CJR Bahasa Inggris Kel. 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JOURNAL REPORT

DISUSUN OLEH :

Andreas Pratama P. Hutabarat (5181151012)


Larson Carstein R. Aritonang (5181151003)
Muhammad Mustofa (5181151010)
Yohanes Ferdiwansyah Sinaga (5181151014)

Dosen Pengampu : Tansa Trisna A. P., S.Kom., M.T.I


Mata Kuliah : Bahasa Inggris
Kelas : PTIK B 2018 Reguler

PRODI

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Report pada mata kuliah
bahasa Inggris dengan baik.

Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Tansa Trisna Astono Putri, S.Kom., M.T.I.,
selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa Inggris yang telah membantu penulis dengan
memberikan pengarahan yang tepat untuk bisa menyelesaikan tugas Critical Journal Report
tepat waktu.

Dalam penulisan laporan Critical Journal Report ini, kami selaku penulis merasa
masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, penulis membutuhkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak yang membaca, demi mencapai kesempurnaan
laporan ini. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, penulis ucapkan banyak terimakasih.

Medan, 10 November 2019

Penulis

i|Bahasa Inggris
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1


B. Tujuan .............................................................................................................................. 1
C. Identitas Jurnal ................................................................................................................. 1

BAB II RINGKASAN JURNAL ........................................................................................ 3

A. Abstrak ............................................................................................................................ 3
B. Pendahuluan .................................................................................................................... 3
C. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................. 4
D. Metodologi ...................................................................................................................... 7
E. Hasil ................................................................................................................................ 7
F. Kesimpulan ..................................................................................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................... 14

A. Relevansi Topik Jurnal dengan Materi Perkuliahan Bahasa Inggris ............................... 14


B. Pokok-pokok Pikiran pada Bagian Pendahuluan ............................................................. 14
C. Kajian Teori ..................................................................................................................... 15
D. Metodologi Penelitian ...................................................................................................... 17
E. Hasil dan Pembahasan ..................................................................................................... 17
F. Kesimpulan dan Saran ..................................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 20

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 21

ii | B a h a s a I n g g r i s
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkritik jurnal (Critical Journal Report) merupakan kegiatan mengulas suatu


jurnal agar dapat mengetahui dan memahami kajian jurnal tersebut. Pada dasarnya review
jurnal berisikan evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan
kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara
berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu
menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu.

Mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan dalam menganalisis dan


mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis, sehingga menjadi masukan berharga bagi
proses kreatif si penulis. Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui
kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis
lainnya serta dapat memberikan masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran
terhadap sistematika penulisan, isi, dan substansi jurnal.

Jurnal yang ingin penulis review adalah “The Effects of ICT-Based Learning on
Students’ Vocabulary Mastery in Junior High Schools in Bandung”. Alasan penulis memilih
jurnal ini dikarenakan judul jurnal yang sesuai dengan materi perkuliahan bahasa Inggris
yaitu penguasaan kosakata bahasa Inggris. Relevansi isi jurnal tersebut dengan materi
perkuliahan ditunjukkan dengan adanya pembahasan mengenai penggunaan media
pembelajaran online yaitu Wiki untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

B. Tujuan

Tugas Critical Journal Report (CJR) bertujuan agar pembaca mengetahui kelebihan
dan kekurangan jurnal yang di-review. Tugas Critical Journal Report (CJR) juga ini sangat
bermanfaat bagi pembuat jurnal agar mengetahui apa kekurangannya dan akan diperbaiki
supaya jurnal ini lebih baik lagi.

C. Identitas Jurnal

1|Bahasa Inggris
1. Judul Jurnal : The Effects of ICT-Based Learning on Students’ Vocabulary Mastery
in Junior High Schools in Bandung

2. Nama Jurnal : International Journal of Education

3. Edisi Terbit : 2018

4. Pengarang Jurnal : Zakir Hussain

5. Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

6. Kota Terbit : Bandung

7. No. ISSN : 2442-4730

8. Alamat Situs : https://ejournal.upi.edu/index.php/ije/article/view/7592

2|Bahasa Inggris
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Abstrak

TIK memainkan peran penting dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena


meningkatkan motivasi (Schoepp & Erogul, 2001), otonomi peserta didik (Tri & Nguyen
2014), dan keterampilan belajar (Galavis, 1998). Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh pembelajaran berbasis TIK menggunakan wiki pada pembelajaran penguasaan
kosakata siswa di tingkat SMP. Desain penelitian ini adalah eksperimental semu. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas tujuh SMP di Bandung. Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol masing-masing terdiri dari 25 siswa. Instrumen penelitian adalah pre-test
dan post-test penguasaan kosakata dan platform pembelajaran online yang disebut wiki. Data
dianalisis dengan SPSS 16.0 untuk windows. Temuan mengungkapkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan pada tingkat 0,05 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (df =
49, t = 2,02). Selanjutnya, rekomendasi diusulkan untuk guru yang filosofi pengajarannya
dipelintir dengan pembelajaran berbasis TIK. Misalnya, mereka harus memberikan topik
yang menarik tentang wiki, membiarkan mereka mengobrol sambil bekerja online,
menugaskan mereka bekerja di rumah, dan mempersiapkan dengan baik fasilitas yang
digunakan di kelas sebelum memulai pelajaran.

B. Pendahuluan

Aspek penting dari belajar bahasa adalah belajar kosakata. Wilkins sebagai advokat
perwakilan awal dari pendekatan komunikatif percaya bahwa belajar kosakata sama
pentingnya dengan belajar tata bahasa (Shen, 2003). Selain itu, Alqahtani (2015)
menunjukkan bahwa banyak pelajar melihat akuisisi bahasa kedua (SLA) sebagian besar
masalah belajar kosa kata dan mereka menghabiskan banyak waktu mereka untuk menghafal
daftar kata dan kemudian mengandalkan kamus dwibahasa mereka sebagai sumber
komunikasi komunikatif.

Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) abad ke-21 telah membawa
banyak manfaat pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam proses belajar mengajar.
TIK adalah semua perangkat atau aplikasi komunikasi yang meliputi radio, televisi, telepon,
komputer, jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak, sistem satelit dan sebagainya, serta
3|Bahasa Inggris
berbagai layanan dan aplikasi yang terkait dengannya, seperti konferensi video dan
pembelajaran jarak jauh ( Khan et al., 2015, p.). Selanjutnya, TIK diucapkan dalam konteks
tertentu, misalnya; TIK dalam Layanan Kesehatan, Perpustakaan atau Pendidikan.

Saat ini teknologi Web 2.0 telah menjadi komponen di mana-mana dalam kehidupan
kita sehari-hari (Wang & Vasquez, 2012) yang digunakan oleh jutaan orang untuk
berkomunikasi, berkolaborasi, jaringan dan menghibur melalui blog, wiki, media sosial,
YouTube, dan permainan. Dikatakan bahwa alat Web 2.0 dalam banyak konteks
pembelajaran L2 telah mengubah desain kurikulum pedagogi, konsepsi pembelajaran bahasa,
dan bahkan penelitian dalam bidang ini (Wang & Vasquez, 2012).

Wiki adalah halaman web yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses
ke internet. Indonesia adalah salah satu negara ke-20 dengan jumlah pengguna TIK terbanyak
(Lim dan Nugroho, 2011). Mengenai hal tersebut di atas, penerapan TIK di sekolah-sekolah
Indonesia adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di sekolah
menengah pertama untuk mengungkapkan implementasi pembelajaran berbasis TIK dan efek
pengajaran pada penguasaan kosa kata siswa di kelas EFL (Bahasa Inggris sebagai Bahasa
Asing).

C. Tinjauan Pustaka
1. TIK dalam Pendidikan dan Kelas EFL (English as Foreign Language)

TIK didefinisikan sebagai teknik manajemen berbasis ilmiah, teknologi dan teknik
yang digunakan dalam penyimpanan informasi dan mekanisme komunikasi dengan waktu
dan pemanfaatan ruang yang optimal dibandingkan dengan metode tradisional lainnya yang
diadopsi untuk hal yang sama (Raval, 2014). Pendapat ahli lainnya: Azad (2010) menyatakan
bahwa kata "TIK" adalah perangkat atau aplikasi komunikasi seperti komputer, ponsel, radio,
televisi, sistem satelit, dll.

Mikre (2011) menyatakan bahwa TIK telah merevolusi cara orang bekerja saat ini dan
sekarang mengubah sistem pendidikan. Selain itu, pembuat kebijakan secara luas menerima
bahwa akses ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan dapat
membantu individu untuk bersaing dalam ekonomi global dengan menciptakan tenaga kerja
yang terampil dan memfasilitasi mobilitas sosial.

Selain itu, sekolah-sekolah di seluruh dunia barat telah banyak berinvestasi dalam
infrastruktur mereka selama 20 tahun terakhir (Pelgrum & Anderson sebagaimana dikutip
dalam Volman, M. 2005). Sementara itu, siswa yang menggunakan pengolah kata atau

4|Bahasa Inggris
menggunakan komputer untuk menulis mendapat nilai lebih tinggi pada langkah kemampuan
menulis.

Berbeda dengan fakta yang disebutkan di atas, TIK sebagai alat bantu pengajaran
lebih rumit yang menuntut keterampilan yang lebih akurat dari para guru (Salehi, 2012) dan
tidak diragukan lagi pengembangan TIK seperti surat elektronik, internet dan multimedia
dalam menggunakan platform kolaboratif yang memengaruhi proses menggunakan mereka di
kelas sehari-hari yang sayangnya sebagian besar guru hanya menggunakan berbagai jenis
teknologi yang masih tetap pada tingkat pribadi mereka (Park, et al. sebagaimana dikutip
dalam Xuan, TT, 2013).

2. Kosakata dan TIK

Kosakata adalah bagian penting dari belajar bahasa dan sebagai makna kata baru
ditekankan dalam buku dan ruang kelas. Alqahtani (2015) mengklaim bahwa kosakata berarti
kata-kata yang kita gunakan untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbicara (kosa kata
ekspresif) dan dalam mendengarkan (kosakata reseptif). Lainnya seperti Hornby (1995)
mendefinisikan kosakata sebagai jumlah total kata dalam suatu bahasa dan Sedita (2005)
memasukkan bahwa kosakata adalah salah satu dari lima komponen inti pengajaran membaca
yang mencakup kesadaran fonemik, fonik dan studi kata, kosakata fasih, dan pemahaman.
Koptyug (n.d.) menyatakan bahwa penggunaan TIK dalam kosakata pengajaran bahasa ada
beberapa cara:

a. Kelas reguler: Guru harus mengadakan kelas reguler dengan ketersediaan komputer dan
internet. Guru dapat mengunduh materi bahasa Inggris dan mengirimkannya kepada
siswa.
b. Menggunakan internet sebagai sumber penelitian: Siswa harus diberi kesempatan ke
mesin pencari. Saat bekerja, mereka dapat memiliki catatan, dan hari berikutnya
memberikan umpan balik yang baik. Dalam hal ini, itu terlalu memotivasi siswa
menggunakan web dan akan menikmati pelaporan dari apa yang telah mereka pelajari.
c. Proyek situs web: Terdapat proyek situs web, dan siswa menulis esai mereka dan guru
memeriksa di kelas, dan kemudian siswa akan menggunakan komputer dan internet untuk
mengirim email karya mereka ke situs proyek.
d. Komunikasi nyata: Siswa selalu ingin mengirim e-mail pekerjaan mereka yang disebut
“keypal”. Mereka dapat melakukan ini dengan teman-teman mereka di luar negeri dan

5|Bahasa Inggris
berkomunikasi tentang mereka budaya untuk menggunakan kombinasi dan pertukaran
kata modern informasi.

