Metode Bisection PDF
Metode Bisection PDF
Metode Bisection PDF
Disusun oleh:
Kelompok 1/Kelas 7A2
Herna Rizky Ekacitra (14144100043)
Arni Juliawati (14144100057)
Ilham Raditya (14144100073)
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Numerik adalah teknik-teknik yang digunakan untuk
memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan dengan
operasi perhitungan biasa (tambah, kurang, kali dan bagi). Metode
numerik adalah teknik -teknik yang digunakan untuk merumuskan
masalah matematika agar dapat diselesaikan hanya dengan operasi
hitungan, yang terdiri dari operasi tambah, kurang, kali dan bagi. Terdapat
banyak jenis metode numerik, namun pada dasarnya, masing -masing
metode tersebut memiliki karakteristik umum, yaitu selalu mencakup
sejumlah kalkulasi aritmetika. Jadi metode numerik adalah suatu teknik
untuk memformulasikan masalah matematika sehingga dapat diselesaikan
dengan operasi aritmetika yang terdiri dari operasi tambah, kurang, kali
dan bagi. Metode numerik terbagi kepada beberapa macam metode dan
salah satunnya adalah metode yang akan kita bahas dalam makalah ini
yaitu Metode Numerik bagi dua (Bisection).
Alasan penggunaan metode numerik ini karena tidak semua
permasalahan matematis atau perhitungan matematis dapat diselesaikan
dengan mudah. Bahkan dalam prinsip matematika, suatu persoalan
matematika yang paling pertama dilihat adalah apakah persoalan itu
memiliki penyelesaian atau tidak. Jadi, jika suatu persoalan sudah sangat
sulit atau tidak mungkin digunakan dengan metodematematis (analitik)
maka kita dapat menggunakan metode numerik sebagai alternatif
penyelesaian persoalan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode numerik?
2. Apa pengertian metode numerik bagi dua (Bisection)?
3. Bagaimanakah algoritma dari metode numerik bagi dua (Bisection)?
1
4. Bagaimanakah contoh dan penyelesaian dengan menggunakan metode
numerik bagi dua (Bisection)?
5. Bagaimanakah aplikasi metode numerik bagi dua (Bisection) dalam
kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian metode numerik.
2. Mengetahui pengertian metode numerik bagi dua (Bisection).
3. Mengetahui algoritma dari metode numerik bagi dua (Bisection).
4. Mengetahui contoh dan penyelesaian dengan menggunakan metode
numerik bagi dua (Bisection).
5. Mengetahui aplikasi metode numerik bagi dua (Bisection) dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metode Numerik, serta berbagi pengetahuan ke
mahasiswa lainnya mengenai materi yang akan dibahas yaitu Metode
Numerik bagi dua (Bisection). Manfaat yang dapat di petik dari tujuan
tersebut yaitu menambah wawasan tentang berbagai metode atau cara yang
ada di materi metode numerik.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Numerik
Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahanyang diformulasikan secara matematis dengan cara hitungan
(Aritmatika). Persoalan yang melibatkan model matematika banyak
muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan,seperti dalam bidang
fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering ),seperti
Teknik Sipil, Teknik Mesin, Elektro, dan sebagainya. Seringkali model
matematikatersebut muncul dalam bentuk yang tidak ideal alias rumit.
Sehingga dapat dipecahkandengan operasi hitungan atau aritmatika biasa.
Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik adalah solusi yang
mendekati nilai sebenarnya/ solusi pendekatan (approximation) dengan
tingkat ketelitian yang kita inginkan. Karena tidak tepat samadengan solusi
sebenarnya, ada selisih diantara keduanya yang kemudian disebut
galat/error.
Metode numerik dapat menyelesaikan persoalan di dunia nyata
yang seringkali nonlinier, dalam bentuk dan proses yang sulit diselesaikan
dengan metode analitik. Model matematika yang rumit ini adakalanya
tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik yang sudah umum untuk
mendapatkan solusi sejatinya (exact solution). Metode analitik adalah
metode penyelesaian model matematika dengan rumus-rumus aljabar yang
sudah baku (lazim). Kebanyakan persoalan matematika tidak
dapatdiselesaikan dengan metode analitik. Metode analitik disebut juga
metode sejati karena iamemberi solusi sejati(exact solution) atau solusi
yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat(error) sama dengan
nol! Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang
dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam
metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis, dengan
tambahan grafis dan teknik perhitungan yang mudah. Algoritma pada
metode numerik adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma
3
tersebut akan muncul istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan.
Dengan metode pendekatan, tentunya setiap nilai hasil perhitungan akan
mempunyai nilaierror (nilai kesalahan)
Penggunaan metode numerik biasanya digunakan untuk
menyelesaikan persoalan matematis yang penyelesaiannya sulit didapatkan
dengan menggunakan metode analitik, yaitu :
1. Menyelesaikan persamaan non linear
2. Menyelesaikan persamaan simultan
3. Menyelesaikan differensial dan integral
4. Menyelesaikan persamaan differensial
5. Interpolasi dan Regresi
6. Masalah multivariabel untuk menentukan nilai optimal yang tak
bersyarat
Keuntungan menggunakan Metoda Numerik:
1. Solusi persoalan selalu dapat diperoleh
2. Dengan bantuan komputer, perhitungan menjadi cepat dan hasilnya
dapat dibuat sedekat mungkin dengan nilai sesungguhnya
3. Tampilan hasil perhitungan dapat disimulasikan
Kelemahan Metode Numerik :
1. Nilai yang diperoleh adalah hampiran(pendekatan)
2. Tanpa bantuan alat hitung (komputer), perhitungan umumnya lama
dan berulang-ulang
Prinsip-Prinsip Metode Numerik :
1. Metode Numerik merupaan pendekatan untuk mendapatkan
pemecahan
masalah yang dapat dipertanggung jawabkan secara analitik.
2. Pendekatannya merupakan analisis matematis.
3. Metode Numerik terdiri atas algoritma-algoritma yang dapat dihitung
secara cepat dan mudah.
4
4. Karena berasal dari algoritma pendekatan, maka Metode Numerik ini
akan
memakai iterasi (pengulangan)
5. Nilai kesalahan merupakan hal paling utama untuk mengetahui
seberapa baik metode yang digunakan.
5
Bilangan 43,9987 adalah bilangan yang terdiri dari 6 angka bena
Bilangan 222,89379 adalah bilangan yang terdiri dari 8 angka bena
6
g) Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang
terakhir, dan terletak di depan tanda desimal merupakan angka
bena.
Contoh:
Bilangan 34000,0 adalah bilangan dengan 6 angka bena.
Bilangan 7,0 adalah bilangan dengan 2 angka bena.
h) Untuk menunjukkan jumlah angka bena, kita dapat memberi tanda
pada angka yang merupakan batas angka bena dengan garis bawah,
garis atas, atau cetak tebal.
Contoh:
87649 adalah bilangan yang mempunyai 5 angka signifikan
231774 6 587 adalah bilangan yang mempunyai 7 angka signifikan
67548 adalah bilangan yang mempunyai 4 angka signifikan
7
3. Aturan Pembulatan
Pembulatan suatu bilangan berarti menyimpan angka bena dan
membuang bukan angka bena dengan mengikuti aturan-aturan berikut:
a) Tandai bilangan yang termasuk angka signifikan dan angka tidak
signifikan.
Contoh:
Empat angka bena dari bilangan 16,7321 adalah 16,73 (angka 21
bukan angka bena)
b) Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih besar dari 5, maka
digit terakhir dari angka bena ditambah 1. Selanjutnya buang
bukan angka bena.
Contoh:
Jika bilangan 52,1872 dibulatkan menjadi empat angka
signifikan, maka ditulis menjadi 52,19
c) Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih kecil dari 5, maka
buang bukan angka bena.
Contoh:
Jika bilangan 52,18729 dibulatkan menjadi lima angka signifikan,
maka ditulis menjadi 52,187
d) Jika digit pertama dari bilangan bukan angka bena sama dengan 5,
maka:
i. Jika digit terakhir dari angka signifikan ganjil, maka digit
terakhir angka signifikan ditambah 1. Selanjutnya buang
angka tidak signifikan.
Contoh:
Jika bilangan 67,4512 dibulatkan menjadi tiga angka bena,
maka ditulis menjadi 67,5
ii. Jika digit terakhir dari angka bena merupakan bilangan genap
genap, maka buang bukan angka bena.
Contoh:
8
Jika bilangan 79,859 dibulatkan menjadi tiga angka bena,
maka ditulis menjadi 79,8
9
Penjumlahan ± Pengurangan
Pengurangan ± Penjumlahan
Pengurangan ± Pengurangan
Pada bidang teknik elektro lebih tepatnya teknik kendali (salah satu
spesialisasi di teknik elektro) biasanya menggunakan deret taylor untuk
membuat persamaan matematis suatu sistem fisik/ proses. Di tekni kendali
itu bertujuan untuk mengendalikan sesuatu, misalnya pesawat terbang,
untuk mengendalikan gerak pesawat biasanya membutuhkan perhitungan
persamaan matematis. Persamaan matematis ini biasanya berupa
persamaan nonlinear, karena unutk mengolah persamaan nonlinear itu
sangat sulit, jadi persamaan tersebut dilinearisasikan dengan menggunakan
deret taylor.
Kebanyakan dari metode-metode numerik yang diturunkan
didasarkan pada penghampiran fungsi ke dalam bentuk polinom. Fungsi
yang bentuknya kompleks menjadi lebih sederhana bila dihampiri dengan
polinom, karena polinom merupakan bentuk fungsi yang paling mudah
dipahami kelakuannya. Kalau perhitungan dengan fungsi yang
sesungguhnya menghasilkan solusi sejati, maka perhitungan dengan fungsi
hampiran menghasilkan solusi hampiran. Solusi numerik merupakan
pendekatan (hampiran) terhadap solusi sejati, sehingga terdapat galat
sebesar selisih antara solusi sejati dengan solusi hampiran. Galat pada
solusi numerik harus dihubungkan dengan seberapa teliti polinom
menghampiri fungsi sebenarnya. Kakas yang digunakan untuk membuat
polinom hampiran adalah deret Taylor. Deret Mc Laurin merupakan
sebuah fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk deret polynomial yang
berpusat di 0 (nol), sedangkan deret Taylor berpusat bukan di angka nol.
10
Andaikan f dan semua turunannya, f’, f’’, f’’’, ..., menerus di dalam
selang [a,b]. Misalkan x0 ∈ [a, b], maka untuk nilai-nilai x di sekitar x0
dan x ∈ [a, b], f (x) dapat diperluas (diekspansi) ke dalam deret Taylor.
(x
x 0)1 (x
x )0 2 (x x )n (x x )n1
) )
f ' ' (x 0 ) ... 0 f
f (x) f (x0 f '(x 0 n
(x 0 ) 0 f n 1! n1
(x0)
1! 2! n!
(x 0)1 0 (x 0) 2 0 (x 0)3 0 (x 0) 0
4
f (e ) e
x 0
e e e e
1! 2! 3! 4!
x 2 x3 x 4
1 x 3! 4! ...
2!
11
2. Tentukan hampiran fungsi sin x dengan x 90 sampai suku ke 5.
Penyelesaian:
f (x) sin x sin 90 1
f '(x) cos x cos 90 0
f ''(x) sin x sin 90 1 f
'''(x) cos x cos 90 0 f
''''(x) sin x sin 90 1
D. Error (galat)
1. Analisis Galat
Menganalisis galat sangat penting di dalam perhitungan yang
menggunakan metode numerik. Galat berasosiasi dengan seberapa
dekat solusi hampiran terhadap solusi sejatinya. Semakin kecil
galatnya, semakin teliti solusi numerik yang didapatkan. Kita harus
memahami dua hal:
(a) bagaimana menghitung galat, dan
(b) bagaimana galat timbul
Misalkan a adalah nilai hampiran terhadap nilai sejati a, maka selisih
disebut galat. Sebagai contoh, jika a 10,5 adalah nilai hampiran dari
a = 10.45, maka galatnya adalah a a 10,45 10,5 0,05 .
Jika tanda galat (positif atau negatif) tidak dipertimbangkan, maka
galat mutlak dapat didefenisikan sebagai
12
Ukuran galat kurang bermakna sebab tidak menceritakan seberapa
besar galat itu dibandingkan dengan nilai sejatinya.
Contoh:
seorang anak melaporkan panjang sebatang bambu 899 cm, padahal
panjang sebenarnya 900 cm. Galatnya adalah 899 - 900 = 1 cm. Anak
yang lain melaporkan panjang sebatang rokok 4cm, padahal panjang
sebenarnya 5cm, galatnya 5 - 4= 1 cm. Kedua galat pengukuran sama-
sama bernilai 1 cm, namun galat 1 cm pada pengukuran panjang rokok
lebih berarti daripada galat 1 cm pada pengukuran panjang bambu.
Jika tidak ada informasi mengenai panjang sesungguhnya, kita
mungkin menganggap kedua galat tersebut sama saja. Untuk
mengatasi interpretasi nilai galat ini, maka galat harus dinormalkan
terhadap nilai sejatinya. Gagasan ini melahirkan apa yang dinamakan
galat relatif.
Galat relatif didefinisikan sebagai
13
0,001 sedangkan pengukuran panjang pensil mempunyai galat relatif
sejati = 1/5 = 0,2.
Tidak diketahui nilai sejati a, karena itu galat
R
a
seringkali
dinormalkan terhadap solusi hampirannya, sehingga galat relatifnya
dinamakan galat relatif hampiran:
yang dalam hal ini ar 1 adalah nilai hampiran lelaran sekarang dan ar
adalah nilai hampiran lelaran sebelumnya. Proses lelaran dihentikan
bila
14
yang dalam hal ini s adalah toleransi galat yang dispesifikasikan.
yang dalam hal ini h adalah lebar absis x(i1) dengan x1 . Galat yang
15
Nilai Rn yang tepat hampir tidak pernah dapat kita peroleh, karena
kita tidak mengetahui nilai c sebenarnya terkecuali informasi
bahwa c terletak pada suatu selang tertentu. Karenanya tugas kita
adalah mencari nilai maksimum yang mungkin dari Rn untuk c
16
berarti di dalam format bilangan titik-kambang disebut juga angka
bena (significant figure).
b b 2 4ac
menggunakan rumus ABC. x1,2
2a
Beberapa persamaan polynomial yang sederhana dapat
diselesaikan teorema sisa. Sehingga tidak memerlukan metide numeric
dalam menyelesaikannya, karena metode analitik dapat dilakukan. Tetapi
bagaimana menyelesaikan persamaan yang mengandung unsur bilangan
natural. Untuk menyelesaikan persamaan non linear merupakan metode
pencarian akar secara berulang-ulang.
Metode Tertutup
Metode yang termasuk ke dalam golongan ini mencari akar di
dalam selang [𝑎, 𝑏]. Selang [𝑎, 𝑏] sudah dipastikan berisi minimal satu
buah akar, karena itu metode jenis ini selalu berhasil menemukan akar.
Dengan kata lain, lelarannya selalu konvergen (menuju) ke akar, karena itu
metode tertutup kadang-kadang dinamakan juga metode konvergen.
Seperti yang telah dijelaskan, metode tertutup memerlukan selang
[𝑎, 𝑏] yang mengandung akar. Sebagaimana namanya, selang tersebut
“mengurung” akar sejati. Tata-ancang (strategy) yang dipakai adalah
mengurangi lebar selang secara sistematis sehingga lebar selang tersebut
semakin sempit, dan karenanya menuju akar yang benar. Dalam sebuah
selang mungkin terdapat lebih dari satu buah akar atau tidak ada akar sama
sekali. Secara grafik dapat ditunjukkan bahwa jika:
17
Karena f(a).f(b)<0 maka pada
range x=[a,b] terdapat akar
18
Syarat Cukup Keberadaan Akar Gambar 3.1 memperlihatkan
bahwa selalu ada akar di dalam selang [𝑎, 𝑏] jika nilai fungsi berbeda
tanda (+/−) di 𝑥 = 𝑎 dan 𝑥 = 𝑏. Tidak demikian halnya jika nilai fungsi di
ujung-ujung selang sama tandanya, yang mengisyaratkan mungkin ada
akar atau tidak ada sama sekali. Jadi, jika nilai fungsi berbeda tanda tanda
di ujung-ujung selang, pastilah terdapat paling sedikit satu buah akar di
dalam selang tersebut. Dengan kata lain, syarat cukup keberadaan akar
persamaan kita tulis sebagai berikut: Jika (𝑎) (𝑏) < 0 dan (𝑥) menerus di
dalam selang [𝑎, 𝑏], maka paling sedikit terdapat satu buah akar
persamaan (𝑥) = 0 di dalam selang [𝑎, 𝑏].
19
BAB III
PEMBAHASAN
[a,b]
Bagi dua di x =c
[a,c] [c,b]
ya tidak
20
Selang yang baru dibagu dua lagi dengan cara yang samaa. Begitu
seterusnya sampai ukuran selang yang baru sudah sangat kecil. Kondisi
berhenti lelaran dapat dipilih salah satu dari tiga kriteria berikut:
1. Lebar selang baru b c , yang dalam hal ini adalah nilai
Cbaru Clama
3. Galat relative hampiran akar yang dalam ini
Cbaru
adalah galat relatif hampiran yang diinginkan
21
Contoh: (𝑥) = (𝑥 − 3)2 = (𝑥 − 3)(𝑥 − 3), mempunyai dua akar yang sama,
yaitu 𝑥 = 3
3. Singularitas
Pada titik singular, nilai fungsinya tidak terdefinisi. Bila selang [𝑎,
𝑏] mengandung titik singular, lelaran metode bagidua tidak pernah
berhenti. Penyebabnya, metode bagidua menganggap titik singular
sebagai akar karena lelaran cenderung konvergen. Yang sebenarnya, titik
singular bukanlah akar, melainkan akar semu.
Cara mengatasinya: periksa nilai |(𝑏) − 𝑓(𝑎)|. Jika |(𝑏) − 𝑓(𝑎)| konvergen
ke nol, akar yang dicari pasti akar sejati, tetapi jika |𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)|
divergen, akar yang dicari merupakan titik singular (akar semu). Pada
setiap lelaran pada metode bagidua, kita mencatat bahwa selisih antara
akar sejati dengan akar hampiran tidak pernah melebihi setengah panjang
selang saat itu.
22
C. Contoh dan Penyelesaian Metode Bagi Dua (Bisection)
Tentukan akar f(x) = e x x 0 didalam selang [0,1] dan 0,001 !
Penyelesaian :
1. f(x) = e x x 0
2. a = 0 dan b =1 dengan syarat f (a) . f (b) < 0
f (a) . f (b) < 0
1 . ( – 0,632125) < 0
– 0,632125 < 0
3. 0,001
4. Cek pemberhentian lelaran atau iterasi maksimum
ln | b a | ln | |
r
ln(2)
ln |1 0 | ln | 0,001|
r
ln(2)
ln 1 ln | 0,001|
r
ln(2)
0 (6,907755279)
r
0,69314718
r 9,965784293
Jadi,dibutuhkan minimal 10 kali iterasi (r =0 sampai dengan r =9) sesuai
dengan jumlah iterasi pada tabel, agar galat akar hampiran kurang dari .
5. Selang [a,b] = [0,1]
a = 0 , f(0) = e0 0 1
b = 1 , f(1) = e1 1 0,3678794412 1 0,6321205588
ab 0 1 1
6. c 0,5
2 2 2
7. f(c) = e x x 0
c = 0,5 , f(0,5) = e0,5 0,5 0,6065306597
8. f (a). f (c) < 0
23
1. 0,6065306597 < 0
0,6065306597 > 0
Sehingga memperoleh selang baru [c,b]
9. b – c = 1 – 0,5 = 0,5
10. Hal ini dilakukan sampai lelaran atau r = 9, sehingga diperoleh tabel
berikut:
24
Selang
r a b c f (a) f (b) f (c) Lebar selang
baru
0 0 1 0,5 1 0,6321205588 0,10..... [c,b] 0,5
1 0,5 1 0,75 0,6065306597 0,6321205588 0,2776334473 [a,c] 0,25
2 0,5 0,75 0,625 0,6065306597 0,2776334473 0,0897385714 [a,c] 0,125
3 0,5 0,625 0,5625 0,6065306597 0,0897385714 0,0072828247 [c,b] 0,0625
4 0,5625 0,625 0,59375 0,007282824 0,0897385714 0,0414975498 [a,c] 0,03125
5 0,5625 0,59375 0,578125 0,007282824 0,0414975498 0,0171758391 [a,c] 0,015625
6 0,5625 0,578125 0,5703125 0,007282824 0,0171758391 0,0049637603 [a,c] 0,0078125
7 0,5625 0,5703125 0,56640625 0,007282824 0,0049637603 0,567561452 [c,b] 0,00390625
8 0,56640625 0,5703125 0,568359375 0,567561452 0,0049637603 0,0019053596 [a,c] 0,001953125
9 0,56640625 0,568359375 0,5673828125 0,567561452 0,0019053596 0,0003753491 [a,c] 0,0009765625
25
BAB IV
STUDI KASUS
A. Masalah Pulang-Pokok
Berikut salah satu contoh penerapan Metode Bagi-Dua dalam
penyelesaian ”masalah pulang-pokok”.
Tabel 1 Biaya dan keuntungan untuk dua sepeda motor pribadi. Tanda
negatif menunjukkan biaya atau
kerugian, sedangkan tanda positif menunjukkan keuntungan.
Sepeda motor
gigi metik
Biaya pembelian, $ -1200 -1800
Bertambahnya biaya perawatan/thn,
-50 -150
$/thn
Keuntungan dan kenikmatan tahunan,
500 300
$/thn
26
biaya tersebut, X akan juga akan menarik manfaat dengan memiliki motor
tersebut. Keuntungan tahunan dan kenikmatan yang diperoleh dari metik
dicirikan oleh suatu pendapatan tahunan sebesar $300 tiap tahun.
Agar dapat mempertimbangkan dua pilihan ini, biaya-biaya ini harus
dikonversi ke ukuran yang dapat dibandingkan. Satu cara untuk melakukan
ini adalah dengan mengungkapkan semua biaya individual sebagai
pembayaran tahunan yang setara, yakni nilai dollar tahunan yang setara
selama rentang hidup motor. Keuntungan dan kenikmatan tahunan sudah
dalam bentuk ini. Rumus ekonomi tersedia untuk mengungkapkan biaya-
biaya pembelian dan perawatan dengan cara yang serupa. Misalnya, biaya
pembelian awal dapat ditransformasikan ke dalam serangkaian pembayaran
tahunan seragam dengan rumus
(1)
(2)
Misal jika pembayaran awal harus disebar selama 10 tahun ( n = 10), maka
rumus ini dapat dipakai untuk menghitung bahwa pembayaran tahunan yang
setara adalah $-292,94 tiap tahun.
Di bidang ekonomi, pembayaran/biaya perawatan yang bertambah
pada suatu laju konstanta G menurut pertambahan waktu dinamakan
dinamakan deret hitung gradien. Konversi deret yang demikian menjadi laju
tahunan dapat dilaksanakan dengan rumus ekonomi
(3)
27
dimana G adalah laju hitung pertambahan perawatan. Persamaan (3)
mentransformasikan biaya perawatan yang terus meningkat ke dalam
serangkaian pembayaran tahunan tetap yang setara. Persamaan-persamaan
ini dapat digabungkan untuk mengungkapkan nilai tiap motor dalam bentuk
serangkaian pembayaran yang seragam. Misalnya untuk metik, dari
persamaan (2) dan (3) diperoleh
[ ] (4)
(5)
Serupa untuk gigi, berdasar persamaan (4), persamaan untuk nilai tahunan
dapat dikembangkan seperti dalam
(6)
28
(7)
Dengan membawa semua suku persamaan ini ke satu ruas, persamaan (7)
direduksi menjadi pencarian akar dari
𝑓 (8)
a=2, 𝑓 𝑎
b = 10 , 𝑓 𝑏
c= , 𝑓 𝑐
Iterasi 2
a=2, 𝑓 𝑎
b=6, 𝑓 𝑏
c= , 𝑓 𝑐
29
Sehingga, f (a). f (c) = ( )( ) < 0
Berarti b : = c, atau ujung kanan selang digeser menjadi b = 4.
𝑐 dan 𝑏 𝑎
Iterasi 3
a=2, 𝑓 𝑎
b=4, 𝑓 𝑏
c= , 𝑓 𝑐
Iterasi 4
a=2, 𝑓 𝑎
b=3, 𝑓 𝑏
c= , 𝑓𝑐
30
memiliki motor selama lebih dari 2,25 tahun, maka lebih baik membeli
motor gigi
31
BAB V
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, S.C and Canale, R.P. (1991). Metode Numerik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
33
REKAP YANG BERTANYA
34
menghasilkan [a,c]
dna [c,b]
14144100045 Avindita Pengambilan angka Sebaiknya lihat angka
dibelakang koma eror yang diinginkan,
sebaiknya berapa? lebihkan satu angka
dibelakang koma,
contoh: eror = 0,1
maka ambil dua
angka dibelakang
koma
HASIL KUIS
NIM NAMA NILAI
14144100013 Oktavia rosmawati 40
14144100018 Triwahzudi 95
14144100021 Paryati dwi jayanti 40
14144100026 Agne puji kurniati 80
14144100039 Ariyandhini MPD 80
14144100040 Riyanti 80
14144100045 Avindita putri 100
14144100046 Anisah 100
14144100048 Elly budiarti 40
14144100049 Eka novi lestari 50
14144100050 Bekti yuananingsih 50
14144100052 Anggi denok 85
14144100053 Eka rohana 40
14144100055 Endah supiati 100
14144100056 Annisa todingan 80
14144100061 Intan nurul 85
14144100062 Ana martina 65
35
14144100063 Dian pangesti 65
14144100064 Erlita fatmawati 100
14144100065 Cellyna steviani 100
14144100066 Latifah hanum 100
14144100067 Nujumun NA 50
14144100068 Nur aini fajrin 80
14144100070 Korinta ayu 80
14144100071 Tunjung dyah ovi 50
14144100072 Desita amalia 100
14144100144 Erina indriyani 100
36