Hhluoopy

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia, gigi merupakan salah satu organ tubuh yang
memiliki fungsi penting bagi tubuh. Gigi yang rusak, tidak teratur susunannya,
ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.1 Jika gigi yang hilang
tidak segera diganti dapat menimbulkan kesulitan bagi pasien sendiri, seperti
mengunyah makanan, adanya gigi yang supraerupsi, miring atau bergeser.
Penggantian gigi yang hilang dapat dilakukan dengan pembuatan gigi tiruan
lepasan atau gigi tiruan cekat.2
Gigi tiruan cekat didefinisikan sebagai gigi tiruan yang memperbaiki
mahkota gigi yang rusak atau menggantikan satu atau beberapa gigi yang
hilang dengan bahan tiruan dan dipasangkan ke pasien secara permanen serta
tidak dapat dibuka oleh pasien, terdiri dari mahkota dan gigi tiruan cekat.3
Untuk mengembalikan fungsi gigi maka kehilangan gigi tersebut harus
digantikan dengan gigi tiruan. Secara umum gigi tiruan dapat dibedakan atas
gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan jembatan/cekat (crown).4
Crown atau Mahkota tiruan adalah restorasi tetap yang menutupi
permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang harus dapat
memperbaiki morfologi, kontur, serta melindungi jaringan gigi yang
tersisa dari kerusakan lebih lanjut.5
Ada beberapa macam gigi tiruan cekat yaitu : fixed-fixed bridge,semi fixed
bridge, centilever bridge, spring centilever bridge, compound bridge, adhesive
bridge. Adhesive bridge memiliki dua tipe yaitu : rochette bridge dan
maryland bridge.7
Maryland bridge memiliki sayap di bagian pontic, dan retainer melekat
pada sisi lingual/ palatal (abutment) pada gigi yang berdekatan. Maryland
bridge lebih menguntungkan untuk penggantian satu gigi dibandingkan gigi
tiruan jembatan yang biasa. Penggantian (restorasi) ini memungkinkan
seorang dokter gigi untuk menggantikan gigi yang patah ataupun gigi yang

1
hilang agar memenuhi estetika, dengan hanya melakukan sedikit modifikasi
pada gigi asli. Untuk memberikan kekuatan ikatan yang lebih mudah terhadap
bahan metal wings.6 Kasus ini merupakan salah satu alternatif pilihan
untuk mengatasi kehilangan sedikit gigi, karena lebih efisien, tidak
mahal, tidak melakukan pengurangan jaringan gigi terlalu banyak, dan
mudah pemasangannya.8
Dalam pembuatan gigi tiruan cekat salah satu hal yang perlu diperhatikan
yaitu pontic, karena pontic merupakan bagian dari gigi tiruan cekat (crown)
yang menggantikan gigi asli yang hilang, serta menggantikan fungsi gigi
dan mengisi ruangan yang kosong. Ada beberapa macam tipe pontic yaitu
saddle pontic, conical pontic, ovate pontic, ridge lap pontic, sanitary pontic,
dan modifikasi ridge lap pontic.9 Ridge lap pontic memiliki keuntungan yaitu
mengakibatkan estetis pada bagian labial/bukal lebih baik, dan mudah
dibersihkan pada bagian palatal.10
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan menggunakan model
kerja yang akan dibuatkan gigi tiruan cekat porcelain fused to metal pada
kerusakan gigi incisivus satu kiri rahang atas, dengan judul “Prosedur
Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused to Metal dengan Pontic
Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas Kiri ( Studi Kasus )”.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis hanya akan membahas
mengenai “Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused to
Metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas Kiri”.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut :
“ Bagaimana Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused
to Metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas
Kiri?”.

2
1.4 Tujuan Penulisan
1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai “Prosedur Pembuatan Prosedur
Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused to Metal dengan
Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas Kiri”.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan
Porcelain Fused to Metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi
Incisivus Satu Rahang Atas Kiri.
b. Mengetahui kesulitan dan cara mengatasi permasalahan dalam
Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused to
Metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas
Kiri.
c. Untuk mengetahui hasil insersi dari Prosedur Pembuatan Maryland
menggunakan Porcelain Fused to Metal dengan Pontic Ridge Lap
pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas Kiri.
1.5 Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat antara lain sebagai
berikut :
1.5.1 Manfaat Bagi Penulis
Untuk menambah ilmu keterampilan dan pengalaman untuk mengetahui
hasil kerja pada saat insersi, baik tidaknya serta nyaman atau tidaknya dan
wawasan dalam pembuatan gigi tiruan cekat.
1.5.2 Manfaat Bagi Institusi
Untuk mengembangkan pengetahuan di lingkungan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Jakarta II khususnya bagi Jurusan Teknik Gigi.

3
1.5.3 Manfaat Bagi Umum
Untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan menambah keterampilan
dalam teknik Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain
Fused to Metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang
Atas Kiri.

