus
kasus harus dibahas dalam pertemuan multidisiplin yang terdiri dari beberapa
spesialis (ahli onkologi medis, dokter kandungan, dokter bedah dan dokter anak).4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
anatomi, fisiologi, dan biokimia dalam tubuh. Perubahan tersebut terjadi segera
setelah fertilisasi terjadi dan terus berlanjut sampai setelah melahirkan. Sebagian
besar perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi pada tubuh ibu terhadap
adanya janin.5
dikendalikan oleh mammary stem cell (MaSC). Meskipun begitu, MaSC memiliki
oleh pensinyalan hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini merupakan
3
Patogenesis
prolaktin secara nyata meningkat selama trimester akhir kehamilan dan laktasi.
Berat payudara menjadi sekitar dua kali lipat dengan peningkatan aliran darah
menyebabkan deteksi lesi massa menjadi sulit baik secara klinis maupun
mamografi.1,2
perkembangan kanker payudara sejak dini; namun, kehamilan itu sendiri tidak
terlihat jelas mempengaruhi outcome dari kanker payudara yang tidak dapat
dipungkiri.1
Diagnosis
perubahan payudara ini membuat eksplorasi mamae sangat rumit dan fakta ini
4
Jika biopsi dapat mengkonfirmasi adanya kanker payudara, penentuan
stadium awal harus mencakup anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik; rontgen
dada dengan pelindung perut yang memadai dan USG liver juga bisa dilakukan.
CT scan dan scan tulang tidak dianjurkan karena risiko paparan radiasi terhadap
janin.2
Tatalaksana
yang efektif, meskipun terapi harus dipilih dan dipastikan aman terhadap janin.
Strategi terapeutik harus ditentukan berdasarkan biologi dan stadium tumor serta
preferensi pasien.2
dan kurangnya terapi sistemik yang efektif pada kanker payudara membuat
selama kehamilan.1
risiko awal pada populasi umum di Amerika Serikat yaitu 3%. Pengobatan dengan
kemoterapi sitotoksik pada trimester kedua atau ketiga tampaknya lebih aman
namun angka bayi lahir mati (still birth) tetap lebih tinggi (2% berbanding 0,3%).
adalah operasi dapat dilakukan pada semua trimester, kemoterapi pada trimester
5
kedua dan ketiga, dan radioterapi hanya pada periode pasca-partum. Pilihan ini
dianggap sebagai pilihan yang aman pada sebagian besar pasien PABC. Dalam
kasus pasien dengan kanker stadium lanjut (stadium III dan IV) selama trimester
pertama, disarankan untuk terminasi kehamilan, karena kemoterapi pada tahap ini
untuk menghindari neutropenia pada ibu dan berpotensi pada janin dan tidak
Pada pasien yang diobati dengan terapi sistemik, evaluasi viabilitas janin
dan konfirmasi usia janin harus dilakukan sebelum pemberian kemoterapi. Pasien
6
Diperlukan pemantauan janin secara teratur dengan ultrasonografi untuk
antrasiklin).10
Prognosis
PABC; pertama yaitu usia, karena kanker payudara pada pasien muda memiliki
penyakit.11
7
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
No RMK : 1160623
Umur : 32th
ANAMNESIS
payudara kanan sejak 4 bulan sebelum masuk kamar bersalin. Benjolan makin
kenceng-kenceng, keluar lendir darah maupun keluar air-air, gerak janin masih
dirasakan aktif.
sejak usia kehamilan 5 bulan dan tidak didapatkan riwayat penyakit keluarga. Dari
riwayat antenatal care, pasien tidak pernah periksa di puskesmas atau bidan
8
Banjarmasin. Pasien menikah sebanyak 1x sejak tahun 2007, pasien sempat
menggunakan kontrasepsi Intra Uterine Device dan di lepas 1 tahun yang lalu.
