Komunikasi Efektif Dan Empati
Komunikasi Efektif Dan Empati
Komunikasi Efektif Dan Empati
1. Jenis-Jenis Komunikasi
Menurut T. Hani Handoko (1986) komunikasi adalah suatu proses pemindahan
informasi atau pengertian berbentuk gagasan kepada orang lain dari seseorang.
Jenis Komunikasi terdiri dari1 :
Komunikasi Verbal
Menyampaikan pesan lewat kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Untuk
menyampaikan komunikasi verbal perlu diperhatikan beberapa hal seperti
perbendaharaan kata-kata yang mudah dimengerti, kecepatan berbicara yang
tidak terlalu lambat atau tidak terlalu cepat, intonasi suara, humor sebagai
selingan, singkat dan jelas langsung pada pokok permasalahannya, waktu yang
tepat.
Komunikasi Non-Verbal
Penyampaian pesan tanpa kata-kata,melainkan lewat bahasa tubuh seperti
ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, postur tubuh dan gaya berjalan, sound
(seperti rintihan, menarik nafas panjang, tangisan), gerak isyarat.
Komunikasi langsung
Berkomunikasi langsung tanpa media perantara seperti langsung bertemu
dengan seseorang dan berbicara
Komunikasi tidak langsung
Komunikasi tidak langsung berhadapan dengan orangnya tetapi lewat media
perantara seperti surat atau seperti tulisan-tulisan peraturan dapat juga
melewati radio ataupun televisi.
Komunikasi massa, sasaran dalam komunikasi ini adalah orang banyak, dalam
jumlah besar, biasanya umum
Komunikasi kelompok, sasaran dalam komunikasi ini adalah kelompok orang
tertentu, dapat dihitung, dikenal, biasanya langsung dan ada hubungan timbal
balik.
Komunikasi perorangan, komunikasi antar dua orang yang melakukan tatap
muka langsung atau bisa juga melewati telepon. Komunikasi antar dokter dan
pasien merupakan komunikasi perorangan.
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
2. Merujuk pasien ke dokter atau ke dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan
atau pengobatan;
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia;
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi.
Sumpah dokter:
pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknisdan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib
merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
Pasal11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam
masalah lainnya.
Pasal12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
Hak dokter
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak:
HAK
KEWAJIBAN
1. Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang
diterimanya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan
Menteri.
HAK
KEWAJIBAN