Ketidakefektifan Performa Peran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

PREPLANNING ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

T
DENGAN DIAGNOSA KETIDAKEFEKTIFAN PERFORMA PERAN
BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT FISIK (STROKE) DI DUSUN
GUDANG REJO DESA RAMBIPUJI
KEC. RAMBIPUJI JEMBER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Komunitas & Keluarga


Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember

oleh :
Dewi Rizki Apriliani, S.Kep.
NIM. 182311101126

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 2005). Jika dalam
keluarga terdapat salah satu anggota yang mempunyai penyakit fisik , maka akan
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, misal berpengaruh pada peran,
ekonomi keluarga dan tanggungjawab. Derajat kesehatan keluarga sangat
ditentukan oleh PERILAKU dari keluarga tersebut. Keluarga memiliki dampak
yang besar dalam pembentukan perilaku individu (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017).
Berdasarkan hasil pengkajian saya pada Keluarga Tn. T di Dusun Gudang
Rejo dengan tipe keluarga nuclear family yaitu terdapat Ayah, ibu dan 2 anak. Tn.
H (63 th) memiliki pekerjaan sebagai buruh tani dan terserang stroke sekitar 4
bulan, sedangkan Ny.S (54 th) bekerja sebagai buruh rumah tangga untuk
menghidupi keluarga. Tn.T selalu mengeluh bahwa dirinya merasa gagal menjadi
seorang ayah karena penyakitnya yang membuat selalu terbaring di tempat tidur.
Tn.T selalu cemas dengan penyakit yang diderita saat ini yakni stroke. Ny.S
mengatakan bahwa dirinya kesulitan untuk mencari uang untuk biaya pengobatan
atau perawatan Tn.T namun berusaha untuk mencukupi.
Berdasarkan pemaparan diatas, diagnosa yang dapat ditegakkan untuk
mendapatkan intervensi yang sesuai yakni Ketidakefektifan Performa Peran
berhubungan dengan harga diri rendah, stresor, ketidakaekuatan model peran
dengan batasan karakteristik ansietas, perubahan persepsi diri tentang peran, tidak
berdaya, strategi koping tidak efektif, ketegangan peran.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan keluarga dan meningkatkan
pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. T di dusun Gudang Rejo desa
Rambipuji kecamatan Rambipuji Jember?
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari perencanaan asuhan keperawatan keluarga adalah
untuk meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan keluarga dan peran keluarga
yang lebih lanjut.

2.1.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan pengetahuan keluarga terkait masalah kesehatan keluarga yakni
stroke
b. Membantu keluarga dalam memotivasi dalam menjalankan peran yang tepat
terkait peningkatan kesejahteraan keluarga
c. Mengajarkan kepada keluarga untuk mencegah risiko kesehatan yang dapat
dialami keluarga
d. Mengajarkan keluarga dalam proses perawatan keluarga untuk menjadi
keluarga yang sehat sejahtera
e. Mengajarkan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan kesehatan
keluarga

2.2 Manfaat
Diharapkan dengan adanya upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan
memberikan manfaat:
a. Keluarga memahami terkait masalah kesehatan keluarga
b. Keluarga mampu menjalankan peran masing-masing dalam keluarga
c. Keluarga mampu mencegah risiko kesehatan yang dapat dialami keluarga
d. Keluarga mampu untuk menjadi keluarga yang sehat sejahtera
e. Keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan kesehatan
keluarga
f. Keluarga dapat termotivasi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darahdiatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Secara umum seseorang
dikatakanmenderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi
140/90 mmHg (normalnya120/80 mmHg).Sistolik adalah tekanan darah pada saat
jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung
mengkerut).Diastolic adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan
menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Range of Motion (ROM) merupakan salah satu indikator fisik yang
berhubungan dengan fungsi pergerakan. ROM dapat diartikan sebagai pergerakan
maksimal yang dimungkinkan pada sebuah persendian tanpa menyebabkan rasa
nyeri. Latihan ROM merupakan salah satu alternatif latihan yang dapat dilakukan
oleh lansia dengan keterbatasan gerak sendi. Latihan ROM dapat dilakukan
dengan posisi duduk dan berdiri serta pada posisi terlentang di tempat tidur.
Keluarga yang menjadikan pasien untuk mandiri dalam melakukan aktivitas agar
dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Keluarga memiliki dampak yang besar
dalam pembentukan perilaku individu. Keluarga merupakan pengalaman pertama
bagi anakanak. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan
emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itu kita perlu terus
berupaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat
khususnya di lingkungan keluarga.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui pereventif primer,
sekunder, dan tersier meliputi fungsi keluarga dalam menjalankan peran dalam
masing-masing anggota dalam keluarga. Tentunya asuhan keperawatan yang
diberikan kepada semua anggota keluarga secara holistik.
Pemateri menjelaskan secara singkat pengertian tentang stroke