tahun 2008 pada usia kehamilan 39 minggu dengan cara persalinan perabdominan
oleh karena letak sungsang dengan hasil luaran bayi perempuan dengan berat
badan 2550 gram dan saat ini usia 11 tahun. Pada kehamilan yang kedua pada
tahun 2013 pada kehamilan 38-39 minggu dengan cara persalinan spontan
pervaginam dengan hasil luaran bayi perempuan dengan berat badan 3000 gram
dan saat ini usia 6 tahun. Pada kehamilan ketiga tahun 2015 pada kehamilan 5
Pasien merasakan adanya benjolan sebesar 3x3 cm sejak bulan Juli 2018 saat usia
Duktal
9
Tgl 31 Juli 2018
Dilakukan USG Hepar dan Rontgen thorax, dengan hasil USG Hepar Tak tampak
kelainan dan metastase hepar dan hasil rontgen thorax Tak tampak metastase
Pasien MRS untuk Pematangan paru saat usia kehamilan 28-29 minggu
PEMERIKSAAN FISIK
tidak didapatkan anemia, tidak didapatkan ikterik, cianosis dan dyspnoe. Dari
10
tanda vital didapatkan hasil normal dengan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
78x/menit, respirasi 18x/menit, dan suhu 36,7oC. pada inspeksi dinding dada
tampak hiperpigmentasi dan gambaran peau d orange pada payudara kanan, pada
palpasi tampak massa ukuran 3x3 cm pada bagian kanan atas payudara kanan
dalam batas normal. Dari berat badan pasien didapatkan 58 kg dan tinggi badan
punggung bayi berada disebelah kanan dan letak memanjang dengan kepala
dibagian bawah dan belum masuk PAP. Tidak didapatkan his dengan taksiran
berat janin 2500 gram dan denyut jantung janin 150x/m. Pada pemeriksaan dalam
tidak didapatkan pembukaan, portio tebal, kenyal dengan bagian terbawah janin
masih tinggi.
11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
hasil pemeriksaan darah yaitu Hb : 11,0 g/dL, leukosit 7.200 rb/ul, hematokrit
34,9%, dan trombosit 410 ribu/ul. Hasil faal hemostasis didapatkan PT/APTT :
8.0/26.7 detik. Sedangkan hasil kimia darah didapatkan GDS : 92 mg/dL, albumin
135/3,7/120 Meg/L.
RSUD Ulin Banjarmasin saat pasien datang pada tanggal 06 Oktober 2018
didapatkan hasil janin tunggal presentasi kepala dengan detak jantung janin
dengan usia kehamilan 34-35 minggu. Taksiran berat janin 2575 gram dengan
plasenta terletak di fundus, grade 2 dengan air ketuban cukup (Single Deepest
Pocket 4 cm). Dopler arteri umbilicalis dalam batas normal. Kesan berat dan
DIAGNOSIS
tunggal hidup intra uterine dengan presentasi kepala dengan Ca Mamae Dextra
TATALAKSANA
12
Pasien direncanakan Sectio Caesaria dan tindakan Metode Operatif Wanita
Lahir bayi secara Sectio Caesaria dengan jenis kelamin perempuan, didapatkan
berat bayi 2463 gram, panjang janin 46 cm dengan Apgar score 7-8-9. Ballard
Score sesuai 34-36 minggu dengan Luvcenko Score pada persentil 50. Dilakukan
Objektif : Status umum dalam batas normal dengan status obstetri tinggi
13
Objektif : Status umum dalam batas normal dengan status obstetri tinggi
Planning : Inj. Ceftriaxone 2x1g (H3), Po. Asam Mefenamat 3x500mg, Po.
post SC hari ke 3.
Objektif : Status umum dalam batas normal dengan status obstetri tinggi
2x1 tablet. Pasien boleh Pulang dengan KIE bayi boleh di susui
14
Tanggal 18 Oktober 2018
21 Maret 2019
metastasis paru.
15
BAB IV
DISKUSI
termasuk modifikasi intens dalam proliferasi dan kelangsungan hidup sel dan
yang membuat diagnosis menjadi sulit dan tertunda, menyebabkan prognosis yang
biopsi jarum inti (Core Needle Biopsy/CNB) dapat digunakan sebagai evaluasi;
namun, Biopsi Jarum inti lebih dipilih karena memberikan informasi tentang
dada, USG liver, dan MRI tulang tanpa kontras dalam mengamati adanya
Pada pasien ini pasien merasakan benjolan pada usia kehamilan 5 bulan,
minggu karena kemoterapi relatif aman, hal ini dikarenakan. Pertama, kemoterapi
16
menginduksi malformasi kehamilan antara minggu kedua dan kedelapan. Risiko
malformasi ini diperkirakan sebesar 10-20%. Beberapa organ yang lebih rentan
termasuk cacat tulang. Namun, paparan trimester kedua belum tentu dikaitkan
mereka menjelaskan pengamatan ini berdasarkan fungsi ginjal dan hati serta
kemoterapi tidak tercatat dengan baik. Oleh karena itu, kemoterapi disarankan
teratogenisitas.17,18
dalam melindungi janin. Pada semua obat yang diteliti, ditemukan konsentrasi
janin yang lebih rendah. Transfer kemoterapi dianalisis pada model hewan dan in
vitro, dan hal tersebut bergantung pada farmakokinetik ibu, aliran darah plasenta,
17
Plasenta merupakan organ aktif, yaitu sebagai transporter yang mengalirkan
obat secara transplasenta. Konsentrasi aliran obat ini terbagi menjadi rendah
2 epitel ginjal, sehingga mengurangi cairan amnion, hipoplasia paru, dan kematian
janin. Saat ini, tidak ada pedoman khusus mengenai dosis kemoterapi selama
kehamilan dan dosis yang sama digunakan pada pasien tidak hamil dan hamil.
