Sastra Populer

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Mengartikan kata populer berarti dikenal seluruh masyarakat dari seluruh

kalangan. Konsep sesuatu yang populer memang sengaja dibuat secara besar-besaran
untuk menguntungkan beberapa pihak saja, mengikuti kemauan pasar dan tidak
mempertimbangkan estetika yang ada. Sehingga menurut Herbert gans budaya populer
adalah sesuatu yang negatif, berdampuk buruk, merendahkan kaum elit, sehingga
merendahkan mutu produknya sendiri. Perkembangan zaman kemudian memaksa pula
para seniman menganut "aliran" ini termasuk pada karya sastra, hal ini bukan sebuah
fenomena yang baik karena seniman yang seharusnya mempunyai kebebasan untuk
berkarya karena tawaran atau bahkan paksaan beberapa pihak yang menggiurkan,
menciptakan karya karena pasar dan permintaan bukan dengan tujuan dan manfaat yang
lebih besar.
Karya sastra seharusnya dapat memberi manfaat untuk kehidupan karena
berfungsi sebagai refleksi diri pengarang dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan
terkadang beberapa novel akan menggambarkan fenomena atau sejarah penting untuk
menjadi saksi bisu dengan proses imajinatif yang artinya disuguhkan dengan beberapa
hal yang fiksi. Sehingga akan memberikan memberi kesadaran kepada pembaca tentang
kebenaran-kebenaran hidup walaupun dilukiskan dengan fiksi. Selain itu karya sastra
dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, oleh sebab itu karya sastra
merupakan sebuah hiburan intelektual dan spiritual. Karya sastra dapat dijadikan
pengalaman untuk berkarya karena siapapun dapat menuangkan isi hati dan pikiran dalam
sebuah tulisan yang bernilai seni.
Sastra populer dinilai berbeda dengan karya sastra pada umumnya. Dimana
pada tujuan penciptaan karyanya. Pada karya sastra populer yang ingin ditonjolkan hanya
sesuatu yang saat itu digemari masyarakat, sedangkan seharusnya karya sastra bisa
tercipta atas dasar kejujuran batin pengarang. Sumarjo menyatakan bahwa sebuah novel
disebut novel populer karena karya tersebut baik tema, cara penyajian, teknik, bahasa
maupun gaya meniru pola yang sedang digemari masyarakat pembacanya, sedangkan
novel sastra – atau novel serius lebih menitikberatikan pada keunikan karya, kebaruan,
dan kedalaman. Pendapat Sumardjo dapat dibenarkan lantaran dalam sastra lebih
menekankan pada aspek keindahan dan kebermanfaatan karya.
Kajian sastra populer bisa dikaji dengan beberapa teori dan cara. Namun, tulisan
ini menawarkan sebuah pencarian bagaimana cerita pendek bisa dibuktikan termasuk ke
dalam sastra populer berdasarkan ciri-cirinya. Subjek yang akan dikaji adalah cerita
pendek pada buku kumpulan cerita pendek Cerita Cinta Kota, yang berjudul XXX
karangan XXX.
Cerita pendek ini menceritakan tentang Seorang remaja bernama Starla yang
hanya tinggal dengan Daddy-nya (panggilan yang dibuat). Ayahnya digambarkan sebagai
orang tua yang over protektif dengan alasan sudah sejak lama kehilangan istri atau ibu
dari Starla. Ia menjadi remaja yang selalu ikut kemanapun ayahnya pergi, sampai-sampai
dia tidak menekuni pendidikan, diceritakan bahwa orientasi kehidupannya dipaksa oleh
ayahnya hanya pada uang dan kehidupan ayahnya. Sampai suatu hari ia ikut ayahnya
dinas ke kota XXX dan bertemu seorang tour guide bernama Ari. Dalam perjalanannya
beberapa yang dipandu oleh Ari, tumbuh perasaan yang berbeda dari benak Starla.
Adanya rasa penasaran dan nyaman, tidak jauh itu perasaan jatuh cinta. Awalnya ada
perasaan tidak setuju dari ayahnya karena merasa tidak ingin membebaskan anak semata
wayangnya, hingga akhirnya mereka saling merelakan untjk tumbuh. Itu sebenarnya
adalah inti dari ceritanya, tapi diluar itu sangat banyak bumbu-bumbu dari cerita pendek
ini, dari Starla yang memanggil ayahnya Daddy yang menumbuhkan konflik, Ari laki-
laki yang sangat dingin, kesalahpahaman yang muncul yaitu ketika Ari mengira bahwa
Starla ini adalah simpanan dari ayahnya sendiri Karena Dia memanggil Daddy (salah
tangkap), kebencian Starla akan kota XXX sampai akhirnya ia ingin kembali lagi.
Sedikit gambaran cerita pendek xxx kemudian akan berhubungan dengan kajian
dari segi tema. Sesuai ciri-cirinya tema pada karya sastra populer sangat mudah ditebak
dan hanya mempunyai satu tema besar contohnya perselingkuhan persahabatan
percintaan keluarga dan sebagainya yang tidak memasukkan konflik-konflik lain. Dan
pada cerpen xxx temanya sangat mudah ditebak bahkan ditentukan sejak awal pembuka
cerpen, bahwa cerita ini nantinya akan membawa kita pada remaja perempuan dari
keluarga kaya, yang kemudian nanti akan bertemu laki-laki dingin lalu jatuh cinta.
Sehingga di dalam cerpen ini sosok Ayah hanya menjadi perantara dan pemanis untuk
membangun karakter tokoh dari starla tersebut, yang dibuat agar pembaca lebih terbawa
perasaan. Penerbit dan penulis pun menargetkan bahwa pasarnya ada pada remaja yang
pada saat itu itu berada di masa-masa ia melihat Bagaimana kehidupan Goals yang dianut
oleh masyarakat.
Masuk ke dalam penokohan dan perwatakan. Penokohan pada karya sastra
populer difokuskan kepada nama yang digunakan pengarang untuk menggambarkan
karakter tokoh dan status sosialnya. Sangat jelas sekali di sini tokoh starla dibuat menjadi
anak remaja yang begitu mengagumkan dan mempunyai hidup yang sangat layak.
Ayahnya yang bernama Surya digambarkan sebagai Ayah yang diidamkan anak remaja,
mampu mengayomi dan bersahabat sangat dekat dengan anak perempuannya.
Memanjakan bahkan meperlakukan anaknya seperti putru. Digambarkan pula rasa
Wibawa yang tinggi, seorang pekerja keras dan pekerjaan yang dipandang hebat, yaitu
pertambangan minyak. Sedangkan ada toko bernama Ari yang memang digambarkan
sebagai laki-laki yang sangat biasa, yang bekerja sebagai tour guide. Dari nama yang
diberikan, cerpen ini sangat jelas termasuk dalam karya sastra populer, karena dari nama-
nama yang diambil oleh pengarang sangat digambarkan pula status sosial dari tokoh
tersebut.
Perwatakan digambarkan secara gamblang dengan dialog antar tokoh yang
menyebabkan kita tahu bahwa starla adalah anak perempuan yang hidupnya sangat layak,
dialog ayahnya yang memperlihatkan ia sebagai Ayah yang sangat dekat dengan putrinya
dan hebat dari segi pekerjaan, lalu Ari laki-laki yang diam, sehingga membuat kita
berpikir bahwa Ari adalah laki-laki yang dingin. Perwatakan tersebut digambarkan saling
berhubungan pada dialog. Untuk latar karena buku kumpulan cerpen ini diterbitkan dari
semacam komunitas atau perkumpulan latihan menulis, sudah ditetapkan tema
tersendirinya, yaitu kota sehingga tidak ditemukan latar lainnya kecuali kota itu. Untuk
sudut pandang yang digunakan adalah Aku-an. Poperti yang digunakan tidak begitu
digambarkan, hanya saja dari fisik masing-masing tokoh. Seperti Ari yang dilihat sebagai
laki-laki yang hitam, tinggi dan cukup tampan. Starla remaja yang sangat telayani
segalanya dan tidak suka panas, sehingga memperlihatkan ia mempunya selera tinggi
dalam kehidupannya, serta ayahnya yang digambarkan sebagai laki-laki yang sibuk
karena pekerjaan.
Sebenarnya dalam ciri karya sastra populer tempat-tempat yang digambarkan juga
Seharusnya populer seperti Mall sekolah taman dan semacamnya, tapi karena buku
kumpulan cerpen ini diterbitkan dari semacam komunitas atau perkumpulan latihan
menulis, sudah ditetapkan tema tersendirinya, yaitu kota sehingga tidak ditemukan latar
lainnya kecuali kota itu. Biasanya pada karya sastra populer icon pada masa itu akan
masuk ke dalam tulisan pengarang, dalam cerpen ini karena harus mengusung tema kota
di Indonesia jadi sangat diperlihatkan ciri khas kota xxx. Meskipun ada beberapa ikon
pada masa itu yang sengaja dengan sedikit dimasukan. Contohnya, liburan di Bali, mobil
Alphard dan kehidupan perkotaan lainnya.
Masuk ke dalam bahasa yang digunakan pada ciri karya sastra populer bahasa
yang digunakan sangat lugas, mudah dipahami, sederhana dan menggunakan diksi-diksi
yang populer pada masa itu atau bisa disebut menggunakan bahasa Slang. Pada cerpen
ini ditemukan bahwa bahasa yang digunakan oleh penulis sangat lugas dan sederhana,
tanpa perlu berpikir panjang, pembaca akan langsung mengerti maksud dari penulis,
maknanya tidak secara implisit tapi eksplisit.
Begitu juga pada fisik buku karya sastra populer mempunyai kriteria bahwa cover
itu harus sangat menarik atau bisa disebut eye catching, colorful dan unik dari segi font
sampai gambar yang digunakan. Pada buku kumpulan cerpen cerita cinta kotak semua
kriteria karya sastra populer pada fisik buku mencakup semua, sampul depan berwarna
oren dengan gambar icon setiap kota dan font yang tidak biasa. Kriteria tersebut cukup
membuat mata melirik jika disandingkan dengan beberapa novel atau buku lain.
Setelah mengkaji cerpen XXX termasuk ke dalam sastra populer dilihat dari unsur
intrinsik dan ekstrinsiknya.
Kembali pada arti kata populer atau karya sastra populer, yang cukup dipandang
lain, dari kajian ini bisa ditemukan apa maksud dari statement tersebut. Pertama, bahwa
sesuatu yang populer itu akan berdampak negatif, apapun sebetulnya begitu, tapi dalam
dunia “populer” dampaknya cukup besar jika kita tidak bisa memilah dan tidak bisa
melihat dari sudut pandang lain. Dalam cerpen ini contohnya perwatakan yang diciptakan
oleh penulis, dari mulai Starla yang merupakan anak perempuan dengan kehidupan yang
sangat layak, ayahnya yang digambarkan sebagai ayah yang begitu dekat, perhatian
bahkan bisa dilihat seperti kekasih, menciptakan stigma di masyarakat bahwa kehidupan
yang indah itu seperti pada kehidupan Starla, ketika mempunyai materi yang cukup dan
keluarga (disini khususnya Ayah) menjadi sosok yang begitu asik, padahal jika kita
melihat sudut pandang lain belum tentu ayah bisa selugas itu dengan apa yang ia kerjakan,
usahakan dan ia bentuk di dalam keluarganya. Pemikiran-pemikiran buruk tersebut bisa
jadi tertanam tanpa sengaja karena tidak bisa melihat dari sudut pandang lain, lalu
menumbuhkan sifat-sifat yang tidak baik seperti tuntutan materi, tuntutan kebahagiaan
yang semu dan tidak nyata.
Jika kita melihat ke dalam perkembangan karya sastra, karya sastra populer akan
terus berjaya karena ia mengikuti keinginan pasar dan berpindah zona perlu untuk sekadar
mengganti novel tidak sebagai hiburan saja, tapi bisa pelajari dan merefleksikan diri dari
fenomena-fenomena masyarakat. Bukan berarti sesuatu yang populer tidak boleh
dinikmati, namun perlu diikuti dengan pemikiran dari berbagai sudut pandang.

Anda mungkin juga menyukai