KKN Haji Dan Matra
KKN Haji Dan Matra
KKN Haji Dan Matra
DI SUSUN OLEH :
KEOMPOK 4
2. Emmy Asfara
4. Rizky Amelia
5. Tira Caritas
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Tujuan………………………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1215/ Menkes/SK/XI/2001
tentang pedoman kesehatan matra pasal 1 menyebutkan bahwa Kesehatan Matra
adalah bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah
berpindahnya/perubahan dari satu tempat ke tempat lain yang tidak sama tempatnya
dan berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan manusia dalam lingkungan tersebut.
Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang
lingkup kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,
kesehatan kedirgantaraan.
Kesehatan lapangan meliputi kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan
dalam penanggulangan korban bencana, kesehatan di bumi perkemahan, kesehatan
dalam situasi khusus, kesehatan lintas alam, kesehatan bawah tanah, kesehatan dalam
penanggulangan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan dalam operasi dan
latihan militer di darat. Kesehatan kelautan dan bawah air meliputi kesehatan
pelayaran dan lepas pantai, kesehatan penyelaman dan hiperbarik, kesehatan dalam
operasi dan latihan militer di laut. Sedangkan kesehatan kedirgantaraan meliputi
kesehatan penerbangan dirgantara dan kesehatan dalam operasi dan latihan militer
dirgantara.
Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh
pemerintah secara inter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu
departemen terkait dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan
calon/ jemaah haji Indonesia. Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum
keberangkatan ke Arab Saudi, diperjalanan pergi/ pulang, selama di Arab Saudi dan
setelah kembali ke tanah air.
Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen
penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan
aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai deng an tuntunan agama serta jemaah haji
dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
Tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah,
yaitu; meningkatnya jumlah calon jemaah haji risiko tinggi, beragamnya latar belakang
pendidikan, etnis dan sosial budaya serta kondisi fisik yang kurang baik. Kondisi
lingkungan di Arab Saudi yang berbeda secara bermakna dengan kondisi di tanah air
misalnya perbedaan musim (panas, dingin), kelembaban udara yang rendah, perbedaan
lingkungan sosial budaya, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji dan
kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di
Mina. Kesemua ini dapat berdampak kurang baik terhadap kesehatan jemaah haji
Indonesia. Oleh karena itu pelayanan kesehatan kepada calon/ jemaah haji perlu
ditingkatkan terus menerus secara berkesinambungan, sistemik, sesuai dengan tuntutan
calon/ jemaah haji Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan paripurna.
Untuk dapat melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah
haji Indonesia secara profesional, berkualitas perlu didukung sumberdaya manusia
yang berpengetahuan, terampil, berdedikasi tinggi, sarana dan prasarana serta sistem
informasi kesehatan haji terpadu (Siskohat) bidang kesehatan.
B. Tujuan
3. Kesehatan Kedirgantaraan
Kesehatan Kedirgantaraan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan
penerbangan dan kesehatan ruang angkasa dengan keadaan lingkungan yang
bertekanan rendah (hipobarik).
Kesehatan kedirgantaraan meliputi :
a. Kesehatan penerbangan dirgantara
b. Kesehatan dalam operasi dan lathan militer dirgantara
c. Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan berkala awak atau crew
d. Pilot pesawat yang sakit -Penyuluhan kesehatan penerbangan
e. Evakuasi medis
3.1 Pengertian Kesehatan Haji
Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia, beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang di
tetapkan. Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara jasmaniah, ruhaniah,
pembekalan dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan
kewajiban terhadap keluarga.
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang
dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya
sesuai tuntunan Agama Islam.
Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji adalah rangkaian kegiatan penilaian status
kesehatan Jemaah Haji yang diselenggarakan secara komprehensif. Pengaturan
Istithaah Kesehatan Haji bertujuan untuk terselenggaranya Pemeriksaan Kesehatan
dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji agar dapat menunaikan ibadahnya sesuai
dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Embarkasi adalah tempat pemberangkatan dan keberangkatan Jemaah Haji
yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama. Debarkasi adalah tempat kedatangan Jemaah Haji dari Arab Saudi yang
ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama.
a. Tahap pertama
Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakan oleh Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau
rumah sakit pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
b. Tahap kedua
Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada
saat pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji
pada tahun berjalan.
c. Tahap ketiga
Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi
Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang
pemberangkatan.
f) Pengelolaan urusan
d.rekayasa lingkungan.
d) penyelenggaraan gizi
Penyelenggaraan gizi dilakukan melalui:
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan di luar maupun di dalam ruangan
yang tentunya dengan situasi dan kondisi yang serba berubah, tidak dapat diprediksi
manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut. Sehingga diperlukan suatu upaya
Selain itu, upaya dalam meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di
lingkungan darat, laut, maupun udara. Agar mampu meminimalkan risiko gangguan
Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Jakarta :
Erlangga
Kementerian kesehatan. 2013. Kesehatan Matra Direktorat Jenderal Peraturan Perundang.
(Online) .http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?
czozMjoiZD1ibisyMDEzJmY9Ym4xMjAzLTIwMTMucGRmJmpzPTEiOw. Diakses
pada sabtu, 16 November 2019
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji
http://puskeshaji.kemkes.go.id/assets/doc_img/46c8efbbd8a4d545d8d7a7930d0a0
f15.pdf
Susan dan Supondha Erick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan
Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman. (Online).