Praktikum mengamati agroekosistem tanaman belimbing di Agrotechnopark Universitas Jember. Terdapat interaksi antara komponen biotik seperti tanaman, serangga, dan komponen abiotik seperti tanah, cuaca. Terjadi hubungan antara populasi seperti kompetisi, parasitisme, komensalisme, dan mutualisme yang mempengaruhi agroekosistem tanaman belimbing.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
96 tayangan5 halaman
Praktikum mengamati agroekosistem tanaman belimbing di Agrotechnopark Universitas Jember. Terdapat interaksi antara komponen biotik seperti tanaman, serangga, dan komponen abiotik seperti tanah, cuaca. Terjadi hubungan antara populasi seperti kompetisi, parasitisme, komensalisme, dan mutualisme yang mempengaruhi agroekosistem tanaman belimbing.
Praktikum mengamati agroekosistem tanaman belimbing di Agrotechnopark Universitas Jember. Terdapat interaksi antara komponen biotik seperti tanaman, serangga, dan komponen abiotik seperti tanah, cuaca. Terjadi hubungan antara populasi seperti kompetisi, parasitisme, komensalisme, dan mutualisme yang mempengaruhi agroekosistem tanaman belimbing.
Praktikum mengamati agroekosistem tanaman belimbing di Agrotechnopark Universitas Jember. Terdapat interaksi antara komponen biotik seperti tanaman, serangga, dan komponen abiotik seperti tanah, cuaca. Terjadi hubungan antara populasi seperti kompetisi, parasitisme, komensalisme, dan mutualisme yang mempengaruhi agroekosistem tanaman belimbing.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
BAB 4.
PEMBAHASAN
Praktikum yang kami lakukan adalah ialah pengamatan disuatu lahan di
Agrotechnopark Universitas Jember yaitu tanaman Belimbing (Averrhoa carambola) sebagai tanaman pokok untuk diamati keadaan agroekosistem dan melakukan analisis agroekosistemnya. Tanaman, lingkungan dan manusia dapat mempengaruhi agroekosistem. Lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang terdapat di sekeliling makhluk hidup, kecuali makhluk hidup itu sendiri. Terdapat dua macam faktor, yaitu biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah makhuk hidup disekitar dan didalam mahkhuk hidup. Komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, cendawan, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata, dan vertebrata serta manusia. Setiap komponen biotik memiliki cara hidup sendiri yang akan menentukan interaksi dengan komponen biotik lainnya dan komponen abiotik. Berdasarkan fungsinya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi : 1. Produsen (berklorofil=autotrof) Produsen adalah makhluk hidup yang menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Makhluk hidup yang tergolong produsen, meliputi makhluk hidup yang dapat melakukan fotosintesis (tumbuhan, bakteri fotosintesis, ganggang hijau, ganggang hijau- biru). 2. Konsumen (heterotrof) Konsumen (makhluk hidup heterotrof) adalah makhluk hidup yang tidak mampu menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, makhluk hidup ini bergantung pada makhluk hidup lain. Hewan dan manusia tergolong sebagai konsumen. - Konsumen primer (hewan herbivora) - Konsumen sekunder (hewan yang makan hewan herbivora) - Konsumen tersier (hewan karnivora) 3. Pengurai Dekomposer atau detritivora (pengurai) merupakan makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup mati untuk memperoleh makanan. Makhluk hidup sebagai dekomposer bakteri, cacing dan serangga tanah. Komponen biotik yang diamati diantaranya tanaman Belimbing (Averrhoa carambola) sebagai tanaman pokoknya, tanaman lain dan serangga. Tanaman lain yaitu gulma daun lebar (Tradescantia fluminensis), gulma teki (Cyperus rotundus), lamuran daun sempit (Eulalia amaura). Serangga yang ada disekitar tanaman belimbing berupa lalat buah (Tephritidae), semut hitam (Dolichoderus thoracicus), laba-laba (Araneus diadematus), kumbang koksi/kepik (Cocinela transversalis), semut merah (Solenopsis), belalang (Valanga nigricornis) dan lebah (Apis dorsata). Berdasarkan komponen biotik yang ada disekitar tanaman belimbing terdapat proses rantai makanan. Rantai makanan yang terjadi pada tanaman belimbing yaitu : a. Rumput teki – belalang – laba-laba b. Buah belimbing – lalat buah – laba-laba c. Daun belimbing – kumbang koksi – laba-laba Komponen abiotik meliputi benda-banda tak hidup diantaranya tanah, air, suhu, cahaya, kelembaban, udara, garam-garam mineral dan topografi. 1. Tanah Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur, dan kandungan garam mineral tertentu. Tanah yang subur sangat diperlukan oleh tanaman dan organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. Air Air terdiri dari molekul-molekul H2O yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air. 3. Suhu Suhu atau temperature adalah derajat energi panas. Sumber utama energi panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara, tanah, dan air. 4. Cahaya Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan organisme. Misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis. 5. Kelembapan Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab. 6. Udara Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%), dan gas-gas lain. Nitrogen diperlukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan makhluk hidup untuk bernapas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis. 7. Garam-garam Mineral Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium, dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. Tumbuhan mengambil garam-garam mineral (unsure hara) dari tanah dan air untuk proses fotosintesis. 8. Topografi Topografi artinya tinggi rendahnya permukaan bumi di suatu daerah. Topografi berkaitan dengan kelembapan, cahaya, suhu, serta keadaan tanah di suatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Topografi juga mempengaruhi penyebaran makhluk hidup. Sebagai contoh, keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan di derah datar. Komponen abiotik yang diamati antara lain tanah dan cuaca. Tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanaman belimbing yang diamati ditanam pada tanah yang berwarna coklat kehitaman. Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 mdpl. Cuaca di tempat tumbuh tanaman belimbing khususnya kota Jember yaitu antara 25ºC - 28ºC dengan curah hujan yang sedang. Hubungan komponen abiotik terhadap biotiknya khususnya tanaman belimbing sebagai tanaman pokok yang saling berkaitan. Kondisi yang lembab untuk pertanaman belimbing cukup baik dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lahan atau tanah yang sudah ada juga mendukung proses pertumbuhan pada tanaman belimbing. Tanaman belimbing dapat menghasilkan buah yang baik apabila tidak terserang oleh hama dan penyakit. Keseimbangan pada tanaman belimbing buah kebutuhan akan lingkungannya sudah terpenuhi seperti tersedianya unsur hara dari dalam tanah, tersedianya kebutuhan air dan pupuk. Interaksi antara populasi yang satu dengan yang lain dalam suatu areal tertentu membentuk komunitas. Contoh komunitas adalah komunitas daerah tropik yang di dalamnya terdapat berbagai populasi tumbuhan, reptilian dan mikroorganisme. Interaksi antarmakhluk hidup biasanya akan membentuk hubungan khusus yang berpengaruh secara nyata terhadap persebaran dan kepadatannya. Siklus energi yang terjadi pada tanaman belimbing yaitu sumber energi terbesar yang didapat tanaman belimbing yaitu cahaya sinar matahari. Cahaya matahari sangat diperlukan tanaman belimbing untuk proses fotosintesis untuk menghasilkan buah dan makanan. Cahaya matahari di serap oleh tanaman belimbing untuk proses berlangsungnya pertumbuhan tanaman belimbing. Berdasarkan pengamatan pada minggu pertama gulma dan serangga cukup banyak. Pada minggu kedua semua gulma mengalami peningkatan dan serangga sebagian mengalami peningkatan sebagian mengalami penurunan. Pada minggu ketiga gulma mengalami peningkatan dan serangga banyak yang mengalami penurunan. Pada minggu keempat gulma dan serangga mengalami penurunan karena pada saat itu cuaca sangat panas. Interaksi yang terjadi juga menimbulkan adanya siklus energi. Beberapa spesies dapat hidup berdampingan di dalam sebuah komunitas apabila mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam suatu relung ekologi. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang berlebihan. Apabila sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan antar spesies akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan atau kompetisi. Kompetisi adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Adapun kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain,adalah makanan, tempat berlindung, tempat bersarang dan sumber air. Semakin besar tumpang tindih relung ekologi, semakin sering terjadi kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa kompetisi intraspesifik dan interspesifik. Kompetisi intraspesifik yaitu kompetisi antar anggota satu spesies, contohnya jenis serangga (lalat buah dan kumbang koksi) yang memakan tanaman belimbing yang sama. Kompetisi interspesifik merupakan kompetisi antar anggota yang berbeda spesies. Sebuah hubungan yang dekat antara dua spesies makhluk hidup yang berbeda disebut simbiosis, yang berarti hidup bersama. Simbiosis dapat dibedakan menjadi parasitisme, komensalisme dan mutualisme. Simbiosis parasitisme merupakan bentuk interaksi antara dua jenis populasi dengan satu jenis memperoleh keuntungan sedangkan jenis lain menderita kerugian. Contohnya yaitu interaksi antara lalat buah dan tanaman belimbing karena lalat buah merusak bagian permukaan buah belimbing yang dapat menyebabkan pembusukan buah. Simbiosis komensalisme adalah bentuk interaksi yang menyebabkan satu individu jenis populasi mendapatkan keuntungan, sedangkan individu jenis yang lain tidak terpengaruh (tidak diuntungkan, maupun dirugikan). Contohnya yaitu interaksi laba-laba dan tanamana belimbing karena laba-laba hanya menumpang tempat hidup di ranting tanaman belimbing namun tidak menyebabkan kerugian. Simbiosis mutualisme adalah bentuk interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama mendapat keuntungan, disebut juga dengan simbiosis obligat. Contohnya yaitu interaksi antara lebah dan tanaman belimbing karena dapat membantu penyerbukan.