Kedudukan Dan Fungsi Hadis

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Modul 2
KEGIATAN BELAJAR 4

KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADIS


DALAM SYARI’AT ISLAM

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menguasai kedudukan dan fungsi hadis dalam syari’at Islam
dengan penuh tanggung jawab

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


• Menjelaskan kedudukan hadis dalam syari’at Islam
• Menginterpretasikan dalil-dalil yang mendasari digunakannya
hadis sebagai hujjah dalam syari’at Islam
• Mengkategorikan fungsi hadis terhadap Alquran

Pokok Materi
A. Kedudukan Hadis dalam syari’at Islam
B. Dalil-dalil kehujjahan Hadis
C. Fungsi hadis terhadap Alquran

1
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Uraian Materi

KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADIS


DALAM SYARI’AT ISLAM

A. Kedudukan Hadis Sebagai Sumber Syari’at Islam


Hadis memiliki kedudukan yang sangat urgen bagi umat
Islam. Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam syari’at
Islam atau sumber setelah Alquran. Yusuf Musa menyatakan sejak
abad pertama seluruh umat Islam menempatkan hadis sebagai
peringkat pertama sesudah Alquran dan sekaligus sebagai rujukan
semua urusan keagamaan.1Alquran akan sulit dipahami tanpa
intervensi hadis, karena Alquran mayoritas bersifat mujmal
(global), maka tidak mungkin menggunakan Alquran tanpa
mengambil hadis sebagai landasan hukum dan pedoman hidup.
Ditinjau dari segi kekuatan di dalam penentuan hukum,
otoritas Alquran lebih tinggi satu tingkat daripada otoritas Hadis,
karena Alquran mempunyai kualitas qat’i baik secara global
maupun terperinci. Sedangkan Hadis berkulitas qath’i secara
global dan tidak secara terperinci artinya qat’i yang mutawatir dan
zanni yang ahad. Sebagaimana pernyataan ‘Ajjaj al-Khatib,
Alquran dan hadis merupakan dua sumber hukum Islam yang
permanen.2 Bahkan Abdul Karim Amrullah dengan tegas

menyatakan sunnah adalah sumber sendiri dan berdiri sendiri.3


Kedudukan hadis yang demikian istimewa, telah benar-benar
berkenan di hati umat Islam, artinya umat Islam menerima
sebagai hukum atau ajaran Islam dari waktu ke waktu, dan
hampir tidak ada yang mempersoalkannya, kecuali sekelompok
kecil yang dikenal dengan sebutan ingkarussunnah yang menolak

1 Yusuf Musa, Tarikh al-Fiqh al-Islam, (tk. : Dar al-Kutub al-Jadid, 1958 M), 227.
2 Ajjaj al-Khatib, Usul al-Hadis ‘Ulumuh wa Mustalahuh, Cet. III, (Damaskus:
Dar al-Fikr, 1975 M/1375 H), 35.
3 Karim Amrullah, Pengantar Usul Fiqh, Cet. III, (Jakarta:Jaya Murni, 1966), 39

2
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

hadis sebagai sumber hukum, meskipun berbeda-beda


penolakannya. Ada yang secara keseluruhan adan yang hadis
ahad saja.4

Kaitannya kedudukan Alquran dan Hadis merupakan


sumber dalam syari’at Islam, juga keduanya sulit dipisahkan
karena keduanya adalah wahyu, hanya saja Alquran merupakan
wahyu matlu (wahyu yang dibacakan oleh Allah SWT, baik redaksi
maupun maknanya, kepada Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan bahasa Arab) dan hadis wahyu ghoiru matlu (wahyu
yang tidak dibacakan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
secara langsung, melainkan maknanya dari Allah dan lafalnya dari
Nabi Muhammad saw).5 Rasulullah saw adalah orang yang setiap
perkataan dan perbuatannya menjadi pedoman bagi manusia.
Karena itu beliau ma’shum (senantiasa mendapat petunjuk Allah
SWT). Dengan demikian pada hakikatnya Sunnah Rasul adalah
petunjuk yang juga berasal dari Allah. Kalau Al Qur’an merupakan
petunjuk yang berupa kalimat-kalimat jadi, yang isi maupun
redaksinya langsung diwahyukan Allah, maka Sunnah Rasul
adalah petunjuk dari Allah yang di ilhamkan kepada beliau,
kemudian beliau menyampaikannya kepada umat dengan cara
beliau sendiri. Sebagaimana dalam Alquran Surat al-Nahl (16): 44:

ِ ِ‫يِللنَّاسِِ َماِنُزَِلِإلَيِهمِِ َولَ َعلَّ ُهمِِيَتَ َف َّك ُرو َِن‬


َِ َ‫كِٱلذكَِِرِلتُب‬
َِ ِ‫َنزلِنَاِِإلَي‬
َ ‫بِٱلِبَ يِنَتَِِِوٱ ُّلزبُرِِ َوأ‬
Artinya :
Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami
turunkan kepadamu Al Alquran, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan
...ِِ‫عنِ ِهُِِفَٱنتَ ُهوا‬
َ ِِ‫وماِ ََنَىِ ُِكم‬
َ َ ُ‫وه‬
ِ ‫ولِفَ ُخ ُذ‬
ُِ ‫َوَماِِءَاتَىِ ُك ُِمِٱ َّلر ُس‬ ....

Artinya :

4 M.M. Al-A’zami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodofikasinya,( Jakarta:Pustaka


Firdaus, 1994), 50. Lihat pula M. Syuhudi Ismail, Kaedah-Kaedah Kesahihan
Sanad Hadis, Cet. I (Jakarta: Bulan Bintang, 1988), 76.

5Syaikh Salim bin ’Ied Al-Hilali, Keabsahan Hadis Ahad dalam Aqidah dan
Hukum, (Bogor: Pustaka Ulil Albab, 2007), 36

3
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

.... Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa sunnah/ hadis
merupakan penjelasan Alquran. Sunnah itu diperintahkan oleh
Allah untuk dijadikan sumber hukum dalam Islam. Dengan
demikian, sunnah adalah menjelaskan Alquran, membatasi
kemutlakannya dan mentakwilkan kesamarannya. Allah
menetapkan bahwa seorang mukmin itu belum dapat
dikategorikan beriman kepada Allah sebelum mereka mengikuti
segala yang diputuskan oleh Rasulullah SAW dan dengan
putusannya itu mereka merasa senang.

B. Dalil Kehujjahan Hadis


Kehujjahan Hadis adalah wajib digunakannya hadis
sebagai hujjah atau dasar hukum (al-dalil al-syar’i). Hadis adalah
sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum Muslimin) setelah
Alquran. Bagi orang yang beriman terhadap Alquran sebagai
sumber hukum Islam, maka secara otomatis harus percaya bahwa
Hadis juga merupakan sumber hukum Islam. Bagi mereka yang
menolak kebenaran Hadis sebagai sumber hukum Islam, bukan
saja memperoleh dosa, tetapi juga murtad hukumnya.
Alasan lain mengapa umat Islam berpegang pada Hadis
karena selain memang di perintahkan oleh Alquran juga untuk
memudahkan dalam menentukan (menghukumi) suatu perkara
yang tidak dibicarakan secara rinci atau sama sekali tidak
dibicarakan di dalam Al Qur’an sebagai sumber hukum utama.
Apabila Hadis tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum
Muslimin akan mendapatkan kesulitan-kesulitan dalam berbagai
hal, seperti tata cara shalat, kadar dan ketentuan zakat, cara haji
dan lain sebagainya. Sebab ayat-ayat Alquran dalam hal ini
tersebut hanya berbicara secara global dan umum. Dan yang
menjelaskan secara terperinci justru Sunnah Rasulullah.
Selain itu juga akan mendapatkan kesukaran-kesukaran
dalam hal menafsirkan ayat-ayat yang musytarak (multi makna),
muhtamal (mengandung makna alternatif) dan sebagainya yang
mau tidak mau memerlukan Sunnah untuk menjelaskannya. Dan
apabila penafsiran-penafsiran tersebut hanya didasarkan kepada
pertimbangan rasio (logika) sudah barang tentu akan melahirkan

4
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

tafsiran-tafsiran yang sangat subyektif dan tidak dapat


dipertanggungjawabkan.
Para imam pembina mazhab semuanya menggunakan
hadis atau Sunnah dalam ijtihanya menggali hukum.6

Untuk mengetahui sejauh mana kedudukan hadis sebagai


sumber hukum Islam, dapat dilihat dalam beberapa dalil, baik
dalam bentuk naqli ataupun aqli :
1. Dalil Alquran
Banyak ayat Alquran yang menerangkan tentang kewajiban
mempercayai dan menerima segala yang datang dari Rasulullah
Saw untuk dijadikan pedoman hidup. Diantaranya adalah :
Firman Allah Swt dalam surah Ali Imran (3): 179 yang
berbunyi :

ُِ‫يث ِم َن ِٱلطَّيبِ ِ َوَماِ َكا َن ِٱ ََّّلل‬


َ ‫ّت ََِي َيز ِٱ ِلَب‬
َِّ ‫ِح‬
َ ‫ِعلَىِ ِ َماِ ِأَنتُمِ ِ َعلَيِه‬َ ‫ي‬ َِ ‫َّماِ َكا َن ِٱ ََّّللُِليَ َذ َر ِٱلِ ُم ِؤمن‬
ِ‫فِٔ َٔامنُوا ِبِٱ ََّّلل َِوُر ُسلهِۦ ِ َوإن‬
َِ ُِ‫نِر ُسلهِۦ ِ َمنِيَ َشاِ ِء‬
ُّ ‫ِيتَِب ِم‬ َِ َ‫ليُطِل َع ُكمِ ِ َعلَىِٱلِغَيِب َِوِلَك َّن ِٱ ََّّلل‬
ِ ِ١٧٩ِٞ‫ِعظيم‬
َ ‫تُ ِؤمنُوا َِوتَتَّ ُقواِفَِلَ ُكمِِأَجٌِر‬
Artinya :
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman
dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang
buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali
tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan
tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-
rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-
Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala
yang besar
Diantaranya Q.S. al-Nisa’ (4) : 59 sebagai berikut:

َّ
ِٞ‫ِشيِء‬
َ ‫ول َِوأُوِل ِٱ ِلَمِر ِمن ُكمِ ِفَإنِتَِنََزعِتُمِ ِِف‬ َ ‫َِيَيُّ َهاِٱلذ‬
َ ‫ين ِءَ َامنُِوا ِأَطيعُوا ِٱ ََّّللَ َِوأَطيعُوا ِٱ َّلر ُس‬
ِ‫ِتو ايًل‬
َِ ‫ ِ َوأَحِ َس ُن‬ِٞ‫ِخي‬
َ ‫ك‬َ ‫فَ ُرُّدوهُ ِإ ََل ِٱ ََّّلل َِِوٱ َّلر ُسول ِإنِ ُكنتُمِ ِتُ ِؤمنُو َن ِبِٱ ََّّلل َِِوٱلِيَِ ِوم ِٱلِخرِ ِذَِل‬
ِ ِ٥٩
Artinya:

6 T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab, Jilid I,


(Jakarta: Bulan Bintang, 1973), 134. Lihat pula Jilid II, 13-58

5
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

“Wahai orang-orang yang beriman,taatlah kalian kepada Allah dan


taatlah kepada Rasul serta ulil amri di antara kalian.Kemidian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya)….”7

Dalam QS. Ali Imran di atas, Allah memisahkan antara


orang-orang mukmin dengan orang-orang yang munafiq, dan akan
memperbaiki keadaan orang-orang mukmin dan memperkuat
iman mereka. Oleh karena itulah, orang mukmin dituntut agar
tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan pada QS.
An-Nisa, Allah menyeru kaum Muslimin agar mereka tetap
beriman kepada Allah, rasul-Nya (Muhammad SAW), Alquran, dan
kitab yang diturunkan sebelumnya. Kemudian pada akhir ayat,
Allah mengancam orang-orang yang mengingkari seruan-Nya.
Selain Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam agar
percaya kepada Rasulullah Saw. Allah juga memerintahkan agar
mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang
dibawanya. Tuntutan taat kepada Rasul itu sama halnya dengan
tuntutan taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. Banyak ayat
Alquran yang mnyerukan seruan ini.
Perhatikan firman Allah SWT. Dalam surat Ali-Imran (3)
ayat 32 dibawah ini:

ِ‫ين‬
َ ‫بِال َكافر‬ َِّ ِ‫ولِِفَإنِِتَ َولَّواِفَإ َِّن‬
ُِّ ‫اَّللَِالِ ُُي‬ َِ ‫الر ُس‬
َّ ‫اَّللَِ َو‬
َِّ ِ‫قُلِِأَطيعُوا‬
Artinya :
“Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
(QS:Ali Imran : 32).
Masih banyak lagi ayat-ayat yang sejenis menjelaskan
tentang permasalahan ini. Dari beberapa ayat di atas telah jelas
bahwa perintah mentaati Allah selalu dibarengi dengan perintah
taat terhadap Rasul-Nya. Begitu juga sebaliknya dilarang kita
durhaka kepada Allah dan juga kepada Rasul-Nya.

7 Khadim al-Haramayn asy-syarifain, Alquran dan terjemahnya (Saudi Arabia:


t.p.), 128.

6
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Dari sinilah jelas bahwa ungkapan kewajiban taat kepada


Rasulullah Saw dan larangan mendurhakainya, merupakan suatu
kesepakatan yang tidak dipersilihkan umat Islam.

2. Dalil Hadis
Dalam salah satu pesan yang disampaikan baginda Rasul
berkenaan dengan kewajiban menjadikan hadis sebagai pedoman
hidup disamping Alquran sebagai pedoman utamanya, adalah
sabdanya:

ِِ‫الس َكن‬ َ ‫ ِأَن بَِأَ ِ ُُمَ َّم ُِد ِب ُِن ِع‬،ُ‫اق ِال َفقيه‬
َّ ِ ِ‫يسى ِبن‬ َِ ‫ِأَخ َََبَِن ِأَبُو ِبَكرِ ِب ُِن ِإس َح‬:٣١٩ِ ‫املستدرك‬
ِِ‫ ِ َعنِ ِ َعبدِ ِال َعزيزِ ِبن‬،‫وسى ِالطَّلح ُّي‬
َ ‫صال ُِح ِب ُِن ِ ُم‬ ُّ ‫ ِثنا ِ َد ُاوُِد ِب ُِن ِ َعم ٍرو ِالض‬،‫ال َواسط ُّي‬
َ ِ ‫ ِثنا‬،‫َِّب‬
ِ ِ ‫صلَّى‬
ِِ‫للاُِ َعلَيه‬ َ ِ ‫اَّلل‬
َِّ ِ ‫ول‬
ُِ ‫ال ِ َر ُس‬
َِ َ‫ِق‬:‫ال‬
َِ َ‫ ِق‬،ُ‫اَّللُِ َعنه‬
َِّ ِ ‫ ِ َعنِ ِأَبِ ِ ُهَري َرَِة ِ َرض َِي‬،‫صال ٍح‬
َ ِ ِ‫ ِ َعنِ ِأَب‬،‫ُرفَي ٍع‬
ِ‫ّت‬
َِّ ‫ِ َولَنِِيَتَ َفَّرقَاِ َح‬،‫اَّللِ َو ُسنَِّت‬ َِ َ‫ِكت‬:ِ ‫تِفي ُكمِِ َشي ئَيِِلَنِِتَضلُّواِبَع َد ُُهَا‬
َِّ ِ‫اب‬ ُِ ‫ِ"ِإنِِقَدِِتََرك‬:‫َو َسلَّ َِم‬
ِ 8 "ِ ‫ض‬
َِ ‫يَرَداِ َعلَ َِّيِاْلَو‬
Artinya :
Al Mustadrak 319: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih mengabarkan
kepada kami, Muhammad bin Isa bin As-Sakan Al Wasithi
memberitakan (kepada kami), Daud bin Amr Adh-Dhabbi
menceritakan kepada kami, Shalih bin Musa Ath-Thalhi
menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Rufa'i, dari Abu
Shalih, dari Abu Hurairah , dia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:”Sesungguhnya aku telah meninggalkan
untuk kalian dua pedoman yang tidak akan membuat kalian
tersesat sesudahnya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnahku, keduanya
tidak akan berpisah hingga sampai di telaga”.

Hadis di atas telah jelas menyebutkan bahwa hadis


merupakan pegangan hidup setelah Alquran dalam menyelesaikan
permasalahan dan segalah hal yang berkaitan dengan kehidupan
khususnya dalam menentukan hukum.
3. Ijma’ al-Sahabah.
Para sahabat pada waktu Rasulullah saw masih hidup
selalu mengikuti segala sesuatu yang diprintahkan oleh beliau dan

8 Imam Hakim al-Naisaburi, Mustadrak ‘ala Sahihain,()

7
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

menjauhi segala sesuatu yang dilarangnya dengan tidak


membeda-bedakan antara hukum-hukum yang ditetapkan oleh
Tuhan dengan hukum-hukum yang diciptakan oleh Rasul sendiri.
Setelah Rasulullah saw meninggal dunia, jika para sahabat tidak
mendapatkan ketentuan hukum dalam Alquran, maka meraka
meneliti hadis-hadis Rasul saw yang dihafal oleh para sahabat.
Abu bakar, misalnya, jika ia tidak ingat sunnah atau hadis yang
berhubungan dengan suatu kejadian, ia selalu bertanya kepada
sahabat yang lain. Selanjutnya kejadian tersebut ditetapkan
hukumnya menurut sunnah tadi. Umar bin khattab dan sahabat-
sahabat yang lain serta para tabi’in mengikuti jejak Abu Bakar
tersebut, dan tidak ada seorangpun diantara mereka yang
mengingkari bahwa sunnah Rasulullah saw wajib diikuti.9

Banyak peristiwa menunjukkan adanya kesepakatan


menggunakan hadis sebagai sumber hukum Islam, antara lain
adalah peristiwa dibawah ini;
a. Ketika Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah, ia pernah
berkata, “saya tidak meninggalkan sedikitpun sesuatu yang
diamalkan oleh Rasulullah, sesungguhnya saya takut
tersesat bila meninggalkan perintahnya.10
b. Saat Umar berada di depan Hajar Aswad ia berkata, “saya
tahu bahwa engkau adalah batu. Seandainya saya tidak
melihat Rasulullah menciummu, saya tidak akan
menciummu.”11
c. Pernah ditanyakan kepada Abdullah bin Umar tentang
ketentuan sholat safar dalam Alquran. Ibnu Umar
menjawab, “Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad

9 Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman,Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh


Islam(Bandung: al-Ma’arif, 19986), 42-43.
10 Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1, (Beirut :

Al-Maktab Al-Islamy, t.t), h. 164


(http://ceriamakalalag.blogspot.com/2013/09/hadis-sebagai-sumber-ajaran-
islam.html)
11 Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1, (Beirut :

Al-Maktab Al-Islamy, t.t), h. 194 dan 214


(http://ceriamakalalag.blogspot.com/2013/09/hadis-sebagai-sumber-ajaran-
islam.html)

8
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

SAW kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu, maka


sesugguhnya kami berbuat sebagaimana kami melihat
Rasulullah berbuat.
Masih banyak lagi contoh-contoh yang menunjukkan
bahwa yang diperintahkan, dilakukan, dan diserukan oleh
Rasulullah Saw, selalu diikuti oleh umatnya, dan apa yang
dilarang selalu ditinggalkan oleh umatnya.
4. Sesuai dengan Petunjuk Akal (Ijtihad)
Kerasulan Muhammad saw, telah diakui dan dibenarkan
oleh umat Islam. Di dalam mengemban misinya itu kadangkala
beliau menyampaikan apa yang datang dari Allah SWT, baik isi
maupun formulasinya dan kadangkala atas inisiatif sendiri dengan
bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga tidak jarang beliau
menawarkan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu masalah
yang tidak dibimbing oleh wahyu.
Hasil ijtihad itu berlaku sampai ada nas yang
menasakhnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kalau hasil
ijtihad beliau itu ditempatkan sebagai sumber hukum.
Kepercayaan yang telah diberikan kepada beliau sebagai utusan
Tuhan mengharuskan umat Islam untuk mentaati semua
peraturan yang dibahasnya.12

Menurut Abdul Ghoni bin Abdul Kholiq dalam bukunya


Hujjiyah al-Sunnah, kehujjahan hadis paling tidak dapat dipahami
dari 7 aspek, yaitu :
a. ‘Ishamah (Keterpeliharaan Nabi dari Kesalahan).Tugas Rasul
sebagai penyampai wahyu mengharuskan beliau untuk
selalu ekstra hati- hati dalam bertindak
b. Sikap Sahabat terhadap Sunnah. Sikap para sahabat yang
selalu patuh dan tunduk dengan perintah Rasulullah SAW
memberikan satu indikasi akan kebenaran apa yang
dilakukan dan diucapkan oleh beliau, dan sekaligus dapat
dijadikan hujjah.
c. Alquran. Banyak ayat yang memerintahkan untuk patuh,
taat dan mengambil apa yang dilakukan Nabi SAW.

12 Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok Alquran, Terj. Anas Mayuddin,


(Bandung:Pustaka, 1983), 43

9
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

d. Al-Sunnah. Selain Al-Alquran, terdapat banyak pula hadis


yang menjelaskan kehujjahan al-Sunnah
e. Kebutuhan Alqur’an terhadap al-Sunnah. Alquran tidak
akan dapat dipahami secara sempurna tanpa ada bantuan
al-Sunnah
f. Realitas-Sunnah sebagai wahyu. Wahyu yang disampaikan
oleh Allah kepada Nabi ada yang berupa wahyu dhohir (yang
berstatus terjaga dan terpelihara dari segala bentuk
kesalahan)
g. Ijma’. Kesepakatan untuk mengambil hadis sebagai hujjah
dan landasan hukum

C. Fungsi Hadis sebagai Sumber Ajaran Islam


Terjadi perbedaan pendapat ulama tentang fungsi hadis
terhadap Alquran, namun jika dikompromikan ada 4 fungsi
(bayan) yaitu:
1. Bayan taqrir, yaitu bayan yang berfungsi menguatkan hukum
yang ada dalam Alquran. Dengan demikian, sebuah hukum
dapat memiliki dua sumber sekaligus, yaitu Alquran dan hadis.
Misalnya tentang kewajiban shalat, zakat, dan lain
sebagainya.13 Diantaranya ayat wudu, Allah berfirman:

١4
ِِ‫َلِٱلِ َمَرافق‬
َِ ‫وه ُكمِِ َوأَيِديَ ُكمِِإ‬
َ ‫لصلَِوةِِِفَٱغِسلُواِِ ُو ُج‬
َّ ‫َلِٱ‬ َِ ‫َِيَيُّ َهاِٱلَّذ‬
َِ ‫ينِءَ َامنُِواِِإ َذاِقُمِتُمِِإ‬
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang yang
berhadas kecil, kalau mau salat harus wudhu lebih dulu.
Keterangan ini dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh al-
Bukhari sebagai berikut:
‫صلوا كما رايتموني اصلى‬

13 ‘Abd al-Wahhab al-Khallaf, Ilm Ushul al-fiqh (Kuwait : Dar al-Qalam, 1978),
39.
14 Q.S. al-Maidah (5): 6

10
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

2. Bayan tafsir. Yaitu memerinci dan menjelaskan hukum-hukum


dalam Alquran yang masih global, membatasi yang mutlaq,
dan mentakhsis keumuman ayat Alquran. Kesemuanya itu
dilakukan dalam rangka menjelaskan maksud Alquran, atau
menjelaskan apa yang dikehendaki oleh Alquran. Misalnya,
perintah Alquran tentang mendirikan shalat, maka hadis
menjelaskan secara terperinci tentang teknis pelaksanaan
shalat. Contoh lain, Alquran memerintahkan untuk
menunaikan zakat, maka hadis menjelaskan berapa bagian
dari harta yang wajib dikeluarkan atau dizakati.
3. Bayan tasyri’ atau ziyadah, yaitu membuat atau menetapkan
hukum yang tidak ditetapkan oleh Alquran. Misalnya, larangan
memakan binatang buas yang bertarin atau yang berkuku,
larangan memakai pakaian sutera dan cincin emas bagi laki-
laki, dan lain sebagainya.15

4. Bayan nasakh atau bayan tabdil yang berarti al-ibthal


(membatalkan), al-ijalah (menghilangkan), al-tahwil
(memindahkan) atau al-tagyir (mengubah).
Dapat tidaknya hadis me-nasakh Alquran diperselisihkan
oleh para ulama. Menurut sebagian ulama, antara lain jumhur
ulama Kalam ( termasuk ulama Asy’ariyah dan Mu’tazilah) dan
jumhur ulama Fiqh (termasuk ulama Hanafiyah, Malik dan Ibn
Suraij) hadis dapat me-nasakh Alquran.16 Para Ulama’ baik
mutaqaddimin maupun muta’akhirin berbeda pendapat dalam
mendefinisikan
Menurut sebagian ulama lainnya antara lain al-Syafi’i
sebagian ulama Syafi’iyyah dan kebanyakan ahlu zahir, hadis
tidak dapat me-nasakh Alquran. Menurut al-Syafi’i, kekuatan
hadis paling tinggi hanya mampu menerangkan mana ayat
mansukh dan mana yang me-nasakh-kannya.17

15 Ibid, 40
16 Abbas Mutawalli Hammadah, Al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Makanatuha fi al-
Tasyri’, (Mesir: Dar al-Qaumiyyah, t.t), 173
17 Ibid., 176.

11
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Contoh ulama Hanafiyah, ayat yang mansukh.Q.S. al-


Baqarah (2): 180

ِِ‫يِبِٱلِ َمعِ ُروف‬


َ ‫ِخ ِاياِٱلِ َوصيَّةُِللِ َِول َديِن َِِوٱ ِلَقَِرب‬
َ ‫تِإنِتَ َرَك‬
ُ ‫َح َد ُك ُمِٱلِ َم ِو‬
َ ‫ضَرِأ‬
َ ‫اِح‬
َ ‫ِعلَيِ ُكمِِإ َذ‬
َ ‫ب‬َ ‫ُكت‬
ِ ِ١8٠ِ‫ي‬
َ ‫ًّاِعلَىِٱلِ ُمتَّق‬
َ ‫َحق‬
Artinya :
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma´ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”.
Menurut ulama Hanafiyah, ayat di atas mansukh. Yang
me-nasakh-kan adalah hadis yang melarang berwasiat kepada ahli
waris.18 Hadisnya yang berbunyi (‫)ال ِوصية ِلوارث‬ , yang artinya:

“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”.19

Imam Hanafi membatasi fungsi bayan ini hanya terhadap


hadis-hadis muawatir dan masyhur saja. Sedangkan terhadap
hadis ahad ia menolaknya
Dengan memperhatikan dalil-dalil kehujjahan hadis serta
fungsi hadis terhadap Alquran, maka tidak ada alasan untuk
menolak keberadaan hadis sebagai sumber ajaran agama Islam,
dalam hal lain adalah sumber sesudah Alquran . Beberapa dalil
diatas, baik yang bersifat naqli maupun ‘aqli telah cukup
merepresentasikan keberadaan hadis sebagai sumber ajaran
agama Islam.

Rangkuman
1. Hadis memiliki kedudukan yang sangat urgen bagi umat
Islam. Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam
syari’at Islam atau sumber setelah Alquran.
2. Kehujahan Hadis (hujjiyah hadis) adalah keadaan Hadis
yang wajib dijadikan hujjah atau dasar hukum (al-dalil al-
syar’i).

18 Abbas Mutawalli Hammadah, Al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Makanatuha, 173


19 Abu Dawud, Sunan Abu Dawud II, (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, t.t.), 103

12
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

3. Kehujahan hadis sebagai dalil syara’ telah ditetapkan


berdasarkan dalil-dalil qath’iy yang menuturkan tentang
kenabian Muhammad saw. Selain itu, keabsahan hadis
sebagai dalil juga ditunjukkan oleh nash-nash qath’iy yang
menyatakan, bahwa beliau saw., tidak menyampaikan
sesuatu (dalam konteks syariat) kecuali berdasarkan wahyu
yang telah diwahyukan. Semua perkataan beliau saw.,
adalah wahyu yang diwahyukan
4. Terjadi perbedaan pendapat ulama tentang fungsi hadis
terhadap Alquran, namun jika dikompromikan ada 4 fungsi
(bayan) yaitu: bayan taqrir, bayan tafsir, bayan tasri’ dan
bayan nasakh

Daftar Pustaka

Âbâdiy, Abi al-Thayyib Muhammad Syams al-Haqq, `Awn


al-Ma`bûd Syarh Sunan Abû Dawûd, Ed. Khâlid `Abd al-Fattâh
Syibl, Beirut : Dâr al-Kutub al-`Ilmîyah, 1998, Cet. Ke1
Abduh, Muhammad, al-Manâr, Bairut: Dâr al-Fikr, t.th.
Abdul Bâqi, Muhammad Fuad al-Mu’jam al-Mufahras li
Alfâzh al-Qur’ân, Kairo: Dâr al-Hadîts, 1986
Affandi,Bisri,Ilmu Tafsir dan Hadis,(Surabaya:CV Aneka
Bahagia Offset,1993).
Al Katib, Ajaj, Hadis Nabi Sebelum Dibukukan, Jakarta:
Gema Insani Press, 1999
Al-Arabîyah, Majma` al-Lughah , al-Mu`jam al-Wajîz, Mesir
: Wizârah al-Tarbiyah wa al-Ta`lîm,1997
Al-Asfihani, ar-Raghib, Mu’jam Alfâzh al-Qur’ân al-Karîm,
Kairo: al-Idârah al- ‘Âmmah li al-Mu’jamât wa Ihya’ at-Turâts,
1988
Al-Asqalâniy, Ahmad bin `Alî bin Hajar, (w. 852 H), Fath
al-Bârî bi Syarh Shahîh al-Imâm Abî `Abd Allâh Muhammad bin

13
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Ismâ`îl al-Bukhârî, Ed. Abd al-`Azîz bin `Abd Allâh bin Bâz dan
Muhammad Fuâd Abd al-Bâqî, Cairo: Maktabah al-Aymân, tth.
Al-Azdî, Abû Dawûd Sulaymân bin al-Asy`ats, Sunan Abî
Dawûd, Syarh dan Ed. al-Sayyid Muhammad Sayyid, Cairo:
Dâr al-Hadîts, 1999
Al-Banna, Hasan, Muqaddimah fi at-Tafsîr, Kairo: tp.,
t.th.
Al-Baqillani, Abu Bakar, I’jâz al-Qur’ân, Kairo: Mathba’ah
Bâb al-Halabi, t.th.
Al-Billi, Ahmad, al-Ikhtilâf Baina al-Qirâ’ât, Bairut: Dâr
Shâdir, t.th. Anis, Ibrahim dkk, Mu’jam al-Wasith, Kairo:
Majma’ al-Buhuts, t.th.
al-Damaghani, Husein bin Ali, al-Wujûh wa an-Nazhâ’ir,
Bairut: Dâr al-‘Ilmi li al- Malâyîn, 1977
Al-Ghazali, Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn, Kairo: Mathba’ah al-Bâb
al-Halabi, t.th. Al-Hakim, al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhain,
Bairut: Dâr Shadir, t.th.
Al-Jazari, Ibnu, Munjid al-Muqri’în, Kairo: Dâr al-Manar,
t.th.
Al-Manzhûr, Ibnu, Lisân al-‘Arab, Kairo: Dâr al-Hadîts,
t.th.
Al-Mubârakfûrî, Abi al-‘Ulâ Muhammad bin Abd al-
Rahmân bin Abd al-Rahîm(w. 1353),, Tuhfat al-Ah wadzî bi
Syarh Jâmi’ al-Turmudzî, Beirut : Dâr al- Kutub al-‘Arabiyah,
tth.
Al-Nawawi, Muhy al-Dîn Abi Zakariya Yahya bin Syaraf,
Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawiy, Cairo : Dâr al-Fajr, 1420
Al-Qadhi, Abdul Fatah, Târîkh al-Mushhaf asy-Syarîf,
Kairo: Maktabah wa Mathba’ah al-Masyhad al-Husaini, 1965
Al-Qaththan, Manna Khalil, Mabâhits fi ‘Ulûm Alquran,
Manshurat al-Ashr al- Hadis , Riyadh: 1998
Al-Qazwîniy, Abî `Abd Allâh Muhammad bin Yazîd, Sunan
Ibn Majah, Ed. Muhammad `Abd al-Bâqiy dan Mushthafâ
Muhammad Husîn al-Dzahabiy, Cairo: Dâr al-Hadîts, 1999,
Cet. Ke-1
Al-Shabuni, Muhammad Ali, at-Tibyân fî ‘Ulûm al-Qur’ân,
Bairut: Dâr al-Irsyâd, 1970
Al-Shalih, Shubhi, Mabâhits fî ‘Ulûm Alquran, Bairut: Dâr
al-‘Ilm, li al-Malayin, 1977

