Bakteri Merupakan Organisme Mikroskopis Rata

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-rata berdiameter 1,25

mikrometer (μm). (mikrometer = 1/1000000 meter). Bakteri yang terkecil adalah


Dialister pneumosintes dengan panjang tubuh 0,15 – 0,30 μm, sedangkan bakteri
terbesar adalah Spirillum voluntans, panjang tubuh 13 – 15 μm.
Ukuran bakteri adalah mikroskopis artinya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab. Pada keadaan kekurangan air,
bakteri akan tidak aktif bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
a. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
1. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
2. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5. Staphylococcus, jika bergerombol
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Gambar-gambar bakteri
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Bermacam-macam bentuk bakteri
c. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Bentuk bakteri

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,


medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri,
kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya
relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

Struktur DNA
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
1. Dinding sel
Dinding sel ini tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan (murein) yaitu
susunan yang terdiri dari polimerbesar dan terbuat dari N – asetil glukosamin dan
asam N – asetil muramat yang saling berikatan silang dengan ikatan kovalen.
2. Kapsul
Merupakan selaput licin terdiri dari polisakarida terletak di luar dinding sel, bakteri
yang patogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan diri dari antitoksin yang
dihasilkan sel inang.
3. Flagel
Flagel merupakan cambuk getar yang berfungsi untuk bergerak, flagel melekat
pada membran luar di dinding sel. Berdasarkan letak dan jumlah flagel yang
dimiliki maka bakteri dibedakan menjadi:
a. Monotrik, yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.
b. Lopotrik, yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu
flagel.
c. Amfiktrik, yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah
flagel.
d. Periktirk, yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya.

Gambar Jenis-jenis bakteri berdasarkan jumlah flagel yang dimiliki


4. Membran sel
Tersusun atas lemak dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi untuk
mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
5. Mesosom
Terbentuk dari membran sel yang tidak membentuk lipatan. Organel ini berfungsi
sebagai tempat pemisahan dua molekul DNA dan berperan juga dalam
pembentukan dinding sel baru antara kedua sel anak tersebut.
6. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7. DNA
DNA berfungsi untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.
8. Ribosom
Ribosom tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis protein.
2.1 Cara Hidup Bakteri
Bakteri pada umumnya bersifat hetotrof. Hidupnya sebagai safprofit atau
sebagai parasit. Namum, demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan
asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasar asalny energy yang digunakan dalam
asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam 2 golongan yaitu :
a. Yang bersifat Kemoautotrof, bila energy untuk asimilasinya (kemosintesis)
diperileh dari reaksi-reaksi Kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa
tertentu. Bakteri nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan
mengoksidasi HNO2, Bakteri belerang dengan mengoksidasikan berbagai senyawa
belerang.
b. Yang bersifat Fotoautotrof, bila energy untuk asimilasi (fotosintesis) diperoleh
dari cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat
mengadakan fotosintesis adalah bakteri-bakteri yang memepunyai zat warna, dari
golongan Thiothodaceae (bakteri belerang berzat warna).
Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau
hewan substrat dan sumber kebutuhan hidupnya. Oleh kegiatan fisiologi bakteri yang
menempatinya, substrat itu akan mengalami proses penguraian yang biasanya disertai
dengan timbulnya energy. Proses itu dinamakan pembusukan bila terjadinya
menimbulkan zat-zat yang berbau tidak sedap (busuk), dan dinamakan fermentasi bila
merupakan suatu pernafasan intrataolekular. Dengan demikian bakteri-bakteri saprofit
melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa makhluk hidup.
Dari segi kebutuhannya akan oksigen bakteri dapat dibedakan dalam dua
golongan yaitu bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas, dan
anaerob, bila dapat hidup tanpa oksigen bebas. Bakteri anaerob masih dapat
dibedakan lagi dalam yang aerob secara obligat, artinya untuk kebutuhan terhadap
oksigen bebas tidak mutlak, artinya tidak dapat hidup pula tanpa adanya oksigen
bebas, bakteri itu dikatakan bersifat anaerob fakultatif.
Dalam hubungan dengan cara hidupnya sebagai parasit, kita membedakan
parasit obligat, bila bakteri itu hanya dapat hidup sebagai parasit saja, dan parasit
fakultatif, bila bakteri dapat hidup baik mengenai bakteri pathogen, yaitu bakteri yang
hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit bagi inangnya, baik yang berupa
tumbuhan maupun hewandan manusia.
2.2 Cara Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a. Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetik (DNA) di
antara dua sel bakteri melalui proses berikut:

Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang
satu ke sel bakteri yang lain.
1. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan
perantaraan virus.
Gambar Transduksi
2. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk
jembatan untuk pemindahan materi genetik.

Gambar Kojugasi

b. Pembelahan diri secara biner (langsung).


Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel
induknya.
Gambar Pembelahan diri secara biner (langsung)
Bakteri umumnya berkembang-biak secara vegetative atau aseksual dengan
membelah diri. Setelah selesai pembelahan, sel-sel anakan dapat tetap bergandengan
satu sama lain, dan dengan demikian terbentuklah koloni bakteri. Koloni mempunyai
bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu dpat dijadikan salah satu tanda
pengenal jenis bakteri yang bersangkutan. Ada koloni yang terdiri dari sepasang sel
seperti terdapat pada marga Diplococous, ada yang berbentuk kubus terdiri dari
delapan sel (pada marga Sarcina), ada yang berbentuk rantai (pada Streptococus), ada
yang seperti setandan buah anggur (pada Staphylococus).
Bakteri berkembangbiak dengan cepat. Dalam keadaan yang serba
mengungtungkan (keadaan optimal), bebrapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20
menit, sehingga dalam waktu sehari saja, suatu sel bakteri dapat berkembang menjadi
berjuta-juta sel. Karena dalam praktet banyak hal yang menghambat kehidupan
bakteri, bahkan banyak pula faktor-faktor yang menyebabkan kematiannya,
perkembangan bakteri tidak pernah mencapai keadaan seperti tersebut diatas.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan
reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya.

1. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C,
dengan suhu optimum 15°C.
b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C,
dengan suhu optimum 25° – 40°C.
c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C. Pada tahun 1967 di Yellow
Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu
93° – 94°C.
2. Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi, kira-kira
85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan
metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
3. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya
merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri
dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan
atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa
spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh
penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu
endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali,
endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-
tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.

4. Ciri-ciri Sel Prokariotik


1. Biasanya relatif kecil dan sederhana
2. Mempunyai ciri-ciri eksternal
3. Batasnya adalah membran plasma
4. Dapat memiliki bungkus yang disebut mesosom
5. Dinding yang kaku yang tersusun dari senyawa yang unik, yang ditemukan
hanya pada dinding Prokariotik yang disebut peptidoglikan (dan tidak ada
pada Archaebacteria)
6. Dapat mensekresi sarung pelindung atau kapsul untuk perlindungan
7. Dapat memiliki struktur motil yang disebut flagella, tetapi mereka berbeda
dari flagella yang terdapat pada Eukariotik, atau proyeksi yang sangat kecil
yang disebut fili, yang membantu pengikatan bakteri pada permukaan.
8. Interior sel Prokariotik berbeda
9. Molekul DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu daerah di
sitoplasma yang disebut nukleoid. DNA tidak dikelilingi oleh protein. Bakteri
mungkin memiliki lebih dari satu kopi dari molekul DNA
10. Bisa mempunyai plasmid, fragmen DNA independen yang membawa
potongan khusus dari informasi genetic. Plasmid dapat ditransmisikan dari
satu bakteri ke yang lainnya atau dari lingkungan ke bakteri. Plasmid penting
dalam penelitian DNA rekombinan.
11. Ribosom, tersusun dari RNA dan protein, densitasnya 70S
12. Tidak mempunyai struktur internal yang dikelilingi membran (organela)
5. Ciri-ciri Sel Eukariotik

1. Sel Eukariotik punya suatu sistem struktur internal yang dikelilingi membran,
yang disebut organela.
2. Nukleus dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti nukleus yang
sebenarnya).
3. Mempunyai sitoplasma sitosol di mana organela-organela khusus terletak.
4. Mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel.
5. Organela-organela secara fisika memisahkan tipe-tipe yang berbeda dari aktivitas
sel pada ruangan sitoplasma.
6. Organela juga menyebabkan, pemisahan aktivitas sel dalam waktu.

Unit fisik terkecil dari organisme hidup adalah sel. Komposisi material sel pada

semua organisme adalah sama yaitu: DNA, RNA, protein, lemak dan fosfolipid, yang

merupakan komponen dasar semua jenis sel. Namun demikian pengamatan lebih teliti

menunjukkan adanya perbedaan sangat mendasar antara sel bakteri dan sianobakteria

di satu pihak dengan sel hewan dan tumbuhan di lain pihak.

Ada dua tipe sel yaitu: sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik merupakan

tipe sel pada bakteri dan sianobakteria / alga biru (disebut jasad prokariot). Sel

eukariotik merupakan tipe sel pada jasad yang tingkatnya lebih tinggi dari bakteri

(disebut jasad eukariot) yaitu khamir, jamur (fungi), alga selain alga biru, protozoa dan

tanaman serta hewan.

Perbedaan kedua tipe jasad itu adalah sebagai berikut:

Struktur

Prokariot
Eukariot

Macam mikroba

Bakteri dan

Sianobakteria (Algae hijau-biru)

Algae umumnya,

Fungi, Protozoa,

Plantae, animalia

Ukuran sel

<1-2 x 1-4 µ (mikron)

> 5 µ (mikron)

Struktur genetik:

- Membran inti

- Jumlah kromosom

- Mitosis

- DNA inti

- DNA organel

- % G+C DNA

Tidak ada

1 (siklis)

tidak ada

tidak terikat histon

tidak ada
28-73

ada

>1

ada

terikat histon

ada

+ 40

Struktur dalam sitoplasma:

- Mitokondria

- Kloroplas

- Ribosom plasma

- Ribosom organel

- Retikulum

endoplasmik

- Aparat golgi

- Fagositosis

- Pinositosis

Tidak ada

Tidak ada

70 S

*)
Ada

Ada / tidak ada

80 S

*)

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

*)

ada (70 S

ada

ada

ada / tidak ada

ada / tidak ada

Keterangan: *) S : konstante pengendapan Svedberg = 1 x 10

-13
detik/dyne/gram

14

B. SEL PROKARIOTIK

Tipe sel prokariotik mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel

eukariotik. Beberapa sel bakteri Pseudomonas hanya berukuran 0,4-0,7µ diameternya

dan panjangnya 2-3µ . Sel ini tidak mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas

dan aparat golgi.

Inti sel prokariotik tidak mempunyai membran. Bahan genetis terdapat di dalam

sitoplasma, berupa untaian ganda (double helix) DNA berbentuk lingkaran yang tertutup.

“Kromosom” bakteri pada umumnya hanya satu, tetapi juga mempunyai satu atau lebih

molekul DNA yang melingkar (sirkuler) yang disebut plasmid. Sel prokariotik tidak

mengandung organel yang dikelilingi oleh membran. Ribosom yang dimiliki sel prokariot

lebih kecil yaitu berukuran 70S.

Ukuran genom sel prokariot berbeda dengan sel eukariot. Jumlah DNA penyusun

pada sel prokariot berkisar antara 0,8-8.10

pasangan basa (pb) DNA. DNA pada sel

eukariot mempunyai pasangan basa lebih tinggi, sebagai contoh: Neurospora 19.10

;
Aspergillus niger 40.10

; Jagung 7.10

; dan manusia 29.10

. Sel prokariotik tidak

seluruhnya membutuhkan oksigen, misalnya pada bakteri anaerob.

C. SEL EUKARIOTIK

Sel eukariotik mempunyai inti sejati yang diselimuti membran inti. Inti sel

mengandung bahan genetis berupa genome/ DNA. Seluruh bahan genetis tersebut

tersusun dalam suatu kromosom. Di dalam kromosom terdapat DNA yang berasosiasi

dengan suatu protein yang disebut histon. Kromosom dapat mengalami pembelahan

melalui proses yang dikenal sebagai mitosis.

Sel eukariotik juga mengandung organel-organel seperti mitokondria dan

khloroplas yang mengandung sedikit DNA. Bentuk DNA dalam ke dua organel tersebut

adalah sirkuler tertutup (seperti DNA prokariot). Ribosom pada sel eukariotik lebih besar

dibandingkan prokariotik, berukuran 80S. Di dalam sel ini juga dijumpai organel lain

yang bermembran, yaitu aparatus golgi. Pada tanaman organela ini mirip dengan

diktiosom. Kedua organel tersebut berperan dalam proses sekresi.

Anda mungkin juga menyukai