PPK CP Kardio Bpjs

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) DAN CLINICAL PATHWAY (CP)

PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Disusun Oleh :
KOMITE MEDIK DAN KOMITE KEPERAWATAN
RSU MITRA PARAMEDIKA

RSU MITRA PARAMEDIKA


Jl. Raya Ngemplak, Kemasan, Widodomartani, Ngemplak
Sleman, Yogyakarta 55584 Telp : ( 0274 ) 4461098

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, maka buku “Panduan Praktik
Klinis” yang disusun oleh (PPA) RSU Mitra Paramedika ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami mengharapkan buku ini dapat dipergunakan sebagai pedoman dan pegangan dalam
memberikan pelayanan kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah sehingga dapat memberikan
pelayanan yang bermutu tinggi tanpa mengesampingkan variable biaya demi meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada tim penyusun dan semua pihak atas segala
kerja kerasnya sehingga buku ini dapat diselesaikan.
Mudah-mudahan dengan terbitnya buku Panduan Praktek Klinis ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi anggota dan masyarakat umum pada umumnya. Harapan kami buku ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sleman, Desember 2018

Penyusun

ii
TIM PENYUSUN

Ketua Tim Penyusun : dr. Hendry Punasidha. B, Sp.JP


Anggota : 1. dr. Ichsan Priyotomo
2. dr. Ika Puspitasari
3. MM Yuli Purwati, S.kep

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman judul .......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Tim Penyusun ........................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv
BAB I PANDUAN PRATIK KLINIK 1
PPK Koroner
1. Non STEMI.......................................................................................................... 2
2. STEMI ................................................................................................................. 5
PPK Gagal jantung
1. Gagal jantung akut dekompensata ...................................................................... 8
2. Hipertensi Krisis .................................................................................................. 10
Aritmia
1. Fibrilasi Atrium ................................................................................................... 11
BAB II CLINICAL PATHWAY................................................................................ 15
PPK Koroner
1. Non STEMI.......................................................................................................... 16
2. STEMI ................................................................................................................. 19
PPK Gagal jantung
1. Gagal jantung akut dekompensata ...................................................................... 22
2. Hipertensi Krisis .................................................................................................. 25
Aritmia
1. Fibrilasi Atrium ................................................................................................... 28

iv
BAB I
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS (PPK)

1
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SINDROM KORONER AKUT TANPA ELEVASI ST SEGMEN


(NSTEMI)
(ICD 10: I20.0;I21.4)
1. Pengertian Adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau
emboli distal arteri koroner,tanpa elevasi segmen ST pada gambaran
EKG.
2. Anamnesis - Nyeri dada substernal
- Lama lebih dari 20 menit
- Keringat dingin
- Dapat disertai penjalaran kelengan kiri, punggung, rahang dan ulu
hati
- Terdapat salah satu atau lebih faktor risiko: kencing manis,
kolesterol, darah tinggi, keturunan
3. Pemeriksaan Umumnya dalam batas normal, kecuali ada komplikasi dan atau
fisik komorbiditi
4. Kriteria 1. Memenuhi kriteria anamnesis
Diagnosis 2. Pemeriksaan EKG:
- Tidak ada elevasi segmen ST
- Ada perubahan segmen ST atau gelombang T
5. Diagnosis Kerja Sindrom Koroner Akut ( SKA) tanpa elevasi segmen ST.
6. Diagnosis 1. Stroke
Banding 2. Jantung
7. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Laboratorium: Hb, Ht,Leko, Trombo, Natrium, Kalium, Ureum,
Kreatinin, Gula darah sewaktu, SGOT, SGPT
3. Rontgen Thoraks AP
4. USG Jantung
8. Tata laksana 1. Fase Akut di UGD
a. Bed rest total
b. Oksigen 2-4L/menit
c. Pemasangan IV FD
d. Obat-obatan :
- Aspilet 320mg kunyah
- Clopidogrel (untuk usia <75 tahun dan tidak rutin
mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300 mg atau
Ticagrelor 180mg
- jika masih ada keluhan, dilanjutkan Nitrat iv bila keluhan
persisten
- Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada
e. Monitoring jantung
f. Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 (tiga) kali
Stratifikasi risiko di UGD untuk menentukan strategi invasif.
g. Pasien risiko sangat tinggi sebaiknya dikerjakan PCI dalam 2
jam dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga dan

2
fasilitas cathlab. Kriteria risiko sangat tinggi bila terdapat salah
satu kriteria berikut:
Angina berulang
Syok kardiogenik
Aritmia malignant (VT, VF,TAVB)
Hemodinamik tidak stabil
a. Pasien dengan peningkatan enzim jantung namun tanpa kriteria
risiko sangat tinggi di atas, dirawat selama 5 hari dan dapat
dilakukan PCI saat atau setelah pulang dari rumah sakit dengan
mempertimbangkan kondisi klinis dan ketersediaan tenaga dan
fasilitas cathlab.
b. Pasien tanpa perubahan EKG dan kenaikan enzim, dilakukan
iskemik stress test: Treadmil ltest, Echocardiografi Stress test,
Stress test perfusion scanning atau MRI.
c. Bila iskemik stress test negatif, boleh dipulangkan.
d. Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam):
e. Obat-obatan:
f. Simvastatin 1x20-40mg atau Atorvastatin 1x20-40mg
g. Aspilet 1x80-160 mg
h. Clopidogrel 1x75mg
i. Bisoprolol 1x5-10mg jika fungsi ginjal bagus dapat di uptitrasi;
diberikan jika tidak ada kontra indikasi
j. Ramipril1 x 10 mg atau Lisinopril 1x 10,
k. Captopril 3x25mg atau jika LV fungsi menurun EF <50% dan
diberikan jika tidak ada kontra indikasi
l. Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat
golongan ARB: Candesartan 1 x 16, Valsartan 2x80 mg
m. Obat pencahar 2xIC (7) Diazepam 2x5 mg
n. Heparinisasi dengan: UF heparin bolus 60 Unit/kgBB,
maksimal 4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis rumatan 12
unit/kgBB maksimal 1000 Unit/jam atau Enoxaparin 2x60 mg
SC (sebelumnya dibolus 30mg iv di UGD) atau Fondaparinux
1x2,5 mg SC.
b. Monitoring kardiak
c. Puasa 6 jam
d. Diet jantung I 25-35 kkal/KgBB/24jam
e. Total cairan 25-35 cc/KgBB/24jam
f. Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserid)
dan asam urat.
3. Fase perawatan biasa
a. Sama denganlangkah 2 a-f (diatas)
b. Stratifikasi Risiko untuk prognostic sesuai skala prioritas pasien
(pilih salah satu) : Treadmill test, Echocardiografi Stress test,
Stress test perfusion scanning atau MRI
ehabilitasi dan Prevensi sekunder

9. Edukasi 1. Edukasi gizi dan pola makan


2. Edukasi faktor risiko
3. Edukasi gaya hidup sehat

3
4. Edukasi obat-obatan

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Indikator Medis 80% Pasien dengan NSTEMI mendapatkan heparinisasi dan dual
antiplatelet.

4
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SINDROM KORONER AKUT DENGAN ELEVASI ST SEGMEN (STEMI)


(ICD 10: I21.1;I21.2;I21.3)
1. Pengertian Adalah kejadian oklusi mendadak di arteri coroner epikardial dengan
gambaran EKG elevasi segmen ST.
2. Anamnesis d. Nyeri dada:
o Substernal
o Lama > 20 menit
o Disertai keringat dingin
o Dapat menjalar ke lengan kiri, punggung, rahang, ulu hati
e. Terdapat salah satu atau lebih faktor risiko: kencing manis,
kolesterol, darah tinggi, keturunan
3. Pemeriksaan Umumnya dalam batas normal, kecuali ada komplikasi dan atau
fisik komorbiditi
4. Kriteria 1. Memenuhi kriteria anamnesis
Diagnosis 2. Pemeriksaan EKG:
f. Elevasi segmen ST> 1 mm di minimal dua lead yang
berdekatan,
g. Terdapat evolusi pada EKG 1 jam kemudian
5. Diagnosis Kerja Sindrom Koroner Akut ( SKA) dengan elevasi segmen ST.
6. Diagnosis 1. Angina prinzmetal
Banding 2. LV aneurisma
h. Perikarditis
i. Brugada
j. Early repolarisasi
k. Pacemaker
l. LBBB lama
7. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Laboratorium: Hb, Ht,Leko, Trombo, Natrium, Kalium, Ureum,
Kreatinin, Gula darah sewaktu, SGOT, SGPT.
3. Rontgen Thoraks AP
4. USG Jantung
8. Tata laksana 1. Fase Akut di UGD
a. Bed rest total
b. Oksigen 2-4 liter/menit
c. Pemasangan IVFD
d. Obat-obatan :
o Aspilet 320mg kunyah
o Clopidogrel (untuk usia<75 tahun dan tidak rutin
mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300 mg jika pasien
mendapatkan terapi fibrinolitik atau Clopidogrel 600mg
o Atorvastatin 40mg

5
- Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 (tiga) kali
jika masih ada keluhan, dan dilanjutkan dengan nitrat iv bila
keluhan persisten
- Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada
- Monitoring jantung
- Jika onset < 12jam:
- Fibrinolitik (di IGD) atau
- Primary PCI (di Cathlab) bila fasilitas dan SDM di cathlab
siap melakukan dalam 2 jam
- Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam):
- Obat-obatan
- Simvastatin 1x20 atau Atorvastatin 1x20 mg atau 1x40 mg
jika kadar LDL di atas target
- Aspilet 1 x 80mg
- Clopidogrel 1 x 75 mg atau Ticagrelor 2 x 90mg
- Bisoprolol 1x1.25 mg jika fungsi ginjal bagus, dosis dapat
di uptitrasi; diberikan jika tidak ada kontra indikasi
- Ramipril 1 x 2,5 mg jika terdapat infark anterior atau LV
fungsi menurun EF <50%; diberikan jika tidak ada kontra
indikasi
- Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat
golongan ARB: Candesartan 1 x 16 mg, Valsartan 2x80mg
- Obat pencahar 2 x 1 sendok makan
- Diazepam2 x 5 mg
- Jika tidak dilakukan primary PCI diberikan
- heparinisasi dengan:
o UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal 4000 Unit,
dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 Unit/kgBB
maksimal 1000 Unit/jam atau
o Enoxaparin 2 x 60mg (sebelumnya dibolus 30mg iv)
atau
o Fondaparinux 1 x 2,5 mg
e. Monitoring kardiak
f. Puasa 6 jam
g. Diet jantung I 1800 kkal/ 24jam
h. Total cairan 1800 cc/ 24jam
i. Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserid) dan asam urat
2.Fase perawatan biasa
a. Sama dengan langkah 2 a-f (diatas)
b. Stratifikasi Risiko untuk prognostik sesuai skala prioritas pasien
(pilih salah satu) : 6 minutes walk test, Treadmill test,
Echocardiografi Stress test, Stress test perfusion scanning atau
MRI
c. Rehabilitasi dan Prevensi sekunder
9. Edukasi 1. Edukasi gizi dan pola makan
2. Edukasi faktor risiko
3. Edukasi gaya hidup sehat
4. Edukasi obat-obatan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam

6
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Indikator Medis 80% Pasien dengan elevasi segmen ST kurang dari 12 jam dilakukan
reperfusi primer (PCI/ Fibrinolitik)

7
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GAGAL JANTUNG AKUT(I50)


ACUTE SYSTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE (I50.21)
ACUTE ON CHRONIC SYSTOLIC (CONGESTIVE) HF (I50.23)
ACUTE DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE (I50.31)
ACUTE ONCHRONIC DIASTOLIC (CONGESTIVE) HF(I50.33)
ACUTE COMBINED SYSTOLIC (CONGESTIVE) AND (I50.41)
DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE
ACUTE ONCHRONIC COMBINED SYSTOLIC (I50.43) (CONGESTIVE) AND
DIASTOLIC (CONGESTIVE) HF
1. Pengertian adalah sindrom klinis disfungsi jantung yang berlangsung cepat dan
singkat (dalam beberapa jam dan atau hari )
2. Anamnesis m. Sesak nafas: mendadak, pada posisi tidur terlentang,
terutama malam hari
n. Rasa lelah dapat terjadi saat aktivitas maupun istirahat
o. Batuk-batuk tidak produktif, terutama posisi baring
p. Progresivitas perburukan dalam hitungan hari
3. Pemeriksaan fisik - Pernafasan cepat, lebih dari 24 x/menit (takipnoe)
- Nadi cepat (takikardi) dan lemah ( >80 x/menit )
- Tekanan vena jugular meningkat
- Ronki basah halus
- Gallop
- Waktu Pengisian kapiler memanjang (> 2 detik)
4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai anamnesis
2. Sesuai tanda-tanda pada Pemeriksaan Fisik
5. Diagnosis Kerja Gagal Jantung Akut meliputi :
- Acute Systolic (congestive) Heart Failure
- Acute on Chronic Systolic (congestive) Heart Failure
- Acute Diastolic (congestive) Heart Failure
- Acute onChronic Diastolic (congestive) Heart Failure
- Acute Combine Systolic (congestive) and Diastolic (congestive)
Heart Failure
- Acute on Chronic Combine Systolic (congestive) and Diastolic
(congestive) Heart Failure
6. Diagnosis Banding 1. Pneumonia
2. Asthma bronchial akut
3. PPOK dengan eksaserbasi akut

7. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Rontgen dada PA
3. Lab. : Hb, Ht, lekosit, kreatinin, GDs, Na+,K+.
4. Pulseoxymetry
5. USG Jantung

8
8. Tata laksana Terapi pada fase akut meliputi:
- Terapi Oksigen
- Berikan O2 nasal 2-4L/menit, disesuaikan dengan hasil
pulseoxymetry. Bila diperlukan, O2 dapat diberikan dengan
masker nonrebreathing atau rebreathing bila tidak membaik
dalam waktu 1/2 jam.
- Bila saturasi oksigen tetap rendah dengan mask atau ada
distress pernafasan, digunakan CPAP.
- Bila distress pernafasan tidak membaik dan atau tidak toleran
dengan CPAP dilakukan intubasi
- Obat-obatan
- Furosemid intravena:
Bolus 40 mg (bila tidak dalam pengobatan diuretic
sebelumnya), 2,5x dosis sebelumnya(bila sebelumnya sudah
minum diuretik
- Nitrogliserin infus dimulai dari 5 microgram/menit, bila
tekanan darah sistolik >110 mmHg, atau ada kecurigaan
sindroma koroner akut.
- Morphin Sulfat injeksi, 2 sd4 mg bila masih takipnoe
- Dobutamin mulai 5 mcg/kgBB/menit bila tekanan darah <90
mmHg
- Dopamine mulai dari 5 mcg/kgbb/menit bila TDs <80 mmHg
- Noradrenaline mulai dari 0.02 mcg/kgbb/mnt bila TDs <70
mmHg
- Digoksin IV 0,5 mg bolus bila fibrilasi atrium respon cepat,
bias diulang tiap 4 jam hingga maksimal1mg
- Captopril mulai dari6.25mg bila fase akut telah teratasi.

9. Edukasi 1. Edukasi kepatuhan terhadap pengobatan


2. Edukasi pembatasan cairan dan garam
3. Edukasi pengaturan aktivitas fisik
4. Edukasi pengendalian faktor risiko

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Indikator medis 80% pasien dengan gagal jantung akut teratasi dalam jangka waktu7
hari

9
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KRISIS HIPERTENSI
1. Pengertian Adalah sejumlah kondisi kelainan klinis dengan atau tanpa kelainan
organ lain, yang disebabkan oleh hipertensi arterial.
2. Anamnesis q. Pusing, kepala berat
r. Nyeri dada
s. Cepat lelah
t. Berdebar-debar
u. Sesak nafas
v. Tanpa keluhan
w. Kelemahan atau kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota
tubuh
3. Pemeriksaan TD sistolik > 180 mmHg atau TD diastolic 110 mm
fisik
4. Kriteria 1. Pemeriksaan fisik: Sesuai criteria JNC VII
Diagnosis 2. Fototoraks : Kardiomegali
3. ECG : LVH, perubahan segmen ST
4. Echocardiografi :LVH, disfungsi diastolik + sistolik
5. Diagnosa kerja Krisis hipertensi (emergensi/urgensi)
6. Diagnosis 1. Cephalgia
Banding 2. Anxietas
3. CKD
7. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Foto Rontgen dada
3. Lab.: Hb, Ht, Leuko, Creatinin, Ureum, GDS, Na+, K+, urinalisa,
OGTT
4. USG abdomen: ginjal
8. Tata laksana 1. ACE inhibitor/ARB
2. Diuretik: Tiazid
3. Beta – blocker
4. Calcium channel blocker
5. Alpha – blocker
6. Central blocker
9. Edukasi 1. Edukasi jenis penyakit dan perjalanannya
2. Edukasi pengobatan
3. Edukasi nutrisi/pola hidup
10. Prognosis Ad vitam : malam
Ad sanationam : malam
Ad fungsional : malam
11. Indikator medis 80% pasien dirawat mencapai target MAP 25-30% dengan
menggunakan anti hipetensi intravena

10
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

FIBRILASI ATRIUM (FA)


(ATRIAL FIBRILLATION/AF)
1. Pengertian Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventricular yang khas, dengan
aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi
mekanis atrium. Pada elektrokardiogram (EKG), ciri dari FA adalah
tiadanya konsistensi gelombang P, yang digantikan oleh gelombang getar
(fibrilasi) yang bervariasi amplitudo, bentuk dan durasinya. Pada fungsi
NAV yang normal, FA biasanya disusul oleh respons ventrikel yang juga
ireguler, dan seringkali cepat.
2. Anamnesis Spektrum presentasi klinis sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik
hingga syok kardiogenik atau kejadian serebrovaskular berat. Hampir
>50% episode FA tidak menyebabkan gejala (silent atrial fibrillation).
Beberapa gejala ringan yang mungkin dikeluhkan pasien antara lain:
- Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai: pukulan
genderang, gemuruh guntur, atau kecipak ikan di dalam dada.
- Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
- Presinkop atau sinkop
- Kelemahan umum, pusing
Selain itu, FA juga dapat menyebabkan gangguan hemodinamik,
kardiomiopati yang diinduksi oleh takikardia, dan tromboembolisme
sistemik.
Penilaian awal dari pasien dengan FA yang baru pertama kali terdiagnosis
harus berfokus pada stabilitas hemodinamik dari pasien.
3. Pemeriksaan - Hemodinamik dapat stabil atau tidak stabil
fisik - Denyut nadi tidak teratur
- Denyut nadi dapat lambat, jika disertai dengan kelainan irama block
- Jika hemodinamik tidak stabil dengan denyut yang cepat sebagai
kompensasi, maka terdapat tanda2 hipoperfusi (akral dingin, pucat)
4. Kriteria 1. Anamnesis
Diagnosis 2. EKG :
- Laju ventrikel bersifat ireguler
- tidak terdapat gelombang P yang jelas
- Gel P digantikan oleh gelombang F yang ireguler dan acak, diikuti
oleh kompleks QRS yang ireguler pula.
- secara umum: Laju jantung umumnya berkisar 110-140x/menit,
tetapi jarang melebihi 160-170x/menit.
- Dapat ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar)
setelah siklus interval RR panjang-pendek (fenomena Ashman) •
Preeksitasi • Hipertrofi ventrikel kiri • Blok berkas cabang •
Tanda infark akut/lama
3. Foto torax :
Pemeriksaan foto toraks biasanya normal, tetapi kadangkadang dapat
ditemukan bukti gagal jantung atau tanda-tanda patologi

11
parenkim atau vaskular paru (misalnya emboli paru, pneumonia).
5. Diagnosa kerja Fibrilasi atrium
6. Diagnosis 1. Multifocal atrial tachycardia (MAT)
Banding 2. Frequent premature atrial contractions (PAC)
3. Atrial Flutter
7. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Laboratorium darah:
Hematologi rutin, faktor koagulasi, fungsi tiroid,
HbsAg, HCV , fungsi ginjal dan elektrolit.

8. Tata laksana Kondisi Akut :


- Untuk Hemodinamik tidak stabil :
Kardioversi elektrik :
Ekokardiografi transtorakal harus dilakukan untuk identifikasi adanya
trombus di ruangruang jantung. Bila trombus tidak terlihat dengan
pemeriksaan ekokardiografi transtorakal, maka ekokardiografi
transesofagus harus dikerjakan apabila FA diperkirakan berlangsung
>48 jam sebelum dilakukan tindakan kardioversi. Apabila tidak
memungkinkan dilakukan ekokardiografi transesofagus, dapat
diberikan terapi antikoagulan (AVK atau dabigatran) selama 3 minggu
sebelumnya. Antikoagulan dilanjutkan sampai dengan 4 minggu
pascakardioversi (target INR 2-3 apabila menggunakan AVK).
- Untuk laju denyut ventrikel dalam keadaan stabil
1. Diltiazem 0,25 mg/kgBB bolus iv dalam 10 menit, dilanjutkan 0,35
mg/kgBB iv
2. Amiodaron 5 mg/kgBB dalam satu jam pertama, dilanjutkan 1 mg/
menit dalam 6 jam, kemudian 0,5 mg/ menit dalam 18 jam.
3. Verapamil 0,075- 0,15 mg/kgBB dalam 2 menit
4. Digoksin 0,25 mg iv setiap 2 jam sampai 1,5 mg
Kondisi stabil jangka panjang untuk kendali laju :
- Bisoprolol 1x5-10 mg po
- Propanolol 3x10-40 mg po
Kondisi Akut :
- Untuk Hemodinamik tidak stabil :
Kardioversi elektrik :
Ekokardiografi transtorakal harus dilakukan untuk identifikasi adanya
trombus di ruangruang jantung. Bila trombus tidak terlihat dengan
pemeriksaan ekokardiografi transtorakal, maka ekokardiografi
transesofagus harus dikerjakan apabila FA
diperkirakan berlangsung >48 jam sebelum dilakukan tindakan
kardioversi. Apabila tidak memungkinkan dilakukan ekokardiografi
transesofagus, dapat diberikan terapi antikoagulan (AVK atau
dabigatran) selama 3 minggu sebelumnya. Antikoagulan dilanjutkan
sampai dengan 4 minggu pascakardioversi (target INR 2-3 apabila
menggunakan AVK).
- Untuk laju denyut ventrikel dalam keadaan stabil
5. Diltiazem 0,25 mg/kgBB bolus iv dalam 10 menit, dilanjutkan 0,35
mg/kgBB iv
6. Metoprolol 2,5-5 mg iv bolus dalam 2 menit sampai 3 kali dosis.
7. Amiodaron 5 mg/kgBB dalam satu jam pertama, dilanjutkan 1

12
8. mg/ menit dalam 6 jam, kemudian 0,5 mg/ menit dalam 18 jam via
vena besar
9. Verapamil 0,075- 0,15 mg/kgBB dalam 2 menit
10. Digoksin 0,25 mg iv setiap 2 jam sampai 1,5 mg
Kondisi stabil jangka panjang untuk kendali laju :
- Metoprolol 2x50-100 mg po
- Bisoprolol 1x5-10 mg po
- Atenolol 1x25-100 mg po
- Propanolol 3x10-40 mg po
- Carvedilol 2x3,125-25 mg po
- CCB: Verapamil 2x40 sampai 1x240 mg po (lepas lambat)
- Digoksin 1x0,125-0,5 mg po
- Amiodaron 1x100-200 mg po
- Diltiazem 3x30 sampai 1x200 mg po (lepas lambat)

Pemberian terapi pencegahan stroke

Pencegahan stroke dengan pemberian antikoagulan:

13
9. Edukasi 1. Mengenali tanda dan gejala secara mandiri
Ajarkan cara menghitung nadi, nadi yang irreguler, mengukur tekanan
darah, mengeluh berdebar, rasa melayang seperti akan pingsan
2. Tindakan yang harus dilakukan
Tahapan awal yang harus dilakukan ketika timbul tanda dan gejala,
seperti : istirahat, minum obat yang dianjurkan, ketika keluhan tidak
hilang harus segera ke pelayanan kesehatan terdekat
3. Tindakan lanjut / terapi definitif
Untuk menghilangkan penyakit ( tentang terapi : radiofrekuensi ablasi)
Penutupan Aurikula LA
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsional : bonam
11. Tingkat evidens 1. Terapi medikamentosa – A
2. Ablasi radiofrekuensi – Adefinitive.
12. Tingkat 1. Terapi medikamentosa – IIA
rekomendasi 2. Ablasi radiofrekuensi – I
13. Indikator medis 1. Fase akut: keberhasilan konversi ke irama sinus
2. Terapi definitif: tingkat rekurensi <3%.

14
BAB II
CLINICAL
PATHWAY (CP)

15
CLINICAL PATHWAY
Nama :
SINDROM KORONER AKUT
No RM :
TANPA ST SEGMEN Tggl Lahir :
ELEVASI (NSTEMI)
BB Kg TB cm
Tgl Masuk / Jam / Tggl Keluar / Jam /
Ruang / Kelas / Lama Rawat Inap hari
DIAGNOSIS
Penyakit Utama Kode ICD X
Penyakit Penyerta Kode ICD X
Komplikasi Kode ICD X
Kode ICD X
Tindakan
Kode ICD X
Tarif INA CBGs
Rujukan Ya / Tidak Alergi Obat Ya / Tidak

HARI KE
KEGIATAN Uraian kegiatan KETERANGAN
1 2 3 4 5
DIAGNOSIS
Asesmen klinis Asesmen kesadaran
- Nyeri dada substernal
- Disertai penjalran ke lengan kiri, Asesmen tanda vital dan nyeri
punggung, rahang, ulu hati
Asesmen medik
- Lama > 20 menit
- Keringat dingin Assement dokter IGD/bangsal
- Terdapat faktor risiko DM,
Hipertensi, Kolesterol, keturunan Asesment DPJP
PENUNJANG:

EKG
LABORATORIUM Darah rutin

Eletrolit (Na,K,Cl)

Ureum

Creatinin

Gula darah sewaktu

Profil lipid

Asam urat

RADIOLOGI Ro Thorax
Pemeriksaan EF (USG
jantung/ECHO)**
Konsultasi Neurologi

Assemen lanjutan Assesment ulang DPJP Visite dokter


Assesment perkembangan Kalau ada kedaruratan
harian medis
Edukasi / Informasi Penjelasan diagnosis Oleh dr. Jaga dan dr.
DPJP
Rencana terapi Oleh DPJP
Resiko Oleh DPJP

16
Komplikasi / KTD Oleh DPJP, Dr. Jaga,
Perawat
Prognosa Oleh DPJP
Identifikasi kebutuhan di rumah
Rencana pemulangan
Kebutuhan keperawatn suportif

TERAPI Akses Vena Perifir


IVFD RL I kolf/24 jam
Fibrinotik

Oksigen 2-4 liter/menit

Monitoring kardiak

Obat-obatan

Aspilet loading 320 mg

Aspilet 1X80mg

ISDN Sublingual 5mg

ISDN 3X5mg

Clopidigrel loading 600mg

Clopidigrel loading 1X75mg

Pencahar 2X1C

Diazepam 2X5mg

Heparin UFH bolus 60


unit/kgBB masimal 4000 unit
Heparin UFH dosis rumatan 12
unit/kgBB maksimal 1000
Unit/jam
Simvastatin 1x20mg

Clopidogrel 1X75mg

Stretokinase 1,5 juta U/


alteplase 100mg IV
Captopril 3X6,5mg atau
candesartan 2X6,25mg
Bisoprolol 2X2,5mg

Diet / Nutrisi Puasa 6 jam


Asuhan Gizi
DJ I 25-30 kal/kkBB/hari

DJ II 25-30 kal/kkBB/hari

Total cairan 25-


35cc/KgBB/24jam
Asuhan Farmasi Rekonsiliasi obat Pertama sekali dilakukan
oleh perawat, selanjutnya
di konfirmasi oleh farmasi
pada setiap resep yg
dibuat oleh DPJP / dokter
jaga
Pemantauan DRP Pemantauan interaksi
tergantung berdasarkan
laporan
Pemantauan terapi obat Perawat dan dikonfirmasi
Farmasi sebelum ps
pulang
Monitoring Efek samping obat