14
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Al-Shan’âniy, Muhammad bin Isma’il al-Kahlâniy, Subul


al-Salâm (Syarah Bulûgh al-Marâm min Adillat al-Ahkâm,
Semarang : Thaha Putra, tth.
Al-Suyuthi, Jalaluddin Abdurahman, al-Itqan fî ‘Ulûm
Alquran, Mesir: Mushtafa al-Babi al-Halany, 1973
Al-Zhaili, Muhammad, Marja’ al-‘Ulûm al-Islâmiyah,
Damaskus: Dâr al-Ma’rifah, t.th.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan
Pengantar Ilmu Hadis, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
2010
As-Siba’i,Musthafa,As-Sunnah wa Makanatuha fi At-
Tasyri’ Al-Islami,(Kairo:Dar Al-Qaumiyah,1949.
Bin Zanjalah, Abu Zur’ah Abdurrahman bin Muhamad,
Hujjatul Qirâ’ât, Bairut: Dâr Shadir, 1984
Depdikbud, Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka, 1999, Cet. Ke 10
Hadi, Saeful, Ulumul Hadis, Yogyakarta: Sabda Media
Ibn Anas, Malik, al-Muwaththa’, Ed. Muhammad Fuad
`Abd al-Bâqiy, Masir: Isâ al-Bâbiy al-Halabiy, 1370 H
Ibn Fâris bin Zakarîyyâ, Abî al-Husayn Ahmad, (w.
395 H), al-Maqâyîs fî al- Lughah, Ed. Syihâb al-Dîn Abû `Amr,
Beirut: Dâr al-Fikr, 1994,
Ibn Hanbal, Ahmad, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal,
Beirut : al-Maktab al- Islâmî, tth., No. 3/183
Itr, Nuruddin, ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, Damaskus:
Mathba’ah ash-Shabâh, 1996
Ja’fariyah, Rasul, Penulisan Penghimpunan Hadis,
Jakarta: Lentera, , 1992
Madkur, Ibrahim, Mu’jam Alfâzh Alquran al-Karîm, Kairo:
Majma’ al-Lughah al- Arabiyah al-Idariyah al-‘Âmmah li al-
Mu’jamat wa Ihya at-Turats, 1988
Majid Khon, Abdul, Ahâdîts al-Akhlâq, Jakarta : Fak
Tarbiyah, 1994, Cet. 1
Mudasir, Ilmu Hadis, 2005, Bandung: Pustaka Setia
Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirun Hayatuhum wa
Manhajuhum, Taheran: Muassasah at-Thaba’ah wa an-Nasyr
Wizârah ats-Tsaqafah wa al-Irsyad al- Islami, 1415 H.

15
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Muhammad bin `Îsâ bin Sûrah, Abi `Îsâ, (al-Turmudzi


w.279 H), Sunan al-Turmudiy, Ed. Mushthafâ Muhammad
Husayn al-Dzahabiy, Cairo: Dâr al-Hadîts, 1999, Cet. Ke-1
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab-
Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997
Muslim, Mushthafa, Mabâhits fi at-Tafsîr al-Maudhu’i,
Bairut: Dâr al-Qalam, 1989 Musthafa Ja’far, Abdul Ghafur
Mahmud, at-Tafsîr wa al-Mufassirûn fi Tsaûbihi al-
Nata, Abuddin, Alquran dan Hadis, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1992
Nor, Ichwan Mohammad, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis,
Semarang: Rasail Media Group, 2013
Rahman,Zufran,Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai
Sumber Ajaran Islam,(Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1995.
Sa’îd al-Khinn, Mushthafa, at.all., Nuzhat al-Muttaqîn
Syarah Riyâdh al-Shalihîn,
Salim, Syaikh bin ’Ied Al-Hilaly. Keabsahan Hadis Ahad
dalam Aqidah dan Hukum. Bogor: Pustaka Ulil Albab, 2007.
Saudarawi, Ali Ismail as-Sayyid H, Jâmi’ al-Bayân fî
Ma’rifati Rasm al-Qur’ân, Riyadh: Dar al-Furqan, 1410 H.
Shiddieqy, Hasbi Ash,Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis
2,(Jakarta:Bulan Bintang,1976.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera
Hati, t.th.
Sholahuddin,Muhammad Agus,Ulumul
Hadis,(Bandung:CV Pustaka Setia,2009.
Soetari, Endang, Ilmu Hadis Kajian Riwayah dan
Dirayah, 2005, Yogyakarta: CV Qalam Suparta, Munzier, Ilmu
Hadis, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003.
Suparta, Munzier, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Syihab, Musnad asy-Syihâb, Kairo: Dâr al-Manâr, t.th.
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Wijaya, Utang Ranu,Ilmu Hadis,(Jakarta:Gaya Media
Pratama,1996.

16

Anda mungkin juga menyukai