Pemateri mengajarkan dan mendemostrasikan cara mendeteksi,


mencegah dan menangani stroke

Klien mampu memahami maksut dari


pemateri

Klien dapat mendemontrasikan


mengenai ROM
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah untuk penyakit stroke di Rambipuji yaitu dengan
melakukan kegiatan pendidikan kesehatan pada masyarakat terkait penyakit stroke
serta penanganan dari manifestasi penyakit tersebut selama 1X60 menit.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat yang berapa di
Kecamatan Rambipuji.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan praktik
2. Landasan teori : demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan cara mendeteksi dini, pencegahan dan penanganan
penyakit stroke
c. Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
d. Mengevaluasi hasil latihan

: Sasaran

: Pemateri
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Askep Hipertensi. http://www.scribd.com/doc/56865865/Askep-


Hipertensi [diakses pada tanggal 25 November 2012]

Anonim. (Tanpa tahun). Bab IV Pembahasan.


http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3d3keperawatanpdf/0910703013/bab4
pdf [diakses pada tanggal 26 November 2012]

NANDA. 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Yoyakarta: Prima


Medika.

Barry, Vanilow. 2010. Asuhan keperawatan klien dengan Hipertensi.


http://barryvanilow.blogspot.com/p/asuhan-keperawatan-klien-
dengan.html [diakses pada tanggal 20 November 2012]

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Berita acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : SOP
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet

Pemateri,

Dewi Rizki Apriliani


Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal Desember 2019 jam 08.00 s/d 09.00 WIB
bertempat di Dusun Gudang Rejo Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan pendidikan kesehatan tentang ROM pada
pasien stroke oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan
ini diikuti oleh ….. orang (daftar hadir terlampir)

Jember, …………................2019

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah


Stase Keperawatan Komunitas Keluarga
FKep Universitas Jember
Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, tanggal Desember 2019 jam 08.00 s/d 09.00 WIB bertempat
di Dusun Gudang Rejo Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan pendidikan kesehatan tentang ROM pada pasien stroke
oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Jember, …………................2019

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah


Stase Keperawatan Komunitas
FKep Universitas Jember
Lampiran 3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : Latihan Range Of Motion (ROM), akupresure dan ROP (Relaksasi


Otot Progesif)
Sasaran : Tn. T dan keluarga
Waktu : 08.00- selsesai
Hari/Tanggal : Minggu, 08 Desember 2019/ 2x 1 minggu
Tempat : Dusun Gudang Rejo Rambipuji

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan sasaran akan dapat mengerti
dan memahami tentang latihan ROM pasif, akupresure dan ROP (Relaksasi Otot
Progesif)

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 20 menit
sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian latihan Range Of Motion, akupresure dan
ROP (Relaksasi Otot Progesif);
b. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat latihan Range Of Motion¸
akupresure dan ROP (Relaksasi Otot Progesif);
c. Memperaktikan tentang latihan Range Of Motion, akupresure dan ROP
(Relaksasi Otot Progesif)

3. Pokok Bahasan
Latihan Range Of Motion, akupresure dan ROP (Relaksasi Otot Progesif)

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan Range Of Motion, akupresure dan ROP (Relaksasi Otot
Progesif)
b. Tujuan dan manfaat latihan Range Of Motion, akupresure dan ROP
(Relaksasi Otot Progesif)
c. Gerakan latihan Range Of Motion, akupresure dan ROP (Relaksasi Otot
Progesif)

5. Waktu
1 x 20 menit

6. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Ceramah
b. Landasan teori : Diskusi dan tanya jawab
c. Landasan pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi terkait terapi ROM, akupresure dan ROP
(Relaksasi Otot Progesif) mulai dari pengertian, tujuan dan manfaat serta
langkah-langkah terapi ROM.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan 10 menit
tentang:
a. Pengertian
b. Tujuan dan manfaat
latihan
c. Gerakan latihan
2. Memberikan
kesempatan kepada
klien untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan Memberikan
4. Memberikan pertanyaan
kesempatan kepada
Tn.T dan keluarga untuk Memperhatikan
menjelaskan kembali Memperhatikan dan
dan mempraktikkan menanggapi
materi yang sudah Mempraktikkan
disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 5 Menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil Memperhatikan dan
pendidikan kesehatan menanggapi
3. Salam penutup Mengucapkan salam
10 Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa pengertian latihan Range of Motion, akupresure dan ROP (Relaksasi
Otot Progesif) ?
b. Apa tujuan dan manfaat Range of Motion, akupresure dan ROP (Relaksasi
Otot Progesif) ?
c. Bagaimana gerakan latihan Range of Motion, akupresure dan ROP
(Relaksasi Otot Progesif)
Lampiran 4. Standar Operasional Prosedur ROM

LATIHAN RENTANG GERAK LANSIA/RANGE


PSIK OF MOTION (ROM)
UNIVERSITAS JEMBER

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO HALAMAN :


REVISI :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT :
1 PENGERTIAN Latihan rentang gerak/ROM terkait dengan koordinasi otot,
tulang, sendi dan persyarafanny auntukmempertahan kan
rentang yang normal.
2 TUJUAN a. Mencegah dan memperbaiki kondisi otot, tulang, dan
persendian.
b. Mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler,
pernafasan, dan meetaabolik.
3. INDIKASI Semua lansia untuk mencegah ganggguan elenturan sendi
akibat kurang aktivitas

4. KONTRAINDIKASI -
5 PERSIAPAN PASIEN a. Klien diberitahu tindaakan yang akan dilakukan
b. Posisi klien disesuaikan dengan gerakkan yang akan
dilakukan
c. Ruangan yang tenang, beersih, cukup ventilasi,
pencahaayaaan dan suhu yang nyaman (tidak panas)
6 PERSIAPAN ALAT Tidak ada alat yang dipeerlukan pada latihan ini. Alat yang
digunakan dalam indikator kebersihan adalah geniomeeter
dan penggaris atau midline.
7 PROSEDUR KERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada sendi tertentu
b. Susun jadwal program latihan: setiap hari dan setiap
latihan diulang lima kali selama periode latihan
c. Anjurkan klien atau care giver dalam keluarga
melakukan latihan secara berlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan dengan hati-
hati dan berhenti jika klien mengekspresikan nyeri
e. Mulai laatihaan dari bagian atas hingga bagian bawah,
dengan rangkaian gerakan sebagai berikut :
1. Bagian leher : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, dan
fleksi lateral.
2. Bagian bahu : fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, dan
sirkumduksi
3. Bagian siku : fleksi dan ekstensi
4. Bagian lenngan bawah : supinasi dan pronasi
5. Bagian pergelagan tangan : fleksi, ekstensi,
hiperekstensi, abduksi, adduksi
6. Bagian jari-jari : fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, adduksi
7. Bagian ibu jari : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
dan oposisi
8. Bagian pinggul : fleksi, ekstensi, hiperekstensi
abduksi, adduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, dan
sirkumduksi
9. Bagian lutut : fleksi, dan ekstensi
10. Bagian pergelangan kaki : fleksi dorsal dan fleksi
plantar
11. Bagian kaki : inverse, everse, fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi
Fleksi Tundukan kepala
hingga dagu
menempel ke dada
(450)
Ekstensi Kembalikan posisi
kepala menjadi tegak
Hipereks Dongakan kepala
tensi sejauh mungkin ke
arah belakang (100)
Fleksi Dongakan kepala ke
lateral arah samping sejauh
mungkin hingga
menyentuh bahu
(40- 450)

Fleksi Angkat tangan dari


posisi samping
mengarah ke atas
kepala (1800 )
Ekstensi Kembalika tangan ke
posisi di samping
tubuh

Hipereks Gerakan tangan di


tensi belakaang tubuh,
jaga agar siku tetap
lurus (450- 600)
Abduksi Angkat tanga ke
arah samping dan
melewati tubuh
sejauh mungkin
(3200)

Rotasi Dengan siku fleksi,


Internal putar bahu dengan
menggerkan tanga
sampai ibu jari
terbalik ke dalam
dan ke luar belakang
(900)

Rotasi Dengan siku fleksi,


eksternal gerakan tanga
sampai ke arah luar
dan lateral terhadap
kepala
Sirkumd Gerakan tangan
uksi dalam gerakan
melingkar penuh

Fleksi Bengkokan siku,


sehingga lengan
bawah bergerak ke
arah persendian bahu
dan sejajar dengan
bahu (1500)

Ekstensi Luruska siku dengna


menurunkan tangan
Supinasi Putar lengan bawah
sehingga telapak
tangan menghadap
ke atas (70 - 900)

Pronasi Putar lenga bawah


sehingga talapak
tangan menghadap
ke bawah 70 - 900)

Fleksi Gerakan telapak


tangan ke arah aspek
dalam lengan bawah
(80-900)
Ekstensi Gerakan jari-jari
tangan den lengan
bawah berada dalam
bidang yang sama
Hipereks Gerakan permukaan
tensi dorsal dari
punggung tangan
sejauh mungkin
Abduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara medial ke
arah ibu jari (sampai
300)
Adduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara lateral ke
arah jari ke lima (30
- 500)

Fleksi Gerakan ibu jari


melintang pada
permukaan telapak
tangan (900)
Ekstensi Gerakan ibu jari
lurus menjauhi
tangan (900)
Abduksi Luruskan ibu jari
secara laateral (300)
Adduksi Gerakan ibu jari ke
belakang ke arah
tangan (300)
Oposisi Sentuhkan ibu jari
ke masing-masing
jari tangan

Fleksi Buat geenggaman


tangan (900)

Ekstensi Luruskan jari – jari


(900)
Hiperek Bengkoka jari –
stensi jari sejauh
mungkin (30-600)

Abduksi Rengggangkan
jari-jari (300)
Adduksi Kuncupkan jari-
jari (300)

Fleksi Gerakan tungkai ke


arah depan dan ke
atas (90-1200)
Ekstensi gerakan tungkau ke
belakang di samping
tungkai yang lain
(90-1200)
Hipereks Gerakan tungkai ke
tensi belakang tubuh (30-
500)

Abduksi Gerakan tungkai


secara lateral
mejauhi tubuh (30-
500)
Adduksi Gerakan tungkai ke
posisi medial dan
melebihi jika
mungkin (30-500)

Rotasi Balikan kaki dan


internal tungkai menjauhi
tubuh tungkai yang
lain ke arah dalam
(900)
Rotasi Balikan kaki dan
eksternal tungkai menjauhi
tubuh tungkai yang
lain ke arah luar
(900)
Sirkumd Gerakan tungkai
uksi dalam gerakan
melingkar (3600)

Fleksi Angkat tumit ke arah


belakang paha (120
– 1300 )
Ekstensi Kembalikan tungkai
ke lantai 120 – 1300)

Fleksi Gerakan kaki


dorsal sehingga jari-jari
kaki menujuk ke atas
(20-300)

Fleksi Gerakan kaki


plantar sehingga jari-jari
kaki menujuk ke
bawah (45-500)

Inversi Balikan telapak kaki


secara medial (100)
Eversi Balikan telapak kaki
secara lateral (100)

Fleksi Lipat jaari-jari kaki


ke arah bawah (30 -
600)
Ekstensi Luruskan jaari-jari
kaki (30 - 600)

Abduksi Renggangkan jari-


jari kaki (150)
Adduksi Kuncupkan jari-jari
kaki (150)

8. HASIL a. Klien merasa badan terasa fit dan sendi-sendi tidak kaku
b. Klien tidaak mengalami nyeri saat melakukan gerakan
latihaan
c. Klien tidak menngalami gangguan kelenturan sendi,
tonus, dan kekuaatan otot baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Perhatikan nyeri dan ketidaknyamanan yang dialami klien
2. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan sesudah latihan
3. Ukur rentang gerak sendi dan kekuatan otot klien
Lampiran 5: Materi ROM

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)

1. Pengertian Range Of Motion (ROM)


Range of motion (ROM) merupakan jumlah maksimum herakan yang
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal,
dan transfersal. Potongan sagital merupakan garis yang melewati tubuh dari depan
ke belakang, membagi tubuh menjadi tubuh menjad bagian kiri dan kanan.
Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi
bagian depan dan belakang. Potongan transfersal merupakan garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan Range Of Motion (ROM) merupakan latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2010).

2. Tujuan dan manfaat Range Of Motion (ROM)


a. Tujuan
1) Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot.
2) Memelihara mobilitas persendian
3) Merangsang sirkulasi darah
4) Mencegah kelainan bentuk
5) Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
b. Manfaat
1) Memperbaiki tonus otot
2) Meningkatkan mobilisasi sendi
3) Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4) Meningkatkan massa otot
5) Mengurangi kehilangan tulang
Lampiran 6. Media Leaflet ROM
Lampiran 7. Standard Operasional Prosedur (SOP) Acupressure

ACUPRESSURE

PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
TETAP TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
Pengertian Acupressure adalah teknik pemijatan/ penekanan secara periodik
dan sistematik oleh personal terdidik/ terlatih pada permukaan
tubuh dengan fokus tekanan pada titik dan meredian akupunktur
(reseptor biologi tubuh).
Tujuan 1. merawat dan menjaga kesehatan tubuh serta mengobati
penyakit
2. rehabilitasi kondisi tubuh agar dapat kembali sehat seperti
sediakala
3. meningkatkan prestasi biologi
4. meningkatkan kesegaran, kebugaran jasmani dan
ketenangan rohani
Indikasi 1. Gangguan Sistem Respirasi
2. Gangguan Sistem Pencernaan
3. Gangguan Sistem Otot dan Sendi
4. Gangguan Sistem Syaraf
5. Gangguan Fungsi Organ
6. Gangguan Sistem Reproduksi
7. Khusus Pencegahan dan Perawatan Stroke
Kontraindikasi 1. Terlalu Lapar
2. Terlalu Kenyang
3. Terlalu Emosional
4. Terlalu Lemah
5. Luka dan Perdarahan Serius
6. Infeksi Akut, Bernanah, Abses
7. Penyakit Kulit Basah
8. Penyakit Tumor Ganas
9. Kelainan Mental / Gila Dengan Agresif
10. Tuberkulosis Kulit
11. Mabuk / Dalam Pembiusan
12. Penyakit Jantung Akut
13. Keadaan Hamil (Pada Titik Tertentu)
Persiapan Pasien 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi pasien
dengan memeriksa identitas pasien secara cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan pasien.
3. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi
pada pasien.
4. Atur posisi pasien sehingga merasakan posisi aman dan
nyaman.
Persiapan Alat 1. Selimut mandi
2. Handuk mandi
3. Lotion
4. Sarung tangan
Cara Kerja 1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
3. Cek alat-alat yang digunakan
4. Dekatkan alat ke sisi tempat tidur pasien
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
7. Periksa tanda-tanda vital klien sebelum melakukan atau
memulai acupressure (terutama nadi dan tekanan darah)
8. Atur ruangan dengan kehangatan yang cukup
9. Bantu pasien melepas baju (jika diperlukan)
10. Bantu pasien dengan posisi pronasi (pada ibu hamil, disarankan
posisi sims atau lateral)
11. Hangatkan lotion di telapak tangan atau tempelkan lotion pada
air hangat
12. Jelaskan bahwa lotion akan terasa dingin
13. Berdiri di dekat klien
14. Relaksasi dilakukan dengan memijat tengkuk, bahu, lengan,
tangan, pinggang, paha dan kaki dengan menggunakan jari dan
telapak tangan, masing-masing sebanyak 5 (lima) kali
15. Menentukan titik-titik akupresur yang akan ditekan;
16. Penekanan/pemijatan dilakukan pada titik-titik akupresur
sebanyak 20 sampai 30 kali tekanan, kekuatan tekanan
dianggap cukup apabila sepertiga kuku menjadi putih pada saat
penekanan dilakukan. Kekuatan tekanan disesuaikan apabila
dilakukan dengan alat bantu tumpul.
17. Tanyakan apakah tekanan yang dilakukan sudah sesuai atau
tidak
18. Bersihkan sisa lotion pada punggung dengan handuk
19. Bantu klien memakai baju kembali
20. Rapihkan klien ke posisi semula
21. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
22. Periksa nadi dan tekanan darah
23. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung
tangan
24. Kaji respon klien
25. Berikan reinforcement positif pada klien
26. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
27. Akhiri egiatan dengan baik
28. Kembalikan peralatan ke tempat penyimpanan alat dan cuci
tangan
Evaluasi Dokumentasikan Nama Tindakan/Tangga/jam tindakan, Hasil yang
diperoleh, Respon klien selama tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Acupressure dilakukan ketika perawat mempunyai waktu yang cukup dan
pasien dalam kondisi sendiri/tidak dikunjungi
2. Ketika melakukan acupressure salah satu tangan perawat diusahakan tetap
kontak dengan kulit
Lampiran 8: Materi Acupressure
ACUPRESSURE

Pengertian Acupressure
Acupressure adalah teknik pemijatan/ penekanan secara periodik dan
sistematik oleh personal terdidik/ terlatih pada permukaan tubuh dengan fokus
tekanan pada titik dan meredian akupunktur (reseptor biologi tubuh).

Manfaat acupressure
Acupressure memiliki banyak sekali manfaat bagi klien dengan hipertensi
yang memiliki keluhan sakit kepala dan nyeri leher. Adapun manfaat acupressure
meliputi:
1. merawat dan menjaga kesehatan tubuh serta mengobati penyakit
2. rehabilitasi kondisi tubuh agar dapat kembali sehat seperti sediakala
3. meningkatkan prestasi biologi
4. meningkatkan kesegaran, kebugaran jasmani dan ketenangan rohani

Cara dasar melakukan acupressure


Relaksasi dilakukan dengan memijat tengkuk, bahu, lengan, tangan,
pinggang, paha dan kaki dengan menggunakan jari dan telapak tangan, masing-
masing sebanyak 5 (lima) kali. Menentukan titik-titik akupresur yang akan
ditekan. Penekanan/pemijatan dilakukan pada titik-titik akupresur sebanyak 20
sampai 30 kali tekanan, kekuatan tekanan dianggap cukup apabila sepertiga kuku
menjadi putih pada saat penekanan dilakukan. Kekuatan tekanan disesuaikan
apabila dilakukan dengan alat bantu tumpul.
Lampiran 9. Leaflet acupressure

Dewi Rizki A
182311101126
Lampiran 10. SOP Relaksasi Otot Progesif (ROP)

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

PSIK UNIVERSITAS

JEMBER

PROSEDUR TETAP NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN

TANGGAL DITETAPKAN OLEH:


TERBIT

1. PENGERTIAN Relaksasi otot progresif adalah gerakan


mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu
bagian tubuh dalam satu waktu untuk memberikan
perasaan relaksasi secara fisik.

2. TUJUAN 1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri


leher punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi
jantung, laju metabolik
2. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan
oksigen
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi
ketika klien sadar
4. Meningkatkan rasa nyaman dan relaks
5. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi
6. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
7. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan,
iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
8. Membangun emosi positif dari emosi negatif.
3. INDIKASI 1. Klien yang mengalami insomnia
2. Klien yang mengalami stres dan kecemasan
3. Klien yang mengalami nyeri
4. Klien yang mengalami ketegangan otot
4. KONTRAINDIKASI 1. Klien cidera akut atau gangguan musculoskeletal
seperti cedera jaringan lunak, fraktur,
osteoartritis, neoplasma dan patologi sistem
muskuloskeletal lainnya
2. Hipotensi
3. Gangguan jantung akut/kronis
5. PERSIAPANKLIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Posisikan klien senyaman mungkin
(berbaring atau duduk)
4. Beritahu dan jelaskan pada klien tindakan
yang dilakukan
5. Minta klien untuk mengenakan training atau
celana
6. PERSIAPAN ALAT 1. Alas duduk
2. Bantal
7. CARA KERJA 1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera
dimulai
2. Posisikan klien senyaman mungkin
3. Gerakan 1: ditunjukkan untuk melatih otot
tangan.
a. Genggam tangan kiri sambil membuat
suatu kepalan.
b. Buat kepalan semakin kuat sambil
merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi.
c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan
relaksasi selama 10 detik.
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan
dua kali sehingga dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan
relaks yang dialami.
e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan
kanan.

4. Gerakan 2: ditunjukkan untuk melatih otot


tangan bagian belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada
pergelangan tangan sehingga otot di
tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang.
b. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan untuk merasakan sensasi relaks.
c. Ulangi kembali gerakan tersebut.

5. Gerakan 3: ditujukan untukmelatih otot


biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi
kepalan.
b. Kemudian membawa kedua kepalan ke
pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
c. Tahan selama 10 detik, kemudian
lepaskan secara perlahan-lahan.
d. Ulangi kembali gerakan tersebut.

6. Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot bahu


supaya mengendur.
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan hingga menyentuh kedua
telinga.
b. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan secara perlahan.
c. Ulangi kembali gerakan tersebut.

7. Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk


melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi,
mata, rahang dan mulut).
a. Gerakan otot dahi dengan cara
mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa kulitnya keriput.
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat
dirasakan ketegangan di sekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan
mata.
c. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan secara perlahan.
d. Ulangi sekali lagi gerakan tersebut.
8. Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan
ketegangan yang dialami oleh otot-otot
rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehinga terjadi ketegangan di
sekitar otot rahang. Tahan selama 10 detik
kemudian lepaskan secara perlahan dan
rasakan sensasi relaks. Ulangi sekali lagi
gerakan tersebut.

9. Gerakan 8: ditujukan untuk mengendurkan


otot-otot di sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Tahan
selama 10 detik kemudian lepaskan dan
rasakan sensasi relaks. Ulangi sekali lagi
gerakan tersebut.
10. Gerakan 9: ditujukan untuk merilekskan otot
leher bagian depan maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian
belakang baru kemudian otot leher bagian
depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat
beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan
kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan keteganagn di bagian
belakang leher dan punggun atas.
d. Tahan selama 10 detik kemudian rasakan
sensasi relaks.
e. Ulangi sekali lagi gerakan tersebut.

11. Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot


leher bagian depan.
a. Gerakan kepala menunduk sampai dagu
menyentuh dada.
b. Rasakan ketegangan di daerah leher
baguan depan.
c. Tahan selama 10 detik kemudian
lepaskan secara perlahan-lahan
d. Ulangi lagi gerakan tersebut.
12. Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot
punggung.
a. Punggung dilengkungkan
b. Busungkan dada, tahan kondisi tegang
selama 10 detik, kemudian relaks.
c. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke
posisi semula.
d. Ulangi kembali gerakan tersebut.

13. Gerakan 12: ditujukan untuk melemaskan


otot dada.
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-
paru dengan uadar sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil
merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian
dilepaskan.
c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas
normal dengan lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat
dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.

14. Gerakan 13 bertujuan untuk melatih otot-otot


perut.
a. Kempiskan perut dengan kuat sampai
kencang.
b. Tahan sampai kencang dan keras selama
10 detik, lalu dilepaskan.
c. Ulangi kembali seperti gerakan awal
untuk perut.

15. Gerakan 14: ditujukan untuk melatih otot-


otot kaki (otot paha dan betis).
a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga
otot paha terasa tegang.
b. Lanjutkan dengan mengunci lutut
sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dilepas.
d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua
kali.
16. Gerakan 15:
a. Tumit ditekan pada lantai
b. Kemudian jari-jari kaki dibuka lebar-
lebar dan ditarik keatas.
c. Otot-otot paha ditegangkan.
d. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dilepas.
e. Ulangi sekali lagi gerakan yang serupa.

8. HASIL 1. Evaluasi respon klien


2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik.
9. DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan
Lampiran 11. Materi ROP

Definisi Relaksasi Otot Progresif


Relaksasi otot progresif adalah ajaran diri atau latihan terinstruksi yang
meliputi pembelajaran untuk mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara
sistemik, dimulai dengan otot wajah dan berakhir pada otot kaki. Mekanisme
kerja relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat insomnia yaitu dengan
merangsang sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom yang ada di manusia
dimana sistem saraf otonom dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf simpatis dan
parasimpatis, pada relaksasi otot progresif ini dapat meningkatkan rangsangan
pada sistem saraf parasimpatis dengan menstimulasi turunnya semua fungsi yang
dinaikan oleh sistem saraf simpatis dan menaikan semua fungsi yang diturunkan
oleh sistem saraf simpatis sehingga dapat menekan rasa tegang dan cemas.

Tujuan dan Manfaat Latihan Relaksasi Otot Progresif (ROP)


Tujuan latihan relaksasi otot progresif, yaitu :
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik
2. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar
4. Meningkatkan rasa nyaman dan relaks
5. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi
6. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
7. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan, dan
8. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

Manfaat latihan relaksasi otot progresif, meliputi :


a. Menurunkan insomnia
b. Menurunkan kadar kortisol dalam darah
c. Mengembalikan pengeluaran hormon
d. Memberi keseimbangan emosi dan ketenangan pikiran.
Lampiran 12. Leaflet ROP

DEWI RIZKI A
182311101126

Anda mungkin juga menyukai