Jenis-Jenis Evaluasi
Jenis-Jenis Evaluasi
Jenis-Jenis Evaluasi
1506677162
Metode Penulisan
Makalah Evaluasi Sediaan Semisolid ini ditulis dengan metode penelusuran kepustakaan,
yaitu pencarian informasi-informasi yang dibutuhkan dari berbagai macam literatur,
seperti buku teks, jurnal, dan artikel.
1.Jenis, Parameter, dan Prosedur Evaluasi Sediaan Gel, Salep, dan Pasta
1.1 Evaluasi Ukuran Partikel
Tujuan : Uji ini dilakukan untuk mengetahui ukuran, distribusi, dan bentuk partikel
Parameter : ukuran partikel sekitar 60-200𝜇𝑚
Alat : Lasser Diffraction
Dynamic Light Scattering
Raman Mapping
Tujuan : Uji ini dilakukan untuk membatasi jumlah dan ukuran partikel logam yang
diperbolehkan dalam sediaan steril, sebagai contoh sediaan salep mata.
Parameter : Jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan tidak lebih dari
1 tube mengandung 8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenuhi, ulangi uji dengan penambahan
20 tube lagi. Persyaratan : Jumlah partikel logam yang berukuran 50 µm atau lebih besar pada
tiap dimensi dari 30 tube tidak lebih dari 150 partikel dan tidak lebih 3 tube masing-masing
mengandung 8 partikel.
Cara Kerja :
1. Siapkan 10 tube salep mata, masukkan masing-masing ke dalam cawan petri terpisah
ukuran 60 mm, alas datar, jernih dan bebas goresan.
2. Tutup cawan, panaskan pada suhu 65°C selama 2 jam, jika perlu naikkan suhu lebih
tinggi sampai salep meleleh sempurna.
3. Biarkan masing-masih lelehan salep mencapai suhu kamar dan membeku, dengan
tetap menjaga kemugkinan terjadinya gangguan terhadap masa yang meleleh.
4. Angkat tutup, balikkkan cawan petri sehingga berada di bawah mikroskop yang
sesuai untuk perbesaran 30 kali yang dilengkapi dengan mikrometer pengukur dan
dikalibrasi pada perbesaran yang digunakan
5. Selain sumber cahaya biasa, arahkan illuminator dari atas salep dengan sudut 45°
6. Amati partikel logam pada seluruh dasar cawan petri
Evaluasi partikel metal dilakukan pada sediaan ophthalmic, seperti salep mata. Tujuan
dari evaluasi ini adalah untuk membatasi jumlah dan ukuran partikel metal pada salep mata
ke jumlah yang dapat diterima. Evaluasi metal partikel dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
1. Mengeluarkan isi dari 10 wadah ke 10 cawan petri (60 mm) terpisah.
2. Menutup cawan dan memanaskannya pada suhu 85°C selama 2 jam.
3. Menaikkan suhu sedikit demi sedikit agar sediaan berubah menjadi wujud cair.
4. Sediaan dibiarkan dingin dan mengeras pada suhu kamar.
5. Tutup cawan petri dibuka, dilakukan pengamatan di bawah perbesaran 30 kali,
meletakkan cahaya dengan angle 45° di atas cawan.
6. Memeriksa bagian bawah cawan petri untuk melihat partikel logam.
7. Menghitung jumlah partikel logam dengan ukuran ≥ 50µm.
8. Evaluasi metal partikel dapat diterima jika telah memenuhi syarat berikut.
9. Jumlah partikel dengan ukuran ≥ 50µm dalam 10 cawan tidak lebih dari 50.
10. Tidak lebih dari 1 tube mengandung lebih dari 8 partikel logam (≥ 50µm).
11. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka dilakukan evaluasi ulang dengan
menambahkan 20 tube untuk dievaluasi. Sehingga, jumlah tube yang dievaluasi
adalah sebanyak 30 tube. Kemudian, evaluasi ulang tersebut harus memenuhi
persyaratan berikut.
12. Jumlah partikel dengan ukuran ≥ 50µm dalam 30 cawan tidak lebih dari 150.
13. Tidak lebih dari 3 tube mengandung lebih dari 8 partikel logam (≥ 50µm).
1.5 Penetapan Ph
pH kulit berada pada rentang 4.0-7.0. Oleh karena itu sediaan semisolid harus berada pada
rentang tersebut.
Alat yang digunakan adalah indikator universal atau pH meter
Parameter : Jika sediaan terlalu asam, dapat menyebabkan kulit memerah sedangkan jika
terlalu basa dapat menyebabkan kulit kering dan iritasi serta lebih rentan terhadap jerawat.
Viskositas () adalah ukuran tahanan suatu cairan untuk mengalir. Makin besar tahanan suatu
cairan untuk menglir maka makin besar viskositasnya, berarti cairan tersebut makin tidak
mudah mengalir.
Alat yang digunakan : Viskometer Brookfield
Cara Kerja
1. Beaker glass 500 ml diisi dengan suspensi. Spindel dipasang pada gantungan spindel
(putar ke kiri). Digunakan mulai dari spindel 1. Spindel diturunkan sedemikian rupa
sehingga batas pada spindel tercelup ke dalam suspensi.
2. Viskometer disambung dengan stop kontak, lalu motor dinyalakan dengan menekan
tombol dan biarkan spindel berputar hingga pembacaan stabil.
3. Angka yang ditunjukkan oleh jarum merah dicatat pada skala dengan bantuan menekan
“clutch” jika dilakukan pada kecepatan tinggi serta mematikan motor.
4. Data yang diambil adalah data dari spindle yang dapat terbaca pada alat, pada
percobaan kali ini data terbaca pada spindel 1.
5. Untuk menghitung viskositas, angka pembacaan dikaitkan dengan faktor koreksi yang
sesuai dengan viskometer/spindle/speed yang digunakan (dilihat dalam tabel).
6. Dengan mengubah-ubah rpm akan didapat viskositas pada berbagai rpm, mulai dari
rpm 2; 4; 10; 20 kemudian dibalik dari 20; 10; 4; 2.
Tujuan : untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob viabel dalam semua jenis perbekalan
farmasi, dan untuk menyatakan perbekalan farmasi tersebut bebas dari mikroba tertentu.
Alat dan Bahan :
Media agar (Nutrient Agar, Plate Count Agar/PCA),
Media agar selektif (Potato Dextrose Agar, Mannitol Salt Agar,
EMB Agar, Sabouraud Dextrose Agar),
Larutan NaCl fisiologis,
Buffer fosfat pH 6-8
Pepton Dilution Fluid (PDF).
Cara Kerja :
1. Timbang 1 gram bahan, larutkan dalam larutan buffer fosfat pH 6-8 atau Pepton
Dilution Fluid (PDF) sampai 10 ml
2. Siapkan 3 tabung reaksi yang diisi dengan 9 ml NaCl fisiologis
3. Pipet 1 ml bahan yang telah dihomogenkan ke dalam tabung 1
4. Pipet 1 ml bahan dari tabung 1 ke tabung II, homogenkan
5. Pipet 1 ml bahan dari tabung II ke tabung III, homogenkan. (pengenceran yang
diperoleh 1:100; 1:1000; 1:10.000
6. Dari masing-masing pengenceran diambil 1 ml, masukkan ke cawan petri
7. Tuangkan Nutrien Agar cair (suhu 45-55oC) sebanyak 15-20 ml. Goyangkan sampai
rata dan biarkan membeku.
8. Eramkan dalam inkubator temperatur 37oC selama 18-24 jam.
9. Hitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh.
Perhitungan :
Angka kuman Total = Jumlah rata-rata koloni x kebalikan pengenceran
Koloni bulat halus membentuk pigmen kehijauan yang larut dalam air dan berdifusi pada
media perbenihan
Dalam media cetrimide, warna media berubah menjadi hijau.
- Staphylococcus aureus
Uji sterilitas adalah suatu pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
adanya mikroorganisme yang hidup atau memiliki daya hidup dalam suatu sediaan yang sudah
disterilkan. Prinsip uji sterilitas ini adalah menginokulasikan atau membiakkan
mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan uji dalam media perbenihan yang sesuai. Media
yang digunakan dalam uji ini adalah media tioglikat cair dan soybean-casein digest medium.
Untuk beberapa jenis sediaan, biasanya dilakukan pembilasan membran filter setelah
penyaringan sediaan. Larutan pembilas yang digunakan untuk membilas membran filter dibagi
menjadi 3 jenis, diantaranya :
Larutan A : larutan pepton 0,1%. Biasanya digunakan untuk larutan air
Larutan D : larutan pepton 0,1% dan tween 80 0,1% . larutan ini digunakan untuk larutan yang
mengandung lemak/minyak.
Larutan K : larutan pepton 0,5%, ekstrak daging sapi 0,3%, dan polisorbat 80 0,1%. Larutan
ini digunakan untuk larutan selain lemak/minyak, seperti petrolatum.
Sebelum dilakukan pengujian sterilitas, perlu dilakukan uji fertilitias media. Uji
fertilitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam uji sterilitas
layak untuk digunakan.