Konseling ps pulang

GIZI Asuhan Gizi Khusus

Pelayanan diet khusus


Rehabilitasi Tirah baring
Oleh perawat
Mobilisasi duduk di tempat
tidur
Fisioterapis Aktivitas harian mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan
High Care
Evaluasi
Hasil Tindakan Medis
Hasil Tindakan Medis Pembuatan Assesmen pulang

17
Assesmen Transportasi pulang
OUTCOME

Pemeriksaan klinis Kesadaran


Angina

Dispnoe

Laboratorium

Tidak ada pemanjangan hari perawatan

EDUKASI Gizi dan pola makan

Faktor risiko

Gaya hidup sehat

Obat-obatan

Surat pengantar kontrol


Obat pulang Aspilet 1X80mg

ISDN 3X5mg

Clopidigrel loading 1X75mg

Sleman, _________________

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

_____________________________ ________________________ ________________________

Keterangan :

: Yang harus dilakukan

: Bisa ada atau tidak

Beri tanda (ѵ) : Bila sudah dilakukan

18
CLINICAL PATHWAY
Nama :
SINDROM KORONER AKUT
No RM :
DENGAN ST SEGMEN Tggl Lahir :
(STEMI)
BB Kg TB cm
Tgl Masuk / Jam / Tggl Keluar / Jam /
Ruang / Kelas / Lama Rawat Inap hari
DIAGNOSIS
Penyakit Utama Kode ICD X
Penyakit Penyerta Kode ICD X
Komplikasi Kode ICD X
Kode ICD X
Tindakan
Kode ICD X
Tarif INA CBGs
Rujukan Ya / Tidak Alergi Obat Ya / Tidak

HARI KE
KEGIATAN Uraian kegiatan KETERANGAN
1 2 3 4 5
DIAGNOSIS
Asesmen klinis Asesmen kesadaran
- Nyeri dada substernal
- Disertai penjalran ke lengan kiri, Asesmen tanda vital dan nyeri
punggung, rahang, ulu hati
Asesmen medik
- Lama > 20 menit
- Keringat dingin Assement dokter IGD/bangsal
- Terdapat faktor risiko DM,
Hipertensi, Kolesterol, keturunan Asesment DPJP
PENUNJANG:

EKG
LABORATORIUM Darah rutin

Eletrolit (Na,K,Cl)

Ureum

Creatinin

Gula darah sewaktu

Profil lipid

Asam urat

RADIOLOGI Ro Thorax
Pemeriksaan EF (USG
jantung/ECHO)**
Konsultasi Neurologi

Assemen lanjutan Assesment ulang DPJP Visite dokter


Assesment perkembangan Kalau ada kedaruratan
harian medis
Edukasi / Informasi Penjelasan diagnosis Oleh dr. Jaga dan dr.
DPJP
Rencana terapi Oleh DPJP
Resiko Oleh DPJP
Komplikasi / KTD Oleh DPJP, Dr. Jaga,
Perawat
Prognosa Oleh DPJP

19
Identifikasi kebutuhan di rumah
Rencana pemulangan
Kebutuhan keperawatn suportif

TERAPI Akses Vena Perifir


IVFD RL I kolf/24 jam
Fibrinotik

Oksigen 2-4 liter/menit

Monitoring kardiak

Obat-obatan

Aspilet loading 320 mg

Aspilet 1X80mg

ISDN Sublingual 5mg

ISDN 3X5mg

Clopidigrel loading 600mg

Clopidigrel loading 1X75mg

Pencahar 2X1C

Diazepam 2X5mg

Heparin UFH bolus 60


unit/kgBB masimal 4000 unit
Heparin UFH dosis rumatan 12
unit/kgBB maksimal 1000
Unit/jam
Simvastatin 1x20mg

Clopidogrel 1X75mg

Stretokinase 1,5 juta U/


alteplase 100mg IV
Captopril 3X6,5mg atau
candesartan 2X6,25mg
Bisoprolol 2X2,5mg

Diet / Nutrisi Puasa 6 jam


Asuhan Gizi
DJ I 25-30 kal/kkBB/hari

DJ II 25-30 kal/kkBB/hari

Total cairan 25-


35cc/KgBB/24jam
Asuhan Farmasi Rekonsiliasi obat Pertama sekali dilakukan
oleh perawat, selanjutnya
di konfirmasi oleh farmasi
pada setiap resep yg
dibuat oleh DPJP / dokter
jaga
Pemantauan DRP Pemantauan interaksi
tergantung berdasarkan
laporan
Pemantauan terapi obat Perawat dan dikonfirmasi
Farmasi sebelum ps
pulang
Monitoring Efek samping obat

Konseling ps pulang

GIZI Asuhan Gizi Khusus

Pelayanan diet khusus


Rehabilitasi Tirah baring
Oleh perawat
Mobilisasi duduk di tempat
tidur
Fisioterapis Aktivitas harian mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan
High Care
Evaluasi
Hasil Tindakan Medis
Hasil Tindakan Medis Pembuatan Assesmen pulang

Assesmen Transportasi pulang


OUTCOME

20
Pemeriksaan klinis Kesadaran
Angina

Dispnoe

Laboratorium

Tidak ada pemanjangan hari perawatan

EDUKASI Gizi dan pola makan

Faktor risiko

Gaya hidup sehat

Obat-obatan

Surat pengantar kontrol


Obat pulang Aspilet 1X80mg

ISDN 3X5mg

Clopidigrel loading 1X75mg

Sleman, _________________

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

_____________________________ ________________________ ________________________

Keterangan :

: Yang harus dilakukan

: Bisa ada atau tidak

Beri tanda (ѵ) : Bila sudah dilakukan

21
Nama :
CLINICAL PATHWAY
No RM :
GAGAL JANTUNG AKUT Tggl Lahir :

BB Kg TB cm
Tgl Masuk / Jam / Tggl Keluar / Jam /
Ruang / Kelas / Lama Rawat Inap hari
DIAGNOSIS
Penyakit Utama Kode ICD X
Penyakit Penyerta Kode ICD X
Komplikasi Kode ICD X
Kode ICD X
Tindakan
Kode ICD X
Tarif INA CBGs
Rujukan Ya / Tidak Alergi Obat Ya / Tidak

HARI KE
KEGIATAN Uraian kegiatan KETERANGAN
1 2 3 4 5
DIAGNOSIS
Asesmen klinis Asesmen kesadaran
- Sesak nafas:
- Waktu Pengisian kapiler Asesmen tanda vital dan nyeri
memanjang (> 2 detik)
Asesmen medik
- Balance cairan
- Ronki Assement dokter IGD/bangsal
- Asites
- edema Asesment DPJP
PENUNJANG:

EKG

Pulse oxymetry
LABORATORIUM Darah rutin

Eletrolit (Na,K,Cl)

SGOT

SGPT

Gula darah sewaktu

RADIOLOGI Rongent Thorax

Pemeriksaan EF (USG
jantung/ECHO)**
Konsultasi Interna

Assemen lanjutan Assesment ulang DPJP Visite dokter


Assesment perkembangan Kalau ada kedaruratan
harian medis
Edukasi / Informasi Penjelasan diagnosis Oleh dr. Jaga dan dr.
DPJP
Rencana terapi Oleh DPJP
Resiko Oleh DPJP
Komplikasi / KTD Oleh DPJP, Dr. Jaga,
Perawat
Prognosa Oleh DPJP
Rencana pemulangan Identifikasi kebutuhan di rumah

Kebutuhan keperawatn suportif

Terapi Akses Vena Perifir IVFD

22
Oksigen 2-4 liter/menit
dusesuiakan hasil
pulseoxymetri
Intubasi/CPAP (bila gagal
nafas)
DC Shock bila henti jantung

Kateter urine

Bladder training

Obat-obatan

Furosemide bolus 40 mg

Furosemide oral

ACE Inhibitor
 Ramipril
 Captopril
 Lisinopril
ARB
 Candersartan
 Valsartan
Antiplatelet
 Aspilet
 Clopidogrel
 Heparinisasi bila ACS
Antibiotic (jika infeksi)

Beta Bloker setelah stabil

Diazepam 2X5mg

Heparin UFH bolus 60


unit/kgBB masimal 4000 unit
Rate control
Digoxin bila AF
Cairan

Furosemide drip IV

NTG drip (bila TD>110


mmHg)
Diet / Nutrisi DJ I 1800 kkal/24 jam
Asuhan Gizi
Asupan cairan

Asuhan Farmasi Rekonsiliasi obat Pertama sekali dilakukan


oleh perawat, selanjutnya
di konfirmasi oleh farmasi
pada setiap resep yg
dibuat oleh DPJP / dokter
jaga
Pemantauan DRP Pemantauan interaksi
tergantung berdasarkan
laporan
Pemantauan terapi obat Perawat dan dikonfirmasi
Farmasi sebelum ps
pulang
Monitoring Efek samping obat

Konseling ps pulang

GIZI Asuhan Gizi Khusus

Pelayanan diet khusus


Rehabilitasi Tirah baring
Oleh perawat
Mobilisasi duduk di tempat
tidur
Fisioterapis Aktivitas harian mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan
High Care
Evaluasi
Hasil Tindakan Medis
Hasil Tindakan Medis Pembuatan Assesmen pulang

Assesmen Transportasi pulang


OUTCOME

Pemeriksaan klinis Kesadaran

23
Nyeri dada

Dispnoe

Laboratorium

Tidak ada pemanjangan hari perawatan

EDUKASI Gizi dan pola makan

Faktor risiko

Gaya hidup sehat

Obat-obatan

Surat pengantar kontrol


Obat pulang Furosemid Oral

Digoxin bila AF

Valsartan

Sleman, _________________

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

_____________________________ ________________________ ________________________

Keterangan :

: Yang harus dilakukan

: Bisa ada atau tidak

Beri tanda (ѵ) : Bila sudah dilakukan

24
Nama :
CLINICAL PATHWAY
No RM :
KRISIS HIPERTENSI Tggl Lahir :

BB Kg TB cm
Tgl Masuk / Jam / Tggl Keluar / Jam /
Ruang / Kelas / Lama Rawat Inap hari
DIAGNOSIS
Penyakit Utama Kode ICD X
Penyakit Penyerta Kode ICD X
Komplikasi Kode ICD X
Kode ICD X
Tindakan
Kode ICD X
Tarif INA CBGs
Rujukan Ya / Tidak Alergi Obat Ya / Tidak

HARI KE
KEGIATAN Uraian kegiatan KETERANGAN
1 2 3 4 5
DIAGNOSIS
Asesmen klinis Asesmen kesadaran
- Pusing, kepala berat
- Nyeri dada Asesmen tanda vital dan nyeri
- Cepat lelah
Asesmen medik
- Berdebar-debar
- Sesak nafas Assement dokter IGD/bangsal
- Tanpa keluhan
- TD sistolik > 180 mmHg atau TD Asesment DPJP
diastolic 110 mm
PENUNJANG:

EKG
LABORATORIUM Darah Rutin

Creatinine

Ureum

Gula Darah Sewaktu

Elektrolit

urinalisa
RADIOLOGI Ro Thorax

Konsultasi Neurologi

Assemen lanjutan Assesment ulang DPJP Visite dokter


Assesment perkembangan Kalau ada kedaruratan
harian medis
Edukasi / Informasi Penjelasan diagnosis Oleh dr. Jaga dan dr.
DPJP
Rencana terapi Oleh DPJP
Resiko Oleh DPJP
Komplikasi / KTD Oleh DPJP, Dr. Jaga,
Perawat
Prognosa Oleh DPJP
TERAPI Akses Vena Perifir

Oksigen

ACE inhibitor/ARB

Diuretik: Tiazid

25
Beta – blocker

Calcium channel blocker

Alpha – blocker

Central blocker

MRA

Identifikasi kebutuhan di
Rencana pemulangan rumah
Kebutuhan keperawatn suportif

Diet / Nutrisi Rendah garam


Asuhan Gizi
Asuhan Farmasi Rekonsiliasi obat Pertama sekali dilakukan
oleh perawat, selanjutnya
di konfirmasi oleh farmasi
pada setiap resep yg
dibuat oleh DPJP / dokter
jaga
Pemantauan DRP Pemantauan interaksi
tergantung berdasarkan
laporan
Pemantauan terapi obat Perawat dan dikonfirmasi
Farmasi sebelum ps
pulang
Monitoring Efek samping obat

Konseling ps pulang

GIZI Asuhan Gizi Khusus

Pelayanan diet khusus


Rehabilitasi Tirah baring
Oleh perawat
Mobilisasi duduk di tempat
tidur
Fisioterapis Aktivitas harian mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan
Partial Care
Evaluasi
Hasil Tindakan Medis
Hasil Tindakan Medis Pembuatan Assesmen pulang

Assesmen Transportasi pulang


OUTCOME

Pemeriksaan klinis Kesadaran


MAP 25-30% dengan
menggunakan anti hipetensi
intravena
Laboratorium

Tidak ada pemanjangan hari perawatan

EDUKASI Gizi dan pola makan

Faktor risiko

Gaya hidup sehat

Obat-obatan

Surat pengantar kontrol


Obat pulang ACE inhibitor/ARB

Diuretik: Tiazid

Beta – blocker

Sleman, _________________

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

_____________________________ ________________________ ________________________

26
Keterangan :

: Yang harus dilakukan

: Bisa ada atau tidak

Beri tanda (ѵ) : Bila sudah dilakukan

27
Nama :
CLINICAL PATHWAY
No RM :
FIBRILASI ATRIUM Tggl Lahir :

BB Kg TB cm
Tgl Masuk / Jam / Tggl Keluar / Jam /
Ruang / Kelas / Lama Rawat Inap hari
DIAGNOSIS
Penyakit Utama Kode ICD X
Penyakit Penyerta Kode ICD X
Komplikasi Kode ICD X
Kode ICD X
Tindakan
Kode ICD X
Tarif INA CBGs
Rujukan Ya / Tidak Alergi Obat Ya / Tidak

HARI KE
KEGIATAN Uraian kegiatan KETERANGAN
1 2 3 4 5
DIAGNOSIS
Asesmen klinis Asesmen kesadaran
- Hampir >50% episode FA
asimtomatik Asesmen tanda vital dan nyeri
- Palpitasi
Asesmen medik
- Sinkop
- Kelemahan uum, pusing Assement dokter IGD/bangsal
- Shock kardiogenik
Asesment DPJP
PENUNJANG:

EKG
LABORATORIUM Darah Rutin

Creatinine

Ureum

Gula Darah Sewaktu

Elektrolit

Faktor koagulasi

Fungsi tiroid

HbsAg
Radiologi Ro Thorax

Pemeriksaan EF (USG
jantung/ECHO)**
Neurologi
Konsultasi
Penyakit dalam
Assemen lanjutan Assesment ulang DPJP Visite dokter
Assesment perkembangan harian Kalau ada kedaruratan
medis
Edukasi / Informasi Penjelasan diagnosis Oleh dr. Jaga dan dr.
DPJP
Rencana terapi Oleh DPJP
Resiko Oleh DPJP
Komplikasi / KTD Oleh DPJP, Dr. Jaga,
Perawat
Prognosa Oleh DPJP
TERAPI Akses Vena Perifir IVFD

28
Oksigen

Kardioversi farmakologi

Obat-obatan

Amiodaron IV

Difitalis IV

Beta Bolker

Ca antagonis oral

Heparin
Simarc

NOAC

Contras liquid

Dobutamin IV

Dopamine IV

Norephineprin IV

Adrenalin

nitrogliserin

Identifikasi kebutuhan di rumah


Rencana pemulangan
Kebutuhan keperawatn suportif

Diet / Nutrisi Diit jantung


Asuhan Gizi
Asuhan Farmasi Rekonsiliasi obat Pertama sekali dilakukan
oleh perawat, selanjutnya
di konfirmasi oleh farmasi
pada setiap resep yg
dibuat oleh DPJP / dokter
jaga
Pemantauan DRP Pemantauan interaksi
tergantung berdasarkan
laporan
Pemantauan terapi obat Perawat dan dikonfirmasi
Farmasi sebelum ps
pulang
Monitoring Efek samping obat

Konseling ps pulang

GIZI Asuhan Gizi Khusus

Pelayanan diet khusus


Rehabilitasi Tirah baring
Oleh perawat
Mobilisasi duduk di tempat tidur

Fisioterapis Aktivitas harian mandiri


ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan
Partial Care
Evaluasi
Hasil Tindakan Medis
Hasil Tindakan Medis Pembuatan Assesmen pulang

Assesmen Transportasi pulang


OUTCOME

Pemeriksaan klinis Kesadaran


Konversi ke irama sinus

Rekurensi takikardia

Laboratorium

Tidak ada pemanjangan hari perawatan

EDUKASI Mengenal tanda dan gejala


mandiri
Tahapan awal yang dilakukan saat
timbul gejala

29
Tindakan lanjut/terapi definitif

Obat-obatan

Surat pengantar kontrol


Obat pulang

Sleman, _________________

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

_____________________________ ________________________ ________________________

Keterangan :

: Yang harus dilakukan

: Bisa ada atau tidak

Beri tanda (ѵ) : Bila sudah dilakukan

30

Anda mungkin juga menyukai