Makalah Tachymetri
Makalah Tachymetri
Makalah Tachymetri
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
yang diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T.
disusun oleh
Siti Aminah (1805129)
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kelancaran sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Tachymetri” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu saya harap kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Tujuan
1. Agar dapat memahami materi mengenai golden surfer.
2. Agar dapat memahami materi mengenai pengolahan data Tachymetri
aplikasi pada golden surfer.
3. Agar dapat memahami manfaat dari golden surfer.
1.6 Sistematika
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Berisi teori-teori pendukung yang sejalan dengan isi materi dari
makalah.
BAB 3 METODOLOGI
Berisi lokasi, waktu, metode, populasi, sample dan sampling
technique, data primer dan sekunder, instrument, teknik analisis,
kerangka berfikir, dan diagram alir.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi penjelasan dan pemaparan dari rumusan masalah.
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang sejalan dengan isi
materi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
Pengukuran titik-titik detail dengan metode Tachymetri ini adalah cara yang
paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pemetaan daerah yang
luas dan untuk detail-detail yang bentuknya tidak beraturan. Untuk dapat
memetakan dengan cara ini diperlukan alat yang dapat mengukur arah dan
sekaligus mengukur jarak, yaitu Teodolite Kompas atau BTM (Boussole Tranche
5
Montage). Pada alat-alat tersebut arah-arah garis di lapangan diukur dengan jarum
kompas sedangkan untuk jarak digunakan benang silang diafragma pengukur
jarak yang terdapat pada teropongnya. Salah satu theodolite kompas yang banyak
digunakan misalnya theodolite WILD TO. Tergantung dengan jaraknya, dengan
cara ini titik-titik detail dapat diukur dari titik kerangka dasar atau dari titik-titik
penolong yang diikatkan pada titik kerangka dasar.
4. Bacalah sudut horizontal yang menunjukan azimuth magnetis dari titik detail
satu dan baca pula sudut vertikal berupa sudut miring atau sudut zenith pada
titik detail tersebut. Jika sudut vertikal yang dibaca relatif kecil antara 0o –
5o maka dapat dipastikan sudut tersebut adalah sudut inklinasi (miring) dan
jika berada di sekitar sudut 90o maka dapat dipastikan sudut tersebut adalah
sudut zenith. Setelah terbaca semua data tersebut kemudian kita pindahkan
rambu ukur ke titik detail berikutnya dan lakukan hal yang sama seperti
diatas. Dalam membuat titik detail buatlah sebanyak-banyaknya sedemikian
rupa sehingga informasi dari lapangan baik planimetris maupun ketinggian
dapat disajikan secara lengkap di atas peta.
5. Pindahkan alat theodolite ke titik ikat berikutnya, selanjutnya lakukan
pengukuran tachymetri ke titik-titik detail lainnya.
6. Selanjutnya pengolahan data tachymetri dipindahkan dengan pengolahan
data pengukuran sipat datar dan pengukuran polygon sedemikian rupa
sehingga diperoleh koordinat dan tinggi titik-titik detail.
7. Pengukuran tachymetri selesai. Hasil yang diperoleh dari prakek pengukuran
tachymetri di lapangan adalah koordinat planimetris X,Y, dan ketinggian Z
titik-titik detail yang diukur sebagai situasi daerah pengukuran untuk
keperluan penggambaran titik detail dan garis-garis kontur dalam pemetaan.
b. Pembacaan sudut mendatar :
1. Terlebih dahulu kunci boussole atau pengencang magnet kita lepaskan,
kemudian akan terlihat skala pembacaan bergerak; sementara bergerak kita
tunggu sampai skala pembacaan diam, kemudian kita kunci lagi.
2. pembacaan bersifat koinsidensi dengan mempergunkan tromol mikrometer.
c. Keterangan:
1. Pada pembacaan sudut miring perlu diperhatikan tanda positif atau negatif,
sebab tidak setiap angka mempunyai tanda positif atau negatif.
2. Pada pembacaan sudut miring di dekat 0o (0gr) perlu diperhatikan tanda
positif atau negatif, sebab tandanya tidak terlihat, sehingga meragukan
sipembaca.
7
3. Perlu diperhatikan sistim pembacaan dari pos alat ukur tanah tersebut adalah
Sistim centisimal (grade) dan Sistim sexagesimal (derajat).
4. Perlu diperhatikan, bahwa pembacaan skala tromol untuk pembacaan satuan
menit atau satuan centigrade per kolom, atau ada yang mempunyai harga 2
menit (2c) per kolom.
5. Sistim pembacaan lingkaran vertikal ada 2 macam yaitu:
Sistim sudut zenith.
Sistim sudut miring.
6. Sudut miring yang harganya negatif, pembacaan dilakukan dari kanan ke
kiri, sedangkan untuk harga positif pembacaan dari kiri ke kanan.
7. Perlu diyakinkan harga sudut miring positif atau negatif.
d. Pembacaan Rambu
1. Untuk pembacaan jarak, benang atas kita tempatkan di 1 m atau 2 m pada
satuan meter dari rambu. Kemudian baca benang bawah dan tengah.
2. Untuk pembacaan sudut miring, arahkan benang tengah dari teropong ke
tinggi alatnya, sebelum pembacaan dilakukan, gelembung nivo vertikal
harus diketengahkan dahulu. (Tinggi alat harus diukur dan dicatat).
3.1 Lokasi
Pembuatan makalah ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia
3.2 Waktu
Pembuatan makalah ini dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2019 – 16
Desember 2019
3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi Literatur
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah yaitu dengan
melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis seperti buku,
arsip, majalah, artikel dan jurnal.
2. Deskriptif Kualitatif
Deskriptif kualitatif merupakan pengumpulan data berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Walaupun kemudian terdapat data
yang berupa angka-angka, maka akan dijelaskan atau dideskripsikan
berupa kata-kata.
9
10
3.6 Instrumen
Instrumen atau alat yang digunakan ketika penulisan makalah ini diantaranya
sebagai berikut:
1. Komputer jinjing.
2. Kertas HVS.
3. Buku Teknik Survei dan Pemetaan Jilid3.
Memahami manfaat
penggunaan aplikasi golden
surfer
Tachymetri
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan
peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat
lunak ini melakukan plotting data tabular xyz tak beraturan menjadi lembar titik-
titik segi empat (grid) yang beraturan.
Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horizontal yang dalam surfer
berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface
tiga dimensi. Garis vertikal dan horizontal ini memiliki titik-titik perpotongan.
Pada titik perpotongan ini disimpan nilai z yang berupa titik ketinggian atau
kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan rangkaian nilai z yang
teratur dari sebuah data xyz. Hasil dari proses gridding ini adalah file grid yang
tersimpan pada file .grd.
Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet,
editor. Surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau
file grid. Pada saat awal dibuka, lembar kerja ini berada pada kondisi yang masih
kosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah untuk selanjutnya disajikan.
Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam dua
13
14
dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka
tiga dimensi.
Worksheet merupakan lembar kerja yang digunakan untuk melakukan input
data XYZ. Data XYZ adalah modal utama dalam pembuatan peta pada surfer.
Dari data XYZ ini dibentuk file grid yang selanjutnya diinterpolasikan menjadi
peta-peta kontur atau peta tiga dimensi. Lembar worksheet memiliki antarmuka
yang hampir mirip dengan lembar kerja MS Excel. Data yang dimasukkan dari
worksheet ini akan disimpan dalam file .dat.
Jendela editor juga digunakan untuk menangkap hasil perhitungan
volume. Sekelompok teks hasil perhitungan volume file grid akan ditampilkan
dalam sebuah jendela editor. Jendela tersebut dapat disimpan menjadi sebuah file
ASCII dengan ekstensi .txt. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana
pengguna melakukan pengaturan ukuran, teks, posisi obyek, garis, dan berbagai
properti lain. Pada lembar ini pula diatur ukuran kertas kerja yang nanti akan
digunakan sebagai media pencetakan peta.
1. Pada lembar plot, klik Grid -> Data, pilih file excel yang telah di save
sebelumnya.
2. Gunakan metode Kriging, klik OK.
6. Apabila kita memilih output map misalkan 1-Grid Vector Map maka
tampilannya akan berupa anak pana. Berikut hasil gambarnya.
7. Tampilan output map berbentuk tiga dimensi dapat kita buat dengan
memilih output map 3D Wireframe dengan tampilannya menjadi seperti
berikut.
8. Bila pada gambar tiga dimensi ini ingin terlihat kontur tanahnya maka
gabungkan gambar tiga dimensi dan gambar konturnya. Pertama timpa
kedua gambar tersebut seperti berikut.
9. Block keduanya lalu klik menu Map -> Overlay Maps sehingga
gambarnya menyatu seperti berikut.
5.1 Simpulan
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan
peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat
lunak ini melakukan plotting data tabular xyz tak beraturan menjadi lembar titik-
titik segi empat (grid) yang beraturan. Kemudian lembar kerja yang terdapat pada
surfer yaitu lembar plot, worksheet dan editor.
Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet,
editor. Surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau
file grid. Pada saat awal dibuka, lembar kerja ini berada pada kondisi yang masih
kosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah untuk selanjutnya disajikan.
Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam dua
dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka
tiga dimensi.
Manfaat surfer antara lain untuk pemodelan medan, visualisasi landscape,
analisis permukaan, pemetaan kontur, pemetaan permukaan 3D, gridding,
volumetrics dan lain-lain.
5.2 Implikasi
1. memahami materi mengenai golden surfer.
2. Memahami materi mengenai pengolahan data Tachymetri aplikasi pada
golden surfer.
3. Memahami manfaat dari golden surfer
5.3 Rekomendasi
Mahasiswa hendaknya belajar memahami serta banyak membaca khususnya
mengenai materi pengukuran titik detail metode tachymetry dan materi mengenai
surfer agar ada korelasi dari apa yang dijelaskan oleh dosen.
23
DAFTAR PUSTAKA