Ekologi Sebagai Dasar Pengetahuan Lingkungan
Ekologi Sebagai Dasar Pengetahuan Lingkungan
Ekologi Sebagai Dasar Pengetahuan Lingkungan
Kelompok 2
Dosen Pengampu:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah diberikan oleh Dr. Mieke
Miarsyah, M.Si dengan tepat waktu.
1. Dr. Mieke Miarsyah, M.Si dan Erna Heryanti, M.Si selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Ilmu Lingkungan,
2. Semua teman-teman Pendidikan Biologi A 2018 yang telah senantiasa
memberikan saran dan kritik dalam penyusunan makalah ini.
3. Keluarga yang telah membantu baik dalam moril maupun materi
Demikian penyusunan dari makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari Dosen Mata Kuliah Ilmu
Lingkungan guna menjadi acuan bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di
masa yang akan datang dan demi kesempurnaan dari makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1Hierarki Biologi
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup
terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Urutan tingkatan organisasi
kehidupan disebut Hierarki Kehidupan. Hierarki kehidupan yang dipelajari dimulai
dari yang paling sederhana/terendah hingga tingkatan yang kompleks/tertinggi.
Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem
organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga ke tingkatan bioma, biosfer.
1. Molekul
2. Sel
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Ada makhluk hidup yang tersusun atas satu sel
(uniseluler), dan adapula makhluk hidup yang tersusun atas banyak sel (multiseluler).
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Setiap sel
memiliki organel-organel yang mampu menjalankan fungsinya untuk hidup. Organle
sel tersebut diantaranya ribosom, mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma,
membran plasma, dan vakuola. Seluruh aktivitas organel tersebut dikontrol oleh inti
sel (nukleus).
3. Jaringan
Jaringan adalah kelompok sel yang sejenis, memiliki bentuk dan fungsi yang sama
dalam tubuh makhluk hidup multiseluler. Kumpulan sel tersebut bekerja sama
membentuk dan menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Kajian tentang
jaringan dipelajari dalam histologi. Pada makhluk hidup terdapat berbagai macam
jaringan, seperti jaringan epitel, jaringan otot, jaringan tulang pada hewan dan jaringan
epidermis, jaringan meristem, jaringan pengangkut pada tumbuhan.
4. Organ
Organ adalah kelompok jaringan yang bersatu dan bekerja sama yang menjalankan
fungsi tertentu. Contoh: usus, lambung, paru-paru, jantung, dan lain-lain.
5. Sistem Organ
Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ yang bekerja sama untuk membentuk
suatu sistem dalam kehidupan. Contoh: sistem pencernaan disusun oleh lambung, usus
halus, usus besar, dan usus 12 jari; sistem koordinasi dan indera disusun oleh otak,
sumsum tulang belakang, serabut saraf, dan panca indera.
6. Individu/Organisme
7. Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Di
dalam suatu populasi terjadi interaksi atau hubungan antar spesiesnya. Hal tersebut
dilakukan guna menjalankan fungsi hidupnya, misalnya berkembang biak, melakukan
perkawinan, dan untuk perlindungan satu sama lainnya. contoh sekumpulan banteng,
populasi harimau berjumlah 30 ekor, populasi badak berjumlah 100 ekor, populasi
gajah berjumlah 23 ekor.
8. Komunitas
Komunitas adalah seluruh makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu. Contoh:
komunitas sawah, terdiri dari padi, tikus, ular, elang; komunitas kolam terdiri dari
teratai, ikan, katak.
9. Ekosistem
10. Bioma
Biosfer (lapisan kehidupan) adalah seluruh planet bumi beserta makhluk hidup yang
ada di dalamnya.
2.2Konsep Ekosistem, Komunitas, dan Populasi
A. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu ”populus” yang artinya rakyat, berarti
penduduk. Populasi dari suatu negara dimaksudkan adalah penduduk dari negara
tersebut. Sedangkan populasi yang dimaksudkan dalam ekologi adalah populasi dari
spesies-spesies atau jenis-jenis organisme. Populasi meliputi kumpulan individu-
individu organisme di suatu tempat yang memiliki sifat-sifat serupa, mempunyai asal-
usul yang sama, dan tidak ada yang menghalangi anggota-anggota individunya untuk
berhubungan satu sama lain mengembangkan keturunan secara bebas. Individu-
individu itu merupakan kumpulan-kumpulan yang heteroseksual.
- Terdapat individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat
lain atau imigrasi.
- Terdapat individu yang pergi, yaitu individu yang mati dan yang pergi pindah ke
tampat lain atau emigrasi.
Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang datang lebih besar
daripada yang pergi maka kepadatan populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang
tersedia cukup ruang dan makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah
individu. Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan
kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah akan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus
berlangsung selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah
mencapai titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada dasarnya bergantung pada rasio antara natalitas
dengan mortalitas. Apabila natalitas lebih besar dari pada mortalitas, pertumbuhan
populasinya meningkat. Apabila natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan
populasinya menurun.
Beberapa sifat khas penting yang berkaitan dengan perubahan populasi ialah laju
(rates). Suatu laju didapat dengan membagi perubahan dengan periode waktu
berlangsungnya perubahan. Jumlah kelahiran per-tahun = laju kelahiran (birth rates).
Terminologi laju/rates tersebut menunjukan kecepatan perubahan sesuatu pada suatu
waktu.
Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru
yang menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan,
meningkatnya natalitas merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan
populasi.
Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan
individu per-satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama
yang mengontrol ukuran suatu populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem
senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan ada
pula yang tidak jelas.
Bentuk pertumbuhan, penyebaran umur dan perkembangan populasi. Penyebaran umur
merupakan ciri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas.
Karena itu suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlansung dari
populasi dan menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa mendatang. Biasanya
populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu –
individu muda, populasi yang stasioner memiliki umur yang lebih merata dan populasi
yang menurun akan mengandung sebagian besar individu-individu yang berumur tua.
Jika dikaji lebih dalam maka terdapat tiga umur ekologi yaitu prereproduktif,
reproduktif dan posreproduktif.
Penyebaran umur merupakan sifat penting dari populasi karena dapat mempengaruhi
mortalitas dan natalitas. Perbandingan berbagai golongan umur dalam populasi dapat
menentukan keadaan reproduktif yang berlangsung dalam populasi dan dapat dipakai
untuk memperkirakan keadaan populasi masa depan. Populasi yang sedang
berkembang cepat mengandung sebagian besar individu muda, sedangkan populasi
stasioner pembagian umur lebih merata dan populasi yang sedang menurun sebagian
besar individu berumur tua. Pada penyebaran populasi yang sudah mantap, adanya
kelahiran/kematian yang luar biasa akan mengakibatkan perubahan sementara dalam
populasi yang kemudian kembali ke keadaan yang mantap. Menurut Bodenheimer
(1939) dalam populasi terdapat 3 kelompok umur ekologis, yaitu : 1. pre-reproduktif
2. reproduktif 3. post- reproduktif Secara relatif panjang umur ekologis ini dibanding
dengan panjang umur sangat beraneka ragam. Pada manusia modern ketiga unsur ini
kurang lebih sama panjangnya, pada manusia primitif, post-reproduktif pendek. Pada
beberapa hewan (serangga) dan tanaman pre -reproduktif sangat lama, reproduktif
pendek dan post-reproduktif tidak ada.
Penyebaran Populasi
o Emigrasi yaitu gerakan keluar atau kepergian individu keluar dari batas-batas
tempat populasi sehingga populasinya berkurang.
o Imigrasi yaitu gerakan kedalam batas-batas tempat populasi, sehingga populasi
bertambah.
o Migrasi yaitu berangkat (pergi) dan datang (kembai) secara periodik
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Komunitas ialah
beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang
bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka
hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Komunitas merupakan
salah satu jenjang organisme biologik langsung di bawah ekosistem, namun satu
jenjang di atas populasi. Posisi itu menunjukkan bahwa kaidah-kaidah tingkat populasi
akan mempengaruhi konsep-konsep komunitas, dan pada gilirannya kaidah-kaidah
komunitas harus dipertimbangkan dalam memahami konsep-konsep ekosistem.
o Nama Komunitas
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya
pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator
lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae,
dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
o Struktur Komunitas
Karakter komunitas
Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali,
sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total,
menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya
terjadilah habitat baru.
Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi
primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi
awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak
total, masih ada komunitas yang tersisa.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antarkomunitas.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis,
baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang
erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung
atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah
sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat
yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang
bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.
Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan
saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai.
Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang,
burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi
dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme
hidup dari kedua komunitas tersebut.
Kaidah-Kaidah Ekosistem
a) Senyawa-senyawa inorganik (C, H, CO2, H2O dan lainnya) yang terlibat dalam
siklus bahan atau mineral.
b) Senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak dan seterusnya) yang
menghubungkan biotik dan abiotik.
c) Iklim (temperatur, faktor-faktor fisik lainnya)
d) Air
Aliran Energi.
Energi dapat digunakan dengan efisien atau tidak, salah satunya tergantung
pada kualitas gizi yang dikonsumsi karena konsumen dapat mengkonversi sumber
makanan berkualitas tinggi ke jaringan hidup baru yang lebih efisien daripada sumber
makanan berkualitas rendah. Rendahnya transfer energi antara tingkat trofik membuat
pengurai umumnya lebih penting daripada produsen dalam hal aliran energi.
Dekomposer memproses sejumlah besar bahan organik dan mengembalikan nutrisi ke
ekosistem dalam bentuk anorganik, yang kemudian diambil lagi oleh produsen
primer.
Rantai makanan adalah pengalihan energi yang sumbernya berasal dari dalam
tumbuhan melalui sederetan organisme yang memakan dan yang dimakan. Herbivor
mendapatkan energi dari memakan tanaman. Saat herbivor dimangsa karnivor, energi
tersebut akan berpindah, dan seterusnya. Semakin pendek rantai makanan, semakin
besar energi yang dapat disimpan oleh organisme di ujung rantai makanan.
Siklus Materi
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara
komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup dapat juga disebut dengan siklus
materi. Suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang, namun materi
berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur
tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan sehingga disebut siklus materi.
Siklus materi ini terbagi atas beberapa macam, yaitu :
1) Siklus Air
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh
tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi, uap air
dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90%
penguapan pada ekosistem darat. Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke
sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan
siklus yang dimulai dengan proses transpirasi dan evapotranspirasi dari air yang
terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh presipitasi atau turunnya air ke
permukaan bumi disebut Siklus Pendek. (Fatimah, 2015)
Karbon merupakan salah satu unsur yang mengalami daur ulang dalam
ekosistem. Di atmosfer Karbon terikat dalam bentuk senyawa karbon dioksida (CO2).
Dimulai dari karbon yang ada di atmosfer berpindah melalui tumbuhan yang
bertindak sebagai produsen, konsumen, dan organisme pengurai kemudian kembali
lagi ke atmosfer dalam bentuk karbondoksida.
Sebagian karbon organik akan terurai dan CO2 dibebaskan lagi ke udara
melalui respirasi, sebagian karbon organik lainnya diubah menjadi senyawa organik
kompleks dalam tubuh tumbuhan selama pertumbuhannya. Senyawa organik
tersebut akan ditransfer ke dalam tubuh konsumen melalui proses interaksi dalam
rantai makanan maupun jaringan makanan, sehimgga sebagian dari senyawa karbon
organik akan tetap berada dalam tubuh konsumen sampai mati. Setelah produsen dan
konsumen mati, maka senyawa organik akan segera terurai lagi melalui proses
penguraian (dekomposisi) oleh organisme pengurai dan karbon akan dilepas sebagai
CO2 dan masuk ke udara atau ke dalam air. Bahan karbonat yang tidak mudah terurai
dalam waktu yang lama akan berubah menjadi batu kapur, arang dan minyak yang
disebut bahan bakar fosil. (Fatimah, 2015)
3) Siklus Nitrogen
• Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air
hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi
melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh
bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter,
dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan
memfiksasi nitrogen.
• Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) yang kemudian diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika
tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak
(NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium
menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan
cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang
disebut denitrifikasi.
4) Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di
batu karang dan fosil. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar
tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
5) Siklus Sulfur
Secara alami sulfur terdapat di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan
atmosfer. Dan beberapa berasal dari gunung api dan sisa pembakaran minyak bumi
dan batu bara. Selain itu juga terdapat sulfur yang berasal dari makhluk hidup. Sulfur
juga dapat di berikan dengan cara buatan seperti dengan pemberian pupuk pada
tanaman yang akan memberikan kandungan sulfur pada tanah.
Siklus sulfur berasal dari pembentukan sulfur pada kerak bumi dan atmosfer.
Pada kerak bumi bisanya berupa Sulfur Organik, SO¬4, Batubara, dan lain-lain. Pada
atmosfer sulfur biasanya berupa Hidrogen Sulfida (H2S). Pada siklus sulfur hampir
sama dengan siklus Posfor, yaitu anion dari sulfat dapat diserap oleh tanah. Pada
siklus sulfur terjadi proses oksidasi dan reduksi.
Tanah sulfur akan digunakan tanaman dalam bentuk sulfat sebagai hara.
Setelah itu tumbuhan akan dimakan oleh hewan herbivora yang selanjutnya akan
dimangsa oleh predator. Dari makhluk hidup itu akan mati dan diurai materi
organiknya termasuk sulfur di dalamnya oleh mikroorganisme. Contoh
mikroorganisme yang mengurainya adalah bakteri sulfat yang mengubah sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk Hidrogen Sulfida. H2S akan digunakan oleh bakteri
fotoautotrof anaerob. Kemudian dilepaskan ke udara yang selanjutnya dioksidasi oleh
bakteri kemolitotrof menjadi sulfat kembali, dan siklus pun berulang. (Fatimah,
2015)
Homeostasis
Contoh:
Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor
abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme
tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bagi organisme dengan
toleransi yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan
menjadi “faktor pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah sedikit. Contohnya
oksigen, kandungan oksigen di udara dalam jumlah banyak dan konstan bukan
merupakan faktor pembatas organisme darat. Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di
perairan, terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya selalu berubah-ubah, menjadi
faktor pembatas bagi organisme yang hidup di perairan (Rohmani, 2013).
a. Suhu
Organisme dapat hidup pada suhu sampai 300℃ dengan kisaran suhu –
200℃ sampai 100℃. Akan tetapi kebanyakan organisme hanya dapat hidup pada
kisaran suhu yang lebih sempit. Pada umumnya batas atas (maksimum) lebih kritis atau
lebih membahayakan kehidupan organisme daripada batas bawah (minimum).
Pada ekosistem perairan, variasi suhu lebih sempit daripada ekosistem darat.
Oleh karena itu, biasanya organisme perairan mempunyai kisaran toleransi terhadap
suhu lebih sempit daripada organisme darat. Misalkan algae air dan algae darat,
invertebrata air dan darat seperti serangga.
Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal ini
mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang
mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi suhu.
b. Cahaya Matahari
− Lama penyinaran, seperti panjang hari jumlah jam cahaya yang bersinar setiap
hari.
Cahaya matahari mempunyai dua fungsi yang saling berlawanan, di satu pihak radiasi
cahaya matahari menguntungkan karena sebagai sumber energi bagi proses fotosintesa.
Dilain pihak, radiasi cahaya matahari merugikan karena cahaya matahari langsung
akan merusak atau membunuh protoplasma.
Bau disebabkan oleh bau dari senyawa atau materi dan gas-gas. Misal air
tambak yang mengandung bahan organik spt sisa pakan, pupuk organik dsb akan
berbau busuk dari gas sulfida, gas resin serta amonia. Kekurangan partikel tanah dapat
mengakibatkan insang udang terselaputi partikel tanah shgga udang dapat mati lemas
atau anoxia, nafsu makan udang berkurang sehingga laju pertumbuhan terhambat.
Kadar partikel tanah 80mg/l atau lebih kurang mendukung dan kadar sampai
800mg/l tidak dignkan untuk budi daya udang. Air hijau dan kecerahan sangat rendah
kurang 40mg/l terjadi blooming plankton maka kehidupan udang terganggu.
Air untuk fungsi fisiologis perlu bagi semua protoplasma. Dari sudut ekologis
terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan oleh geografi
dan pola gerakan udara yang besar atau sistem iklim. Penyebaran curah hujan
sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk organisme.
Sumber oksigen dalam air berasal dari difusi oksigen dari udara ke dalam air
melalui permukaan ,kemudian disebarkan keseluruh badan perairan oleh angin, ombak
dan proses pengadukan.
− Respirasi organisme
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Pola penyebaran pada populasi untuk membentuk komunitas terbagi atas 3 cara yaitu
penyebaran teratu, acak dan rumpun/kelompok. Populasi yang membentuk suatu
komunitas menjalin interaksi satu sama lain yang akan mempengaruhi kehidupan.
Rantai makanan adalah pengalihan energi yang sumbernya berasal dari dalam
tumbuhan melalui sederetan organisme yang memakan dan yang dimakan. Herbivor
mendapatkan energi dari memakan tanaman.
3.2 Saran
Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima masukan, saran dan kritik yang membangun dan berguna untuk kemajuan
pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aulianur, Rezky S., dkk. (2016). Ekologi Tumbuhan: Hukum Shelford dan Konsep
Faktor Pembatas. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Fatimah, S dan Kumalararas, R. (2015). Ekologi Terestrial Aliran Energi dan Siklus
Materi. Jember: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jember.
Rohmani, Yudi Miftahul. (2013). Faktor Pembatas. Jurnal Faktor Pembatas. 1(1):1-6
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Reece, J. B. (2017).
Biology 11th edition. USA: Pearson Education.
Utomo, S. W., & Rizal, R. (2014). Ekologi. Universitas Terbuka. Vol. 2, No. 577, pp.
1-31.
Taiwo FJ, Feyisara OO. Understanding the Concept of Carrying Capacity and its
Relevance to Urban and Regional Planning. J Environ Stud. 2017;3(1): 5