Bab I Revisi
Bab I Revisi
Bab I Revisi
PENDAHULUAN
satu tempat ketempat lainnya, dengan cara aman dan ekonomis. Seiring dengan
tingkat kepadatan lalu lintas yang melintas masalah yang sering terjadi pada jalan
instansi yang berwenang. Jalan harus dibangun dalam ketertarikan tenang, waktu
dan dana yang biasanya terbatas. Perhatian harus diberikan pada pengaruh
sangat diperlukan.
Ketapang merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di provinsi
1
2
saat ini sudah terjadi banyak penurunan permukaan sehingga jalan menjadi
bergelombang bahkan sebagian ada bagian jalan yang berlobang di beberapa titik
hal ini diperkirakan akibat banyak kendaraan terutama truk kontainer dan truk
alat berat yang melebihi muatan. Untuk itulah penelitian ini dilakukan, sehingga
dapat diketahui penurunan umur rencana dan kerusakan jalan yang diakibatkan
oleh adanya kelebihan muatan kendaraan pada ruas Jalan Bridgen Katamso
Kabupaten Ketapang.
dengan bertambahnya umur, apalagi jika dilewati truk-truk dengan muatan yang
cenderung berlebih. Jalan-jalan raya saat ini mengalami kerusakan dalam waktu
yang relatif sangat pendek (kerusakan dini) baik jalan yang baru dibangun
maupun jalan yang baru diperbaiki (overlay). Kerusakan jalan saat ini menjadi
suatu yang kontroversial dimana satu pihak mengatakan kerusakan dini pada
standar dan dipihak lain menyatakan kerusakan dini perkerasan jalan disebabkan
jalan. Dampak nyata yang ditimbulkan oleh muatan berlebih (overload) adalah
lain yang timbul dari kelebihan muatan adalah menurunnya tingkat keselamatan,
box.
b. Kendaraan berat seperti truck, truck gandeng, dan bus.
c. Sepeda motor.
4. Penelitian ini hanya terpokus pada pengaruh beban lalu lintas terhadap
kerusakan jalan.
1.4 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui jumlah volume lalu lintas selama pengamatan dilapangan.
2. Mengetahui banyaknya jenis kendaraan berat yang melewati Ruas Jalan
sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi pengambil kebijakan yang dalam hal
ini adalah:
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak dinas yang
kerusakan jalan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penggerakan orang atau barang dari suatu lokasi ke lokasi lain, yang biasa
tertentu. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum dikelompokkan menurut
perkerasan jalan atau jumlah lintasan operasional sebelum umur rencana tercapai,
atau sering disebut dengan kerusakan dini. Kerusakan jalan akan terjadi lebih
cepat karena jalan terbebani melebihi daya dukungnya. Kerusakan ini disebabkan
oleh salah satu faktor yaitu terjadinya beban berlebih (overload) pada kendaraan
yang mengangkut muatan melebihi batas beban yang ditetapkan yang secara
berlebih (oveload) akan menyebabkan kerusakan dini akan terjadi pada jalan,
karena jalan terbebani oleh kendaraan yang mengangkut beban berlebih, hal ini
tercapai sebelum umur jalan yang direncanakan pada saat mendesain jalan. Umur
rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan tersebut dibuka
untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu perbaikan struktural atau
atas lapisan perkerasan tersebut. Kerusakan akan terjadi lebih cepat dengan
6
adanya beban berlebih karena faktor daya pengrusak sangat dipengaruhi jumlah
CESA beban kendaraan dalam satuan Standar Axle Load (SAL) sebesar 8,16 ton
untuk as tungal roda ganda. CESA adalah Cumulative Equivalent Standard Axles,
tersebut selama umur rencana, dalam satuan lintasan as kendaraan dengan beban
standar 8,16 ton Dengan mengetahui hal ini maka kelebihan muatan pada
jalan.
kendaraan yang dipikul lapisan perkerasan jalan maka umur perkerasan jalan
melintas memiliki angka ekivalen yang makin besar dan kendaraan yang lewat
pada suatu lajur jalan raya memiliki beban siklus atau suatu beban yang berulang-
ulang yang mempengaruhi indeks permukaan akhir umur rencana (IPt) dari
merupakan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat 8,16 ton (Sukirman,
1999).
Dimensi berat kendaraan dan beban yang dimuat akan menimbulkan gaya
(Idris, M., dkk, 2009). Beban yang terjadi akibat lalu lintas dapat dikonversikan
Data yang didapat pada gambar 2.1 tersebut dapat digunakan untuk
menghitung Vahicle Damaging Factor (VDF). Menurut Idris, M., dkk
(2009).,VDF merupakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
lintasan beban sumbu tunggal kendaraan dalam satu kali lintasan beban standar
sumbu tunggal yaitu sebesar 8,16 ton (18000 lb). Terdapat dua rumus yang dapat
digunakan untuk menentukan VDF. Rumus pertama yaitu:
Dimana:
k = Faktor sumbu
Ada empat tipe kelompok sumbu kendaraan dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 2.2. Tipe Sunbu kendaraan
(MST=muatan sumbu terberat) yang dalam hal ini MST ditetapkan berdasarkan
Peti Kemas:
a. Sumbu tunggal roda tunggal: 6 ton
b. Sumbu tunggal roda ganda: 10 ton
c. Sumbu Ganda roda ganda: 18 ton
d. Sumbu tiga (tripel) roda ganda: 20 ton
Jumlah lintasan rencana tercapai oleh lalu-lintas yang operasional sebelum
usia rencana tercapai. Hal ini sering diungkapkan sebagai kerusakan dini.
Kasus Overload Jalan-jalan yang rusak akhir-akhir ini sering dituduh sebagai
Hal-hal tersebut dipicu oleh fakta adanya kerusakan jalan di jalur Jalan
berdasarkan peraturan (ilegal) yaitu beban sumbu (as) yang ada melampaui
MST-nya, atau usia rencana yang telah dicapai lebih dini. Perlu didefinisikan
kelas jalan jika akan ditetapkan jalan dengan lalu-lintas yang overload. Hal ini
dengan spesifikasi prasarana jalan (pasal 10 ayat 3) yaitu tentang Jalan Bebas
Hambatan, Jalan Raya, Jalan Sedang, dan Jalan Kecil. Sesuai PP No.43/1993,
MST>10 ton atau dengan kata lain ”Tidak ada pembatasan MST”. Peraturan ini
dan Angkutan jalan yang diterbitkan 10 Oktober 2006, klasifikasi jalan dengan
aturan MST-nya masih sama seperti pada PP no.43/1993 tersebut. Apapun status
overload yang ada, tetap sulit ditentukan karena tidak ada data yang aktual untuk
beban lalu-lintas” untuk perkerasan tidak ada istilah overload, yang ada adalah
usia rencana yang dicapai lebih dini, Karena dalam menghitung beban lalu-lintas
Kip) tidak ada pembatasan beban, kendaraan dengan berat as yang besar.
perundang-undangan.
11
Tabel 2.3. Kelas dan fungsi jalan (PP N0. 43-1993, Pasal 11).
Dimensi Kendaraan
Fungsi Tinggi MST
Kelas Jalan Lebar Panjang mm
Jalan Ton
Mm (PP No. 44-1993,
pasal 115)
1 I Arteri
2500 18000 >10, 0
2 II Arteri
2500 18000 4200 mm dan ≤ 1.7x ≤10, 0
3 III A Artera
2500 18000 lebar ≥ 8,0
4 III B Kolek
2500 12000 kendaraan ≤ 8,0
5 IIIC Lokal
2100 12000 ≤8,0
Sumber: Sukirman (1999)
sebagai berikut :
12
dimana :
dibawah ini:
Batas cair adalah harga kadar air suatu tanah pada batas antara keadaan cair
dan plastis, atau dengan perkataan lain adalah harga kadar air minimum
dimana tanah masih berada dalam keadaan cair, atau mulai mengalir karena
Cassagrande, maka nilai batas cair adalah kadar air pasta tanah saat dicapai
karet keras dengan sebuah pengungkit eksentris dijalankan oleh suatu alat
pemutar. Untuk melakukan uji batas cair, pasta tanah diletakkan di dalam
Pengujian akan lebih baik dilakukan paling sedikit empat kali pada tanah yang
sama tetapi dengan kadar air yang berbeda-beda sehingga jumlah ketukan N,
tumbukan.
Dimana:
Dimana:
N : Jumlah Ketukan
2. Peralatan Batas Cair Adapun alat yang digunakan untuk uji batas cair adalah:
c. Pelat kaca
e. Timbangan
f. Oven
g. Shrinkage disk
h. Spatula
bagian tengah dari coakan menyatu sepanjang ½” (1,27 cm), hal ini dapat
dikontrol dengan tangkai alat pencoak, dan mencatat jumlah ketukannya. Pada
menyatu sepanjang 1,27 cm, maka contoh tanah diaduk lagi sambil
menambahkan air suling. Sebaliknya bila kurang dari jumlah ketukan yang
diinginkan coakannya sudah menyatu 1,27 cm atau lebih, maka contoh tanah
airnya.
h. Melakukan lagi percobaan seperti diatas (langkah e sampai g) sampai 4 kali,
berikut:
1. Percobaan II: antara 30 – 40 ketukan.
2. Percobaan III : antara 20 -30 ketukan.
3. Percobaan IV: antara 10 -20 ketukan.
i. Setelah kadar air dari masing-masing percobaan tersebut diketahui maka
absis dan kadar air sebagai ordinat. Batas cair adalah harga kadar air pada
ketukan ke 25.
1. Definisi
Batas plastis adalah harga kadar air pada batas antara keadaan plastis dan
semi solid, atau dengan kata lain harga kadar air pada batas dimana tanah masih
W2 W3
Kadar Air = x 100
W3 W1
a. Cawan porselen.
c. Spatula.
g. Air suling.
17
h. Alat-alat pemeriksaan kadar air (oven, timbangan, gelas ukur, dan desikator)
3. Langkah Kerja
berikut:
a. Contoh tanah yang lolos saringan No. 40, diaduk di atas pelat kaca sehingga
benar-benar homogen.
b. Siapkan 3 buah krus kadar air.
c. Mengambil sedikit contoh tanah giling di telapak tangan hingga menjadi
batangan-batangan contoh tanah yang retak/patah pada diameter tepat 3.2 mm.
Bila belum mencapai diameter 3,2 mm contoh sudah retak, maka contoh
diremas kembali sambil ditambahkan sedikit kadar airnya dan bila sudah lebih
kecil dari 3,2 mm contoh belum retak, contoh diremas kembali sambil
ukur kadar airnya. Harga kadar airnya tersebut adalah harga batas plastisnya.
1. Definisi
18
dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah
sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan
kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah
Berat Isi :
Ekstruder
Stick met atau Spatula
Timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 gram
a. Siapkan alat dan bahan,timbang ring dalam keadaan bersih atau kosong
1. Definisi
gravity) dari sampel tanah yang di uji adalah Gs rata - rata = 2.40 gram/cm3,
berikut:
1. Definisi
21
Dimana:
berikut:
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1
mm (¾”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36
mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm);
(110+5)°C.
f. Talam-talam;.
3. Langkah Kerja
berikut:
1500 gr.
c. Keringkan kedua agregat tersebut dengan oven selama ± 24 jam.
d. Masukkan agregat halus kedalam saringan No. 4,74 s/d Pan dan agregat
timbangan digital.
23
1. Definisi
b. Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari
Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak
percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang
juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu
perkerasan.
Makin tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut.
Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di
padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang
tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah
pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar
sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang
konstan. Kadar air yang konstan inilah yang disebut kadar air
keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan
2. Peralatan CBR
dan tinggi 117,1 mm. Cetakan dilengkapi dengan leher sambung dan
f. Palu karet
h. Saringan No.4
5)°C.
b. Untuk benda uji yang direndam, beban harus sama dengan beban yang
atau 0,10”; 3,75 mm atau 0,15”; 5 mm atau 0,20”; 7,5 mm atau 0,30”;
f. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan
g. Bila diperlukan kadar air rata-rata maka pengembalian benda uji untuk
kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman. Benda uji untuk
kasar.
27
1. Definisi
sebuah silinder bervolume 1/30 ft3 (943.3 cm3). Diameter cetakan tersebut
4 in (101,6 mm). Tanah sekitar 2500 gram dicampur air dengan kadar air
5,5 lb (2,5 kg), tinggi jatuh 12 in (30,48 cm). Pemadatan tanah tersebut
Percobaan dapat diulang dalam 5 kali percobaan dengan kadar air yang
berbeda-beda.
tanah maka perlu dilakukan pengujian tanah dimana alat yang digunakan
b. Tabung Mold
c. Proctor test
d. Saringan
28
e. Timbangan
f. Alat Penumbuk
3. Langkah Kerja
berikut :
a. Material tanah yang telah diambil dari borrow area dijemur dibawah
dipadatkan.
perata.
e. Setelah rata timbang tanah yang masih dalam tabung Mold kemudian
plastik.
29
1. Defiisi
volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat
pada suhu 100 ºC– 110ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah
air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada
tanah.
seberapa besar kadar air yang dapat ditampung oleh tanah Inceptisol
Dimana:
berikut:
a. Timbangan digital
b. Cawan petridish
c. Oven
d. Desikator
beratnya (W2).
e. Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta alat (W4).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan
kuantitatif dimana pada metode ini saya melakukan peninjauan langsung secara
visual dan mengkaji dari permasalahan yang ada pada evaluasi pengaruh beban
overload terhadap penurunan usia rencana dan kerusakan jalan dimana pada
penelitian ini saya memperkirakan bahwa kerusakan pada Jalan Bridgen Katamso
disebabkan oleh kendaraan lalu lintas yang memiliki muatan berlebihan. Dari
penelitian ini saya mencari solusi pemecahan masalah dari kasus tersebut dengan
dengan cara menghitung faktor kerusakan jalan yang disebabkan oleh kendaraan.
Kemudian uji laboratorium untuk mengetahui jenis tanah yang ada di lokasi yang
menjadi penyebab rusaknya jalan pada ruas jalan yang dilewati oleh kendaraan.
32
TEMPAT
LOKASI
SURVEY
PENELITIAN
dilapangan dan langkah awal adalah dengan mempersiapkan alat-alat bantu dan
keperluan survei.
kendaraan.
c. Kamera digunakan untuk mengambil foto dokumentasi saat di lapangan.
Pengambilan data primer didapatkan survei lalu lintas di Jalan Brigjen
Katamso yang dilakukan selama 3 hari dan dibantu oleh teman-teman yang
Sri Ningsih.
dan diolah kemudian dianalisis dengan cara menghitung jumlah kendaraan yang
melewati ruas jalan untuk memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kondisi
Sabtu dan Minggu dilakukan pada waktu yang acak dan dilakukan pada waktu
jam puncak.
Mulai
Persiapan
Identifikasi Masalah
Pegumpulan Data
Pengolahan Data
SELESAI
35
BAB IV
Survey volume lalu lintas dilakukan selama 3 hari pada saat jam kerja dan
hari libur yakni hari Rabu mewakili hari kerja, Sabtu mewakili hari menjelang
libur dan hari minggu mewakili hari libur pada tanggal 26, 29 dan 30 juli 2019
dalam satu hari pengambilan data selama 6 jam yaitu pagi dari jam 06.00 – 08.00
WIB, disiang hari pada jam 11.00 – 13.00, dan di sore hari pada jam 15.00-17.00
Data kemudian dikelompokkan dalam rentan waktu setiap 15 menit untuk tiap
dibutuhkan.
WIB pada pagi hari, disiang hari pada pukul 11.00 – 13.00 WIB dan disore
hari pada pukul 15.00-17.00 WIB. Pada hari pertama Rabu 26 Juli 2019
dilewati oleh 6.139 yang meliputi jenis kendaraan sepeda motor, kendaraan
2. Sabtu
WIB pada pagi hari, disiang hari pada pukul 11.00 – 13.00 WIB dan disore
hari pada pukul 15.00-17.00 WIB. Pada hari kedua Sabtu 29 Juni 2019
WIB pada pagi hari, disiang hari pada pukul 11.00 – 13.00 WIB dan disore
hari pada pukul 15.00-17.00 WIB. Pada hari ketiga Minggu 30 Juni 2019
dilewati oleh 7.279 yang meliputi jenis kendaraan sepeda motor, kendaraan
Dari hasil survey lalu lintas yang saya lakukan di lokasi penelitian yang
berada di Jalan Brigjen Katamso dala waktu selama 3 hari didapatkan jumlah
kendaraan sebanyak 19.852 kendaraan yang meliputi jenis kendaraan sepeda
Dari survey lapangan yang dilakukan selama 3 hari yang mewakili hari
kerja dan hari libur, dapat diketahui besarnya volume lalu lintas untuk
tertentu, pencatatan dilakukan dalam interval waktu 15 menit. Hal ini untuk
Adapun pelaksanaan survey, meliputi penentuan jenis kendaraan, waktu dan asal
=6.617 kendaraan/hari
Rumus yang digunakan dalam volume lalu lintas adalah sebagai berikut:
daftar dibawah:
= 0,0002 + 0,0002
= 0,0004
= 0,0002 + 0,0036
= 0,0038
= 0,0036 + 0,0183
= 0,0219
= 0,0183 + 0,1410
= 0,1593
muatan sumbu terberat) yang dalam hal ini MST ditetapkan berdasarkan PP
di Jalan Raya.
mulai tanggal 17 Maret 2014 yang berfungsi sebagai alat pengawasan dan
Kayong Utara sampai Kabupaten Ketapang termasuk kategori kelas jalan III B
dengan daya angkut yang diizin 8 ton. Untuk itu fungsi Jembatan Timbang di
jalan.
yaitu di Jalan Bridgen Katamso terdapat beberapa jenis kendaraan yang memiliki
ujung sumbu dengan berat kosong 4,2 ton + berat muatan 8000 liter (8 ton)
=12,2 ton.
2. Truck pengangkut sawit, yang memiliki angkutan melebihi kapasitas muatan
maksimal 14 ton.
Dari hasil survey yang saya lakukan selama 3 hari di Jalan Brigjen Katamso
Kelurahan Sukaharja kendaraan yang lewat dengan beban muatan berlebihan dari
yang di ijinkan yaitu 8 ton dengan kelas jalan III B banyak dilakukan oleh jenis
kendaraan truck yang merupakan jenis kendaraan berat dari perusahaan kelapa
sawit,ekspedisi, truck tangki BBM, water tank truck maupun pertamina yang
selain itu kerusakan jalan juga disebabkan oleh daya dukung tanah dasar yang
jelek seperti grafik CBR desain dibawah ini yang telah diuji berdasarkan sampel
tanah yang ada dilokasi dimana keadaan tanah tersebut tidak memungkinkan
untuk menahan beban berlebihan dari kendaraan angkutan muatan yang hampir
Kondisi kerusakan jalan diperoleh dari hasil penelitian pada setiap ruas
perbaikan pada jalan tersebut. Dikarenakan pada ruas jalan tertentu akan
dilakukan perbaikan jalan, dari semua ruas jalan yang diteliti jenis kerusakan
yang terjadi hampir sama, namun memiliki persentase kerusakan jalan yang
berbeda. Adapun jenis kerusakan yang terjadi pada jalan yang diteliti diantaranya
yaitu:
1. Tambalan
Tambalan ditemukan pada setiap ruas jalan, namun nilainya tidak terlalu
aspal. Perbaikan ini dilakukan untuk menutupi lubang atau retak yang terjadi.
Gambar 4.2 Kerusakan tambalan yang ada pada salah satu ruas jalan.
2. Retak
Retak pada setiap ruas jalan yang diteliti hampir sama jenisnya yaitu
retak setempat, yaitu retak yang tidak mencapai bagian bawah dari slab.
Dibeberapa ruas jalan juga terdapat retak sudut dan retak melintang.
Gambar4.3 Kerusakanretak yang terdapat pada salah satu ruas jalan.
3. Lepas
disebabkan dari mutu beton sendiri yang kurang baik. Pada penelitian ini
hanya ditemukan lubang yang tidak cukup besar sehingga masih aman apabila
dilewati kendaraan.
5. Belahan
Kerusakan yang terjadi pada setiap ruas jalan yang diteliti berbeda–
beda. Dari berbagai jenis kerusakan jalan dapat dicari besar nilai
Np dengan cara:
a. Penetrasi
85
Np 100%
1000
= 8,5 %
b. Tambalan
= 32,5 %
c. Retak
= 23,7 %
d. Lepas
= 5,4%
e. Lubang
= 7,6%
f. Alur
= 4,5%
g. Gelombang
= 11,5%
h. Amblas
= 3,5%
i. Belahan
= 0,7%
Setelah prosentase nilai didapatkan maka dapat digolongkan menurut Tabel 4.7 ,
menurut kategori dan nilainya.
dengan nilai jumlah kerusakan (Nj). Untuk nilai Nj sendiri sudah ada pilihan
nilainya berdasarkan dengan jenis kerusakan yang ada, berikut adalah nilai-nilai
tersebut.
Jika nilai Np dan nilai Nj sudah dikalikan maka nilai tersebut dapat
digunakan mencari nilai jumlah kerusakan jalan (Nq) untuk caranya dapat
Pada penelitian ini saya melakukan penelitian survey kerusakan jalan yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian saya selama tiga hari di lapanagan didapatkan:
1. Jumlah volume lalu lintas sebanyak 19.852 kendaraan yang melewati ruas
jalan Brigjen Katamso, dengan jangka waktu perharinya adalah 6 jam yang
melebihi batas dari yang diijinkan di Kabupaten Ketapang yakni berat ijin
kendaraan berat yang selalu lewat dijalan tersebut memiliki berat lebih dari 8
ton khususnya kendaraan berat jenis truck pengangkut, mobil tanki/CPO, , dan
jalan juga disebabkan oleh daya dukung tanah yang jelek seperti hasil uji CBR
yang telah kami lakukan berdasarkan sampel tanah yang ada dilokasi.
5.2 Saran
1. Semakin tinggi volume kendaraan berat terutama yang memiliki muatan
berlebihan maka semakin tinggi tingkat kerusakan pada jalan yang terjadi
maka diperlukan pengawasan khusus untuk kendaraan yang memiliki muatan
Kabupaten Ketapang.
2. Kerusakan jalan bukan hanya disebabkan oleh kendaraan overload saja akan
tetapi daya dukung tanah yang tidak mendukung untuk menahan beban juga
menjadi salah satu faktor penyebabnya, maka dari itu dalam menangani daya
dukung tanah yang tidak bagus dalam konstruksi perkerasan jalan bisa
hari kerja dengan demikian hasil yang didapatkan lebih efisien lagi dari pada
yang sekarang, menambahkan data dan variabel lain yang berbeda seperti