Resensi Buku
Resensi Buku
Resensi Buku
PENDAHULUAN
Buku tentang kepariwisataan dan perencanaan strategis mungkin sudah cukup banyak beredar di
pasaran, tetapi membahas secara tuntas tentang perencanaan kepariwisataan dengan
menggunakan pendekatan manajemen strategis masih sedikit ditemui. Berbekal dari pengalaman
penulis di lapangan antara lain dalam mendampingi pemerintah daerah dalam menyusun
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIP-KD) dapat dijadikan sebagai
pelajaran untuk ditulis dalam bentuk buku. Pendekatan manajemen strategis memang paling
sesuai apabila diterapkan pada organisasi, namun tidak ada salahnyaspirit dari konsep tersebut
dicoba untuk diaplikasikan pada sektor kepariwisataan, dan hasilnya tentu saja masih perlu
disempurnakan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Agus Tri Basuki, SE,
M.Si. yang selama ini menjadi mitra penulis dalam melakukan riset kepariwisataan. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman yang ada di
e-Gov Karsa Mandiri, terutama Wawan dan Fauzan yang dengan tekun telah melakukan editing
untuk kesempurnaan naskah buku ini, tidak ketinggalan juga teman-teman lain yang secara tidak
langsung membantu untuk selesainya buku ini, antara lain Ali, Nani, Eka, Bety, Harsono dan
Dinar.
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
Dari berbagai sumber referensi tentang manajemen dan perencanaan strategis ditemukan
berbagai rumusan definisi perencanaan strategis tergantung dari sudut pandang dan
penggunaan terminologi tersebut, namun dari definisi-definisi itu menurut Salusu (2000) semua
menunjuk pada satu pertanyaan pokok yaitu “Apa yang akan diperbuat?”. Ketika kita berbicara
masalah perencanaan maka tidak dapat dilepas dari fungsi manajemen secara umum, dimana
fungsi manajemen dimulai dari perencanaan dan perencanaan strategis ini merupakan bagian dari
fungsi manajemen tersebut. Dalam hal ini Steiss (1985) memberikan rumusan bahwa
perencanaan strategis sebagai komponen dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas
tujuan dan sasaran, memilih berbagai kebijakan, terutama dalam memperoleh dan
mengalokasikan sumber daya, serta menciptakan suatu pedoman dalam menerjemahkan
kebijaksanaan organisasi. Jadi perencenaan strategis memiliki fungsi yang sangat penting bagi
komponen manajemen karna untuk memperjelas tujuan dan menjadi suatu pedoman dalam
kebijaksanaan organisasi. Kita sebagai Mahasiswa pariwisata harus bias memahami betul tentang
perencanaan strategis.
Di samping sebagai komponen dari manajemen, perencanaan strategis juga berhubungan dengan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, sehingga perencanaan strategis merupakan metode dalam
mengarahkan para pemimpin unit kerja sehingga keputusan keputusan dan tindakan mereka
mempunyai dampak terhadap masa depan organisasi dengan cara yang konsisten dan rasional.
Sebagai inti dari kepemimpinan dalam organisasi maka proses pengambilan keputusan ini
menjadi sangat penting, proses pengambilan keputusan dalam organisasi dimana pada teori
manajemen klasik sebagai inti dari manajemen organisasi (Ibnu Syamsi, 1987). Dalam konteks
pengambilan keputusan pada organisasi ini maka dapat diberi pengertian bahwa perencanaan
strategis merupakan suatu proses dalam membuat keputusan strategis, serta mengalokasikan
sumber daya yang mendukungnya di seluruh unit kerja dan tingkatan dalam organisasi. Jadi
perencanaan strategis akan mengarahkan kepada keputusan keputusan yang telah disepakati
secara bersama karna memiliki dampak yang sangat penting bagi masa depan dengan cara yang
konsisten dan rasional.
C. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk
memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap suatu
organisasi. Lingkungan berperan penting bagi organisasi, setidaknya dalam dua hal,
yaitu: lingkungan dapat menyediakan sumber daya dan lingkungan menawarkan batas
atau kendala. Dengan demikian setiap organisasi, baik besar maupun kecil, pada sektor
swasta maupun sektor publik, semua tindakannya merupakan cara untuk memanfaatkan
kekuatan dan peluang serta menangani kelemahan dan ancaman dari lingkungannya.
