Laporan Navigasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

A.

Waktu dan Tempat

Praktik Lapang Navigasi dan Kepelautan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10

November 2017 pukul 09.00 – 15.00 WITA di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran

(BP2IP) Barombong, Jalan Permandian Alam No.1 Barombong, Makassar, Sulawesi Selatan.

Secara geografis BP2IP Barombong terletak pada posisi 05˚ 12’ 12’’ LS dan 119˚ 23’ 06’’ BT.

Gambar 1. Lokasi Praktik Lapang

Pelabuhan Karaeng Galesong yang ada di Desa Boddia, Kecamatan Galesong,

A. Alat-alat Navigasi dan Kepelautan

1. Telegraph

Telegraph adalah alat khusus untuk berkomunikasi antara anjungan dan ruang

mesin, alat ini untuk memberi isyarat secara visual kebutuhan operasi menjalankan

kecepatan mesin induk, misalnya perintah start engine, slow engine, full speed ataupun

stop engine. Telegraph bekerja paralel antara anjungan dan kamar mesin, alat ini

dilengkapi bagian yang menunjukkan konfirmasi pelaksanaan perintah yang dapat dibaca

di anjungan dan kamar mesin, alat ini juga dilengkapi alarm apabila terjadi kesalahan

respon.
Telegraph dipersyaratkan untuk kapal-kapal yang memiliki notasi sesuai klasifikasi,

sebelum adanya engine telegraph bahkan sekarang masih digunakan adalah sistim voice

tube, suatu tabung untuk meneriakan perintah antara anjungan dan kamar mesin. Telepon

Internal adalah alat untuk berkomunikasi dua arah antara anjungan dan ruang-ruang

dikapal atau alat komunikasi antar ruangan. Untuk komunikasi antar anjungan dengan

kamar mesin dipasang telepon khusus. Telepon ini harus dipasang di ruang anjungan

kamar kapten, kkm dan perwira dek, ruang salon, ruang kontrol kamar mesin, ruang

mesin, dapur, ruang steering gear dan ruang lain yang penting.

Gambar 2. Telegraph

2. RADAR

Prinsip cara kerja radar sebagai navigasi elektronik yaitu pada saat

pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan

memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa

ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio

echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit

penerima (receiver) melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan

akan dideteksi dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya

pada indicator.
Gambar 3. RADAR

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari

pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan.

Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam

dimana putarannya selaras dengan putaran antena.

Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas

garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini

akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi

gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di

suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat

skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

3. Echosounder

Echosounder adalah suatu alat navigasi elektronik dengan menggunakan system

gema yang dipasang pada dasar kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman

perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan

ikan dibagian bawah kapal secara vertical.

Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi

SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga

dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi

vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi massa air (en.wikipedia.org).
Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam

aplikasinya, Echosounder menggunakan instrument yang dapat menghasilkan beam

(pancaran gelombang suara) yang disebut dengan transduser. Echosounder adalah alat

untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan

ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air (Parkinson, B.W.,

1996).

Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang

akustik yang akan di masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric memerlukan proyektor

yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik yang dapat dikontrol.

Kegunaan dasar Echosounder adalah untuk mengukur kedalaman suatu perairan dengan

mengirimkan gelombang dari permukaan ke dasar dan dicatat waktunya hingga Echo

kembali dari dasar (William, 1991).

Gambar 4. Echosounder

4. GPS

Global Positioning System (GPS) berfungsi untuk mengetahui posisi, kecepatan

trek pelayaran, haluan kapal.


Gambar 5. GPS

5. Navtex

Navtex (navigational telex) adalah perantara frekuensi internasional secara

automatis, melalui pelayanan cetak langsung untuk pemgiriman pada navigasi. Siaran

radio navtex yang berasal dari perantara frekuensi pada 518 khz / 490 khz dan digunakan

oleh (NBDP),(FEC),serta tipe penyebarannya digunakan pada radio amatir yang disebut

AMTOR. Siaran radio amatir di gunakan 100 baud fsk dengan frekuensi perubahan dari

170hz.

Gambar 6. Navtex

6. ECDIS

ECDIS atau “Electronic Chart Display and Information System” adalah suatu alat

yang fungsi dan systemnya dapat memberikan informasi tentang navigasi dan yang

kegunannya adalah untuk memback-up peralatan yang ada, sehingga dapat diterima dan
dianggap memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai aturan V/19 & V/27 dari

konvensi SOLAS 1974 & amandemennya. Oleh karena itu peralatan ECDIS ini harus

memenuhi kriteria standard kinerja (Performance Standard) dari IMO sesuai Bab V Solas

1974.

Manfaat yang diperoleh dalam penggunaan ECDIS adalah sebagai berkut :

a. Lebih mudah menyusun perencanaan pelayaran (voyage planning).

b. Lebih mudah dalam mengkoreksi peta.

c. Dapat memantau terus menerus dalam laut serta lekuk-lekuk dasar kedalaman laut.

d. Tersedianya informasi yang cepat pada waktu mendekati pelabuhan yang sibuk

sekalipun demikian juga dengan daerah navigasi lainnya yang baru.

Gambar 7. ECDIS

7. Kompas

Kompas adalah alat navigasi kapal untuk menentukan arah kapal berupa sebuah

panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet

bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat

membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara,

selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan,

maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu

perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan

efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk

menentukan arah navigasi kapal.


Gambar 8. Kompas

8. Peta Laut

Peta merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran kapal bentuk dua dimensi

(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan

dengan perbandingan/skala tertentu. atau dengan kata lain representasi dua dimensi dari

suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.

a. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :

- Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal

- Proyeksi Kerucut

- Proyeksi Silinder

b. Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :

- Proyeksi normal

- Proyeksi miring

- Proyeksi transversal

c. Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :

- Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut

- Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya

panjang jarak

- Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas

suatu daerah pada bidang –lengkung


Gambar 9. Peta Laut

9. Kemudi

Kemudi kapal merupakan suatu alat kapal yang digunakan untuk mengubah dan

menentukan arah gerak kapal, baik arah lurus maupun belok kapal. Kemudi kapal

ditempatkan diujung belakang lambung kapal/buritan di belakang propeller kapal. Prinsip

kerja kemudi kapal yaitu dengan mengubah arah arus cairan yang mengakibatkan

perubahan arah kapal. Cara kerja kemudi kapal yaitu kemudi digerakkan secara mekanis

atau hidrolik dari anjungan dengan menggerakkan roda kemudi.

Gambar 10. Kemudi

10. ARPA

ARPA (Automatic Radar Plotting Aid) merupakan radar otomatis yang berfungsi

untuk plot posisi kapal.


Gambar 11. ARPA

11. GMDSS

GMDSS (Global Marine Distress Safety System) sebuah kesepakatan internasional

berlandaskan beberapa prosedur keselamatan, jenis peralatan dan protokol komunikasi

yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan mempermudah pertolongan bagi

kapal dan pesawat terbang yang mengalami bencana.

Gambar 12. GMDSS

Anda mungkin juga menyukai