Dalton dan Grisham (2011) mengusulkan sepuluh strategi bagaimana mengajar dan
belajar kosa kata melalui penggunaan teknologi:

a. Belajar dari tampilan visual kata dan hubungan dengan teks.


b. Melakukan kunjungan lapangan kosakata digital.
c. Hubungkan kesenangan dan pembelajaran dengan permainan kosakata online.
d. Mintalah siswa menggunakan media untuk mengekspresikan pengetahuan kosakata.
e. Manfaatkan alat rujukan kata online yang juga alat pengajaran.
f. Mendukung membaca dan belajar kata dengan dukungan referensi kosakata tepat waktu.
g. Gunakan penerjemah bahasa untuk memberikan bantuan tepat waktu untuk ELL.
h. Tambah volume bacaan dengan membaca teks digital.
i. Tingkatkan volume membaca dengan mendengarkan teks digital dengan alat text-to-
speech dan buku audio.
j. Kombinasikan pembelajaran kosakata dan layanan sosial.

Sementara itu, Padurean dan Margan (2009) menjelaskan peran komputer di kelas
secara eksplisit. Peran komputer diasumsikan sebagai peran rangsangan dalam pembelajaran
bahasa, dan mereka menyebut komputer sebagai alat panggung yang membantu dalam
memahami dan menggunakan bahasa melalui pemeriksa ejaan dan tata bahasa dan
pengeditan program dan akhirnya diperkenalkan CALL yang mencakup semua langkah.
Secara relatif, Wiki adalah kolaborasi berbasis web yang dapat dimodifikasi oleh browser
web mana pun yang dapat dilihat, diedit, dan dibuat dengan cepat. Diyakini bahwa Wiki atau
Wikipedia dianggap sebagai alat untuk mempercepat proses pembelajaran konstruktivis
sosial (Khany & Khosravian, 2014). Lebih lanjut, Forte dan Bruckman (2006) mengklaim
bahwa itu menantang hipotesis pedagogis tradisional mengenai pengajaran beberapa atau
sub-keterampilan dalam bahasa (seperti dikutip dalam Khany & Khosravian, 2014).

Menurut Graves (2006), Wiki memiliki banyak potensi dalam pengajaran kosa kata.
Oleh karena itu, siswa dapat mengikuti berbagai metode dalam mempelajari kosa kata di
wiki:

a. Siswa harus memberikan informasi termasuk konteks dan artinya.


b. Para siswa harus dilibatkan dan harus memberikan waktu yang cukup untuk mempelajari
kata tersebut.

6|Bahasa Inggris
c. Siswa harus memiliki banyak pengungkapan dengan mempraktikkan dan meninjau kata
d. Siswa harus berbicara tentang arti kata tersebut.

Selanjutnya, dalam desain sistem e-learning seperti wiki mengenai model yang dipilih
pedagogis, guru akan dapat menggunakan sumber belajar dalam bentuk yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan terutama dengan gaya belajar siswa (Granic et al. 2009).

D. Metodologi (Metode dan Desain)

Desain penelitian ini adalah eksperimental semu menyelidiki apakah pembelajaran


berbasis TIK mempengaruhi penguasaan kosa kata siswa atau tidak. Freankel et al. 2012)
menyatakan bahwa dua kelompok terlibat dalam eksperimen semu: Kelompok eksperimen
tempat perawatan dilakukan dan kelompok kontrol yang diamati. Hatch & Farhady (1982)
mengatakan bahwa pre-test dan post-test dilakukan pada kedua kelompok. Percobaan
mengambil keseluruhan tujuh pertemuan (setiap sesi berlangsung selama 80 menit).

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 7 sekolah negeri di Bandung. Diyakini
bahwa pada level ini siswa belajar kosakata baru dan dasar. Oleh karena itu, kita dapat
mengetahui efek TIK lebih baik daripada pada siswa di tingkat yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dua kelas dipilih sebagai sampel yang mewakili populasi. Kedua kelas ini
diambil secara sengaja dan memiliki tingkat kemahiran berbahasa Inggris yang sama; mereka
telah dipilih berdasarkan rekomendasi guru karena jadwal waktu mereka yang termasuk 25
siswa untuk masing-masing Tabel 1 uji normalitas kelas. Selain itu, satu kelas pada level
yang sama dipilih untuk melihat validitas dan reliabilitas pertanyaan. Pre-test dan post-test
adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan pengobatan digunakan di
kelas eksperimen, kelas kontrol diamati oleh peneliti untuk melihat apakah kelas berjalan
pada kurikulum kursus biasa dan reguler atau tidak.

E. Hasil
1. Analisis Data pada Pre-test dan Post-test

Setelah mengumpulkan data output seperti pre-test dan post-test, langkah selanjutnya
adalah menganalisis data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Independent t-test
digunakan untuk menganalisis data keluaran untuk melihat apakah ada perbedaan yang
signifikan antara cara yang diperoleh oleh peserta sebelum dan sesudah perawatan atau tidak.
Untuk melihat perbedaan antara dua skor rata-rata dari kedua kelas, uji-t digunakan karena

7|Bahasa Inggris
data terdistribusi secara normal (Hatch & Farhady, 1982). Tes mengungkapkan bahwa kedua
kelas memiliki kemampuan yang sama dalam penguasaan kosakata.

Tabel di atas menunjukkan bahwa data pre-test dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen biasanya didistribusikan karena Asymp Sig. dari data dalam kolom Kolmogorov-
Smirnov lebih besar dari 0,05. Secara rinci, probabilitas kelas kontrol (Asymp. Sig) adalah
0,114, dan kelas eksperimen (Asymp.Sig) adalah 0,200. Ini berarti pre-test kedua kelas
terdistribusi normal. Selain itu, uji Levenes digunakan untuk menganalisis homogenitas
varians dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Dalam memeriksa homogenitas varians, perbandingan Asymp. sigs. pada tingkat


signifikansi pada 0,05 diperlukan. Dalam hal ini, probabilitasnya harus> 0,05; oleh karena
itu, varians dari kontrol dan eksperimen diharapkan menjadi homogen.

Berdasarkan temuan di atas, probabilitas skor pretest lebih tinggi dari 0,05 (0,479>
0,05). Ini mengklarifikasi bahwa varian dari kedua kelas adalah homogen.

2. Uji-T Independen

Untuk mengungkapkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata kontrol dan kelas
eksperimen dalam pre-test, dianalisis dengan rumus uji-t independen di SPSS 16.0.
Selanjutnya, untuk menolak hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kedua kelas, ada kebutuhan untuk membandingkan antara tobt dan tcrit pada tingkat 0,05 dan
df = 48 (2,021). Selain itu, jika hipotesis nol ditolak, itu berarti ada perbedaan antara rata-rata
dari dua kelas (tobt > tcrit). Sebaliknya, jika hipotesis diterima maka tidak ada perbedaan
berarti antara kedua kelas (tobt < tcrit).

8|Bahasa Inggris
Menurut t-test Tabel 3, ada perbedaan rata-rata kelas kontrol (49,94) dan kelas
eksperimen (52,8). Sementara tobt adalah 0,871 yang artinya tobt lebih kecil dari tcrit (0,871 <
2,021). Oleh karena itu, hipotesis nol diterima (H0). Ini mengklarifikasi bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kontrol dan kelompok eksperimen dalam pre-test.

3. Hasil Post-test

Prosedur analisis post-test mirip dengan pre-test. Perbedaannya yaitu post-test


mengukur peningkatan penguasaan kosakata siswa setelah melakukan perawatan dan
mengekspos perbedaan apakah ada perbedaan skor antara dua kelas atau tidak.

4. Tes Distribusi Normalitas

Pengukuran distribusi normal post-test dilakukan oleh Kolmogorov-Smirnov di SPSS


16.0 untuk melihat apakah skor didistribusikan secara normal atau tidak. Ketika data
terdistribusi secara normal, mereka dapat dibandingkan menggunakan statistik parametrik;
misalnya, uji-t sederhana, dan jika tidak terdistribusi secara normal, maka mereka dapat
dianalisis lebih lanjut dengan statistik nonparametrik seperti uji Wilcoxon. Hasil normalitas
post-test disajikan pada tabel 4.

Tabel 4 mengungkapkan bahwa data post-test dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
biasanya didistribusikan karena Asymp.Sig dari data dalam kolom Kolmogorov-Smirnov
9|Bahasa Inggris
lebih besar dari 0,05 (0,544 > 0,05 dan 0,409 > 0,05). Untuk mengukur homogenitas varians,
Asymp.Sig dengan tingkat signifikansi pada 0,05 harus dibandingkan.

Menurut temuan pada tabel 5, probabilitas skor dalam post-test lebih tinggi dari 0,05
(0,910> 0,05). Ini berarti bahwa varian dari kedua kelas itu homogen.

5. Uji-T Independen dari Post-test

Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kontrol dan kelas
eksperimen dalam post-test, data dianalisis dengan independent uji-t. Menolak hipotesis nol
(H0) berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelas. Langkah selanjutnya
adalah membandingkan antara tobt dan tcrit pada tingkat 0,05 dan df = 48 (2,021). Juga, jika
hipotesis nol (H0) ditolak, itu berarti ada perbedaan antara nilai rata-rata dari dua kelas (tobt >
tcrit). Namun, jika hipotesis diterima, maka tidak ada perbedaan kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen (tobt < tcrit).

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6, skor rata-rata dari kelompok kontrol adalah
(58,06) dan skor rata-rata dari kelompok eksperimen adalah (65,03). Selain itu, tobt adalah
(2.197), yang berarti tobt lebih besar dari tcrit (2.197 > 2.02). Oleh karena itu, hipotesis nol
ditolak (H0). Ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam skor rata-rata kelompok
kontrol dan eksperimen dalam post-test.

6. Uji-t Berpasangan

Uji-t berpasangan digunakan untuk mengukur skor kelompok eksperimen melalui


SPSS 16.0 untuk Windows. Itu bertujuan untuk melihat perbedaan skor rata-rata antara pre-
test dan post-test. Hasilnya disediakan di bawah ini.

10 | B a h a s a I n g g r i s
Seperti yang diperlihatkan tabel, skor rata-rata dari pre-test di kelas eksperimen
adalah (51.37), sedangkan skor rata-rata post-test adalah (61.54). Termasuk ini, signifikansi
dari 2 tailed adalah 0,00, yang lebih kecil dari 0,05 (0,00 <0,05). Lihat tabel 8.

Berdasarkan temuan di atas, terungkap bahwa hipotesis nol ditolak; yang berarti ada
perbedaan dalam nilai pre-test dan post-test setelah perawatan.

Temuan ini juga mengungkapkan bahwa rata-rata post-test pada kelompok


eksperimen lebih tinggi dari pada pre-test. Itu karena kelompok eksperimen menerima
perlakuan belajar kosakata melalui Wiki selama pelajaran. Para siswa telah belajar tentang
kata-kata yang digunakan dalam kalimat, bagaimana menemukan makna, dan menemukan
sinonim yang menggambarkan gambar serta menggunakan kata-kata dalam cerita mereka. Ini
sejalan dengan strategi pembelajaran kosakata Marazano (Scurletis, 2009) bahwa siswa harus
menggambarkan, memberikan penjelasan, memberikan definisi non-linguistik, berdiskusi,
dan bermain game dalam mempelajari kata-kata. Di sisi lain, kelompok kontrol tidak
menerima perlakuan belajar kosakata selama kelas mereka. Kelas biasanya melakukan
pengajaran dan pembelajaran yang berfokus pada peningkatan kosa kata siswa. Peneliti juga
mengamati kelas untuk melihat apakah kelas berjalan pada kurikulum kelas yang normal dan
reguler atau tidak.

Masing-masing, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Khany, R. & Khosravian, F
(2014), Sadikin (2016), dan Eren (2015) yang melaporkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan secara statistik dalam pengembangan kosakata pembelajar bahasa. . Temuan
mereka menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen yang menerima perlakuan
pengajaran dan pembelajaran menggunakan berbagai platform TIK telah melampaui
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa TIK adalah

11 | B a h a s a I n g g r i s
sumber daya otentik yang mendorong untuk membantu siswa EFL dalam meningkatkan
pengetahuan kosakata mereka.

F. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis
TIK seperti Wiki dalam meningkatkan penguasaan kosakata siswa di sebuah sekolah
menengah pertama di Bandung, Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pre-test, post-test dan platform online yang disebut Wiki.

Menurut temuan dan diskusi penelitian ini, penerapan Media pada siswa SMP di
Bandung dapat meningkatkan penguasaan kosakata mereka. Klaim ini didasarkan pada
perbedaan skor rata-rata antara mereka yang menggunakan Wiki dan mereka yang tidak.

Temuan lebih lanjut mengungkapkan bahwa perbedaan skor antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen berbeda secara signifikan. Hasilnya dibuktikan dengan uji-t pada skor pre-
test dan post-test. Pada awalnya, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara statistik
pada tingkat skor yang sama, seperti yang dapat dilihat dari uji homogenitas. Secara relatif,
setelah beberapa implementasi perawatan ke kelas eksperimen, kedua kelompok diuji lagi
menggunakan tes yang sama, dan skornya sangat meningkat.

Hipotesis nol (H0) digunakan dalam penelitian ini, dan temuan menunjukkan bahwa
hipotesis ditolak. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelas
eksperimen dan kemampuan kelas kontrol dalam menguasai kosa kata. Juga terungkap bahwa
kelas eksperimen memperoleh skor yang lebih baik daripada kelas kontrol dalam hal
kemampuan dalam penguasaan kosakata karena kelas menghasilkan hasil yang positif.
Singkatnya, belajar kosakata melalui Wiki terbukti efektif untuk memberikan siswa alternatif
media pembelajaran kosa kata, yang online dan sementara itu, menciptakan kegiatan belajar
yang menyenangkan di kelas.

Masing-masing, implementasi pembelajaran berbasis TIK menggunakan Wiki sangat


penting dalam pengajaran kosakata untuk penguasaan kosakata siswa di sekolah menengah
pertama EFL, Bandung. Namun, beberapa saran diberikan mengenai Wiki dalam mengajar
kelas EFL.

Ada beberapa panduan untuk guru EFL yang menggunakan Wiki sebagai media
pembelajaran berbasis TIK dalam pengajaran penguasaan kosakata di sekolah: Meskipun
Wiki mempromosikan pembelajaran berbasis web kolaboratif, tidak mungkin untuk

12 | B a h a s a I n g g r i s
diterapkan di kelas di mana siswa tidak dapat mengedit dan berbagi bekerja pada saat
bersamaan.

Dalam hal ini, guru harus mencari tahu dan menetapkan pekerjaan yang harus
dilakukan di rumah. Namun, belajar kosa kata melalui Wiki itu menyenangkan, asalkan para
guru memberikan topik yang menarik bagi siswa. Guru juga harus menggunakan metode
yang berbeda sehingga siswa dapat mengobrol satu sama lain saat mengerjakan Wiki.

Siswa suka melakukannya kegiatan interaktif seperti ini, karena berbasis pengalaman
dan menarik. Guru harus mempersiapkan fasilitas dengan baik; jika tidak, mereka akan
mengalami masalah dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis TIK. Karena
penelitian ini berkaitan dengan peningkatan satu aspek belajar bahasa, penelitian lebih lanjut
dapat fokus pada aspek lain, seperti mengajar menulis melalui Wiki. Siswa mungkin tertarik
menulis untuk situs web.

13 | B a h a s a I n g g r i s
BAB III

PEMBAHASAN JURNAL

A. Relevansi Topik Jurnal dengan Materi Perkuliahan Bahasa Inggris

Topik jurnal yang penulis review adalah mengenai pengaruh pembelajaran berbasis
TIK pada penguasaan kosakata siswa SMP di Bandung. Relevansi topik jurnal dengan
perkuliahan bahasa Inggris yaitu mengenai penguasaan kosakata. Media yang digunakan
untuk menguasai kosakata bahasa Inggris yaitu Wiki dimana Wiki merupakan halaman web
yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke internet. Menurut Graves
(2006), Wiki memiliki banyak potensi dalam pengajaran kosakata. Oleh karena itu, siswa
dapat mengikuti berbagai metode dalam mempelajari kosakata di Wiki:

1. Siswa harus memberikan informasi termasuk konteks dan artinya.


2. Para siswa harus dilibatkan dan harus memberikan waktu yang cukup untuk mempelajari
kata tersebut.
3. Siswa harus memiliki banyak pengungkapan dengan mempraktikkan dan meninjau kata
4. Siswa harus berbicara tentang arti kata tersebut.

Selanjutnya, dalam desain sistem e-learning seperti Wiki mengenai model yang dipilih
pedagogis, guru akan dapat menggunakan sumber belajar dalam bentuk yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan terutama dengan gaya belajar siswa (Granic et al. 2009).

B. Pokok-pokok Pikiran Bagian Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan, penulis menjelaskan bahwa aspek penting dari belajar
bahasa adalah belajar kosakata dan meyakini bahwa belajar kosakata sama pentingnya
dengan belajar tata bahasa (Shen, 2003). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) abad ke-
21 telah membawa banyak manfaat pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam proses
belajar mengajar. TIK adalah semua perangkat atau aplikasi komunikasi yang meliputi radio,
televisi, telepon, komputer, jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak, sistem satelit dan
sebagainya, serta berbagai layanan dan aplikasi yang terkait dengannya, seperti konferensi
video dan pembelajaran jarak jauh ( Khan et al., 2015, p.).

Teknologi Web 2.0 merupakan komponen di mana-mana dalam kehidupan kita


sehari-hari (Wang & Vasquez, 2012) yang digunakan oleh jutaan orang untuk berkomunikasi,

14 | B a h a s a I n g g r i s
berkolaborasi, jaringan dan menghibur melalui blog, wiki, media sosial, YouTube, dan
permainan. Dikatakan bahwa alat Web 2.0 dalam banyak konteks pembelajaran L2 telah
mengubah desain kurikulum pedagogi, konsepsi pembelajaran bahasa, dan bahkan penelitian
dalam bidang ini (Wang & Vasquez, 2012).

Wiki adalah halaman web yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses
ke internet. Indonesia adalah salah satu negara ke-20 dengan jumlah pengguna TIK terbanyak
(Lim dan Nugroho, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di sekolah menengah
pertama untuk mengungkapkan implementasi pembelajaran berbasis TIK dan efek
pengajaran pada penguasaan kosa kata siswa di kelas EFL (Bahasa Inggris sebagai Bahasa
Asing).

C. Kajian Teori
Pada jurnal yang penulis review, kajian teori yang mendukung penelitian tersebut
yaitu definisi TIK sebagai teknik manajemen berbasis ilmiah, teknologi dan teknik yang
digunakan dalam penyimpanan informasi dan mekanisme komunikasi dengan waktu dan
pemanfaatan ruang yang optimal dibandingkan dengan metode tradisional lainnya yang
diadopsi untuk hal yang sama (Raval, 2014). Pendapat ahli lainnya: Azad (2010) menyatakan
bahwa kata "TIK" adalah perangkat atau aplikasi komunikasi seperti komputer, ponsel, radio,
televisi, sistem satelit, dll. TIK sebagai alat bantu pengajaran lebih rumit yang menuntut
keterampilan yang lebih akurat dari para guru (Salehi, 2012) dan tidak diragukan lagi
pengembangan TIK seperti surat elektronik, internet dan multimedia dalam menggunakan
platform kolaboratif yang memengaruhi proses menggunakan mereka di kelas sehari-hari
yang sayangnya sebagian besar guru hanya menggunakan berbagai jenis teknologi yang
masih tetap pada tingkat pribadi mereka (Park, et al. sebagaimana dikutip dalam Xuan, TT,
2013).

Kosakata adalah bagian penting dari belajar bahasa dan sebagai makna kata baru
ditekankan dalam buku dan ruang kelas. Koptyug (n.d.) menyatakan bahwa penggunaan TIK
dalam kosakata pengajaran bahasa ada beberapa cara:

1. Kelas reguler: Guru harus mengadakan kelas reguler dengan ketersediaan komputer dan
internet. Guru dapat mengunduh materi bahasa Inggris dan mengirimkannya kepada
siswa.
2. Menggunakan internet sebagai sumber penelitian: Siswa harus diberi kesempatan ke
mesin pencari. Saat bekerja, mereka dapat memiliki catatan, dan hari berikutnya

15 | B a h a s a I n g g r i s
memberikan umpan balik yang baik. Dalam hal ini, itu terlalu memotivasi siswa
menggunakan web dan akan menikmati pelaporan dari apa yang telah mereka pelajari.
3. Proyek situs web: Terdapat proyek situs web, dan siswa menulis esai mereka dan guru
memeriksa di kelas, dan kemudian siswa akan menggunakan komputer dan internet untuk
mengirim email karya mereka ke situs proyek.
4. Komunikasi nyata: Siswa selalu ingin mengirim e-mail pekerjaan mereka yang disebut
“keypal”. Mereka dapat melakukan ini dengan teman-teman mereka di luar negeri dan
berkomunikasi tentang mereka budaya untuk menggunakan kombinasi dan pertukaran
kata modern informasi.

Dalton dan Grisham (2011) mengusulkan sepuluh strategi bagaimana mengajar dan belajar
kosa kata melalui penggunaan teknologi:

1. Belajar dari tampilan visual kata dan hubungan dengan teks.


2. Melakukan kunjungan lapangan kosakata digital.
3. Hubungkan kesenangan dan pembelajaran dengan permainan kosakata online.
4. Mintalah siswa menggunakan media untuk mengekspresikan pengetahuan kosakata.
5. Manfaatkan alat rujukan kata online yang juga alat pengajaran.
6. Mendukung membaca dan belajar kata dengan dukungan referensi kosakata tepat waktu.
7. Gunakan penerjemah bahasa untuk memberikan bantuan tepat waktu untuk ELL.
8. Tambah volume bacaan dengan membaca teks digital.
9. Tingkatkan volume membaca dengan mendengarkan teks digital dengan alat text-to-
speech dan buku audio.
10. Kombinasikan pembelajaran kosakata dan layanan sosial.

Menurut Padurean dan Margan (2009), peran komputer diasumsikan sebagai peran
rangsangan dalam pembelajaran bahasa, dan mereka menyebut komputer sebagai alat
panggung yang membantu dalam memahami dan menggunakan bahasa melalui pemeriksa
ejaan dan tata bahasa dan pengeditan program dan akhirnya diperkenalkan CALL yang
mencakup semua langkah. Secara relatif, Wiki adalah kolaborasi berbasis web yang dapat
dimodifikasi oleh browser web mana pun yang dapat dilihat, diedit, dan dibuat dengan cepat.
Diyakini bahwa Wiki atau Wikipedia dianggap sebagai alat untuk mempercepat proses
pembelajaran konstruktivis sosial (Khany & Khosravian, 2014).

16 | B a h a s a I n g g r i s
Menurut Graves (2006), Wiki memiliki banyak potensi dalam pengajaran kosa kata.
Oleh karena itu, siswa dapat mengikuti berbagai metode dalam mempelajari kosa kata di
wiki:

1. Siswa harus memberikan informasi termasuk konteks dan artinya.


2. Para siswa harus dilibatkan dan harus memberikan waktu yang cukup untuk mempelajari
kata tersebut.
3. Siswa harus memiliki banyak pengungkapan dengan mempraktikkan dan meninjau kata
4. Siswa harus berbicara tentang arti kata tersebut.

Selanjutnya, dalam desain sistem e-learning seperti wiki mengenai model yang dipilih
pedagogis, guru akan dapat menggunakan sumber belajar dalam bentuk yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan terutama dengan gaya belajar siswa (Granic et al. 2009).

D. Metodologi Penelitian

Penulis menggunakan desain penelitian eksperimental semu yakni menyelidiki apakah


pembelajaran berbasis TIK mempengaruhi penguasaan kosakata siswa atau tidak. (Freankel
et al. 2012) menyatakan bahwa dua kelompok terlibat dalam eksperimen semu: Kelompok
eksperimen tempat perawatan dilakukan dan kelompok kontrol yang diamati. Hatch &
Farhady (1982) mengatakan bahwa pre-test dan post-test dilakukan pada kedua kelompok.
Percobaan mengambil keseluruhan tujuh pertemuan (setiap sesi berlangsung selama 80
menit).

Populasi penelitian yang digunakan penulis yaitu siswa kelas 7 sekolah negeri di
Bandung. Diyakini bahwa pada level ini siswa belajar kosakata baru dan dasar. Oleh karena
itu, penulis dapat mengetahui efek TIK lebih baik daripada pada siswa di tingkat yang lebih
tinggi. Selanjutnya, dua kelas dipilih sebagai sampel yang mewakili populasi. Kedua kelas ini
diambil secara sengaja dan memiliki tingkat kemahiran berbahasa Inggris yang sama; mereka
telah dipilih berdasarkan rekomendasi guru karena jadwal waktu mereka yang termasuk 25
siswa untuk masing-masing Tabel 1 uji normalitas kelas. Selain itu, satu kelas pada level
yang sama dipilih untuk melihat validitas dan reliabilitas pertanyaan. Pre-test dan post-test
adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan pengujian digunakan di
kelas eksperimen, kelas kontrol diamati oleh peneliti untuk melihat apakah kelas berjalan
pada kurikulum kursus biasa dan reguler atau tidak.

E. Hasil dan Pembahasan

17 | B a h a s a I n g g r i s
Pada penelitian ini, penulis mengungkapkan bahwa rata-rata post-test pada kelompok
eksperimen lebih tinggi dari pada pre-test. Itu karena kelompok eksperimen menerima
perlakuan belajar kosakata melalui Wiki selama pelajaran. Para siswa telah belajar tentang
kata-kata yang digunakan dalam kalimat, bagaimana menemukan makna, dan menemukan
sinonim yang menggambarkan gambar serta menggunakan kata-kata dalam cerita mereka. Ini
sejalan dengan strategi pembelajaran kosakata Marazano (Scurletis, 2009) bahwa siswa harus
menggambarkan, memberikan penjelasan, memberikan definisi non-linguistik, berdiskusi,
dan bermain game dalam mempelajari kata-kata. Di sisi lain, kelompok kontrol tidak
menerima perlakuan belajar kosakata selama kelas mereka. Kelas biasanya melakukan
pengajaran dan pembelajaran yang berfokus pada peningkatan kosa kata siswa. Peneliti juga
mengamati kelas untuk melihat apakah kelas berjalan pada kurikulum kelas yang normal dan
reguler atau tidak.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis sejalan dengan hasil Khany, R. & Khosravian,
F (2014), Sadikin (2016), dan Eren (2015) yang melaporkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan secara statistik dalam pengembangan kosakata pembelajar bahasa. Temuan mereka
menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen yang menerima perlakuan
pengajaran dan pembelajaran menggunakan berbagai platform TIK telah melampaui
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa TIK adalah
sumber daya otentik yang mendorong untuk membantu siswa EFL dalam meningkatkan
pengetahuan kosakata mereka.

F. Kesimpulan dan Saran


Menurut temuan dan diskusi penelitian yang dilakukan penulis, penerapan Media
pada siswa SMP di Bandung dapat meningkatkan penguasaan kosakata mereka. Klaim ini
didasarkan pada perbedaan skor rata-rata antara mereka yang menggunakan Wiki dan mereka
yang tidak.

Temuan lebih lanjut mengungkapkan bahwa perbedaan skor antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen berbeda secara signifikan. Hasilnya dibuktikan dengan uji-t pada skor pre-
test dan post-test. Pada awalnya, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara statistik
pada tingkat skor yang sama, seperti yang dapat dilihat dari uji homogenitas. Secara relatif,
setelah beberapa implementasi perawatan ke kelas eksperimen, kedua kelompok diuji lagi
menggunakan tes yang sama, dan skornya sangat meningkat.

18 | B a h a s a I n g g r i s
Hipotesis nol (H0) digunakan dalam penelitian ini, dan temuan menunjukkan bahwa
hipotesis ditolak. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelas
eksperimen dan kemampuan kelas kontrol dalam menguasai kosa kata. Juga terungkap bahwa
kelas eksperimen memperoleh skor yang lebih baik daripada kelas kontrol dalam hal
kemampuan dalam penguasaan kosakata karena kelas menghasilkan hasil yang positif.
Singkatnya, belajar kosakata melalui Wiki terbukti efektif untuk memberikan siswa alternatif
media pembelajaran kosa kata, yang online dan sementara itu, menciptakan kegiatan belajar
yang menyenangkan di kelas.

Masing-masing, implementasi pembelajaran berbasis TIK menggunakan Wiki sangat


penting dalam pengajaran kosakata untuk penguasaan kosakata siswa di sekolah menengah
pertama EFL, Bandung. Namun, beberapa saran diberikan mengenai Wiki dalam mengajar
kelas EFL.

Ada beberapa panduan untuk guru EFL yang menggunakan Wiki sebagai media
pembelajaran berbasis TIK dalam pengajaran penguasaan kosakata di sekolah: Meskipun
Wiki mempromosikan pembelajaran berbasis web kolaboratif, tidak mungkin untuk
diterapkan di kelas di mana siswa tidak dapat mengedit dan berbagi bekerja pada saat
bersamaan.

Dalam hal ini, guru harus mencari tahu dan menetapkan pekerjaan yang harus
dilakukan di rumah. Namun, belajar kosakata melalui Wiki itu menyenangkan, asalkan para
guru memberikan topik yang menarik bagi siswa. Guru juga harus menggunakan metode
yang berbeda sehingga siswa dapat mengobrol satu sama lain saat mengerjakan Wiki.

Siswa suka melakukan kegiatan interaktif seperti ini, karena berbasis pengalaman dan
menarik. Guru harus mempersiapkan fasilitas dengan baik; jika tidak, mereka akan
mengalami masalah dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis TIK. Karena
penelitian ini berkaitan dengan peningkatan satu aspek belajar bahasa, penelitian lebih lanjut
dapat fokus pada aspek lain, seperti mengajar menulis melalui Wiki. Siswa mungkin tertarik
menulis untuk situs web.

19 | B a h a s a I n g g r i s
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan isi Critical Journal Review ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
topik yang dibahas pada jurnal tersebut berkaitan dengan materi perkuliahan bahasa Inggris
yakni mengenai penguasaan kosakata bahasa Inggris. Media yang digunakan untuk
menguasai kosakata bahasa Inggris yaitu Wiki dimana Wiki merupakan halaman web yang
dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke internet. Menurut kami, penjelasan
pada bagian metodologi dan hasil serta pembahasan sudah sangat baik ditambah lagi
keberhasilan penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi penulis dan pembaca agar
melanjutkan penelitian berikutnya. Karena penelitian ini berkaitan dengan peningkatan satu
aspek belajar bahasa, penelitian lebih lanjut dapat fokus pada aspek lain, seperti mengajar
menulis melalui Wiki.

B. Saran

Setelah me-review jurnal ini, penulis menyarankan dan merekomendasikan kepada


seluruh pembaca agar membuat budaya membaca itu sebagai hal yang penting. Terutama
dalam jurnal ini terdapat berbagai hal yang menarik dan menambah inovasi untuk menguasai
kosakata bahasa Inggris menggunakan media Wiki. Oleh karena itu, apa yang telah dibahas
dalam jurnal ini kiranya dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca dan dapat
memberikan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

20 | B a h a s a I n g g r i s
DAFTAR PUSTAKA

Hussain, Zakir. 2018. The Effects of ICT-Based Learning on Students’ Vocabulary Mastery in
Junior High Schools in Bandung. Vol. 10. International Journal of Education.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

https://ejournal.upi.edu/index.php/ije/article/view/7592

21 | B a h a s a I n g g r i s

Anda mungkin juga menyukai