9 - Roleplay CA Cervix
9 - Roleplay CA Cervix
9 - Roleplay CA Cervix
“CA CERVIX”
Di Ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Disusun oleh :
Peran
Moderator : Donna
Narator : Rista
Dokter : Khaerul
Perawat I : Fajar
Perawat II : Rizky
Pasien : Rauhil
Suami Pasien : Intan
Kakak Pasien : Yurike
*Dokter meninggalkan ruangan dan perawat masuk ke kamar pasien untuk memeriksanya.*
Perawat I : Selamat pagi, Bu.
Kakak : Selamat pagi mas.
Perawat I : Perkenalkan saya perawat Fajar. Saya yang bertugas pagi hari ini ya Bu. Ini
dengan ibu siapa namaya, tanggal lahirnya berapa bu?
Pasien : Ya, mas. Saya Rauhil, tanggal lahir saya 15 Juli 1978.
Perawat I : Boleh saya cek gelang nya ya? Ya benar dengan ibu Rauhil, bertanggal lahir
15 Juli 1978 dan no register 11345 ya.
Perawat I : Bagaimana keluhannya hari ini Bu ?
Pasien : Ini masih terasa sakit di perut bagian bawah, trus menstruasi saya jadi lama
sekali dan banyak, keputihannya juga tidak seperti biasanya, keluar cairan
berlebih berwarna merah muda dan berbau.
Perawat I : Oh begitu, Ini saya cek tekanan darahnya dulu ya bu?
Kakak : Berapa tekanan darah adik saya, mas?
Perawat I : Tekanan darah ibu Rauhil 120/80 mmHg ya…
Kakak : Itu termasuk normal ya, mas?
Perawat I : Iya masih normal bu. Bu Rauhil ini saya pasang infus dan ambil darahnya
sekalian untuk di cek lab.ya?
Pasien : Iya, mas.
Perawat : Sebelumnya dari keluarga pernah menderita sakit apa ?
Kakak : Nggak ada, mas.
Perawat I : Oh begitu..sudah pernah periksa ke dokter sebelumnya atau belum Bu ?
Pasien : Belum pernah mas, baru kali ini.
Perawat I : Ini nanti akan dilakukan pemeriksaan dulu ya, Bu. Pemeriksaan ini nanti
untuk mengetahui apakah terdapat pertumbuhan sel yang abnormal pada
rahim ibu dan nanti apabila terajdi ketidaknormalan pada pemeriksaan
tersebut maka akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Pasien : Iya, mas.
Kakak : Mas, adik saya nggak kenapa-kenapa kan?
Perawat I : Ini kita tunggu hasil pemeriksaannya terlebih dahulu ya Bu, baru bisa
diketahui penyakitnya apa. Sekarang saya ambil darah ibu dulu yang
selanjutnya akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut,
kemudian saya antar ibu ke radiologi untuk dilakukan foto nggeh bu.
Pasien : Iya, mas.
Keesokan harinya, hasil pemeriksaan sudah jadi. Kemudian dokter dan perawat mendatangi
klien dan keluarga klien untuk menjelaskan tentang penyakitnya. Suami klien juga telah
berada di RS untuk mendampingi istrinya.
Perawat II : Selamat pagi, Bu.
Pasien : Selamat pagi, Sus.
Perawat II : Ibu Rauhil, ini hasil pemeriksaannya sudah jadi, ya. Nanti hasilnya akan
disampaikan oleh dokter yang berwenang.
Pasien : Iya, Sus. Ini suami saya juga sudah disini untuk mendampingi saya.
Suami : Bagaimana hasilnya, Dok?
Perawat II : Tapi Ibu, sebelum dokter menjelaskan hasil pemeriksaannya, kami harapkan
ibu tabah dan menerima apapun hasil dari pemeriksaan ini, baik hasil itu
sesuai dengan harapan ibu atau tidak, saya harapkan ibu dan keluarga
tetap bisa menerimanya.
Pasien : Iya, Sus.
Dokter : Dengan gejala-gejala yang ibu rasakan selama ini, menurut ibu penyakit apa
yang mungkin terjadi?
Pasien : Emmm….saya tidak tau dok, soalnya keluarga saya selama ini juga baik-
baik saja.
Dokter : Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah ibu Rauhil
ingin mengetahui lebih lanjut?
Pasien : Iya dok, tidak apa-apa.
Dokter : Baik…hasil pemeriksaan laboratorium sudah saya dapatkan, dan ternyata ini
tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Hasil menunjukkan ibu ini
menderita kanker servik stadium 3.
Pasien : Apa dok ??
Suami : Kanker serviks itu apa dok?
Dokter : Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit bagi ibu dan
keluarga. Jadi kanker servik itu adalah kanker yang muncul pada leher
rahim wanita. Salah satu penyebab utama penyakit kanker serviks adalah
infeksi virus yang bernama Human Papilloma Virus (HPV). Memang
umumnya kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala
baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar.
Pasien : Pak, apa yang dikatakan dokter itu bohong kan…Aku nggak mungkin punya
penyakit kaya gitu …
Perawat : Bu, kami mengerti bahwa kenyataan ini sulit untuk bisa diterima oleh ibu,
memang perlu waktu untuk menerimanya.
Pasien : Kenapa harus terjadi sama Ibu, Pak?
Perawat II : Sabar Bu… Setiap manusia itu diberikan ujian oleh Allah… Mungkin Allah
memberikan semua ini pada ibu karena Allah memiliki rencana lain dibalik
musibah yang ibu rasakan saat ini…
Suami : Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengobati istri saya dok?
Dokter : Saya menyarankan untuk dilakukan operasi pengangkatan rahim atau yang
biasa kita sebut dengan histerektomi agar sel kanker tidak menyebar lebih
luas lagi.
Pasien : Apa itu artinya saya tidak bisa punya anak dok?
Dokter : Iya Bu memang resiko terburuk seperti itu, ini untuk kebaikan ibu juga agar
kanker tidak bertambah menyebar dan memperburuk kondisi ibu. Kami
disini akan mendukung dan membantu ibu agar bisa sehat kembali. Akan
tetapi, saya juga butuh bantuan suami dan keluarga untuk senantiasa
memberikan dukungan kepada ibu Rauhil secara moral, agar ibu Rauhil
tidak semakin terpuruk dengan kondisi yang saat ini dialaminya dan selalu
semangat untuk melawan penyakit yang saat ini dideritanya. Karena salah
satu faktor utama untuk kesembuhan ibu, selain terkait kondisinya juga
berhubungan dengan dukungan orang orang yang ibu sayangi.
Suami : Baik dok, saya akan selalu mendukung dan memberi semangat kepada istri
saya apapun yang terjadi kepadanya. Omong omong, terkait dengan
pelaksanaan operasi, apakah boleh kami pertimbangkan dulu dengan
keluarga dok ?
Dokter : Iya memang sebaiknya didiskusikan dulu dengan keluarga. Kami permisi
terlebih dahulu, jika ada apa-apa keluarga bisa menghubungi kami di
ruangan Selamat pagi.
Suami : Iya dok..terima kasih informasinya.
Keesokan harinya, dokter yang didampingi perawat kembali memeriksa klien. Klien tampak
sudah lebih tenang.
Perawat II : Selamat pagi, Bu.
Pasien : Pagi, Sus.
Perawat II : Bagaimana keadaannya hari ini?
Pasien : Sudah agak mendingan, Sus…Saya sudah lebih tenang.
Dokter : Lalu bagaimana keputusan dari pihak keluarga tentang operasi ibu?
Pasien : Ya saya sudah bisa menerima itu semua…mungkin ini ujian yang Allah
berikan pada saya…lakukan yang terbaik untuk saya…meskipun saya harus
kehilangan rahim saya…saya ikhlas dok..
Suami : Iya kami dan keluarga sudah setuju untuk dilakukan operasi pengangkatan
rahim itu dok
Dokter : Baiklah kalau begitu, sebelum itu dilakukan ibu harus mengisi informed
consent terlebih dahulu sebagai bentuk persetujuan akan dilakukan tindakan
operasi. Mohon tanda tangan disini ya, Bu..
Kakak : Iya dok, lakukan yang terbaik untuk istri saya ya dok…
Dokter : Iya kami akan mengusahakan yang terbaik untuk ibu Rauhil … kalau begitu
kami permisi terlebih dahulu, nanti untuk pendaftaran operasi dan
persiapannya akan dilakukan oleh perawat yang jaga ya bu..
Pasien : Iya dok. Terima kasih
Dokter : Sama-sama bu..
Dokter meninggalkan ruangan klien. Akhirnya klien bisa menerima keadaannya dan mau
untuk dioperasi demi kesembuhan dirinya. 2 hari setelahnya, pasien dilakukan operasi
histerektomi atau pengangkatan rahim. Setelah datang dari ruangan OK, perawat
mengunjungi pasien kembali untuk mengetahui kondisi pasien dan memberikan beberapa
informasi terkait hal hal yang harus diperhatikan pada saat setelah operasi.
Perawat I : Selamat siang bu Rauhil, bagaimana keadaannya saat ini setelah dilakukan
operasi?
Pasien : Alhamdulillah baik mas, operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang ini
saya masih merasa pusing dan mual.
Perawat I : Oh tidak apa apa ibu, itu memang merupakan beberapa efek dari pemberian
obat bius yang didapatkan ibu tadi sewaktu operasi. Karena ibu
mendapatkan obat bius general, jadi untuk 24 jam kedepan, ibu tidak boleh
mengangkat kepalanya terlebih dahulu nggeh. Lalu untuk saat ini ibu masih
puasa terlebih dahulu nggeh hingga 2 jam kedepan. Setelah 2 jam kedepan
ibu baru boleh untuk minum sedikit demi sedikit, Apabila pada saat ibu mulai
minum dan ibu tidak mual, boleh ditambah lagi porsi minumnya, dan apabila
mual sudah hilang baru boleh untuk makan. Makannya pun tidak boleh
langsung dalam porsi yang banyak nggeh tapi bu. Harus dipancing dulu
dengan makanan ringan dan dengan porsi sedikit. Pada intinya
penambahan porsi harus secara bertahap.
Pasien : Baik mas
Perawat II : Ya betul bu. Oh iya bu, bukan berarti meskipun ibu diinstruksikan untuk tidak
mengangkat kepala selama 24 jam kedepan, ibu tidak boleh bergerak
setalahnya lo nggeh. Ibu juga harus belajar untuk miring kanan, miring kiri,
duduk dan berjalan setelah 24 jam ini. Latihannya juga dilakukan secara
bertahap, tidak boleh besok langsung berjalan. Jadi harus dimulai dengan
yang ringan ringan dulu seperti miring kanan kiri, lalu kalau bisa dilanjutkan
dengan duduk. Dan baru berjalan. Begitu nggih bu?
Pasien : Oh seperti itu ya sus, baik kalau begitu. Lalu untuk luka saya yang ada
diperut ini bagaimana nggeh mas biar cepat sembuh?
Perawat II : Untuk penyembuhan lukanya sendiri bisa ibu tunjang dengan makan
makanan yang kaya gizi dan tinggi protein bu. Ibu bisa banyak
mengkonsumsi telur, terutama bagian putihnya, ikan ikanan atau daging
ayam. Dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
protein, maka penyembuhan luka ibu akan semakin bagus dan cepat. Selain
itu, ibu juga harus menjaga kebersihan diri ibu nggeh, agar luka ibu tidak
mudah terinfeksi. Obat obatan yang diminum juga harus selalu dihabiskan
dan diminum sesuai jadwalnya agar ibu cepat pulih dan sembuh.
Pasien : Oh jadi begitu ya sus.
Perawat I : Iya bu. Nah, karena disini ibu dijaga oleh suami dan kakak secara
bergantian, nanti saya harap suami dan kakak bu Rauhil juga mau
membantu dan mengingatkan bu Rauhil untuk melakukan sesuai saran saya
tadi nggeh. Bu Rauhil juga harus tetap diberi semangat dan dukungan.
Suami : Iya mas, nanti saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu ada
membantu istri saya.
Kakak : *mengangguk ngangguk* Iya mas.Terimakasih atas informasi dan sarannya.
Perawat I : Nggeh bu sama sama. Nanti kalau ibu ada keluhan apapun, atau mau
bertanya sesuatu bisa memanggil kami, perawat yang sedang jaga nggeh
bu. Kami pamit terlebih dahulu, Wassalamualaikum wr. Wb.
Pasien : Iya sus, baik kalau begitu. Waalaikumsalam wr. wb