1.6 Metode Penulisan


Pada karya tulis ilmiah ini, metode yang dipakai penulisan adalah metode
studi kasus. Sumber- sumber penulisan diperoleh dari internet dan dari
beberapa referensi yaitu dari perpustakaan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Jakarta II, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Moestopo.

4
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Pada penulisan karya tulis ilmiah ini khususnya bab tinjauan pustaka,
penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan
Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused to Metal dengan
Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas Kiri.

2.1 Definisi Crown

Crown merupakan suatu restorasi tetap yang menutupi permukaan koronal


mahkota klinis gigi asli, yang harus dapat memperbaiki morfologi, kontur serta
melindungi jaringan gigi yang tersisa dari kerusakan lebih lanjut. Suatu restorasi
harus dapat memenuhi kebutuhan estestis dan fungsi, yang berarti suatu mahkota
gigi tiruan diharapkan memiliki tampilan yang memuaskan serta memiliki
kekuatan.5

2.1.1 Indikasi dan kontraindikasi Crown11

Adapun indikasi dan kontraindikasi yang harus diperhatikan sebelum


dilakukan pembuatan mahkota tiruanadalah sebagai berikut :

a. Indikasi
1. Gigi dengan kerusakan luas yang belum mengenai ruang pulpa
2. Trauma (fraktur besar tanpa kerusakan pulpa)
3. Tooth wear (Erosi, atrisi dan abrasi)
4. Kondisi hipoplastik
5. Untuk mengubah inklinasi, ukuran, atau bentuk gigi
6. Sebagai bagian dari restorasi lain
7. Kombinasi kondisi gigi
8. Gigi non vital atau gigi yang telah dirawat saluran akar

5
b. Kontraindikasi
1. Gigi terlalu pendek
2. Gigitan tertutup (close bite) atau edge to edge bite
3. Ketebalan struktur jaringan keras gigi kurang/ tipis pada labio lingual
4. Memiliki kebiasaan bruxism
5. Desain preparasi tidak didukung jaringan gigi yang kuat
6. Alergi terhadap bahan yang digunakan

2.1.2 Keuntungan pembuatan crown5

Crown juga mempunyai keuntungan yaitu memberikan perlindungan yang


lebih baik terhadap kemungkinan terjadinya fraktur atau karies.

2.1.3 Tujuan Pembuatan crown

1. Memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan mahkota gigi


yang mengalami kerusakan/ kelainan.
2. Mengembalikan bentuk dan kontur gigi
3. Mengembalikan aspek fungsi dan estetis gigi
4. Melindungi struktur gigi yang tersisa dari kemungkinan
kerusakan lebih lanjut

2.1.4 Pembuatan Crown berdasarkan bahan


Restorasi Crown dapat dibuat dari beberapa macam bahan, diantaranya :

1. Crown All Metal12

Crown all metal adalah mahkota tiruan yang memperbaiki seluruh


permukaan mahkota gigi.

6
Gambar 2.2
Crown All Metal12
Indikasi12

1. kerusakan luas pada permukaan gigi


2. gigi yang tidak membutuhkan estetik, biasanya pada gigi molar
3. gigi yang menanggung beban kunyah besar

4. gigi yang telah dirawat saluran akarnya

Kontraindikasi21
1. gigi yang membutuhkan estetik

2. gigi yang tidak menanggung beban kunyah besar

Keuntungan :21
1. Kuat
2. Pembuatannya paling sederhana diantara mahkota tiruan lainnya

Kerugian :21
1. Terlihat bahan metal ketika berbicara atau membuka mulut
2. Konduktor termis/ elektris

2.Crown all porcelain5

Crown all porcelain adalah mahkota jaket yang terbuat dari porcelain
yang menutupi seluruh korona klinis sebuah gigi.

7
Gambar 2.3
Crown All Porcelain21

Indikasi : 5

1. Gigi dengan kebutuhan estetik tinggi, biasanya gigi anterior

2. Patah atau hilangnya sebagian/ seluruh gigi karena trauma

3. Gigi yang mengalami perubahan bentuk dan warna


4. Gigi yang mengalami hipoplasia

Kontraindikasi :13
1. Tidak untuk penderita yang masih muda

2. Bruxism

Keuntungan :14

1. Tembus cahaya

2. Ketahanan terhadap korosi


3. Biokompatibel

Kekurangan :4
1. Mudah pecah

2. Pembuatan sulit

3. Kurang kuat jika dibandingkan dengan mahkota tiruan penuh metal-


porcelain

8
3.Crown metal-porcelain

Crown metal-porcelain adalah mahkota yang terbuat dari aloi


logam yang diikat dengan porcelain pada seluruh atau bagian terbesar
permukaan gigi.13

Gambar 2.4
Crown Metal-Porcelain
Indikasi :13

5. Gigi dengan kebutuhan estetik, tetapi juga butuh kekuatan restorasi

6. Celah inter-oklusal gigi sangat minim


7. Pasien dengan beban kunyah tinggi

Kontraindikasi :13
1. Gigi yang memerlukan preparasi yang banyak

2. Gigi yang memerlukan estetik yang baik

3. Indeks karies tinggi


4. Ukuran gigi kurang dari normal

Keuntungan :13
1. Dapat mengatasi kerapuhan mahkota porcelain
Kekurangan :13

1. Sulit mendapatkan estetika yang baik karena logam harus ditutupi

9
4.Crown metal-akrilik.

Crown metal-akrilik adalah mahkota tiruan penuh yang terbuat dari


logam (sebagai coping/backing) dan dilapisi dengan akrilik (sebagai
facing).4

Gambar 2.5
Crown Metal-Akrilik21

Indikasi:4

1. Gigi dengan kebutuhan estetik, tetapi juga butuh kekuatan restorasi

2. Pasien tidak alergi terhadap akrilik

3. Ukuran gigi normal atau lebih dari normal

Kontraindikasi :4
1. Pasien alergi terhadap akrilik
2. Ukuran gigi yang tidak normal

Keuntungan :4

Cukup estetis
Kekurangan :4
1. Mudah aus

2. Warna tidak stabil (mudah berubah warna)

3. Terdapat kemungkinan terjadi kebocoran pada batas antara logam


dan akrilik, karena ikatan antara akrilik dan logam hanyalah ikatan
mekanis serta adanya perbedaan koefisien muai antara akrilik dan

10
logam, kebocoran ini dapat menyebabkan perubahan warna pada
facing mahkota tiruan.

2.2 Maryland Bridge

2.2.1 Pengertian Maryland Bridge17

Maryland bridge memiliki sayap di bagian pontic, dan melekat pada


sisi lingual (abutment) pada gigi yang berdekatan.16 Maryland bridge lebih
menguntungkan untuk penggantian satu gigi dib andingkan gigi tiruan
jembatan biasa. Penggantian (restorasi) ini memungkinkan seseorang
praktisi kedokteran gigi untuk menggantikan gigi yang patah ataupun gigi
yang hilang agar memenuhi estetika, dengan hanya melakukan sedikit
modifikasi pada gigi asli.
2.2.2 Indikasi dari Maryland Bridge17

1. Satu gigi (biasanya digunakan untuk 2 sampai 3 gigi).

2. Biasanya digunakan untuk kasus anterior.

2.2.3.Kontra Indikasi dari Maryland Bridge17

1. Sensitiv terhadap base metal alloy.

2. Klinis mahkota pendek.

3. Mempersempit embrasure.

4. Risiko tingkat karies tinggi.

5. Pasien dengan oral hygiene yang buruk


2.2.4 Keuntungan Maryland Bridge17
1. Estetik sangat baik untuk pengganti gigi anterior
2. Efektif, kebersihan klinis lebih dari 20 tahun
3. Lebih menguntungkan dalam segi harga, di karenakan lebih tahan lama
dan kuat dalam segi flextural streng

11
2.2.5 Kerugian Maryland Bridge17

Kerugian dari sistem ini adalah bahwa kekuatannya dari gigi tiruan
jembatan hanya 4-5 tahun karena dari segi harga lebih murah dan tidak
tahan lama bila dibandingkan dengan jenis konvensional dari 8 tahun
karena dari segi harga lebih mahal dan cukup kuat.
2.2.6 Bagian-bagian Maryland Bridge18

Dipertahankan oleh acid-etch bonding gigi abutment, yaitu :

1. Pontic

2. Retainer

3. Wings

Gambar 2.6
Bagian-Bagian Maryland Bridge

2.6 Jenis-jenis pontic

Macam-macam pontic diantaranya adalah sebagai berikut :

2.6.1 Conical Pontic

Conical pontic ridge diindikasikan untuk gigi posterior rahang bawah


yang memiliki bentuk yang tipis. Permukaanya berkontak dengan jaringan
yang berbentuk cekung (konveks).8

12
Gambar 2.7
Conical Pontic

2.6.2 Ridge Lap Pontic


Ridge lap pontic adalah pontic yang menyerupai gigi asli. Desain ridge lap
pontic beradaptasi erat dengan ridge. Ridge lap pontic dihindari karena sangat
sulit dalam pemeliharaan dan terkadang menyebabkan inflamasi pada jaringan
yang berkontak.8 Ridge lap pontic memiliki keuntungan yaitu mengakibatkan
estetis pada bagian labial/bukal lebih baik, dan mudah dibersihkan pada
bagian palatal.10

Gambar 2.8
Ridge Lap Pontic

2.6.3 Saddle Pontic

Pontic dengan sebuah permukaan gingiva yang cekung dan melewati


buccal ridge dan lingual. Kerugian utama pada desain saddle pontic yaitu
sulit dalam pemeliharaannya.8

13
Gambar 2.9
Saddle Pontic
2.6.4 Ovate Pontic

Ovate pontic diindikasikan untuk gigi anterior pada pasien dengan


garis senyum yang tinggi, gigi posterior, dan bentuk ridge yang tipis.
Permukaan pontic berkontak dengan mukosa luas, tetapi kontak bersifat
ringan.8

Gambar 2.10
Ovate Pontic

2.6.5 Sanitary Pontic

Pontic sanitary adalah pontic yang tidak memiliki kontak dengan


jaringan. Keuntungan utama pada desain pontic sanitary yaitu mudah
dalam pemeliharaannya, untuk mencegah sisa makanan menumpuk dan
meminimalkan akumulasi plak.8

14
Gambar 2.11
Sanitary Pontic

2.6.6 Modifikasi Ridge Lap Pontic


Pontic ini memberikan keuntungan estetika yang lebih baik sehingga
tampak seperti gigi asli karena permukaan fasial berkontak baik dengan
residual ridge.8

Gambar 2.12
Modifikasi Ridge Lap Pontic

2.7 Rencana Tahap Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fuced


to metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas
Kiri

2.7.1 Persiapan model kerja

Persiapan model adalah tahap membersihkan dan merapikan model kerja


yang telah diterima

2.7.2 Pembuatan Die

Die adalah suatu duplikasi sebagai hasil dari reproduksi gigi yang telah
dipreparasi yang dapat dipasang dan dilepas dari model kerja sehingga
dapat mempermudsh proses kerja di laboratorium. Model yang akan
dibuatkan die harus dibersihkan dari kelebihan stone disekitarnya gigi

15
yang akan dipreparasi. Pembuatan die menggunakan dowel pin pada
model kerja dengan mesin die pindex system agar mempermudah proses
pengerjaan restorasi di laboratorium. Tahap selanjutnya dilakukan
pengolesan bahan hardener pada die agar tidak rapuh.7
2.7.3 Penanaman dalam Okludator

Okludator adalah alat meletakkan model rahang atas dan rahang


bawah. Fungsi okludator yaitu alat bantu pada pembuatan gigi tiruan,
untuk menentukan oklusi diluar mulut.7
2.7.4 Pembuatan Outline Margin

Outline margin adalah garis yang dibuat mengelilingi tepi luar crown
dan pontic pada model kerja, dengan cara membuat garis panduan dengan
pensil merah pada gigi hingga bagian servikal sebagai batas saat
pembuatan restorasi.
2.7.5 Pemberian Die Spacer

Die spacer adalah bahan yang digunakan untuk memberikan ruang


tipis untuk penyemenan. Pemberian die spacer dilakukan dua lapis dengan
jarak maksimal 1mm dari preparasi margin, dengan tujuan memberi ruang
tipis untuk penyemenan.19
2.7.6 Pemberian Separator

Model yang akan dibuat restorasi diulasi dengan separator


secukupnya agar pola malam yang sudah dibentuk mudah dilepaskan dari
model.19
2.7.7 Pembuatan Pola Malam

Pola malam adalah bahan restorasi yang akan dibuat menjadi metal
dan ditempatkan pada gigi yang telah dipreparasi.7 Pembuatan pola malam
pada bagian abutment coping dibuat tipis dan rapat pada bagian servikal
dan dibuatkan collar. Pada bagian pontic pola malam dibuat dengan tipe
modifikasi ridge lap pontic dan untuk pembuatan metal wings, pola malam
dilapisi sedikit demi sedikit dari dasar dan membentuk anatomi oklusal.

16
Pola malam dibuat mengikuti pinggiran yang sudah digaris merah
menggunakan pensil dengan mengikuti kontur gigi yang sudah dipreparasi.

2.7.8 Spruing

Spruing adalah proses pemasangan wax pada pola malam untuk


mempersiapkan jalan bagi masuknya logam cair dan berfungsi sebagai
cadangan metal pada waktu casting. Pemasangan sprue digunakan ukuran
sprue 2,5mm, setelah itu bagian mahkota tertinggi difiksasi pada sprue
dengan menggunakan wax.20
2.7.9 Penanaman Pola Malam (Investing)

Investing merupakan proses penanaman pola malam yang sudah


dilekatkan sprue, dan crucible former menggunakan bahan tanam sebelum
dilakukan proses casting. Hal yang perlu diperhatikan pada investing :20

1. Letak pola malam di dalam casting ring harus ditengah-tengah agar


jarak antar pola malam dan dinding casting ring sama.
2. Jarak pola malam dan dasar casting ring terletak antara 6-8mm.

