PTK PKN

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI
HAM DI KELAS XI SMA NEGERI 1 MARABAHAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Fatimah, Rabiatul Adawiah, Atud Wawanda Qalimulya


Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK

Atud Wawanda Qalimulya, 2014. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) pada materi ham di Kelas XI SMA Negeri 1
Marabahan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Program Studi pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Pembimbing (1) Fatimah (2) Rabiatul Adawiah

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada proses belajar mengajar PKn di kelas XI SMA
Negeri 1 Marabahan tahun ajaran 2013/2014, diketahui bahwa dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa masih belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
PKn dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif (GI), agar pembelajaran tidak hanya berpusat
pada guru tetapi lebih menekankan pada keaktifan siswa.
Penelitian didesain sebagai penelitian tindakan kelas; dengan subyek penelitian adalah siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Marabahan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Penelitin ini dilaksanakan
dalam 2 siklus. Tiap siklus meliputi 4 tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan
(4) Refleksi. Data diambil dengan menggunakan tes tertulis, lembar penilaian kinerja yang terdiri dari
lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi keaktifan siswa, dan hasil evaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan indikator keberhasilan dapat tercapai pada siklus 2, baik itu dari
observasi aktivitas guru dalam kesiapan memberikan pelajaran, observasi aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran, dan evaluasi hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap
pembelajaran yang berlangsung terbukti pada sikap siswa yang merasa senang dan lebih mudah
memahami pelajaran serta antusias siswa mangikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajatan Kooperatif GI, hal ini dapat terlihat pada meningkatnya hasil belajar dan kinerja kelompok
yang semakin baik.
Kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif GI dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar PKn di kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan, Siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran PKn, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan. Suasana
kelas investigasi mendorong siswa untuk mau menggali dan memperdalam cara berpikir mereka dengan
menemukan berbagai alternative berpikir. Hal ini bisa dilihat dari partisipasi siswa dalam menjawab
pertanyaan dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan. Siswa tidak pasif dalam menghadapi
pertanyaan yang diajukan oleh teman-temannya maupun guru. Dengan kerjasama dalam kelompok
mereka dapat memberikan pengalaman. Hal ini menyebabkan interaksi antar siswa dalam kelompok
kooperatif meningkat. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar
pada siswa kelas. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian Hasil
belajar siswa dari awalnya 42,85 % atau 12 Orang (pada siklus I) meningkat menjadi 92,86 % atau 26
Orang (pada siklus II).
Menggunakan model pembelajaran kooperatif group Investigation disarankan agar dapat digunakan
pada kegiatan belajar mengajar di SMA lain, agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI), aktivitas, hasil belajar PKn.
A. PENDAHULUAN

859
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

Pendidikan pada dasarnya terampil dan berkarakter yang dilandasi


merupakan salah satu upaya yang sangat oleh UUD 1945.
mendasar dalam pengembangan sumber
daya manusia. Dalam konteks pendidikan di Hal ini sesuai dengan yang
Indonesia, pendidikan diharapkan dikemukakan oleh Depdiknas (2005: 34)
melahirkan sumber daya manusia unggul bahwa: ’Pendidikan Kewarganegaraan
sebagaimana yang dirumuskan dalam merupakan mata pelajaran yang secara
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 umum bertujuan untuk mengembangkan
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada potensi individu warga negara Indonesia,
Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa: sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
”Pendidikan nasional berfungsi keterampilan kewarganegaraan yang
mengembangkan kemampuan dan memadai dan memungkinkan untuk
membentuk watak serta peradaban bangsa berpartisipasi secara cerdas dan
yang bermartabat dalam rangka bertanggung jawab dalam berbagai
mencerdaskan kehidupan bangsa, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bertujuan untuk berkembangnya potensi bernegara”.
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Berdasarkan pendapat di atas jelas
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, bagi kita bahwa PKn bertujuan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga mengembangkan potensi individu warga
negara yang demokratis serta bertanggung negara, dengan demikian maka seorang
jawab”. guru PKn haruslah menjadi guru yang
berkualitas dan profesional, sebab jika guru
Mencermati dari rumusan Undang tidak berkualitas tentu tujuan PKn itu sendiri
Undang Nomor 20 Tahun 2003 ini, maka tidak tercapai.
disadari benar oleh pemerintah akan
pentingnya sumber daya manusia yang Kualitas hasil belajar sebagai
berkualitas. Meskipun peningkatan sumber indikator kualitas pendidikan ditentkan oleh
daya manusia bukan hanya dilakukan kualitas perilaku belajar siswa yang
melalui pendidikan di sekolah, tetapi sampai terwujud melalui proses interaksi
saat ini dipercaya bahwa pendidikan pengajaran yang dikreasikan oleh kinerja
merupakan sarana utama dalam mengajar guru. Dengan demikian dapat
pencapaian peningkatan sumber daya dikatakan bahwa keefektifan pendidikan
manusia yang dilakukan secara sistematis, diawali dengan kualitas kinerja mengajar
terprogram, berjenjang dan para guru. Karena itu perhatian semua
berkesinambungan. Dalam konteks ini, pihak pada peningkatan keterampilan
maka disadari bahwa pendidikan akan interaksi belajar-mengajar guru yang
dituntut peranannya untuk dapat selanjutnya berpengaruh pada kinerja guru
menghasilkan manusia Indonesia yang sangat penting dalam peningkatan mutu
berkualitas. Pada dasarnya pendidikan itu pendidikan di sekolah.
merupakan usaha sadar untuk memajukan Kegiatan belajar mengajar adalah
dan mengembangkan kecerdasan, satu kesatuan dari dua kegiatan yang
kepribadian, dan fisik peserta didik. Tinggi searah. Situasi yang memungkinkan
rendahnya perkembangan dan terjadinya kegiatan belajar yang optimal
pertumbuhan ketiga hal tersebut sangat adalah suatu situasi di mana siswa dapat
menentukan tingkat keberhasilan proses berinteraksi dengan guru. Komponen-
pendidikan. komponen yang membentuk kegiatan
Pendidikan Kewarganegaraan belajar mengajar tersebut adalah siswa,
merupakan salah satu mata pelajaran yang guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media,
dapat membentuk diri yang beragam dari dan evaluasi hasil belajar. Komponen-
segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, komponen kegiatan belajar mengajar
untuk menjadi warga negara yang cerdas, tersebut saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya dan bermula serta bermuara

860
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

pada tujuan. Semakin tersusun dan pembalajaran. Group Investigation adalah


terencana sistem pembelajaran yang metode pembelajaran yang melibatkan
ditetapkan guru sesuai dengan tujuan yang siswa sejak perencanaan, baik dalam
hendak dicapai serta relevan dengan materi menentukan topik maupun cara untuk
pelajaran yang akan disajikan, maka mempelajarinya melalui investigasi. Metode
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran ini menuntut para siswa untuk
menerapkan sistem pembelajaran tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam
akan efektif. berkomunikasi maupun dalam ketrampilan
proses kelompok (group process skills).
Menurut Rusyan (2001 :86) metode Para siswa memilih topik yang ingin
mengajar ialah teknik penyajian yang dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
dikuasai guru untuk mengajar atau terhadap berbagai subtopik yang telah
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dipilih, kemudian menyiapkan dan
di dalam kelas, baik secara individual atau menyajikan dalam suatu laporan di depan
secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu kelas secara keseluruhan.
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh siswa dengan baik. Makin baik metode Berdasarkan latar belakang masalah
mengajar, makin efektif pula pencapaian di atas maka dirumuskan judul penelitian
tujuan. sebagai berikut: “Meningkatkan Aktivitas
dan hasil Belajar PKn dengan Model
Berdasarkan observasi awal yang Pembelajaran Kooperatif Group
dilakukan pada proses belaar mengajar Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA
PKn di kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan Negeri 1 Marabahan Tahun Ajaran
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil 2013/2014”
belajar siswa masih belum maksimal.
Banyak faktor yang menyebabkan
rendahnya interaksi belajar siswa, seperti
faktor internal yang meliputi kepribadian B. KAJIAN PUSTAKA
dan kecakapan intelektual serta faktor 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
eksternal seperti lingkungan belajar siswa. Learning)
Salah satu komponen lingkungan belajar Pembelajaran kooperatif adalah
adalah penetapan metode mengajar. aktifitas belajar kelompok yang teratur
Kurang efektifnya penggunaan metode sehingga ketergantungan pembelajaran
mengajar oleh guru dapat menyebabkan pada struktur sosial pertukaran informasi
kemampuan siswa menguasai materi antara anggota dalam kelompok dan tiap
pelajaran yang disajikan tidak optimal. anggota bertanggungjawab untuk
Siswa cenderung pasif dan kurang berminat kelompoknya dan dirinya sendiri dan
melakukan aktivitas sehingga nilai hasil dimotivasi untuk meningkatkan pembelajar
belajar pun menjadi rendah. Nilai sumatif lainnya. Belajar kooperatif merupakan satu
mata pelajaran pendidikan strategi pengajaran dan pembelajaran
kewarganegaraan pada semester 1 tahun yang menggunakan kumpulan-kumpulan
pelajaran 2013/2014 adalah rata-rata 6,2 di kecil yaitu kelompok pelajar dengan
bawah indikator ketuntasan belajar 65 memberi peluang untuk berinteraksi
sebagaimana ditetapkan dalam standar sesama mereka di dalam proses
ketuntasan belajar minimal. pembelajaran.
Proses belajar dalam kelompok akan Model pembelajaran kooperatif
membantu siswa menemukan dan menciptakan sebuah revolusi
membangun sendiri pemahaman mereka pembelajaran di kelas. Tidak ada kelas
tentang materi pelajaran yang tidak dapat yang sunyi selama proses pembelajaran,
ditemui pada metode konvensional. Dalam karena pembelajaran dapat dicapai
penelitian ini peneliti mencoba mengkaji ditengah-tengah percakapan antara siswa.
penerapan metode pembelajaran kooperatif Guru dapat menciptakan suatu lingkungan
Group Investigation (GI) dalam proses

861
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

kelas yang baru tempat siswa secara rutin b. Kelompok Belajar Koopertif
dapat saling membantu satu sama lain, Proses pembelajaran PKn juga
guna menuntaskan bahan ajar pada menerapkan prinsip belajar kooperatif,
akademiknya (Abdul Kadir, 2002:56). yaitu proses pembelajaran yang
berbasis kerjasama. Kerjasama yang
Pengalaman belajar secara dimaksud adalah kerjasama antar
kooperatif menghasilkan keyakinan yang siswa dan antar komponen-komponen
lebih kuat bahwa seseorang merasa lain di sekolah, termasuk kerjasama
disukai, diterima oleh siswa lain, dan sekolah dengan orang tua siswa dan
menaruh perhatian tentang bagaimana lembaga terkait. Kerjasama antar
kawannya belajar, dan ingin membantu siswa jelas terlihat pada saat kelas
kawannya belajar. Siswa sebagai subjek sudah memilih satu masalah untuk
yang belajar merupakan sumber belajar bahan kajian bersama. Dengan
bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan komponen-komponen sekolah lainnya
dalam berbagai bentuk kegiatan, misalnya juga seringkali harus dilakukan
diskusi, pemberian umpan balik, atau kerjasama.
bekerja sama dalam melatih ketrampilan-
ketrampilan tertentu (Suparno, 2001). 3. Pembelajaran PKn
Pembelajaran secara umum adalah
2. Prinsip Dasar Pembelajaran PKn suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
Prinsip dasar pembelajaran PKn sedemikian rupa, sehingga terjadinya
mengacu pada sejumlah prinsip dasar perubahan pada siswa ke arah yang lebih
pembelajaran. Menurut pendapat baik. Menurut Darsono (2000:78),
Budimansyah (2002:8) prinsip-prinsip pembelajaran merupakan proses yang
pembelajaran tersebut adalah prinsip direncanakan dan dilakukan sebagai suatu
belajar siswa aktif (student active sistem dengan menggunakan metode dan
learning), kelomok belajar kooperatif teknik tertentu dalammemacu interaksi
(cooperative learning), pembelajaran siswa dengan lingkungan belajar yang
partisipatorik, dan mengajar yag reaktif sudah diatur sehingga memperlihatkan
(reactive learning). Selanjutnya keempat hasil proses yang seimbang.
prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut
(Budimansyah, 2002:8-13). Pembelajaran yang efektif ditandai
oleh siftnya yang menekankan pada
a. Prinsip Belajar Siswa Aktif pemberdayaan peserta didik secara aktif.
Model ini menganut prinsip Pembelajaran bukan sekedar memorasi,
belajar siswa aktif. Aktivitas siswa bukan pula sekedar penekanan pada
hampir di seluruh proses penguasaan pengetahuan tentang apa
pembelajaran, mulai dari fase yang di ajarkan sehingga tertanam dan
perencanaan di kelas, kegiatan berfungsi sebagai muatan nurani dan
lapangan, dan pelaporan. Dalam fase dihayati serta dipraktekkan dalam
perencanaan aktivitas siswa terlihat kehidupan oleh peserta didik (Mulyasa,
pada saat mengidentifikasi masalah 2002). Pendidikan kewarganegaran
dengan menggunakan teknik bursa merupakan salah satu mata pelajaran
ide (brain- storming). Setiap siswa yang dapat membentuk diri yang beragam
boleh menyampaikan masalah yang dari segi agama, sosial kultural, bahasa,
menarik baginya, disamping tentu usia, untuk menjadi warga negara yang
saja yang berkaitan dengan materi cerdas, terampil dan berkarakter yang
pelajaran. Setelah masalah dilandasai oleh UUD 1945. Hal ini sesuai
terkumpul, siswa melakukan voting dengan yang dikemukakan oleh
untuk memilih salah satu masalah Depdiknas (2005:34) bahwa ”Pendidikan
untuk kajian kelas. kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang secara umum bertujuan
untuk mengembangkan potensi individu
warga negara Indonesia, sehingga

862
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

memiliki wawasan, sikap, dan 5. Kompetensi dan Hasil Belajar Siswa


keterampilan kewarganegaraan yang a. Kompetensi
memadai dan memungkinkan untuk Kata kompetensi biasanya
berpartisipasi secara cerdas dan diartikan sebagai kecakapan yang
bertangung jawab dalam berbagai memadai untuk melakukan suatu tugas
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan atau memiliki ketrampilan dan
bernegara”. kecakapan yang disyaratkan. Johnson
menyatakan bahwa pengajaran yang
4. Belajar PKn berdasarkan pada kompetensi
Belajar merupakan suatu aktivitas merupakan suatu sistem bahwa siswa
yag menimbulkan perubahan yang relative baru dianggap menyelesaikan
permanen sebagai akibat dari upaya- pelajaran apabila telah melaksanakan
upaya yang dilakukannya menurut tugas yang harus dia pelajari
Depdiknas (2002), kegiatan belajar (A. Suhaenah Suparno, 2001).
merupakan kegiatan aktif yang ditujukkan
siswa baik menyangkut aspek kognitif, Pendidikan berdasarkan
skil, maupun pematangan sikap, kompetensi dibandingkan dengan
kepribadian serta budi pekerti seperti rasa pendidikan secara konvensional
tanggung jawab, jujur, menghargai menunjukkan perbedaan-perbedaan
pendapatan atau karya orang lain. Ibrahim yang esensial sebagai berikut:
(2000:89) menyebutkan belajar
berdasarkan pengalaman, dimana 1) Pendidikan berdasarkan
pengalaman memberikan sumbangan kompetensi dilakukan dengan
berupa wawasan, pemahaman dan teknik- pendekatan sistem. Berbeda
teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada dengan pendidikan konvensional
seseorang yang tidak memiliki pengalamn bercirikan transformasi informasi,
serupa. pendidikan berdasar kompetensi ini
berusaha mengembangkan
Ada beberapa hal yang perlu kemampuan dengan pendekatan
diperhatikan dalam pelajaran Pkn dalam sistem.
ranggka “national and character bulding” 2) Pendidikan berdasar kompetensi
tujuannya diarahkan pada perilaku
a. PKn merupakan bidang kajian yang dapat didemonstrasikan.
kewarganegaraan yang ditopang Pendidikan konvensional tujuan
berbagai disiplin ilmu yang relevan, pengajarannya tidak dinyatakan
yaitu ilmu politik, hokum, sosiologi, dalam bentuk perilaku yang dapat
antropologi, pisikologi dan disiplin ilmu didemonstrasikan.
lainnya. 3) Konsekuensi dari pendidikan
b. PKn mengembangkan daya nalar kompetensi ialah penilaian acuan
(state of mind) bagi para peserta patokan atau PAP. Berbeda
didik. Pengembngan karakter bangsa dengan penilaian acuan norma
merupakan proses pengembangn atau PAN, penilaian pada
warga Negara yang cerdas dan pendidikan berdasarkan
berdaya nilai tinggi. kompetensi didasarkan tingkat
c. Kelas PKn sebagai laboratoryum kompetensi yang dapat
demokrasi. Melalui Pkn, pemahaman dipertanggungjawabkan (kriteria)
sikap dan perilaku demokrasi yang harus dikuasai oleh siswa.
dikembangkan bukan semata-mata 4) Pendidikan berdasar kompetensi
melalui “menajar demokrasi” (teaching memberi tekanan pada
democracy), tetapi melalui model penguasaan secara individual.
pembelajaran yang secara langsung Pendidikan konvensional lebih
menerapkan cara hidup secara bersifat klasikal. (W.Gulo,2002:89).
demokrasi.

863
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

b. Hasil Belajar 1) Mengidentifikasikan topik dan mengatur


Menurut Oemar Hamalik (2001:
155), menyatakan bahwa hasil belajar murid ke dalam kelompok.
tampak sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang 2) Merencanakan tugas yang akan
dapat diamati dan diukur dalam bentuk dipelajari.
perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut 3) Melaksanakan investigasi.
dapat diartikan terjadinya peningkatan
dan pengembangan yang lebih baik 4) Menyiapkan laporan akhir.
dibandingkan yang sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi rahu, 5) Mempresentasikan laporan akhir.
sikap kurang sopan menjadi sopan, dan
6) Evaluasi.
sebagainya.
Menurut Sudjana dan suwaria Jadi investigasi kelompok adalah
(1991: 26) pada dasarnya hasil belajar suatu proses penyelidikan yang dilakukan
atau pengalaman belajar adalah oleh kelompok yang terdiri dari beberapa
kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang, dan selanjutnya kelompok tersebut
oleh siswa setelah menerima mengkomunikasikan hasil perolehan
pengalaman belajar. anggotanya, dapat membandingkannya
dengan perolehan orang atau kelompok
6. Model Pembelajaran GI (Group lain, karena dalam suatu investigasi dapat
Investigation) diperoleh satu atau lebih hasil.
Investigasi kelompok adalah salah
satu tipe pembelajaran kooperatif, guru 7. Hasil Belajar PKn
dan siswa bekerja sama membangun Hasil belajar adalah segala
pembelajaran. Proses dalam perencanaan kemampuan yang dapat dicapai siswa
bersama didasarkan pada pengalaman melalui proses belajar yang berupa
masing-masing siswa, kapasitas, dan pemahaman dan penerapan mengetahuan
kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dan keterampilan yang berguna bagi
dalam semua aspek, membuat keputusan siswa dalam kehidupan sehari-hari serta
untuk menetapkan arah tujuan yang sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif
mereka kerjakan. Dalam hal ini kelompok dalam rangka mewujudkan manusia yang
merupakan wahana sosial yang tepat berkualitas, bertanggung jawab bagi diri
untuk proses ini. Perencanaan kelompok sendiri, masyarakat, bangsa dan negara
merupakan salah satu model untuk serta bertanggung jawab kepada Tuhan
menjamin keterlibatan siswa secara Yang Maha Esa.
maksimal.
Hasil belajar PKn adalah
Pada model investigasi kelompok ini kemampuan siswa dalam menguasai
siswa dilibatkan dalam perencanaan baik materi PKn berdasarkan hasil dari
topik yang dipelajari maupun bagaimana pengalaman atau pelajaran setelah
jalannya penyelidikan mereka. Model mengikuti pembelajaran secara periodik
pembelajaran ini memerlukan cara yang dalam kelas. Dengan selesainya proses
mengajarkan siswa keterampilan belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi
komunikasi dan proses kelompok yang untuk mengetahui kemajuan belajr atau
baik, serta norma dan struktur kelas yang penguasaan siswa atau terhadap materi
lebih rumit. PKn terutamakompetisi dasar hakikat
negara yang diberikanoleh guru. Dari hasil
Slavin (2009: 218-219) evaluasi ini akan dapat diketahui hasil
mengemukakan bahwa dalam group belajar siswa yang biasanya dinyatakan
investigation, para murid bekerja melalui dalam bentuk nilai atau angka.
enam tahap yaitu:

864
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

C. METODE PENELITIAN 3. Instrumen


Pada penelitian ini pengumpulan data
Setting dalam penelitian ini meliputi : pelaksanaan dan hasil tindakan yang telah
tempat penelitian penelitian dan waktu dilaksanakan akan menggunakan beberapa
penelitian sebagai berikut : instrumen, yaitu :
1. Tempat Penelitian 1. Instrumen aktivitas siswa berisi tentang
Penelitian tindakan kelas ini keaktifan yang dilakukan oleh siswa,
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Marabahan dengan indikator aspek yang dinilai :
yang beralamat di jalan Aes Nasution No. a. Persiapan kelompok
66 Marabahan Kode Pos : 70511 tahun b. Partisipasi aktif anggota kelompok
ajaran 2013/2014. Pemilihan sekolah ini c. Kerjasama kelompok
bertujuan untuk memperbaiki dan d. Ketepatan waktu
meningkatkan proses pembelajaran di e. Kedisiplinan
SMA Negeri 1 Marabahan dengan model f. Ketuntasan tugas
pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Group Investigation (GI) serta hasil belajar 2. Lembaran Observasi Guru
siswa dalam pelajaran PKn. Penelitian Lembaran observasi ini digunakan
tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI untuk mengetahui kemampuan guru dalam
SMA Negeri 1 Marabahan. Kelas yang melaksanakan model pembelajaran Group
menjadi subyek penelitian ini adalah kelas Investigation (GI) siswa dalam
yang hasil belajaran paling rendah memberikan jawaban dan argumen tentang
dibandingkan kelas lainnya dan keaktifan materi yang diajarkan.
siswanya belum optimal selama proses
pembelajaran berlangsung. Siswanya yang 3. Lembar Observasi Siswa
aktif dalam proses pembelajaran hanya Lembar observasi ini digunakan untuk
14,71 %. Penelitian ini dilakukan pada mengetahui kemampuan siswa dalam
semester I tahun ajaran 2013/2014. memberikan jawaban dan argumen tentang
materi yang diajarkan.
Subjek dalam penelitiaan ini adalah
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan 1. Tes hasil belajar digunakan sebagai
tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 30 instrumen untuk mengambil data pada
orang. Objek penelitain adalah aktivitas siklus I dan siklus II yaitu untuk
guru, aktivitas siswa dan hasil belajar mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan yang dicapai siswa Kelas XI SMAN 1
tahun ajaran 2013/2014. Marabahan yang dicapai selama proses
pembelajaran Group Investigation (GI).
2. Waktu Penelitian Baik kognitif maupun afektif.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 2. Angket, Intrumen ini digunakan untuk
tahun ajaran 2013/2014. Penentuan waktu memperoleh data tentang tanggapan
penelitian mengacu pada kalender atau respon siswa Kelas Kelas XI
akademik sekolah, karena PTK SMAN 1 Marabahan terhadap metode
memerlukan bebrapa siklus yang pembelajaran kooperatif Group
membutuhkan proses belajar mengajar Investigation (GI).
yang efktif di kelas.
4. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini tertindih
dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
penelitian.

865
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

a. Persiapan Tindakan kontekstual sesuai dengan perencanaan


Persiapan adalah suatu awal sebelumnya meliputi siklus I dan siklus II,
kegiatan yang dilakukan agar dapat langkah-langkah yang dilakun:
tercapai suatu tujuan pembelajaran.
Tindakan yang dipersiapkan dapat a. Guru mengadakan presensi terhadap
membantu memperbaiki pembelajaran kehadiran siswa.
seperti mengatasi kendala pembelajaran b. Guru menyampaikan tujuan
kelas dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
pembelajaran kelas. Selain itu membantu c. Guru menjelaskan kompetensi yang
pengajar menyadari potensi baru untuk ingin dicapai dan menyebutkan sarana
melakukan tindakan guna meningkatkan atau alat pendukung yang dibutuhkan.
kualitas kerja. Beberapa kegiatan yang Memotivasi siswa untuk terlibat dalam
dilakukan untuk membuat persiapan aktivitas pemecahan masalah yang
tindakan seperti: dipilih.
d. Guru membantu siswa mendefinisikan
a. Melakukan observasi awal untuk dan mengorganisasikan tugas belajar
mengidentifikasikan masalah dan yang berhubungan dengan maslah
analisi akar penyebab masalah melalui tersebut (menetap topik, tugas, jadwal,
observasi terhadap proes pembelajaran dll)
PKn. e. Guru mendorong siswa untuk
b. Bersama dengan guru bidang studi mengumpulkan informasi yang sesuai,
menentukan bentuk solusi pemecahan eksperimen untuk mendapat penjelasan
masalah menggunakan model dan pemecahan masalah, pengumpulan
pembelajaran Group Investigation (GI) data, hipotesis, pemecahan masalah.
pada pelajaran PKn. f. Guru membantu siswa dalam
c. Mempersiapkan perangkat merencanakan menyiapkan karya yang
pembelajaran (Silabus, RPP, LTS dan sesuai laporan dan membantu mereka
artikel). Pemberian artikel dimaksudkan berbagi tugas dengan temannya.
sebagai bahan apersepsi untuk g. Guru membnatu siswa untuk melakukan
memotivasi siswa pada awal topik refleksi atau evaluasi terhadap
pembelajaran. eksperimen mereka dan proses-proses
d. Menyiapkan lembar observasi yang yang mereka gunakan.
digunakan untuk mengamati jalannya
proses pembelajaran. Lembar observasi
terdiri dari lembar observasi kegiatan c. Pementauan dan Evaluasi
guru, keaktifan siswa dalam Observasi dilakukan selama
pembelajaran. Menyiapkan lembar pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah
penelitian yang meliputi : lembar dibuat terhadap kegiatan yang telah
penelitian kinerja siswa dalam diskusi, dilaksanakan. berbagai kegiatan yang
dan lembar penelitian pembuatan terjadi di dalam kelas selama
laporan atau makalah. berlangsungnya proses pembelajaran yang
43
e. Menyiapkan alat evaluasi. terdiri dari:

b. Pelaksanaan Tindakan. a. Pengamatan terhadap siswa


Pelaksanaan Tindakan Kelas (akting) dilaksanakan pada saat proses belajar
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini mengajar. Aspek yang diamati meliputi:
adalah melaksanakan RPP pembelajaran 1) Perhatian terhadap penjelasan guru.
dengan menggunakan pendekatan

866
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

2) Keantusiasan dalam mengerjakan menguasai konsep serta terampil dalam


tugas. menyelesaikan soal-soal materi
3) Hubungan kerjasama antar siswa. pembelajaran. Kegiatan refleksi ini
4) Keberanian mengerjakan soal di melakukan evaluasi terhadap proses
depan kelas. pembelajaran pada siklus 1 dan
5) Keberanian bertanya. menjadikan pertimbangan untuk memasuki
b. Pengamatan terhadap guru: siklus 2 dan merefleksi sejauh mana
Aspek yang diamati adalah: kegiatan belajar dengan metode
pembelajaran kooperatif Group
1) Persiapan (secara keseluruhan) Investigation (GI) dapat meningkatkan
2) Pelaksanaan prestasi belajar baik dari segi pemahaman
a) Pendahuluan dan tingkat respon siswa pada
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran pendidikan
pembelajaran. kewarganegaraan, serta hal yang perlu di
b. Memotivasi siswa. perhatikan adalah :
c. Mengaitkan pembelajaran
dengan pengetahuan awal a. Mengevaluasi hasil pemantauan dan
siswa/prasarat. mengolah data hasil evaluasi serta
b) Kegiatan inti menentukan keberhasilan pencapaian
(1) Menerangkan secara singkat tujuan tindakan.
materi pokok dengan jelas. b. Mencatat perkembangan kemampuan
(2) Mengatur siswa dalam siswa.
kelompok-kelompok belajar. c. Mengadakan refleksi 1 dengan meneliti
(3) Membimbing siswa kembali tindakan yang telah dilakukan.
mengerjakan LTS dengan
benar. d. Memberikan penguatan dan motivasi
(4) Mendorong dan membimbing kepada siswa agar belajar lebih giat.
dilakukan keterampilan Penelitian ini menggunakan rancangan
kooperatif oleh siswa: penelitian tindak kelas (action research),
i. Mengajukan pertanyaan. yang terdiri dari 3 siklus. Apabila pada siklus
ii. Menjawab pertanyaan. ke- 1 indikator yang ditentukan belum
iii. Menyampaikan tercapai maka dilakukan siklus ke- 2. Apabila
ide/pendapat. pada siklus ke- 2 indikator yang ditentuakn
iv. Mendengarkan secara belum juga tercapai maka dilakukan siklus
aktif. ke- 3. Masing-masing siklus terdiri dari 4
(5) Memberi latihan pendalaman. (empat) tahapan yaitu: 1). Perencanaan
(6) Memberikan umpan (planning), 2). Pelaksanaan tindakan
balik/kuis (acting), 3). Observasi (observating), dan 4)
c) Penutupan dengan memberikan refleksi (reflecting). Hasil reflleksi pada
pekerjaan rumah. siklus 1 digunakan untuk menyempurnakan
d. Analisi dan Refleksi tindakan pada siklus 2, dan hasil refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap siklus2 digunakan untuk menyempurnakan
observasi dikumpulkan serta dianalisis tindakan siklus 3.
dalam tahap ini. Dari hasil tersebut, guru
akan merefleksi diri dengan melihat data
hasil observasi apakah kegiatan yang telah 5. Data dan Cara Pengumpulannya
dilakukan telah dapat meningkatkan Teknik yang diigunakan untuk
kemampuan siswa memahami dan mengumpulkan data dalam penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari:

867
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

1. Sumber data: sumber data penelitian ini b. Data tentang keaktifan siswa dalam
adalah guru, siswa, dan proses pembelajaran dianalisis secara deskriptif
pemeblajaran. kualitatif.
2. Jenis data: jenis data yang didapatkan c. Data tentang hasil belajar siswa
adalah data kualitatif terdiri dari:
a. Kegiatan guru dalam pelaksanaan Penelitian ini bisa dianggap
pembelajaran. berhasil dalam meningkatkan kompetensi
b. Keaktifan dan kinerja siswa selama para siswa, maka indikator keberhasilan
proses pembelajaran. penelitian dapat ditentukan dengan
c. Hasil belajar siswa. menghitung ketuntasan individual dan
3. Cara pengambilan data: klasikal.
a. Data tentang kegiatan guru diambil
menggunakan lembar observasi dengan Hasil belajar siswa dianalisis secara
mencatat kegiatan yang dulakukan deskriptif kualitatif. Secara individu, siswa
siswa dan guru tiap satuan waktu. yang tuntas belajar adalah siswa yang
b. Data tentang keaktifan siswa proses mempunyai nilai hasil belajar minimal 65.
pembelajaran diambil mengunakan Menurut ali (1993), ketuntasan belajar
lembar observasi keaktifan siswa. siswa secara klasikal dihitung dengan
Keaktifan yang diamati meliputi ketentuan sebagai berikut :
menjawab pertanyan, mengemukakan
a. Tercapai Ketuntasan Individual: Jika
pendapat, melakukan kegiatan untuk
siswa mencapai ketuntasan > 60%
mencari pemecahan maslah melalui
b. Tercapainya Ketuntasan Klasikal : Jika
diskusi, membuat laporan dan
> 80% dari seluruh siswa yang
mempersentasikan hasil kegiatan.
mencapai ketuntasan > 60%
c. Data hasil belajar siswa diambil dari
Untuk mencari ketuntasan belajar
nilai diskusi, tugas dan tes. Nilai tes
siswa baik secara indivisual dan klasikal
diambil menggunakan tes evaluasi pada
dapat menggunakan rumus persentase
tiap akhir siklus. Nilai tes digunakan
sebagai berikut :
untuk mengukur hasil belajar siswa dari
aspek kognitif. Nilai tugas diambil Jumlah Skor
berdasarkan lembar kerja siswa. Aspek Ketuntasan Individual  x 100 %
Jumlah Skor Maksimal
yang dinilai dari diskusi kelompok yang
dibuat siswa meliputi aspek kognitif dan Jumlah Siswa yang Tuntas
afektif. Nilai kinerja siswa diambil Ketuntasan Klasikal  x 100 %
Jumlah Siswa Keseluruha n
menggunakan lembar penilaian kinerja
siswa dalam diskusi. Aspek yang dinilai
dalam penelitan kinerja meliputi aspek 7. Indikator Keberhasilan
afektif dan pisikomotorik. Inikator yang menjadi keberhasilan penelitian
tindakan ini adalah:
6. Analisis dan Interprestasi Data
Teknik analisi data yang digunakan i. Guru mampu menerapkan model
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) denagn baik dan benar.
ii. Meningkatnya keaktifan siswa selama
proses pembelajaran, yang ditunjukkan
Data yang diperoleh dianalisis melalui: dengan meningkatnya jumlah siswa yang
a. Data tentang kegiatan guru dianalisi secara aktif mengajukan pertanyaan, menjawab
deskriptif kualitatif. pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan
melakukan kegiatan untuk mencari

868
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

pemecahan masalah melalui diskusi, b) Kondisi Geografi


membuat laporan dan mempersentasikan SMA Negeri 1 Marabahan
hasil kegiatan. terletak di lingkungan
iii. Terpenuhinya tugas-tugas siswa mulai dari perumahan di tepi jalan raya,
mengerjakan LTS, diskusi kelompok, sebelah barat kampung, sebalah
membuat laporan dan smpai pada selatan Jalan AES. Nasution dan
mempersentasikan hasil kegiatan diskusi, kampong, seblah utara Jalan
serta pada pemberian PR. Pahlawan sebagian kantor
iv. Secara individual siswa menguasai pemerintah dan kampung,
kompetensi atau tujuan pembelajaran sebelah timur lapangan 5
minimal 65%. Keberhasilan dilihat dari desember.
2) Kondisi Lingkungan dan Geografi
jumlah siswa yang mempu mencapai Sekolah
kompetensi tersebut sekurang-kurangnya SMA Negeri 1 Marabahan
85% dari seluruh. didirikan pada tanggal 21 Oktober
1981, NSS : 301150301001, Lokasi
sekolah terletek di jalan AES
D. HASIL PENELITIAN Nasution No. 66 Marabahan Kode
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pos : 70511. Jumlah seluruh
1. Gambaran umum sekolah personil sekolah terdiri atas guru 47
Kegiatan penelitian ini di laksanakan orang dan 5 tenaga Administrasi.
di SMA Negeri 1 Marabahan yang 3) Keadaan Peserta Didik
beralamat di Jalan-Jalan AES Nasution No. Jumlah peserta didik pada
66 Marabahan Kode Pos: 70511. tahun pelajaran 2013/2014
a. Keadaan Sekolah seluruhnya berjumlah 380 orang.
1) Kondisi Lingkungan dan Geografi Persebaran jumlah peserta didik
Sekolah antar kelas sama. Peserta didik di
a) Kondisi Lingkungan kelas XI ada sebanayak 19
Kondisi lingkungan SMA rombongan belajar.
Negeri 1 Marabahan sangat
mendukung untuk B. Hasil Penelitian
pengembangan sekolah secara 1. Tindakan Kelas Siklus 1
keseluruhan. Hal itu dapat Siklus 1 dilaksanakan empat kali
dilihat dari karakteristik dan pertemuan yaitu tanggal 13 – 27 Agustus
budaya masyarakat sekitar 2014 dan 3 September 2014. Pada
sekolah yang masih memiliki pertemuan pertama, dan kedua materi
tingkat kepedulian yang tinggi dengan menerapkan model pembelajaran
terhadap dunia pendidikan, kooperatif Group Investigation (GI).
misalnya masih tingginya rasa Materi yang disajikan pada pertemuan
kebersamaan melalui kegiatan pertama dan kedua yaitu tentang Kasus
gotong royong di dalam setiap pelanggaran hak asasi manusia. Siklus 1
kegiatan kemasyarakatan. terdiri dari empat tahapan tindakan dan
Demikian juga dengan halnya tahapan-tahapannya adalah sebagai
kepedulian pemerintahan, baik berikut:
mulai tingkat kecamatan, kota a. Perencanaan
maupun propinsi. Komite Rencana tindakan yang dilakukn pada
sekolah sangat komitmen dalam siklus 1 yaitu :
membantu semua program
sekolah.

869
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

1) Membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk menemukan jawaban dari


sesuai dengan absen kelas. permasalahan yang ada,
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran
seperti rencana pelaksanaan menjelaskan kegiatan yang harus
pembelajaran (RPP) dan lembar dilakukan masing-masing
tugas siswa (LTS), serta media kelompok untuk dapat
pembelajaran yang berhubungan menyelesaikan LTS.
dengan materi yang akan diajarkan, 3) Membimbing siswa untuk
di mana seluruh perangkat menemukan informasi yang sesuai
pembelajaran ini dikonsultasikan untuk memecahkan masalah yang
terlebih dahulu dengan guru mata diberikan. Setelah seluruh
pelajaran yang bersangkutan. kelompok mengumpulkan
3) Menyiapkan instrument penelitian
yaitu post test sebagai evaluasi dari tugasnya, guru kemudian meminta
siklus 1, lembar observasi aktivitas salah satu kelompok untuk
guru, lembar observasi aktivitas mempersentasikan hasil jawaban
siswa dan skor kelompok siswa. merek dan meminta kelompok lain
4) Mengadakan pembagian tugas antara untuk memperhatikan dan
pengajar dan pengamat (observer). menanggapinya pertama-tama,
b. Pelaksanaan salah seorang anggota kelompok
1) Menginformasikan model menuliskan jawaban di papan tulis,
pembelajaran kooperatif Group setelah jawaban dituliskan, maka
Investigation (GI) kepada siswa seluruh anggota kelompok akan
(menginformasikan tata kerja pada mempersentasikan jawban yang
setiap langkah pembelajaran), mereka ajukan dan kelompok lain
menyampaikan tujuan diminta untuk mendengarkan dan
pembelajaran, menuliskan judul memberikan tanggapan.
materi yang akan dipelajari di 4) Guru membimbing siswa untuk
papan tulis, mengingatkan kembali menyimpulkan materi
materi yang relevan (apersepsi) pembelajaran. Bukan hanya
dengan metode tanya jawab, setelah mengenali hasil yang didapatkan
apersepsi, guru mengajukan suatu siswa bersama kelompok, namun
permasalahan terkait materi juga mengenai proses-proses yang
pembelajaran dan meminta siswa mereka gunakan.
mengajukan pendapatnya mengenai 5) Melaksnakan post test sebagai hasil
pemecahan masalah tersebut. evaluasi dari siklus 1.
2) Memberikan kesempatan kepada c. Pengamatan
siswa untuk menyampaikan Selama kegiatan pembelajaran di
pendapatnya mengenai kelas berlangsung diadakan pengamatan
penyelesaian permasalahan dan penilaian terhadap hasil belajar
tersebut, membagi siswa menjadi 7 siswa. Pengamatan dan penilaian
kelompok, masing-masing terhadap hasil belajar siswa meliputi
kelompok terdiri dari 4 orang siswa aktifitas guru dan aktifitas siswa yaitu
yang heterogen. Setelah siswa dengan mengisi lembar observasi hasil
bergabung dengan anggota belajar siswa serta pada akhir siklus
kelompoknya, guru memberikan diadakan evaluasi.
LTS kepada masing-masing
kelompok guna membagi siswa

