Metode Penelitian Ilmiah
Metode Penelitian Ilmiah
Metode Penelitian Ilmiah
“METODE PENELITIAN”
DISUSUN OLEH ;
NAMA : IQBAL ARSYAD ARFAN
NIM : D11112108
KELAS : SIPIL – B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013/2014
1
METODE PENELITIAN ILMIAH
Pendahuluan
Setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya diwajibkan untuk
menyusun suatu karya ilmiah. Dengan menulis karya ilmiah, diharapkan mampu
merangkum dan mengaplikasikan semua pengalaman pendidikannya untuk
memecahkan masalah dalam bidang tertentu secara sistematis dan logis, berdasarkan
data atau informasi yang akurat dan didukung analisis yang tepat, dan
menuangkannya dalam bentuk laporan hasil penelitian ilmiah.
Laporan penelitian adalah laporan yang disusun melalui tahap-tahap
berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati
oleh para ilmuwan. Suatu laporan penelitian harus menyajikan kebebenaran ilmiah,
dari hasil pengamatan dengan analisis yang cermat. Materi yang ditelaah harus
berorientasi pada proses peningkatan nilai tambah secara kreatif dan inovatif, serta
mampu memberikan sumbangan baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri bertujuan untuk mengungkapkan
kaedah-kaedah baru mengenai fenomena alam, sosial atau kemanusiaan serta
penerapannya untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan masukan yang sangat penting dalam pembangunan
nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Penelitian merupakan salah satu upaya pengembangan profesi tenaga kependidikan.
2
disebut metode ilmiah. Dengan demikian ilmu pengetahuan dan metode ilmiah
mempunyai sifat logis, obyektif, sistematis, andal, dirancang, dan akumulatif.
Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang
ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan,
inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dan lain-lain merupakan bentuk logika yang
menjadi landasan ilmu pengetahuan.
Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh
dari pengamatan atau penalaran fenomena. Obyektif dalam ilmu pengetahuan
berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau
pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran
ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan
penalaran fenomena.
Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan
ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum,
prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya
penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi
pada azas teori ilmu pengetahuan.
Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang
ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum,
terbuka dan universal.
Dirancang. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu
pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode
ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum
atau aturan, yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah,
maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat
relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu
pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.
3
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode ilmiah. Penerapan metode
ilmiah dalam penelitian bertujuan agar keluaran penelitian dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya atau mutunya. Sedangkan tesis sebagai keluaran penelitian
diuraikan atau dibuktikan secara analitis, yaitu dijelaskan hubungan sebab-akibat
antara variabel-variabel dengan menggunakan metode ilmiah.
Telah dikemukakan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan untuk
memperoleh jawaban atau penjelasan mengenai suatu fenomena yang diamati. Jika
fenomena itu sudah ada, penelitian akan berkisar mengenai struktur fenomena
tersebut. Peneliti diminta menerangkan komponen-komponen yang esensial yang
membentuk fenomena tersebut, dan bagaimana hubungan sebab-akibat diantara
komponen-komponen tersebut. Jika fenomena belum ada, penelitian akan bertujuan
untuk menciptakan fenomena tersebut. Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian
ialah struktur yang bagaimana yang harus diciptakan untuk menghasilkan fenomena
dengan fungsi dikehendaki, dan apa yang dapat digunakan untuk menciptakan
struktur tersebut.
Proses Penelitian
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan
lain secara terus menerus. Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
•Identifikasi masalah
•Perumusan masalah
•Penelusuran pustaka
•Rancangan penelitian
•Pengumpulan data
•Pengolahan data
•Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai
suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian
akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
Identifikasi masalah. Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab
oleh seorang peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin
tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi
masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan
kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah
penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun
kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi
menjadi beberapa sub-masalah. Substansi permasalahan diidentifisikasikan dengan
jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan
secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan
yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana,
bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan
mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur
variabel tersebut.
4
memadukan pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan
perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa
penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun perkiraan penggunaan dan dampak
hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai
dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional. Verbalisasi gagasangagasan
dapat dirumuskan agar orang lain dapat memahaminya. Pandanganpandangan teori
diuraikan secara jelas, sehingga mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak
penelitian. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model.
Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan
adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau
menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan
yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala
yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan
pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien.
Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan
data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
5
sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap
kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data
dan model yang digunakan.
Fungsi Teori dalam Penelitian
Teori dapat didefinisikan sebagai seperangkat konsep, asumsi, dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan suatu
gejala. Dengan demikian secara umum suatu teori mempunyai tiga fungsi, yaitu (1)
menjelaskan (explanation), (2) meramalkan (prediction), dan (3) pengendalian
(control) suatu gejala. Dalam konteks kegiatan penelitian, suatu teori berfungsi untuk
:
(1) memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti,
(2) memprediksi dan memandu untuk menemukan fakta yang selanjutnya
digunakan untuk mermuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian
Sebab pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat
prediktif.
(3) mengontrol, mencandra, membahas hasil penelitian, dan selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran.
Berdasakan proses penelitiannya dapat diamati bahwa teori dalam penelitian
kuantitatif berfungsi untuk memperjelas permasalahan, penyusunan hipotesis,
menyusun instrumen dan pembahasan terhadap hasil analisis data. Penelitian
kuantitatif sebenarnya adalah mencari data untuk dicocokkan dengan teori.
Sedangkan teori dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk memperkuat peneliti
sebagai human instrument, sehingga peneliti mempunyai kemampuan untuk
menggali informasi secara lengkap, mendalam dan mampu mengkonstruksi
temuantemuannya ke dalam tema dan hipotesis. Dengan demikian dalam penelitian
kualitatif, peneliti mencari teori untuk menjelaskan data yang ditemukan.
Secara umum, seorang peneliti supaya dapat membangun hipotesis atau dapat
menjelaskan data yang ditemukan ia harus banyak membaca buku-buku atau hasil-
hasil penelitian. Buku-buku, jurnal-jurnal, atau hasil-hasil penelitian ini haruslah
memenuhi tiga kriteria, yaitu (1) relevansi (2) kelengkapan, serta (3) kemuthakiran
atau kabaharuan sumber. Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel
yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan
banyaknya sumber yang dibaca untuk mendukung ke-komprehensif-an
uraian/pembahasan, sedangkan kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu.
Makin baru sumber yang digunakan, makin mutakhir teori yang diperoleh.
Khusus menyangkut masalah relevansi, hasil penelitian yang relevan bukan berarti
sama dengan yang akan diteliti, tetapi penelitian tersebut masih dalam lingkup atau
tema yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan mungkin dapat dilihat
dari (1) permasalahan yang diteliti, (2) waktu penelitian, (3) tempat penelitian, (4)
sampel penelitian, (5) metode penelitian, (6) analisis, dan (7) kesimpulan.
Kedua metode penelitian di atas sering juga disebut dengan penelitian formal.
Penelitian kuantitatif sering juga disebut dengan penelitan empirisme (empirism
research/approach). Pada aliran ini memandang bahwa (1) pengetahuan itu obyektif,
(2) pengetahuan itu dapat digeneralisasikan, (3) pengetahuan bersifat replicable
(dapat diulang). Dalam empirisme, peneliti adalah orang luar (Outsider), ia terpisah
dengan obyek yang diteliti. Sedangkan penelitian kualitatif disebut juga penelitian
interpretivisme (interpretive research/approach). Aliran ini memandang bahwa (1)
pengetahuan itu mengandung unsur subyektivitas, (2) pengetahuan itu dapat berubah,
6
(3) pengetahuan itu tidak dapat digeneralisasikan. Dalam interpretivisme, peneliti
harus menjadi orang dalam (to be insider) untuk memahami ‘obyek’ yang diteliti.
Hasil Penelitian
Keluaran penelitian dapat berupa teori atau metode proses dalam prototip
baru. Keluaran penelitian merupakan kontribusi penelitian pada perbendaharaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hasil tersebut dapat dikelompokkan menjadi perangkat
lunak yaitu informasi dasar dan publikasi ilmiah, serta perangkat keras (prototip).
Yang dimaksud dengan informasi dasar di sini ialah hasil penelahaan sesuatu
aspek mengenai alam lingkungan, masyarakat, kondisi sosial, budaya dan
sebagainya. Hasil penelahaan tersebut disusun sebagai teori, metode, proses baru.
Informasi dasar ini penting jika seorang penelitian akan mengajukan hak patent atau
HAKI (hak atas kekayaaan intelektual) dari hasil penelitiannya. Hasil penelitian
(seharusnya) juga dapat disebarluaskan melalui publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah
adalah sarana agar kontribusi penelitian dapat dibahas dan diuji kembali secara
terbuka oleh masyarakat ilmiah. Publikasi ilmiah memungkinkan masuknya umpan
balik bagi peneliti. Umpan balik ini penting karena dengan demikian suatu hasil
penelitian akan diuji dan diuji lagi. Dengan cara demikianlah sifat akumulatif dalam
metode ilmiah itu berlangsung.
Bentuk lain dari keluaran penelitian adalah perangkat keras atau prototip.
Prototip merupakan produk awal penelitian. Prototip tersebut masih dalam skala
laboratorium dan jumlahnya tidak banyak. Prototip selanjutnya dapat dikembangkan
untuk menjadi produksi masal. Akhirnya, hasil penelitian memang harus diujudkan
sebagai produk dalam bentuk laporan penelitian. Pembuatan laporan penelitian ini
salah satunya berfungsi sebagai dokumentasi dari kegiatan penelitian itu sendiri.
Penutup
Penguasaan metode penelitian dapat meningkatkan kemampuan dosen dan
mahasiswa untuk menghasilkan keluaran penelitian yang bermutu. Keluaran
penelitian dapat menjadi kontribusi perguruan tinggi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional. Dengan demikian,
penelitian merupakan wahana penting bagi perguruan tinggi untuk turut berperan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional.
Hasil penelitian dapat dipandang sebagai produk atau jasa. Untuk itu, setiap
akhir kegiatan penelitian hendaknya setiap peneliti dapat merangkum hasil
penelitiannya dalam bentuk (1) informasi-informasi dasar, (2) publikasi ilmiah, (3)
metode atau prototip, dan (4) laporan penelitian. Dari penyajian produk ini akan
terlihat kontribusi penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Daftar Acuan
1. Andi Hakim Nasuition, 2004, “Melatih Diri Bersifat Kretaif” online pada
http://zkarnain.tripod.com/ tanggal akses 27 April 2004.
2. Muhammadi, 2004, “Perumusan Masalah” online pada
http://zkarnain.tripod.com/ tanggal akses 27 April 2004.
3. Sugiono, 2003, “Kajian Pustaka Kerangka Berpikir dan Hipotesis” Makalah
dalam Pelatihan dan Lokakarya Metodologi Penelitian dOsen PTN dan PTS
7
di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Dikti Depdiknas dan
Lembaga Penelitian UMS, Surakarta 6 – 9 Agustus.
4. Waluyo Adi Siswanto, 2003, “Pemilihan Topik dan Perumusan Masalah
Penelitian” Makalah dalam Pelatihan dan Lokakarya Metodologi Penelitian
Dosen PTN dan PTS di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
Ditjen Dikti Depdiknas dan Lembaga Penelitian UMS, Surakarta 6 – 9
Agustus.
5. --------. 1999. Pedoman Pelaksanaan Penelitian. dan Pengabdian
kepadaMasyarakat Oleh Perguruan Tinggi, Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.