Analisis lingkungan berusaha untuk mengetahui implikasi manajerial yang ditimbulkan
baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai faktor yang telah diidentifikasikan
berpengaruh terhadap prospek organisasi sehingga manajemen memiliki gambaran untuk
menyiapkan strategi yang diperlukan guna mengantisipasi implikasi manajerial yang
ditimbulkan oleh lingkungan.
Keberhasilan tugas dan fungsi organisasi sangat ditentukan oleh sumberdaya yang
dimiliki. Organisasi akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki bila didukung
oleh kemampuan sumberdaya, baik itu sumberdaya manusia, kondisi keuangan, sistem
informasi maupun kompetensi yang dimiliki. Kemampuan SDM merupakan faktor kunci
bagi kelangsungan organisasi, karena pada hakekatnya di dalam organisasi itu sendiri
terjadi proses kerjasama antar manusia untuk mencapai tujuan.
E. Menyusun Strategi
Setelah dilakukan identifikasi isu-isu strategis, maka langkah yang terakhir dilakukan
adalah menyusun strategi yang akan dilakukan di masa-masa yang akan datang.
BAB III
KONSEP, SISTEM DAN MANAJEMEN KEPARIWISATAAN
A. Konsep Kepariwisataan
Pemahaman awal tentang kepariwisataan bisa dimulai dari pemantapan akan
terminologi dari kata wisata, pariwisata dan kepariwisataan (Koeswara, 2008).
Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang,
yang dilakukan secara sukarela dengan tujuan berlibur, atau tujuan lain selain
mencari nafkah, bersifat sementara, mengunjungi tempat tertentu untuk keperluan
pribadinya (keluarga, belanja, kesehatan, atau tempat hiburan dan tempat untuk
bersantai lainnya).
Meskipun dalam bahasa asing penggunaan kata wisata, pariwisata dan kepariwisataan
cukup dipakai dengan satu kata “tourism” namun di dalam bahasa Indonesia
mempunyai makna yang berbeda-beda dan penggunaan yang tidak sama. Namun dari
semua itu sebenarnya wisata mempunyai hakekat : KEUNIKAN, KEKHASAN,
PERBEDAAN, ORISINALITAS, KEANEKA RAGAMAN, dan KELOKALAN
sehingga menarik orang untuk melakukan kegiatan wisata.
Lebih lanjut Richardson and Fluker (2004:5) mengemukakan tentang ciri pokok dari
pariwisata, yaitu :
1. adanya unsur travel (perjalanan) yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke
tempat lainnya;
2. adanya unsur tinggal sementara di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal
biasanya; dan
3. tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari pendapatan
atau pekerjaan di tempat yang dituju.
B. Sistem Kepariwisataan
Pariwisata merupakan sesuatu yang bersifat kompleks dan membentuk suatu sistem
yang di dalamnya ada sub-sub sistem. Pariwisata meliputi pergerakan manusia,
barang, dan jasa yang terkait dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan,
dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan dll. Unsur-unsur itu
merupakan subsistem yang saling terkait dalam sebuah kaitan fungsional yang
membentuk sebuah sistem. Dengan demikian sistem pariwisata terdiri dan beberapa
sub sistem. Sub sistem yang dimaksud adalah subsistem: permintaan, penawaran, dan
Lingkungan atau konfigurasi (Tjokrowinoto, 1999).
Dari permintaan yang berupa motivasi, preferensi dan ekspektasi tersebut maka
terjadilah hukum ekonomi berupa tersedianya penawaran wisata. Penawaran wisata,
yaitu produk wisata yang berupa barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan wisatawan. Penawaran yang berupa produk wisata biasanya menyangkut
atraksi wisata, amenitas/ akomodasi dan aksesibilitas.
Perkembangan lebih lanjut dari sistem kepariwisataan dikonsepsikan semakin meluas,
interaksi antar komponen dalam sistem kepariwisataan tidak hanya menyangkut 4
(empat) aspek saja, karena kompleksitas kepariwisataan maka melibatkan juga
subsistem yang lain secara lebih luas digambarkan bahwa sistem kepariwisataan yang
pada intinya adalah sistem lingkungan dan sosial-ekonomi yang dapat dinikmati
bersama antara wisatawan dan masyarakat lokal, namun untuk terjadinya interaksi
perlu adanya subsistem transportasi, infrastruktur, kelembagaan, fasilitas pelayanan,
akomodasi dan daya tarik wisata itu sendiri.
C. Manajemen Kepariwisataan