870
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN untuk mewujudkan pembelajaran yang


berhasil (efektif), seorang guru harus
1. Aktivitas Guru dengan Menggunakan melaksanakan beberapa peran berikut:
Model Pembelajaran Kooperatif Group 2. Siklus 2
Investigation Pengelolaan pembelajaran yang
Kondisi peserta didik sangat dilakukan oleh guru dalam mengajar
berpengaruh pada hasil belajar yang secara keseluruhan penyampaian bahan
dicapainya, misalnya keadaan fisik sakit, ajarnya berlangsung dengan lancar, hal
minat dan kesiapan serta kondisi perasaan ini selaras dengan pendapat yang di
anak dalam belajar sangatlah berpengaruh, hal kemukkan oleh Hamalik (2003) mengajar
ini sesuai dengan pendapat yang di adalah mnyampaikan pengetahuan
kemukakan oleh Hamalik (1991: 43) bahwa kepada siswa atau murid di sekolah.
terjadinya proses pembelajaran pada hasil Didalam pengertian ini scara eksplisit
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor disebutkan bahwa :
diantaranya : a. Pengajaran di pandang sebagai
1. Peserta didik persiapan hidup
2. Pengajar b. Pengajaran adalah suatu proses
3. Sarana dan prasarana penyampaian
4. Penilaian. c. Penguasaan penyampaian adalah
Kualitas proses belajar yang tujuan utama
dilaksanakan oleh pengajar (guru) juga sangat d. Guru dianggap sebagai paling
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. berkuasa
Setelah peneliti melakukan penelitian dan e. Murid selalu bertindak sebagai
berdasarkan hasil analisis data yang penerima
dilakukan, maka dapat diketahui hasil belajar f. Pengajaran hanya berlangsung di
siswa pada siklus I dan siklus II. ruangan kelas.
1. Siklus 1 Guru yang di observasi sudah
Pengelolaan pembelajaran yang mempu melaksanakan semua rencana
dilakukan oleh guru secara keseluruhan tindakan yang telah dibuat dengan tepat
telah berlangsung dengan cukup lancar, sehingga interaksi belajar berjalan
hanya saja pada aspek pengelolaan waktu dengan sesuai yang diharapkan dan
pengamat menilai bahwa guru masih pengalokasian waktu yang sesuai dalam
belum sepenuhnya berhasil proses pembelajaran pun sudah baik.
melaksanakannya. Selain itu, menurut Perhatian guru kepada semua kelompok
pengamatan pada aspek pemberian siswa merata sehingga semua kelompok
motivasi belajar kepada siswa juga bersemangat dalam kegiatan
dirasakan masih kurang, hal ini berkelompok, serta interaksi siswa dalam
dikarenakan guru masih banyak ceramah kelompok berjalan dengan aktif, hal ini
pada model pembelajaran kooperatif sesuai dengan pendapat Abdul Kadir,
(GI), yang seharusnya guru tidak banyak (2002) belajar kooperatif merupakan satu
menjelaskan materi akan tetapi guru strategi pengajaran dan pembelajaran
memberikan bimbingan kepada siswa yang menggunakan kumpulan-kumpulan
dalam menggali suatu masalah untuk kecil yaitu kelompok pelajar dengan
memperoleh suatu pengetahuan yang luas memberi peluang untuk berinteraksi
dan siswa menjadi aktif dalam proses sesama mereka di dalam proses
pembelajaran di kelas hal ini selaras pembelajaran. Dengan aktifnya siswa
dengan pendapat yang di sampaiakan oleh dalam setiap kelompok mendiskusikan
Mukhtar dan Martinis yamin dalam materi yag diberikan oleh guru maka
Sutikno (2007) menjelelaskan bahwa,

871
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

siswa dapat lebih memahami dan terlihat, hal ini menunjukkan bahwa
pendalaman materi lebih luas. kegiatan berkelompok siswa sudah
Setelah dilakukan perhitungan berhasil. Secara keseluruhan aktifitas
oleh peneliti pengelola pembelajran yang siswa di kelas selama pembelajaran PKn
dilakukan oleh guru juga termasuk dalam berlangsung termasuk dalam kualifikasi
kualifikasi sangat baik hal ini terlihat baik, lebih lengkapnya ada di lamiran.
pada keaktifan siswa yang meningkat Sikap dan minat siswa merupakan
sehingga guru hanya membimbing aspek yang sangat berpengaruh terhadap
siswanya dalam diskusi kelompok untuk keterlibatan siswa secara efwktif dalam
memecahkan suatu maslah pada proses belajar. Menurut MeLeod dan Rayes,
pembelajaran PKn, sesuai dengan (Ratumanan dan Laurens, 2003) sikap
Depdiknas (2005:33) yang menyatakan merupakan persepsi tentang diri sendiri,
bahwa tujuan PKn untuk setiap jenjang orang lain, objek atau ide-ide. Sikap
pendidikan yaitu mengembangkan positif terhadap sesuatu menyebabkan
kecerdasan warga Negara yang perasaan mampu dan diri bermanfaat serta
diwujudkan melalui pemahaman keyakinan akan kamampuan untuk
keterampilan social dan intelektual, serta berhasil jika bertanggung jawab dan
berprestasi dalam memecahkan masalah berusaha keras. Sedang minat berkaitan
di lingkungan. Hasil pembelajaran dengan kecendrungan hati (keinginan)
berlangsung lebih lengkap ada di terhadap sesuatu. Minat terhadap
lampiran 13 dan 14. pelajaran tertentu akan mendorong
tindakan positif siswa untuk menekuni
2. Aktivitas Siswa dengan Menggunakan dan meningkatkan intensitas belajar pada
Model Pembelajaran Group Investigation pelajaran.
1. Siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan 3. Hasil Belajar PKn dengan
dan penilaian terhadap aktivitas siswa Menggunakan Model Pembelajaran
diperoleh data bahwa tidak semua siswa Kooperatif Group Investigation.
antusias mengikuti pelajaran terutama
pada aspek aktif dalam mengerjakan Hasil Penelitian ini menunjukkan
tugas. Hanya siswa yang tergolong pandai bahwa pembelajaran kooperatif Group
saja yang aktif mengerjakan tugas, hal ini investigation dapat meningkatkan hasil
menunjukkan bahwa kegiatan belajar PKn di kelas XI SMA Negeri 1
berkelompok siswa belum sepenuhnya Marabahan. Ini terbukti dengan
berhasil. dilaksanakannya selama 2 siklus, hasil belajar
Secara keseluruhan aktivitas yang meningkat dari sebelumnya ,prestasi
siswa di kelas selama pembelajaran belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi
dengan menggunkan model pembelajaran indikator keberhasilan penelitian yang telah
Group Investigation berlangsung ditetapkan. Ketuntasan belajar siswa secara
termasuk dalm kualifikasi belum klasikal hanya sebanyak 42,85 % atau 12
terpenuhi dengan baik, lebih lengkapnya orang siswa dari keseluruhan jumlah siswa
ada di lampiran. dan termasuk dalam kualifikasi cukup baik
2. Siklus 2 dengan nilai rata-rata siswa adalah 62,35.
Berdasarkan hasil pengamatan Meningkat pada siklus 2 Prestasi belajar
dan penilaian terhadap aktivitas siswa siswa memenuhi indikator keberhasil dari
diperoleh data bahwa semua siswa terlihat penelitian yang telah ditetapkan. Ketuntasan
antusias mengikuti pelajaran, keaktifan belajar siswa secara klasikal adalah sebesar
siswa dalam mengerjakan tugas terutama 92,86 % atau 26 orang siswa dari jumlah
dalam mengerjakan tugas LTS sudah siswa keseluruhan dan termasuk dalam

872
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

kualifikaasi baik dengan nilai rata-rata siswa F. KESIMPULAN DAN SARAN


78,92. Hal ini selaras dengan pendapat yang Kesimpulan
di kemukakan oleh (Abdul Kadir, 2002) Berdasarkan analisis data dan
bahwa model pembelajaran kooperatif pembahasan yang telah lakukan pada bab
menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
kelas. Tidak ada kelas yang sunyi selama penerapan model pembelajaran kooperatif
proses pembelajaran, karena pembelajaran Tipe GI dapat meningkatkan prestasi belajar
dapat dicapai ditengah-tengah percakapan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1
antara siswa. Guru dapat menciptakan suatu Marabahan Tahun Ajaran 2013/2014.
lingkungan kelas yang baru tempat siswa Indikator peningkatan prestasi belajar siswa
secara rutin dapat saling membantu satu sama antara lain:
lain, guna menuntaskan bahan ajar pada a. Siswa antusias dan bersemangat dalam
akademiknya. mengikuti pembelajaran PKn, keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran
Hal ini menunjukkan bahwa model menunjukkan peningkatan.
pembelajaran berbasis masalah pada siklus 2 b. Siswa menyadari bahwa kerjasama dalam
telah mencapai indikikator keberhasilan lebih kelompok penting untuk menyelesaikan
baik dibandingkan dengan pada siklus 1 untuk suatu tugas bersama. Dengan kerjasama
materi Menapaki Jalan Terjal Penegakan Hak dalam kelompok mereka dapat
Asasi Manusia di Indonesia, dimana nilai memberikan pengalaman, menemukan dan
yang diperoleh siswa yang menggunakan menjelaskan segala hal yang mereka
model pembelajaran berbasis masalah baik pikirkan dan membuka diri terhadap yang
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. dipikirkan oleh teman mereka. Hal ini
Perbedaan ketuntasan hasil belajar dapat menyebabkan interaksi antar siswa dalam
dilihat pada gambar berikut : kelompok kooperatif meningkat.
100 c. Penerapan model pembelajaran kooperatif
90 tipe Group Investigation dapat
80 meningkatkan hasil belajar pada siswa
70
kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan Tahun
Ajaran 2013/2014. Hal ini bisa dilihat dari
60
hasil evaluasi yang menunjukkan
50
Ketuntasa peningkatan pencapaian Hasil belajar
40 n Belajar siswa dari awalnya 42,85 % atau 12 Orang
30 Siswa (pada siklus I) meningkat menjadi 92,86 %
20 atau 26 Orang (pada siklus II).
10
0
Saran
Sekor Awal
Siklus 1
Berdasarkan simpulan dan implikasi
Siklus 2 yang telah dikemukakan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Siswa disarankan


a. Siswa hendaknya mempunyai
kesadaran akan pentingnya prestasi
belajar dan berusaha untuk
meningkatkannya dengan cara
meningkatkan minat belajar dan
keaktifannya dalam proses
pembelajaran.

873
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015

2. Kepada guru PKn Djamarah, 1994. Prestasi Belajar dan Prestasi


a. Guru diharapkan senantiasa Guru. Surabaya. Usaha Nasional.
meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan
materi serta dalam mengelola kelas,
Hamalik Oemar, 1989. Media Pendidikan.
sehingga kualitas pembelajaran dapat
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang
dimilikinya.
3. Bagi peneliti lain disarankan agar dapat Hamid Darmadi, 2013. Urgensi Pendidikan
menambah keilmuan khususnya pada Pancasila dan Kewarganegaraan di
penggunaan model pembelajaran perguruan tinggi. Bandug: Alfabeta.
Kooperatif Group Investigation dalam
penelitian.
4. Bagi Prodi PKn adalah agar dapat Harsoyo, 2002. Teknologi Pengajaran.
memberikan arahan tentang model-model Banjarmasin: Media Kampus Press
pembelajaran khususnya model
pembelajaran Kooperatif Group
Investigation, sehingga dapat menciptakan
lulusan yang cerdas, kreatif dan inovatif Jihad, Asep. Haris, Abdul, 2012 Evaluasi
serta berkualitas. Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo

DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

Arikunto, 2002. Metodelogi Penelitian. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arsyad, 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT


Grafindo Persada.

Depdiknas, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati & Mujiono, 1999. Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.

874

Anda mungkin juga menyukai