Laporan Pendahuluan Persalinan Dan Partus Lama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

SPONTAN DENGAN PARTUS LAMA DI RUANG NIFAS

RSUD LOEKMONO HADI KUDUS

DISUSUN OLEH :

NAMA : HABIB TIRTA ALMASKURI

NPM : 1020183038

PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2019/2020
A. DEFINISI
Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami
kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin
(anak). Partus macet adalah persalinan dengan tidak ada penurunan kepala > 1 jam
untuk nulipara dan multipara. (Sarwono, 2008)
Partus macet/lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi, dan lebih dari 18 jam pada multi. Partus kasep, menurut Harjono adalah
merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama
sehingga timbul gejala- gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia
dan Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK). Berbeda dengan partus tidak maju,
yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukkan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi selama 2 jam terakhir.
Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat umum ada yang mengatakan
bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari, ini disebabkan kenyataan bahwa
biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam atau lebih, jadi permulaan dan
berakhirnya partus biasanya malam hari.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya partus lama ini adalah multikomplek, dan tentu saja
bergantung pada pengawasan selagi selama hamil, pertolongan persalinan yang baik,
dan pelaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan his
4. Pimpinan partus yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan congenital
6. Primitua
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup

Faktor-faktor penyebab persalinan lama :

1. His tidak efisien/ adekuat


2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir
C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan Gejala Diagnosis


Serviks tidak membuka. Belum in partu
Tidak didapatkan his/ his tidak teratu
Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm Fase laten memanjang
sesudah 8 jam in partu dengan his yang
teratur.
Pembukaan serviks melewati kanan Fase aktif memanjang
garis waspada partograf. a. Inersia uteri
a. Frekuensi his berkurang dari 3 his per b. Disproporsi sefalopelvik
10 menit dan lamanya kurang dari 40 c. Malpresentasi atau malposisi
detik.
b. Pembukaan serviks dan turunnya
bagian janin yang dipresentasi tidak
maju dengan kaput, terdapat moulase
yang hebat, oedema serviks, tanda
ruptura uteri imminens, gawat janin.
c. Kelainan presentasi (selain vertex
dengan oksiput anterior).
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin Kala II lama
mengedan, tetapi tak ada kemajuan
penurunan.
Gejala Klinik

1. Pada ibu Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernafasan
cepat, dan metrocrismus. Di daerah local sering dijumpai : Ring v/d Bandl, oedema
vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin
a. Denyut jantung janin cepat / hebat / tidak teratur bahkan negative, air ketuban
terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, dan berbau.
b. Kaput sucsedancum yang besar.
c. Moulage kepala yang hebat.
d. Kematian janin dalam kandungan (KJDK).
e. Kematian janin intra partal (KJIP)
. D. PATOFISIOLOGI

Ada 4 faktor yang mempengaruhi proses persalinan kelahiran yaitu passenger


(penumpang yaitu janin dan placenta), passagway (jalan lahir), powers (kekuatan)
posisi ibu dan psikologi (Farrer, 1999).

1. Penumpang Cara penumpang atau janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan
akibat interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap
dan posisi janin.
2. Jalan lahir Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak
khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi
panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan janin. Maka dari itu ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan.
3. Kekuatan ibu (powers) Kekuatan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter.
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan, posisi tegak
memberi sejumlah keuntungan yaitu rasa letih hilang, merasa nyaman dan
memperbaiki sirkulasi.

Pada kala II memanjang upaya mengedan ibu menambahi resiko pada bayi
karena mengurangi jumlah oksigen ke placenta dianjurkan mengedan secara spontan
jika tidak ada kemajuan penurunan kepala maka dilakukan ektraksi vakum untuk
menyelamatkan janin dan ibunya (Simkin, 2002).

Dengan tindakan vakum ekstraksi dapat menimbulkan komplikasi pada ibu


seperti robekan pada servik uteri dan robekan pada dinding vagina. Robekan servik
(trauma jalan lahir) dapat menyebabkan nyeri dan resiko terjadinya infeksi (Doenges,
2001) dan komplikasi pada janin dapat menyebabkan subgaleal hematoma yang dapat
menimbulkan ikterus neonatorum jika fungsi hepar belum matur dan terjadi nekrosis
kulit kepala yang menimbulkan alopenia (Prawirohardjo, 2002).
E. PATHWAY

PROLONG LABOUR

( Partus lama )

Kontraksi uterus Pecah ketuban saat


serviks masih menutup
Diatasi uterus Ibu mengejan kuat Ibu kelelahan Perdarahan
Bakteri cairan amnion
keluar
Penekanan pda ehidrDasi
jaringan dan syaraf keletihan Invasi bakteri pada
desidua dan pembuluh
KVC( kekurangan volume
cairan) korion
Stimulus ke otak
Bakteremia
Nyeri dipersepsikan Ibu merasa Resiko syok
cemas akan hipovolemik Merangsang Sepsis pd ibu dan janin
kelahirannya termostat di
hipotalamus
Nyeri bagian bawah
abdomen Set poin Resiko infeki
meningkat
ansietas
Nyeri akut hipertermi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium (Hb, Albumin,


Reduksi), Ultrasonografi (USG), dan catatan terbaru sebelumnya. Tahap ini
merupakan langkah yang menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data yang
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan, oleh karena itu proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam
pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif objektif, dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan klien sebenarnya.

Pemeriksaan fisik :

Patognomonis

1. Pada ibu :
o Gelisah
o Letih
o Suhu badan meningkat
o Berkeringat
o Nadi cepat
o Pernafasan cepat
o Meteorismus
o Bandle ring, edema vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat
mekoneum
2. Pada janin :
o Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negatif
o Air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau
o Caput succedenium yang besar
o Moulage kepala yang hebat
o Kematian janin dalam kandungan
o Kematian janin intrapartal

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus


lama antara lain :
1. Pencegahan

a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi
insidensi partus lama.
b. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum matang.
Servik yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5
inci), sudah mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya
satu jari dan lunak serta bisa dilebarkan.

2. Pertolongan Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,


manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, sectio cesarea dan
lain-lain.

H. PENGKAJIAN

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh
data dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan,
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Menurut Mufdlilah, dkk (2012), data secara garis besar dibedakan menjadi dua
macam yaitu :

a. Data subjektif Saat mengumpulkan data subjektif bidan harus mengembangkan


hubungan antara personal yang efektif dengan pasien, yang lebih diperhatikan
adalah hal-hal yang menjadi keluhan utama pasien dan yang mencemaskan berupa
data yang sangat bermakna dalam kaitan dengan masalah pasien.
b.Data objektif Pada waktu mengumpulkan data objektif bidan harus mengamati
ekspresi dan perilaku pasien, perubahan atau kelainan fisik pasien, memperhatikan
aspek sosial budaya pasien, menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan
benar, melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan keluhan pasien.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik


( domain 12, Kelas 1, kode 00132 )
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
( domain 9, kelas 2, kode 00146 )
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan trauma
( domain 2, kelas 5, kode 00195 )
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pecah ketuban lambat
( domain 11, kelas 1, kode 00004 )

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut ( hal 306 ) NOC NIC
Definisi : pengalaman  Pain level Pain management
sensori dan emosionaln  Pain control - Lakukan pengkajiaan
yang tidak  Comfort level nyeri secara
menyenangkan yang Kriteria hasil : komprehensif termasuk
muncul akibat  Mampu mengontrol nyeri ( lokasi, karakteristik,
kerusakan jaringan tahu penyebab nyeri, durasi, frekuensi,
yang aktual atau mampu menggunakan kualitas dan faktor
potensial atau di tekhnik non farmakologi presipitasi
gambarkan dalam hal untuk mengurangi nyeri, - Observasi reaksi
kerusakan sedemikian mencari bantuan ) nonverbal dari
rupa  Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan
berkurang dengan - Gunakan tekhnik
menggunakan manajemen komunikasi terapeutik
nyeri untuk mengetahui
 Mampu mengenali pengalaman nyeri
nyerin(skala, pasien
intensitas,frekuensi dan - Kaji kultur yang
tanda nyeri) mempengruhi respon
 Menytakan rasa nyaman nyeri
setelah nyeri berkurang - Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
2. Ansietas (hal : 241) NOC NIC
Definisi : perasaan  Anxiety self-control Anxiety reduction (
tidak nyaman atau  Anxiety level penurunan kecemasan )
kekhawatiran yang  Coping - Gunakan pendekatan
samar disertai respon Kriteria hasil : yang menenangkan
autonom (sumber  Klien mampu - Nyatakan dengan jelas
seringkali tidak spesifik mengidentifikasi dan harapan terhadap
atau tidak diketahui mengungkapkan gejala pelaku pasien
oleh individu ) cemas - Jelaskan semua
 Mengidentifikasi, prosedur dan apa yang
mengungkapkan dan dirasakan selama
menunjukkan tekhnik prosedur
untuk mengontrol cemas - Pahami prespektif
 Vital sign dalam batas pasien terhadap situasi
normal stres
 Postur tubuh, ekspresi - Temani pasien untuk
wajah, bahasa tubuh dan memberikan keamanan
tingkat aktivitas dan mengurani takut
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
3. Ketidakseimbangan NOC NIC
cairan dan elektrolit  Fluid balance Fluid management
(hal 327)  Hydration - Timbang
Definisi :  Nutritional status : food popok/pembalut jika
Berisiko mengalami and fluid diperlukan
perubahan kadar  Intake - Pertahankan catatan
elektrolit serum yang Kriteria hasil : intake dan output yang
dapat mengganggu  Mempertahankan urine akurat
kesehatan output sesuai dengan usia - Monitor status hidrasi (
dan BB , BJ urine normal, kelembapan membran
HT normal mukos, nadi adekuat,
 Tekanan darah, nadi, suhu tekanaan darah
tubuh dalam batas normal ortostatik) jika
 Tidak ad taanda-tanda diperlukan
dehidrasi - Monitor vital sign
4. Resiko infeksi (hal : NOC NIC
316)  Immune status Infection control (kontrol
Definisi :mengalami  Knowledge : infection infeksi)
peningkatan resiko control - Bersihkan lingkungan
terserang organisme  Risk control setelah dipakai pasien
patogenik Kriteria hasil : lain
 Klien beba dari tanda dan - Pertahankan teknik
gejala infeksi isolasi
 Mendiskripsikan proses - Batasi pengunjung
penularan serta bila perlu
penatalaksanaanya - Intruksikan pada
 Menunjukan kemampuan pengunjung untuk
untuk mencegah timbulnya mencuci tangan saat
infeksi berkunjung dan
 Jumlah leukosit dalam setelah berkunjung
batas normal meninggalkan pasien
 Menunjukkan perilaku - Gunakan sabun
hidup sehat antrimikrobia untuk
cuci tangan

K. PENGGUNAAN REFERENSI

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC.

Manuaba, I. B. G. 2001. Kapita Selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan


KB. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologis Jilid I. Jakarta
: EGC

Oxorn, Harry, R. Forte, Willian. 1996. Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan
Essentia Medica. Jakarta

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai