RPP Micro Teaching

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan


Kelas : XI
Pertemuan ke :1
Waktu : 15 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Peserta didik mampu:
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Menyadari sempurnanya konsep
Tuhan tentang benda-benda
dengan fenomenanya untuk
dipergunakan sebagai aturan
dalam menjelaskan sistem
kopling.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran
agama sebagai tuntunan dalam
menjelaskan sistem kopling.

2 2.1 Mengamalkan perilaku jujur,


disiplin, teliti, kritis, rasa ingin

1
tahu, inovatif dan
tanggungjawab dalam
menerapkan pemahaman tentang
sistem kopling.
2.2 Menghargai kerjasama,
toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam
menyelesaikan masalah
perbedaan konsep berpikir
tentang sistem kopling.
2.3 Menunjukkan sikap responsif,
proaktif, konsisten, dan
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
sistem kopling.
3. 3.1 Mengidentifikasi sistem kopling 3.1.1 Menjelaskan pengertian dari
sistem kopling
3.1.2 Memahami fungsi dan kegunaan
dari kopling
3.1.3 Menjelaskan komponen-
komponen unit kopling dan
sistem pengoperasiannya secara
umum
3.1.4 Mengetahui cara kerja sistem
kopling

4. 4.1. Mengidentifikasi tipe-tipe 4.1.1 Memahami jenis kopling


kopling dan cara kerjanya berdasarkan cara kerjanya,
kondisi pelumas, bentuk clutch
cover serta kondisi pelumas
4.1.2 Menjelaskan perbedaan dari
masing-masing jenis kopling
berdasarkan klasifikasinya.

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1.1.1. Menjelaskan pengertian dari sistem kopling
1.1.2. Menjelaskan fungsi dan kegunaan dari kopling
1.1.3. Menjelaskan komponen unit kopling dan sistem pengoperasiannya secara umum
1.1.4. Menjelaskan cara kerja sistem kopling secara umum

2
1.1.5. Memahami jenis kopling berdasarkan cara kerjanya, kondisi pelumas, bentuk
clutch cover, kondisi pelumas
1.1.6. Menjelaskan perbedaan dari masing-masing jenis kopling berdasarkan
klasifikasinya.

IV. Materi Ajar:


a. Konsep dasar sistem kopling
b. Komponen unit kopling
c. Prinsip kerja sistem kopling
d. Klasifikasi tipe kopling

V. Model dan Metode Pembelajaran


a. Model pembelajaran : Student Center Learning
b. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik Learning
c. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

VI. Kegiatan Pembelajaran :

No Jenis Kegiatan Waktu


1. 1. Pendahuluan 4’

a. Motivasi
Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari tentang komponen sistem kopling, prinsip kerja
serta klasifikasi dari tipe kopling.
b. Apersepsi
Guru bertanya pada siswa “Siapa yang belum pernah mencoba
mengendarai kendaraan dengan kopling? Apa yang kalian rasakan
ketika mengendarai kendaraan dengan menggunakan kopling dengan
kendaraan non kopling? Menurut kalian apakah kendaraan mobil
matic tidak menggunakan kopling dalam sistem pemindah tenaga dari
mesin menuju penggerak roda?”
(siswa diarahkan supaya menjawab fungsi dari sistem kopling pada
kendaraan dan sistem kerja yang terjadi pada sistem kopling).
c. Tujuan Pembelajaran
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang komponen kopling,
prinsip kerja serta klasifikasi tipe kopling pada kendaraan ringan.
d. Cakupan Pembelajaran
Guru menjelaskan garis besar cakupan materi pembelajaran tentang 8’
komponen, sistem kerja dan klasifikasi kopling.

2. 2. Kegiatan Inti

3
a. Mengamati
Guru menyajikan materi melalui tayangan atau paparan mengenai
fungsi kopling, komponen kopling, prinsip kerja dan klasifikasi
tipe kopling. Siswa diminta untuk memperhatikan dan mengamati
materi yang disampaikan.
b. Menanya
Guru mengondisikan siswa suapaya aktif mengajukan pertanyaan
terkait tayangan atau paparan mengenai sistem kopling.
c. Mengumpulkan Informasi
Guru menjelaskan tentang komponen dan jenis-jenis kopling
3’
berupa tayangan slide atau video. Kemudian siswa diminta
mengidentifikasi jenis kopling dan prinsip kerja dari kopling secara
berkelompok dengan mencari informasi dari diskusi kelompok.
d. Mengasosiasi
Membuat ulasan pentingnya fungsi dan kegunaan unit kopling
pada kendaraan.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang jenis kopling diafrgma,
meliputi komponen, prinsip kerja serta perawatan dari kopling
3. diafragma.
3. Penutup

a. Simpulan
Peserta didik dengan dibimbing dan difasilitasi oleh pendidik
membuat simpulan tentang konsep dasar sisem kopling, komponen-
komponen unit kopling dan klasifikasi kopling.
b. Evaluasi
Memberikan pertanyaan singkat kepada peserta didik mengenai
komponen serta prinsip kerja dari kopling secara umum.
c. Refleksi
Meminta umpan balik pada peserta didik tentang kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Apakah pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan memberi wawasan lebih pada peserta
didik.
d. Tindak Lanjut
Peserta didik diberi tugas membaca buku dan literatur lain yang
berkaitan dengan kopling.

VII. Alat dan Media Pembelajaran


a. Alat : Laptop dan LCD
b. Media : Power Point, Gambar dan Animasi

4
VIII. Sumber pembelajaran :
 Buku Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas
XI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017.

 Internet.
 Sumber lain yang relevan
(materi pembelajaran terlampir)

IX. Penilaian
a. Jenis Penilaian : Lisan
b. Teknik Penilaian : Tes
c. Bentuk penilaian : Essay (soal terlampir)

5
Lampiran 1
Materi Pembelajaran Sistem Kopling

SISTEM KOPLING (Clutch System)


A. Pengertian dan Fungsi kopling

Kopling adalah komponen automotive yang berfungsi untuk memutuskan dan


menyambungkan putaran mesin ke transmisi. Tenaga mesin harus diputus agar proses
pemindahan gigi transmisi berlangsung lebih baik.

Fungsi kopling diantara lain adalah ;

 Untuk membantu pemindahan gigi transmisi lebih mudah.


 Menghentikan mobil tanpa memposisikan tuas transmisi ke posisi netral.
 Untuk membuat mobil bergerak bebas tanpa tahanan dari engine brake.
 Mobil dapat bergerak mulus saat awal berjalan.

Untuk menemukan kenyamanan saat berkendara, tentu sistem kopling juga harus
memiliki beberapa syarat, antara lain ;

 Kopling harus bisa memutuskan dan menghubungkan tenaga mesin ke


transmisi secara halus.
 Kopling juga harus mampu mendistribusikan tenaga mesin ke transmisi 100%
tanpa selip. Hal ini berhubungan dengan tingkat output mesin.
 Selain harus lembut dan tanpa selip, kopling juga harus melakukan pekerjaanya
secara cepat. Sistem ini harus mampu menghubungkan dan menyambungkan
putaran mesin dengan tepat dan cepat agar akselerasi mobil terjaga.

B. Jenis Kopling
1. Jenis kopling berdasarkan cara kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya, sistem kopling memiliki tiga macam tipe yaitu:

6
a. Kopling Gesek

Kopling gesek adalah jenis kopling yang paling mudah ditemui pada
kendaraan. Karena mobil atau motor yang mengusung manual transmission
umumnya menggunakan jenis kopling gesek. Sesuai dengan namanya, sistem
ini bekerja memanfaatkan material yang bergesekan. Gesekan ini diperoleh
dari tiga komponen, yaitu fly wheel, clutch disc (kampas kopling) dan
pressure plate. Clutch disc akan menerima gaya gesek dari dua komponen lain.

Kopling gesek juga biasa disebut kopling manual, karena dikendalikan secara
manual. Jenis kopling gesek juga memiliki beberapa tipe lagi antara lain ;

1. Kopling plat tunggal


Kopling ini hanya memiliki satu clutch disc sebagai media gesek. Banyak
diaplikasikan pada mobil.
2. Kopling multi plate
Kopling jenis multi plate memiliki susunan plate yang lebih banyak. Tipe
ini banyak digunakan pada sepeda motor.
b. Kopling Otomatis

7
Sesuai namaya, kopling otomatis adalah sebuah komponen yang berfungsi
memutuskan dan menghubungkan putaran mesin secara otomatis. Jenis ini
biasa disebut dengan Torque Converter, anda akan menemukan torque
converter pada mobil bertransmisi otomatis.

Konstruksi pada torque converter berbeda dengan kopling gesek. Jenis ini
tidak lagi menggunakan gesekan antar material, namun menggunakan tekanan
hidrolik. Prinsip kerja torque converter mirip dua buah kipas yang saling
berdekatan. Jika salah satu kipas berputar, maka akan ada aliran udara yang
bersirkulasi mengenai kipas yang diam. Sehingga kipas yang diam ikut
berputar.

Pada sistem kopling otomatis, kipas tersebut digantikan dengan dua buah
turbine yang masing-masing terhubung dengan mesin dan transmisi.
Sementara media untuk sirkulasi adalah cairan hidrolik, karena benda ini tidak
memiliki sifat kompresi. Sehingga efisien bila digunakan untuk melakukan
skema ini.

c. Kopling Magnet

Untuk jenis ketiga, masuk dalam semi otomatis. Karena pengguna tidak secara
langsung terlibat dalam cara kerja jenis ini. Kopling magnet memanfaatkan
gaya tarik magnet untuk melakukan pemutusan dan penghubungan arus.

8
Prinsip kerja kopling magnet adalah saat ada arus listrik mengalir ke field coil,
maka akan menimbulkan kemagnetan. Kemagnetan itu akan menarik pelat
untuk menempel pada pulley utama. Sehingga saat pulley berputar, pelat itu
juga ikut berputar. Jika arus listrik dihentikan maka hubungan antara pelat dan
pulley akan renggang.

Umumnya, sistem ini tidak dipakai untuk untuk transfer energi mesin ke
transmisi. Tapi lebih ke sistem yang lebih sederhana. Contohnya pada sistem
AC, anda akan menemui magnetic clutch pada kompressor AC.

2. Jenis kopling berdasarkan bentuk Clutch cover


a. Kopling diafragma
Kopling ini dikenal dengan nama kopling diafragma, sebab clutch cover atau
rumah koplingnya menggunakan pegas diafragma. Pegas ini berbentuk seperti
piringan , dengan bagian tengahnya dibelah – belah seperti sirip, yang
bentuknya hampir menyerupai diafragma. Untuk konstruksi lainnya tetap
sama seperti jenis kopling mobil lainnya yaitu, adanya pressure plate atau plat
tekan dan kampas kopling. Karena pegasnya yang hanya satu , kondisi
penekanan pegas ke plat tekan akan selalu sama, walaupun kondisi pegasnya
sudah melemah. Akibatnya penekanan plat tekan ke kampas kopling akan
merata, sehingga terhindar dari kemungkinan selip. Kelemahan dari kopling
tipe ini adalah tidak dapat memberikan tekanan yang lebih kuat dibanding tipe
kopling mobil coil spring, sebab jumlah pegas yang hanya satu. Untuk itu
kopling ini hanya cocok untuk mobil berbeban ringan , seperti sedan.
b. Kopling pegas koil ( coil spring)
Kopling ini menggunakan pegas tipe koil untuk konstruksi rumah koplingnya.
Untuk komponen lainnya tetap sama yaitu menggunakan kampas kopling dan
plat tekan. Pegas kopling tipe ini sangat banyak, tergantung pada ukurannya.
Pegas kopling yang banyak ini membuat kekuatan pegasnya sangat kuat untuk
menekan, untuk itulah tipe ini sangat cocok digunakan untuk mobil dengan
daya angkut berat, seperti truk. Tapi kelemahan tipe ini adalah pegas yang
banyak ini membuat bila ada satu pegas lemah atau patah, membuat kopling

9
jadi mudah selip. Tapi selama kondisi semua pegas bagus, maka penekannya
tetap rata dan sangat kuat.
3. Jenis kopling berdasarkan konstruksi
Sementara berdasarkan konstruksinya, kopling dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain ;
a. Kopling Mekanis
Jenis kopling mekanis masih banyak digunakan pada sepeda motor. Cirinya,
sistem mekanis menggunakan kabel kawat untuk menghubungkan pedal
menuju kopling. Keuntungan dari sistem mekanis ini adalah tidak perlu
memikirkan kebocoran fluida atau masuk angin. Namun kekurangan sistem
ini, kawat merupakan jenis logam yang bisa memuai. Sehingga perlu
dilakukan penyetelan agar pengoeprasian berlangsung lebih nyaman.
b. Kopling Hidrolis
Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada
sistem rem. Cara kerjanya pun mirip cara kerja sistem rem hidrolik. Kelebihan
dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak perlu
mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Namun sistem hidrolis lebih
sensitif khusunya saat ada udara didalam sistem. Sehingga perawatan juga
tidak boleh ketinggalan.
c. Kopling Sentrifugal

10
Kopling sentrifugal tidak dioperasikan lewat pedal atau tuas kopling. Namun
tipe ini dikendalikan melalui RPM mesin. Cara kerjanya, semakin tinggi RPM
mesin, semakin erat pula hubungan kopling ini. Tipe kopling sentrifugal
menggunakan gaya sentrifugal untuk menghubungkan input dari mesin ke
output yang terhubung dengan transmisi. Jenis ini bisa kita lihat pada sistem
power train sepeda motor bebek.
4. Jenis kopling berdasarkan kondisi pelumas
Sementara untuk area pelumasan, kopling juga memiliki dua macam, ada kopling
yang terendam bersama pelumas mesin, ada pula kopling yang tidak boleh
terkena pelumas sedikitpun.
a. Kopling kering
Sesuai namanya, jenis ini tidak menggunakan pelumas dalam bagian
komponenya. Malah, jika ada pelumas pada jenis ini berpotensi menyebabkan
selip pada kopling. Jenis kopling basah akan kita temui pada kopling manual
mobil dimana jenis ini memiliki potensi selip yang kecil. Karena tidak
terendam oli mesin, maka kinerja kopling kering bersifat independent atau
tidak terikat kualitas oli mesin.
b. Kopling basah
Sementara untuk tipe basah, bisa kita temui pada kopling sepeda motor pada
umumnya. Kopling ini disebut tipe basah karena terendam dalam oli mesin.
Kelebihanya, karena terendam pelumas maka kampas kopling akan lebih awet
dibandingkan tipe kering. Keunikan lainya juga walau terendam oli mesin
jenis kopling mengalami selip ketika digunakan. Hal ini karena pada tipe
kopling basah menggunakan pelat ganda. Sehingga daya rekat bisa lebih kuat.
Namun, kinerja kopling ini dipengaruhi kualitas oli mesin yang digunakan.

11
Lampiran 2
Soal Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan fungsi sistem kopling pada kendaraan!
2. Terdapat beberapa jenis sistem kopling yang digunakan secara umum pada kendaraan
ringan. Sebutkan dan jelaskan jenis kopling berdasarkan bentuk clutch cover!
3. Sebutkan komponen-komponen utama kopling!
4. Clutch disc adalah komponen utama sistem kopling. Sebutkan fungsi Clutch disk!
5. Jelaskan prinsip kerja kopling manual dengan pegas diafragma!

Kunci Jawaban
1. Fungsi kopling pada kendaraan, antara lain:
a. Untuk membantu pemindahan gigi transmisi lebih mudah.
b. Menghentikan mobil tanpa memposisikan tuas transmisi ke posisi netral.
c. Untuk membuat mobil bergerak bebas tanpa tahanan dari engine brake.

2. Jenis kopling berdasarkan Clutch cover yang digunakan atara lain:


a. Kopling diafragma, yaitu kopling yang rumah koplingnya menggunakan pegas
diafragma. Pegas ini berbentuk seperti piringan , dengan bagian tengahnya dibelah –
belah seperti sirip, yang bentuknya hampir menyerupai diafragma.
b. Kopling pegas koil, yaitu kopling yang konstruksi rumah koplingnya menggunakan
pegas tipe koil.
3. Komponen utama unit kopling, antara lain:
 Clutch pedal
 Master cylinder
 Hidrolic pipe
 Release cylinder
 Release fork
 Release bearing
 Diafragma spring
 Pressure plate
 Clutch disc
4. Clutch disk berfungsi menghubungkan dan memutuskan putaran dari engine/flywheel ke
pressure plate
5. Apabila pedal kopling diinjak maka release bearing akan menekan diafragma spring. Pada
keadaan ini plat kopling atau clutch disk tidak akan terhimpit oleh flywheel dan pressure
plate, dimana clutch disk hanya mengambang atau tidak menempel secara langsung pada
flywheel sehingga putaran pada flywheel bebas dan tidak diteruskan menuju pada input
shaft, sehingga pada roda penggerak tidak dapat berputar karena putaran yang dihasilkan
dari mesin tidak diterima oleh input shaft yang menuju roda penggerak kendaraan.

12

Anda mungkin juga menyukai