RAGAM
RAGAM
RAGAM
TUGAS INDIVIDU
RAGAM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia yang diampu oleh Andi
Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh
INDAR PURWANTI
NPM : P419077
Kelas : C19
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan
ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam
ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita
berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya.
adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu
sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan
diantaranya Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara
lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Ciri-ciri ragam lisan:
Pada ragam baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam baku lisan kita harus mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan.
1. Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan
atas kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.
2. Ragam Fungsional, yaitu ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja. Ragam fungsional ada tiga macam, yaitu:
A. Ragam Bahasa Bisnis: ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis yang biasa
digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
B. Ragam Bahasa Hukum: penggunaan bahasa Indonesia dalam dunia hukum,
dimana fungsinya mempunyai karateristik tersendiri.
C. Ragam Bahasa Sastra: ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak
efektif.
6. RAGAM BAHASA YANG BAIK DAN BENAR
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat
resmi, dan jurnal ilmiah.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh
orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang
sangat akrab dan intim.
1. Penggunaan kaidah bahasa tata normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang
baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan
bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti
aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal
baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah
lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/
dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa
bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi
efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca
persis sesuai maksud aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://roisah.weebly.com/ragam-bahasa.html
http://irwansahaja.blogspot.com/2014/10/ragam-bahasa-baku-dan-tidak-baku.html
https://www.berbagaireviews.com/2017/04/ragam-bahasa-pengertian-dan-jenis-jenis.html
https://nti0402.wordpress.com/2010/10/03/ragam-bahasa-indonesia/
https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar