Pencemaran Limbah Medis Di Cirebon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENCEMARAN LIMBAH MEDIS DI CIREBON

Disusun oleh :
Bella Dewinta Saraswati 3311171012
Nur Fatmala Dewi 3311171038
Tiara Damara K. 3311171043

Farmasi A 2017
Kelompok
Dosen Pembimbing :

MATA KULIAH FARMASI LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI SARJANA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI
BAB I

PENDAHULUAN

1.a Latar Belakang


Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan sesuatu yang
mutlak diperlukan dalam rangka melestarikan lingkungan hidup yang seimbang. Oleh
karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi mengenai kesadaran akan
kesehatan lingkungan sekitar. Berbagai macam pelayanan kesehatan untuk
masyarakat ditingkatkan contohnya seperti adanya rumah sakit dengan berbagai
macam teknologi yang canggih untuk mengobati berbagai macam penyakit. Rumah
sakit merupakan sarana upaya kesehatan yangmenyelenggarakan berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagaitempa pendidikan tenaga kesehatan
dan penelitian.
Kegiatan yang dilakukan di rumah sakit menghasilkan berbagai macam
limbah. Limbah ini disebut dengan limbah medis yang dimana jika tidak diolah
dengan benar akan menjadi sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dampak negatif yang berasal dari limbah medis terhadap masyarakat dan
lingkungan akan menjadi suatu hal yang sangat dikhawatirkan apabila tidak dilakukan
pengelolaan secara tepat. Limbah medis yang tidak diolah dengan tepat akan
menghasilkan patogen yang dapat berakibat buruk bagi kehidupan manusia,
dikarenakan limbah medis ini umumnya sudah banyak terkontaminasi oleh virus,
bakteri, racun dan bahkan bahan radioaktif. Pengelolaan limbah medis ini merupakan
suatu upaya yang dilakukan pihak rumah sakit dalam menanggulangi penyebaran
penyakit.
Pengelolaan limbah medis tidak dilakukan dengan sembarangan, akan tetapi
masih banyak daerah yang tidak melakukan prosedur pengelolaan limbah medis
dengan tepat. Contohnya pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Desa
Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
1.b Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah mengenai limbah medis yang terjadi di


Cirebon, penulisan makalah ini didasarkan dari beberapa perumusan masalah yang
terkait dengan limbah medis, meliputi:

1. Apa yang dimaksud dengan limbah medis?


2. Apa saja jenis-jenis limbah medis?
3. Bagaimana cara penanganan limbah medis yang tepat?
4. Apa bahaya dari penanganan limbah medis yang tidak tepat?
5. Bagaimana kenyataan penanganan limbah medis saat ini?
6. Apa penyebab terjadinya pengelolaan limbah medis illegal di Cirebon?
7. Apa dampak yang terjadi pada masyarakat sekitar tempat pembuangan sampah
tersebut?
8. Bagaimana kesadaran tenaga medis dalam menangani limbah medis?

1.c Tujuan Penulisan

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan:

1. Menjelaskan apa itu limbah medis


2. Menjelaskan jenis-jenis limbah medis
3. Menjelaskan cara penanganan limbah medis yang tepat
4. Menjelaskan bahaya penanganan limbah medis yang tidak tepat
5. Menjelaskan kenyataan penanganan limbah medis saat ini
6. Menjelaskan penyebab terjadinya pengelolaan limbah medis illegal di Cirebon
7. Menjelaskan dampak yang terjadi pada masyarakat sekitar tempat pembuangan
sampah tesebut
8. Menjelaskan kesadaran tenaga medis dalam menangani limbah medis

1.d Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah agar pemerintah bisa mengelola limbah medis
secara tepat sehingga tidak menimbulkan momok yang menakutkan bagi masyarakat
sekitar berupa penyakit yang berbahaya dan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan
baik dan tepat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

“Pengolahan Limbah Medis di Cirebon Tak Sesuai Prosedur”

Kabupaten Cirebon - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)


mendatangi tempat pembuangan sementara (TPS) liar dan gudang pengusaha rongsok yang
mengelola limbah medis rumah sakit di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat. Kedatangan tim KLHK didampingi aparat gabungan dari TNI dan Polri.

Usai mengunjungi TPS, tim KLHK dari Ditjen Penegakan Hukum dan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menggelar inspeksi mendadak ke enam gudang
milik pengusaha rongsok yang mengelola limbah alat medis. Saat menyambangi gudang
pertama yang berada di Desa Panguragan Wetan, Kecamatan Penguragan, Kabupaten
Cirebon, Kamis (14/12/2017), KLHK dan aparat gabungan sempat adu mulut dengan penjaga
gudang. Meski begitu, aparat tetap diizinkan untuk ke dalam gudang. Para wartawan dilarang
masuk.

Setelah di gudang pertama, KLHK dan aparat bergeser ke gudang lainnya yang
lokasinya tak jauh dari gudang pertama. Jumlahnya ada tiga gudang. Setelah itu, tim KLHK
langsung menyisir ke gudang yang ke lima, lokasinya berada di Desa Panguragan. Di gudang
tersebut KLHK dan aparat sempat mendobrak pintu gudang lantaran penjaga dan pekerjanya
tak merespons. Lagi, adu mulut terjadi. Situasi sempat memanas, para pekerja gudang
menolak adanya penyegelan. Pekerja tak ingin kehilangan mata pencahariannya.

Dirjen Penegakan Hukum (Gakum) KLHK Rasio Ridho Sani menemukan bukti baru.
Pengolahan limbah medis di gudang rongsok tersebut ternyata tak memenuhi prosedur.
Bahkan, pekerja gudang tak bisa menunjukkan izin pengolahan limbah medis. "Kita akan
kembangkan dalam rangka penyidikan. Kami akan dalami pembuangan limbah medis ilegal
ini. Petugas di dalam gudang itu tidak kooperatif," ucapnya usai mengunjungi gudang
rongsok pengolahan limbah medis. Dalam waktu dekat KLHK akan memanggil para pekerja
pengelola pengolahan limbah medis yang diduga ilegal tersebut. "

Alat yang digunakan memang tak sesuai prosedur. Pekerja juga tak menjawab saat
ditanya pendistribusian hasil pengelolaan limbah ini," ujar pria yang akrab disapa Roy ini.
Roy menjelaskan aneka limbah medis yang ditampung di enam gudang itu berbahaya. Saat
ini pihaknya belum bisa menyegel gudang tersebut lantaran masih perlu investigasi lanjutan.
"Banyak sekali limbahnya, ada kantong infus dan alat medis yang sudah dicuci. Ada juga
yang sudah dimasukkan ke karung. Kami masih mengumpulkan bukti-bukti untuk kami
kembangkan," tutur Roy. Nasikin salah seorang pekerja di tempat pengolahan limbah medis
itu mengaku tak tahu awal bisnis tersebut. Ia hanya mengaku sudah satu tahun bekerja di
tempat tersebut. "Banyak yang bekerja di sini. Kurang tahu prosesnya dan gudang ini kapan
berdirinya, saya hanya kerja," katanya kepada awak media. Ia tak tahu kalau limbah medis
tersebut berbahaya bagi kesehatan lingkungan dan manusia. "Ya tak tahu kalau berbahaya,
yang penting saya cari makan soalnya ini urusan perut," ujar Nasikin.

Sumber:https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3770286/klhk-pengolahan-limbah-medis-
di-cirebon-tak-sesuai-prosedur
BAB III

ANALISIS & PEMBAHASAN

3.a Definisi Limbah Medis

Limbah adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak digunakan, tidak disenangi
atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, limbah adalah hasil
buangan yang dihasilkan dari suatu proses baik industri maupun domestik (rumah
tangga). Definisi dari Environmental Protection Agancy mengenai limbah medis
padat adalah limbah padat yang mampu menimbulkan penyakit. Limbah kimia,
limbah beracun, limbah infeksius, dan limbah medis merupakan bagian dari limbah
padat yang dapat mengancam kesehatan manusia maupun lingkungan.

3.b Jenis-jenis Limbah Medis

a. Limbah benda tajam: jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, botol
bekas obat dan lain-lain.
b. Limbah patologi: limbah jaringan tubuh yang terbuang dari proses bedah atau
autopsi.
c. Limbah sitotoksik: bahan yang terkontaminasi selama peracikan, pengangkutan,
atau tindakan terapi sitotoksik.
d. Limbah farmasi: limbah yg berasal dari obat obatan yang kadaluarsa, obat-obat
yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang pasien atau oleh masyarakat, obat-obatan
yang tidak diperlukan oleh institusi bersangkutan, dan limbah yang dihasilkan
selama produksi obat-obatan.
e. Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair atau gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida.

3.c Cara Penanganan Limbah Medis yang Tepat

Penanganan limbah medis memerlukan perhatian khusus, terutama harus


memperhatikan jenis-jenisnya. Masing-masing kelompok limbah medis tersebut
membutuhkan penanganan sendiri-sendiri. Berikut jenis pengolahan limbah medis
secara umum:

a. Limbah benda tajam: dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi petugas dari
bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam incinerator.
b. Limbah patologis: pengolahan yang dilakukan adalah dengan sterilisasi, insinerasi
dilanjutkan dengan landfilling.
c. Limbah sitotoksik: harus dipisahkan, dikemas, dan diberi tanda serta dibakar pada
incinerator.
d. Limbah farmasi: obat-obatan yang tidak digunakan dikembalikan pada apotik atau
pemasok, sedangkan yang tidak dipakai lagi ditangani secara khusus misalnya
diinsinerasi atau di landfilling.
e. Limbah radioaktif: imbah radioaktif dari rumah sakit dapat dikatakan tidak
mengandung bahaya yang signifikan bila ditangani secara baik. Umumnya
radioaktif disimpan untuk menunggu waktu paruhnya telah habis, untuk kemudian
disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa.

3.d Bahaya Penanganan Limbah Medis yang Tidak Tepat

a. Pencemaran Air

Air yang tercemar menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga
(misalnya air minum, memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang
terlalu asam/basaakan mematikan tanaman/hewan). Air yang telah tercemar oleh
senyawa organik maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai
penyakit dan penularan langsung melalui air (misalnya Hepatitis A, Cholera,
Thypus Abdominalis, Dysentri, Ascariasis/Cacingan, dan sebagainya). Selain itu,
air tercemar dapat menjadi penyebab penyakit tidak menular, yang muncul
terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik terutama
unsur logam (misalnya keracunan air raksa/merkuri).

b. Pencemaran Daratan

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau
dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Dampak pencemaran daratan dapat
secara langsung dan tidak langsung bagi kesehatan lingkungan sekitar. Dampak
pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk
karena degradasi limbah organik oleh mikroorganisme dan timbunan limbah padat
dalam jumlah besar yang akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara
psikis akan mempengaruhi penduduk di sekitarnya. Dampak tak langsung,
contohnya adalah tempat pembuangan limbah padat baik Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat
perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan
nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan
nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan
sebagainya.

c. Pencemaran Udara

Dampak pencemaraan udara berakibat langsung terhadap kesehatan manusia,


hewan, tanaman dan sebagainya. Komponen pencemar udara dapat berupa Karbon
Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox). Karbon monoksida apabila terhisap
ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya
oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Konsentrasi gas
Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf
yang mengakibatkan kejang-kejang.

3.e Kenyataan Penanganan Limbah Medis yang Terjadi Saat ini

Pada kenyataannya, masih banyak terjadi kesalahan atau kelalaian dalam


penanganan limbah medis saat ini. Banyak rumah sakit yang tidak memiliki sarana
dan standar penanganan limbah medis yang sesuai syarat. Bahkan kelalaian tersebut
banyak merugikan masyarakat sekitar. Contohnya yang terjadi pada Desa
Panguragan, Kabupaten Cirebon. Disana terdapat TPS (tempat pembuangan sampah)
yang masih disalah gunakan sebagai sarana pembuangan limbah medis dan tidak
melakukan penanganan limbah medis sesuai prosedur.
3.f Penyebab terjadinya pengelolaan limbah medis illegal di Cirebon

Penyebab terjadinya pengelolaan limbah medis yang illegal di Cirebon


dikarenakan adanya masalah wanprestasi pihak ketiga yakni rumah sakit yang bekerja
sama dengan PT. Java Madivest. Menurut warga sekitar, pihak rumah sakit memberi
limbah medis tersebut kepada rekanan untuk menangani limbah medis seharga 13
ribu/kilogram. Dari rekanan, limbah medis selanjutnya dijual ke oknum pengusaha
rongsok asal Panguragan dengan harga Rp 2.500 per kilogram. Dengan demikian,
rekanan itu mendapat bonus dari rumah sakit maupun pembayaran dari pengusaha
rongsok dengan total Rp 15.500 per kilogram. Oknum pengusaha rongsokan lantas
membawa limbah medis itu ke Panguragan. Selain alat medis, ada pula limbah medis
yang berupa potongan daging maupun usus manusia. Menurutnya, setiap hari ada
sekitar 16 ton limbah medis yang dibawa ke Panguragan. pengolahan limbah medis di
Kecamatan Panguragan sudah mulai beroperasi sejak 2011. Selama itu,
lanjutnya,masyarakat tidak berani bersikap untuk menolak adanya pengolahan limbah
medis. Ketakutan warga, untuk memprotes adanya gudang pengolahan limbah medis
itu, karena adanya intimidasi dari sejumlah pekerja pengolahan limbah medis.

Prosedur yang dilakukan pengusaha rongsok ini jauh dari kata layak
dikarenakan menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, oknum tersebut tidak menggunakan alat yang sesuai dengan prosedur
dan tidak menjelaskan bagaimana pendistribusian hasil pengelolaan limbah ini. Selain
itu, ada ketidakseimbangan antara jumlah sampah yang makin banyak dengan
inseneratornya dimana untuk memproses itu dibutuhkan izin sedangkan oknum ini
tidak memiliki izin yang jelas.

3.g Dampak yang terjadi pada masyarakat sekitar tempat pembuangan sampah tersebut

Warga mengaku resah dengan keberadaan operasional usaha pengolahan


limbah dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini. Apalagi, beberapa warga
mantan pemulung limbah medis diduga terjangkit HIV. Puluhan warga yang
merupakan mantan pekerja di gudang limbah medis diduga terjangkit penyakit
mematikan. Mereka diduga terjangkit penyakit itu akibat tertusuk jarum di telapak
kaki saat bekerja memilah limbah medis di gudang rongsok. Bahkan ada pengakuan
dari salah satu mantan pemulung bahwa pada saat tertusuk jarum ia hanya
mengobatinya dengan obat merah dikarenakan kurangnya pengetahuan akan
bahayanya limbah medis tersebut.

Selain itu banyak warga yang menderita penyakit seperti diare akibat
organisme salmonella, Vibrio cholera, infeksi kulit, antraks, meningitis, AIDS,
demam berdarah, sampai hepatitis A, B, dan C.

3.h Kesadaran tenaga medis dalam menangani limbah medis

Setiap limbah medis memiliki bahaya yang dapat menyerang pasien maupun
petugas medis itu sendiri. Sehingga petugas medis saat ini sudah dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai limbah medis, mulai dari jenisnya
hingga pengelolaannya. Namun pengetahuan secara teori saja tidaklah cukup. Para
petugas medis tersebut harus mampu mengaplikasikannya dalam pekerjaan supaya
tidak terjadi kesalahan atau infeksi dari limbah tersebut.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.a Kesimpulan

Banyak terjadi kesalahan atau kelalaian dalam penanganan limbah medis saat
ini. Banyak rumah sakit yang tidak memiliki sarana dan standar penanganan limbah
medis yang sesuai syarat. Bahkan kelalaian tersebut banyak merugikan masyarakat
sekitar. Contohnya yang terjadi pada Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon. Disana
terdapat TPS (tempat pembuangan sampah) yang masih disalahgunakan sebagai
sarana pembuangan limbah medis dan tidak melakukan penanganan limbah medis
sesuai prosedur.

Penyebab terjadinya pengelolaan limbah medis yang illegal di Cirebon


dikarenakan adanya masalah wanprestasi pihak ketiga yakni rumah sakit yang bekerja
sama dengan PT. Java Madivest. Menurut warga sekitar, pihak rumah sakit memberi
limbah medis tersebut kepada rekanan untuk menangani limbah medis seharga 13
ribu/kilogram. Selain alat medis, ada pula limbah medis yang berupa potongan daging
maupun usus manusia. Menurutnya, setiap hari ada sekitar 16 ton limbah medis yang
dibawa ke Panguragan.

Warga mengaku resah dengan keberadaan operasional usaha pengolahan


limbah dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini. Apalagi, beberapa warga
mantan pemulung limbah medis diduga terjangkit HIV, dan beberapa mantan petugas
limbah medis terserang penyakit mematikan. Mereka diduga terjangkit penyakit itu
akibat tertusuk jarum di telapak kaki saat bekerja memilah limbah medis di gudang
rongsok. Selain itu banyak warga yang menderita penyakit seperti diare akibat
organisme salmonella, Vibrio cholera, infeksi kulit, antraks, meningitis, AIDS, demam
berdarah, sampai hepatitis A, B, dan C. Pencemaraan udara sangat cepat menimbulkan
dampak langsung terhadap kesehatan manusia, hewan, tanaman dan sebagainya.
Komponen pencemar udara dapat berupa Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen
Oksida (Nox). Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh. Konsentrasi gas Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan gangguan
pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang.
Setiap limbah medis memiliki bahaya yang dapat menyerang pasien maupun
petugas medis itu sendiri. Sehingga petugas medis saat ini sudah dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai limbah medis, mulai dari jenisnya hingga
pengelolaannya.

4.b Saran

Sangat disayangkan dengan minimnya pengetahuan akan bahaya limbah medis


yang tidak ditangani dengan benar. Banyak masyarakat sekitar yang terkena dampak
dari pengelolaan limbah medis yang illegal di Cirebon. Mereka banyak yang terserang
penyakit mematikan, seperti diare akibat organisme salmonella, Vibrio cholera,
infeksi kulit, antraks, meningitis, AIDS, demam berdarah, sampai hepatitis A, B, dan
C. Seharusnya pemerintah lebih ketat kembali menangani masalah limbah medis yang
illegal ini, jangan sampai merugikan masyarakat akibat kelalaian dari pemerintah
sendiri. Awasi dengan benar bagaimana sampai pendistribusian limbah medis dapat
dibuang ketempat yang seharusnya, bukan tempat pembuangan akhir yang tercampur
dengan limbah rumah tangga.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/12/18/warga-panguragan-tolak-pembuangan-
limbah-medis-416123

https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/12/15/p0yotb354-begini-perjalanan-
limbah-medis-hingga-sampai-di-cirebon

https://www.liputan6.com/regional/read/3200075/pengakuan-pilu-mantan-pemulung-limbah-
medis-di-tps-cirebon

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3770286/klhk-pengolahan-limbah-medis-di-
cirebon-tak-sesuai-prosedur

https://regional.kompas.com/read/2017/12/15/07383931/soal-limbah-medis-di-cirebon-
kadinkes-jabar-sebut-ada-kelalaian-pihak-ketiga

http://www.anneahira.com/limbah-medis.htm

http://mariaroosmawarty.blogspot.com/2011/01/dampak-buruk-limbah-rumah-sakit-bagi.html

http://www.scribd.com/doc/37312202/limbah-b3

http://www.scribd.com/doc/49825062/limbah-medis

Anda mungkin juga menyukai