LK 4
LK 4
LK 4
DISUSUN OLEH:
Kelompok II
MAGISTER KEPERAWATAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT Yang Maha Esa karenaberkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentangpengaruh kepemimpinan dalam
kelompoksebagai landasan utama bahan pembelajaran pada mata kuliah kepemimpinan
dalam keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini bisateratasi. Oleh karena
itu, kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini. Semogabantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Allah SWT.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Terutama bagi teman-teman yang ingin membahas secara rinci tentang isi makalah ini
sehingga menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR………………………………………................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………...............…….................…............. 1
B. Tujuan.................……………………...............….................. 2
C. Manfaat..................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya tidak
ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu
pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu maupun
antar kelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatar - belakangi munculnya
ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain: sifat-sifat pribadi yang berbeda,
perbedaan kepentingan, komunikasi yang “buruk”, perbedaan nilai, dan sebagainya.
Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke dalam suasana
konflik. Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang
saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu
sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
2. Tujuan Umum
C. Manfaat
Diharapkandapatmemberikankontribusipengembanganilmupengetahuanbagiilmus
osiologikhususnyayangberkaitandenganpengaruh kepemimpinan dalam kelompok
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling berinteraksi
guna mencapai suatu tujuan dan memandang satu sama lain sebagai”kita”.Dari
definisi tersebut kita dapat menjawab bahwa penumpang bus, penonton sepakbola
bukan merupakan suatu kelompok. Mereka hanya sekumpulan individu yang
berada pada satu tempat yang sama.
2. Karakteristik
1. Pengertian Konflik
Banyak definisi tentang konflik yang diberikan oleh ahli manajemen. Hal ini
tergantung pada sudut tinjauan yang digunakan dan persepsi para ahli tersebut
tentang konflik dalam organisasi. Namun, di antara definisi yang berbeda itu
nampak ada suatu kesepakatan, bahwa konflik dilatarbelakangi oleh adanya
ketidakcocokan atau perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan budaya.
Konflik merupakan situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau
perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi.
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok,
yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu
tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
Menurut Robbins (2006), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar -
belakanginya (antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga
sebagai sumber terjadinya konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu : komunikasi,
struktur, dan variabel pribadi.
a. Komunikasi
b. Struktur
Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang
mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada
anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara
tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem
imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian
menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan
variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan
makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan
terjadinya konflik.
c. Variabel Pribadi
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu
terwujudnya efektivitas kerja yang positif. Untuk mewujudkan efektivitas kerja yang
positif tentunya bukan merupakan usaha yang mudah, karena dipengaruhi beberapa
faktor diantaranya : lingkungan kerja, tata ruang kantor, suasana kerja, gaya
kepemimpinan dan komunikasi baik intern maupun ekstern dan lain sebagainya.
Sehingga sebagai seorang pemimpin harus:
1. Mampu memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mencapai
visi organisasi.
2. Menjadi teladan
3. Menciptakan kebersamaan
1. Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku
maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi
pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya
adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi
efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (2015) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah
yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam
memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan
keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para
pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran
terhadap konflik.
2. Manajemen Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang
terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan
bertentangan. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan
melalui diskusi formal.
3. Proses Negosiasi
Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kita kalah –
mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau
mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk
menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga
merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik
tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan. Mengalah dalam
hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk
memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang timbul
antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi
kesempatan kepada pihak lain untuk juga mau mengakomodasi kepentingan
kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran pertama.
d. Menang-menang (Kolaborasi).
1. Pengertian Penggerakan
1. Pengertian Interaksisosial
Interaksisosial adala hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang,
kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok
manusia(Baswori2015).
2. Kerangka kerja interaksional
Pentingnya pemimpin, pengikut dan situasi dalam proses kepemimpinan
merupakan kerangka kerja interaksional. Kerangka kerja interaksional ini dapat di
gambarkan sbb:
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran