DBD
DBD
DBD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tropik dan subtropik (Ariani, 2016), yang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
jumlah kasus dan daerah terjangkit terus meningkat dan menyebar luas serta
Data WHO (2015) memperkirakan 2,5 miliar atau 40% populasi di dunia
negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 390 juta infeksi
dengue yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Terhitung sejak tahun 1986
hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi nomor dua di dunia setelah
1
2
Indonesia pada tahun 2012 hingga 2016 mengalami fluktuasi, antara lain
tahun 2012 dengan IR 37,27 per 100.000 penduduk (90.245 kasus), tahun
tahun 2015 IR 50,75% (129.650 kasus), dan tahun 2016 IR 78,85% (204.171
2012 0,90% ( 816 jiwa), tahun 2013 CFR 0,77% (871 jiwa), tahun 2014 CFR
0,9% (907 jiwa), tahun 2015 CFR 0,83% (1071 jiwa), tahun 2016 CFR 0,78%
Nasional yaitu < 20 per 100.000 penduduk dan target CFR Nasional <1%,
sedangkan Indonesia masih jauh dari target nasional tersebut (RPJMN, 2015-
2019).
tahun 2014 IR 33,79% (11.075 kasus), tahun 2015 IR 47,9% (16.179 kasus),
tahun 2016 IR 43,4% (14.756 kasus). Angka Kematian DBD di Jawa Tengah
tahun 2012 1,52% (108 jiwa), tahun 2013 CFR 1,21% (183 jiwa), tahun 2014
CFR 1,7% (159 jiwa), tahun 2015 CFR 1,6% (244 jiwa), dan tahun 2016
CFR 1,48% (216 jiwa) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012-2016),
Tengah, 2016).
yaitu tahun 2013 IR 55,6 per 100.000 penduduk (248 kasus), tahun 2014
50,4% (256 kasus), tahun 2015 IR 92,3% (471 kasus), tahun 2016 IR 135,8 %
(751 kasus), dan tahun 2017 IR 26,1% (146 kasus). Angka kematian DBD
juga mengalami fluktuasi yaitu tahun 2013 CFR 3,23% (8 jiwa), tahun 2014
CFR 1,6% (4 jiwa), tahun 2015 CFR 1,9% (9 jiwa), tahun 2016 CFR 2,0%
(15 jiwa), dan tahun 2017 CFR 0,7% (1 jiwa). Jumlah kasus terbanyak terjadi
kasus, tahun 2014 dengan 64 kasus, tahun 2015 sebanyak 123 kasus, tahun
2016 dengan 206 kasus, dan tahun 2017 sebanyak 61 kasus. Sedangkan angka
kematian DBD terjadi pada tahun 2015 dengan 1 jiwa, dan tahun 2016
(ABJ) sebesar 96,7% (>95%) dengan IR 11,2% dan House Indeks 4,61 %.
Artinya:
kebersihan sampai batas tertinggi dari kemampuan kalian. Hal itu karena
dan orang yang bisa masuk surga hanyalah orang yang menjaga kebersihan."
demam berdarah dan menjauhkan dari penyakit yang lain (Nimda, 2016).
perilaku pencegahan DBD yang baik dan 2 orang perilaku pencegahan DBD
yang kurang serta 5 orang memiliki anggota keluarga yang pernah sakit DBD.
kasus dan fogging fokus bagi yang memenuhi kriteria serta Gerakan Satu
(Natalia, 2010). Menurut Green yang dikutip oleh Waryana (2016), perilaku
obatan, alat steril dan sebagainya; dan faktor pendorong (reinforcing factor)
yang terwujud dalam sikap dan perilaku dari petugas kesehatan atau petugas
dkk (2017) juga menyebutkan bahwa faktor (peraturan atau kebijakan yang
DBD).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan
Kadipiro.
2. Tujuan Khusus
berdarah.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Surakarta.
3. Bagi Mahasiswa
Kadipiro.
Kebijakan Kesehatan.
4. Bagi Peneliti