Dasar Dasar Komunikasi
Dasar Dasar Komunikasi
Dasar Dasar Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari
sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan
digenerlisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan
pengaruh dari sistem-sitem tanda dan lambang.
Komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi/pesan. Peran komunikasi sangat
penting dalam kehidupan manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk sosial. Manusia tidak hidup
sendiri dengan pikirannya sendiri. Seseorang perlu melakukan interaksi dengan orang lain,
mengkomunikasikan isi pikirannya kepada orang lain.
Pengertian hakekat komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, penyampaian
gagasan, proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide.
Syarat-Syarat Keberhasilan Komunikasi
a) Komunikator (Pengirim)
b) Pesan yg disampaikan
c) Komunikan (yang menerima)
d) Konteks
e) Sistem Penyampaian
Proses Komunikasi
Tujuan Komunikasi
Terdapat banyak manfaat komunikasi yang bisa didapatkan di antaranya memberi informasi,
melakukan interaksi, mengisi waktu luang hingga mempengaruhi orang lain.
Menurut Riant Nugroho, tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah
persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn, tujuan komunikasi adalah
pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu sistem sosial atau organisasi.
Berikut tujuan komunikasi menurut para ahli dan secara umum:
Memberi pesan atau informasi
Menyampaikan pikiran atau perasaan
Melakukan interaksi dengan sesama
Membuat diri tidak terasing dari lingkungan sekitar
Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain
Mengurangi atau menghilangkan ketegangan
Mengisi waktu luang
Menyelesaian suatu permasalahan atau persoalan
Mempengaruhi orang lain dengan gagasan tertentu
Menunjukkan ikatan dengan orang lain
Mengenal diri sendiri
Menambah wawasan pengetahuan
Merubah sikap serta perilaku kebiasaan
Memahami orang lain
Memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu
Membujuk/memaksa orang lain agar berperilaku sesuai intruksi
Memelihara hubungan sosial dengan orang lain
Membantu pengambilan keputusan
Meminta atau memberi pertolongan
Mengetahui atau mempelajari peristiwa di sekitar
Berikut ini adalah beberapa tujuan berkomunikasi:
1. Agar yang disampaikan komunikator dapat dipahami oleh komunikan. Supah mudah untuk
dipahami oleh komunikan maka komunikator butuh menerangkan pesan utama dengan sejelas
mungkin.
2. Supaya dapat mengerti orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat
mengerti individu yang lainnya dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan oleh
orang lain.
3. Supaya pendapat kita dapat diterima oleh orang lain. Komunikasi serta pendekatan persuasif
merupakan langkah yang efektif agar ide kita dapat diterima oleh orang lain.
4. Menggerakan orang lain untuk melakukan suatu hal. Komunikasi serta pendekatan persuasif
dapat membangun kesamaan persepsi dengan orang lain lalu menggerakannya sesuai dengan
apa yang kita inginkan.
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi secara umum. Beberapa fungsi komunikasi menurut para ahli meliputi fungsi sosial,
fungsi ekspresif, fungsi ritual dan fungsi instrumental. Berikut merupakan fungsi komunikasi dan
penjelasan lengkapnya.
Fungsi sosial
Fungsi komunikasi sosial menjadi indikasi pentingnya komunikasi dalam tiap hubungan sosial. Hal ini
berhubungan dengan konsep diri sendiri serta kelangsungan hidup dengan lingkungan sekitar kita,
sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial.
Fungsi ekspresif
Fungsi komunikasi ekspresif merupakan bentuk ekspresi di dalam tubuh terkait pendapat atau opini
yang ingin dikemukakan. Hal ini berkaitan dengan membujuk, memaksa atau mempengaruhu orang
dan masyarakat yang sesuai dengan pemikiran dan perasaan pengirim pesan.
Fungsi ritual
Fungsi komunikasi ritual merupakan bentuk komunikasi terkait hal-hal komitmen yang penting dan
sakral. Hal ini meliputi komitmen pengirim pesan terhadap tradisi, suku, negara, ideologi atau agama
yang diwujudkan dalam proses komunikasi itu sendiri.
Fungsi instrumental
Fungsi komunikasi instrumental merupakan bentuk komunikasi untuk mengubah sikap dan perilaku
atau juga untuk menggerakkan tindakan orang lain. Selain itu fungsi ini juga berkaitan dengan tujuan
menghibur atau mendapat hiburan.
Komponen Komunikasi
Pada dasarnya komponen komunikasi ada lima, yaitu sebagai berikut:
1. Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan.
2. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan oleh pengirim.
3. Saluran adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Antara lain:
Channel merupakan gelombang suara dan cahaya diudara yang berfungsi sebagai saluran.
Contohnya, apabila dua orang berbicara tatap muka, gelombang suara dan cahaya diudara
berfungsi sebagai saluran atau apabila pembicaraan itu melalui surat, gelombang cahaya
sebagai saluran yang memungkinkan kita melihat huruf pada surat tersebut.
Buku, surat kabar, film, dan televisi merupakan alat untuk menyampaikan pesan, tetapi saluran
pokoknya tetap gelombang suara dan cahaya.
Alat indra, seperti indra penciuman, indra perasa, dan indra peraba.
4. Penerima pesan adalah orang yang menerima pesan, menganalisis, serta enginterpretasikan isi
pesan yang diterima.
5. Umpan balik (feedback) adalah respons terhadap pesan yang diterima dari pengirim pesan. Umpan
balik ini membantu memberikan kejelasan kepada pengirim bahwa pesan yang dikirim dapat
diterima oleh penerima atau sebaliknya.
Bab III
Unsur-Unsur Dasar Komunikasi Di Rumah Sakit
Unsur Unsur Komunikasi Menurut Para Ahli
Menurut Aristoteles, ada tiga unsur komunikasi yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan
siapa yang mendengarkannya.
Pandangan Aristoteles ini menurut sebagian besar para ahli komunikasi dinilai lebih tepat untuk
mendukung suatu proses komunikasi publik dalam bentuk pidato atau retorika.
Hal ini disebabkan pada zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat populer
bagi masyarakat Yunani pada saat itu.
Unsur Komunikasi Menurut Claude E Shannon & Warren Weaver
Unsur komunikasi yaitu pengiriman, transmitter, penerima, tujuan, dan signal. Kesimpulan tersebut
berdasarkan atas studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan radio dan telpon.
Unsur Komunikasi Menurut Charles Osgood Gerald Miller & Melvin L De Fluer
Mereka menambahkan efek dan umpan balik sebagai unsur unsur komunikasi. Umpan balik dan efek
sebagai unsur komunikasi yang nantinya akan lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi
antarpribadi dan komunikasi massa.
Unsur Komunikasi Menurut Joseph de Vito, Sereno, Erika Vora
Mereka menilai lingkungan adalah unsur komunikasi yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung
terjadinya proses komunikasi.
Terdapat beberapa unsur komunikasi, antara lainnya adalah :
1. Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi.
Dengan kata lain, komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki inisiatif untuk
menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau interaksi.
Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja. Akan tetapi juga memberikan sebuah
respon atau tanggapan dan menjawab dari proses komunikasi yang sedang berlangsung.
Baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pesan atau Informasi
Pesan atau informasi merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan bisa
berupa sebuah kata-kata, tulisan, gambaran, atau sebuah perantara lainnya.
Pesan ini mempunyai inti, yaitu mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang
lain.
3. Sarana Komunikasi atau Channel
Sarana komunikasi atau channel dapat disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan
dalam sebuah proses komunikasi.
Pemilihan sarana atau media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan
disampaikan.
4. Komunikan atau Receiver
Komunikan adalah sebutan bagi orang yang menerima pesan atau berita yang disampaikan oleh
komunikator. Komunikan dapat terdiri dari satu roang atau lebih dan bisa pula dalam bentuk kelompok.
Dalam sebuah proses komunikasi, komunikasi merupakan elemen penting karena dialah yang menjadi
sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk bisa mengerti pesan yang disampaikan dengan baik
dan benar.
5. Umpan Balik atau Feedback
Umpan balik bisa diartikan sebagai jawaban komunikan atas pesan yang diberikan oleh komunikator
kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan akan terus menerus bertukar
peran.
6. Dampak atau Effect
Dampak adalah efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan.
Apabila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan, maka komunikator telah
berhasil dengan baik.
Dampak atau effect sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion, ataupun majority
opinion.
Namun semua itu mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan
yang disampaikan oleh komunikator.
Bab IV
Model-Model Komunikasi Pada Tenaga Kesehatan
Pengertian Model
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan
unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi
artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model
tersebut. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan dan menerapkan teori. Model adalah
teori yang lebih disederhanakan.
Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Dengan kata lain model komunikasi adalah sebuah model
konseptual untuk menjelaskan proses komunikasi manusia dan memperlihatkan proses komunikasi
dengan menggunakan berbagai simbol. Model komunikasi membentuk perspektif komunikasi dengan
menguraikan komunikasi yang begitu kompleks menjadi lebih sederhana tanpa menghilangkan
komponen-komponen yang ada di dalamnya.
Fungsi Dan Manfaat Model
Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga
fungsi:
1. Melukiskan proses komunikasi,
2. Menunjukkan hubungan visual,
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai 4 fungsi :
1. Mengorganisasikan yang tadinya tidak teramati
2. Heuristik
3. Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif
yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak
4. Pengukuran, mengukur fenomena yang dipresiksi
Pembuatan model jelas memberikan manfaat kepada para ilmuwan. Irwin D.J Bross
menyebutkan beberapa keuntungan model. Model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan
masalah, bila model awal tidak berhasil memprediksi. Ketika suatu model diuji, karrakter kegagalan
kadang-kadang dapat memberikan petunjuk mengenai kekurangan model tersebut. Menurut Raymond
S. Ross, model memberi anda penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat
Dilihat dari bentuknya, model komunikasi dasar terdiri dari:
1. Model komunikasi linear satu arah
2. Model komunikasi sirkuler
3. Model komunikasi spiral
1) Model DeFleur
DeFleur mengembangkan model Shannon-Weaver. Ia menyatakan arti diubah menjadi pesan
dan mengambarkan bagaimana alat pemancar mengubah pesan menjadi informasi, yang berjalan
melalui sebuah saluran .
Alat penerima mengubah lagi informasi menjadi pesan dan pada titik tujuan dikembalikan
menjadi arti. Jika ada persamaan antara dua arti, itulah komunikasi. Tapi, menurut DeFleur, persamaan
ini jarang terjadi. DeFleur juga manambah satu komponen lagi untuk menunjukkan bagaimana sis
umber menerima umpan balik yang memberi kemungkinan bagi sumber mengunakan cara yang lebih
efektif lagi dalam berkomunikasi dengan tujuan. Bagi DeFleur, hal ini menambah kemungkinan
meningkatnya persamaan arti.
2) Model Schramm
Schramm membuat serangkaian model, dimulai dari (a) yang sederhana satu arah mirip
Shanonn-Weaver, (b) satu model antarpribadi yang juga masih linear, (c) dilanjuntkan dengan
pengembangannya yang sirkuler. Selain itu, Schramm juga menurunkan (d) model komunikasi massa.
Schramm menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter da receiver,
yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik).
Menurut model ini, source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah
bahasa dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan. Dalam komunikasi
lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi
antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi
yang lainnya, sehingga pada model yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber)
dengan encoder (alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat
penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination (tujuan). Selain itu, ia menambah unsur field of
experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source menyandi (encode)
dan destination menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing.
Semakin besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang
pengalaman destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan
atau sangat sedikit pertautannya artinya tidak ada pengalaman yang sama maka komunikasi sulit
berlangsung.
Pada model yang ketiga, Scrhamm menggambarkan komunikasi sebagai proses sirkuler.
Untuk pertama kalinya ia menggambarkan dua titik pelaku komunikasi yang melakukan fungsi encoder,
interpreter, decoder. Dalam proses sirkuler ini, setiap pelaku komunikasi bertindak
sebagai encoder dan decoder. Ia meng-encode pesan ketika menerimanya. Pesan yang diterima
kembali dapat disebut umpan balik, yang tetap ia beri nama message. Umpan balik inilah yang telah
membuat model linear menjadi sirluker.
Model Komunikasi Schramm dikenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang menggambarkan
proses komunikasi berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan dapat
berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan. Pesan dikirimkan setelah
proses encoding karenanya pengirim pesan juga disebut dengan Encoder. Sementara itu, penerima
pesan atau receiver disebut juga dengan decoder karena pesan yang telah di-encode oleh pengirim
pesan kemudian mengalami proses decoding yang dilakukan oleh penerima pesan atau receiver.
Model komunikasi Schramm diadaptasi dari teori yang dikemukakan oleh Ryan A.
Osgood, karenanya model komunikasi ini disebut dengan Model Komunikasi Osgood dan Schramm
atau Model Komunikasi Encode-Decode. Melalui model ini, Osgood mengganti model komunikasi linear
dengan model proses komunikasi sirkular dan Schramm menambahkan konsep field of experience ke
dalamnya. Yang dimaksud dengan field of experience adalah hal-hal yang mempengaruhi pemahaman
dan mengeinterpretasi pesan yang umumnya meliputi budaya, latar belakang budaya, kepercayaan,
pengalaman, nilai-nilai, dan peraturan.
a. Komponen-komponen Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Menurut model komunikasi Osgood dan Schramm, terdapat 9 (sembilan) komponen dalam
proses komunikasi, yaitu sender (transmitter), encoder, decoder, interpreter, receiver, message,
feedback, medium, dan noise.
1. Sender (transmitter) – orang yang mengirimkan pesan.
2. Encoder – orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
3. Decoder – orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah dikirimkan oleh
encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
4. Interpreter – orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan diterima
setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang sama.
5. Receiver – orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan
menginterpretasikan pesan-pesan aktual.
6. Message – data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh
penerima pesan.
7. Feedback – proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
8. Medium – media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk mengirim pesan.
9. Noise – gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat
berupa gangguan semantic dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan pesan yang
dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan pesan yang diinterpretasi oleh penerima
pesan.
Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi memainkan
peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana diketahui, setiap orang memiliki latar
belakang pengetahuan, pengalaman, serta budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan latar
belakang ini mempengaruhi setiap individu dalam menginterpretasi pesan yang diterima.
b. Karakteristik Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model komunikasi Osgood dan Schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1. Fokus pada encode dan decode.
2. Komunikasi berlangsung dua arah.
3. Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat membantu untuk
memahami proses komunikasi.
4. Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.
5. Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk mengetahui
apakah pesan diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.
6. Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.
7. Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan dan
menerima pesan.
8. Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
9. Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu
memahami permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.
10. Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.
11. Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam interpretasi pesan
dan membuat perubahan dalam nilai pesan.
12. Tidak sesuai atau tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang sangat
kompleks.
13. Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi. Banyaknya sumber justru akan
membuat proses komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi tidak dapat
diimplementasikan dengan baik.
14. Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan dan pesan
yang diterima
15. Digunakan untuk media baru
16. Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan tanggapan.
Model komunikasi SMCR juga menitikberatkan pada proses encoding dan decoding yang terjadi
sebelum pengirim mengirim pesan dan sebelum penerima menerima pesan.
Dalam model ini terdapat beberapa komponen yaitu sender, message, channel, dan receiver dimana
masing-masing komponen dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1. Pengirim (sender)
Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang pengirim pesan atau sumber pesan
mengirimkan pesan kepada penerima pesan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengirim
pesan dan penerima pesan, yaitu :
1. Keterampilan komunikasi – Jika pengirim pesan memiliki keterampilan komunikasi yang baik,
maka pesan akan lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan dengan pengirim pesan yang
tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Keterampilan komunikasi mencakup
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan
mendengarkan, dan lain-lain.
2. Sikap – Sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek pesan.
3. Pengetahuan – Pengetahuan yang dimiliki oleh pengirim pesan dapat membuat pesan dapat
dikomunikasikan secara lebih efektif.
4. Sistem sosial – Sistem sosial yang mencakup nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama dan
lain-lain serta tempat dan situasi mempengaruhi cara pengirim pean dalam
mengkomunikasikan pesan. Hal ini menciptakan perbedaan dalam membuat pesan.
5. Budaya – perbedaan budaya menyebabkan perbedaan dalam menyampaikan pesan.
2. Pesan (message)
Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan
dapat berbentuk suara, teks, video atau lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesan adalah :
1. Isi pesan – Merupakan sesuatu yang terdapat dalam pesan.
2. Elemen pesan – Elemen pesan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pesan nonverbal
yang melekat dalam isi seperti gesture, tanda, bahasa sebagai alat komunikasi, dan lain-lain.
3. Perlakuan – Cara pesan dikirimkan kepada penerima pesan yang menimbulkan efek berupa
umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan.
4. Struktur pesan – Pola pembentukan pesan dapat mempengaruhi efektivitas pesan.
5. Kode – Bentuk dimana pesan dikirimkan bisa berupa teks, video, dan lain-lain.
3. Media (channel)
Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet sebagai media
komunikasi dan lain-lain dan biasanya digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau
media baru). Namun, jika merujuk pada bentuk atau konteks komunikasi lain seperti misalnya
komunikasi interpersonal maka media komunikasi yang dimaksud merujuk pada kelima rasa melalui
panca indera yang dimiliki oleh manusia. Kelima rasa inilah yang turut mempengaruhi arus dan
efektivitas komunikasi. Kelima rasa tersebut adalah mendengarkan, melihat, menyentuh, mencium, dan
merasakan.
1. Mendengar – pesan yang diterima melalui indera pendengaran.
2. Melihat – pesan yang diterima melalui indera penglihatan mencakup pesan nonverbal.
3. Menyentuh – sebagian pesan nonverbal terjadi melalui sentuhan seperti menepuk pundak.
4. Mencium – pesan yang diterima melalui indera penciuman.
5. Merasakan – pesan yang diterima melalui indera perasa.
4. Penerima (receiver)
Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penerima pesan sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengirim pesan, yaitu :
1. Keterampilan komunikasi – Penerima pesan yang memiliki keterampilan komunikasi
(keterampilan berbicara, keetrampilan menulis, keterampilan membaca, kemampuan
mendengarkan dan lain-lain) yang baik akan dapat menerima pesan dengan baik.
2. Sikap – sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.
3. Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat membuat pesan mudah
diterima dengan baik oleh penerima pesan.
4. Sistem sosial – Sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan lain-lain)
mempengaruhi cara menerima pesan yang menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
5. Budaya – perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
b. Karakteristik Model Komunikasi Berlo
Model komunikasi Berlo memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1. Fokus pada proses encoding dan decoding.
2. Komponen komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
3. Tidak adanya konsep umpan balik.
4. Efek komunikasi tidak dapat diketahui.
5. Tidak ada konsep gangguan atau noise atupun berbagai hambatan proses komunikasi lainnya,
6. Komunikasi berlangsung satu arah.
7. Baik pemberi pesan atau penerima pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhi keduanya.
b) Model Komunikasi Barnlund
Pada tahun 1970, Dean C. Barnlund mengenalkan sebuah model komunikasi transaksional
bagi dasar komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang menggambarkan proses
pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara simultan antara partisipan komunikasi. Model
komunikasi Barnlund dikenal dengan nama Model Komunikasi Transaksional Barnlund. Model ini
merupakan respon terhadap model komunikasi linear yang bersifat statis ke model komunikasi yang
bersifat dinamis dan model komunikasi dua arah.
Model komunikasi transaksional Barnlund menggambarkan proses komunikasi yang
berlangsung secara berkesinambungan dimana pengirim dan penerima saling bertukar peran dan
bertukar tempat secara seimbang. Pesan berjalan mengambil tempat dengan umpan balik konstan
yang diberikan oleh partisipan komunikasi. Umpan balik yang diberikan oleh salah satu pihak adalah
pesan bagi pihak lainnya.
a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Barnlund
Model Barnlund
Model ini merupakan model komunikasi yang sangat berpengaruh yang dikembangkan dengan
tujuan menata temuan-temuan yang hasil penelitian yang ada dan menyediakan sebuah perlakuan
sistematis yang secara khusus sesuai bagi penelitian komunikasi massa. Model ini dikenalkan
oleh Bruce Westley dan Malcolm S. MacLean, Jr (1957) diadaptasi dari model komunikasi Newcomb.
Model ini dapat dilihat dalam dua konteks komunikasi, yaitu komunikasi interpersonal atau komunikasi
antar pribadi dan komunikasi massa.
Poin penting perbedaan antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa adalah
terletak pada umpan balik. Dalam komunikasi interpersonal umpan balik bersifat langsung dan cepat.
Sedangkan dalam komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung dan tertunda atau lambat.
Menurut Westley dan MacLean, komunikasi tidak akan terjadi ketika satu orang saja yang bicara
melainkan ketika seseorang memberikan respon secara elektif terhadap sekitar mereka.
Model ini menekankan pada hubungan yang kuat antara tanggapan dari lingkungan sekitar dan
proses komunikasi. Komunikasi dimulai hanya ketika seorang individu menerima pesan dari lingkungan
sekitar. Setiap penerima pesan merespon pesan yang mereka terima berdasarkan orientasi obyek
mereka.