3. Perbandingan antara air dan powder (w/p ratio) harus tepat w/p ratio
suatu bahan invesment tergantung dari petunjuk pabrik yang
memproduksinya.
2.7.10 Pembuangan Pola Malam (Burning Out)

Burning out adalah pembuangan wax dengan cara memanaskan pola


malam yang terdapat pada bahan tanam. Burning out dilakukan dengan
menggunakan Burn out furnice yang berfungsi untuk mendapatkan mould
space, wax dihilangkan dengan cara dibakar sehingga wax mencair dan
menguap (lost wax process).20

2.7.11 Pengecoran Model (Casting)

Casting adalah proses pengecoran metal cair ke dalam mould dengan


menggunakan tekanan sentrifugal casting machine atau induction casting
machine untuk memasukkan metal cair ke dalam lubang cor.21

17
2.7.12 Divesting

Divesting adalah proses mengeluarkan restorasi dari bahan invesment


dengan cara menunggu cetakan tersebut dingin sekitar kurang lebih selama
satu jam, agar logam tersebut benar-benar mengeras dan membentuk
coping secara sempurna. Bahan tanam yang sudah dingin kemudian
dihancurkan untuk mengeluarkan coping dari cetakan.

2.7.13 Sand Blasting

Sand blasting adalah proses membersihkan sisa-sisa bahan tanam


yang melekat pada coping metal dengan menggunakan mesin sand
blasting dan pasir alumunium oxide (150-250).20

2.7.14 Finishing dan Polishing metal wings

Metal wings dirapikan sesuai dengan bentuk pola malam, kemudian


metal wings dipoles dengan menggunakan rubber.

2.7.15 Finishing Coping dan Pontic

Finishing adalah penyelesaian hasil casting dengan menghilangkan


nodul- nodul sehingga terbentuk hasil casting yang baik sesuai dengan
restorasi yang diinginkan.20
2.7.16 Ultrasonic Cleaner

Ultrasonic cleaner adalah proses membersihkan residu malam pada


model dan membuang sisa-sisa semen pada restorasi serta membersihkan
porcelain untuk prosedur glazing.20

2.7.17 Aplikasi Porcelain

Aplikasi porcelain dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah


diberikan pabrik. Aplikasi porcelain dilakukan dengan beberapa tahap,
diantaranya adalah :5
2.7.17.1 Opaque

Opaque yaitu lapisan yang menutupi logam dibawah nya mempunyai

18
peran penting dalam ikatan antara porcelain dengan metal.
2.7.17.2 Dentin

Dentin atau body yaitu membentuk kecembungan dari restorasi


porcelain dan menghasilkan warna sesuai dengan gigi asli.
2.7.18 Enamel

Pada pelapisan ini akan memberikan efek tranparan bagi restorasi.

2.7.19 Staining dan Glazing

Proses staining dan glazing dilakukan untuk memberikan efek


pewarnaan dan karakteristik.

2.8. Polishing Collar dan metal wings

Polishing adalah proses mengkilat permukaan metal dengan


menggunakan rubber dan bahan compound.

19
BAB 3

RENCANA PROSEDUR PEMBUATAN MARYLAND BRIDGE


MENGGUNAKAN PORCELAIN FUSED TO METAL DENGAN PONTIC
RIDGE LAP PADA GIGI INCISIVUS SATU RAHANG ATAS KIRI

Pada karya tulis ilmiah ini berdasarkan studi kasus, dalam bab ini penulis
mencantumkan surat perintah kerja, alat dan bahan yang digunakan, serta tahap-
tahap yang dilakukan dalam rencana prosedur laboratorium Pembuatan Maryland
menggunakan Porcelain Fused to Metal dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi
Incisivus Satu Rahang Atas Kiri.

3.1 Data Pasien

Nama : Divio Minggana

Umur : 22 tahun

Nama Dokter : Drg. Julia Rahma

Jenis Kelamin : Laki-laki

3.2 Surat Perintah Kerja

Mohon dibuatkan mahkota tiruan maryland bridge porcelain fused to


metal pada gigi incisivus satu rahang atas kiri

20
3.3 Gambar model kerja

Gambar 3.1
Model kerja pandangan oklusal

Gambar 3.2
model kerja pandangan labial
3.4 Gambar gigi yang hilang

Gambar 3.3
Gigi yang hilang

21
3.5 Persiapan Alat dan Bahan

Alat yang digunakan penulis dalam prosedur pembuatan gigi tiruan


jembatan Porcelain fused to metal pada gigi incisivus satu kanan, incisivus
satu kiri modifikasi ridge lap pontic retainer gigi incisivus dua
diantaranya:

3.5.1 Alat-Alat Kecil

1. Lap putih

2. Lecron

3. Scalpel

4. Pensil merah

5. Penggaris

6. Gergaji potong

7. Base former

8. Macam-macam bur

9. Single pin

10. Clay

11. Lampu spirtus

12. Wax explorer

13. Bowl

14. Spatel

15. Castng ring

16. Articulating paper

17. Gelar ukur

18. Kuas dengan berbagai ukuran

22
19. Ceramic spatulas

20. Glass plate

21. Arteri clamp

22. Tissue

23. Gelas

24. Sarung tangan

25. Firing clay

26. Caliper

27. Articulator

3.5.2 Alat-Alat Besar

1. Wet trimmer

2. Drying oven

3. Vibrator

4. Burn out furnice

5. Micromotor

6. Mesin sandblaster

7. Mesin penblaster

8. Porcelain furnace d-sign programmat 300

9. Ultasonic cleaner

10. Induction casting machine

11. Mesin pindex

12. High speed grinder

23
3.6 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan


Porcelain fused to metal pada gigi incisivus satu kanan, incisivus satu kiri
modifikasi metal wings retainer gigi incisivus dua.

