PTK PKN
PTK PKN
PTK PKN
ABSTRAK
Atud Wawanda Qalimulya, 2014. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) pada materi ham di Kelas XI SMA Negeri 1
Marabahan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Program Studi pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Pembimbing (1) Fatimah (2) Rabiatul Adawiah
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada proses belajar mengajar PKn di kelas XI SMA
Negeri 1 Marabahan tahun ajaran 2013/2014, diketahui bahwa dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa masih belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
PKn dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif (GI), agar pembelajaran tidak hanya berpusat
pada guru tetapi lebih menekankan pada keaktifan siswa.
Penelitian didesain sebagai penelitian tindakan kelas; dengan subyek penelitian adalah siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Marabahan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Penelitin ini dilaksanakan
dalam 2 siklus. Tiap siklus meliputi 4 tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan
(4) Refleksi. Data diambil dengan menggunakan tes tertulis, lembar penilaian kinerja yang terdiri dari
lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi keaktifan siswa, dan hasil evaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan indikator keberhasilan dapat tercapai pada siklus 2, baik itu dari
observasi aktivitas guru dalam kesiapan memberikan pelajaran, observasi aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran, dan evaluasi hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap
pembelajaran yang berlangsung terbukti pada sikap siswa yang merasa senang dan lebih mudah
memahami pelajaran serta antusias siswa mangikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajatan Kooperatif GI, hal ini dapat terlihat pada meningkatnya hasil belajar dan kinerja kelompok
yang semakin baik.
Kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif GI dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar PKn di kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan, Siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran PKn, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan. Suasana
kelas investigasi mendorong siswa untuk mau menggali dan memperdalam cara berpikir mereka dengan
menemukan berbagai alternative berpikir. Hal ini bisa dilihat dari partisipasi siswa dalam menjawab
pertanyaan dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan. Siswa tidak pasif dalam menghadapi
pertanyaan yang diajukan oleh teman-temannya maupun guru. Dengan kerjasama dalam kelompok
mereka dapat memberikan pengalaman. Hal ini menyebabkan interaksi antar siswa dalam kelompok
kooperatif meningkat. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar
pada siswa kelas. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian Hasil
belajar siswa dari awalnya 42,85 % atau 12 Orang (pada siklus I) meningkat menjadi 92,86 % atau 26
Orang (pada siklus II).
Menggunakan model pembelajaran kooperatif group Investigation disarankan agar dapat digunakan
pada kegiatan belajar mengajar di SMA lain, agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI), aktivitas, hasil belajar PKn.
A. PENDAHULUAN
859
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
860
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
861
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
kelas yang baru tempat siswa secara rutin b. Kelompok Belajar Koopertif
dapat saling membantu satu sama lain, Proses pembelajaran PKn juga
guna menuntaskan bahan ajar pada menerapkan prinsip belajar kooperatif,
akademiknya (Abdul Kadir, 2002:56). yaitu proses pembelajaran yang
berbasis kerjasama. Kerjasama yang
Pengalaman belajar secara dimaksud adalah kerjasama antar
kooperatif menghasilkan keyakinan yang siswa dan antar komponen-komponen
lebih kuat bahwa seseorang merasa lain di sekolah, termasuk kerjasama
disukai, diterima oleh siswa lain, dan sekolah dengan orang tua siswa dan
menaruh perhatian tentang bagaimana lembaga terkait. Kerjasama antar
kawannya belajar, dan ingin membantu siswa jelas terlihat pada saat kelas
kawannya belajar. Siswa sebagai subjek sudah memilih satu masalah untuk
yang belajar merupakan sumber belajar bahan kajian bersama. Dengan
bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan komponen-komponen sekolah lainnya
dalam berbagai bentuk kegiatan, misalnya juga seringkali harus dilakukan
diskusi, pemberian umpan balik, atau kerjasama.
bekerja sama dalam melatih ketrampilan-
ketrampilan tertentu (Suparno, 2001). 3. Pembelajaran PKn
Pembelajaran secara umum adalah
2. Prinsip Dasar Pembelajaran PKn suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
Prinsip dasar pembelajaran PKn sedemikian rupa, sehingga terjadinya
mengacu pada sejumlah prinsip dasar perubahan pada siswa ke arah yang lebih
pembelajaran. Menurut pendapat baik. Menurut Darsono (2000:78),
Budimansyah (2002:8) prinsip-prinsip pembelajaran merupakan proses yang
pembelajaran tersebut adalah prinsip direncanakan dan dilakukan sebagai suatu
belajar siswa aktif (student active sistem dengan menggunakan metode dan
learning), kelomok belajar kooperatif teknik tertentu dalammemacu interaksi
(cooperative learning), pembelajaran siswa dengan lingkungan belajar yang
partisipatorik, dan mengajar yag reaktif sudah diatur sehingga memperlihatkan
(reactive learning). Selanjutnya keempat hasil proses yang seimbang.
prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut
(Budimansyah, 2002:8-13). Pembelajaran yang efektif ditandai
oleh siftnya yang menekankan pada
a. Prinsip Belajar Siswa Aktif pemberdayaan peserta didik secara aktif.
Model ini menganut prinsip Pembelajaran bukan sekedar memorasi,
belajar siswa aktif. Aktivitas siswa bukan pula sekedar penekanan pada
hampir di seluruh proses penguasaan pengetahuan tentang apa
pembelajaran, mulai dari fase yang di ajarkan sehingga tertanam dan
perencanaan di kelas, kegiatan berfungsi sebagai muatan nurani dan
lapangan, dan pelaporan. Dalam fase dihayati serta dipraktekkan dalam
perencanaan aktivitas siswa terlihat kehidupan oleh peserta didik (Mulyasa,
pada saat mengidentifikasi masalah 2002). Pendidikan kewarganegaran
dengan menggunakan teknik bursa merupakan salah satu mata pelajaran
ide (brain- storming). Setiap siswa yang dapat membentuk diri yang beragam
boleh menyampaikan masalah yang dari segi agama, sosial kultural, bahasa,
menarik baginya, disamping tentu usia, untuk menjadi warga negara yang
saja yang berkaitan dengan materi cerdas, terampil dan berkarakter yang
pelajaran. Setelah masalah dilandasai oleh UUD 1945. Hal ini sesuai
terkumpul, siswa melakukan voting dengan yang dikemukakan oleh
untuk memilih salah satu masalah Depdiknas (2005:34) bahwa ”Pendidikan
untuk kajian kelas. kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang secara umum bertujuan
untuk mengembangkan potensi individu
warga negara Indonesia, sehingga
862
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
863
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
864
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
865
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
866
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
867
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
1. Sumber data: sumber data penelitian ini b. Data tentang keaktifan siswa dalam
adalah guru, siswa, dan proses pembelajaran dianalisis secara deskriptif
pemeblajaran. kualitatif.
2. Jenis data: jenis data yang didapatkan c. Data tentang hasil belajar siswa
adalah data kualitatif terdiri dari:
a. Kegiatan guru dalam pelaksanaan Penelitian ini bisa dianggap
pembelajaran. berhasil dalam meningkatkan kompetensi
b. Keaktifan dan kinerja siswa selama para siswa, maka indikator keberhasilan
proses pembelajaran. penelitian dapat ditentukan dengan
c. Hasil belajar siswa. menghitung ketuntasan individual dan
3. Cara pengambilan data: klasikal.
a. Data tentang kegiatan guru diambil
menggunakan lembar observasi dengan Hasil belajar siswa dianalisis secara
mencatat kegiatan yang dulakukan deskriptif kualitatif. Secara individu, siswa
siswa dan guru tiap satuan waktu. yang tuntas belajar adalah siswa yang
b. Data tentang keaktifan siswa proses mempunyai nilai hasil belajar minimal 65.
pembelajaran diambil mengunakan Menurut ali (1993), ketuntasan belajar
lembar observasi keaktifan siswa. siswa secara klasikal dihitung dengan
Keaktifan yang diamati meliputi ketentuan sebagai berikut :
menjawab pertanyan, mengemukakan
a. Tercapai Ketuntasan Individual: Jika
pendapat, melakukan kegiatan untuk
siswa mencapai ketuntasan > 60%
mencari pemecahan maslah melalui
b. Tercapainya Ketuntasan Klasikal : Jika
diskusi, membuat laporan dan
> 80% dari seluruh siswa yang
mempersentasikan hasil kegiatan.
mencapai ketuntasan > 60%
c. Data hasil belajar siswa diambil dari
Untuk mencari ketuntasan belajar
nilai diskusi, tugas dan tes. Nilai tes
siswa baik secara indivisual dan klasikal
diambil menggunakan tes evaluasi pada
dapat menggunakan rumus persentase
tiap akhir siklus. Nilai tes digunakan
sebagai berikut :
untuk mengukur hasil belajar siswa dari
aspek kognitif. Nilai tugas diambil Jumlah Skor
berdasarkan lembar kerja siswa. Aspek Ketuntasan Individual x 100 %
Jumlah Skor Maksimal
yang dinilai dari diskusi kelompok yang
dibuat siswa meliputi aspek kognitif dan Jumlah Siswa yang Tuntas
afektif. Nilai kinerja siswa diambil Ketuntasan Klasikal x 100 %
Jumlah Siswa Keseluruha n
menggunakan lembar penilaian kinerja
siswa dalam diskusi. Aspek yang dinilai
dalam penelitan kinerja meliputi aspek 7. Indikator Keberhasilan
afektif dan pisikomotorik. Inikator yang menjadi keberhasilan penelitian
tindakan ini adalah:
6. Analisis dan Interprestasi Data
Teknik analisi data yang digunakan i. Guru mampu menerapkan model
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) denagn baik dan benar.
ii. Meningkatnya keaktifan siswa selama
proses pembelajaran, yang ditunjukkan
Data yang diperoleh dianalisis melalui: dengan meningkatnya jumlah siswa yang
a. Data tentang kegiatan guru dianalisi secara aktif mengajukan pertanyaan, menjawab
deskriptif kualitatif. pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan
melakukan kegiatan untuk mencari
868
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
869
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
870
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
871
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
siswa dapat lebih memahami dan terlihat, hal ini menunjukkan bahwa
pendalaman materi lebih luas. kegiatan berkelompok siswa sudah
Setelah dilakukan perhitungan berhasil. Secara keseluruhan aktifitas
oleh peneliti pengelola pembelajran yang siswa di kelas selama pembelajaran PKn
dilakukan oleh guru juga termasuk dalam berlangsung termasuk dalam kualifikasi
kualifikasi sangat baik hal ini terlihat baik, lebih lengkapnya ada di lamiran.
pada keaktifan siswa yang meningkat Sikap dan minat siswa merupakan
sehingga guru hanya membimbing aspek yang sangat berpengaruh terhadap
siswanya dalam diskusi kelompok untuk keterlibatan siswa secara efwktif dalam
memecahkan suatu maslah pada proses belajar. Menurut MeLeod dan Rayes,
pembelajaran PKn, sesuai dengan (Ratumanan dan Laurens, 2003) sikap
Depdiknas (2005:33) yang menyatakan merupakan persepsi tentang diri sendiri,
bahwa tujuan PKn untuk setiap jenjang orang lain, objek atau ide-ide. Sikap
pendidikan yaitu mengembangkan positif terhadap sesuatu menyebabkan
kecerdasan warga Negara yang perasaan mampu dan diri bermanfaat serta
diwujudkan melalui pemahaman keyakinan akan kamampuan untuk
keterampilan social dan intelektual, serta berhasil jika bertanggung jawab dan
berprestasi dalam memecahkan masalah berusaha keras. Sedang minat berkaitan
di lingkungan. Hasil pembelajaran dengan kecendrungan hati (keinginan)
berlangsung lebih lengkap ada di terhadap sesuatu. Minat terhadap
lampiran 13 dan 14. pelajaran tertentu akan mendorong
tindakan positif siswa untuk menekuni
2. Aktivitas Siswa dengan Menggunakan dan meningkatkan intensitas belajar pada
Model Pembelajaran Group Investigation pelajaran.
1. Siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan 3. Hasil Belajar PKn dengan
dan penilaian terhadap aktivitas siswa Menggunakan Model Pembelajaran
diperoleh data bahwa tidak semua siswa Kooperatif Group Investigation.
antusias mengikuti pelajaran terutama
pada aspek aktif dalam mengerjakan Hasil Penelitian ini menunjukkan
tugas. Hanya siswa yang tergolong pandai bahwa pembelajaran kooperatif Group
saja yang aktif mengerjakan tugas, hal ini investigation dapat meningkatkan hasil
menunjukkan bahwa kegiatan belajar PKn di kelas XI SMA Negeri 1
berkelompok siswa belum sepenuhnya Marabahan. Ini terbukti dengan
berhasil. dilaksanakannya selama 2 siklus, hasil belajar
Secara keseluruhan aktivitas yang meningkat dari sebelumnya ,prestasi
siswa di kelas selama pembelajaran belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi
dengan menggunkan model pembelajaran indikator keberhasilan penelitian yang telah
Group Investigation berlangsung ditetapkan. Ketuntasan belajar siswa secara
termasuk dalm kualifikasi belum klasikal hanya sebanyak 42,85 % atau 12
terpenuhi dengan baik, lebih lengkapnya orang siswa dari keseluruhan jumlah siswa
ada di lampiran. dan termasuk dalam kualifikasi cukup baik
2. Siklus 2 dengan nilai rata-rata siswa adalah 62,35.
Berdasarkan hasil pengamatan Meningkat pada siklus 2 Prestasi belajar
dan penilaian terhadap aktivitas siswa siswa memenuhi indikator keberhasil dari
diperoleh data bahwa semua siswa terlihat penelitian yang telah ditetapkan. Ketuntasan
antusias mengikuti pelajaran, keaktifan belajar siswa secara klasikal adalah sebesar
siswa dalam mengerjakan tugas terutama 92,86 % atau 26 orang siswa dari jumlah
dalam mengerjakan tugas LTS sudah siswa keseluruhan dan termasuk dalam
872
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
873
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 10, November 2015
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
874