Teks Diksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RINGKASAN BAHASA INDONESIA

NAMA : DANU MANGIPPU PASARIBU


KELAS : A 2019 2
NIM : 1911113498

A. Diksi
Diksi merupakan penggunaaan kata-kata tertentu yang sengaja
dipilih dan digunakan oleh penulis. Diksi dapat pula diartikan sebagai
pemilihan kata untuk mencapai suatu gagasan, membentuk,
mengelompokkan kata yang tepat, menggunakan ungkapan-ungkapan yang
sesuai, dari gaya bahasa yang paling baik dalam suatu situasi.

diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut:
a. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
b. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara
tepat nuansa nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa pembaca.
c. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan
kata kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.

KATA RETORIKAL
1. Kata-kata harus jelas
Kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan arti ganda
(ambigues), tetap dapat mengungkapkan gagasan secara cermat. Untuk
mencapai kejelasan seperti itu, hal-hal berikut harus diperhatikan:
a. Gunakan istilah yang spesifik (tertentu)
Ada kata-kata yang terlalu umum artinya sehingga mengundang
tafsiran bermacam-macam. Ada pula kata-kata yang artinya sudah
tertentu. “ia mengajar bahasa inggris” lebih spesifik dari pada “ia
mendidik saya”. Pernyataan “uang ini dapat diambil secara teratur”,
lebih baik diganti dengan “uang ini dapat diambil sekali sebulan”.
Tetapi “sekali sebulan” lebih tepat lagi diganti dengan “setiap
tanggal 1 tiap bulan”.
b. Gunakan kata-kata yang sederhana
Berpidato adalah berkomunikasi dan bukan unjuk gigi. Karena nilai
komunikasinya, kata-kata yang diucapkan harus dapat dipahami

1
dengan cepat. “Konsep-konsep kaum politisi yang sarat dengan
fantasi dan delusi” adalah kalimat yang sulit dicerna.
c. Berhemat dalam penggunaan kata-kata
Seringkali kalimat yang panjang menjadi jelas setelah kata-kata
yang berlebihan dibuang. “adalah suatu keharusan bagi seorang guru
untuk menaruh perhatian yang tinggi kepada siswa-siswanya”.
Kalimat ini menjadi jelas setelah diganti seperti ini: “Guru harus
memperhatikan sekali siswa-siswanya”. Termasuk penghematan kata
adalah menghindari gejala kerancuan (kontaminasi).

2. Kata-kata harus menarik.


Selain harus jelas dan pantas (clean and appropriate), kata-kata
juga harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan merebut pehatian.
a. Memilih kata-kata yang langsung menyentuh diri khalayak
Bahasa lisan sebaiknya bergaya percakapan, langsung dan
komunikatif. Kata-katanya menyangkut pengalaman dan menyentuh
kepentingan mereka. Dengan penduduk desa, menggunakan kata-
kata yang digunakan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menggunakan bahasa yang figurative
Bahasa figuratif ialah bahasa yang dibentuk begitu rupa sehingga
menimbulkan kesan yang indah. Oleh karena itu biasanya digunakan
gaya bahasa (figure of speech).

MAKNA LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL

Makna leksikal adalah makna kata berdasarkan yang sebenarnya. Oleh


karena itu, makna leksikal bisa kita lihat di dalam sebuah kamus. Apa yang ada di
kamus itulah makna leksikal dari sebuah kata. Secara garis besar makna leksikal
bisa kita telusuri juga dari asosiasi dari kata tersebut, misalnya dari segi
sinonim, homonim, antonim, polisemi, kolokasi, metafora, idiom, meronimi, dan
sebagainya. Dengan demikian, makna leksikal juga termasuk dalam hal ini makna
denotasi dan makna konotasi. Sebagai contoh:

1. (1)Andi membanting tulang ayam.


2. (2)Andi membanting tulang agar bisa memiliki mobil.

Kalimat (1) adalah makna denotatif dalam hal ini 'membanting tulang' ayam
secara fisik, tetapi pada kalimat (2) membanting tulang tersebut adalah makna
konotatif karena 'membanting tulang' di sini artinya adalah bekerja keras.
'Membanting tulang' tersebut merupakan sebuah idiom. Dalam hal ini, meskipun
maknanya berbeda jauh, tetapi masih ada asosiasi antara makna denotatif dan

2
makna konotatif tersebut, misalnya membanting tulang memerlukan energi keras
untuk melakukannya, sehingga dalam konteks yang lain, 'membanting tulang'
disamakan dengan 'bekerja keras'

Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh karena adanya proses
gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, atau perubahan bentuk kata
(misalnya play menjadi playing, plays, atau played). Makna gramatikal umumnya
diperoleh melalui proses infleksional dan derivasional. Sahabat bisa membaca
artikel mengenai infleksional dan derivasional di sini. Dalam makna gramatikal,
makna intinya tidaklah berubah. Dengan kata lain, makna gramatikal umumnya
tidak jauh dari makna leksikal sebuah kata. Perhatikan contohnya di bawah ini:

Buku ini berwarna hijau.

Buku-buku ini berwarna hijau.

'Buku-buku' mengalami makna gramatikal karena terjadi reduplikasi. Makna


leksikalnya tetaplah sebuah buku, tetapi bedanya adalah buku-buku berarti
banyak buku, sedangkan pada kalimat (1) buku hanya berjumlah tunggal. Dengan
demikian, pada bahasa Indonesia reduplikasi pada kata akan menghasilkan kata
benda jamak. Kita bandingkan dengan bahasa Inggris:

the book is green.

the books are green.

Perhatikan contoh di atas. book pada kalimat (1) adalah tunggal, sedangkan pada
kalimat (2) adalah jamak. Di sini penanda kata jamak adalah akhiran -s.

B. Teks Akademik dan Non Akademik

TEKS AKADEMIK
1. Menulusuri dan menganalisis model teks akademik.
Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan
teks nonakademik. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri
tertentu (Depdikbud, 1993: 2) .
Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam
kehidupan akademik. Dalam setiap langkah akademik karya tulis ilmiah selalu
hadir dan menjadi tugas insan akademik guna menunjukan derajat
keilmiahannya. Teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang
membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang benar. (Yunus dkk , 2014:16).
3
Sedangkan teks nonakademik adalah segala sesuatu diluar hal-hal yang
bersifat ilmiah dan tidak terpaku pada satu teori tertentu. Jadi teks
nonakademik merupakan karya yang penulisannya tidak didukung oleh fakta,
yang biasanya hanya berdasarkan fakta pribadi.
a. Mengidentifikasi teks akademik dan teks nonakademik.
Perbedaan teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara
memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Ciri-ciri teks akademik
antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis. (Lihat misalnya Sudaryanto,
1996, sMoelion, tanpa tahun; Moliono, 2004). Akan tetapi, selama ini pula
belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan
penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana,
padat, objektif, dan logis itu. (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut
biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori
tertentu.
Sebagai kata-kata sehari-hari, sederhana, padat, objektif, dan logis
memang mudah dipahami. Seperti terdaftar didalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, secara denotatif, sederhana berarti “bersahaja, tidak berlebih-
lebihan, atau tidak banyak seluk-beluknya”; Padat berarti “sangat penuh
hingga tidak berongga, padu, atau mampat”; objektif berarti “mengenai
keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan
pribadi”; dan logis berarti “sesuai dengan logika, benar menurut penalaran,
atau masuk akal” (Pusat Bahasa, 3rd Ed.,2001:793,809,1008).
Ciri-ciri tersebut antara lain adalah bahwa teks akademik itu “lugas”,
“baku”, “bersifat taksonomik dan abstrak”, “banyak memanfaatkan metafora
gramatika”, “banyak memanfaatkan proses relasional”, “banyak
memanfaatkan pengacuan esfora”, serta “faktual dalam hal gendre”
(Wiranto, 2012).
Pengeksplorasian ciri-ciri keilmiahan pada teks akademik menjadi penting
karena teks akademik merupakan dimensi tersendiri apabila dibandingkan
dengan jenis-jenis teks yang lain (Bazerman, 1998: 15-27) dan teks akademik
cenderung membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk memahamkan isinya
kepada target pembaca (Martin dan Veel, Eds., 1998:31). Secara umum teks
akademik ditandai oleh sifat-sifat baku, logis, lugas, dan objektif.
2. Menganalisis Pentingnya Teks Akademik.
Teks akademik atau karya ilmiah dapat diartikan suatu tulisan yang
penyajiannya sesuai dengan keilmuan dan didasari oleh hasil pengamatn,
peninjauan, pengamatan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistemika bahasa yang baik dan benar.
Jenis-jenis teks akademik yang sering dijumpai antara lain buku, ulasan
buku, proposal penelitian, proposal kegiatan, laporan penelitian, laporan
kegiatan, dan artikel ilmiah. Apabila dimasukan kedalam konsep konsep gendre,

4
jenis-jenis teks tersebut masuk kedalam gendre makro. Di dalam masing-
masing gendre makro itu, terkandung campuran dari beberapa gendre mikro
seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Gendre
makro adalah gendre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara
keseluruhan, dan gendre mikro adalah subgendre-subgendre yang lebih kecil
yang ada di dalamnya dan dipayungi oleh gendre-gendre makro.
a. Tujuan dan fungsi karya tulis ilmiah.
Penulisan karya tulis ilmiah memiliki beberapa tujuan dan fungsi. Tujuan
penulisan karya ilmiah dapat diperinci sebagai berikut.
1. Karya ilmiah disusun dengan tujuan untuk memecahkan masalah
tertentu.
2. Karya ilmiah disusun untuk mencapai tujuan khususnya tertentu.
3. Karya ilmiah disusun dengan tujuan menambah pengetahuan, ilmu, dan
konsep pengetahuan tentang satu pokok masalah tertentu.
4. Karya ilmiah disusun dengan tujuan untuk membina kemampuan menulis
ilmiah bagi penulisnya.
5. Karya ilmiah disusun dengan tujuan membina kemampuan berpikir ilmiah
bagi penulisnya.
Disamping tujuan diatas, karya ilmiah memiliki beberapa fungsi sebagai
berikut tersebut.
1. Fungsi pendidikan, karya tulis ilmiah berfungsi untuk memberikan
pengalaman yang berharga bagi penulisnya sehingga ia mampu menulis,
berpikir, dan mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah.
2. Fungsi penelitian, karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana bagi
penulisnya guna menerapkan prosedur ilmiah dan mempraktikan dalam
usaha mengembangkan ilmu pengetahuan
3. Fungsi fungsional, karya tulis ilmiah dapat berfungsi sebagai alat ilmu
pengetahuan, tambahan bahan fustaka, dan kepentingan praktis
dilapangan dalam satu disiplin ilmu tertentu.
Berdasarkan tujuan dan fungsi penulisan karya tulis ilmiah diatas, jelaslah bahwa
karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun
bagi dunia luas.

TEKS NON AKADEMIK


Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan
teks nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik
ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, Anda harus
menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, Anda
akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan
akademik Anda. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, Anda
harus membaca dan mencipta teks akademik.

5
Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan
secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang
teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik
mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis (Lihat
misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi,
selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk
memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian
sederhana, padat, objektif, dan logis itu (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri
tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau
teori tertentu. Anda, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal
itu secara akademik berdasarkan argumen yang kuat. Pengeksplorasian ciri-ciri
keilmiahan pada teks akademik menjadi penting karena teks akademik merupakan
dimensi tersendiri apabila dibandingkan dengan jenis-jenis teks yang lain
(Bazerman, 1998:15-27), dan teks akademik cenderung membutuhkan pendekatan
yang berbeda untuk memahamkan isinya kepada target pembaca (Martin & Veel,
Eds., 1998:31).
Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap. Kalimat minor
berkekurangan salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator.
Akibatnya, kalimat tersebut dapat dianalisis dari sudut pandang
leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut jenis dan fungsinya.
Keberadaan kalimat minor pada teks akademik tidak saja menyebabkan tidak
dapat diidentifikasinya unsur-unsur leksikogramatika secara ideasional dan
interpersonal, tetapi juga menyebabkan terhentinya arus informasi secara
tekstual. Secara ideasional, karena transitivitas pada kalimat minor tidak dapat
dikenali, makna yang bersifat eksperiensial yang melibatkan partisipan, proses,
dan sirkumstansi pada kalimat tersebut tidak dapat diungkapkan. Selain itu,
karena hubungan interdependensi pada kalimat minor tidak dapat diidentifikasi,
makna logikosemantik pada kalimat tersebut juga tidak dapat diungkapkan. Dari
sini, dapat digarisbawahi bahwa secara ideasional derajat keilmiahan teks
akademik yang mengandung kalimat minor berkurang. Secara interpersonal,
karena kalimat minor tidak dapat digolongkan ke dalam kalimat indikatif-
dekalaratif/interogatif atau imperatif, kalimat tersebut tidak mengungkapkan
fungsinya sebagai proposisi-memberi atau proposal-meminta. Padahal, informasi
pada teks akademik perlu disampaikan melalui penggunaan kalimat
indikatifdeklaratif yang mengemban fungsi sebagai proposisi-memberi. Dari sini,
dapat digarisbawahi bahwa secara interpersonal teks akademik yang mengandung
kalimat minor tampak sebagai teks lisan, dan karenanya, menunjukkan ciri
nonakademik.
C. Teks Akademik dalam Berbagai Genre Makro

6
Sebagai pemahaman awal, pada subbab ini, anda diajak untuk mengidentifikasi
genre mikro yang terdapat didalam masing-masing genre makro tersebut melalui
contoh-contoh yang dicuplikkan dari genre-genre makro. Pada subbab ini, anda
hanya diajak untuk mencermati contoh-contoh cuplikan dari masing-masing genre
itu dengan mengenali struktur teksnya dan genre-genre mikro yang terkandung
didalamnya.

1) Ulasan buku Buku dapat dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku
referensi. Ulasan buku yang juga sering disebut timbang bbuku adalah
tuilsan yang berisi tentang kritik terhadap buku yang dimaksud.
2) Proposal Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan kegiata.
Proposal dapat berupa proposal penelitian atau proposal kegiatan.
3) Laporal Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan
laporan kegiatan.
4) Artikel ilmiah Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel
penelitian dan artikel konseptual.

Anda mungkin juga menyukai