Pasien melahirkan secara Sectio Caesaria dengan luaran bayi yang baik dan
perlu di follow-up untuk durasi yang lebih lama dalam memberikan data
18
harus direncanakan setidaknya 3 minggu setelah siklus terakhir yang diberikan
selama kehamilan untuk menghindari akumulasi obat pada neonatus, dan untuk
persalinan. Untuk alasan yang sama, kemoterapi tidak boleh diberikan setelah
pada para wanita dengan penyakit yang dapat dioperasi dan kemoterapi sistemik
Pasca kemoterapi pasien dalam kondisi baik dan perkembangan bayi seperti
anak pada umumnya, hal ini sesuai dengan penelitian Beadled dkk pada tahun
saat hamil atau didiagnosis kanker payudara dalam 1 tahun setelah melahirkan,
tidak memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien non PABC.23
19
BAB V
KESIMPULAN
yang jarang, namun membutuhkan kerja sama yang erat antara semua spesialis
yang terlibat dalam diagnosis, pengobatan dan pemantauan. Pasien dengan kanker
ditegakkan. Hal ini membutuhkan pemantauan ketat oleh dokter kandungan dan
ahli kanker (onkolog) dalam mendiagnosis efek samping yang mungkin terjadi
harus didasarkan pada stadium penyakit, biologi tumor, usia kehamilan saat
20
DAFTAR PUSTAKA
5. Cunningham F.G, Kenneth J.L, Steven L.B, Catherine Y.S, Jodi S.D, Barbara
L.H, Brian M.C, Jeanne S.S. 2014. William Obstetrics. 24th ed. Mc Graw Hill
Education. United States.
9. Litton JK, Theriault RL, Gonzalez-Angulo AM. 2009. Breast cancer diagnosis
during pregnancy. Womens Health (Lond Engl). May; 5(3): 243–249.
10. Van Calsteren K, Heyns L, De Smet F, et al. 2010. Cancer during pregnancy:
an analysis of 215 patients emphasizing the obstetrical and the neonatal
outcomes. J Clin Oncol; 28:683-9.
21
12. Kotsopoulos J, Lubinski J, Salmena L, Lynch HT, Kim-Sing C, Foulkes WD,
Ghadirian P, Neuhausen SL, Demsky R, Tung N, Ainsworth P, Senter L,
Eisen A, Eng C, Singer C, Ginsburg O, Blum J, Huzarski T, Poll A, Sun P,
Narod SA. 2012. Hereditary Breast Cancer Clinical Study Group:
Breastfeeding and the risk of breast cancer in BRCA1 and BRCA2 mutation
carriers. Breast Cancer Res; 14: R42.
13. Krishna I and Lindsay M. 2013. Breast cancer in pregnancy. Obstetrics &
Gynecology Clinics of North America; Vol. 40, no.3, pp. 559–571.
14. Amant F, Loibl S, Neven P, and Van Calsteren K. 2012. Breast cancer in
pregnancy. TheLancet; Vol. 379, no. 9815, 570–579.
15. Amant F, Han SN, Gziri MM. 2012. Chemotherapy during pregnancy. Curr
Opin Oncol; 24:580-6.
16. Lambertini M, Kamal NS, Peccatori FA, Del Mastro L, Azim HA Jr. 2015.
Exploring the safety of chemotherapy for treating breast cancer during
pregnancy. Expert Opin Drug Saf; 14: 1395-408.
18. Han SN, Gziri MM, Van Calsteren K. 2013. Is chemotherapy during the first
trimester of pregnancy really safe? Int J Cancer; 132:1728.
22. Berry DL, Theriault RL, Holmes FA, Parisi VM, Booser DJ, Singletary SE.
1999. Management of breast cancer during pregnancy using a standardized
protocol. J Clin Oncol; 17: 855-61.
23. Beadle BM, Woodward WA, Middleton LP, Tereffe W, Strom EA, Litton JK,
Meric Bernstam F, Theriault RL, Buchholz TA, Perkins GH. 2009. The
impact of pregnancy on breast cancer outcomes in women less than 35 years.
Cancer; 115(6):1174–1184
22