LAPORAN - PRAKTEK - MIKROBIOLOGI - PANGAN Dwi Na

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK MIKROBIOLOGI PANGAN

PERHITUNGAN TOTAL MIKROBA HALOFILIK DAN HALOTOLERAN

Disusun oleh :
Kelompok 2B
1. Hanif Alifia Giyanti (G2D018039)
2. Imtiyaz Nirfa Ekaputri (G2D018045)
3. Dwi Nur Amaliah (G2D018051)

PROGRAN STUDI TEKNOLOGI PANGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019/2020
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang oraganisme (makhluk) kecil


yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan hnya dapat dilihat dengan
mikroskop. Organisme kecil itu kemudian disebut dengn mikroorganisme,
mikroba,protista atau jasad renik. Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa
faktor eksternal yaitu lingkungan yaitu, diantaranya adalah suhu, ph, aktivitas air,
adanya oksigen, dan tersedianya zat makanan. Oleh karena itu, kecepatan
pertumbuhan mikroba akan berubah dengan berubahnya berbagai faktor lingkungan
tersebut.
Ikan merupakan salah satu sumber daya bahan pangan yang tersedia dalam
jumlah besar di indonesia. Mikroorganisme yang berperan dalam kebusukan ikan
terutama tergolong jenis Pseudomonas. Produk olahan ikan yang telah mengalami
proses pemanasan termasuk jenis penggaraman dan pengasapan, bakteri-bakteri yang
masih hidup adalah jenis Bacillus, Micrococcus, dan mungkin beberapa jenis khamir.
Pada produk-produk fermentasi ikan banyak ditemui berbagai spesies lactobacillus.
Jumlah dan jenis populasi mikroorganisme yang terdapat berbagai produk perikanan
sangat spesifik. Hal ini disebabkan karena pengaruh selektif yang terjadi terhadap
jumlah dan jenis mikroorganisme pada produk perikanan, sehingga satu atau
beberapa jenis mikroorganisme menjadi dominan daripada lainnya dan merupakan
mikroorganisme yang spesifik pada produk perikanan tertentu.
Mekanisme pengawetan oleh garam adalah sebagai berikut: larutan garam
mempunyai tekanan osmotik yang tinggi, dapat menyebabkan berkurangnya kadar
aw, sehingga air bebas yang dapat ditumbuhi mikroba menjadi terbatas. Ion-ion Cl
yang terdisosiasi dari NaCl dapat meracuni mikroorganisme patogen. Garam dalam
suatu substrat bahan pangan dapat menekan kegiatan pertumbuhan mikroba tertentu,
yang berperan dalam membatasi air yang tersedia, mengeringkan protoplasma dan
menyebabkan plasmolisis atau pengeluaran isi sel akibat dari pengeluaran air secara
osmosis (Rosida1 dan Enny, 2007). Menurut Rochima (2005), Peranan garam untuk
mengontrol fermentasi juga dinyatakan oleh Moeljanto (1982), yaitu bahwa ikan
merupakan bahan pangan yang banyak mengandung air (sekitar 80%) sehingga
pertumbuhan mikroba yang berperan dalam proses fermentasi (seperti jamur)
terhambat oleh bakteri pembusuk.
Garam pun akan meningkatkan tekanan osmotik substrat, sehingga terjadi
penarikan air dari dalam bahan pangan keluar. Akibatnya, kadar air daging ikan
menurun karena sel akan kehilangan air dan mengalami pengerutan sehingga
mikroba yang tidak tahan garam tidak dapat tumbuh. Garam dapat mengganggu kerja
enzim proteolitik karena dapat mengakibatkan denaturasi protein. Bakteri halofilik
membutuhkan konsentrasi NaCl minimal tertentu untuk pertumbuhan optimum
bervariasi yaitu sekitar 5-20% untuk halofilik sedang dan 20-30% untuk bakteri
halofilik ekstrem. Spesies yang tumbuh baik pada medium yang mengandung 2-5%
garam disebut halofilik ringan. Beberapa bakteri disebut halotoleran yaitu bakteri
yang dapat tumbuh pada makanan berkadar garam tinggi dan di dalam larutan garam
(Fardiaz, 1992). Bakteri-bakteri tersebut diantaranya tergolong dalam jenis bakteri
Halobaktorium, Halococcus, Pseudomonas, Vibrio, Pediococcus alcagenes. Menurut
Afrianto dan Liviawati (1989), bakteri halofilik dibagi menjadi dua yaitu:
1. Fakultatif halofilik : baktri yang dapat hidup secara baik pada media dengan
kandungan garam sebesar 2%.
2. Obligat halofilik : bakteri yang dapt hidup secara baik pada lingkungan yang
mengandung garam dengan konsentrasi 72%.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud praktikum perhitungan total mikroba halofilik dan halotoleran adalah
untuk mengetahui cara perhitungan total mikroba halofilik dan halotoleran pada ikan
pada konsentrasi gram yang berbeda dengan larutan PCA.
Tujuan dari praktikum perhitungan total mikroba halofilik dan halotoleran adalah
agar praktikan bisa membandingkan jumlah mikroba halofilik dan halotoleran dan
dapat melakukan perhitungan total mikroba halofilik dan halotoleran pada produk
perikanan.
1.3 Waktu dan Tempat (Praktikum, Preparasi, dan Pengamatan)
Waktu = pukul 10.00-12.00 jum’at 11 oktober 2019
Tempat = laboratorium mikrobiologi lt.2

2. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan

No Alat No Bahan
Ikan (lele dan
1 Bunsen 8 Pipet mikro 1
bawal)
2 Cawan petri 9 Mikroskop 2 Lar. Pengencer
3 Tabung reaksi 10 Batang pengoles 3 PCA
4 Jarum ose 11 Inkubator 4 Gram A,B,C,D
5 Gelas objek 12 Timbangan 5 Alkohol
6 Pinset 13 Autoclave 6 Aquades
7 Erlenmayer 7 Na fis 0,9%,
8. Garam

2.2 Prosedur Kerja


a. Pembuatan Media
 Menimbang bubuk PCA sebanyak 18 gram
 Melarutkan bubuk PCA kedalam 1 liter air dan memasukkannya ke dalam gelas beaker
 Kompor diberi alas kasa
 Memanaskan dan mengaduknya dengan apil kecil menggunakan pengaduk, sampai
berubah warna agak jenuh.
 Media dituang ke dalam
b. Sterilisasi
 Menyiapkan cawan petri yang berisi media, kertas, dan karet
 Lalu membungkus cawan petri menggunakan kertas dan mengikatnya dengan karet
 Memasukkan cawan petri yang terbungkus ke dalam autoclave
 Kemudian menutup dan mengunci autoclave secara bersamaan
 Menancapkan kabel lalu menarik tombol on
 Mengatur waktu pemanasan selama 15 menit, apabila dalam waktu 15 menit sudah
menunjukkan suhu 1210C dan tekanan mendekati angka 2, lalu alarm mesin akan berbunyi,
kemudian tambah waktu 5 menit
 Menarik tombol off
 Mencabut kabel, lalu membuka tutup uap dan membiarkan uapnya hingga habis
 Membuka kunci autoclave, kemudian media dikeluarkan dari keranjang
c. Penanaman mikroba
 Memotong sampel sebanyak 5 gr
 Menghaluskan sampel ikan lele yang telah dilumuri garam dengan konsentrasi 0%,
5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, dan 40% selama 6 jam.
 Memasukkan ke dalam larutan NaCl pada erlenmeyer
 Menghomogenkan lalu mendiamkan sampel selama ± 2 menit
 Memipet 1 mL sampel menggunakan pipet ukur 1000μ ke dalam tabung reaksi 1
 Memipet 1 mL sampel menggunakan pipet ukur 1000μ dari tabung reaksi 1,
memasukkan ke dalam tabung reaksi 2
 Memipet 1 mL sampel menggunakan pipet ukur 1000μ dari tabung reaksi 2,
memasukkan ke dalam tabung reaksi 3
 Memipet 1 mL sampel menggunakan pipet ukur 1000μ dari tabung reaksi 3,
memasukkan ke dalam tabung reaksi 4
 Kemudian memipet menggunakan pipet ukur 100μ dari tabung reaksi 3 ke cawan
petri 10−4. Lalu ratakan menggunakan stik golf.
 Kemudian memipet menggunakan pipet ukur 100μ dari tabung reaksi 4 ke cawan
petri 10−5. Lalu ratakan menggunakan stik golf.
 Setelah itu membungkus dengan kertas dan memberi nama kelompok
 Akhirnya menyimpan pada inkubator selama 6 hari
d. Fiksasi
 Menyiapkan preparate dan membersihkannya dengan alkohol
 Mengambil bakteri dengan menggunakan ose pada cawan petri terbanyak koloninya.
 Kemudian mendiamkan sampai kering.
e. Pengecatan
 Memberikan larutan gram A (violet) 1 tetes, lalu mendiamkan selama ± 3 menit,
kemudian mencuci dengan aquades.
 Memberikan larutan gram B (lugol) 1 tetes, lalu mendiamkan selama ± 2 menit,
kemudian mencuci dengan aquades.
 Memberikan larutan gram C (alkohol) 1 tetes, lalu mendiamkan selama 20 detik,
kemudian mencuci dengan aquades.
 Memberikan larutan gram D (safranin) 1 tetes, lalu mendiamkan selama 2 menit,
lalu membilas dengan aquades.
 Akhirnya menunggu sampai kering atau bisa mengelap sebagian dengan tissue.
 Menambahkan minyak imersi sebelum mengamati menggunakan mikroskop.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Pengamatan

JUMLAH
BENTUK
NO SAMPEL MIKROBA GRAM GAMBAR
KOLONI
10-4 10-5
-

Ikan lele
1 penggaraman TBUD 138 Coccus Positif
0%

Ikan lele
2 penggaraman TBUD 69 Basil Positif
5%
Ikan lele
3 penggaraman TBUD TBUD Coccus Negatif
10%

Ikan lele
4 penggaraman TBUD TBUD Basil Negatif
15%

Ikan lele
5 penggaraman TBUD TBUD Coccus Positif
20%

Ikan lele
6 penggaraman TBUD TBUD Coccus Negatif
25%
Ikan lele
7 penggaraman TBUD TBUD Coccus Positif
30%

Ikan lele
8 penggaraman TBUD 26 Basil Positif
35%

Ikan lele
9 penggaraman 55 36 Basil Positif
40%

3.2 Pembahasan

Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler prokariotik (inti selnya tidak memiliki


membran/selaput inti) yang mempunyai dinding sel seperti tumbuhan namun
umumnya tidak berklorofil. Bakteri yang tersebar dalam bentuk koloni, sehingga
sulit untuk diamati.

Pada praktikum tentang pengamatan mikroba halofilik dan halotoleran menggunakan


ikan lele dengan konsentrasi penggaraman mulai dari 0%, 5%, 10%, 15%, 20%,
25%, 30%, 35%,dan 40% beberapa kelompok mendapatkan jumlah mikroba, bentuk
koloni miroba, dan jenis mikroba yang berbeda-beda.
Dibawah adalah masing – masing hasil mikroba dari setiap kelompok:

Kelompok 1 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 0%


Ikan lele penggaraman 0% kelompok 1, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD, cawan
105 yaitu 138, bentuk koloninya basil,
mengandung gram positif.
1
Perhitungan pengenceran ke 5 138 × 10−5 =
138 × 10 − 5
Kelompok 2 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 5%
Ikan lele penggaraman 5% kelompok 2, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD, cawan 10-
5
yaitu 69, bentuk koloninya basil, mengandung
gram positif.
1
Perhitungan pengenceran ke 5 69 × 10−5 = 69 ×
10 − 5
Kelompok 3 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 10%
Ikan lele penggaraman 10% kelompok 3, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD, cawan 10-
5
yaitu TBUD, bentuk koloninya coccus,
mengandung gram negatif.
Tidak ada perhitungan karena mikroba tidak dapat
dihitung (TBUD)
Kelompok 4 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 15%
Ikan lele penggaraman 15% kelompok 4, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD , cawan
10-5 yaitu TBUD , bentuk koloninya Basil,
mengandung gram negatif.
Tidak ada perhitungan karena mikroba tidak dapat
dihitung (TBUD)
Kelompok 5 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 20%
Ikan lele penggaraman 20% kelompok 5, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD , cawan
10-5 yaitu TBUD, bentuk koloninya coccus,
mengandung gram positif.
Tidak ada perhitungan karena mikroba tidak dapat
dihitung (TBUD)
Kelompok 6 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 25%
Ikan lele penggaraman 25% kelompok 6, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD, cawan 10-
5
yaitu TBUD, bentuk koloninya coccus,
mengandung gram negatif
Tidak ada perhitungan karena mikroba tidak dapat
dihitung (TBUD).
Kelompok 7 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 30%
Ikan lele penggaraman 30% kelompok 7, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD, cawan
10-5 yaitu TBUD, bentuk koloninya coccus,
mengandung gram positif.
Tidak ada perhitungan karena mikroba tidak dapat
dihitung (TBUD)
Kelompok 8 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 35%
Ikan lele penggaraman 35% kelompok 8, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu TBUD, cawan 10-
5
yaitu 26, bentuk koloninya, bentuk koloninya
basil mengandung gram positif
1
Perhitungan pengenceran ke 5 26 × 10−5 = 26 ×
10 − 5
Kelompok 9 Dari hasil pengamatan ikan lele penggaraman 40%
Ikan lele penggaraman 40% kelompok 9, untuk hasil penanaman dengan
mengambil sebagian kecil mikroba maka mikroba
yang tumbuh dicawan 10-4 yaitu 55, cawan 10-5
yaitu 36, bentuk koloninya basil, mengandung
gram positif.
1
Perhitungan pengenceran ke 4 = 55 × 10−4 =
55 × 10 − 4
1
Perhitungan pengenceran ke 5 36 × 10−5 = 36 ×
10 − 5
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah spread plate. Spread Plate
adalah teknik penanaman dengan menyebarkan suspensi bakteri dipermukaan media
agar untuk diperoleh kultur murni. Hasil penanaman bakteri pada setiap kelompok
ternyata masih banyak yang TBUD atau tidak bisa dihitung mikrobanya. Hasil
pewarnaan gram pada setiap kelompok ternyata ada yang mengandung gram positif
dan ada juga yang mengandung gram negatif.

4.2 Saran
Lebih teliti dan berhati-hati lagi ketika melakukan percobaan agar mencegah
kontaminasi pada media, sehingga mikroba yang dihasilkan nantinya dapat menyebar
merata dan dihitung jumlah serta diamati jenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta:


Kanisius.
Moeljanto, R., 1982. Penggaraman dan Pengeringan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rochima, E. 2005. Aplikasi Kitin Deatilase Termostabil dari Bacillus papandayan K 29-14
Asal Kawah Kamojang Jawa Barat pada Pembuatan Kitosan. Tesis, Fateta IPB.
Rosida dan Enny K.B.S.2007. Pengaruh konsentrasi starter lactobacillus plantarum dan
lama fermentasi terhadap kualitasdan kerusakan produk terasi. FTI UPN Veteran
Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai