Makalah Pemodelan Matematika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PEMODELAN MATEMATIKA

(MODEL PERSAINGAN PEMBURU )

Dosen Pengampu :

RADHIATUL HUSNA, M.Si

Oleh :
MAYA NABILA (1510431006)
SHINTA MUTIA KARNEVA (1510431017)
RESTY OKTAVIANI (1510431033)
ALEX MARDIANA (1510432019)
NADIRA SRI BELINDA (1510432047)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2018
MODEL PERSAINGAN PEMBURU

A. PENDAHULUAN
Sebelumnya kita telah melihat bagaimana pertumbuhan spesies
tunggal dapat dimodelkan dengan model Manthusian. Sekarang kita akan
perhatikan bagaimana dua spesies yang berbeda bersaing untuk sumber
daya umum.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Misalkan terdapat suatu kolam kecil yang cukup untuk mendukung


kehidupan satwa liar. Kita akan mengisi kolam tersebut dengan dua
spesies ikan yaitu trout (ikan air tawar) dan bass (ikan air laut).

Misalkan : 𝑥(𝑡) : menyatakan populasi ikan air tawar pada waktu t


𝑦(𝑡) : menyatakan populasi ikan air laut pada waktu t

Masalah : Apakah mungkin kedua spesies tersebut hidup berdampingan


di kolam tersebut? Jika mungkin seberapa berpengaruh solusi akhir tingkat
populasi terhadap populasi awal dan gangguan eksternal?

C. ASUMSI
Tingkat populasi ikan air tawar 𝑥(𝑡) bergantung pada beberapa
variabel, yaitu : nilai awal 𝑥0 , jumlah persaingan untuk sumber daya
terbatas, adanya predator, dan lain-lain. Awalnya kita asumsikan bahwa
lingkungan dapat mendukung tak terbatas banyaknya ikan air tawar
tersebut. Sehingga laju pertumbuhan populasinya sebanding dengan
populasi pada saat yamg sama. Dapat ditulis sebagai berikut :
𝑑𝑥
= 𝑎𝑥; 𝑎 > 0 (1)
𝑑𝑡

𝑎 ∶ konstanta pertumbuhan ikan air tawar


Selanjutnya, kita dapat memodifikasi model tersebut untuk
memperhitungkan persaingan antara ikan air tawar dengan ikan air laut
untuk tempat tinggalnya dan ketersediaan makanan. Akibat dari populasi
ikan air laut ialah menurunkan laju pertumbuhan ikan air tawar, sehingga
laju pertumbuhan ikan air tawar sebanding dengan interaksi antara ikan air
tawar dan ikan air laut, yang dapat dimodelkan sebagai berikut :

𝑑𝑥
= 𝑎𝑥 − 𝑏𝑥𝑦 = (𝑎 − 𝑏𝑦)𝑥 (2)
𝑑𝑡

dengan 𝑘 = (𝑎 − 𝑏𝑦) merupakan tingkat pertumbuhan intrinsik. Koefisien


𝑎 dan 𝑏 ditentukan secara eksperimen atau dengan menganalisis data
historis.
Selanjutnya, diasumsikan juga bahwa lingkungan dapat mendukung
kehidupan ikan air laut yang tiadk terbatas. Dengan cara yang sama
diperoleh model sebagai berikut :

𝑑𝑥
= (𝑎 − 𝑏𝑦)𝑥
𝑑𝑡

𝑑𝑦
= (𝑚 − 𝑛𝑥)𝑦 (3)
𝑑𝑡

dengan 𝑥(0) = 𝑥0 , 𝑦(0) = 𝑦0 , dan 𝑎, 𝑏, 𝑚, 𝑛 adalah konstanta positif.

Model ini berguna dalam mempelajari pola pertumbuhan spesies yang


menunjukkan perilaku kompetitif seperti ikan trout dan bass.

D. ANALISIS GRAFIS PADA MODEL


Salah satu masalah yang menjadi perhatian yaitu apakah populasi
ikan air tawar dan ikan air laut mencapai tingkat keseimbangan atau tidak.
Jika iya, maka kita akan tahu apakah mungkin terjadi hidup berdampingan
anatara ikan air tawar dan ikan air laut tersebut di dalam kolam. Agar
keadaan tesrebut dapat dicapai, maka kedua populasi berhenti tumbuh,
sehingga :

𝑑𝑥 𝑑𝑦
= 0 𝑑𝑎𝑛 =0 (4)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Kemudian dicari titik tetap atau titik ekuilibrium dari persamaan (3)

𝑑𝑥
= 0 ↔ (𝑎 − 𝑏𝑦)𝑥 = 0
𝑑𝑡

𝑑𝑦
= 0 ↔ (𝑚 − 𝑛𝑥)𝑦 = 0
𝑑𝑡

diperoleh titik yang memenuhi sistem (3) yaitu (𝑥, 𝑦) = (0,0) dan (𝑥, 𝑦) =
𝑚 𝑎
( 𝑛 , 𝑏), sehingga kedua titik tersebut merupakan titik tetap (ekuilibrium)

pada bidang fase. Sepanjang garis horizontal 𝑦 = 𝑎/𝑏 dan sumbu y,


pertumbuhan 𝑑𝑥/𝑑𝑡 pada populasi ikan air tawar adalah nol. Sepanjang
garis vertikal 𝑥 = 𝑚/𝑛 dan sumbu 𝑥 di bidang fase, pertumbuhan 𝑑𝑦/
𝑑𝑡 pada populasi ikan air laut adalah nol. Jika populasi awal berada pada
titik tetap, maka tidak akan terjadi pertumbuhan pada kedua populasi.
Keadaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1

Dengan mempetimbangkan pendekatan yang dibutuhkan oleh sembarang


model tidak terbayangkan bawha nilai-nilai konstanta 𝑎, 𝑏, 𝑚, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 pada
persamaan (3) dapat diperkirakan secara tepat. Oleh karena itu, perilaku
yang perlu diselidiki adalah apa yang terjadi pada solusi lintasan di sekitar
𝑚 𝑎
titik tetap (0,0) dan ( 𝑛 , 𝑏). Secara spesifik, apakah titik tersebut stabil atau

tidak.

Untuk menyelidiki pertanyaan ini secara grafis, maka kita analisa tanda-
tanda dari 𝑑𝑥/𝑑𝑡 dan 𝑑𝑦/𝑑𝑡 pada bidang fase (meskipun 𝑥(𝑡) dan 𝑦(𝑡)
menyatakan populasi ikan air tawar dan ikan air laut , secara bersamaan
ini dapat membantu untuk menentukan lintasan sebagai jalur perpindahan
𝑑𝑥
partikel). Ketika > 0 (positif), komponen horizontal 𝑥(𝑡) dari lintasan
𝑑𝑡

meningkat dan perpindahan partikelnya bergerak ke arah kanan; ketika


𝑑𝑥
< 0 (negatif) , perpindahan partikelnya bergerak ke arah kiri. Demikian
𝑑𝑡
𝑑𝑦
juga jika > 0, komponen vertikal 𝑦(𝑡) meningkat dan partikel bergerak
𝑑𝑡
𝑑𝑦
ke arah atas.; jika 𝑑𝑡 < 0, partikel bergerak ke arah bawah. Dalam

persamaan (3), garis vertikal 𝑥 = 𝑚/𝑛 membagi bidang fase menjadi dua
bagian sama besar. Di setengah bidang bagian kiri, 𝑑𝑦/𝑑𝑡 adalah positif
dan dibagian kanan adalah negatif. Begitu juga garis horizontal 𝑦 = 𝑎/𝑏
membagi bidang fase menjadi dua bagian sama besar. Di setengah bidang
bagain atas, 𝑑𝑥/𝑑𝑡 adalah negatif dan dibagian bawah adalah positif. Arah
lintasan yang terkait ditunjukkan oleh gambar berikut :

Gambar 2

𝑑𝑥
Sepanjang garis 𝑦 = 𝑎/𝑏, nilai = 0. Oleh karena itu sembarang lintasan
𝑑𝑡

akan melintasi garis ini secara vertikal. Begitu juga sepanjang garis 𝑥 =
𝑑𝑦
𝑚/𝑛, nilai = 0, sehingga garis ini akan dilewati secara horizontal.
𝑑𝑡

Sehingga sepanjang sumbu y, pergerakan terjadi secara vertikal dan


sepanjang sumbu x, pergerakan terjadi secara horizontal. Dengan
menyatukan semua informasi ini dalam suatu grafik tunggal, diperoleh
trayektori seperti pada gambar :
Gambar 3

Sekarang akan dianalisa gerakan di sekitar titik tetap. Untuk (0,0), terlihat
bahwa semua gerakan menjauh dari titik tersebut, ke arah atas dan kanan.
𝑚 𝑎
Di sekitar titik tetap ( 𝑛 , 𝑏), perilaku gerakan bergantung pada daerah yang

dimana lintasannya dimulai. Jika lintasan dimulai pada dareah 𝐵, sebagai


contohnya maka gerakan akan berpindah ke arah bawah dan kiri menuju
titik tetap. Semakin mendekati titik tetap, turunan 𝑑𝑥/𝑑𝑡 dan 𝑑𝑦/𝑑𝑦 akan
mendekati nol. Tergantung pada dimana lintasan dimulai dan ukuran
relatif konstanta 𝑎, 𝑏, 𝑚, dan 𝑛, lintasan akan terus bergerak ke arah bawah
dan ke wilayah 𝐷 karena mengayun (menjauhi) titik tetap atau akan
bergerak ke kiri ke wilayah 𝐴 . Sekali memasuki salah satu dari wilayah
yang disebutkan tadi, maka ia akan bergerak menjauh dari titik tetap. Jadi,
𝑚 𝑎
kedua titik tetap (0,0) dan ( 𝑛 , 𝑏) adalah tidak stabil.

Seperti pada gambar berikut :

Gambar 4
E. INTERPRETASI MODEL

Gambar 5
Dengan mempertimbangkan setengah bidang 𝑦 < 𝑎/𝑏 dan 𝑦 >
𝑎/𝑏. Pada setiap bidang terdapat tepat satu lintasan yang mendekati titik
tetap (𝑚/𝑛, 𝑎/𝑏). Diatas kedua lintasan tersebut menunjukkan bahwa
populasi ikan air laut meningkat sedangkan populasi ikan air tawar
menurun. Lintasan untuk bidang 𝑦 < 𝑎/𝑏 menunjukkan garis dari (0,0)
menuju (𝑚/𝑛, 𝑎/𝑏).

Analisis grafis yang dilakukan sejauh ini memberikan kesimpulan bahwa


model yang kita bentuk, sangat tidak mungkin bagi kedua spesies untuk
mencapai tingkat ekuilibrium. Selain itu, nilai awal dari kedua spesies
menjadi penting dalam menentukan spesies ikan mana yang dapat bertahan
hidup. Perturbasi pada sistem juga dapat mempengaruhi hasil kompetisi.
Sehingga kedua spesies tersebut sangatlah tidak mungkin hidup secara
berdampingan. Fenomena ini dikenal sebagai Prinsip pengecualian
persaingan (principle of competitive exclusion), atau Prinsip Gause’s.
Selnjutnya kondisi awal sepenuhnya menentukan hasil akhir. Seperti yang
digambarkan pada gambar 5. Pada grafik tersebut terlihat bahwa gangguan
apapun yang menyebabkan perpindahan dari satu daerah (misalnya
𝑚 𝑎
dibawah dua lintasan yang mendekati titik tetap ( 𝑛 , 𝑏)ke daerah lainnya

(diatas dua lintasan) akan mengubah hasilnya. Salah satu keterbatasan


analisis grafis yaitu belum dapat menenentukan pembagian lintasan secara
tepat.
F. KETERBATASAN ANALISA GRAFIS
Pergerakan disekitar titik tetap tidak selalu dapat ditentukan dengan
menggunakan analisis grafis. Untuk memahami keterbatasan ini,
perhatikan titik tetap dan arah dari gerak lintasan yang ditunjukkan pada
gambar berikut,

Gambar 6

Tiga kemungkinan pergerakan dari gambar 6 dapat dilihat pada gambar


berikut :

Gambar 7

(a) gerakan periodic (b) gerakan menuju titik tetap stabil secara
asimtotik (c) gerakan menjauhi titik tetap tidak stabil

Dari gambar terlihat bahwa Gambar (c) menggambarkan gerakan disekitar


titik tetap. Gerakan ini bisa saja akan meningkat/ tumbuh tanpa terikat
dengan arah x dan y. Namun, perhatikan sistem diberikan berikut:

𝑑𝑥
= 𝑦 + 𝑥 − 𝑥(𝑥 2 + 𝑦 2 )
𝑑𝑡
𝑑𝑦
= −𝑥 + 𝑦 − 𝑦(𝑥 2 + 𝑦 2 ) (5)
𝑑𝑡
Titik (0,0) adalah titik tetap untuk persamaan 5. Setiap lintasan yang
dimulai pada lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1 akan melintasi lingkaran dalam
solusi periodik. Karena dalam hal ini dy / dx = - x / y. Selanjutnya jika
sebuah lintasan dimulai di dalam lingkaran (asalkan tidak dimulai pada
titik asal), ia akan bergerak ke luar secara asimtotik, semakin dekat ke
jalan melingkar yang cenderung tak terbatas. Juga jika lintasan dimulai di
luar wilayah melingkar, lintasan akan bergerak ke arah spiral lagi pada
jalan melingkar asimtotik. Solusinyanya adalah 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1 yang
disebut siklus batas. Perilaku lintasan disketsakan pada Gambar 8. Jadi,
jika sistem (5) model populasi perilaku untuk dua spesies yang bersaing,
kita harus menyimpulkan bahwa tingkat populasi akhirnya akan menjadi
periodik. Contoh ini menggambarkan bahwa hasil analisis grafis berguna
untuk menentukan gerakan di sekitar titik ekuilibriumanya.

Gambar 8

Anda mungkin juga menyukai