Jenis-Jenis Evaluasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Dannis Samuel S.

1506677162

Metode Penulisan
Makalah Evaluasi Sediaan Semisolid ini ditulis dengan metode penelusuran kepustakaan,
yaitu pencarian informasi-informasi yang dibutuhkan dari berbagai macam literatur,
seperti buku teks, jurnal, dan artikel.

1.Jenis, Parameter, dan Prosedur Evaluasi Sediaan Gel, Salep, dan Pasta
1.1 Evaluasi Ukuran Partikel

Tujuan : Uji ini dilakukan untuk mengetahui ukuran, distribusi, dan bentuk partikel
Parameter : ukuran partikel sekitar 60-200𝜇𝑚
Alat : Lasser Diffraction
Dynamic Light Scattering
Raman Mapping

1.2 Evaluasi Partikel Metal (sediaan ophthalmic)

Tujuan : Uji ini dilakukan untuk membatasi jumlah dan ukuran partikel logam yang
diperbolehkan dalam sediaan steril, sebagai contoh sediaan salep mata.
Parameter : Jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan tidak lebih dari
1 tube mengandung 8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenuhi, ulangi uji dengan penambahan
20 tube lagi. Persyaratan : Jumlah partikel logam yang berukuran 50 µm atau lebih besar pada
tiap dimensi dari 30 tube tidak lebih dari 150 partikel dan tidak lebih 3 tube masing-masing
mengandung 8 partikel.
Cara Kerja :
1. Siapkan 10 tube salep mata, masukkan masing-masing ke dalam cawan petri terpisah
ukuran 60 mm, alas datar, jernih dan bebas goresan.
2. Tutup cawan, panaskan pada suhu 65°C selama 2 jam, jika perlu naikkan suhu lebih
tinggi sampai salep meleleh sempurna.
3. Biarkan masing-masih lelehan salep mencapai suhu kamar dan membeku, dengan
tetap menjaga kemugkinan terjadinya gangguan terhadap masa yang meleleh.
4. Angkat tutup, balikkkan cawan petri sehingga berada di bawah mikroskop yang
sesuai untuk perbesaran 30 kali yang dilengkapi dengan mikrometer pengukur dan
dikalibrasi pada perbesaran yang digunakan
5. Selain sumber cahaya biasa, arahkan illuminator dari atas salep dengan sudut 45°
6. Amati partikel logam pada seluruh dasar cawan petri

1.3 Kandungan Minimum (Minimum Fill)

Evaluasi kandungan minimum (minimum fill) dilakukan dengan tujuan untuk


menentukan berat bersih atau volume dari isi pada wadah yang digunakan. Evaluasi kandungan
minimum dilakukan dengan cara berikut.
1. Ambil 10 wadah berisi sediaan sebagai sampel. Label yang ada pada wadah dicabut,
sehingga tidak mempengaruhi perhitungan berat wadah.
2. Bagian luar wadah dibersihkan dan dikeringkan.
3. Wadah berisi sediaan ditimbang satu per satu.
4. Isi sediaan dari tiap wadah dikeluarkan dan dibersihkan sehingga tidak ada sediaan
yang tertinggal.
5. Wadah yang telah dibersihkan tadi dikeringkan dan kemudian wadah kosong tersebut
ditimbang.
6. Berat bersih sediaan tersebut merupakan selisih dari berat wadah sebelum dan sesudah
dikosongkan.

Evaluasi tersebut dilakukan dengan memenuhi beberapa parameter. Pertama, dilakukan


perhitungan berat bersih rata-rata dari 10 wadah. Berat bersih rata-rata tidak boleh kurang dari
berat bersih yang tertera pada label. Selain itu, dilakukan juga pengamatan pada tiap wadah.
Pada wadah dengan isi sediaan ≤ 60 gr (60 mL), berat bersih tidak kurang dari 90% berat pada
label. Sementara, pada wadah denga nisi sediaan > 60 gr (60 mL), berat bersih tidak kurang
dari 95% berat pada label, dan tidak lebih dari 150 gr atau 150 mL.
Bila evaluasi tersebut tidak memenuhi parameter yang telah ditetapkan, dilakukan
evaluasi ulang dengan menambahkan 20 wadah, sehingga total wadah yang dievaluasi ada 30
wadah. Evaluasi ulang dilakukan dengan menentukan rata-rata berat bersih dari 30 wadah,
dengan hasil berat bersih tidak kurang dari yang tertera pada label. Kemudian, dilakukan
evaluasi untuk tiap wadah, dengan syarat untuk wadah dengan isi sediaan ≤ 60 gr (60 mL),
tidak lebih dari satu wadah dengan berat bersih kurang dari 90% berat pada label. Kemudian,
untuk wadah dengan isi sediaan > 60 gr (60 mL), tidak lebih dari satu wadah dengan berat
bersih kurang dari 95% berat pada label, dan tidak lebih dari 150 gr atau 150 mL.

1.4 Partikel Metal (Metal Particles)

Evaluasi partikel metal dilakukan pada sediaan ophthalmic, seperti salep mata. Tujuan
dari evaluasi ini adalah untuk membatasi jumlah dan ukuran partikel metal pada salep mata
ke jumlah yang dapat diterima. Evaluasi metal partikel dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
1. Mengeluarkan isi dari 10 wadah ke 10 cawan petri (60 mm) terpisah.
2. Menutup cawan dan memanaskannya pada suhu 85°C selama 2 jam.
3. Menaikkan suhu sedikit demi sedikit agar sediaan berubah menjadi wujud cair.
4. Sediaan dibiarkan dingin dan mengeras pada suhu kamar.
5. Tutup cawan petri dibuka, dilakukan pengamatan di bawah perbesaran 30 kali,
meletakkan cahaya dengan angle 45° di atas cawan.
6. Memeriksa bagian bawah cawan petri untuk melihat partikel logam.
7. Menghitung jumlah partikel logam dengan ukuran ≥ 50µm.
8. Evaluasi metal partikel dapat diterima jika telah memenuhi syarat berikut.
9. Jumlah partikel dengan ukuran ≥ 50µm dalam 10 cawan tidak lebih dari 50.
10. Tidak lebih dari 1 tube mengandung lebih dari 8 partikel logam (≥ 50µm).
11. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka dilakukan evaluasi ulang dengan
menambahkan 20 tube untuk dievaluasi. Sehingga, jumlah tube yang dievaluasi
adalah sebanyak 30 tube. Kemudian, evaluasi ulang tersebut harus memenuhi
persyaratan berikut.
12. Jumlah partikel dengan ukuran ≥ 50µm dalam 30 cawan tidak lebih dari 150.
13. Tidak lebih dari 3 tube mengandung lebih dari 8 partikel logam (≥ 50µm).

1.5 Penetapan Ph

pH kulit berada pada rentang 4.0-7.0. Oleh karena itu sediaan semisolid harus berada pada
rentang tersebut.
Alat yang digunakan adalah indikator universal atau pH meter
Parameter : Jika sediaan terlalu asam, dapat menyebabkan kulit memerah sedangkan jika
terlalu basa dapat menyebabkan kulit kering dan iritasi serta lebih rentan terhadap jerawat.

1.6 Uji Viskositas

Viskositas () adalah ukuran tahanan suatu cairan untuk mengalir. Makin besar tahanan suatu
cairan untuk menglir maka makin besar viskositasnya, berarti cairan tersebut makin tidak
mudah mengalir.
Alat yang digunakan : Viskometer Brookfield
Cara Kerja
1. Beaker glass 500 ml diisi dengan suspensi. Spindel dipasang pada gantungan spindel
(putar ke kiri). Digunakan mulai dari spindel 1. Spindel diturunkan sedemikian rupa
sehingga batas pada spindel tercelup ke dalam suspensi.
2. Viskometer disambung dengan stop kontak, lalu motor dinyalakan dengan menekan
tombol dan biarkan spindel berputar hingga pembacaan stabil.
3. Angka yang ditunjukkan oleh jarum merah dicatat pada skala dengan bantuan menekan
“clutch” jika dilakukan pada kecepatan tinggi serta mematikan motor.
4. Data yang diambil adalah data dari spindle yang dapat terbaca pada alat, pada
percobaan kali ini data terbaca pada spindel 1.
5. Untuk menghitung viskositas, angka pembacaan dikaitkan dengan faktor koreksi yang
sesuai dengan viskometer/spindle/speed yang digunakan (dilihat dalam tabel).
6. Dengan mengubah-ubah rpm akan didapat viskositas pada berbagai rpm, mulai dari
rpm 2; 4; 10; 20 kemudian dibalik dari 20; 10; 4; 2.

1.7 Uji Batas Mikroba

Tujuan : untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob viabel dalam semua jenis perbekalan
farmasi, dan untuk menyatakan perbekalan farmasi tersebut bebas dari mikroba tertentu.
Alat dan Bahan :
Media agar (Nutrient Agar, Plate Count Agar/PCA),
Media agar selektif (Potato Dextrose Agar, Mannitol Salt Agar,
EMB Agar, Sabouraud Dextrose Agar),
Larutan NaCl fisiologis,
Buffer fosfat pH 6-8
Pepton Dilution Fluid (PDF).
Cara Kerja :
1. Timbang 1 gram bahan, larutkan dalam larutan buffer fosfat pH 6-8 atau Pepton
Dilution Fluid (PDF) sampai 10 ml
2. Siapkan 3 tabung reaksi yang diisi dengan 9 ml NaCl fisiologis
3. Pipet 1 ml bahan yang telah dihomogenkan ke dalam tabung 1
4. Pipet 1 ml bahan dari tabung 1 ke tabung II, homogenkan
5. Pipet 1 ml bahan dari tabung II ke tabung III, homogenkan. (pengenceran yang
diperoleh 1:100; 1:1000; 1:10.000
6. Dari masing-masing pengenceran diambil 1 ml, masukkan ke cawan petri
7. Tuangkan Nutrien Agar cair (suhu 45-55oC) sebanyak 15-20 ml. Goyangkan sampai
rata dan biarkan membeku.
8. Eramkan dalam inkubator temperatur 37oC selama 18-24 jam.
9. Hitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh.

Perhitungan :
Angka kuman Total = Jumlah rata-rata koloni x kebalikan pengenceran

Pengenceran Jumlah Koloni Bakteri


Cawan Petri I Cawan Petri II Rata-Rata
1:10 4552 4608 4580
1:100 698 833 765
1:1000 547 704 625

Tabel: Uji Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus


-Pseudomonas aeruginosa

Koloni bulat halus membentuk pigmen kehijauan yang larut dalam air dan berdifusi pada
media perbenihan
Dalam media cetrimide, warna media berubah menjadi hijau.
- Staphylococcus aureus

Membentuk pigmen kuning keemasan


Pada media Mannitol Salt Agar warna media berubah menjadi kuning
Langkah Kerja Uji Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa :
1. Tambahkan media FSCD ke dalam suspensi sampel uji hingga 100 ml, campur dan
inkubasikan. Amati pertumbuhan mikroba pada media.
2. Jika terdapat pertumbuhan mikroba, inokulasikan biakan bakteri pada permukaan
lempeng media VJA (atau media BPA atau media MSA) dan media CETA.
3. Tutup, balikkan cawan, inkubasi.
4. Amati pertumbuhan mikroba yang terjadi.
5. Jika setelah pengamatan tidak ada satupun mikroba yang tumbuh, maka sampel uji
memenuhi persyaratan bebas bakteri staphylococcus aureus dan pseudomonas aureus.

1.9 Uji Sterilitas

Uji sterilitas adalah suatu pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
adanya mikroorganisme yang hidup atau memiliki daya hidup dalam suatu sediaan yang sudah
disterilkan. Prinsip uji sterilitas ini adalah menginokulasikan atau membiakkan
mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan uji dalam media perbenihan yang sesuai. Media
yang digunakan dalam uji ini adalah media tioglikat cair dan soybean-casein digest medium.
Untuk beberapa jenis sediaan, biasanya dilakukan pembilasan membran filter setelah
penyaringan sediaan. Larutan pembilas yang digunakan untuk membilas membran filter dibagi
menjadi 3 jenis, diantaranya :
Larutan A : larutan pepton 0,1%. Biasanya digunakan untuk larutan air
Larutan D : larutan pepton 0,1% dan tween 80 0,1% . larutan ini digunakan untuk larutan yang
mengandung lemak/minyak.
Larutan K : larutan pepton 0,5%, ekstrak daging sapi 0,3%, dan polisorbat 80 0,1%. Larutan
ini digunakan untuk larutan selain lemak/minyak, seperti petrolatum.
Sebelum dilakukan pengujian sterilitas, perlu dilakukan uji fertilitias media. Uji
fertilitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam uji sterilitas
layak untuk digunakan.

Pengujian Secara Langsung


Pengujian ini dilakukan dengan cara menginokulasikan secara langsung sediaan yang
akan diuji ke dalam media perbenihan yang sesuai secara aseptis. Sediaan yang disterilisasi
dengan cara ini diantaranya :
-Sediaan yang bervolume kurang dari 10 ml
-Sediaan yang tidak mengandung antibiotik atau antimikroba. Apabila sediaan tersebut
mengandung antimikroba, antimikroba tersebut harus diinaktivasi terlebih dahulu dengan
larutan inaktivator.
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok dimana masing-masing terdiri dari 10 wadah. Dari
kesepuluh wadah tersebut, diambil dan ditimbang masing-masing sebanyak 100 mg sampel uji.
Kemudian dimasukkan ke dalam 100 ml larutan pendispersi dan kocok homogen. Larutan
pendispersi disesuaikan dengan sampel dan tidak bersifat antimikroba. Sebanyak 10 ml
suspensi sampel uji dimasukkan kedalam 80 ml media trypticase soy broth dan 80 ml fluid
thioglycollate medium, kemudian homogenkan dengan hati-hati. Inkubasi selama 14 hari pada
suhu 35OC untuk fluid thioglycollate medium dan pada suhu 25OC untuk trypticase soy broth.
Pengujian Menggunakan Membrane Filter
Pengujian ini dilakukan dengan cara menyaring larutan sediaan melalui suatu membran
yang sesuai, kemudian membran tersebut diletakkan pada media perbenihan yang sesuai secara
aseptis. Membran filter yang biasa digunakan adalah membran yang memiliki ukuran pori-pori
0, 45 µg dan garis tengah 47 mm. Kecepatan alir larutan 55-75 ml/menit pada tekanan 70
mmhg. Terdapat 3 jenis membran filter, yaitu membran hidrofilik, membran hidrofobik, dan
membran hidrofilik-hidrofobik. Sediaan yang disterilisasi dengan cara ini diantaranya :
-Sediaan yang bervolume besar seperti cairan infus
-Sediaan yang mengandung lemak/minyak
-Sediaan yang bervolume lebih dari 10 ml
-Sediaan yang mengandung antibiotik atau antimikroba
Siapkan wadah sebanyak 20 buah. Ambil dan timbang 100 mg sampel uji kemudian
larutkan dalam 100 ml larutan isopropil miristat yang telah disterilkan dengan penyaringan
menggunakan membran 0,22 µg, ph 6,5. Jika perlu, hangatkan pada suhu 45OC selama 15
menit, kemudian disaring melalui membran filter dengan bantuan pompa vakum. Setelah
penyeringan, membran dicuci 2 kali dengan menggunakan 200 ml larutan pembilas D,
kemudian dibilas sekali lagi dengan menggunakan larutan pembilas A.
Bila sediaan zat uji mengandung vaselin (petrolatum), cairan pembilas yang digunakan
adalah larutan pembilas k. Sebelum penyeringan, membran dibasahi terlebih dahulu dengan
200 ml larutan pembilas. Setelah penyaringan, membran dibilas 3 kali dengan 100 ml larutan
pembilas K.

Penafsiran Hasil Uji Sterilitas


Setelah akhir masa inkubasi, pertumbuhan mikroba diamati disetiap wadah.
Pertumbuhan mikroba ditandai dengan terjadinya kekeruhan atau pertumbuhan pada
permukaan media. Jika tidak terjadi pertumbuhan, sampel dinyatakan memenuhi syarat
sterilitas. Jika tidak memenuhi syarat, pengujian ini dilakukan ulang dengan jumlah sampel
dinaikkan menjadi 2 kali lipat dari pengujian pertama.

Anda mungkin juga menyukai