Peran Apoteker Di Rs
Peran Apoteker Di Rs
Peran Apoteker Di Rs
peran dalam pelayanan farmasi klinik. PMK Nomor 377 Tahun 2009 tentang
pada unit pelayanan kesehatan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang. Hal ini dapat dipertegas dalam PMK Nomor 36 Tahun 2016 yang
menyatakan bahwa Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
rawat jalan.
a. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan pasien
b. Nama, nomor ijin, alamat, dan paraf dokter
c. Tanggal resep
d. Ruangan/unit asal resep
error).
obat
b. Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh
diperlukan
c. Mendokumentasikan adanya alergi dan (ROTD)
d. Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat
e. Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan
obat
f. Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan
g. Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang
digunakan
h. Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat
i. Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat
j. Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu
sepengetahuan dokter
l. Mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan pengobatan
Kegiatan:
a. Nama obat (termasuk obat non resep), dosis, bentuk sediaan, frekuensi
tersisa).
3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu
rumah sakit ke rumah sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien
yang keluar dari rumah sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
instruksi dokter
c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi
dokter
a. Pengumpulan data
digunakan pasien, meliputi nama obat, dosis, frekuensi, rute, obat mulai
efek samping obat yang pernah terjadi. Khusus untuk data alergi dan efek
reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan tingkat keparahan.
Data riwayat penggunaan obat didapatkan dari pasien, keluarga
pasien, daftar obat pasien, obat yang ada pada pasien, dan rekam medik.
Data obat yang dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan
sebelumnya.
Semua obat yang digunakan oleh pasien baik resep maupun obat
b. Komparasi
Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada obat yang hilang, berbeda,
(intentional) oleh dokter pada saat penulisan resep maupun tidak disengaja
menuliskan resep.
c. Konfirmasi
tidak disengaja
2) mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau
pengganti
rekonsilliasi obat.
d. Komunikasi
teknis mengenai rekonsiliasi obat akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal.
tidak bias, terkini, dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak
kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;
e. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
5. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran
Apoteker.
hal terapi;
pengobatan pasien.
pasien; dan
f. Dokumentasi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling Obat:
a. Kriteria Pasien:
1) Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi
(digoksin, phenytoin);
5) Pasien yang menggunakan banyak Obat (polifarmasi); dan 6)
Petunjuk teknis mengenai konseling akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal
6. visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
masalah terkait Obat, memantau terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak
Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar Rumah
Sakit baik atas permintaan pasien maupun sesuai dengan program Rumah
Pharmacy Care).
Sebelum melakukan kegiatan visite Apoteker harus mempersiapkan diri
Direktur Jenderal
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan
Tahapan PTO:
d. Pemantauan; dan
e. Tindak lanjut.
terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah reaksi Obat
MESO bertujuan:
dan
dikehendaki.
(ESO);
b. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai risiko
rawat; dan
Petunjuk teknis mengenai monitoring efek samping Obat akan diatur lebih
dan kuantitatif.
a. Indikator peresepan
b. Indikator pelayanan
c. Indikator fasilitas.
dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
dibutuhkan;
Kegiatan:
1) Ruangan khusus;
3) HEPA Filter.
oleh tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan
3) Ruangan khusus;
secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh
dan melakukan harus sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung
pengobatan;
3) HEPA filter;
dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan
PKOD bertujuan:
daftar pustaka :