1. Die spacer

2. Hardener

3. Base plate wax

4. Articulating paper

5. Compound

6. Alumunium oxide

7. Asbestos linear

8. Dental stone

9. Vaseline

10. Modeling clay

11. Metal

12. Air spirtus

13. Crucible former

14. Phospat bonded investment

15. Aquades

16. Wax separator

17. Debubblizer

18. Lipstik

19. Bahan porcelain mencakup :

a. Opaque powder

24
b. Deep Dentin

c. Dentin powder

d. Enamel powder

e. Transluensi powder

f. Staining dan Glazing

3.7 Prosedur Pembuatan Maryland menggunakan Porcelain Fused to Metal


dengan Pontic Ridge Lap pada Gigi Incisivus Satu Rahang Atas Kiri
3.7.1 Penerimaan dan Persiapan Model Kerja

Model kerja yang telah diterima dari dokter gigi dibersihkan dari
nodul-nodul dengan menggunakan lecron, kemudian bagian tepi dasar
model dirapikan dengan trimmer tanpa merusak anatomi gigi.
3.7.2 Pembuatan Die
Pembuatan Die dilakukan dengan cara die pyndex system.
a. Model kerja yang diterima, diratakan bagian bawahnya dengan trimmer
hingga rata dan datar. Kemudian bagian palatalnya dibuang sehingga
membentuk tapal kuda menggunakan bur.

b. Pada permukaan oklusal lokasi pin ditandai dengan menggunakan pensil.

c. Model kerja diletakkan pada meja pindex, dari alat pindex akan muncul
sinar lampu yang menunjukkan lokasi bur. Model kerja dipegang dengan
baik dan meja pindex ditekan sehingga bur akan muncul, memutar dan
melubangi bagian bawah model kerja.
d. Lubang dibersihkan dari sisa-sisa debu stone, setelah itu dibuatkan
kuncian atau takik di dasar model menggunakan mata bur. Tujuannya
agar kedudukan model stabil pada basis model.
e. Dowel pin dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan direkatkan
dengan power glue. Posisi pin harus sejajar satu sama lain dan tinggi pin
kurang lebih sama.

25
f. Pada dasar model diulasi separating medium agar model kerja bagian atas
mudah dilepas dari basis model.

g. Adonan stone dituang ke dalam base former di atas vibrator, kemudian


model kerja dimasukkan ke dalam adonan dan ditunggu hingga setting
time. Setelah itu model kerja dikeluarkan dari base former dan
dikeluarkan dari basis dengan cara mendorong pin.

h. Model kerja dipotong dengan gergaji dan disatukan kembali ke basis.

i. Die dibuatkan garis menggunakan pensil merah untuk menandai batas


servikal gigi, dan dibur untuk mendapatkan batas dari servikal outline.
3.7.3 Pemberian Die Spacer

Gigi yang telah dipreparasi pada bagian servikal diberi tanda dengan
pensil merah, berikan dahulu hardener kemudian pada die yang telah
dipreparasi diberi die spacer, kecuali 1mm dari batas servikal tidak diberi
spacer.

3.7.4 Penanaman dalam Okludator

Penanaman model kerja akan dilakukan dengan cara :

a. Pada model kerja rahang atas dan rahang bawah dibuat garis midline
dan retensi pada dasar model kerja. Setelah itu difiksasi dengan
menggunakan wax disekitar gigi-gigi model yang masih ada.
b. Bagian okludator yang akan berkontak dengan plaster diolesi dengan
Vaseline tipis.

c. Model kerja rahang atas dengan rahang bawah yang sudah difiksasi
dimasukkan kedalam okludator dengan posisi midline model kerja
berhimpit dengan midline okludator dan bidang oklusal model kerja
sejajar dengan bidang datar glass plate.
d. Okludator diletakkan di atas glass plate. Plaster yang sudah diaduk
diletakkan pada lower member tunggu hingga mengeras. Setelah
plaster pada lower member mengeras dilanjutkan penanaman pada

26
upper member. Permukaan plaster dibersihkan dan dihaluskan dengan
amplas.
3.7.5 Pemberian Separator

Model yang akan dibuat restorasi diulasi dengan separator secukupnya


agar pola malam yang sudah dibentuk mudah dilepaskan dari model.

3.7.6 Pembuatan Pola Malam

Pembuatan coping malam pada gigi incisivus satu kiri dilakukan


dengan cara penambahan menggunakan blue inlay wax, dengan cara :
a. Blue inlay wax dipanaskan di atas api dengan lecron, kemudian dilapisi
sedikit demi sedikit di gigi incisivus satu kiri hingga membentuk coping
malam seperti gigi abutment dengan ketebalan wax 0,5mm. Pembuatan
collar dilakukan dengan cara meneteskan wax di bagian palatal hingga
ke sisi mesial dan distal (setengah sisi mesial dan setengah sisi distal).
Lebar collar -+ 0,5-1mm.
b. Pontic untuk gigi incisivus satu kiri dibuat dengan tipe ridge lap pontic

c. Pembuatan wings dilakukan dengan melapisi sedikit demi sedikit pada


gigi incisivus dua kiri dan incisivus satu kanan.

d. Model yang sudah dibuatkan pola malam dioklusikan


dengan gigi antagonisnya dan diperiksa supaya tidak terjadi
peninggian gigit.
3.7.7 Pemasangan Sprue

Sprue yang akan digunakan berdiameter +/- 2,5mm, panjang sprue


disesuaikan dengan jarak pola malam terhadap tepi casting ring +/- 3-
6mm. Sprue akan dilekatkan pada bagian pola malam yang tertebal dan
tertinggi, sambungan antara sprue dengan pola malam dan crucible former
harus halus dan tidak bersudut tajam. Pola malam diulasi dengan
debubblizer supaya pola malam bebas dari minyak dan kotoran.

27
3.7.8 Penanaman Pola Malam (Investing)

Prosedur Investing dilakukan dengan cara :

a. Dinding bagian dalam casting ring dilapisi dengan asbestos liner yang
telah dibasahi air.

b. Pada penanaman pola malam, bahan yang digunakan adalah phospat


bonded invesment. Powder dan liquid bahan invesment dicampur sesuai
dengan petunjuk pabrik sambil digetarkan diatas vibrator. Seluruh
permukaan pola malam diolesi bahan invesment dengan menggunakan
kuas kecil (paint on).

c. Casting ring diletakkan di atas vibrator kemudian campuran bahan


invesment dituang ke dalam casting ring sampai penuh dan dari satu sisi
untuk menghindari terjebaknya gelembung udara, selanjutnya invesment
dibiarkan hingga mengeras.
3.7.9 Pembuangan Pola Malam (Burning Out)

Setelah investing dilakukan, kemudian dibiarkan hingga setting.


Setelah setting, lakukan pembuangan pola malam (burn out) yang
dilakukan dengan menggunakan alat preheating untuk memperoleh mould
space.

3.7.10 Pengecoran Metal (Casting)

Pengecoran metal dilakukan dengan menggunakan induction machine.


Cara induction machine adalah :

a. Induction casting machine dihidupkan dengan memutar tombol ON.

b. Atur suhu mesin hingga 2500C kemudian crucible casting dimasukkan


dan logam pada mesin ditunggu hingga 7 kali tanda lampunya menyala.
c. Kemudian penutup induction machine dibuka dan masukkan casting
ring ke dalam mesin casting lalu naikkan suhunya hingga 9000C logam
ditunggu hingga mencair lalu tuas ditekan untuk menembakkan logam.
d. Setelah induction casting machine berhenti, hasil cor dikeluarkan dari

28
induction casting machine.
e. Hasil cor didinginkan setelah itu dilakukan divesting (mengeluarkan
hasil cor dari bahan tanam).

3.7.11 Divesting

Hasil casting dikeluarkan dari bahan tanam saat suhu casting ring
sudah dingin. Casting ring yang sudah dingin dibuka dengan cara diketuk
secara perlahan menggunakan martil.

3.7.12 Sand Blasting

Coping metal dibersihkan dari sisa-sisa invesment menggunakan


mesin sand blast hingga tidak ada bahan invesment yang menempel.
Prosedur sand blasting dilakukan dengan menggunakan alat sandblaster
dengan cara menyemprotkan udara beserta bubuk alumunium acide
(Al2O3) yang berukuran 200 mikron melalui pipa dengan tekanan udara
yang berasal dari kompresor.

3.7.13 Finishing dan Polishing metal wings

a. Sprue dipotong menggunakan Micromotor yang dipasangi mayor disk


dan mandril.
b. Wings dirapikan sesuai dengan bentuk pola malam dengan
menggunakan stone bur dan diamond bur, selanjutnya dipoles dengan
menggunakan rubber.
3.7.14 Finishing Coping metal dan Pontic

a. Bagian coping metal dan pontic dirapikan sesuai dengan bentuk


preparasi dengan stone bur dan diamond bur hingga mencapai
ketebalan 0.3mm untuk coping.
b. Coping metal yang telah rapi dilakukan penblasting dilakukan pada
incisivus satu kiri yang nanti nya akan dilakukan aplikasi porcelain.
Sedangkan wings nya ditutup dengan tissue agar tidak terkena
penblasting.

29
3.7.15 Ultrasonic Cleaner

Coping metal dibersihkan dengan menggunakan ultrasonic cleaner.


3.7.16 Aplikasi Porcelain

Aplikasi Porcelain dilakukan untuk menghasilkan anatomi gigi yang


baik dengan menggunakan bahan-bahan porcelain yang sesuai sehingga
diperoleh hasil yang diinginkan. Tahapan aplikasi yang akan dilakukan
adalah :
3.7.16.1 Aplikasi Opaque

a. Pasta opaque diaplikasikan selapis tipis ke seluruh permukaan coping


metal kecuali bagian collar dengan menggunakan kuas pipih berukuran
4. Dilakukan pembakaran di dalam oven porcelain furnace d-sign
programmat 300.
b. Lapisan opaque pertama diaplikasikan untuk menutup bagian logam.
Pengulasan secara merata di seluruh permukaan coping metal kecuali
bagian wings dan collar, kemudian dilakukan pembakaran.
c. Lapisan opaque kedua diaplikasikan untuk menutup warna logam yang
masih membayang. Diulaskan secara merata di seluruh permukaan
coping metal dan pontic kecuali bagian wings dan collar. Sebelum
dilakukan pembakaran lapisan opaque kedua, pada seluruh permukaan
pontic dan coping ditaburkan bubuk deep dentin. Setelah deep dentin
diaplikasikan secara merata, kemudian dilakukan pembakaran lagi.
3.7.16.2 Aplikasi Porcelain

a. Powder dentin dicampur dengan liquid. Dentin diaplikasikan di atas


opaque, kemudian dilakukan kondensasi dengan getaran ringan agar
kelebihan air dapat diserap oleh tissue sehingga menjadi padat.
Porcelain akan dibentuk sesuai dengan anatomi gigi serta
memperhatikan lengkung rahang dan oklusi.
Setelah itu bagian 1/3 incisal dipotong guna memberikan ruang untuk
pengaplikasian lapisan enamel.
b. Powder enamel dicampur dengan liquid, lalu diaplikasikan di atas

30
lapisan dentin pada 1/3 incisal. Aplikasi enamel dilakukan pada bagian
buccal, palatal dan cingulum. Bagian tepi porcelain akan dilebihkan
1mm untuk mengantisipasi penyusutan.
c. Powder translucent dicampur dengan liquid, lalu diaplikasikan pada
permukaan oklusal dan incisal.
d. Porcelain yang sudah di build up kemudian dilakukan pembakaran
dengan oven porcelain furnace d-sign programmat 300.

3.7.16.3 Carving dan Correcting

Carving dan Correcting dimaksudkan untuk menyempurnakan anatomi


yang kurang sempurna, dengan cara :
a. Gigi yang telah dilakukan pembakaran diletakkan kembali ke model
kerja dan dilakukan pengurangan terhadap bagian yang berlebih.
b. Porcelain dibentuk menggunakan diamond bur dan stone hijau sesuai
dengan bentuk anatomi serta oklusinya.
c. Articulating paper digunakan untuk menandai bagian-bagian yang
berlebih.

d. Lipstik digunakan untuk memasukkan pontic ke model, apabila pontic


terkena tanda warna merah maka itu yang akan dikurangi atau di
grinding.
d. Permukaan mesial dan distal dibentuk sampai porcelain dapat masuk ke
dalam model kerja.
e. Correcting hanya dilakukan pada bagian yang dilakukan penambahan
untuk menghindari pencampuran warna.
f. Penambahan dilakukan di luar model kerja dengan bantuan arteri clamp
dan selalu dilakukan kondensasi, setelah sempurna dilakukan
pembakaran di dalam oven furnice dengan temperatur 8700C pada
program 13.

31
3.7.16.4 Aplikasi Staining dan Glazing

. Pada staining diaplikasikan untuk memberikan karakteristik


individual, lalu dilakukan pembakaran. Pengaplikasian Glaze pada
dilakukan pada seluruh permukaan porcelain secara merata, kemudian
dilakukan pembakaran.

3.7.17 Polishing Collar dan Metal Wings


Pemolesan metal pada bagian collar dengan menggunakan rubber
wheel, sikat hitam dan compound. Metal wings dipoles ulang dengan
menggunakan rubber wheel, sikat hitam dan compound untuk
mendapatkan hasil yang halus dan mengkilap. Pada saat pemolesan
wings, sebaiknya bagian gigi porcelain ditutup dengan tissue yang
diberi sedikit air guna untuk menghindari bahan porcelain pecah
karena terkena panas dari metal wings.

3.7.18 Insersi ke Model Kerja

Gigi tiruan jembatan Porcelain fused to metal modifikasi wings


diinsersikan kembali ke model kerja.

32

Anda mungkin juga menyukai