Materi Size Reduction
Materi Size Reduction
Materi Size Reduction
“SIZE REDUCTION”
DISUSUN OLEH :
ANDI AMAR MA’RUF (432 18 001)
ARIFAH ARRAHMAIANI KASMAN (432 18 002)
BELITA CESYELIA BERTHUS (432 18 003)
IREN AUKSILIA BUNGA RANTE (432 18 004)
ISNENI ISMAL (432 18 005)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Latar
Belakang ..............................................................................................................
Rumusan
Masalah .............................................................................................................. 1
C. Hasil Tambang.....................................................................................................12
E. Zakat Fitrah 13
Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA
A. Definisi Size Reduction
Operasi s ize reduction digunakan dalam industri yang mengerjakan
bahan-bahan mentah dalam bentuk padat atau bahan padat terfluidisasi.
Mengecilkan ukuran berarti membagi-bagi suatu bahan padat menjadi
bagian- bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanik.
Operasi tersebut mempunyai tujuan untuk mereduksi ukuran suatu padatan
agar diperoleh permukaan yang lebih besar dan untuk mempermudah proses
selanjutnya. Dengan adanya pengecilan ukuran dapat menyebabkan bahan
akan:
Dapat diangkut dengan lebih mudah
Mempunyai bentuk yang lebih baik
Lebih mudah untuk diproses lebih lanjut
Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecahahan ini adalah:
1. Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu.
2. Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia
yang terpaut pada padatan tertentu.
2. Crusher
Crusher adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang
berfungsi untuk memecah dan mengurangi ukuran bahan (batu).
Umumnya terdiri dari pemecah batu primer tergantung dari kombinasi
peralatan aggregat. Pada umumnya primer crusher terdiri dan jenis jaw
crusher, gyratory crushers, impactors, atau single roll crusher yang
mampu mengurangi ukuran batu ukuran besar (maks. 91,44 s/d 121,92
cm). Pemecah batu untuk ukuran batu yang Iebih kecil dapat memakai
twin atau triple roll crusher, cone crusher, atau hammermill.
dengan ukuran 20 mesh. Contoh alat yang termasuk dalam fine grinder
adalah ball mill, tube mill, rad mill, roller mill, ring roll pulverizer.
c. Rod Mill
Rod Mill bentuknya hamper sama dengan Ball mill, berbentuk
shell silinder dengan ukuran panjangnya lebih besar dari diameternya (1
1/3 – 3 kali), dimuati dengan grinding media berupa batang-batang
baja (stel rod) pengganti bola-bola baja.
5) Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force).
Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan
memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk
akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan
dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan
bahan. Proses ini berlangsung terus hingga di dapatkan bahan yang
dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul
dapat juga terjadi sedikit gaya sobek. Menurut Smith (1955), hammer
mill, terdiri atas martil/palu yang berputar pada porosnya dan sebuah
saringan yang terbuat dari plat baja. Bagian utama dari hammer mill
adalah corong pemasukan, pemukul, corong pengeluaran, motor
penggerak, alat transmisi daya, rangka penunjang dan ayakan.
1. Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energy yang diperlukan untuk
size reduction berbanding lurus dengan luasan baru partikel / perbandingan
luas permukaan partikel. Setelah reduksi dibuat model kubik kubusan
dengan volume R x F x P inch. Bila F=F, n=1, maka luasan baru yang
ditimbulkan pada operasi reduksi (3(n-1)F2). Dimisalkan energy yang
dibutuhkan untuk pertambahan luas line BHFE. Energy yang diperlukan
untuk pemecahan kubus:
E = 3 B F2(F-1)
= 3 B F2 (n-1)
F3 = 3 B (n-1) Ds
Untuk partikel yang berbentuk kubus, kebutuhan energy yang bisa
dihitung dengan menganggap luasan partikel tersebut mempunyai
perbandingan tertentu (k) dengan partikel pada luasan yang sama atau
ukuran sama berbentuk kubus, sehingga :
Dimana;
AP = luasan partikel
AK = Luasan kubus untuk partikel dengan ukuran sama
2. Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk pemecahan
partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan
produk. Secara matematis dinyatakan dengan:
HP = k log D/d
dimana,
HP = tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed
K = konstanta Kick
D = diameter rata-rata feed
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari ½ inch adalah sama
besarnya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel ½ inch
menjadi ¼ inch.
3. Hukum Bond
Persamaan lain yang bisa digunakan adalah persamaan Bond.
Bond beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk membuat partikel
dengan ukuran Dp dari feed dengan ukuran sangat besar adalah berbanding
lurus dengan volume produk. Dengan memecahkan factor sphericity:
Cp / Vp = G / (v). (Dp)
dimana,
Cp = luasan partikel produk
Vp = volume partikel produk
υ = sphericity
Tenaga sphericity untuk berbagai macam produk dapat dilihat
dari bermacam buku, misalnya Mc Cabe table 26‐1 halaman 80. Besarnya
energy yang dibutuhkan :
p / M = Kb / (Dp)^0,5
Dimana Kb adalah suatu konstanta yang besarnya sama, tergantung
pada tipe mesin dan material yang akan direduksi. Hubungan antara Kb dan
W sebagai berikut:
Kb = Wi = 0,3162 Wi
Dimana, Wi adalah energi dalam Kwh tiap ton feed yang dibutuhkan
untuk mereduksi feed dengan ukuran yang sangat besar sampai
menghasilkan produk yang 90% mampu melewati saringan 100μ, dimana:
P = dalam satuan kwh
M = dalam satuan ton/jam
Dp = dalam satuan mm
Bila 80% feed mampu melewati screen dengan ukuran Dpa dan 80%
produk mampu melewati screen dengan ukuran, maka gabungan
persamaan sebagai berikut: